Laporan Kasus Maria Abon Pijat Bayi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN PIJAT


BAYI BY. “B” DI PRAKTIK BIDAN MANDIRI
SAGITA PALEMBANG

Maria Abon
40121011

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKES ABDURAHMAN PALEMBANG
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN PIJAT BAYI BY.”B”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN SAGITA PALEMBANG

Disusun Oleh:

Maria Abon
40121011

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDURAHMAN PALEMBANG

telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan


diperkenankan untuk diujikan

Palembang,
Pembimbing Akademik

(Rini Anggeriani, S.ST., M.Bmd)


NIDN. 0220109102

ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN PIJAT BAYI BY.”B”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN SAGITA PALEMBANG

Disusun Oleh:

Maria Abon
40121011

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji


Program Studi Profesi Bidan STIKES Abdurahman Palembang, pada:

Hari : Sabtu
Tanggal : 19 Februari 2022

Penguji I Penguji II

(Rini Anggeriani, S.ST., M.Bmd) (Sagita Darma Sari, S.ST., M.Kes)


NIDN.0220109102 NIDN.0211129001

Mengetahui,
Ka. Prodi Profesi Bidan Ketua STIKES Abdurahman

(Popy Apriyanti, M.Keb) (H. Su’aidy Arahman, SE, S.Sos, MM)


NIDN.0216049003 NIP. 1965212171990031002

KATA PENGANTAR

iii
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Dengan Pijat Bayi By.”B” Di Praktik Mandiri Bidan Sagita
Palembang’’. Laporan Kasus ini dibuat dalam rangka pembelajaran sekaligus
untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswi Prodi Profesi Bidan di STIKES
Abdurahman Palembang. Penyusunan Laporan Kasus ini penulis banyak
mengalami hambatan serta banyak kekurangan. Namun berkat bimbingan dan
bantuan serta semangat dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Studi Kasus ini dengan maksimal.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Hj. Rosyidah Arahman, selaku Ketua Yayasan Abdurahman Palembang.
2. H. Su’aidy Arahman, SE, S.Sos, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdurahman Palembang.
3. Popy Apriyanti, M.Keb selaku Ka. Prod Profesi bidan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdurahman Palembang.
4. Rini Anggeriani, S.ST., M.Bmd selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan, koreksi, serta nasehat sehingga Laporan
Kasus ini dapat diselesaikan.
5. Praktek Mandiri Bidan (PMB) Sagita atas izin, bantuan, bimbingan serta
pembelajaran selama penulis melakukan pengkajian Laporan Kasus ini.
6. Ny.”R”, selaku orang tua bayi “B” atas kerjasamanya dalam menyelesaikan
laporan studi kasus ini
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa baik yang telah diberikan
dan menjadikan yang terbaik bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa laporan
kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dan berharap agar laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Febuari 2022

Penulis

DAFTAR ISI

iv
Hal
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
IDENTITAS....................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN................................................................................xii
DAFTAR ISTILAH........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................4
1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan....................................................4
1.5 Gambaran Kasus.............................................................................5
1.6 Metode Penulisan............................................................................7
1.7 Hasil Yang Diharapkan...................................................................7
1.8 Sistematika Penulisan.....................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................9


2.1 Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan........................................10
2.1.1 Definisi Kehamilan..........................................................10
2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan...................................................10
2.1.3 Perubahan Fisik Pada Kehamilan....................................14
2.1.4 Perubahan Psikologi Pada kehamilan..............................22
2.1.5 Kebutuhan dasar Ibu Hamil.............................................24
2.1.6 Tanda-Tanda Bahaya pada Kehamilan............................29
2.1.7 Antenatal Care.................................................................29
2.1.8 Jadwal Kunjungan Kehamilan.........................................35
2.1.9 Pemeriksaan Abdomen....................................................37
2.1.10 Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal............................41
2.1.11 Senam Hamil ................................................................46

BAB III PERKEMBANGAN KASUS..........................................................130


3.1 Asuhan Kebidanan Senam Hamil ..................................................142

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................161

BAB V PENUTUP..........................................................................................178

v
5.1 Kesimpulan.....................................................................................178
5.2 Saran...............................................................................................179
5.2.1 Bagi Lahan Praktik............................................................179
5.2.2 Bagi Mahasiswi..................................................................179
5.2.3 Bagi Institusi......................................................................179

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1 : Dokumentasi
2: Lembar konsultasi

