Makalah Masalah Pengembangan Kurikulum Kel. 6 PGSD (D)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

Anggota Kelompok 6 :

Kinanti Rahayu (22862202122)


Sugiarti (2286202135)
Dea Ayu Saputri (2286202142)
Rangga Diva Priyatna (2286202134)
Admaja Ardi Wiyoga (2286202150)
Ibnu Ardin Yuardana (2286202151)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat allah SWT,atas semua rahmat dan nikmatnya, sehingga
penulis dapat menyelaesaikan makalah ini. Kesemuanya inii tidak lepas dari petungujk dan
pertolongan allah SWT, yang menerangi hati dan pikiran penulis sehinggadapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul” Masalah pengembangan Kurikulum”
Shalawat seta saam semga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW,Yang telah menunjukkan jalan yang benar yakni agama islam.
Penulisan makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis, berkat dukungan dan bantuan
dari semua pihak. Untuk itu, penuis mengucapkan terima kasih dan teriring do’a atas segala
jasanya kepada:
1.      Bapak Drs. KH. Asep Syaifuddin Chalim, Mag. Selaku ketua IAI AL-Khoziny Buduran
Sidoarjo.
2.      Bapak Dr. Drs. Rulam Ahmadi, M.Pd.selaku dosen mata kuliah
3.      Segenap tenaga edukatif dan administrasi IAI Al-Khoziny
4.      Segenap rekan mahasiswa angkatan 2014-2015 IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo.
Semoga amal baik semuaa pihakyanag diberikan kepada penulis mendapat balasan
sebaik mungkin dari Alah SWT. Harapan penulis, meskipun makalah ini jauh dair
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan .terakhir kali penulis
ucapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam perjalanannya dunia Pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum,
yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, kurikulum1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004
atau  Kurikulum Berbasis Kompetensi (meski belum sempat disahkan pemerintah, tetapi
sempat berlaku di beberapa sekolah piloting project), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang dikeluarkan pemerintah melalui Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi,
Permen Nomor 23 tentang Standar Komnpetensi Lulusan, dan Permen Nomor 24. Dan
terakhir kali kurikulum 13. Tentang Pelaksanaan Permen tersebut. Ada rumor yang
berkembang dalam masyarakat bahwa ada kesan “Ganti Menteri Pendidikan Ganti
Kurikulum.” Kesan itu bisa benar bisa tidak, tergantung dari sudut mana kita memandang.
Kalau sudut pandangnya politis, maka pergantian sistem pendidikan nasional, termasuk di
dalamnya perubahan kurikulum akan selalu dikaitkan dengan kekuasaan (siapa yang
berkuasa).

Namun, kalau sudut pandangnya nonpolitis, pergantian kurikulum merupakan suatu


hal yang biasa dan suatu keniscayaan dalam rangka merespons perkembangan masyarakat
yang beitu cepat. Pendidikan harus mampu menyesuaikan dinamika yang berkembang dalam
masyarakat, terutama tuntutan dan kebutuh masyarakat. Dan itu bisa dijawab dengan
perubahan kurikulum. Seorang guru yang nantinya akan melaksanakan kurikulum di kelas
melalui proses belajar mengajar, dipandang perlu mengetahui dan memahami kurikulum
yang pernah berlaku di Indonesia. Dengan demikian, para guru dapat mengambil bagian yang
terbaik dari kurikulum yang berlaku di Indonesia untuk diimplementasikan dalam
menjalankan proses belajar mengajar.

Perubahan kurikulum dari waktu kewaktu tidak lain adalah untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan yang diharapkan, namun sejatinya dalam proses pengembangan
tersebut terdapat masalah-masalah atau kendala yang dihadapi dalam proses pengembangan
kurikulum,dari itu penulis ingin sedikit memaparkan tentang judul makalah “ masalah
pengembangan Kurikulum”.

B.  RUMUSAN MASALAH

a.         Apa pengertian kurikulum pendidikan?


b.         Apa saja yang menjadi faktor permasalahan kurikulum pendidikan?
c.         Bagaiman solusi-solusi dalam permasalahan kurikulum pendidikan?
C.  TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu:
a.    Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan.
b.    Untuk mengetahui faktor permasalahan kurikulum pendidikan.
c.    Untuk Mengetahui solusi-solusi dalam permasalahan kurikulum pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan

Dalam banyak literature, kurikulum diartikan sebagai: suatu dokumen atau rencana
tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu
pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang
dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Kurikulum sebagai rencana
belajar atau sebagai hasil belajar yang telah diniati, tentunya harus menjawab persoalan-
persoalan sebagai berikut:
a)      Kemana rencana tersebut akan diarahkan?
b)      Apa yang harus di pelajari dalam rencana tersebut?
c)      Bagaimana rencana itu harus di laksanakan?
d)     Bagaimana mengetahui bahwa rencana tersebut telah mencapai arah yang telah ditetapkan?
Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program
pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah pengetahuan
ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf perkembangan
siswa. Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah proses belajar
dan mengajar. Didalam proses terebut ada dua subjek yang terlibat, yakni guru dan siswa.
Siswa adalah subjek yang di bina sedangkan guru adalah subjek yang membina.1[1]

1[1][1] DR.H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, hlm. 3.
Sedangkan pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu ruhani dan jasmani.
Pendidikan berarti lembaga yang bertanggung jawab untuk menetapkan cita-cita (tujuan), isi,
sistem dan organisasi di dalam pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi: keluarga, sekolah
dan masyarakat (negara). Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh
perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga pendidikan dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan dalam arti terakhir ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan
sebagai suatu kesatuan.2[2]
Dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan, peran kurikulum dalam pendidikan formal di
sekolah sangatlah strategis. Bahkan kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat
sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan
bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri, karena peran kurikulum sangat
penting maka, menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dala proses pendidikan.
Dalam pengertian kurikulum yang dikemukakan tersebut harus diakui ada kesan bahwa
kurikulum seolah-olah hanya dimiliki oleh lembaga pendidikan modern dan yang telah
memiliki rencana tertulis. Sedangkan lembaga pendidikan yang tidak memiliki rencana
tertulis dianggap tidak memiliki kurikulum. Pengertian tersebut memang pengertian yang
diberlakukan untuk semua unit pendidikan dan secara administratif kurikulum harus terekam
secara tertulis.
Dalam pengertian “intrinsic” kependidikan maka kurikulum adalah jantung pendidikan.
Artinya, semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa
yang direncanakan kurikulum. Kehidupan di sekolah adalah kehidupan yang dirancang
berdasarkan apa yang diinginkan kurikulum. Pengembangan potensi peserta didik menjadi
kualitas yang diharapkan adalah didasarkan pada kurikulum. Proses belajar yang dialami
peserta didik di kelas, di sekolah, dan di luar sekolah dikembangkan berdasarkan apa yang
direncanakan kurikulum. Kegiatan evaluasi untuk menentukan apakah kualitas yang
diharapkan sudah dimiliki oleh peserta didik dilakukan berdasarkan rencana yang
dicantumkan dalam kurikulum. Oleh karena itu kurikulum adalah dasar dan sekaligus
pengontrol terhadap aktivitas pendidikan. Tanpa kurikulum yang jelas apalagi jika tidak ada
kurikulum sama sekali maka kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan
tidak efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang
maksimal.

2[2] Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 7.


Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 36 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a)      peningkatan iman dan takwa;
b)      peningkatan akhlak mulia;
c)      peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d)     keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e)      tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f)       tuntutan dunia kerja;
g)      perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama;
h)      dinamika perkembangan global; dan
i)        persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik
yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan
agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum
haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini
dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap
jenjang pendidikan (pasal 36 ayat 2).
B.  Masalah-Masalah dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan bagi siswa disekolah. Kurikulum disusun oleh ahli pendidikan,
pendidik, pejabat pendidikan serta unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan
tujuan memberi pedoman kepada pelaksana pendidikan dalam proses bimbingan
perkembangan siswa untuk mencapai tujuan yang di cita-citakan siswa sendiri. Kurikulum
perlu dikembangkan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari
pengembangan kurikulum, para pengembangan perlu memahami berbagai masalah dalam
pengembangan kurikulum. Ada berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Masalah-
masalah yang dikaji dalam perkuliahan ini mencakup masalah baik secara khusus maupun
umum.
Terdapat berbagai faktor yang menjadi permasalahan khusus di dalamnya, Antara lain
adalah para guru, masyarakat, kepala sekolah, biaya, dan birokasi. Sedangkan di dalam
permasalahan umum terdapat beberapa faktor yaitu: Bidang Cakupan (Scope), Relevansi,
Keseimbangan, Artikulasi, Pengintegrasian, Rangkaian (Sekuens), Kontinuitas dan
Kemampuan Transfer
a)      Permasalahan Kurikulum secara khusus
·         Pada guru: guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum disebabkan beberapa
hal yaitu kurang waktu, kekurang sesuaian pendapat, baik dengan sesama guru maupun
kepala sekolah & administrator karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri.3[3]
·         Dari masyarakat: untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat, baik
dalam pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan
ataupun kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah.4[4]
·         Masalah biaya: untuk pengembangan kurikulum apalagi untuk kegiatan eksperimen baik
metode isi atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit. 5[5]
·         Kepala sekolah : dalam hal ini seharusnya kepala sekolah mempunyai latar belakang
mendalam tentang teori dan praktek kurikulum. Kepala sekolah merupakan peranan yang
penting dalam pengembangna kurikulum.
·         Birokrasi : terdiri dari para inspeksi di Kanwil dan juga orang tua maupun tokoh- tokoh
masyarakat. Kepala sekolah dan stafnya tidak dapat bekerja dalam kerangka patokan yang
ditetapkan oleh Depdikbud.6[6]
b)      Permasalahan Kurikulum secara Umum
·         Cakupan (scope)
Bidang cakupan kurikulum meliputi keluasan topik, pengalaman belajar, aktivitas,
pengorganisasian unsur-unsur kurikulum serta hubungan pengintegrasian dan
pengorganisasian berbagai unsur-unsur kurikulum tersebut.Cakupan (scope) berkaitan dengan
penganturan penyampaian pelajaran-pelajaran pada waktu dan tingkatan yang sama. Dengan
kata lain cakupan mengacu pada apa unsur-unsur kurikulum, apa pengelolaan dan hubungan
peintegrasian unsur-unsur kurikulum.

Untuk menentukan bidang cakupan tersebut, para ahli digadapkan pada beberapa
permasalahan diantaranya:

3[3] Nana Saodih,Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1997, hlm 160

4[4] Ibid. hlm 161

5[5] Ibid. hlm 161

6[6] S. Nasution, Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm 1443- 144

Diposkan oleh Afninti Loka Puspita di 21.53


a.       Pengorganisasian berbagai unsur dan hubungan antar unsur kurikulum. Pengembang
kurikulum sebaiknya dapat melakukan hal ini, sebab konsep, pengetahuan dan keterampilan
saat ini tidak terbatas,
b.      Perkembangan dan kemajuan IPTEK begitu pesat, oleh sebab itu pengembang kurikulum
perlu memprediksi perkembangan dan kemajuan IPTEK dimasa depan,
c.       Tujuan perlu diorganisir berdasarkan pengalaman belajar, topik, hubungan antar unsur
kurikulum, tujuan inklusif, pengorganisasian tujuan khusus dari tujuan umum,
d.      Pengambilan keputusan jadi atau tidak skope untuk digunakan sebagai cakupan dalam
kurikulum
Masalah yang berkaitan dengan cakupan dan sekuens tidak berlaku pada satu mata
pelajaran saja, tetapi harus pula dipikirkan keserasian perkembangan antar mata pelajaran
yang ada kalanya harus di berikan secara bersamaan (paralel) dan ada pula yang harus di
berikan secara bertahab (berturut-turut).7[7]
·         Revansi
Relevansi adalah menyangkut kegunaan dan kebermaknaan suatu kurikulum bagi orang,
masyarakat, dan bangsa. Artinya bahwa kurikulum perlu dikembangkan agar memiliki
kegunaan dan kebermaknaan bagi orang, masyarakat, dan bangsa.
relevansi atau kesesuaian merupakan suatu peramasalahan lain yang cukup esensial dan harus
mendapatkan perhatian serius dalam pengembangan kurikulum. Ini dikerenakan kata
relevansi itu sendiri dikaitkan dengan masalah dunia kerja (vocation), kependudukan
(citizenship), hubungan antar pribadi (personal relationship) dan berbagai aktivitas
masyarakat lainnya yang menyangkut budaya, sosial, politik dan sebagainya. Akan tetapi
meski bagai manapun nampak jelas terlihat bahwa masalah relevansi berkembang menurut
kegunaan dan kebermaknaan suatu kurikulum bagi masyarakat dan bangsa, bahkan bagi
komunitas bangsa di sunia pada umumnya.
·         Keseimbangan
Keseimbangan (balance) berarti pemberian bobot yang tepat intuk setiap komponen
kurikulum, sehinga tidak terjadi ketidak seimbangan di kemudia hari, yang di ketahui setelah
berlangsungnya evaluasi dalam pembelajaran tingkat nasional.8[8]
Kurikulum dikembangkan sebaiknya memiliki keseimbangan. Beberapa variabel yang perlu
dipertimbangkan terkait dengan keseimbangan. Variabel-variabel tersebut adalah:
7[7] Dr. Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, ST, M.Pd. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi
dan Kejujuran. Hlm 86

8[8] Ibid. hlm 86-87


a.       kurikulum yang berpusat pada siswa dan berpusat pada pelajaran
b.      kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat
c.       pendidikan umum dan pendidikan khusus
d.      luas dan dalamnya kurikulum
e.       domain kognitif, afektif dan psikomotor,
f.       pendidikan individual dan masyarakat,
g.      inovasi dan tradisi,
h.      logis dan psikologis,
i.        kebutuhan akademis yang diharapkan,
j.        metode, pengalaman dan strategi,
k.      dunia kerja dan permainan,
l.        disiplin kelembagaan, sekolah dan masyarakat sebagai sumber daya dalam pendidikan,
m.    tujuan-tujuan kelembagaan
n.      disiplin ilmu

·         Artikulasi
Artikulasi diartikan sebagai pertautan antara kelompok elemen atau unsur lintas tingkatan
sekolah. Contohnya dapat dilihat antara SD dan SLTP, SLTP dan SMA, erta SMA dan
Perguruan Tinggi, yang juga tak lepas dalam dimensi sekuens seperti halnya kontinuitas.
Oliver (olivia,1992) menjelaskan pengertian artikulasi sebagia “artikulasi horizontal” atau
“korelasi”, sedangkan kontinuitas sebagai “artikulasi vertical”. Dari pengertian ini dapat
diketahui bahwa antara sekuens, kontinuitas, dan artikulasi terdapat kaitan satu dengan yang
lainnya. Adapun artikulasi merupakan suatu rencana sekuens unit-unit materi pelajaran secara
lintas tingkat.

·         Pengintegrasian
Para pengembang kurikulum perlu memperhatikan pemaduan, penggabungan dan penyatuan
antar disiplin ilmu, seperti:9[9]
a.       Bagaimana menciptakan surat menyurat (korespondensi) antara Tujuan Pendidikan Nasional
(Tupenas), Tujuan Instutisional dan tujuan Intruksional yang harus di cantumkan dalam
kurikulum yang di perlukan mekanisme untuk memantau keselarasan pencapaian tujuan-

9[9] Ibid. hlm 84-85


tujuan tersebut sehingga apabila terdapat diskripansi dapat segera di lakukan tindakan
perbaikan.
b.      Bagaimana membina hubungan yang jelas antara komponen-komponen tujuan kurikulum
(Instruksional), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evluasi. Contonya di dalam
pelajaran Kewarganegaraan yang tidak hanya menyajikan bagaimana hubungan seorang
warganegara yang baik dengan pemerintahan maupun dengan masyarakar, tetapi harus dapat
menumbuhkan empati terhadap pemerintahan, kehidupan masyarakat, pengaruh lingkungan
hidup serta menerapkan norma-norma hidupmmasyarakat yang baik.
Namun demikian hal ini bukanlah menjadi keharusan, bergantung pada filosofi yang
dijadikan pendangan dalam pengembangan kurikulum.

·         Rangkaian (Sekuens)


Sekuen adalah susunan atau urutan pengelompokkan kegiatan atau langkah-langkah yang
dilakukan dalam perencanaan kurikulum. Pengembang kurikulum perlu memperhatikan
rangkaian unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain sekuen mencakup kapan dan dimana
pokok-pokok bahasan ditempatkan dan dilaksanakan yang berkaitan dengan laju pergerakan
dari tingkaan paling rendah ke tingkatan yang paling atas. Sekuen merupakan pengaturan
unit-unit dan materi pembelajaran secara logis dan kronologi menurut unit, lembaga dan
tingkatannya.
Beberapa panduan yang dapat dijadikan rujukan dalam menyusun penyusunan unsur
kurikulum.
a.       Dimulai dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
b.      Menurut alur kronologis.
c.       Balikan dari alur kronologis.
d.      Dari geografis yang jauh menuju dekat, atau dari yang dekat menuju yang jauh
e.       Dari yang konkret ke yang abstrak.
f.       Dari umum ke khusus, atau dari khusus ke yang umum.
Secara garis besar ada tiga konsep sekuens yaitu: sekuen menurut kebutuhan, sekuen makros
dan sekuen mikro. Hal yang perlu pula diperhatikan oleh pengembang kurikulum adalah
tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan, ketertarikan atau minat
siswa, tingkat kegunaan dan kesukaran materi pembelajaran.

·         Kontinuitas
Makna kontinuitas adalah pengulangan vertikal, yang kompleks dan canggih dalam upaya
meningkatkan hasil belajar. Pengulangan tidak hanya berarti pengulangan konten
pembelajaran, namun sebagai pengulangan unsur-unsur kurikulum. Dengan kata lain
kontinuitas merupakan rencana introduksi dan reintroduksi unit-unit materi yang sama di
berbagai tingkatan dalam upaya meningkatkan pemahaman yang kompleks dan
komprehensif.

·         Kemampuan Transfer


Pengembang kurikulum perlu  memperhatikan unsur-unsur yang perlu ditransfer. Untuk itu
pengembang kurikulum perlu menentukan tujuan, menyeleksi isi atau materi dan meyeleksi
strategi pembelajaran yang mengarah pada pendayagunaan proses transfer secara maksimal.
Pada hakikatnya sesuatu yang diberikan sekolah merupakan “proses pentransferan nilai”
yaitu apapun yang dipelajari di sekolah seharusnya bisa diaplikasikan di luar sekolah, tatkala
peserta didik sudah menamatkan pendidikannya. Dengan demikian, proses pendidikan di luar
sekolah harus dapat memperkaya kehidupan peserta didiknya.
Para ahli pendidikan seperti Thorndike, Daniel dan L. N. Tanner serta Taba menyepakati
bahwa jika guru hendak mentransfer nilai-nilai maka terlebih dahulu harus diperhatikan
prinsip-prinsip umum dari proses transfer yaitu:
a.       Transfer merupakan hati nurani pendidikan;
b.      Proses transfer memungkinkan untuk dilakukan
c.       Proses transfer dimalai dari situasi yang lebih dekat, ke situasi luar kelas yang lebih jauh dan
luas
d.      Hasil transfer akan lebih bermakna (meaningful) jika guru membantu siswa dalam
menderivasi, generalisasi, serta menetapkan generalisasi tersebut;
e.       Secara umum, dapat dikatakan bahwa ketika siswa memperoleh pengetahuan bagi dirinya,
proses transfer tersebut telah berhasil.

C. Solusi dalam Permasalahan Kurikulum


Suatu kurikulum bisa mencapai sasaran yang sesuai dangan pendidikan, hendaknya di
perhatikan beberapa hal10[10], yaitu:
a.       Landasan Pokok Kurikulum

10[10] DR.H. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, hlm. 155-157
Tujuan umum dalam pendidikan harus menjadi landasan pokok. Adanya tujuan pendidikan
yang jelas dapat memudahkan dalam enetapkan isi pendidikan. Ada 3 aspek yang harus di
perhatikan dalam menentukan isi pendidikan, diantaranya:
1.      Missi Nasional
2.      Aspek sosial budaya
3.      Aspek pembangunan, dan
4.      Modernisasi, yang meliputi: pembinaan rasionalitas, efisiensi, produktivitas dan pembinaan
ilmu pengetahuan serta teknologi
b.      Kebijaksanaan Pendidikan
Landasan kebijaksanaan pendidikan perlu adanya identifikasi terlebih dahulu. Sekurang-
kurangnya ada 3 kebijaksanaan dalam pendidikan, yaitu:
1.      Kebijaksanaan umum yang meliputi kewajiban pemerintah dalam menyelenggarakan
kewajiba belajar, membimbing masyarakat, mencerdaskan masyarakat dan memajukan
kebudayaan nasiona
2.      Kebijaksanaan dalam pendidikan sekolah yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
ü  Sekolah harus berorientasi pada pembangunan
ü  Sekolah harus merupakan bagian integral dari masyarakat
ü  Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan
3.      Kebijaksanaan pendidikan di luar sekolah. Dalam hal ini penting di perhatikan
ü  Memupuk inesiatif dan usaha masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
ü  Pemerintah menertibkan dan membina usaha masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

c.       Program-program pendidikan


Program pendidikan yang harus di perhatikan dalam kurikulum, meliputi:
1.      Pembaharuan pendidikan di sekolah melalui:
ü  Mengefektifkan koordinasi antara komponen menejemen Depdikbud dan hubungan dengan
departemen lain yang turut serta dalam pendidikan.
ü  Menyusun rencana jangka panjang yang dapat di rinci penahapannya dalam jangka pendek
ü  Mengisi rencana di atas secara integral dalam arti meliputi semua aspek kurikulum.
2.      Penyediaan logistik pendidikan
3.      Program pendidikan olahraga, kepemudaan dan kebudayaan
4.      Program penyediaan tenaga kerja

d.      Variabel yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan


Dalam hal ini terdapat variabel yang delapan variabel yang perlu di pertimbangkan, yakni:
1.      Tradisi dan aspirasi social
2.      Manusia, perkembangan anak dan masyarakat
3.      Demografi
4.      Ekologi
5.      Prasarana dan sarana pendidikan
6.      Kondisi pendidikan sekarang
7.      Politik nasional dan internasional
8.      Proses modernisasi
Dalam memperhatikan variabel di atas, di harap proses mekanisme dalam kurikulum
tidak terburu-buru (asal jadi) tetapi menempuh proses ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan. Hendaknya di ingat bahwa kurikulum jangan hanya berlaku beberapa saat saja,
disebabkan perencanaan tidak di lakukan dengan matang, pada umumnya akan merugikan
bangsa, negara dan pada khususnya akan merugikan pendidikan.

BAB III
KESIMPULAN

Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atai
program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah. Isi kurikulum adalah
pengetahuan ilmiah, kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan taraf
perkembangan siswa.Kurikulum adalah niat dan rencana, sedangkan pelaksanaanya adalah
proses belajar dan mengajar. Didalam proses terebut ada dua subjek yang terlibat, yakni guru
dan siswa. Siswa adalah subjek yang di bina sedangkan guru adalah subjek yang membina
Kurikulum sebagai rencana belajar atau sebagai hasil belajar yang telah diniati, tentunya
harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut (a) Kemana rencana tersebut akan
diarahkan? (b) Apa yang harus di pelajari dalam rencana tersebut? (c) Bagaimana rencana itu
harus di laksanakan? (d) Bagaimana mengetahui bahwa rencana tersebut telah mencapai arah
yang telah ditetapkan?.
Untuk mencapai tujuan dari pengembangan kurikulum, para pengembangan perlu
memahami berbagai masalah dalam pengembangan kurikulum. Ada berbagai masalah dalam
pengembangan kurikulum. Masalah-masalah yang dikaji dalam perkuliahan ini mencakup
masalah baik secara khusus (para guru, masyarakat, kepala sekolah, biaya, dan birokasi)
maupun secara umum (Bidang Cakupan (Scope), Relevansi,  Keseimbangan, Artikulasi,
Pengintegrasian, Rangkaian (Sekuens) , Kontinuitas dan Kemampuan Transfer).
Dalam mecari Solusi dalam pengembangan kurikulum harus memahami (a) Landasan
Pokok Kurikulum (b) Kebijaksanaan Pendidikan (c) Program-program pendidikan (d)
Variabel yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan sehingga soludi yang diberikan
terarah.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Sukmadinata, Nana Saodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Bandung:
Remaja Rosdakarya
2.      Sudjana, Nana 1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
3.      http://varossita.blogspot.com/2010/10/kendala-dalam-pelaksanaan-pengembangan.html
diunduh pada tanggal 19/10/2011, 12:05
4.       Reksoatmodjo, Tedjo Narsoyo. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi &
Kejuruan. Bandung: Refika Aditama
5.       http://fungsiumum.blogspot.com/2013/05/masalah-pengembangan-kurikulum.html
6.      Nasution S. 2008. Asas- Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai