Makalah Masalah Pengembangan Kurikulum Kel. 6 PGSD (D)
Makalah Masalah Pengembangan Kurikulum Kel. 6 PGSD (D)
Makalah Masalah Pengembangan Kurikulum Kel. 6 PGSD (D)
Anggota Kelompok 6 :
Puji syukur penulis kehadirat allah SWT,atas semua rahmat dan nikmatnya, sehingga
penulis dapat menyelaesaikan makalah ini. Kesemuanya inii tidak lepas dari petungujk dan
pertolongan allah SWT, yang menerangi hati dan pikiran penulis sehinggadapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul” Masalah pengembangan Kurikulum”
Shalawat seta saam semga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW,Yang telah menunjukkan jalan yang benar yakni agama islam.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis, berkat dukungan dan bantuan
dari semua pihak. Untuk itu, penuis mengucapkan terima kasih dan teriring do’a atas segala
jasanya kepada:
1. Bapak Drs. KH. Asep Syaifuddin Chalim, Mag. Selaku ketua IAI AL-Khoziny Buduran
Sidoarjo.
2. Bapak Dr. Drs. Rulam Ahmadi, M.Pd.selaku dosen mata kuliah
3. Segenap tenaga edukatif dan administrasi IAI Al-Khoziny
4. Segenap rekan mahasiswa angkatan 2014-2015 IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo.
Semoga amal baik semuaa pihakyanag diberikan kepada penulis mendapat balasan
sebaik mungkin dari Alah SWT. Harapan penulis, meskipun makalah ini jauh dair
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan .terakhir kali penulis
ucapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya.
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan kurikulum dari waktu kewaktu tidak lain adalah untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan yang diharapkan, namun sejatinya dalam proses pengembangan
tersebut terdapat masalah-masalah atau kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan
kurikulum,dari itu penulis ingin sedikit memaparkan tentang judul makalah “ masalah
pengembangan Kurikulum”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan
Dalam banyak literature, kurikulum diartikan sebagai: suatu dokumen atau rencana
tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu
pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang
dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Kurikulum sebagai rencana
belajar atau sebagai hasil belajar yang telah diniati, tentunya harus menjawab persoalan-
persoalan sebagai berikut:
a) Kemana rencana tersebut akan diarahkan?
b) Apa yang harus di pelajari dalam rencana tersebut?
c) Bagaimana rencana itu harus di laksanakan?
d) Bagaimana mengetahui bahwa rencana tersebut telah mencapai arah yang telah ditetapkan?
Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program
pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan
ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan
siswa. Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah proses belajar
dan mengajar. Didalam proses terebut ada dua subjek yang terlibat, yakni guru dan siswa.
Siswa adalah subjek yang di bina sedangkan guru adalah subjek yang membina.1[1]
1[1][1] DR.H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, hlm. 3.
Sedangkan pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu ruhani dan jasmani.
Pendidikan berarti lembaga yang bertanggung jawab untuk menetapkan cita-cita (tujuan), isi,
sistem dan organisasi di dalam pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah
dan masyarakat (negara). Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan dalam arti terakhir ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan
sebagai suatu kesatuan.2[2]
Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, peran kurikulum dalam pendidikan formal di
sekolah sangatlah strategis. Bahkan kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat
sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan
bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri, karena peran kurikulum sangat
penting maka, menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dala proses pendidikan.
Dalam pengertian kurikulum yang dikemukakan tersebut harus diakui ada kesan bahwa
kurikulum seolah-olah hanya dimiliki oleh lembaga pendidikan modern dan yang telah
memiliki rencana tertulis. Sedangkan lembaga pendidikan yang tidak memiliki rencana
tertulis dianggap tidak memiliki kurikulum. Pengertian tersebut memang pengertian yang
diberlakukan untuk semua unit pendidikan dan secara administratif kurikulum harus terekam
secara tertulis.
Dalam pengertian “intrinsic” kependidikan maka kurikulum adalah jantung pendidikan.
Artinya, semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa
yang direncanakan kurikulum. Kehidupan di sekolah adalah kehidupan yang dirancang
berdasarkan apa yang diinginkan kurikulum. Pengembangan potensi peserta didik menjadi
kualitas yang diharapkan adalah didasarkan pada kurikulum. Proses belajar yang dialami
peserta didik di kelas, di sekolah, dan di luar sekolah dikembangkan berdasarkan apa yang
direncanakan kurikulum. Kegiatan evaluasi untuk menentukan apakah kualitas yang
diharapkan sudah dimiliki oleh peserta didik dilakukan berdasarkan rencana yang
dicantumkan dalam kurikulum. Oleh karena itu kurikulum adalah dasar dan sekaligus
pengontrol terhadap aktivitas pendidikan. Tanpa kurikulum yang jelas apalagi jika tidak ada
kurikulum sama sekali maka kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan
tidak efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang
maksimal.
Untuk menentukan bidang cakupan tersebut, para ahli digadapkan pada beberapa
permasalahan diantaranya:
3[3] Nana Saodih,Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997, hlm 160
6[6] S. Nasution, Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm 1443- 144
· Artikulasi
Artikulasi diartikan sebagai pertautan antara kelompok elemen atau unsur lintas tingkatan
sekolah. Contohnya dapat dilihat antara SD dan SLTP, SLTP dan SMA, erta SMA dan
Perguruan Tinggi, yang juga tak lepas dalam dimensi sekuens seperti halnya kontinuitas.
Oliver (olivia,1992) menjelaskan pengertian artikulasi sebagia “artikulasi horizontal” atau
“korelasi”, sedangkan kontinuitas sebagai “artikulasi vertical”. Dari pengertian ini dapat
diketahui bahwa antara sekuens, kontinuitas, dan artikulasi terdapat kaitan satu dengan yang
lainnya. Adapun artikulasi merupakan suatu rencana sekuens unit-unit materi pelajaran secara
lintas tingkat.
· Pengintegrasian
Para pengembang kurikulum perlu memperhatikan pemaduan, penggabungan dan penyatuan
antar disiplin ilmu, seperti:9[9]
a. Bagaimana menciptakan surat menyurat (korespondensi) antara Tujuan Pendidikan Nasional
(Tupenas), Tujuan Instutisional dan tujuan Intruksional yang harus di cantumkan dalam
kurikulum yang di perlukan mekanisme untuk memantau keselarasan pencapaian tujuan-
· Kontinuitas
Makna kontinuitas adalah pengulangan vertikal, yang kompleks dan canggih dalam upaya
meningkatkan hasil belajar. Pengulangan tidak hanya berarti pengulangan konten
pembelajaran, namun sebagai pengulangan unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain
kontinuitas merupakan rencana introduksi dan reintroduksi unit-unit materi yang sama di
berbagai tingkatan dalam upaya meningkatkan pemahaman yang kompleks dan
komprehensif.
10[10] DR.H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, hlm. 155-157
Tujuan umum dalam pendidikan harus menjadi landasan pokok. Adanya tujuan pendidikan
yang jelas dapat memudahkan dalam enetapkan isi pendidikan. Ada 3 aspek yang harus di
perhatikan dalam menentukan isi pendidikan, diantaranya:
1. Missi Nasional
2. Aspek sosial budaya
3. Aspek pembangunan, dan
4. Modernisasi, yang meliputi: pembinaan rasionalitas, efisiensi, produktivitas dan pembinaan
ilmu pengetahuan serta teknologi
b. Kebijaksanaan Pendidikan
Landasan kebijaksanaan pendidikan perlu adanya identifikasi terlebih dahulu. Sekurang-
kurangnya ada 3 kebijaksanaan dalam pendidikan, yaitu:
1. Kebijaksanaan umum yang meliputi kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan
kewajiba belajar, membimbing masyarakat, mencerdaskan masyarakat dan memajukan
kebudayaan nasiona
2. Kebijaksanaan dalam pendidikan sekolah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
ü Sekolah harus berorientasi pada pembangunan
ü Sekolah harus merupakan bagian integral dari masyarakat
ü Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan
3. Kebijaksanaan pendidikan di luar sekolah. Dalam hal ini penting di perhatikan
ü Memupuk inesiatif dan usaha masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
ü Pemerintah menertibkan dan membina usaha masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
BAB III
KESIMPULAN
Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atai
program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah
pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf
perkembangan siswa.Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah
proses belajar dan mengajar. Didalam proses terebut ada dua subjek yang terlibat, yakni guru
dan siswa. Siswa adalah subjek yang di bina sedangkan guru adalah subjek yang membina
Kurikulum sebagai rencana belajar atau sebagai hasil belajar yang telah diniati, tentunya
harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut (a) Kemana rencana tersebut akan
diarahkan? (b) Apa yang harus di pelajari dalam rencana tersebut? (c) Bagaimana rencana itu
harus di laksanakan? (d) Bagaimana mengetahui bahwa rencana tersebut telah mencapai arah
yang telah ditetapkan?.
Untuk mencapai tujuan dari pengembangan kurikulum, para pengembangan perlu
memahami berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Ada berbagai masalah dalam
pengembangan kurikulum. Masalah-masalah yang dikaji dalam perkuliahan ini mencakup
masalah baik secara khusus (para guru, masyarakat, kepala sekolah, biaya, dan birokasi)
maupun secara umum (Bidang Cakupan (Scope), Relevansi, Keseimbangan, Artikulasi,
Pengintegrasian, Rangkaian (Sekuens) , Kontinuitas dan Kemampuan Transfer).
Dalam mecari Solusi dalam pengembangan kurikulum harus memahami (a) Landasan
Pokok Kurikulum (b) Kebijaksanaan Pendidikan (c) Program-program pendidikan (d)
Variabel yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan sehingga soludi yang diberikan
terarah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukmadinata, Nana Saodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Bandung:
Remaja Rosdakarya
2. Sudjana, Nana 1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
3. http://varossita.blogspot.com/2010/10/kendala-dalam-pelaksanaan-pengembangan.html
diunduh pada tanggal 19/10/2011, 12:05
4. Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi &
Kejuruan. Bandung: Refika Aditama
5. http://fungsiumum.blogspot.com/2013/05/masalah-pengembangan-kurikulum.html
6. Nasution S. 2008. Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara