Weighted Least Square (Analisis Regresi)
Weighted Least Square (Analisis Regresi)
Weighted Least Square (Analisis Regresi)
DISUSUN OLEH:
Devi Rosalina Juliana
(G1D012006)
Khairunnisa Hayyu Sumaya (G1D012015)
Lia Rahmasari
(G1D012019)
Ulfa Destiarina
(G1D012038)
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula kita haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan alam nabi kita nabi besar Muhammad SAW
yang menuntun langkah hidup kita sehingga kita bisa menjadi manusia yang beradab
dan berbudaya menurut ajaran-ajaran Islam.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak, khusunya kepada dosen pengampuh rekanrekan mahasiswa/mahasiswi yang telah mendukung dan membantu kami dalam
penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat kami rampungkan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan yang berjudul Weighted Least Square.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi kita sebagai mahasiswa
yang sedang menjalani proses belajar di perguruan tinggi.
Tiada gading yang tak retak, maka dari itu saran dan kritik dari semua pihak sangat
kami harapkan untuk perbaikan makalah kami berikutnya wassalam.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sedangkan uji Formal terdiri dari uji Breusch-Pagan-Godfrey dan uji White. Namun,
pada makalah ini materi tentang pengujian heteroskedastisitas tidak dibahas secara
rinci. Pembahasan akan ditekankan pada solusi untuk menyelesaikan masalah
heteroskedastisitas. Metode penaksiran parameter yang sesuai untuk menyelesaikan
masalah heteroskedastisitas adalah kuadrat terkecil terboboti (Weighted Least
Square).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Heteroskedastisitas dan Weighted Least Square
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana error tidak memiliki suatu varian yang
konstan untuk semua observasi. Masalah heteroskedastisitas lebih sering terjadi
pada data cross section dari pada time series serta muncul baik pada regresi
sederhana maupun regresi berganda.
Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas antara lain:
(a) melakukan transformasi variabel
(b) menggunakan metode Weighted Least Square.
Pada kenyataannya heteroskedastisitas adalah kondisi dimana error tidak
memiliki suatu varian yang konstan. Solusi dari munculnya varian yang tidak konstan
ini adalah dengan melakukan Transformasi terhadap variabel. Hal ini akan membuat
varian tersebut konstan, Perhatikan gambar di bawah ini.
Sedangkan untuk WLS, masing-masing jumlah kuadrat error akan dikali dengan
w(
) .(1)
penimbang yaitu wi, sehingga
Dari persamaan (1) dapat diperoleh nilai dari koefisien regresinya dengan
meminimalkan nilai error.
Penurunan rumus :
w (
e
w *y
y(
)
)
w *y
w y
w y
) +
+
y
w
w
Meminimumkan kuadrat error terhadap
w y
w
( )
(3)
w
w
Diperoleh :
dan
w
b
(4)
b
w
b w
w w
w
b w
Diperoleh :
...(5)
b w
b w
b w
b w
b w
b w
b w
.
.
.
.
w
b w
b w
b w
b w
b w
.
.
.
.
b w
b w
.
.
.
.
b w
b w
+ k Xki + i , i = 1, 2, ... , n.
karena i juga bersifat independen, maka berakibat E(ij) = E(i) E(j) = 0, maka
menjadikan matrik varian kovarian vektor , dinotasikan var(), adalah sebagai
berikut:
cov(1 , 2 )
var(1 )
cov( , )
var( 2 )
2 1
var() =
cov( n , 1 ) cov( n , 2 )
cov(1 , n )
2 0
cov( 2 , n )
0 2
var( n )
0
0
0
= I 2
cov(b0 , b1 )
var(b0 )
cov(b , b )
var(b1 )
1
0
var(b) =
cov(b k , b0 ) cov(b k , b1 )
cov(b0 , b k )
cov(b1 , b k )
= (XTX)-12
var(b k )
Kolom pertama matrik Q, yaitu Q0, elemennya tidak bernilai 1, tidak seperti
kolom pertama matrik X pada regresi OLS, yang setiap elemen kolom pertamanya
bernilai 1. Berikut ini ditampilkan kolom-kolom matrik X dan Q, dengan Q = P-1 X :
1
1
X=[
atau
1
X untuk satu prediktor
q01
q
Q = 02
q0 n
q11
q12
q1n
1 x11
1 x
12
X=
1 x1n
xk 1
xk 2
xkn
X untuk k prediktor
atau
q01
q
Q = 02
q0 n
q11
q12
q1n
qk1
qk 2
qkn
Q untuk k prediktor
cov(1 , 2 )
var(1 )
cov( , )
var( 2 )
2 1
var() =
cov( n , 1 ) cov( n , 2 )
12 0
cov(1 , n )
cov( 2 , n )
0 22
=
0
var( n )
0
0
2
= V
2
n
Matrik V bukan matrik identitas, tetapi seperti ketentuan di atas, yaitu : V = PTP = PP
= P2 . Sebelum ditransformasi, elemen diagonal utama matrik varian-kovarian, yaitu
var(), tidak sama; kondisi ini dinamai tidak identik atau heteroskedastisitas. Agar
identik, variansi error yang dinotasikan i2 , i = 1, 2, ... , n, dikalikan dengan pembobot.
Pembobot ini dihimpun di dalam matrik P-1, kalau dikaitkan dengan matrik V, maka
yang dimaksud dengan matrik pembobot ialah V-1 yang berelemenkan wi.
b kw
cov(b0w , b1w )
var(b0w )
cov(b , b )
var(b1w )
1w
0w
var(bw) =
cov(b0w , b kw )
cov(b1w , b kw )
var(b kw )
Jadi, diperoleh :
dan
Maka dari hasil di atas akan diperoleh model regresi linear dengan pembobot adalah
Formula 1 (uncorrected)
Sumber
Derajat
Bebas
Jumlah Kuadrat
Regresi
k+1
bwTQTYw
Residual
nk1
YwTYw bwTQTYw
Total
YwT Yw
Kuadrat Tengah
JKSisa
n2
Formula 2 (corrected)
Sumber
Derajat
Bebas
Jumlah Kuadrat
Regresi
bwTQTYw nYw2
Residual
nk1
YwTYw bwTQTYw
n 1
YwT Yw nYw2
Total,
terkoreksi
Kuadrat Tengah
JKSisa
n2
F=
(bTw QT Yw nYw2 ) / k
(YwT Yw bTw QT Yw ) /(n k 1)
(bTw QT Yw ) /(k 1)
(YwT Yw bTw QT Yw ) /(n k 1)
Partial Test
Perumusan Hipotesis
H0 : i = 0
VS
H1 : i 0
= 0,05
Statistik Uji :
bi
s( bi )
Nilai penaksir simbangan baku (bi ) adalah akar elemen diagonal utama ke i
matrik var(bw), dengan var(bw) = (XT V-1 X)-1 2.
Titik Kritis :
Keputusan :
dan
H0 diterima bila
H0 ditolak bila T <
T
atau T >
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana error tidak memiliki suatu varian
yang konstan untuk semua observasi . Dengan kata lain, var(i) tidak sama
untuk setiap i, dinotasikan var(i) = i2 .
2. Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas antara lain:
(a) melakukan transformasi variabel
(b) menggunakan metode Weighted Least Square.
3. Dari penurunan rumus dan meminimalkan error dengan dikalikan dengan
pembobot wi, diperoleh nilai b0 dan b1 ;
b
dan
4. Melalui WLS dengan Pendekatan Matriks diperoleh nilai b0 dan b1, yaitu;
(
)
)
dan
( ) (
Dan model regresi linear dengan pembobot
.
DAFTAR PUSTAKA