Regresi Non Linear
Regresi Non Linear
Regresi Non Linear
“METODE STATISTIKA”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metode Statistika
Dosen Pengampu:
Dr. H. Karim, M.Si.
Kamaliyah, S.Pd., M.Pd.
Regresi atau peramalan adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang
apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu
dan sekarang yang dimiliki agar kesalahan dapat diperkecil.
Regresi juga dapat diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan. Supaya tidak
salah paham bahwa peramalan tidak memberikan jawaban pasti tentang apa yang akan
terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang akan terjadi. Jadi regresi
mengemukakan tentang keingintahuan apa yang terjadi dimasa depan untuk memberikan
kontribusi menentukan keputusan terbaik.
Regresi non linear adalah suatu metode untuk mendapatkan model non linear
yang menyatakan variabel dependen dan independen. Apabila hubungan fungsi antara
variabel bebas X dan variabel tidak bebas Y bersifat non linear, tansformasi bentuk
nonlinear ke bentuk linear. Untuk mendapatkan linearitas dari hubungan non linear,
dapat dilakukan transformasi pada variabel dependen atau variabel independen atau
keduanya. Dalam kasus regresi non linear, yang banyak digunakan yaitu model regresi
eksponensial dan regresi geometri. Regresi non linear dimaksudkan sebagai satu bentuk
regresi yang melihat hubungan antara variabel predictor (X) dengan variabel respon
(Y), yang tidak bersifat linier. Kemudahan model regresi non linear tersebut karena
dapat ditransformasikan ke model regresi linear.
Hubungan fungsi X dan Y dikatakan tidak linier bilamana laju perubahan y sebagai
akibat perubahan x itu tidak konstan untuk nilai-nilai x tertentu. Kondisi hubungan fungsi
tidak linier ini (kurvilinier) seringkali dijumpai dalam banyak bidang. Misalnya, ketika
seseorang belajar, bertambahnya jam belajar dalam satu hari meningkatkan pemahamannya
terhadap materi yang dipelajarinya. Tetapi bila mana jam belajarnya ditambah terus tanpa
istirahat, akan timbul kejenuhan yang berdampak pada penurunan daya serapnya. Pada
bidang pertanian dapat diamati hubungan tidak linier ini pada hubungan hasil padi dengan
taraf pemupukan nitrogen. Secara umum hasil padi akan meningkat cepat bila pemberian
nitrogen ditingkatkan dari taraf rendah ke taraf sedang. Tetapi ketika pemberian dosis
nitrogen diteruskan hingga ke taraf tinggi, maka tambahan dosis nitrogen tidaka lagi
diimbangi kenaikan hasil, sebaliknya terjadi penurunan hasil. Dalam teori ekonomi, kasus
demikian juga sering dijumpai dan secara khusus dibahas dalam the law of diminishing
marginal return (pertambahan hasil yang semakin berkurang).
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan atau
memprediksi variabel terikat/kriterion (Y) apabila variabel bebas/prediktor (X) diketahui.
B. Regresi Nonlinear
Regresi nonlinear ialah bentuk hubungan atau fungsi dimana variabel prediktor X dan
variabel kriterion Y dapat berfungsi sebagai faktor atau variabel dengan pangkat tertentu.
Selain itu, variabel prediktor X dan variabel kriterion Y dapat berfungsi sebagai penyebut
(fungsi pecahan), maupun variabel X dan variabel Y dapat berfungsi sebagai pangkat fungsi
eksponen = fungsi perpangkatan.
Regresi nonlinear atau kurvilinear adalah suatu fungsi yang menghubungkan variabel
terikat Y dengan variabel bebas X yang sifatnya tidak konstan untuk setiap perubahan nilai
X. Untuk itu diperlukan proses transformasi variabel terlebih dahulu, yaitu menyesuaikan ke
bentuk hubungan yang cocok dengan cara membuat grafik sesuai data riilnya.
Apabila hubungan antara variabel independent dan variabel dependen tidak linear,
maka regresi dikatakan regresi non linear.
Bentuk dari hubungan regresi non linear adalah:
𝒀𝒊 = f (Xi y + 𝜺 )
Keterangan:
𝑌𝑖 : variabel terikat ke-i
𝑋𝑖 : variabel bebas ke-i
𝛽0 : parameter konstanta
𝛽1 : parameter koefisien regresi yang tidak diketahui nilainya dan akan diestimasi
𝜀𝑖 : error dengan mean, dengan 𝜀1 ~ N (0,𝜎 2 )
N : banyaknya data observasi
Hipotesis statistiknya:
Ho : β = 0 (X tidak berpengaruh terhadap Y)
H1 : β ≠ 0 (X berpengaruh terhadap Y)
Statistik uji :
𝑏
𝑡=
𝑠𝑏
𝑠
𝑠2
𝑏= √ 𝑛 𝑒 2
∑𝑖=1 𝑥𝑖
𝑠2 ∑𝑛 𝑒 2
𝑒= 𝑖=1 𝑖
𝑛−2
𝑛 𝑛 𝑛
Kriteria uji : tolak Ho jika thit ≥ ttab atau thit ≤- ttab dan terima Ho jika - ttab< thit <ttab
D. Jenis-Jenis Regresi
1. Bentuk Polinomial
Model ini sering digunakan dalam prediksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang,
karena bentuk pertumbuhan penduduk itu cenderung untuk mengikuti pola garis eksponensial.
Untuk perencanaan pendidikan, model ini mempunyai kemungkinan besar dibutuhkan, karena
perencanaan pendidikan ada kaitannya dengan pertumbuhan penduduk.
Selain dari itu, model ini sering juga digunakan untuk mengatasi problem regresi yang
semula diduga linier ternyata tidak terbukti bahwa persamaanya linier. Jika kita menghadapi
kasus seperti itu biasanya langkah penyelamatannya adalah melakukan transformasi dengan
jalan menghitung a maupun b berdasarkan logaritma atas nilai Y. Apabila persamaan regresi
linier itu di log maka persamaannya akan berubah menjadi:
Perhitungan a dan b agak berbeda dengan perhitungan yang telah dibahas di muka. Dalam
kasus ini kita harus menghitung terlebih dulu nilai log dari a maupun b. Baru kemudian
dihitung antilognya untuk memperoleh koefisien regresinya.
3. Bentuk Hiperbola
Untuk model Y = a + b (1/𝑋) atau y = a – b(1/𝑋) kita tidak dapat meregresikan langsung
Y dengan X untuk mendapatkan nilai koefisien regresi a dan b. Untuk itu diperlukan
transformasi data yaitu nilai X dibuat 1/𝑋 dan kemudian diregresikan dengan Y. Hasil regresi
Y dengan 1/𝑋 akan menghasilkan koefisien regresi a dan b dalam bentuk fungsi hiperbola.
4. Bentuk Gompertz
Persamaan regresi nonlinear dengan model pertumbuhan yang banyak dikenal adalah kurva
Gompertz. Bentuk kurva Gompertz yang naik (turun) dan akhirnya mendekati suatu titik maksimal
sebagai batas (asimtot). Dengan kalimat lain, kecenderungan pertumbuhan dapat berlangsung
secara kontinu dengan rasio pertumbuhan yang makin lama makin menurun. Bentuk ini sangat
penting bagi analisis perkembangan ekonomi kota, peramalan jumlah penduduk pada usia tertentu,
konsumsi penduduk dan sebagainya. Kurva Gompertz juga dapat digunakan bagi penggambaran
perkembangan dengan presentase konstan pertambahan yang menurun makin kecil.
Dimana 𝛽 perbandingan konstan antara selisih-selisih pertama secara berurutan, k batas asimtot
dari kecenderungan pertumbuhan dan 𝛼 adalah rasio perbandingan selisih-selisih. Bila
persamaan di atas diambil logaritmanya akan diperoleh bentuk eksponensial yang diubah.
