LP Stase Persalinan Dan BBL Atas Nama Samini
LP Stase Persalinan Dan BBL Atas Nama Samini
LP Stase Persalinan Dan BBL Atas Nama Samini
DISUSUN OLEH :
Samini
NIM : 22390179
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDAN PADA PERSALINAN DAN BBL
Disusun Oleh:
Nama : Samini
NIM : 22390179
Disetujui
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : (Sri Apriani,S.ST)
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Ana Mariza, S.ST., M.Kes)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Laporan Pendahuluan “ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN
DAN BBL”
COVER................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan........................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu
dan keluarga. Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan
keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi
proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting
dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian
proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bagi bayi
yang dilahirkan. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sumarah, dkk, 2009) .
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada
kehamilan yang cukup bulan (37–42 minggu) dengan ditandai adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan
mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala
tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan
janin (Puspita, 2014).
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis yang
dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus merupakan suatu hal yang
menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut maupun
cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan. Perasaan takut
dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis, seperti: nyeri, otot-otot
menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan
menghambat proses persalinan.
Indonesia masih tergolong tinggi pada Negara-negara di ASEAN
(Association South East Asian Nation) dan menjadi salah satu Negara yang
menjalankan program Sustainable Development Goals (SDG’s), yang memiliki
target menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2030 (Ermalena, 2017).
AKI menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012).
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan
dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses
persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama persalinan
merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan
mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama proses asuhan
berlangsung. Kebutuhan dasar ibu selama persalinan
2. Tujuan
a. Tujuan umum
khusus Mahasiswa mampu menerapkan teori dan keterampilan yang telah
didapatkan dalam melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL
b. Tujuan khusus
1) Mampu menjelaskan mengenai konsep dasar persalinan
2) Mampu mengidentifikasi perubahan fisiologis dan psikologis dalam
persalinan
3) Mampu Menjelasakn mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
persalian
4) Mampu mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu bersalin
5) Mampu menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
3. Manfaat
1) Bagi Institusi Pendidikan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa.
2) Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mengetahui tentang perawatan atau asuhan yang
diberikan pada ibu bersalian dan bayi baru lahir.
b. Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapatkan dari institusi
dan menuangkannya dalam dokumentasi asuhan kebidanan.
3) Bagi Klien (ibu)
Dapat dijadikan masukan untuk pasien (ibu) agar lebih mengerti
tentang persalinan dan perawatan bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Definisi Persalinan
Primigravida Multigravida
7) Pemeriksaan Refleks
Beberapa gerak reflek diantaranya :
a. Breathing Reflex yaitu refleksberupa menghirup dan
menghembuskan nafas secara berulang - ulang
b. Eyeblink Reflex yaitu refleks menutup mata dan
mengejapkan mata , yang bertujuan untu melindungi
mata , bertahan secraa permanen
c. Pupilary Reflex yaitu refleks berupa menyempitkan pupil
mata terhadap cahaya terang dan membesarkan pupil
mata pada lingkungan yang gelap.
d. Rooting reflex yaitu refleks berupa memalingkan pipi
kearah rangsangan sentuhan dan akan melemah setelah
usia 6 bulan
e. Sucking reflex yaitu refeleks menghisap benda yang
ditempatkan dimulutnya akan berubah setelah beberapa
bulan melalui pengalaman
f. Swallowing reflex yaitu refleks menelan yang
memungkinkan bayi memasukan makanan bersifat
permanen tetapi berubah melalui pengalaman
g. Babinski reflex yaitu berupa jari – jari kaki yang
mencekram ketika bagian bawah kaki diusap dan akan
menghilang dalam waktu 8 -12 bulan.
h. Grapsing reflex yaitu berupa jari –jari tangan mencekram
benda – benda disekitar yang disentuh kebayi dan akan
menghilang dalam waktu 3- 4 bulan.
8) Pemberian Imunisasi Hepatitis B (Hep -0)
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 2-3 jam
setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular .Imunisasi
Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Penularan
Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal
(penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan horisontal
(penularan dari orang lain). Dengan demikian untuk mencegah
terjadinya infeksi vertikal, bayi harus diimunisasi Hepatitis B
sedini mungkin. Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada
yang tetap membawa virus Hepatitis B didalam tubuhnya sebagai
carrier (pembawa) hepatitis. Resiko penderita Hepatitis B untuk
menjadi carrier tergantung umur pada waktu terinfeksi. Jika
terinfeksi pada bayi baru lahir, maka risiko menjadi carrier 90%.
Sedangkan yang terinfeksi pada umur dewasa risiko menjadi
carrier 5-10%.
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi
umur 0 – 7 hari karena:
a. Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis B.
b. Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat
lahir dari ibu pembawa virus.
c. Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut
menjadi Hepatitis menahun, yang kemudian dapat
berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer
d. Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi
sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B.
9) Penilaian Skor New Ballard
Penilaian usia kehamilan tidak boleh dilakukan terburu –
buru tapi harus sistematis dan dilakukan saat bayi stabil dan
dalam keadaan tenang dan biasa. Maturitas fisik paling kaurat
dilakukan segera setalh bayi lahir. Jika bayi mengalami proses
yang sulit selama persalinan dan kelahiran atau terkena efek obat
persalinan maturitas neurologisnya tidak bisa dinilai secar akurat.
Pada waktu ini dan dengan demikian harus diulang setelah 24
jam.
Jika penilaian neurologis tidak dapat dilakukan , perkiraan usia
kehamilan bisa dilakukan berdasarkan skor ganda penilaian
fisik .prosedur penilaian harus dilakuakn dengan tepat dan
petugas pemeriksa berikutnya harus mempunyai kesempatan
untuk mengkaji prosedur dengan staff yang lebih berpengalaman.
1) Menilai maturitas fisik bayi dan diberi tanda “X” pada
kotak dalam formulir yang menjelaskan tentang bayi. Jika
pemeriksaan kedua dilakukan tuliskan “o” pada kotak
yang benar
2) Menilai maturitas neuromuskuler bayi dan tulisan “x”
pada kotak dalam formulir yang paling menjelaskan
tentang bayi . jika pemeriksaan kedua dilakuakn “o” pada
kotak yang benar
a. Postur: Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi
saat istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangkan. Pada
bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendapat
perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati matur
menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif.
b. Square window: pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan
menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan
lembut. Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan
terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi
pada pergelangan tangan.
c. Arm recoil: Dievaluasi pada saat bayi terlentang. Pegang
kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh
mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan
lepaskan. Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan.Skor 0:
tangan tetap terentang/gerakan acak.
a. Skor 1: fleksi parsial 140-180 derajat
b. Skor 2: felski parsial 110-140 derajat
c. Skor 3: fleksi parsial 90-100 derjat
d. Skor 4: kembali ke fleksi penuh.
d. Popliteal Angle: bayi berbaring terlentang, tanpa popok,
paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa
memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan
sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain.
Jangan memberikan tekanan pada paha belakang. Kaki bayi
diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap
ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di
daerah popliteal. Pastikan pemeriksa harus menunggu
sampai bayi berhenti menendang secara aktif sebelum
melakukan ekstensi kaki.
e. Scarf sign: Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang
bahu. Bayi berbaring terlentang, pemeriksa mengarahkan
kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan
bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu
jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku
bayi. Amati posisi siku pada dada bayi.
a. Skor -1: penuh pada tingkat leher
b. Skor 0: garis aksila kontralateral
c. Skor 1: kontralateral baris puting
d. Skor 2: prosesu xypohid
e. Skor 3: garis puting ipsilateral
f. Skor 4: garis aksila ipsilateral.
f. Heel to Ear: Manuver ini menilai tonus pasif ototo fleksor
pada gelang panggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu
pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik
sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa,
pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan
amati jarak antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi
lutut. Resistensi tumit ketika berada pada atau dekat
telinga (-1), hidung (0), dagu (1), puting barus (2), daerah
pusar (3), dan lipatan femoralis (4).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Asuhan persalian yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai
derajat kesehtan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang
terinegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal. Dengan pendekatan
asuhan pelayanan kebidanan dalam asuhan persalianan dan BBL agar
intervensi yang diaplikasikan harus berdasarkan SOP dan bukti ilmiah yang
berdasarkan evidencebased. Agar asuhan kebidanan pada persaliann dan BBL
memberi manfaat bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan
Praktik asuhan kebidanan pada persalianan dan BBL yang meliputi,
konsep persalianan, perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalianan,
faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, kebutuhan dasar ibu bersalain
yang meliputi kebutuhan fisiologis dan psikologis serta asuah pada bayi baru
lahir sesuai dengan padoman pelayanan kesehatan neonatal esensial, yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta derajat kesehatan masyarakat
khususnya ibu dan anak.
2. Saran
a. Bagi mahasiswa
Dapat memberikan atau menyarankan pemberian asuhan persalian dan BBL
yang sesuai dengan standar.
b. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan dapat melakukan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu
bersalin dan BBL sessui SOP secara mandiri maupun kolaboratif.
c. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat khususnya ibu bersalin agar dapat meningkatkan
pengetahuan berkaitan dengan kesehatan dalam masa persalina.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilian, Solechatin Venna, Wagiyo, dan Elisa (2016).Efektivitas Massase Fundus Uteri
Terhadap Volume Lochea Rubra pada Kala IV di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.
Diponegoro, AM dan S.F. Budi Hastuti (2009).Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Lama
Persalinan Kala II pada Ibu Primipara.Jurnal Humanitas. Vol (6) : 2.
Eniyati & Melisa (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Endang S, Ari K. (2020) Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. Australia Indonesia Partnership For Health System
Strengthening (AIPHS)
Ermalena, M.H.S. and RI, W., 2017. Indikator Kesehatan SDGs di Indonesia. The 4th
ICTOH, Jakarta.
Ika Pantiwati, dkk (2016). Efektivitas Posisi Persalinan Dengan Waktu Persalinan Kala II
Pada Ibu Bersalin Primipara Di RSKBD Panti Nugroho Purbalingga.
JNPK-KR. Pelatihan klinik asuhan persalinan normal. Jakarta: Depkes RI; 2014.
Kementerian Kesehatan RI (2013). Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir
di Era Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kemenkes RI.
Nurasiah, A & Rukmawati, A. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan.Bandung: PT.
Refika Aditama
Prawirohardjo (2014). Ilmu Kebidanan; Jakarta; PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak-Griffin, D. (2014). Keperawatan Maternitas: Kesehatan
Wanita, Bayi, & Keluarga, Volume 2, Edisi 18. Jakarta: EGC.
Rukiyah AY, dkk. (2012). Asuhan Kebidanan II Persalinan. Jakarta: CV. TransInfoMedia
Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, A., Nugrahaeny (2013). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Salemba Medika
Sulisdian , Erfiani,Zulfa (2019) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Surkarta .CV OASE GRUP
Simkin, P. and Ancheta, R., 2005. Buku saku persalinan. Jakarta: EGC.
Varney, H., Kriebs JM., Gegor CL. (2008) Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4. Jakarta:
EGC; 2008
Walyani ES, Purwoastuti TE. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press
Widiastini, Luh Putu. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir. In
Media, 2018.
Yuliastanti, Triani, dan Novita Nurhidayati(2013). Pendampingan Suami dan Skala Nyeri
Pada Persalinan Kala 1 Fase Aktif. Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP
Purwokerto. Vol (4).
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Samini
Nim : 22390179
Pembimbing : Ana Mariza, S.ST., M.Kes
Judul : Laporan Pendahuluan Asuhan Pada
Persalinan dan BBL