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu


keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu
keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat
menyebabkan kematian. Oleh karena itu, bidan sangat berperan penting
dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peran tersebut mencakup
pemeriksaan yang berkesinambungan yaitu asuhan pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan pemberian informasi mengenai
kontrasepsi. (Manuaba, 2014) Setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko
kematian ibu. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama
kehamilan sampai masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu
dan bayinya. Dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian ibu,
Kementerian Kesehatan menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan
ibu di masyarakat. (Riskesdas, 2013)
Menurut WHO pemeriksaan kehamilan berfungsi sebagai deteksi dini
terjadinya resiko tinggi pada kehamilan dan persalinan juga dapat
menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya
dengan melakukan pemeriksaan selama kehamilannya, sehingga dapat
mengetahui secara dini kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul
pada kehamilan tersebut cepat diketahui dan segera dapat diatasi sebelum
berpengaruh tidak baik terhadap 13 kehamilan tersebut dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan. (Winkjosastro dalam Damayanti, 2013) Oleh karena
itu setiap ibu yang sedang hamil memerlukan pendamping yang kompeten
dalam menjalani proses kehamilan, persalinan sampai nifasnya untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan pendeteksian komplikasi secara
dini. Bidan harus memiliki kompetensi agar kehamilan, persalinan dan nifas
dapat tetap berjalan dengan fisiologis. Tidak hanya asuhan kepada ibu namun
2

asuhan terhadap bayi khususnya bayi baru lahir juga perlu perhatian lebih.
Pentingnya upaya dalam meningkatkan kesehatan dan perkembangan bayi
perlu adanya perawatan yang baik untuk bayi tersebut. Salah satunya adalah
pijat yang dilakukan pada bayi. Menurut Underdown dalam (Subakti dan
Deri, 2008) dari Warwick Medical School, Institute of Education dan
Universitas Warwick Conventry menyatakan bahwa pemijatan pada bayi dan
balita dapat meningkatkan kesehatan fisik dan ketahanan mentalnya. Pijat
bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari
seorang ibu adalah kebutuhan dasar bayi. Jika pijat bayi dilakukan secara
teratur akan meningkatkan hormon katekolamin (epinefrin dan norepinefrin)
yang dapat memicu stimulasi tumbuh kembang karena dapat meningkatkan
nafsu makan, meningkatkan berat badan, dan merangsang perkembangan
struktur maupun fungsi otak (Riksani, 2012).
Pijat bayi sangat penting bagi kesehatan bayi. Terutama apabila
dilakukan oleh orangtua sendiri. Sehingga peran orangtua sangat dibutuhkan
dalam memberikan pijatan pada bayi agar menciptakan komunikasi antara
orangtua dan bayi melalui sentuhan pijatan yang mengandung unsur kasih
sayang, suara, kontak mata, dan gerakan. Pijat pada bayi dapat melibatkan
keluarga-keluarga terdekat untuk mendekatkan hubungan emosional,
misalnya ayah, nenek, kakek. Naluri seorang bayi dapat merespon sentuhan
dari ibunya sebagai ungkapan rasa cinta, perlindungan, dan perhatian (Roesli,
2013) Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia ialah pada waktu
dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir. Proses kelahiran adalah
pengalaman traumatik pada bayi karena bayi harus meninggalkan rahim yang
hangat, aman, nyaman dan dengan keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu
dunia yang dapat bergerak tanpa batas, yang menakutkan tanpa sentuhan-
sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya, seperti halnya ketika di
dalam rahim. (Roesli, 2011)
Pengaruh positif pijat atau sentuhan pada proses tumbuh kembang bayi
dan anak telah dikenal manusia. Namun penelitian ilmiah mengenai hal
3

tersebut masih belum banyak dilakukan. Padahal pada kenyataanya pijat pada
bayi dan anak sangat penting. Terapi sentuh atau pijat bayi dan anak banyak
sekali manfaatnya. Terapi sentuh terutama pijat, menghasilkan perubahan
fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain
melalui pengukuran kadar kortisol air liur, kartisol plasma secara
Radioimunoassay, kadar hormon stress (Chatecholamine), air seni dan
pemeriksaan EEG (Electro Enchepalogram) dan gambaran gelombang otak.
(Dewi, 2012) Melihat pentingnya peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang
berwenang menangani asuhan kebidanan maka penulis akan melakukan
asuhan kebidanan komprehensif. Asuhan kebidanan komprehensif adalah
asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari ibu hamil, bersalin,
nifas, serta bayi baru lahir. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
untuk menyusun laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Dengan
Pijat Bayi By. “B” di PMB Sagita Palembang Tahun 2022”.

1.1 Rumusan Masalah


Bagaimanakah menerapkan asuhan kebidanan Bayi pada Pijat Bayi By. “B”
di PMB Sagita Palembang tahun 2022?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan asuhan kebidanan Bayi pada Pijat
Bayi By. “B” di PMB Sagita Palembang tahun 2022.
1.3.2 Tujuan Khusus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai dengan prosedur dan
standar pelayanan kebidanan

1.4 Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


1.4.1 Waktu
a. Waktu melakukan kasus ini tanggal 26 Febuari 2022
1.4.2 Tempat
4

Di PMB Sagita Palembang


1.5 Metode Penulisan
Pada laporan studi kasus ini, penulis menggunakan metode narasi yang
menceritakan kejadian yang sesuai dengan hasil penemuan yang terjadi pada bayi
By. “B” dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