Secara matematis, bila jumlah pengamatan sebanyak n (jumlah tahun dalam sub-periode),
maka nilai-nilai konstanta dapat dirumuskan dalam 3 persamaan:
Persamaan di atas memiliki asimtot a. Ada kalanya persamaan itu dinyatakan dalam basis
bilangan natural yaitu:
Untuk mencari konstanta k, 𝛼 dan 𝛽 (𝛽<0) dapat diikuti prosedur sebagai berikut:
Kita pilih sembarang 3 nilai X dengan selisih masing-masing sama 𝑡 = 𝑋3 − 𝑋2 = 𝑋2 − 𝑋1
misalkan titik (𝑋= 0, 𝑌1), (𝑋= 9, 𝑌2) dan (𝑋= 18, 𝑌3). Selanjutnya konstanta-konstanta dapat
dirumuskan dalam 3 persamaan :
Bentuk dari fungsi ini adalah berupa bentuk regresi linear berganda dimana dalam fungsi ini
terdapat fungsi trigonometri. Bentuk yang paling sederhana dari fungsi ini adalah:
𝑌 = 𝑎 + 𝑏 sin 𝑑𝑋 + 𝑐 cos 𝑑𝑋. Bentuk fungsi ini disebut kurva Faurier. Selain itu ada lagi bentuk-
bentuk yang lebih kompleks seperti: 𝑌 = 𝑎 + 𝑏 sin𝑋 + 𝑐 cos𝑋 + 𝑑 𝑠𝑖𝑛 2𝑋 + 𝑒 𝑐𝑜𝑠2𝑋 +⋯; dan
seterusnya.
𝐃𝐨𝐮𝐛𝐥𝐞 𝐥𝐨𝐠, 𝐘 = 𝛂𝐗 𝐛
Bentuk double log seperti terlihat pada gambar di bawah menunjukkan bahwa perubahan
X dan Y tidak sama. Untuk kemiringan atau slope positif (b > 0) penambahan X pertama-tama
akan menyebabkan perubahan Y yang kecil, kemudian semakin membesar dan sebaliknya
untuk kemiringan atau slope negatif (b < 0) penambahan X akan menyebabkan penurunan Y
yang semakin lama semakin kecil
Apabila data riil diplot atau fitting sebagaimana tampak pada gambar di atas, maka bentuk
yang sesuai adalah eksponensial atau double log, yaitu 𝑦= 𝛼 𝑋𝑏. Namun demikian, kita tidak
bisa meregresikan y dengan x secara langsung. Oleh karena itu, fungsi double log tersebut
harus dibuat linier dengan cara berikut:
50
40
Kepuasan Hidup
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Tingkat “Conscientious”
Scatter Plot dari kasus ini membentuk kurva membuka ke atas, sehingga regresi kuadratik lah
yang dapat kita terapkan pada kasus ini.
• Masukkan angka-angka statistik pada rumus untuk mencari 𝑏1 , 𝑏2, 𝑏0 dan buatlah
persamaan regresi
2 2 (∑ 𝑋1 )2 (127)2
∑ 𝑥1 = ∑ 𝑋1 −[ ] = 667 − = 129,3667
𝑛 30
2 2 (∑ 𝑋2 )2 (667)2
∑ 𝑥2 = ∑ 𝑋2 −[ ] = 23827 − = 8997,3667
𝑛 30
∑ 𝑋1 ∑ 𝑋2 (127) (667)
∑ 𝑥1 𝑥2 = ∑ 𝑋1 𝑋2 − [ ] = 3883 − = 1059,3667
𝑛 30
∑ 𝑋1 ∑ 𝑌 (127) (1122)
∑ 𝑥1 𝑦 = ∑ 𝑋1 𝑌 − [ ] = 4953 − = 203,2
𝑛 30
∑ 𝑋2 ∑ 𝑌 (667) (1122)
∑ 𝑥2 𝑦 = ∑ 𝑋2 𝑌 − [ ] = 27611 − = 2665,2
𝑛 30
2
(∑ 𝑌)22
(1122)2
∑𝑦 = ∑𝑌 − [ ] = 46364 − = 4401,2
𝑛 30
Maka,
∑ 𝑥2 2 ∑ 𝑥1 𝑦 − ∑ 𝑥1 𝑥2 ∑ 𝑥2 𝑦
𝑏1 =
∑ 𝑥1 2 ∑ 𝑥2 2 − (∑ 𝑥1 𝑥2 )2
(8997,3667 ) (203,2) − (1059,3667 ) (2665,2 )
= = −23,8637
(129,3667)(8997,3667) − ( 1059,3667 )2
∑ 𝑥1 2 ∑ 𝑥2 𝑦 − ∑ 𝑥1 𝑥2 ∑ 𝑥1 𝑦
𝑏2 =
∑ 𝑥1 2 ∑ 𝑥2 2 − (∑ 𝑥1 𝑥2 )2
(129,3667) (2665,2 ) − (1059,3667 ) (203,2)
= = 3,106
(129,3667)(8997,3667) − ( 1059,3667 )2
𝑏0 = 𝑌̅ − (𝑏1 𝑋̅) − (𝑏2 𝑋̅2 )
= 37.4 − (−23,8637)(4,2333) − (3,1060)(22,2333) = 69,3656
• Persamaan regresi diperoleh
𝑌̂ = 69,3656 − 23,8637𝑋1 + 3,1060𝑋2
Karena 𝑋1dan 𝑋2 merupakan nilai dari 𝑋 dan 𝑋 2 maka
𝑌̂ = 69,3656 − 23,8637𝑋 + 3,1060𝑋 2
• Menghitung koefisien determinasi
(𝑏1 ∑ 𝑥1 𝑦) + (𝑏2 ∑ 𝑥2 𝑦)
𝑟2 =
∑ 𝑦2
(−23,8637)(203,2) + (3,1060)(2665,2 )
= = 0,7791
4401,2
• Mencari Fhitung, dengan mengerjakan anovanya. Diperoleh Fhitung = 6,001
• Cari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:
Taraf signifikansinya α = 0,05 dbRes = 27
Ftabel = F(1- α)(db reg, [db Res])
Ftabel = F(1- 0,05)([2], [27])
Ftabel = 3,35
Ternyata Fhitung > Ftabel, atau 6,001 > 3,35 , maka signifikan
• Kesimpulan: Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka tolak H0 dan terima H1.
Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara “Conscientiousness”
dengan kepuasan hidup.
Pada langkah diatas kita peroleh nilai 𝑅 2 = 0,779, yang artinya tingkat
“conscientiousness” berpengaruh terhadap kepuasan hidup sebesar 77,9% dengan
penduga persamaan regresi kuadrat.
3. Selanjutnya klik Data View. Masukkan data conscientiousness dan kepuasan hidup.
4. Kita akan membuat scatter plot dari hubungan antara conscientiousness dan kepuasan
hidup. Klik Graphs > Legacy Dialogs > Scatter/Dot > Simple Scatter > Define. Masukkan
“conscientiousness” ke X_Axis dengan cara klik “conscientiounes” kemudian klik panah
yang mengarah ke X_Axis. Dengan cara yang serupa, masukkan “kepuasan hidup” ke
Y_Axis.
Seperti yang dapat kita lihat, terbentuk pola kurva terbuka ke atas yang mengindikasikan
bahwa regresi kuadratik lah yang dapat kita terapkan pada kasus ini.
5. Sekarang kita akan melakukan regresi kuadratik. Klik Transform > Compute Variable.
Kita akan membuat variabel baru berupa “conscientiousness-kuadrat”. Caranya, masukkan
“conscientiousness” ke dalam Numeric Expression, tekan tombol (*), kemudian sekali lagi
masukkan “conscientiousness” ke dalam Numeric Expression sehingga hasilnya menjadi
“conscientiousness*conscientiousness”. Isi Target variable dengan “ckuadrat” atau nama
lainnya yang diinginkan.