Prediksi Erosi Di Daerah Aliran Sungai Dan Sedimentasi Pada Bendungan Temef

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No.

2, September 2020

PREDIKSI EROSI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN SEDIMENTASI


PADA BENDUNGAN TEMEF
Mario F. R. Palenga1 ([email protected])
Judi K. Nasjono2 ([email protected])
Jusuf J. S. Pah3 ([email protected])

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef terletak pada Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS),
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk Memprediksi besarnya nilai
Erosivitas Curah Hujan, besarnya nilai Erosi dengan menggunakan metode USLE (Universal
Soil Loss Equation) dan sedimentasi dengan metode SDR (Sediment Delivery Ratio) serta
menentukan kelas bahaya erosi yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh besarnya
prediksi erosi pada Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef yang dihitung menggunakan
metode USLE dengan formulasi erosivitas Bols adalah 218,074 ton/ha/tahun, formulasi
erosivitas Lenvain adalah 2679,279 ton/ha/tahun, sedangkan hasil perhitungan prediksi volume
sedimentasi dengan menggunakan metode Sediment Delivery Ratio (SDR) untuk formulasi
erosivitas Bols adalah 755.279,949 m3/tahun dan formulasi erosivitas Lenvain adalah
9.279.432,703 m3/tahun. Berdasarkan hasil perbandingan perhitungan volume sedimentasi dari
data perencanaan hasil perhitungan prediksi volume sedimen menggunakan metode USLE dan
metode SDR dengan formulasi erosivitas bols memiliki hasil yang paling mendekati dengan
ketelitian 84,98 %, pada penentuan kelas bahaya erosi menggunakan nilai perhitungan USLE
dengan formulasi erosivitas Bols, diperoleh kelas bahaya erosi yang terjadi berada pada kelas IV
yang dikategorikan berat.

Kata Kunci : Erosi; Sedimentasi; USLE; SDR; Erosivitas; Daerah Aliran Sungai

ABSTRACT

The Temef River Basin is located in the Regency of South Central Timor (TTS), East Nusa
Tenggara Province. This study aims to predict the value of rainfall erosion, the value of erosion
by using the USLE (Universal Soil Loss Equation) method and sedimentation by the SDR
(Sediment Delivery Ratio) method and determine the erosion hazard class that occurs. Based on
the results of the study, the magnitude predict of erosion in the Temef Dam Watershed calculated
using the USLE method with Bols erosivity formulation was 218,074 tons/ha/year, the Lenvain
erosivity formulation was 2679,279 tons/ha/year, while the results predict of sediment volume
calculations using the method of Sediment Delivery Ratio (SDR) for Bols erosivity formulation is
755,279,949 m3 / year and Lenvain erosivity formulation is 9,279,432,703 m3 / year. Based on
the comparison of sedimentation volume calculations from planning design the results predict of
the calculation of sediment volume using the USLE method and the SDR method with the erosion
sensitivity bols have the closest result with 84.98% accuracy, so in determining the erosion
hazard class using the USLE calculation value with the Bols erosivity formulation , obtained the
class of erosion hazard that occurs is in class IV which is categorized as heavy.

Keyword : Erosion; Sedimentation; USLE; SDR; Erosivity; Watershed

1
Program Studi Teknik Sipil, FST Undana;
2
Program Studi Teknik Sipil, FST Undana;
3
Program Studi Teknik Sipil, FST Undana
241
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

PENDAHULUAN
Erosi dan Sedimentasi terjadi pada berbagai tempat di permukaan bumi. Bendungan Temef
berpotensi mengalami sedimentasi pada tampungannya di sebabkan karena erosi yang terjadi
pada daerah aliran sungainya. Bendungan Temef terletak di Kecamatan Oenino, Kabupaten
Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dampak negatif dari sedimentasi
pada bendungan ini adalah mengakibatkan pendangkalan akibat tertimbunya tanah pada dasar
bendungan sehingga debit air menjadi berkurang, berkurangnya debit air tampungan pada
bendungan temef akan mempengaruhi pengaturan air untuk pertanian dan kebutuhan air
masyarakat Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS). Salah satu metode untuk menduga atau
menghitung nilai erosi melalui pendekatan USLE (Universal Soil Loss Equation). Salah satu
metode untuk menduga atau menghitung nilai erosi melalui pendekatan USLE (Universal Soil
Loss Equation). Parameter-parameter yang diperhitungkan untuk pendugaan erosi dengan
metode USLE adalah erosivitas hujan (EI), erodibilitas tanah (K), panjang lereng (L),
kemiringan lereng (S), pengelolaan tanaman (C), dan konservasi tanah (P). Proses erosi terjadi
melalui tiga tahap, yaitu pelepasan partikel tanah, pengangkutan oleh media seperti air dan
angin, dan selanjutnya pengendapan. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi adalah
curah hujan, tanah, lereng (topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia. Faktor-faktor tersebutlah
yang merupakan komponen-komponen pengali dalam pendekatan USLE. Perhitungan faktor
erosivitas hujan dilakukan dengan menggunakan dua persamaan erosivitas hujan yaitu
persamaan erosivitas Bols dan Lenvain.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya nilai erosivitas curah hujan dengan menggunakan formulasi Bols
dan formulasi Lenvain.
2. Untuk mengetahui besarnya nilai prediksi erosi per tahunnya pada Daerah Aliran Sungai
Bendungan Temef.
3. Untuk mengetahui besarnya nilai prediksi volume sedimentasi per tahunnya pada Daerah
Aliran Sungai Bendungan Temef.
4. Untuk mengetahui kelas bahaya erosi yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai Bendungan
Temef.
Erosi Merupakan suatu proses terkikisnya lapisan permukaan tanah yang berpindah ke tempat
lain disebabkan oleh pergerakan air, angin, es atau gravitasi yang berlangsung secara alamiah
ataupun sebagai akibat dari tindakan manusia. Mekanisme terjadinya erosi oleh Schwab (1999)
diidentifikasikan menjadi tiga tahap yaitu, detachment (penghancuran tanah dari agregat tanah
menjadi partikel-partikel tanah), transportation (pengangkutan partikel tanah oleh limpasan hujan
atau run off dan sedimentation (sedimen/pengendapan tanah tererosi), tanah-tanah tererosi akan
terendapkan pada cekungan-cekungan atau pada daerah-daerah bagian bawah. Cekungan-
cekungan yang menampung partikel-partikel tanah akibat top soil yang tergerus akan menjadi
area pertanian yang subur.
Hubungan faktor-faktor yang menyebabkan kedalam Metode Universal Soil Loss Equation dapat
dijelaskan sebagai berikut. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi perhitungan laju erosi dalam
metode Universal Soil Loss Equation dirumuskan sebagai berikut (Auliani dan Wijaya, 2017);
EA = EI x K x LS x C x P (1)

Dimana

EA adalah Banyaknya tanah yang tererosi (ton/ha/tahun)


EI adalah Faktor erosivitas hujan (KJ/ha)
K adalah Faktor erodibilitas tanah (ton/KJ)

242
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

LS adalah Faktor panjang dan kemiringan lereng


C adalah Faktor vegetasi atau tataguna lahan
P adalah Faktor tindakan konservasi tanah
Faktor curah hujan sangat berhubungan erat dengan indeks erosivitas hujan. Hubungan faktor
curah hujan dan indeks erosivitas hujan menurut Bols dirumuskan sebagai berikut (Auliyani dan
Wijaya, 2017),
EI = 6,119 (R)1,21(D)-0,47(M)0,53 (2)
Dimana

EI adalah Indeks Erosivitas hujan (KJ/ha)


R adalah Curah hujan rata-rata bulanan (cm)
D adalah Jumlah hari hujan rata-rata bulanan (hari)
M adalah Jumlah curah hujan maksimum rata-rata dalam 24 jam per bulan untuk
kurun waktu satu tahun (cm).
Perhitungan erosivitas juga dirumuskan oleh Lenvain (Auliyani dan Wijaya, 2017) sebagai
berikut:
EI = 2,21R1,36 (3)

Dimana

EI adalah Indeks Erosivitas hujan (KJ/ha)


R adalah Curah hujan bulanan (cm)
Dalam perhitungan indeks erodabilitas tanah, penetuan klasifikasi jenis tanah sangat perlu di
lakukan sehingga dapat di ketahui persebaran luasan dari masing-masing sampel tanah, sistem
klasifikasi tanah yang di lakukan mengacu pada sistem klasifikasi tanah nasional, sistem
klasifikasi tanah ini didasarkan pada morfogenesis, bersifat terbuka dan dapat menampung
semua jenis tanah di Indonesia. Erodibilitas tanah merupakan indikator mudah tidaknya tanah
mengalami erosi. Indeks erodibiltas tanah (K) menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh adanya energi kinetik hujan.
Besarnya resitensi tersebut diatas bergantung pada tekstur, struktur, bahan organik, dan
kemampuan infiltrasi atau permeabilitas tanah (Asdak, 2014). Indeks erodibilitas dihitung
menggunakan persamaan berikut:
, , , ,
= (4)

Dimana

K adalah Indeks erodibilitas tanah (ton/KJ)


