Perhitungan Erosivitas Hujan
Perhitungan Erosivitas Hujan
Perhitungan Erosivitas Hujan
R = 2,221 x P 1,36
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah sebagai sumber daya alam telah mengalami berbagai tekanan seiring dengan
peningkatan jumlah manusia. Tekanan tersebut telah menyebabkan penurunan mutu tanah yang
berujung pada pengurangan kemampuan tanah untuk berproduksi. Penurunan mutu tanah
tersebut disebabkan oleh proses pencucian hara dan proses erosi tanah terutama pada lahan-lahan
yang tidak memiliki penutupan vegetasi. Di Indonesia erosi yang sering dijumpai adalah erosi
yang disebabkan oleh air.
Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah. Erosi
menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadi erosi dan pada tujuan akhir tanah terangkut
tersebut diendapkan. Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat
interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia terhadap sumber
daya alam.
Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu pelepasan partikel tanah, pengangkutan oleh
media seperti air adan angin, dan selanjutnya pengendapan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan, tanah, lereng (topografi), vegetasi, dan
aktifitas manusia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah konservasi tanah dan air dengan materi prediksi erosi berdasarkan
erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan tanah dan jenis tanaman
adalah untuk mengetahui laju erosi pada lahan yang diukur berdasarkan perhitungan USLE dan
GUEST
II. PREDIKSI EROSI
2.1 Pengertian erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi (Hardjowigeno, 1995). Secara
deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah,
topografi, vegetasi, dan aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.
Keterangan:
A : Banyaknya tanah tererosi dalam t ha-1 tahun-1;
R : Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yangmerupakan perkalian
antara energi hujan total (E) dengan intensitashujan maksimum 30 menit (I30),
K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk
suatu tanah yang diperoleh dari petak homogen percobaan standar, dengan
panjang 72,6 kaki (22 m) terletak pada lereng 9 % tanpatanaman;
L : Faktor panjang lereng 9 %, yaitu nisbah erosi dari tanah denganpanjang lereng tertentu dan er
osi dari tanah dengan panjang lereng 72,6kaki (22 m) di bawah keadaan yang identik;
S : Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi darisuatutanah dengan kecuraman le
reng tertentu, terhadap besarnya erosidari tanah dengan lereng 9 % di bawah keadaan yang ident
ik;
C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbahantara besarnya
erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup danpengelolaan
tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanahyang identik tanpa tanaman;
P : Faktor tindakan konservasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari
tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi tanah sepertipengelolaan
menurut kontur, penanaman
dalam strip atau teras terhadapbesarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam kedaan
yangidentik.
Dengan menggunakan kriteria erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi yang terjadi di
suatu daerah, dengan kriteria erosi. Data-data yang perlu dalam pendugaan besarnya erosi
menggunakan metode USLE ini adalah :
1. Data curah hujan
Data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan terdekat dengan lokasi penelitian,
sekurang-kurangnya 10 tahun terakhir. Data curah hujan ini digunakan untuk mengetahui faktor
erosivitas hujan ( R) melalui persamaan Bols (1978) :
Dimana :
Rain = rerata curah hujan bulanan (cm)
Days = jumlah hari hujan per bulan
Max =curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang bersangkutan.
Perhitungan faktor erosivitas hujan (R) yang lain dapat dihitung dengan menggunakan
rumus di bawah ini.
R = (0.41 x H)1.09
dimana H = curah hujan (mm/th).
keterangan :
EI30 : Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata
R12 : Jumlah E130 selama 12 bulan
R : Curah hujan bulanan (cm)
D : Jumlah hari hujan
M : Hujan maksimum pada bulan tersebut (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang lain dapat menggunakan rumus
yang dikemukakan oleh Lenvain (DHV, 1989) sebagai berikut :
R = 2,221 P 1,36
keterangan :
R : Indeks erosivitas
P : Curah Hujan Bulanan (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini lebih sederhana karena
hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.
Untuk kadar bahan organik > 6% (agak tinggi - sangat tinggi),angka 6% tersebut digun
akan sebagai angka maksimum. Penilaian strukturdan permeabilitas tanah masing-masing
menggunakan Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Penilaian struktur tanah
No Tipe struktur tanah Kode penilaian
1 Granular sangat halus (very fine granular) 1
2 Granular halus (fine granular) 2
3 Granular sedang dan besar (medium, coarse granular) 3
4 Gumpal, lempeng, pejal (blocky, platty, massif) 4
Sumber: Wischmeier et al., 1971
Menurut Morgan (1979) faktor panjang dan kemiringan lereng dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
Keterangan :
dengan LS adalah faktor panjang dan kemiringan lahan;
S adalah kemiringan lahan (%) L adalah panjang lereng (m)
Rumus tersebut berlaku untuk
lahan dengan kemiringan <22%,sedangkan untuk lahan dengan kemiringan lebih curam digun
akan rumusGregory et al. (1977) sebagai berikut:
dengan:
T = faktor topografi/ LS
λ = panjang lereng, dalam meter
m = 0,5 untuk lereng 5% atau lebih; 0,4 untuk lereng 3,5% - 4,9%; 0,3 untuklereng < 3,4%
C = 34,7046
udut kemiringan lahan, dalam derajat.
Selain menggunakan rumus di atas, nilai LS dapat juga ditentukan menurut kemiringan
lerengnya seperti ditunjukan pada Tabel 3 berikut .
2.2.2 Metode GUEST
Model erosi Rose (GUEST) merupakan model berdasarkan pendekatan
proses erosi yang mempengaruhinya, yaitu daya pelepasanpartikel tanah oleh butir-
butir hujan dan aliran permukaan sebagai agenutama penyebab erosi tanah.
Dalam model ini, erosi terjadi karena adanyatiga proses yang berperan, yaitu
pelepasan (detachment) oleh butir-butirhujan, pengangkutan
(transportation) sedimen, dan pengendapan(deposition) sedimen (Rose et.al., 1983).
Persamaan model tersebut setelah disederhanakan adalah sebagaiberikut:
SL = 2700 λ S (Cr ) (Q)
Keterangan :
SL: total tanah yang hilang (kg.m-3);
λ : efisiensi pengangkutan; S adalah kemiringan lahan (%);
C :persentase penutupan lahan;
Q : volume aliran permukaan (m3).
Persamaan (1) diturunkan berdasarkan konsep konservasi masasedimen
dalam beberapa bagian elemen dari aliran permukaan yangdikombinasikan
dengan teori konsentrasi sedimen dan hidrologi. Secaramatematis persamaan
tersebut ditulis dalam bentuk,
dimana qsi = q ci, yaitu fluk (flux) sedimen pada arah aliran (x), qadalah fluk
sedimen (debit spesifik), ci= konsentrasi sedimen, h = tebalaliran permukaan, ei = pelepasan (d
etachment) oleh butir-butir hujan, ri =pengangkutan (entrainment) sedimen, dan di =
pengendapan (deposition)sedimen.
Sejalan dengan perkembangan ilmu komputer, model GUESTdisempurnakan
menjadi event-based proses model untuk erosi lembar (sheeterosion). Namun demikian model
tersebut dapat juga diaplikasikan untukerosi
alur (rill erosion). Model ini dapat pula dianggap sebagai semi-static model,
karena erosi dapat diprediksi per kejadian hujan (event byevent) (Schmitz dan Tameling, 2000).
GUEST mulanya didokumentasikan oleh Misra dan Rose pada
tahun1990 dan telah mengalami beberapa pengembangan selama Proyek ACIAR(Australian
Centre for International Agricultural Research) (Rose et al.,1997a). Untuk daerah
tropis (Philippina, Malaysia, Thailand dan Australia), GUEST telah divalidasi pada
skala plot (72-1.000m2) dan menunjukkan hasil yang baik (Rose et al., 1997a;
Schmitz dan Tameling, 2000; ICRAF,2000).
GUEST merupakan model persamaan
fisik (physical equation) yangperhitungannya didasarkan pada konsentrasi sedimen yang tersus
pensi didalam aliran permukaan, dikembangkan oleh Rose dan Hairsine (1988).Besar
konsentrasi sedimen pada keadaan bera menggunakan persamaansebagai berikut:
Keterangan:
Ct adalah
konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan; F adalah fraksitenaga aliran yang digunakan untuk
mengerosikan tanah; σ adalahberat jenis sedimen; ρ adalah berat jenis air; φ adalah rata-
rata kecepatanpengendapan sedimen; S adalah kemiringan lahan; dan V adalah kecepatan aliran
permukaan.
Kecepatan aliran permukaan pada persamaan 3 menggunakan
rumus Manning’s yang disajikan dalam persamaan 4, yaitu:
Keterangan:
n adalah koefisien kekasaran Manning’s; R adalah jari-
jari hidraulik; danS adalah kemiringan lahan.
Jika debit aliran permukaan mengikuti persamaan 5, kemudian disubsitusikan
kedalam persamaan 3, maka persamaan kecepatan aliran
permukaan dapat dijabarkan menjadi persamaan 6.
Q = VA
Keterangan :
Q adalah debit aliran permukaan per unit dan A adalah luas penampang permukaan.
Bila persamaan 6 disubsitusikan dalam persamaan 3, makapersamaan
konsentrasi sedimen dapat dijabarkan mengikuti persamaan 7,yaitu:
Selanjutnya persamaan 7 disederhanakan menjadi persamaan 8, yaitu
Rose et al. (1997a) dan Yu et al. (1997) mengungkapkan perludilakukan
upaya untuk memperoleh aliran permukaan yang stabil denganmencari debit aliran permuka
an effektif (Q eff ) dengan perubahan persamaan menjadi persamaan 9.
Dengan nilai Qeff seperti persamaan 10 di bawah ini.
Untuk mendapatkan kondisi aktual di lapangan, maka faktorerodibilitas
tanah dan faktor penutupan lahan atau vegetasi harusditambahkan. Erodibilitas
tanah didefinisikan sebagai ketahanan tanahterhadap gerakan aliran air
permukaan. Istilah ini disebut juga sebagaikohesi tanah atau ketahanan agregat tanah. Kohesi ta
nah mempunyaihubungan yang negatif dengan jarak antar
partikel, tetapi mempunyaihubungan yang positif dengan luas permukaan spesifik partikel tanah.
Hubungan erodibilitas tanah dengan konsentrasi sedimen pada aliran permukaan disaji
kan dalam persamaan 11.
Keterangan:
β adalah parameter erodibilitas; C adalah konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan.
Faktor penutupan lahan sangat signifikan mengurangi kerusakan tanah
yang diakibatkan pukulan butiran air hujan, dan dapat menurunkan lajualiran permukaan. Penut
upan lahan mempunyai hubungan eksponensialdengan permukaan kontak dan erosi yang dihasil
kan serta mempunyai nilaiyang
bervariasi tergantung pada tipe penggunaan lahannya (Rose et al.1997b).
Selain itu permukaan kontak mempunyai hubungan eksponensialdengan konstanta permu
kaan kontak yaitu k s . Nilai ini diperoleh darihubungan tanah
yang tererosi dengan tanaman penutup dan tanpa tanaman
(bera) dengan permukaan kontak seperti tersaji dalam persamaan 12.
Keterangan:
c = erosi tanah pada tanaman tertentu;
cb = erosi tanah pada kondisi bera;
Cs = fraksi dari permukaan kontak penutupan; dan
k s = konstanta permukaan kontak.
Akhirnya, dengan menambahkan persamaan 11, 12, dan total aliran
permukaan (∑Q) pada persamaan 9, maka jumlah keseluruhan masatanah yang
hilang pada setiap kejadian erosi (M) disajikan pada persamaan 13.
Prosedur perhitungan erosi dengan metode Rose pada prinsipnyaadalah mengakomodasi
kan besaran aliran permukaan dan konsentrasisedimen dalam aliran permukaan
pada setiap kejadian hujan.
3.1 Kesimpulan
Prediksi terjadinya suatu erosi dapat dihitung menggunakan metode USLE berdasarkan
dari erosivitas hujan, erodibitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan tanah
dan jenis tanaman serta dengan perhitungan metode GUEST.
3.2 Saran
Suatu perhitungan prediksi erosi perlu ketelitian dan pemilihan metode yang tepat dalam
menganalisa besarnya laju erosi pada suatu lahan berdasarkan bentuk lahan tersebut dan faktor-
faktor pendukungnya.