Yoshita E.P (Perilaku Kekerasan)
Yoshita E.P (Perilaku Kekerasan)
Yoshita E.P (Perilaku Kekerasan)
1. DEFINISI
Perilaku Kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diiarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang
sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan. Perilaku
kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Marah tidak memiliki tujuan
khusus, tapi lebih merujuk pada suatu perangkat perasaan-perasaan tertentu yang
biasanya disebut dengan perasaan marah (Depkes RI, 2006, Berkowitz, 1993 dalam
2. ETIOLOGI
Faktor terjadinya perilaku kekerasan itu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku
1.) Faktor Biologis Dalam otak sistem limbik berfungsi sebagai regulator atau
c.) Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitanya
serebral, tumor otak (khususnya pada limbic dan lobus temporal), trauma
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama, insting hidup
dikembangkan oleh pengikut freud ini berawal dari asumsi bahwa bila usaha
timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang
dirancang untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan frustasi. Jadi
kanak-kanak.
dengan teori menurut Bandura bahwa agresif tidak berbeda dengan respons-
respons yang lain. Faktor ini dapat dipelajari melalui observasi dan semakin
membantu mendefinisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak
b. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan akan mengeluarkan respon marah apabila dirinya
merasa terancam. Ancaman tersebut dapat berupa luka secara psikis. Ancaman
dapat berupa internal dan eksternal. Contoh stressor eksternal yaitu serangan
secara psikis, kehilangan hubungan yang dianggap bermakna, dan adanya kritikan
dari orang lain. Sedangkan contoh dari stressor internal yaitu merasa gagal dalam
bekerja, merasa kehilangan orang yang dicintai, dan ketakutan terhadap penyakit
yang diderita (Muhith, 2017). Faktor presipitasi dapat bersumber dari pasien,
lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi pasien seperti ini kelemahan
faktor penyebab yang lain. Interaksi yang proaktif dan konflik dapat pula memicu
Perilaku kekerasan merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
kemarahan individu dimulai dari respons normal (asertif) sampai pada respons sangat
tidak normal (maladaptif) . Berikut rentang respon marah menurut (Direja, Ade
Keterangan :
b. Frustasi Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak
kontrol.
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan steress,
digunakan untuk melindungi diri. Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas
yang timbul karena adanya ancaman.Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada
secara normal.
tidak baik.
alam sadar.
sebagai rintangan.
melalui observasi atau wawancara tentang perilaku berikut (Dermawan & Rusdi,
2016) :
b. Pandangan tajam
d. Menggepalkan tangan
e. Bicara kasar
a. Fisik
c. Perilaku Menyerang orang lain, melukai diri sendiri atau orang lain, merusak
d. Emosi Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
6. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
Core
2. Pohon masalah
PERILAKU KEKERASAN
NAMA MAHASISWA :
IENAS TSUROIYA ULFA
NAMA PEMBIMBING :
..............................................................................................................................................
Lawang,..............
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik
Ruang
(...................................) (......................................)
NIP NIP
Mengetahui
Koordinator Praktek Sarjana Keperawatan/Profesi
(..........................................................................)
NIP
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B Tanggal Dirawat : 30-03-2020
Umur : 35 tahun Tanggal pengkajian : 20-04-2021
Pendidikan : Tidak Tamat SD Ruang Rawat : Garuda
Agama : Islam Sumber Informasi : perawat, pasien
Status : Belum Kawin
Alamat : Tulungagung
Pekerjaan : tidak bekerja
Jenis Kelamin : laki - laki
No RM : 15061802
Data sekunder :
Perawat mengatakan kontak mata pasien kurang, bicara jelas,dan nada bicara jelas
RIWAYAT TRAUMA
Jelaskan : pasien pernah mengamuk membanting alat rumah tangga dan memukul
ayah pasien karena ditinggal oleh istri dan anaknya
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenagkan (Bio,Psiko,Sosio,Kultural
dan Spiritual)
Klien juga mengatakan menyesal bahwa dirinya ditinggal oleh istri dan
anaknya karena sifatnya yang keras
Masalah Keperawatan : perilaku kekerasan dan HDR
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : klien sehat dan bersih
2. Tanda vital :
Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg
Nadi : 85 x/mnt
Suhu : 36.5 C
Pernafasasn : 22 x/mnt
3. Ukur :
Berat Badan 75.kg
Tinggi Badan 175 cm
4. Keluhan Fisik
Tidak ada
5. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)
Kepala: tidak ada kelainan
Dada: tidak ada kelainan
Perut : tidak ada kelainan
Ektremitas atas bawah: tidak ada kelainan
Jelaskan : klien merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara dan tinggal bersama kedua
orang tuanya
Keterangan :
C = klien -------- = tinggal dalam satu rumah
C = perempuan = meninggal
= laki-laki
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh :klien menyukai bentuk tubuhnya
b. Identitas :klien anak terakhir dari 6 bersaudara
c. Peran : klien berperan sebagai anak
d. Ideal Diri : klien merasa malu karena klien dirawat di RSJ Radjiman
widiodiningrta dan ingin cepat pulang ke rumah. Dia sangat merasa tidak berguna
karena ditinggal istri dan anaknya.
e. Harga Diri : klien mengatakan merasa malu berada di RSJ Radjiman
widiodiningrta dan merasa bosan
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti/terdekat : orang tua klien
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien ketika dirumah hanya
diam didalam rumah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :pasien ketika marah selalu
memukul orang disekitarnya dan membanting alat-alat rumah tangga
Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien beragama islam dan klien yakin dengan
agamanya
b. Kegiatan Ibadah : klien ikut beribadah selama dirawat di RSJ
Masalah Keperawatan : tidak ada
3. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Tidak mampu memulai pembicaraan Lainnya.............................
Jelaskan :klien saat berbicara cukup jelas dan suaranya keras
4. Aktivitas Motorik
Lesu Fleksibilitas seres
Tegang Katatonik
Gelisah
Agitasi
Kompulsif Lainnya
Jelaskan : .........................................................................................................................
Masalah keperawatan: Tidak ada
5. Kesadaran
a. Kuantitatif
Composmentis
Apatis
Somnolensia
Sopor
Koma
b. Kualititatif
1. Relasi : A. Diri sendiri
2. Limitasi (Pembatasan) B. Lingkungan
6. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan : klien mampu menyebutkan Waktu pada siang hari
Tempat di Ruang Garuda RSJ lawang dan pasien dapat menyebutkan nama teman
disekitarnya
7. Perasaan
a. Emosi
Sedih
Gembira
Takut
Cemas Lainnya........................
b. Afek
Adequat
Tumpul
Datar
Inadequat
Labil Lainnya........................
Jelaskan : perasaan klien sedih karena klien berada di RSJ Radjiman widiodiningrta,
afek klien datar
Masalah Keperawatan : tidak ada
8. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman Lainnya............
Jelaskan : ........................................................................................................................
Masalah Keperawatan : tidak ada
9. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Flight of idea
Blocking Lainnya ...................
Masalah Keperawatan :tidak ada
b. Isi Pikir
Obsesif Fobia
Ekstasi Fantasi
Pikiran Bunuh Diri Pikiran curiga
Pikiran Isolasi Sosial Pikiran magis
Pikiran Rendah Diri Lainnya
Waham
Agama Sisip pikir
Somatik Siar pikir
Kebesaran Kontrol pikir
c. Bentuk Pikir
Relaistik Non Realistik
Releven Irrelevan
Logik Non Logik
Rasioanal Irrasional
Dereistik Lainnya ..............
Otistik
10. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari - 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( <24 jam )
Amnesia Lainnya ..............
Jelaskan : .......................................................................................................................
Masalah Keperawatan : tidak ada
mampu berkonsentrasi
mampu berhitung sederhana
Jelaskan : klien mampu berkonsentrasi dengan baik, dan mampu berhitung
sederhana tanpa bantuan orang lain
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : klien bisa BAB/BAK sendiri tanpa bantuan orang lain
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : klien bisa mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : klien bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain
6. Penggunaan Obat
Bantuan Minimal
Bantuan Total
Jelaskan : klien dalam penggunaan obat masih butuh bantuan minimal dengan
diingatkan untuk minum obat dan disiapkan oleh perawat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Objektif:
- Pandangan mata tajam namun
jarang kontank mata
- Volume suara ketika berbicara
keras
- Riwayat menyerang orang lain
2. Subjektif: Harga diri Rendah
Klien merasa tidak berguna karena
ditinggal oleh istri dan anaknya ketika
sudah bercerai
Objektif:
Klien tampak sedih ketika berbicara
tentan mantan istri dan anaknya, pasien
suka menyendiri
Objektif:
Klien tampak sedih
= core problem
PERILAKU KEKERASAN
STRATEGI PELAKSANAAN I
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
Data Objektif:
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
pertama.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
c. Latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam
B. Strategi komunikasi
1. Orientasi:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya AA, panggil saya A, hari ini saya akan
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, masih ada rasa kesal atau marah?”
2. Kerja:
marah? Apa penyebabnya? Samakah dengan sekarang? Ooo.. jadi ada dua
“Pada saat bapak sedang marah apayang bapak rasakan? Misalnya saat bapak
pulan ke rumah dan istri bapak belum menyiapkan makanan (misalnya ini yang
“Apakah bapak merasa kesal, terus dada bapak berdebar – debar, mata melotot,
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? Ooo.. iya.. jadi bapak memukul istri bapak
dan memecahkan piring. Apakah dengan cara ini makan terhidang? Iya.. tentu
saja tidak.”
“Apa kerugian dari cara yang bapak lakukan, betul.. istri jadi sakit dan ketakutan.
Piring – piring pecah. Menurut bapak, adakah cara yang lebih baik? Maukah
kerugian?”
“Ada beberapa cara mengatasi marah, pak. Salah satunya dengan cara fisik. Jadi
menyalurkan marah lewat kegiatan fisik. Dari beberapa cara tadi bagaimana jika
“Begini pak, jika tanda – tanda marah tadi sudah bapak rasakan, maka bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan napas perlahan
perasaanya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga jika sewaktu-
3. Terminasi:
bapak?”
“Ya jadi ada dua penyebab marahnya bapak (sebutkan), dan yang bapak rasakan
“Coba selama saya tidak ada bapak mencoba mengingat lagi penyebab marah
bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan bila marah, yang belum kita bahas dan
untuk mencegah atau mengontrol marah. Tempatnya disini saja pak. Selamat
pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
Klien mengatakan rasa kesal sedikit menghilang setelah tarik napas dalam.
Data Objektif:
2. Diagnosa Keperawatan
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi:
“Selamat pagi pak, sesuai janji saya dua jam yang lalu, sekarang saya datang lagi
untuk berdiskusi dengan bapak tentang mengontrol marah dengan cara fisik,
2. Kerja:
“Jika ada sesuatu yang membuat bapak merasa jengkel, selain dengan napas
dalam, bapak juga bisa mengontrolnya dengan memukul kasur atau bantal.”
“Sekarang mari kita latihan memukul bantal atau kasur. Nah, mana kamar bapak?
Jadi, jika nanti bapak merasa kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul bantal atau kasur. Nah, coba
“Cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada rasa marah. Dan jangan lupa
3. Terminasi:
Ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba sebutkan lagi. Bagus!”
“Sekarang mari kita masukkan jadwal latihan memukul kasur dalam aktivitas
bapak. Lalu bila ada keinginan marah sewaktu-waktu segera gunakan kedua
caratadi ya pak.”
“Besok pagi kita berjumpa lagiuntuk belajar cara mengontrol amarah dengan
“Sampai jumpa.”
STRATEGI PELAKSANAAN III
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi kilen
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara agak tinggi
2. Diagnosa keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Melatih cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
b. Mengevaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal, menolak secara baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik
d. Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan keperawatan
SP 3 :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara sosial / verbal
(evaluasi jadwal harian tentang 2 cara fisik mengendalikan perilaku kekerasan, melatih
mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik, meminta dengan baik) susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
“ assalamualaikum bapak B masih ingat nama saya “ bagus bapak B saya A, sesuai
dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang kita ketemu lagi “
“ Bagaiman pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal ? apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur ? “ coba saya lihat jadwal kegiatan
hariannya. Bagus.
“ Bagaimana kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?
“ Dimana enaknya kita berbincang – bincang ? “ Bagaimana kalau ditempat yang sama “
“ Berapa lama bapak mau kita berbincang – bincang ? Bagaimana kalau 10 menit ?
2. Fase kerja
“ Sekarang kita latihan cara bicara bapak baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam / pikul kasur dan bantal, dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 caranya pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata – kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab marahnya
karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan. Coba bapak minta sediakan makan
dengan baik : “ bu, tolong sediakan makan dan bereskan rumah” nanti biasakan
dicoba disini untuk meminta baju, minum obat dan lain – lain. Coba bapak praktekan.
Bagus pak.”
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan : maaf saya tidak bisa melakukan karena sedang ada kerjaa’. Coba bapak
praktekkan. Bagus pak.”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan: saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu”. Coba
praktekkan. Bagus.”
3. Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap – cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
“ Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari. Berapa kali
sehari bapak mau latihan bicara yang baik? Bisa kita buat jadwalnya?”
“ Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari – hari, misalnya meminta obat, makan
dll. Bagus nanti kita coba ya pak!”
“ Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?”
“ Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan cara beribadah, bapak setuju? Mau dimana pak? Disin lagi? Baik sampai
nanti yaa pak .....
“ Assalammualaikum “
STRATEGI PELAKSANAAN IV
PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, bicara jelas
2. Diagnosa keperawatan
Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan Pknya secara spiritual
4. Tindakan keperawatan
SP 4 :
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara spiritual ( diskusikan
hasil latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara fisik dan sosial / verbal, latihan
beribadah dan berdoa, buat jadwal latihan ibadah / berdoa )
1. Fase orientasi
“ Assalammualaikum pak B, masih ingat nama saya” Betul bapak
“ Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya?
“ Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu
dengan beribadah?”
“ Dimana enaknya kita berbincang – bincang? Bagaimana kalau ditempat biasa?”
“ Berapa lama bapak mau kita berbincang – bincang? Bagaimana kalau 10 menit.
2. Fase kerja
“ Coba ceritakan kegiatan yang bisa bapak lakukan! Bagus, yang manayang mau
dicoba?”
“Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholad”.
“ Bapak bisa melakukan sholad secara terarur untuk meredakan kemarahan.”
“ Coba bapak sebutka sholad 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya?”
3. Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap tentang cara yang ketiga
ini?”
“ Jadi sudah beberapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”
“ Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa kali
bapak sholad. Baik kita masukkan sholad subuh dan magrib”
“ Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak sedang
marah”
“ Setelah ini coba bapak lakukanm sholad sesuai dengan jadwal yang telah kita buat
tadi”
“ 2 jam lagi kita ketemu ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa
marah yaitu, dengan patuh minum obat!”
“ Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol
rasa marah bapak, setuju pak?”
“ Assalammualaikum “
STRATEGI PELAKSANAAN V
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, kontak mata ada saat komunikasi
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan Pknya dengan terapi psikofarmaka
4. Tindakan keperawatan
SP 5 :
Membatu klien latihan mengendalikan PK denganobat ( bantu pasien minum obat
secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar pasien, benar nama obat, benar cara
minum obat, benar waktu dan benar dosis obat ) disertai penjelasan guna minum
obat dan akibat berhenti minum obat, susun jadwal minum obat secara teratur )
3. Fase terminasi
“ Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap tentang cara minum
obat yang benar?
“ Coba bapak sebutkan lagi jenis – jenis obat yang bapak minum! Bagaimana cara
minum obat yang benar?
“ Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari? Sekarang
kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan
semua dengan teratur ya”.
“ Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana dapat mencegah rasa
marah. Selamat siang bapak, sampai jumpa.”
“ Assalammualaikum “
STRATEGI PELAKSANAAN VI
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien telah mendapat aspek positif yang dimiliki
2. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat merencanakan kegiatan yang dimiliki
- Rencana bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan sebagian
- Kegiatan yang dibutuhkan bantuan total
b. Berikan pelaksanaan kegiatan yang mau dilakukan
c. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit
d. Beri pujian kegiatan dan keberhasilan klien
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Fase orientasi
“ Assalammualaikum pak, masih ingatnama saya? Yaaa benar sekali pak.
“ Bagaimana perasaan bapak, apakah bapak masih ingat dengan kemampuan
yang bapak miliki?”
“ Masih ingatkah, apa yang akan kita bicarakan sekarang? Kita akan membahas
mengenai cara bapak menilai kemampuan yang digunakan dirumah maupun di
RS. Serta dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang bapak miliki.
“ Sekarang kita akan membuat jadwal kegiatannya ya pak.”
“ Kita hari ini akan berbincang – bincang mengenai cara bapak menilai
kemampuan yang digunakan dirumah maupun di RS”
“ Bapak kira – kira mau berapa lama kita berbicara? Bagaimana kalau 15 menit
saja?
“ Tempatnya disini saja ya pak sama seperti kemarin kita melakukan kegiatan
yang sebelumnya”
“ Nanti saya akan kembali lagi 2 jam lagi ya pak, samapi jumpa.
“ Assalammualaikum “
b. Fase kerja
“ Mengingat kemampuan klien yang masih bisa dilakukan di RS sesuai
kemampuannya.
“ Menanyakan kegiatan yang mungkin sudah dilakukan oleh klien.
“ Menyusun jadwal kegiatan dengan klien.
“ Memberikan pujian kepada klien dalam menyusun jadwal kegiatan.
c. Fase terminasi
“ Baiklah, bagaimana kalau bapak melakukan yang sudah dibuat dijadwal tadi?
Jika ada hambatan bapak bisa meminta bantuan saya.
“ Saya kira hari ini sudah cukup, besok kita lanjutkan lagi membahas mengenai
kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh bapak hari ini.
“ Bagaimana kalu besok kita berbincang lagi kira – kira jam berapadan berapa
lama yang bapakinginkan? Bagaimana kalau 15 menit?
“ Tempatnya di sini lagi ya pak.
bantal
Obat : 1. Chlorpromazine
3x 1
Haloperidol
3x1
S : Senang
2. 20-04-21 O : - kontank mata ada
Obsevasi :
14.15 - Volume suara
1. Menonitor adanya
benda yang berpotensi ketika berbicara
membahayakan sudah sedang
15.30 Terapeutik : - Klien mampu melakukan
2. mempertahankan latihan mengontrol emosi
lingkungan bebas dan dan menyalurkan
16.45 bahaya secara rutin amarahnya
3. Meliibatkan keluarga -Klien mampu mimum
dalam perawatan obat secara teratur dan
17.00 Edukasi : mampu menyebutkan
4. Menganjurkan manfaat dari obat yang di
pengunjung dan minum dan waktu minum
keluarga untuk obat dengan bantuan
mendukung A : Perilaku kekerasan (+)
17.15 keselamatan pasien P : Latihan : - Jelaskan
5. Melatih cara
cara mengontrol perilaku
mengungkapkan
kekerasan: fisik, obat,
17.30 perasaan secara asertif
Kolaborasi : verbal, spritual.
Kolaborasi pemberian obat :
-Latihan cara mengontrol
1. Chlorpromazine 3x 1
perilaku kekerasan secara
2. Haloperidol 3x1
fisik: tarik nafas dalam
bantal
Obat : 1. Chlorpromazine
3x 1
Haloperidol
3x1
3. 21-04-21 S : Senang
07.30 O : - kontank mata ada
Obsevasi :
1. Menonitor adanya - Volume suara
benda yang berpotensi ketika berbicara
07.45 membahayakan sudah sedang
Terapeutik : - Klien mampu melakukan
2. mempertahankan latihan mengontrol emosi
08.00 lingkungan bebas dan dan menyalurkan
bahaya secara rutin amarahnya
3. Meliibatkan keluarga -Klien mampu mimum
08.15 dalam perawatan obat secara teratur dan
Edukasi : mampu menyebutkan
4. Menganjurkan manfaat dari obat yang di
pengunjung dan minum dan waktu minum
keluarga untuk obat dengan bantuan
08.30 mendukung A : Perilaku kekerasan (+)
keselamatan pasien P : Latihan : - Jelaskan
5. Melatih cara
cara mengontrol perilaku
mengungkapkan
kekerasan: fisik, obat,
08.45 perasaan secara asertif
Kolaborasi : verbal, spritual.
Kolaborasi pemberian obat :
-Latihan cara mengontrol
1. Chlorpromazine 3x 1
perilaku kekerasan secara
2. Haloperidol 3x1
fisik: tarik nafas dalam
bantal
Obat : 1. Chlorpromazine
3x 1
Haloperidol
3x1