1.6 Hasil Yang Diharapkan


Pada laporan kasus ini menerapkan manajemen asuhan kebidanan bayi baru
lahir, maka diharapkan mahasiswa mampu :
a. Dapat mempelajari lebih jauh tentang asuhan-asuhan kebidanan sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
b. Mahasiswi mampu melaksanakan peran sebagai seorang bidan.
c. Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pendidikan kelapangan atau
komunitas.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secara bersih, aman
dan nyaman sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berlaku
e. Mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan yang diberikan dengan
menggunakan metode SOAP

1.8 Sistematis Penulisan


BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan (tujuan umum dan tujuan khusus), waktu dan tempat
pengambilan kasus, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan teori.
BAB III Perkembangan kasus.
BAB IV Pembahasan.
BAB V Penutup.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000
gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Neonatus ialah bayi yang
baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari
kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari
ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi.
(Rukiyah,2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir
dengan nilai APGAR antara 7 – 10 (Wagiyo, 2016).

2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal


Menurut (Wagiyo, 2016), Ciri-ciri bayi baru lahir normal dan sehat
adalah sebagai berikut:
a. Berat badan bayi normal antara 2500 – 4000 gr.
b. Panjang badan antara 48-52 cm.
c. lingkar kepala bayi 33 35 cm.
d. Lingkar dada 30 – 38 cm.
e. Detak jantung 120-140x/menit.
f. Frekuensi pernafasan 40 – 60x/menit.
g. Rambut lanugo (bulu badan yang halus) sudah tidak terlihat, rambut
kepala sudah muncul.
h. Warna kulit badan merahan muda dan licin.
i. Kuku yang agak panjang dan lemas.
6

j. Reflek menghisap dan menelan sudah baik ketika diberikan Inisiasi


Menyusui Dini (IMD).
k. Reflek gerak memeluk dan menggenggam sudah baik.
l. Mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir, keluarnya
mekonium menjadi indikasi bahwa fungsi pencernaan bayi sudah
normal.
m. Feses bayi berwarna hitam kehijau-hijauan dengan konsistensi likuid
atau lengket seperti aspal. Pada laki-laki testis sudah turun dan
perempuan labiya mayora sudah menutupi labiya minora

2.1.3 Asuhan bayi baru lahir normal


Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran (Sudarti, 2017).
Aspek penting dari asuhan segera setelah lahir adalah:
a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
1. Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu, ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi
tersebut dengan selimut, pastikan bayi tetap hangat dengan
memeriksa telapak bayi setiap 15 menit apabila telapak bayi terasa
dingin, periksa suhu aksila bayi, apabila suhu bayi kurang dari
36.5° C, segera hangatkan bayi
b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan ikut ibunya
sesegera mungkin
1. Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara
ibu dan bayi penting untuk mempertahankan panas yang benar
pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan pemberian ASI
2. Doronglah ibu untuk menyusui bavinya apabila bayi tetap siap
dengan menunjukkan rooting reflek.
3. Jangan pisahkan bayi sedikitnya satu jam setelah persalinan.
c. Menjaga pernafasan
7

1. Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit jika tidak


bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut: keringkan bayi dengan
selimut, gosoklah punggung bayi dengan lembut.
d. Merawat mata berikan Eritromicin 0,5% atau Tetrasiklin 1%, untuk
pencegahan penyakit mata krl klamidia dan berikan tetes mata segera
setelah lahir
2.1.4 Macam-Macam Refleks Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Wagiyo, (2016) macam-macam refleks fisiologis dan keadaan
patologis pada bayi baru lahir adalah pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Refleks fisilogis dan Patologis Pada Bayi Bari Lahir
Pemeriksaan Cara Kondisi Normal Kondisi Patologis
Refleks Pengukuran

Berkedip Sorot cahaya ke Dijumpai pada tahun Jika tidak dijumpai


mata bayi pertama menunjukan kebutaan

Tanda babinski Gores telapak Jari kaki mengembang Bila mengembang jari kaki
kaki sepanjang dan ibu jari kaki dorsofleksi setelah umur 2
tepi luar, dari dorsofleksi, di jumpai tahun adanya tanda lesi
tumit sampai umur 2 tahun ekstrapiramidal

Moro’s Ubah posisi Lengan ekstensi, jari Refleks yang menetap lebih
dengan tiba-tiba mengembang kepala 4 bulan adanya kerusakan
atau pukul terlempar kebelakang, otak, respons tidak simetris
meja/tempat tungkai sedikit ekstensi, adanya hemiparesis, fraktur
tidur ekstremitas bawah klavikula, atau cidera fleksus
ekstensi. brachialis.