OM adalah Persen unsur organik
S adalah Kode klasifikasi struktur tanah
P adalah Kode permeabilitas tanah
M adalah Nilai tekstur tanah (%debu + pasir sangat halus) x (100 - %liat)

Tabel 1. Kode Struktur Tanah Untuk Menghitung Nilai K (Arsyad, 2010)

Kelas Struktur Tanah (ukuran diameter) Kode

Granuler sangat halus (< 1 mm) 1


Granuler halus (1 sampai 2 mm) 2
Granuler sedang sampai kasar (2 sampai 10 mm) 3

243
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

Berbentuk blok, blocky, plast, massif 4

Tabel 2. Kode Permeabel Tanah Untuk Menghitung Nilai K (Arsyad, 2010)

Kelas Permeabilitas Kecepatan (cm/jam) Kode

Sangat lambat <0,5 6


Lambat 0,5 sampai 2,0 5
Lambat sampai sedang 2,0 sampai 6,3 4
Sedang 6,3 sampai 12,7 3
Sedang sampai cepat 12,7 sampai 25,4 2
Cepat >25,4 1

Sedimentasi
Sedimen adalah suatu proses pengendapan material yang ditranspor oleh media air, angin, es,
atau gletser di suatu cekungan. Sedimen merupakan hasil pengendapan material secara terus
menerus melalui pengikisan material yang dilalui oleh media pembawa sedimen. Sedimentasi
terjadi akibat dari adanya erosi pada suatu daerah. Menurut Asdak (2010) sedimentasi adalah
hasil proses erosi baik berupa erosi permukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya. Hasil
proses erosi yang berupa pengendapan akan terbentuk di darat, laut dan sungai.

Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio)


Perkiraan jumlah sedimen berdasarkan besarnya erosi yang terjadi pada suatu Daerah Aliran
Sungai dapat diketahui melalui perhitungan Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery
Ratio). Besarnya SDR dalam perhitungan-perhitungan erosi atau hasil sedimen untuk suatu
daerah aliran sungai umumnya ditentukan dengan menggunakan grafik hubungan antara luas
DAS dan besarnya SDR seperti yang dikemukakan Roehl (1962) (Asdak, 2010).

Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Luas DAS dan Nilai SDR (Roehl, 1962)
Setelah memperoleh nilai SDR yang sesuai berdasarkan grafik hubungan pada Gambar 1, maka
hasil sedimen yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan berikut (Asdak, 2010):
Y = E (SDR) Ws (6)
Dimana :
Y adalah Hasil sedimen (ton/tahun)
E adalah Erosi total (ton/km2/tahun)
SDR adalah Nisbah pelepasan sedimen (tanpa satuan)
244
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

Ws adalah Luas daerah tangkapan air (km2)

Klasifikasi Bahaya Erosi


Untuk memberikan gambaran tentang potensi erosi yang hasilkan, United States Department of
Agriculture (USDA) telah menetapkan klasifikasi bahaya erosi berdasarkan laju erosi yang
dihasilkan dalam ton/ha/tahun seperti diperlihatkan pada Tabel 3. Klasifikasi bahaya erosi ini
dapat memberikan gambaran, apakah tingkat erosi yang terjadi pada suatu lahan ataupun daerah
aliran sungai sudah termasuk dalam tingkatan yang membahayakan atau tidak, sehingga dapat
dijadikan pedoman didalam pengelolaan daerah aliran sungai. Untuk klasifikasi kelas bahaya
erosi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Klasifikasi Bahaya Erosi (Kironoto, 2003)

No. Kelas Bahaya Erosi Laju Erosi (ton/ha/thn) Keterangan


1 I <15 Sangat ringan
2 II 15 – 60 Ringan
3 III 60 – 180 Sedang
4 IV 180 – 480 Berat
5 V >480 Sangat Berat

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Nusa Cendana dan pada
lokasi Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef. Obyek pembahasan dalam penelitian ini adalah
Bendungan/Waduk Temef yang terletak pada 9°42'36.33"S dan 124°27'36.91"E.

Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengujian dan dokumentasi. Pengujian
dilakukan di laboratorium dengan maksud untuk memperoleh data mengenai karakteristik suatu
benda uji, yaitu pengujian distribusi ukuran butiran tanah, pengujian permeabilitas tanah, dan
pengujian kandungan bahan organik tanah. Sedangkan dokumentasi terdiri dari data-data
maupun teori literatur berupa peta-peta daerah penelitian dan foto-foto lokasi penelitian.