Menggenggam Letakkan jari di Jari-jari bayi Fleksi yang tidak simetris


(Palmar grap’s) telapak tangan melengkung di sekitar menunjukkan adanya
jari yang di letakkan di paralysis, refleks
telapak tangan bayi dari menggenggam yang
sisi ulnar, refleks ini menetap menunjukkan
menghilang dari umur 3- gangguan serebral.
4 bulan

Rooting Gores sudut Bayi memutar ke arah Tidak adanya reflek


mulut bayi garis pipi yang di gores, menunjukkan adanya
tengah bibir. refleks ini menghilang gangguan neurologi berat.
Bertepuk tangan pada umur 3-4 bulan.
dengan keras Tetapi bias menetap
sampai umur 12 bulan
khususnya selama tidur.
8

Kaget (startle) Bertepuk tangan Bayi mengekstensi dan Tidak adanya refleks
dengan keras memfleksi lengan |dalam menunjkkan adanya
berespons terhadap suara gangguan pendengaran.
yang keras tangan tetap
rapat

Menghisap Berikan bayi Bayi menghisap dengan Refleks yang lemah atau
botol dot kuat berespon terhadap tidak ada menunjukan
stimulasi, refleks kelambatan perkemabangan
menetap selama bayi atau keadaan neurologi yang
abnormal

Sumber: (Wagiyo, 2016)

2.1.5 Penanganan Bayi Baru Lahir


Menurut Wagiyo (2016), Bayi Baru Lahir normal terbagi dalam dua
tahapan, yaitu:
a. Perawatan 1 jam pertama setelah lahir.
1. Cegah pelepasan panas yang berlebihan segera setelah bayi lahir.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi dan
letakan pada perut ibu.
2. Keringkan kepala dan tubuh bayi dari cairan ketuban atau cairan
lain yang membasahi mengunakan handuk atau kain bersih.
3. Selimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain kering.
4. Bagian kepala bayi mempunyai permukaan yang paling luas
dibandingan seluruh tubuh, bila permukaan kepala tidak ditutupi,
bayi akan kehilangan panas tubuhnya secara cepat.
5. Lakukan pengekleman tali pusat 2-3 cm di atas umbilikus, urut tali
pusat dari klem pertama kearah distal kurang lebih 3 cm pasang
klem ke-2 dan lakukan pemotongan tali pusat dengan
gunting,lakukan pengikatan dengan bayi tetap terbungkus kain
kering atau handuk.
6. Ganti handuk bila basah, kain yang basah yang melekat akan
menurunkan suhu badan sehingga bayi menjadi hipotermi.
9

7. Jangan menimbang bayi dalam keadaan tidak berpakaian.,


menimbang bayi segera setelah lahir, apabila dalam keadaan tidak
berpakaian juga berisiko menyebabkan hilangnya panas.
8. Jangan memandikan bayi setidaknya hingga 6 jam setelah
persalinan, menjaga lingkungan yang hangat dengan meletakkan
bayi pada lingkungan yang hangat dan sangat dianjurkan untuk
meletakkan bayi dalam dekapan ibunya.
9. Kontak dini atau IMD segera setelah bayı lahir diletakkan di atas
dada atau perut ibu tanpa dibatasi kain dan biarkan bayi mencari
puting susu ibunya dan dalam dekapan bayi akan merasa hangat,
juga melatih reflek isap bayi.
10. Bebaskan atau bersihkan jalan napas dengan mengusap mukanya
menggunakan kain atau kasa yang bersih dari darah atau lendir
segera setelah kepala bayi lahir.
11. Lakukan rangsangan taktil dengan cara mengeringkan tubuh bayi
yang pada dasarnya tindakan rangsangan. Untuk bayi yang sehat,
prosedur tersebut sudah cukup untuk merangsang upaya napas.
12. Perawatan tali pusat dengan cara tali pusat yang sudah diikat
dibungkus dengan kasa kering steril dan pastikan tetap kering.
13. Pencegahan infeksi pada mata dilakukan dengan memberikan tetes
mata atau salep mata antibiotik dalam 2 jam post partum
14. Pencegahan pendarahan pada bayi baru lahir normal cukup bulan
diberikan vitamin K per-oral 1 mg per hari selama 3 hari atau
injekst vitamin K 1 mg secra IM dan segera berikan ASI dengan
tujuan melatih reflek isap bayi.
15. Membina hubungan psikologis ibu dan anak, membantu kontraksi
uterus melalui rangsangan pada puting susu, memberi ketenangan
pada ibu dan perlindungan bagi bayinya, mencegah hilangnya
panas yang berlebihan pada bayi.
16. Lakukan pemasangan identifikasi bayi berupa alat pengenal segera
pasca persalinan.
10

17. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan
catat dalam rekam medis
b. Perawatan setelah 24 jam.
1. Lakukan perawatan tali pusat, pertahankan sisi tali pusat dalam
knadaan terbuka supaya terkena udara dan tutupi dengan kain
bersih.
2. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air
bersih, dan keringkan betu-betul.
3. Dalam waktu 24 jam wan sebelum ibu-bayi dipulangkan ke rumah,
berikan imunisasi BCG, polio oral, dan hepatitis B.
4. Ajarkan ibu mengenal tanda-tanda bahaya pada bayi dan beritahu
supaya merujuk bayi untuk segera perawatan lebih lanjut.
5. Ajarkan pada orang tua perawatan harian untuk bayi baru lahir
seperti perawatan tali pusat, memandikan, memberi ASI sesuai
kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari
hari pertama.
6. Ingatkan ibu supaya mempertahankan bayi selalu dengan ibu.
7. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat, dan kering, dengan
mengganti popok dan selimut sesuai keperluan.
8. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (dapat
menyebabkan dehidrasi).
9. Ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam
perkembangan, apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi
harus bersih.
10. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
11. Awasi masalah dan kesulitam pada bayi dan minta bantuan jika
perlu, jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit atau
infeksi.
12. Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.

2.2 PIJAT BAYI


11

2.2.1 Pengertian Pijat Bayi


Penelitian ilmiah telah banyak dilakukan di negara-negara maju yang
mengungkap tentang pijat bayi. Sejarah pemijatan di Indonesia berawal
dari nenek moyang pada masa lampau, namun pijat bayi yang
diperkenalkan bukanlah pijat tradisional yang dilakukan oleh dukun
bayi atau dukun pijat yang pijatannya tidak aman. Pijat bayi yang di
masyarakatkan ini adalah pijat modern yang memadukan antara ilmiah
(kesehatan), seni, dan kasih saying.
Beberapa perbedaan antara pijat bayi tradisional dan modern sebagai
berikut:
1. Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang
katanya turun temurun. Sedangkan pijat modern justru dilakukan
oleh ibunya sendiri, ayah, nenek, atau kakek yang merupakan orang
terdekat dengan si kecil.
2. Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang
kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe,
bawang atau dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung
minyak atsiri yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih
pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat modern yang hanya
menggunakan baby oil (minyak khusus bayi), minyak zaitun murni,
atau lotion (losion) yang dianjurkan oleh dokter.
3. Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
kadang disertai dengan jamu. Sedangkan pijat modern adalah terapi
sehat tanpa jamu atau obat apapun.
4. Pijat tradisional sering dipaksakan, karena ditujukan untuk mengatasi
penyakit. Akibatnya, bayi menangis keras dan meronta-ronta.
Setelah dipijat, bayi lelap karena kelelahan menangis, bukan karena
tenang. Sedangkan pijat modern justru ibu yang menunggu kesiapan
bayi. Hal ini akan membuat bayi senang. Setelah itu, menjadi santai
dan tidur karena puas dan nyaman.
2.2.2 Manfaat Pijat Bayi
12

1. Membuat bayi semakin tenang Selama pemijatan, bayi akan


mengalami tekanan, peregangan dan relaksasi. Sirkulasi darah akan
semakin meningkat, perbaikan sirkulasi udara di kulit dan stimulasi
kocokan dan goncangan merupakan perlakuan yang berpotensi
memberikan tekanan pada bayi baru lahir. Karenanya, pemijatan
harus dilakukan dengan hati-hati. Perlakuan harus diimbangi dengan
suara lembut dan sentuhan saying. Hal ini merupakan pembelajaran
yang sangat penting bagi bayi. Kocokan dan tekanan lembut tangan
orangtua akan memberikan rangsangan bagi otot bayi
mengembangkan kemampuan meregang dan relaksasi.
2. Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya
distimulus dengan urut atau pemijatan akan nyaman dan mengantuk.
Kebanyakan bayi akan tidur dengan waktu yang lama begitu
pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tidur
terlelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan
bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa
senang bila melihat bayinya tidur lelap. Kebanyakan untuk alas an
inilah mereka melakukan pemijatan bayi.
3. Memperbaiki konsentrasi bayi Pemijatan berarti memperlancar
peredarah darah. Darah pada tubuh manusia mengalir ke seluruh
tubuh, termasuk ke otaknya. Salah satu zat penting yang dibawa oleh
darah adalah oksigen. Ketika suplai oksigen untuk otak bayi tidak
lancar maka fungsi otak untuk berpikir dan konsentrasi akan
terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin
berkecukupan kebutuhan oksigen di otak. Terpenuhinya oksigen di
otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin
baik.
4. Meningkatkan produksi ASI Pijat bayi menyebabkan bayi lebih
rileks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan
efektif ketika bangun akan membawa energy cukup untuk
beraktivitas. Dengan aktivitas yang optimal, bayi akan cepat lapar
13

sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini


juga ditambah dengan peningkatan aktivitas nervus vagus/saraf
pengembara (sistem saraf otak yang bekerja untuk daerah leher ke
bawah sampai dada dan rongga perut) dalam menggerakan sel
peristaltik (sel di saluran pencernaan yang menggerakan dalam
saluran pencernaan) untuk mendorong makanan ke saluran
pencernaan. Dengan demikian, nafsu makan bayi akan menjadi baik
hingga memerlukan hisapan ASI yang cukup setiap hari. Semakin
banyak dihisap, ASI pun terstimulasi untuk berproduksi.
5. Membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan Pijat
bayi berguna untuk meringankan ketidaknyamanan atau
ketidaklancaran dalam pencernaan, gangguan perut (kolik), tekanan
emosi, dan meningkatkan nafsu makan bayi. Tentunya, bila pijat
bayi dilakukan dengan baik dan benar.
6. Memacu perkembangan otak dan sistem saraf Rangsangan yang
diberikan pada kulit bayi akan memacu proses myelinisasi
(penyempurnaan otak dan sistem saraf) sehingga dapat
meningkatkan komunikasi otak ke tubuh bayi dan keaktifan sel
neutron. Myelinisasi yang berlangsung lebih cepat memungkinkan
otak bayi semakin terpacu untuk berfungsi sempurna dalam
mengkoordinasi tubuh. Bayi lebih sigap dan lincah dalam
menanggapi apa yang dihadapinya.
7. Memperkuat sistem kekebalan tubuh Sebuah penelitian yang
dilakukan di Touch Research Institute, Miami, Florida juga
menunjukkan bahwa pemijatan memberikan dampak yang signifikan
dalam meningkatkan jumlah sel pembunuh alami. Sel pembunuh
alami ini adalah sekelompok sel darah putih yang dapat membunuh
beberapa jenis sel tumor. Kejadian ini diharapkan memiliki dampak
positif, terutama bagi para bayi yang menderita ancaman HIV atau
kanker. Bagi para bayi yang sehat, penguatan sistem imunitas ini
14

tentu saja akan membuatnya lebih bertahan dalam berbagai keadaan


ketika kuman siap mengancam.
2.2.3 Cara Pijat Bayi
Selama melakukan cara pijat bayi ini, Anda dianjurkan untuk
mengajak si kecil ngobrol atau bahkan mengajaknya bernyanyi hal ini
dapat meningkatkan kemampuan verbal si kecil disamping pula
mempererat ikatan batin Bunda dengan si kecil.
1. Memijat Wajah Bayi Tekankan jemari Anda di mulai dari tengah
kening bayi mengarah ke pelipis dan pipi. a. Pijat daerah bagian atas
alis dengan kedua Ibu jari b. Berikan tekanan lembut dengan
menggunakan ibu jari, tariklah garis dari arah hidung bayi ke arah
pipi. c. Pijat sekitar area mulut bayi dengan kedua ibu jari. Buatlah
gerakan menarik bibirnya sehingga membentuk senyuman. d.
Berikan pijatan lembut di sekitar rahang bawah bayi, mengarah dari
tengah ke samping untuk membuat bibir bayi membentuk senyuman.
2. Memijat Dada Bayi a. Letakkan kedua tangan di atas dada bayi,
Lakukan gerakan mengarah ke atas lalu ke samping dan kembali ke
tengah dengan gerakan membentuk simbol hati. b. Dari tengah dada
bayi, buat arah silang dengan telapak tangan Anda menuju ke arah
bahu.
3. Memijat Perut Bayi Ingat, jangan melakukan pemijatan di atas tulang
rusuk atau ulu hati ! a. Lakukan gerakan mengeruk di atas perut bayi
dengan gerakan tangan Anda, mengarah dari atas ke bawah perut. b.
Angkat kedua kaki bayi, tekan kedua lututnya secara perlahan ke
arah perut. Buat gerakan melingkar secara bergantian di atas perut
mengarah searah jarum jam. c. Rasakan gelembung angin di dalam
perut bayi, dorong dengan jari-jari Anda searah dengan arah jarum
jam. Memijat Perut Bayi Dengan Gerakan “I Love You” a. “I”
Gunakan tangan kanan Anda di sebelah kiri perut bayi untuk
memijat ke arah bawah lurus seperti huruf ‘I’ b. “Love” memberikan
pijatan membentuk huruf “L” terbalik. lakukan pemijatan dari arah
15

kanan ke kiri di bagian perut atas lanjutkan ke arah bawah perut. c.


“You” Gerakan memijat dengan bentuk hurf “U” terbalik. Gerakan
ini memutar setengah lingkaran membentuk huruf U dari perut
bawah kanan naik ke perut atas berbelok ke kiri dan dilanjutkan ke
arah bawah kiri bagian perut.
4. Memijat Tangan Bayi a. Lakukan gerakan seperti memilin untuk
memijat tangan bayi mulai dari bahu hingga ke arah pergelangan
tangannya. b. Lakukan gerakan sebaliknya, dari arah pergelangan
menuju bahu. c. Tarik jari-jari bayi dengan lembut menggunakan
gerakan memilin d. Lakukan pemijatan dengan menekankan ibu jari
di telapak tangan dan punggung tangan secara bergantian.
5. Memijat Kaki Bayi a. Peganglah kaki bayi dengan kedua telapak
tangan. Dengan gerakan memilin, pijat kaki bayi dari arah paha
menuju ke pergelangan kakinya. b. Lakukan gerakan sebaliknya,
memilin kaki dari arah pergelangan ke arah pangkal paha bayi. c.
Tarik jari-jari bayi dengan lembut menggunakan gerakan memilin d.
Lakukan pemijatan dengan menekankan ibu jari di telapak kaki dan
punggung kaki secara bergantian. e. Lakukan gerakan seperti
menggulung di tangan sampai ke arah paha
6. Memijat Punggung Bayi a. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap
dengan bantalan lembut. b. Lakukan gerakan maju mundur dengan
kedua tangan Anda di punggungnya. c. lakukan gerakan meluncur
dimulai dari bawah leher bayi ke arah pantat d. Buat gerakan
melingkar dengan jari Anda pada otot disamping tulang punggung.
16

BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

Pada BAB ini penulis akan membahas kasus pada Bayi, pada By. “B” di
PMB Sagita Palembang Tahun 2022. Adapun catatan perkembangan disajikan
dalam bentuk manajemen SOAP, yaitu :
3.1 Asuhan Kebidanan pada Balita
3.1.1 Asuhan Kebidanan pada Balita Kunjungan Pertama
Tanggal : 26-2-2022 Jam : 09.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama ibu Ny“R” umur 34 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah
tangga, agama islam, bangsa Indonesia, nama suami Tn“A” umur 37 tahun,
pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, agama islam, yang beralamat alamat
Jl, Urip Sumoharjo palembang.
2. Alasan datang
Ibu mengatakan bayinya sehat, menyusu kuat, gerakan aktif, menangis
kuat, dan tidak rewel.
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, pemeriksaan fisik : bayi dalam keadaan sehat dan
tidak cacat, warna kulit kemerahan, turgor kulit baik dan elastisitas baik,
tanda-tanda vital, nadi 110 x/menit, pernapasan 40 x/menit, suhu 36ºC,
antopometri BB 3.600 gram, PB 50 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada
35 cm, lingkar lengan 12 cm, reflek (+).
C. Analisa Data
Neonatus Cukup Bulan 3 minggu.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa bayi sehat, S: 36,9 c, P: 40x/m, N: 100x/m
- ibu mengerti penjelasan bidan.
2. Bidan meminta persetujuan ibu untuk melakukan pijatan kepada bayi, agar
bayi merasa lebih nyaman.
- ibu brsedia bayi dilakukan pijat
3. Penolong mulai melakukan pijatan kepada bayi dengan langkah berikut:
17

- melepaskan pakaian bayi dan memakaikan bayi popok sekali pakai.


- melumuri tangan pemijat dengan minyak atau baby oil
- lakukan pemijatan dimulai dari kaki lalu bagian perut, kepala dan
punggung bayi.
- setelah memijat bayi, lap badan bayi dengan waslap dan keringkan.
- Mengenakan kembali pakaian bayi.
4. Mengembalikan bayi kepada ibu dan meminta ibu melakukan pijat bayi di
rumah.
-Ibu mengerti penjelasan bidan.
18

BAB IV
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN PIJAT BAYI

Pijat bayi dilakukan 15-30 menit menggunakan oil. Baby massage


dapat membuat bayi tidur semakin lelap sehingga meningkatkan
kecerdasan. Sesuai dengan pengamat (Field, 2010) seperti dikutip Hull,
ahli virologi molekuler dari Inggris, dalam makalah berjudul touch
therapy: Science confirms instinct, menyebutkan terapi pijat 30 menit perhari bisa
mengurangi depresi dan kecemasan. Tidurnya bertambah tenang, meningkatkan
kesiagaan (alertness), dan tangisannya berkurang, selain itu juga hal ini dibuktikan
pada penelitian yang dilansir di London tahun 1998. Penelitian ini
mengungkapakan bahwa bayi yang tidur banyak, perkembangan otaknya akan
optimal. Penelitian dari Queeensland, Australia, mengungkapkan juga bahwa
baby massage tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik anak. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa baby massage juga dapat meningkatkan kinerja otak anak
sehingga membuatnya lebih pintar (Schoefer Y et al, 2010).
Usia bayi dengan kualitas tidur bayi menunjukkan bahwa
hampir dari setengahnya bayi usia 3-6 bulan yang kualitas tidurnya cukup
sejumlah 12 responden (37,5%). Menurut peneliti bayi yang berumur 6
bulan lebih mudah diatur jadwal tidurnya, sehingga bayi kualitas tidurnya
dan tergolong dikategorikan memiliki kualitas tidur baik. Oleh karena itu
kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya perlu mendapat perhatian dari
keluarga agar nantinya bayi dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Hal ini sesuai pendapat Anggraini (2008)
Bayi umur 3–6 bulan memerlukan waktu tidur kurang lebih 16,5 jam
perhari. Tidur tipe III diharapkan adalaha tertidur cukup pulas, rileks
sekali, tonus otot lenyap sama sekali pasca dilakukan tindakan baby
19