Teknik Analisa Data


Teknik analisa data yang dilakukan adalah menghitung besarnya indeks erosivitas hujan,
erodibilitas tanah, nilai panjang dan kemiringan lereng, nilai vegetasi dan pengelolaan lahan,
serta indeks upaya konservasi tanah, dalam perhitungan luasan dilakukan penggambaran peta
dengan menggunakan aplikasi ArcGIS. Selanjutnya dihitung nilai erosi dan sedimentasi dengan
Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dan nilai SDR (Sediment Delivery Ratio).

245
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN


Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef terletak pada Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS)
dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas Daerah
Aliran Sungai Bendungan Temef adalah 552,583 km2 (Detail Desain Bendungan Temef, PT
Indra Karya)

PERHITUNGAN EROSI DAN SEDIMENTASI DENGAN METODE USLE


Indeks Erosivitas Hujan (EI)
Indeks erosivitas hujan dihitung menggunakan dua persamaan erosivitas yaitu persamaan
erosivitas Bols dan persamaan erosivitas Lenvain. Hasil perhitungan indeks erosivitas hujan (EI)
yang diperoleh dari Persamaan (2) dan Persamaan (3) dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6
berikut :
Tabel 4. Nilai Indeks Erosivitas (EI) Dengan Persamaan Bols

Indeks Erosivitas (KJ/ha) Total


THN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des EI
2009 25.0 47.2 80.2 3.8 71.8 16.0 19.0 0.2 0.2 1.1 25.6 14.5 304.7
2010 6.2 11.0 14.0 15.3 10.2 8.9 3.8 6.1 1.8 13.1 31.3 9.7 131.3
2011 8.0 11.1 12.2 19.8 17.2 0.7 5.3 0.2 3.8 4.3 21.3 11.3 115.1
2012 9.9 9.2 20.0 29.5 13.6 7.8 0.5 0.0 0.0 3.2 25.6 10.5 129.8
2013 14.8 18.0 7.3 7.9 7.3 9.9 2.9 0.0 0.0 10.6 16.8 26.9 122.4
2014 24.3 71.7 37.8 7.6 2.5 0.6 3.3 0.1 0.0 0.0 5.6 13.8 167.4
2015 21.4 21.3 35.0 62.1 22.4 11.0 3.7 0.0 0.0 0.0 51.0 123.3 351.3
2016 52.1 29.9 58.5 3.6 35.4 16.8 61.0 0.4 7.0 10.8 43.9 40.7 360.2
2017 37.7 48.6 46.0 63.1 6.2 18.0 35.0 0.0 0.0 33.4 44.1 44.9 377.0
2018 15.9 9.9 31.4 11.4 17.6 24.5 45.5 5.2 0.0 14.7 34.5 40.8 251.4
Tabel 5. Nilai Indeks Erosivitas (EI) Dengan Persamaan Lenvain
Indeks Erosivitas (KJ/ha) Total
THN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des EI
2009 518 965 867 16.2 433 12 23 0.3 1.0 2.2 117 186 3140.2
2010 89 241 114 311 271 52 92 25.8 24 139 102 198 1660.9
2011 289 117 315 199 74 1.4 8.1 0.2 1.0 23.9 51.4 235 1316.3
2012 319 272 898 589 501 48 1.1 0.0 6.6 1.3 39.5 185 2860.9
2013 517 442 129 45.3 116 122 21 0.1 0.0 19.1 170 459 2040.7
2014 492 647 328 69.7 18 4.9 3.5 0.2 0.0 0.0 13.3 674 2250.2
2015 752 305 552 184 49 47 3.3 0.1 0.0 0.0 39.3 1159 3090.5
2016 699 865 663 9.0 617 134 154 14.8 105 37.3 197 781 4277.5

246
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

2017 548 995 982 641 34 236 90 0.0 0.0 48.7 609 823 5006.3
2018 645 150 371 29.3 74 46 77 22.7 0.0 39.7 525 765 2744.4

Indeks Erodibiltas Tanah (K)


Berdasarkan hasil pengambilan sampel tanah untuk masing titik pengambilan sampel dan setelah
di lakukan klasifikasi jenis tanah berdasarkan sistem klasifikasi tanah nasional di peroleh 3 jenis
tanah yakni tanah latosol, tanah regosol dan tanah mediteran. Perhitungan Indeks erodibilitas
tanah diperoleh dengan menggunakan Persamaan 4 dan ditentukan dengan bantuan peta jenis
tanah yang terdapat pada Gambar 2 serta data pengujian distribusi ukuran butiran tanah,
kandungan permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organik tanah sebagai berikut.

Gambar 2. Peta Jenis Tanah Dan Titik Pengambilan Sampel Tanah


Berdasarkan peta dengan luas DAS yaitu 552,583 km2, terdapat tiga jenis tanah dengan luas
masing-masing. Maka untuk nilai erodibilitas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Indeks Erodibilitas (K) Daerah Aliran Sungai Temef

Nilai Erodibilitas (K) Luas Area K x Luas Area


No. Jenis Tanah
ton/KJ km2 ton.km2/KJ

1 Regosol 0,401 164,570 66.058

2 Mediteran 0,885 188,097 166.559

3 Latosol 0,760 199,916 151.883

Jumlah 552,583 384,500


Nilai indeks erodibilitas tanah pada Daerah Aliran Sungai Temef dihitung dengan membagi
jumlah (K x luas area) dengan luas area total DAS Temef, sehingga diperoleh nilai K sebesar
0,696 ton/KJ.

247
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)


Indeks panjang dan kemiringan lereng ditentukan menggunakan peta kemiringan lereng DAS
Bendungan Temef seperti pada gambar berikut.

Gambar 3. Peta Kemiringan Lereng DAS Bendungan Temef


Berdasarkan peta kemiringan lereng tersebut, diperoleh kemiringan dan luasnya pada Tabel 7.
Tabel 7. Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng Daerah Aliran Sungai Temef

Kelas LS x Luas
Luas Area
No. Warna Kemiringan LS Area
(%)1) (km2)
(km2)
1 Hijau Tua 0-5 0,250 23,45 5,86
2 Hijau Muda 5-15 1,200 156,43 187,71
3 Kuning 15-35 4,250 259,62 1103,39
4 Jingga 35-50 9,500 67,92 645,20
5 Merah >50 12,000 45,17 542,04
Jumlah 552,583 2484,195
Diperoleh nilai LS untuk DAS Temef yang dipakai yaitu 2484,195/552,583 = 4,496.

Faktor Pengelolaan Tanaman (C)

Faktor pengelolaan tanaman ditentukan dengan menggunakan peta tata guna lahan daerah aliran

248
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

sungai Temef seperti pada gambar berikut.

Gambar 4. Peta Tata Guna Lahan/Pengelolaan Tanaman DAS Bendungan Temef


Berdasarkan peta tersebut, diperoleh jenis penggunaan lahan dan luas area dari masing-masing
jenis penggunaan lahan seperti pada Tabel 8.
Tabel 8. Indeks Pengelolaan Tanaman (C) Daerah Aliran Sungai Temef

No. Penutupan Vegetasi C Luas Area C x Luas Area


(km2) (km2)
1 Permukiman 1,000 17,833 17,833
2 Kebun campuran 0,200 50,255 10,051
3 Sawah 0,010 4,929 0,049
4 Ladang 0,400 80,924 32,370
5 Hutan serasah kurang 0,005 31,860 0,159
6 Alang 0,001 23,601 0,024
7 Semak Belukar 0,300 339,051 101,715
8 Tanah kosong 1,000 4,130 4,130
Jumlah 551,285 166,331
Indeks pengelolaan tanaman (C) untuk DAS Temef sebesar 0,302 yang diperoleh dari membagi
jumlah hasil kali C dan luas area dengan luas DAS Temef.

Indeks Upaya Konservasi Tanah (P)


Indeks upaya konservasi tanah pada DAS Bendungan Temef adalah 1,00 karena tidak atau
belum dilakukan konservasi lahan pada DAS tersebut.
Perhitungan Prediksi Nilai Erosi Dengan Metode USLE (Universal Soil Loss Equation)
Dengan menggunakan Metode USLE, maka diperoleh besarnya erosi yang terjadi di Bendungan
Temef seperti pada Tabel 9.

249
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

Tabel 9. Perhitungan Prediksi Nilai Erosi Dengan Metode USLE Menggunakan Formulasi
Erosivitas Bols dan Lenvain

EI Erosi USLE Erosi USLE


EI Bols Lenvain K Bols Lenvain
THN LS C P
(KJ/ha) (KJ/ha) (ton/KJ) (ton/ha) (ton/ha)
2009 304,70 3140,240 0,696 4,496 0,302 1,000 287,580 2963,779
2010 131,34 1660,899 0,696 4,496 0,302 1,000 123,958 1567,568
2011 115,06 1316,323 0,696 4,496 0,302 1,000 108,596 1242,354
2012 129,78 2860,877 0,696 4,496 0,302 1,000 122,483 2700,114
2013 122,43 2040,734 0,696 4,496 0,302 1,000 115,546 1926,058
2014 167,35 2250,224 0,696 4,496 0,302 1,000 157,947 2123,776
2015 351,28 3090,459 0,696 4,496 0,302 1,000 331,540 2916,795
2016 360,25 4277,531 0,696 4,496 0,302 1,000 340,006 4037,162
2017 376,96 5006,311 0,696 4,496 0,302 1,000 355,779 4724,989
2018 251,44 2744,410 0,696 4,496 0,302 1,000 237,306 2590,192
Rata-rata 218,074 2679,279

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 9 di atas, diperoleh perdiksi nilai erosi dengan metode
USLE adalah
Erosivitas Bols adalah 218,074 ton/ha/tahun = 21807,426 ton/km2/tahun
Erosivitas Lenvain adalah 2679,279 ton/ha/tahun = 267927,863 ton/km2/tahun

Perhitungan Prediksi Volume Sedimen Dengan Menggunakan Nisbah Pelepasan Sedimen


(Sediment Delivery Ratio)

Nilai Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) yang akan digunakan untuk
menentukan volume sedimen yang terjadi dapat diperoleh dengan menggunakan Gambar 1
Dengan luas DAS sebesar 552,583 km2 (55258,337 ha), maka nilai SDR (Sediment Delivery
Ratio) adalah 8.5% atau 0,085.

Gambar 4.5 Nilai SDR Daerah Aliran Sungai Temef


Perhitungan Berat sedimen menggunakan metode SDR (Sediment Derlivery Ratio) dapat
menggunakan Persamaan 6. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah erosi total yang
pada penelitian ini digunakan Nilai Erosi Total dengan Metode USLE (Universal Soil Loss
250
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

Equation), nilai SDR (Sediment Delivery Ratio) berdasarkan gambar diatas, dan luas daerah
tangkapan air (Luas DAS). Sehingga volume sedimen yang terjadi dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Perhitungan prediksi berat sedimen per tahun dengan nilai hasil Erosi total menggunakan
metode USLE (Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Bols. Sesuai dengan
Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) Persamaan 6 maka berat sedimen
dihitung sebagai berikut:
Berat sedimen = 21807,426 ton/km2/tahun x 0,085 x 552,583 km2
= 1.025.490,765 ton/tahun.
2. Perhitungan prediksi berat sedimen per tahun dengan nilai hasil Erosi total menggunakan
metode USLE (Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Lenvain. Sesuai dengan
Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) Persamaan 6 maka berat sedimen
dihitung sebagai berikut:
Berat sedimen = 267927,863 ton/km2/tahun x 0,085 x 552,583 km2
= 12.599.265,419 ton/tahun.
Untuk mengubah satuan berat sedimen menjadi satuan volume sedimen, maka hasil perhitungan
dengan metode Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) tersebut akan dibagi
dengan berat volume tanah. Perhitungan volume sedimen diawali dengan penentuan berat
volume tanah pada DAS Temef seperti pada Tabel 10.
Tabel 10. Berat Volume Tanah Pada DAS Temef

No. Jenis Tanah Berat Volume Luas Wilayah Berat Volume x Luas
Tanah (km2) Area
(ton/m3) (ton.km2/m3)
1 Regosol 1,327 164,570 218,441
2 Mediteran 1,380 188,097 259,523
3 Latosol 1,362 199,916 272,313
Jumlah 552,583 750,277

, . / !
Berat volume tanah DAS Temef = = 1,358 ton/m3
, "
Berat volume tanah secara keseluruhan pada DAS Temef adalah 1,358 ton/m3. Perhitungan
prediksi volume sedimen per tahun dengan nilai hasil erosi total menggunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) formulasi erosivitas Bols dan formulasi erosivitas Lenvain :

1. Perhitungan prediksi volume sedimen dengan menggunakan Nisbah Pelepasan Sedimen


(Sediment Delivery Ratio) untuk nilai hasil Erosi total menggunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Bols
Volume sedimen = Berat sedimen : Berat volume tanah
= 1.025.490,765 ton/tahun : 1,358 ton/m3
= 755.279,949 m3/tahun.
2. Perhitungan prediksi volume sedimen dengan menggunakan Nisbah Pelepasan Sedimen
(Sediment Delivery Ratio) untuk nilai hasil Erosi total menggunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Lenvain
Volume sedimen = Berat sedimen : Berat volume tanah
= 12.706.268,805 ton/tahun : 1,358 ton/m3
= 9.279.432,703 m3/tahun.

251
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

Persentase Perbandingan Volume Sedimen


Dalam penelitian ini, perhitungan nilai erosivitas hujan dilakukan dengan dua Formulasi yaitu
Formulasi Bols dan Formulasi Lenvain, sedangkan dari data perencanaan yang diperoleh dari
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II perhitungan nilai erosivitas hujan menggunakan
persamaan Interaksi Energi-Intensitas dengan memanfaatkan data dari penakar hujan otomatis
perhitungan tersebut di buat oleh PT Indra Karya (Persero)-Surabaya. Berdasarkan data
perencanaan diketahui nilai volume sedimentasi pada Bendungan Temef sebesar 641.854,03
m3/tahun. Sehingga dapat dihitung persentase perbandingan volume sedimen berdasarkan
Perhitungan volume sedimen dengan menggunakan Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment
Delivery Ratio) dengan nilai hasil Erosi total di dapat dengan menggunakan metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Bols dan Formulasi Erosivitas Lenvain
terhadap data perencanaan hasil volume sedimen. Berdasarkan data dan hasil perhitungan diatas
dapat diketahui variasi perbandingan volume sedimen dan perhitungan presentase perbandingan
volume sedimen sebagai berikut.

1. Perbandingan volume sedimen bendungan dari data perencanaan dengan perhitungan volume
sedimen dengan menggunakan Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) untuk
nilai hasil Erosi total menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) Formulasi
Erosivitas Bols.
Volume Sedimen Bendungan 641.854,03 m3 /tahun
x100% = x100%= 84,98%
Volume sedimen USLEBols 755.279,949 m3 /tahun

2. Perbandingan volume sedimen bendungan dari data perencanaan dengan perhitungan volume
sedimen dengan menggunakan Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) untuk
nilai hasil Erosi total menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) Formulasi
Erosivitas Lenvain.
Volume Sedimen Bendungan 641.854,03 m3 /tahun
x100% = x100%= 6,92%
Volume sedimen USLELenvain 9.279.432,703 m3 /tahun

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh hasil perhitungan prediksi volume sedimentasi
yang paling sesuai adalah Perhitungan prediksi volume sedimen dengan menggunakan Nisbah
Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) untuk nilai hasil Erosi total menggunakan metode
USLE (Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Bols dengan tingkat ketelitian
mencapai 84,98 %. Berdasarkan Hasil perhitungan Tersebut dapat di ketahui hasil perdiksi Nilai
Erosi dan Sedimentasi pertahunnya benar dan disarankan untuk dipakai.
Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian untuk memperoleh nilai erosi dengan metode USLE (Universal Soil
Loss Equation) diperoleh nilai erosi yang terjadi berdasarkan bentuk erosi percikan, erosi lembar
dan erosi alur dimana perhitungan untuk memperoleh nilai erosi dengan metode ini tidak
mencakup limpasan permukaan, volume aliran permukaan, puncak laju aliran permukaan dan
debit banjir maksimum yang terjadi (dilihat dari koefisien yang di cari untuk metode ini),
sehingga hasil perhitungan nilai erosi pada daerah aliran sungai bendungan temef tidak
memperhitungkan nilai erosi yang terjadi untuk cakupan yang lebih luas seperti erosi yang
terjadi dalam bentuk erosi parit, erosi tebing sungai dan tanah longsor.
Hasil perhitungan nilai erosi dan volume sedimen berdasarkan perhitungan USLE (Universal
Soil Loss Equation) dengan formulasi erosivitas Lenvain memperoleh angka lebih besar
dibandingkan dengan volume sedimen perhitungan USLE menggunakan formulasi erosivitas
Bols. Hal ini dikarenakan nilai indeks erosivitas Lenvain dihitung menggunakan curah hujan
bulanan atau total curah hujan yang terjadi selama sebulan, Sedangkan faktor erosivitas Bols
dihitung menggunakan rata-rata hujan yang terjadi selama sebulan sehingga sedimen yang terjadi
menjadi kecil. Faktor-faktor lain dalam metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dihitung
252
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

nilainya untuk keseluruhan Daerah Aliran Sungai dari tahun ke tahun sehingga indeks erosivitas
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap variasi volume sedimen.
Berdasarkan hasil perbandingan perhitungan volume sedimentasi dari data perencanaan,
diperoleh prediksi sedimentasi dengan menggunakan erosivitas bols memperoleh hasil yang
paling sesuai, dan disarankan untuk dipakai. Dengan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan
untuk perhitungan prediksi erosi dan sedimentasi, dalam koefisien penggunaan indeks luas DAS,
Indeks Erodabilitas Tanah (K), Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) dan Indeks
Penutupan Lahan atau Penutupan Vegetasi (C) sangat berdampak pada hasil nilai erosi dan
sedimentasi yang terjadi, dan faktor Erosivitas Curah Hujan (EI) bukan menjadi faktor penentu
dalam perhitungan nilai erosi dan sedimentasi yang terjadi. Perbandingan volume sedimen
bendungan dari data perencanaan dengan perhitungan volume sedimen dengan menggunakan
Nisbah Pelepasan Sedimen (Sediment Delivery Ratio) untuk nilai hasil erosi total menggunakan
metode USLE (Universal Soil Loss Equation) Formulasi Erosivitas Bols memiliki hasil yang
paling sesuai yakni dengan ketelitian 84,98 %, Sehingga dalam penentuan kelas bahaya erosi
menggunakan nilai perhitungan USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan rumus erosivitas
Bols, diperoleh kelas bahaya erosi yang terjadi berada pada kelas IV yang dikategorikan berat.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data pada penelitian ini maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan jumlah nilai Erosivitas Curah hujan pada Daerah Aliran Sungai Bendungan
Temef dengan formulasi Bols adalah 2.310,58 mm dan dengan formulasi Lenvain adalah
28.388,01 mm.
2. Hasil prediksi perhitungan nilai erosi menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss
Equation) yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef memiliki hasil:
a. Dengan formulasi erosivitas Bols adalah 218,074 ton/ha/tahun.
b. Dengan formulasi erosivitas Lenvain adalah 2.679,279 ton/ha/tahun.
3. Hasil prediksi perhitungan volume sedimentasi menggunakan metode Nisbah Pelepasan
Sedimen (Sediment Delivery Ratio) yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai Bendungan
Temef memiliki hasil:
a. Dengan nilai hasil Erosi total menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation)
formulasi erosivitas Bols adalah 755.279,949 m3/tahun.
b. Dengan nilai hasil Erosi total menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation)
formulasi erosivitas Lenvain adalah 9.279.432,703 m3/tahun.
4. Kelas Bahaya erosi yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai Bendungan Temef tergolong
kelas IV yang dikategorikan berat.

SARAN
Beberapa saran yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. Dalam penelitian ini, metode perhitungan erosi yang digunakan yaitu Metode Universal Soil
Loss Equation (USLE). Pada penelitian selanjutnya disarankan dapat menggunakan metode
perhitungan erosi lain seperti menggunakan metode Modified Universal Soil Loss Equation
(MUSLE) dan Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE) yang merupakan
pengembangan dari metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dimana untuk memperoleh
nilai erosi yang terjadi memperhitungkan pengendapan yang terjadi dalam proses
pengangkutan pada daerah yang cukup luas jika di bandingkan dengan Universal Soil Loss
Equation (USLE), Dalam metode Musle digunakan faktor aliran atau limpasan permukaan
(R), menggantikan erosivitas hujan (EI) yang digunakan dalam metode Universal Soil Loss
Equation (USLE) hal ini dilakukan untuk mencari nilai erosi yang terjadi.
2. Bagi masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai Temef agar mulai melakukan usaha
konservasi khususnya pada lahan-lahan yang kritis dan daerah dengan kemiringan yang cukup

253
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”
Jurnal Teknik Sipil, Vol. IX, No. 2, September 2020

terjal, sehingga dapat mengurangi terjadinya erosi, dalam mewujudkannya hal ini, perlu
adanya kerjasama yang baik dari masyarakat maupun pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air, IPB, Bogor
Asdak, C. 2014. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Cetakan Keenam, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Auliyani dan Wijaya. 2017. Perbandingan Prediksi Hasil Sedimen Menggunaka Pendekatan
Model Universal Soil Loss Equation Dengan Pengukuran Langsung, Balai Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Surakarta.
Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, 1986. Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan RTL-
RLKT, Jakarta, Departemen Kehutanan RI.

Kironoto, B, A. 2003. Hydraulics of Sedimen Transport, Diklat Kuliah MPBA Universitas


Gadjah Mada, Yogyakarta.

Muskanan, Melati J. 2018. Analisis Erosi dan Sedimentasi menggunakan Metode USLE dan
MUSLE Pada Daerah Aliran Sungai Di Bendungan Raknamo Kabupaten Kupang.
Skripsi Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Sains dan Teknik. Universitas Nusa Cendana.
Kupang.

PT. Indra Karya (Persero), 2015. Diskusi Draft Laporan Akhir “Detail Desain Bendungan Temef
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan”, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II,
Kementerian Pekerjaan Umum, Nusa Tenggara Timur.

Roehl, W. (1962). Sediment Source Areas, Delivery Ratios And Influencing Morphological
Factors. International Association of Hydrological Sciences Commission on Land
Erosion.

254
Palenga, M. F. R., et.al., “Prediksi Erosi di Daerah Aliran Sungai dan Sedimentasi pada Bendungan Temef”

Anda mungkin juga menyukai