massage diharapkan ke tipe tidur tahap IV. Cirinya adalah tidur paling
nyenyak, tanpa mimpi dan sulit dibangunkan, memerlukan waktu beberapa
menit untuk meresponnya, pola pernafasan dan denyut jantungnya teratur,
pada bayi timbul keringat banyak.
Bayi dengan kualitas tidurnya baik dikarenakan
sudah mendapatkan baby masssage sehingga bayi dengan refleks akan
tidur dengan nyenyak dan bayi tidak mudah sakit karena tidur cukup lama
sehingga bayi tidak mudah terganggu di malam hari dan pada bangun
dipagi hari menunjukkan keadaan bayi yang bugar dan ceria. Menurut
pendapat Anggraini (2006) Bayi yang otot-ototnya distimulus dengan urut
atau pemijatan akan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi akan tidur
dengan waktu yang lama begitu pemijatan usai dilakukan. Selain lama,
bayi nampak tidur terlelap dan tidak rewel seperti sebelumnya, hal ini
menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ketika bayi tidur,
maka saat bangun akan menjadi bugar sehingga menjadi faktor yang
mendukung konsentrasi dan kerja otak bayi.
20

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
melakukan senam hamil dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan pada bayi dengan standar
pelayanan kebidanan.
b. Penulis dapat mengajarkan senam hamil dan tehnik pijat bayi pada ibu.
c. Penulis dapat mempraktikan Pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu
hamil dalam bentuk SOAP dengan menggunakan alur pikir Varney.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Lahan Praktik
Untuk lebih meningkatkan kenyamanan ruangan dan pelayanan untuk
pijat bayi, agar dapat menjadikan pedoman untuk menunjang kelancaran dan
kemajuan PMB Sagita Palembang.

5.2.2 Bagi Mahasiswi


Diharapkan dapat memberikan Asuhan kebidanan secara komprehensif
dan dapat mempelajari kasus-kasus yang ada dilahan praktik, dapat memberikan
tatalaksana yang sesuai dengan kasus yang dihadapi serta dapat melakukan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP sehingga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya
dimasa yang akan datang.

5.2.3 Bagi Institusi


Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan dukungan kepada
mahasiswi dengan menambahkan pustaka agar mahasiswi dapat memberikan
asuhan kebidanan dengan metode SOAP, dan diharapkan agar dapat mengetahui
21

sejauh mana kemampuan mahasiswi dalam menerapkan teori dalam lingkungan


praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Ays¸ e Gürol, Sevinç Polat. 2012. The Effects of Baby Massage on Attachment
between Mother and their Infants. Korean Society of Nursing Science.
Published by Elsevier. All rights reserved. doi:10.1016/j.anr.2012.02.006
Capellinni., S. (2010). The Complete Spa Book For Massage Therapists
Workbook, Milady: Clypton Park, USA.
Field,T. Sentuhan dan Pijat Pada Masa Awal Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:
Johnson & Johnson Pediatric Institute,L.L.C
Hetu, S. (2013). Compedium of Infant Massage Instructor
Meek, S. Sandra. 1992. Effects of slow stroke back massage on relaxation in
hospice clients.university of pittsburgh school of nursing scholarship
volume 25, Number 1, Spring 1993.
Sutarmi, (2013). Standart Operating Prosedur Kiddy Healthy and Baby
Spa,upublised internal used only.
Griya Sehat Indonesia. Pelatihan Baby Spa Training Baby Massage,Baby Swim,
and Baby Gym. Best Busines Opportunity
Leboyer, F. 1976. Loving Hand The Traditional Art of Baby Massage. United
States of America. ISBN: 1-55704-314-0
Lee, HK. 2006. The Effects of Infant Massage on Weight, Height, and Mother-
Infant Interaction. Journal of Korean Academy of Nursing (2006) Vol. 36,
No. 8, 1331- 1339
Lin, CH, et all. 2015. Effects Of Infant Massage On Jaundiced Neonates
Undergoing Phototherapy. Italian Journal of Pediatrics, 201541:94.
https://doi.org/10.1186/s13052-015-0202-y
Putra, ST, dkk. 2008. Modul Pelatihan Stimulasi Pijat Bayi. UKK Tumbuh
KembangPediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia Riksani, R. 2012.
Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta: Dunia Sehat. ISBN: 978- 602-
7602-01-4
Rosalina, I. 2007. Fisiologi Pijat Bayi. Jakarta: Trikarsa Multi Media & Johnson
& Johnson. ISBN: 979-25-9562-7
Subakti, Y;Anggraini,DR. 2008. Keajaiban Pijat Bayi & Balita. Jakarta: PT
Wahyu Media. ISBN: 979-795-123-5
Tekgündüz, KS, Gürol, A, et all. 2014. Effect of Abdomen Massage for
Prevention of Feeding Intolerance in Preterm Infants. Italian Journal of
Pediatrics. https://doi.org/10.1186/s13052-014-0089-z
Walker, P. 2011. Panduan Lengkap Pijat Bayi untuk Merangsang Tumbuh
Kembang & Terapi Kesehatan. Jakarta: Puspa Swara Anggota IKAPI
Trisnowiyanto, B. 2012. “Remedial Massage” Panduan Keterampilan dasar Pijat
bagi Fisioterapis, praktisi dan instruktur. Yogyakarta: Nuha Medika
L
A
M
P
I
R
A
N
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai