Draf RTK Pmii Komisariat Sultan Agung Semarang 2020

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 59

MANUAL ACARA

RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT


PENGURUS KOMISARIAT PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG 2021-2022

HARI/TGL AGENDA WAKTU ACARA KORDINATOR

Sabtu, 03 16.15-16.45 SIDANG PLENO I :Pembahasan Presidium


Maret 2021 WIB Manual Acara Sementara

RTK 16.45-17.30 SIDANG PLENO 2 :Pembahasan Presidium


WIB Tata Tertib Sementara

17.30-19.45
Ishoma All Peserta
WIB

19.45-20.45 SIDANG PLENO 3 : Pemilihan Presidium


WIB Presidium Tetap Sementara

20.45-21.45 SIDANG PLENO 4 : Pembahasan


Presidium Tetap
WIB AD/ART

21.45-24.00 SIDANG PLENO 5 : Pembahasan


Presidium Tetap
WIB GBHO, GBHK, dan Rekomendasi

24.00-01.00 SIDANG PLENO 6 : Pembahasan


Presidium Tetap
WIB LPJ

01.00-02.00 SIDANG PLENO 7 : Pembahasan


Presidium Tetap
WIB Tata Tertib Pemilihan

SIDANG PLENO 8 : Pemilihan


02.00-03.00
Ketua Komisariat dan Ketua Presidium Tetap
WIB
KOPRI
Minggu, 4 April 2021

03.00-03.30 Penetapan Ketua Komisariat dan


Presidium Tetap
WIB Ketua KOPRI
RTK

03.30-04.30 Formaturan Kepengurusan


WIB 2021/2022

All Peserta
04.30-04.45 Istirahat
WIB
Sholat Subuh All Peserta
04.45-05.15
WIB
Istirahat All Peserta
05.15-08.00 All Peserta
WIB Bersih-Bersih

08.00-08.30 Makan All Peserta


WIB
08.30-
Selesai Penutupan RTK All Peserta
WIB
KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
( PMII )
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
Nomor : 301. RTK.XXIX.PMII.03.2021
Tentang :
KETETAPAN MANUAL ACARA RTK XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan Manual Acara RTK XXIX
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang Manual Acara RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Manual acara RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
Sebagaimana terlampir secara kondisional
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.

Wallahul muwaffiq illa aqwamiithariq


Ditetapkan di : PCNU Kabupaten semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 April 2021
Pukul : 17.36 WIB
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA RTK XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOMISARIAT SULTAN
AGUNG SEMARANG.

Ketua Sekretaris Anggota

(Zaky Alfiyani Shiddiq) (Dian Naeli Sa’adah) (Untung Prasetyo)


TATA TERTIB SIDANG
RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT KE- XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB 1
NAMA, WAKTU DAN TANGGAL
Pasal 1
1. Sidang ini bernama Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII Komisariat Sultan Agung
Semarang.
2. Rapat Tahunan Komisariat (RTK) diselenggarakan pada tanggal 3-4 April 2021.

BAB 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan Rapat Tahunan Komisariat (RTK) adalah :
1. Menilai, mengevaluasi, serta mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus
PMII Komisariat Sultan Agung Semarang periode 2019/2021.
2. Menumbuhkan, menyatukan aspirasi dan persepsi warga Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Komisariat Sultan Agung guna menetapkan GBHO dan GBHK Komisariat
Sultan Agung.
3. Memilih ketua PMII Komisariat Sultan Agung periode 2021/2022.

BAB 3
PESERTA SIDANG
Pasal 3
Peserta sidang adalah anggota PMII Komisariat Sultan Agung Semarang. Yang terdiri dari
peserta penuh dan peninjau
1. Peserta penuh adalah pengurus dan atau domisioner rayon .
2. Peserta peninjau adalah anggota rayon.
Pasal 4
Kewajiban dan Hak Peserta Sidang
1. Sebelum sidang dimulai para peserta diwajibkan mengisi dan menandatangani daftar hadir
yang disediakan.
2. Peserta sidang berkewajiban mematuhi menaati ketentuan dan tata tertib siding RTK
XXIX PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
3. Peserta penuh mempunyai hak bicara, hak memilih dan hak untuk dipilih.
4. Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara.

BAB 4
PRESIDIUM SIDANG, SYARAT DAN SIKAP
Pasal 5
Presidium Sidang
1. Sidang RTK dipimpin oleh ketua, sekretaris dan anggota presidium yang dipilih oleh
peserta dari antara peserta sidang.
2. Pemilihan Ketua, Sekretaris dan anggota sidang dipimpin oleh presidium sementara bukan
oleh Ketua Panitia RTK PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
3. Keputusan sidang organisasi diambil secara musyawarah dan mufakat. Jika diperlukan
keputusan sidang dapat diambil melalui suara terbanyak sidang.
4. Ketua sidang memimpin jalannya sidang-sidang organisasi. Didalam menjalankan tugas,
Ketua mengatur jadwal pembicara, menyimpulkan pendapat yang berkembang diantara
peserta sidang.
5. Ketua sidang berhak memperingatkan pembicara yang menyimpang dari pokok
permasalahan, dan apabila dianggap perlu dapat meminta untuk meninggalkan sidang.
6. Presidium sidang berhak dipilih.
Pasal 6
Syarat Pemimpin Sidang
1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggungjawab.
2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan.
3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis.
4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan.
Pasal 7
Sikap Pimpinan Sidang
1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin.
2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan.
3. Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta.

BAB 5
QUORUM
Pasal 8
Quorum Sidang
1. Sidang RTK dinyatakan sah apabila dihadiri 1/2(n+1) dari jumlah rayon PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang.
2. Sebelum sidang RTK dimulai, ketua meneliti jumlah anggota yang hadir. Jika peserta
belum memenuhi quorum, ketua sidang harus menunda sidang organisasi tersebut.
3. Ketua sidang dapat memulai sidang RTK yang dinyatakan sah setelah menunda sidang
minimum selama 15 menit.
Pasal 9
Sahnya Keputusan Sidang
1. Keputusan sidang sah apabila berdasarkan cara musyawarah untuk mufakat disetujui
oleh peserta sidang.
2. Apabila tidak terdapat/tercapai kesepakatan secara mufakat, maka diadakan lobi sesuai
ketentuan sidang.
3. Jika lobby tidak menemukan hasil maka diadakan voting.

BAB VI
MUSYAWARAH DAN PERSIDANGAN
Pasal 10
RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung terdiri dari sidang pleno yang diikuti oleh
seluruh peserta RTK XXIX PMII Sultan Agung Semarang.
Pasal 11
Musyawarah RTK XXIX PMII Sultan Agung terdiri dari :
1. Sidang Pleno I pembahasan manual acara
2. Sidang Pleno II pembahasan tata tertib sidang
3. Sidang Pleno III pembahasan tata tertib pemilihan presidium tetap
4. Sidang Pleno IV tentang pembahasan AD/ART
5. Sidang Pleno V pembahasan dan menetapkan sidang komisi yang terdiri :
a. Sidang komisi A tentang garis besar Haluan organisasi (GBHO)
b. Sidang komisi B tentang Garis Besar Haluan Kerja (GBHK)
c. Sidang Komisi C tentang Rekomendasi
6. Sidang Pleno VI Laporan Pertanggungjawaban pengurus PMII Komisariat Sultan Agung
Periode 2019-2021
7. Sidang pleno VII pembahasan tata tertib pemilihan ketua, tim formatur dan tim perumus
8. Sidang Pleno VIII tentang pemilihan umum (sahabat hasan)
BAB 7
PENUTUP
Pasal 12
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini maka ditentukan oleh pimpinan sidang atas
dasar persetujuan peserta.
2. Peraturan tata tertib ini disetujui dan disahkan oleh peserta sidang.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan : PCNU Kabupaten semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 April 2021
Waktu : 22.47 WIB

Pimpinan Sidang Sementara


RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(Zaky Alfiyani Shiddiq) (Dian Naeli Sa’adah) (Untung Prasetyo)


KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
( PMII )
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
Nomor : 303. RTK.XXIX.PMII.3.2021
Tentang :
KETETAPAN TATA TERTIB SIDANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan tata tertib sidang RTK
XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang tata tertib sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata Tertib Sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang. Sebagaimana terlampir.
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.

Wallahul muwaffiq illa aqwamiithariq


Ditetapkan : PCNU Kabupaten semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 3 April 2021
Pukul : 22.50 wib
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA RTK XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOMISARIAT SULTAN AGUNG
SEMARANG.

Ketua Sekretaris Anggota

(Zaky Alfiyani Shiddiq) (Dian Naeli Sa’adah) (Untung Prasetyo)


TATA TERTIB PEMILIHAN PRESIDIUM TETAP
RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT PMII KOMISARIAT SULTAN AGUNG
SEMARANG KE-XXIX

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam RTK PMII Komisariat Sultan Agung dipilih dan disahkan presidium sidang
sebagai pimpinan sidang.
Pasal 2
Presidium sidang terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.

BAB II
KETETAPAN
Pasal 3
Setiap Peserta mempunyai satu hak suara.

BAB III
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 4
1. Dilakukan secara voting terbuka.
2. Setiap peserta berhak memilih, dipilih untuk menjadi presidium sidang.
3. Jika terdapat suara terbanyak yang sama maka diulang dengan ketentuan calon yang
memiliki suara yang sama yang berhak dipilih kembali.
4. Calon mendapatkan suara terbanyak ditetapkan menjadi ketua siding.
5. Sekertaris dan anggota sidang dipilih oleh ketua sidang terpilih presidium tetap.
Pasal 5
Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas, jujur, dan adil.
Pasal 6
Syarat-syarat Ketua Presidium sidang RTK PMII Komisariat Sultan Agung :
1. Ketua Presidium sidang adalah peserta sidang RTK PMII Komisariat Sultan Agung yang
memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi terhadap PMII Komisariat Sultan Agung dan
berpengalaman dalam organisasi dan pernah mengikuti persidangan.
2. Bersedia menjadi presidium sidang

BAB IV
KETETAPAN
Pasal 7
Peserta terpilih dinyatakan sebagai Ketua Presidium Sidang.

BAB V
TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN PRESIDIUM SIDANG
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Presidium sidang
1. Tugas presidium sidang :
Memimpin jalanya persidangan agar berjalan dengan lancar dan tertib.
2. Hak dan Kewajiban :
a. Mengatur urutan pembicaraan
b. Menyimpulkan pembicaraan pembicara

BAB VI
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 9
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian sesuai dengan
kesepakatan forum.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan : PCNU Kabupaten semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 April 2021
Waktu : 23.09 WIB

Pimpinan Sidang Sementara


RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(Zaky Alfiyani Shiddiq) (Dian Naeli Sa’adah) (Untung Prasetyo)


KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
( PMII )
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
Nomor : 304. RTK.XXIX.PMII.3.2021
Tentang :
KETETAPAN HASIL PEMILIHAN PRESIDIUM TETAP RTK XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan tata tertib pemilihan
presidium tetap RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang tata tertib pemilihan presidium tetap RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Sultan Agung Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII

MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Hasil pemilihan presidium tetap RTK XXIX pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan
Agung Semarang.
a) Ketua Presidium : M Luthfil Hakim
b) Sekretaris : Nabilla Yudi Agista
c) Anggota : Nur Muhammad Fudloh
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.

Wallahul muwaffiq illa aqwamiithariq


Ditetapkan di : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 3 April 2021
Pukul : 23.31 WIB
PIMPINAN SIDANG SEMENTARA RTK XXIX
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOMISARIAT SULTAN AGUNG
SEMARANG.

Ketua Sekretaris Anggota

(Zaky Alfiyani Shiddiq) (Dian Naeli Sa’adah) (Untung Prasetyo)


ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

MUKADDIMAH

Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
idiologi negara dan falsafah bangsa Indonesia. Sadar dan yakin bahwa Islam merupakan
panduan bagi umat manusia yang kehadirannya memberikan rahmat sekalian alam. Suatu
keharusan bagi umatnya mengejawantahkan nilai Islam dalam pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan masyarakat dunia.

Bahwa keutuhan komitmen keislaman dan keindonesiaan merupakan perwujudan kesadaran


beragama dan berbangsa bagi setiap insan muslim Indonesia dan atas dasar itulah menjadi
keharusan untuk mempertahankan bangsa dan negara dengan segala tekad dan kemampuan,
baik secara perseorang maupun bersama – sama.

Mahasiswa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban
misi intelektual berkewajiban dan bertangungjawab mengemban komitmen keislaman dan
keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan
bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spritual maupun
material dalam segala bentuk.

Maka atas berkat rahmat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang
berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) sebagai berikut:

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

1. Organisasi ini bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat PMII.
2. PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan
17 April 1960 dengan jangka waktu yang tidak yang tidak terbatas.
3. PMII berpusat di Ibukota Republik Indonesia.

BAB II
ASAS

Pasal 2

PMII Berasaskan Pancasila


BAB III
SIFAT

Pasal 3

PMII bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independen dan


professional.

BAB IV

TUJUAN DAN USAHA

Pasal 4
Tujuan

Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Pasal 5
Usaha

1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam Indonesia sesuai dengan sifat dan tujuan
PMII serta peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan
tujuan PMII serta mewujudkan pribadi insan ulul albab.

BAB V

ANGGOTA DAN KADER

Pasal 6

1. Anggota PMII
2. Kader PMII

BAB VI

SISTEM KADERISASI

Pasal 7

Kaderisasi PMII terdiri dari tiga macam, yaitu :


1. Kaderisasi Formal;
2. Kaderisasi Non Formal; dan
3. Kaderisasi Informal
4. Keterangan lebih lanjut terkait ayat 1, 2 dan 3 diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 8

SKEMA PENGEMBANGAN KADERISASI

Skema Pengembangan kaderisasi disesuaikan dengan kebutuhan, tuntutan dan


perkembangan zaman.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9

Struktur Organisasi PMII terdiri dari:


1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR)

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 10
Permusyawaratan dalam Organisasi ini terdiri dari:
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
4. Rapat Pleno Lengkap
5. Rapat Pleno BPH PB PMII
6. Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab)
7. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
8. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
9. Rapat Pleno BPH PKC PMII
10. Konferensi Cabang (Konfercab)
11. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
12. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
13. Rapat Pleno BPH PC PMII
14. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
15. Rapat Pleno BPH PK PMII
16. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
17. Rapat Pleno BPH PR PMII
18. Kongres Luar Biasa (KLB)
19. Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konkorcab-LB)
20. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab-LB)
21. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
22. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB)

BAB IX PENGEMBANGAN PMII PUTERI

Pasal 11

1. Pengembangan PMII Puteri diwujudkan dengan pembentukan wadah perempuan


yaitu Korps PMII Puteri yang selanjutnya disingkat KOPRI
2. KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan oleh kader puteri PMII melalui
kelompok kerja sebagai keputusan Kongres PMII XIV
3. KOPRI didirikan pada tanggal 25 november 1967
4. KOPRI berstatus badan semi otonom pada setiap level kepengurusan PMII
5. Kopri wajib mengikuti Kaderisasi Formal yang ada di PMII, selain kaderisasi formal
yang ada di KOPRI
6. Kopri wajib mengikuti forum permusyawaratan yang ada di PMII
7. Pengaturan lebih lanjut tentang KOPRI diatur dalam Panduan Penyelenggaraan dan
Pelaksanaan KOPRI

BAB X

PERUBAHAN DAN PERALIHAN

Pasal 12
Anggaran dasar ini dapat dirubah oleh Kongres dengan dukungan sekurang – kurangnya 2/3
suara yang hadir.

Pasal 13

1. Apabila PMII terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres atau referendum
yang khususnya diadakan untuk itu, maka hak milik dan kekayaan organisasi
diserahkan kepada organisasi yang lain yang asas dan tujuannya tidak bertentangan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga, serta peraturan – peraturan organisasi lainnya.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan di : PCNU Kabupaten semarang
Pada Tanggal : Sabtu, 3 April 2021

Pimpinan Sidang Tetap


RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


PENJELASAN ANGGARAN DASAR

A. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai hukum dasar organisasi.
Anggaran Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, yaitu aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan organisasi.
B. Pokok pikiran dalam pembukaan
Organisasi sebagai bagian dari bangsa Indonesia mengakui adanya ideologi dan
falsafah hidup bangsa yang terumuskan dalam Pancasila.
Sebagai organisasi yang menganut nilai keislaman, yang senantiasa menjadikan Islam
sebagai panduan dan sekaligus menyebarkan dan mengejawantahkan kedalam pribadi
masyarakat, bangsa dan negara.
Bahwa nilai keindonesiaan dan keislaman merupakan panduan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dari Indonesia, maka kewajiban bagi setiap orang adalah
mempertahankannya dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara pribadi maupun
bersama-sama.
Sebagai organisasi yang mengemban misi perubahan dan intelektual, Mahasiswa Islam
wajib bertanggungjawab membebaskan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan
keterpurukan kepada kemajuan, kemakmuran dan keadilan.
Kewajiban dan tanggungjawab keislaman, keindonesiaan dan intelektual
menginspirasikan terbentuknya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai
organisasi Mahasiswa Islam yang berhaluan Ahlusunnah Wal Jama’ah.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

 Keislaman adalah nilai-nilai Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah.


 Kemahasiswaan adalah sifat yang dimiliki mahasiswa, yaitu idealisme, perubahan,
komitmen, kepedulian sosial dan kecintaan pada hal yang bersifat positif.
 Kebangsaan adalah nilai-nilai yang bersumber dari kultur, filosofi, sosiologi dan
yuridis bangsa Indonesia.
 Kemasyarakatan adalah bersifat include dan menyatu dengan masyarakat bergerak
dari dan untuk masyarakat.
 Independen adalah berdiri secara mandiri, tidak bergantung pada pihak lain, baik
secara perorangan maupun kelompok.
 Profesional adalah distribusi tugas dan wewenang sesuai dengan bakat, minat
kemampuan dan keilmuan masing-masing.
Pasal 4

Cukup Jelas

Pasal 5

(2) Pribadi ulul albab adalah seseorang yang selalu haus akan ilmu, dengan senantiasa
berdzikir kepada Allah SWT, berkesadaran historis primodial atas relasi Tuhan-manusia-
alam, berjiwa optimis transendental sebagai kemampuan untuk mengatasi masalah
kehidupan, berpikir dialektis, bersikap kritis dan bertindak transformatif.

Pasal 6

Cukup Jelas

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Cukup Jelas

Pasal 10

Cukup Jelas

Pasal 11

Yang dimaksud dengan badan semi otonom adalah badan tersendiri yang dibentuk pada setiap
tingkatan kepengurusan PMII yang menangani persoalan perempuan di PMII dan issu
perempuan secara umum serta bertanggung jawab kepada Forum Tertinggi pada setiap level
kepengurusan.

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas
ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

BAB I

ATRIBUT

Pasal 1

1. Lambang PMII, bendera, mars dan hymne


2. Untuk lebih jelas mengenai atribut diatur dalam peraturan organisasi

BAB II

Usaha

Pasal 2

1. Melakukan dan meningkatkan amar ma’ruf nahi munkar.


2. Mempertinggi mutu ilmu pengetahuan Islam dan IPTEK.
3. Meningkatkan kwalitas kehidupan umat manusia dan umat Islam melalui
kontekstualisasi pemikiran, pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam sesuai
dengan perkembangan budaya masyarakat.
4. Meningkatkan usaha-usaha dan kerjasama untuk kesejahteraan umat manusia, umat
Islam dan mahasiswa serta usaha sosial kemasyarakatan.
5. Mempererat hubungan dengan ulama dan umara demi terciptanya ukhuwah Islamiyah,
ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniyah.
6. Memupuk dan meningkatkan semangat nasionalisme melalui upaya pemahaman,
pengalaman dan pengamalan Pancasila secara kreatif dan bertanggung jawab.

BAB III

KEANGGOTAAN

Bagian 1

Anggota
1. Anggota adalah: Pasal 3

a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan
atau yang sederajat dan telah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba).
b. Mahasiswa islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan
atau yang sederajat, dan belum melampaui jangka 3 (tiga) tahun.
c. Anggota yang dimaksud pada poin (a) dan (b) belum melampaui usia 35 tahun.
2. Kader adalah anggota yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan Kader Dasar
(PKD) dan Follow Up nya
Bagian II
Penerimaan
Anggota Pasal 4

1. Calon anggota mengajukan permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk
menjadi calon anggota PMII kepada panitia pelaksana MAPABA.
2. Seseorang sah menjadi anggota PMII setelah mengikuti Masa Penerimaan Anggota
Baru (MAPABA) dan mengucapkan Bai’at persetujuan dalam suatu acara pelantikan.
3. Apabila syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) dan (2) di atas dipenuhi, kepada
anggota tersebut berhak diberikan tanda anggota oleh Pengurus Cabang.
4. Tanda sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat berupa sertifikat, kartu anggota
atau label sebagai kader mu’taqid.

Pasal 5

Jenjang Pengkaderan dilakukan dengan cara:


1. Calon kader mengajukan permintaan tertulis atau mengisi formulir kepada pengurus
cabang dan atau panitia pelaksana PKD.
2. Seseorang telah sah menjadi kader apabila dinyatakan Lulus mengikuti PKD dan
diikuti pernyataan bai’at.

Bagian III

Masa Keanggotaan

Pasal 6

1. Anggota berakhir masa keanggotaan:


a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada Pengurus
Cabang.
c. Diberhentikan sebagai anggota, baik secara terhormat maupun secara tidak
terhormat.
d. Telah selesai masa keanggotaannya sebagai anggota sebagaimana diatur dalam
pasal 3 ayat (1) ART ini.
2. Bentuk dan tata cara pemberhentian anggota, diatur dalam Peraturan Organisasi (PO).
3. Anggota yang telah selesai masa keanggotaannya pada saat masih menjabat sebagai
pengurus diperpanjang masa keanggotaannya hingga berakhirnya masa kepengurusan.
4. Anggota yang telah selesai masa keanggotaannya disebut alumni PMII.
5. Hubungan anggota dengan alumni PMII adalah hubungan historis, kekeluargaan dan
kesetaraan.
BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN


ANGGOTA
Hak
Anggota: Pasal 7

Anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat perlindungan dan pembelaan serta
pengampunan.

Kewajiban Anggota:
1. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh
Pengurus Cabang.
2. Mematuhi AD/ART, NDP, paradigma pergerakan serta produk hukum organisasi
lainnya.
3. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik Islam, negara dan organisasi.

Pasal 8

Hak Kader:
1. Berhak memilih dan dipilih.
2. Berhak mendapat pendidikan dan kebebasan berpendapat, perlindungan dan pembelaan
serta pengampunan.

Kewajiban Kader:
1. Melakukan dinamisasi organisasi dan masyarakat melalui gerakan pemikiran dan
rekayasa sosial secara sehat dan mulia.

Perangkapan Keanggotaan dan Kepengurusan

Pasal 9

1. Anggota dan kader tidak dapat merangkap dengan keanggotaan organisasi mahasiswa
lain yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan PMII.
2. Pengurus PMII tidak dapat merangkap sebagai pengurus pada partai politik, calon
Anggota Legislatif, calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Calon
presiden/Wakil Presiden, calon Gubernur/Wakil Gubernur, calon Bupati /Wakil Bupati
dan atau Calon Walikota/Wakil Walikota.

Penghargaan dan Sanksi Organisasi


Pasal 10
Penghargaan

1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau
mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi.
2. Bentuk dan tata cara penganugrahan dan penghargaan diatur dalam ketentuan
tersendiri.
Pasal 11

Sanksi Organisasi

1. Sanksi organisasi dapat diberikan kepada anggota karena: Melanggar ketentuan


AD/ART serta peraturan-peraturan PMII dan mencemarkan nama baik organisasi.
2. Sanksi yang diberikan pada anggota berbentuk scorsing atau pemberhentian
keanggotaan.
3. Anggota yang diberi sanksi organisasi dapat mengajukan banding atau
pembelaan dalam suatu mekanisme organisasi yang ditentukan.
4. Tata cara dan mekanisme banding diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB V

POLA KADERISASI

Bagian I

Kaderisasi Formal
Pasal 12

1. Kaderisasi formal adalah kaderisasi yang wajib dilaksanakan oleh setiap struktur
kepengurusan.
2. Tahapan Kaderisasi Formal:
a. MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)
b. PKD (Pelatihan Kader Dasar)
c. PKL (Pelatihan Kader Lanjut)
d. PKN (Pelatihan Kader Nasional)
3. MAPABA adalah kaderisasi formal tahap pertama yang diselenggarakan oleh
Pengurus Rayon dan/ Pengurus Komisariat
4. PKD adalah kaderisasi formal tahap kedua yang diselenggarakan oleh Pengurus
Cabang, Pengurus Komisariat dan/ Pengurus Rayon
5. PKL adalah kaderisasi formal tahap ketiga yang diselenggarakan oleh Pengurus
Koordinator Cabang dan atau Pengurus Cabang
6. PKN adalah kaderisasi formal tahap akhir yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar
7. Ketentuan lebih lanjut terkait kaderisasi formal ini diatur dalam PO, Tap Pleno dan
atau Peraturan PMII Lainnya.

Bagian II

Kaderisasi Non-formal

Pasal 13

1. Kaderisasi Non-formal adalah kaderisasi yang dilakukan sebagai kelanjutan kaderisasi


formal guna mendorong mengembangkan potensi kader berbasis soft-skill.
2. Kaderisasi Non-Formal dapat dilakukan oleh:
a. Pengurus Rayon
b. Pengurus Komisariat
c. Pengurus Cabang
d. Pengurus Koordinator Cabang; dan
e. Pengurus Besar
3. Ketentuan Lebih lanjut terkait kaderisasi Non-Formal ini, dikatur dalam PO, Tap
Pleno dan atau Peraturan PMII Lainnya.

Bagian III
Kaderisasi
Informal Pasal 14

1. Kaderisasi Informal adalah kaderisasi yang dilakukan sebagai kelanjutan


kaderisasi formal, bisa beriringan dengan kaderisasi nonformal bisa juga terpisah.
2. Kaderisasi Informal bersifat khusus, berbasis hobby, minat bakat dan profesi
3. Kaderisasi Informal dapat dilakukan oleh:
a. Pengurus Rayon
b. Pengurus Komisariat
c. Pengurus Cabang
d. Pengurus Koordinator Cabang; dan
e. Pengurus Besar
4. Ketentuan Lebih lanjut terkait kaderisasi Informal ini, diatur dalam PO, Tap Pleno
dan atau Peraturan PMII Lainnya.

BAB IV

Jenjang Kaderisasi
Formal Pasal 15
Jenjang Kaderisasi Formal,
yaitu:
1. MAPABA

a. Alumni Mapaba bersertifikat berhak mengikuti follow up Mapaba sebagai peserta


kaderisasi nonformal dan pengembangan minat, bakat dan profesi juga sebagai peserta
kaderisasi informal. Baik yang dilaksanakan oleh rayon atau Komisariat
b. Hanya alumni Mapaba yang telah mengikuti follow up yang berhak mengikuti PKD
2. PKD
a. Alumni PKD bersertifikat berhak mengikuti follow up Mapaba sebagai peserta
kaderisasi nonformal dan pengembangan minat, bakat dan profesi juga sebagai peserta
kaderisasi informal. Baik yang dilaksanakan oleh Rayon, Komisariat dan atau Cabang.
b. Hanya alumni PKD yang telah mengikuti follow up yang berhak mengikuti PKL.
3. PKL
a. Alumni PKL bersertifikat berhak mengikuti follow up Mapaba sebagai peserta
kaderisasi nonformal dan pengembangan minat, bakat dan profesi juga sebagai peserta
kaderisasi informal. Baik yang dilaksanakan oleh Cabang atau Koorcab.
b. Hanya alumni PKL yang telah mengikuti follow up yang berhak mengikuti PKN.
4. PKN
a. Alumni PKN bersertifikat berhak mengikuti follow up Mapaba sebagai peserta
kaderisasi nonformal dan pengembangan minat, bakat dan profesi juga sebagai peserta
kaderisasi informal. Baik yang dilaksanakan oleh PB PMII
b. Hanya alumni PKN yang telah mengikuti follow up dan di sertifikasi sebagai instruktur
di PKL yang berhak mengikuti agenda-agenda strategis dan tertutup yang dilaksanakan
oleh PB
5. Ketentuan Lebih lanjut terkait kaderisasi NonFormal ini, dikatur dalam PO, Tap Pleno dan
atau Peraturan PMII Lainnya.

Bagian V

Skema Pengembangan Kaderisasi


Pasal 16

1. Skema Pengembangan kaderisasi berorientasi pada pengembangan PMII di kampus


– kampus, fakultas – fakultas dan jurusan – jurusan yang minim PMII nya
2. Kaderisasi lebih lanjut terkait pengembangan kaderisasi ini diatur dalam PO, Tap pleno
dan atau Peraturan PMII lainnya.

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

SUSUNAN PENGURUS, TUGAS DAN WEWENANG

Bagian I

Struktur Organisasi

Pasal 17

Struktur Organisasi PMII adalah:


1. Pengurus Besar (PB)
2. Pengurus Koordinator Cabang (PKC)
3. Pengurus Cabang (PC)
4. Pengurus Komisariat (PK)
5. Pengurus Rayon (PR)

Bagian II

Susunan, Tugas, Wewenang dan Persyaratan Pengurus


Pasal 18

Pengurus Besar

1. Pengurus Besar adalah pimpinan tertinggi PMII pengemban amanat kongres.


2. Masa Jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun.
3. Pengurus Besar terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Ketua-ketua sebanyak 10 (sepuluh) orang
c. Sekretaris Jenderal
d. Sekretaris-sekretaris sebanyak 10 (sepuluh) orang
e. Bendahara umum
f. Bendahara-bendahara sebanyak 3 (Tiga) orang
g. Biro-biro
h. Badan semi otonom yaitu KOPRI
i. Lembaga semi otonom seperti LBH, Koperasi, Jurnal, Cyber, dll.
4. Ketua-ketua seperti yang dimaksudkan ayat (3) point (b) membidang:
a. Kaderisasi Nasional
b. Penataan aparatur organisasi
c. Pengembangan pemikiran, Ilmu Pengetahuan, Tekhnologi.
d. Keagamaan dan hubungan antar umat beragama
e. Hubungan luar negeri dan jaringan internasional
f. Pengembangan ekonomi dan pemberdayaan kelompok professional
g. Komunikasi organ gerakan, kepemudaan, LSM dan Ormas
h. Kajian Hukum dan Advokasi kebijakan public
i. Pengembangan jaringan kampus dan profesi akademik
j. Kajian dan pengembangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
5. Jumlah Bidang seperti dimaksud pada pasal 13 point (4) diatas, dapat ditambah sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
6. Ketua Umum PB dipilih oleh Kongres.
7. Ketua Umum PB tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode.
8. Pengurus Besar memiliki tugas dan wewenang:
a. Ketua umum memilih sekretaris jenderal dan menyusun perangkat kepengurusan
secara lengkap dibantu 9 (Sembilan) orang formatur yang dipilih kongres selambat-
lambatnya 14 x 24 jam.
b. Formatur PB PMII sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) point (a) di atas dipilih
oleh peserta kongres dengan memperhatikan keterwakilan region.
c. Pengurus Besar berkewajiban mengesahkan susunan Pengurus Koordinator Cabang
dan Pengurus Cabang.
9. Persyaratan Pengurus Besar adalah:
a. Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti PKN bagi Ketua Umum dan
BPH PB PMII dan PKL bagi Non BPH PB PMII.
b. Pernah aktif menjadi pengurus di tingkat PC, PKC atau PB PMII minimal
satu periode.
c. Mendapat rekomendasi dari PKC dan atau Pengurus Cabang asal.
d. Membuat pernyataan bersedia aktif di PB PMII secara tertulis.
Pasal 19

Pengurus Koordinator Cabang

1. PKC merupakan perwakilan PC di wilayah koordinasinya.


2. Wilayah Koordinasi PKC adalah satu Propinsi dan atau gabungan propinsi terdekat
yang belum ada PKC nya.
3. PKC dapat dibentuk manakala terdapat 3 (Tiga) cabang definitif atau lebih dalam
wilayah koordinasinya. Tatacara pembentukan PKC diatur dalam Peraturan
Organisasi.
4. Jika terdapat PKC yang sudah 3 (tiga) Cabang, maka akan di marger/digabung dengan
PKC terdekat.
5. Dalam kondisi tertentu, PKC dapat dibentuk berdasarkan wilayah efektif kerja
kaderisasi, koordinasi dan konsolidasi organisasi dengan gabungan cabang-cabang
lintas wilayah PKC
6. PKC berkedudukan di Ibukota Provinsi.
7. Masa Jabatan PKC adalah 2 (dua) tahun.
8. PKC terdiri dari kader terbaik dari PC dalam wilayah kordinasi.
9. PKC terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil ketua sebanyak 3 orang
c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris sebanyak 3 orang
e. Bendahara
f. Wakil bendahara
g. Biro-biro;
h. Badan semi otonom yaitu KOPRI;
i. Lembaga semi otonom
10. Tiga orang ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) point (b) membidangi:
a. bidang internal;
b. bidang eksternal;
c. bidang keagamaan.
11. Ketua PKC dipilih oleh Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab).
12. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PKC selengkapnya, dibantu 6 (enam)
orang formatur yang dipilih oleh Konkorcab dalam waktu selambatnya 7 x 24 jam.
13. Jumlah formatur disesuaikan dengan jumlah cabang dan wilayah koordinasi PKC
a. PKC melaksanakan dan pengembangan kebijakan tentang berbagai masalah
organisasi di lingkungan koordinasinya.
b. PKC berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres, keputusan
muspimnas, keputusan konkoorcab, peraturan-peraturan organisasi dan
memperhatikan nasehat serta saran-saran majelis Pembina daerah (mabinda).
c. PKC berkewajiban menyampaikan laporan kepada PB PMII 6 (enam) bulan sekali
dalam rapat koordinasi lengkap nasinal dan muspimnas.
d. Pelaporan yang disampaikan pkc meliputi, perkembangan cabang, komisariat dan
kampus aktivitas internal dan eksternal.
e. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
14. Pengurus Koordinator Cabang memiliki tugas dan wewenang:
a. Menjalankan keputusan AD/ART, Kongres, keputusan konkorcab dan
memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran majelis Pembina.
b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan kepada PB PMII secara periodic
enam bulan sekali
c. Pemberitahuan yang disampaikan kepada PB PMII meliputi; perkembangan
jumlah anggota cabang serta aktivitas internal dan eksternal.
d. Mekanisme pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan

Pasal 20
Pengurus Cabang

1. Pengurus cabang dapat dibentuk di kabupaten/ kota yang ada perguruan tingginya.
2. Cabang dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) komisariat
3. Dalam keadaan dimana ayat (2) di atas tidak dapat dilaksanakan, PC dapat dibentuk
apabila telah mencapai 50 (lima puluh) kader.
4. Poin (1) dan (2) harus dengan usulan dan rekomendasi dari PKC dan atau
cabang terdekat, untuk selanjutnya PB menunjuk caretaker.
5. Selanjutnya tata cara pembentukan PC diatur dalam peraturan organisasi.
6. Masa jabatan PC adalah setahun.
7. Cabang dapat diturunkan statusnya menjadi persiapan dan/atau pengguguran cabang
apabila tidak dapat memenuhi klasifikasi dan kriteria yang ditetapkan oleh PB yang
menyangkut standar program minimum.
8. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu setahun tidak menyelenggarakan kaderisasi
formal, mapaba dan follow up nya, serta kaderisasi informal.
9. Dan atau sekurang-kurangnya dalam masa kepengurusan tidak menyelenggarakan
konferensi cabang maka akan diturunkan statusnya menjadi cabang persiapan.
10. Jika dalam jangka waktu 6 bulan pasca diturunkan statusnya, jika tidak melaksanakan
konferensi cabang maka akan dilakukan pengguguran cabang.
11. Cabang dan pengurus cabang dapat dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan
dari PB melalui rekomendasi PKC dan apabila terdapat cabang di daerah propinsi yang
belum terbentuk pkc maka dapat meminta langsung dari PB.
12. PC terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil ketua sebanyak 3 (tiga) orang
c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris sebanyak 3 (tiga) orang
e. Bendahara
f. Wakil bendahara
g. Biro-biro
h. Badan semi otonom yaitu KOPRI
i. Lembaga-lembaga semi otonom
13. Tiga orang wakil ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (14) poin (b) meliputi:
a. Bidang internal
b. Bidang eksternal
c. Bidang keagamaan
14. Bidang internal sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) point (a) membawahi:
a. Biro kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota;
b. Biro pendayagunaan potensi dan kelembagaan organisasi;
c. Biro kajian pengembangan intelektual dan eksplorasi teknologi; dan
d. Biro pemberdayaan ekonomi dan kelompok 16eriodic16nal.
15. Bidang ekstenal sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) point (b) membawahi:
a. Biro hubungan dan komunikasi pemerintah dan kebijakan 16eriod;
b. Biro hubungan dan komunikasi organ gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi;
c. Biro pengambangan media dan informasi;
d. Biro hubungan dan kerjasama LSM;
e. Biro advokasi, HAM dan lingkungan hidup.
16. Bidang keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) point (b) membawahi:
a. Biro dakwah dan kajian Islam;
b. Biro komunikasi dan hubungan pesantren; dan
c. Biro hubungan dan komunikasi lintas agama.
17. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti
Bulletin, Koperasi, LBH, Teater, Grup Musik dan lain-lain.
18. Ketua diplih oleh konferensi cabang.
19. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PC selengkap-lengkapnya dibantu 6 (enam)
orang formatur yang dipilih konfercab dalam waktu selambat-lambatnya 3x24 jam.
20. Ketua PC tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode.
21. Pengurus Cabang memiliki tugas dan wewenang:
a. Menjalankan keputusan AD/ART Kongres, keputusan Muspimnas, keputusan
Konfercab, dan memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran Majelis Pembina
Cabang (Mabincab).
b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan kepada PKC serta kepada PB secara
periodic empat bulan sekali.
c. Pemberitahuan yang disampaikan kepada PKC meliputi, perkembangan jumlah
anggota, aktivitas internal dan eksternal.
d. Mekanisme pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
22. Persyaratan Pengurus Cabang:
a. Ketua Cabang dan BPH Cabang Pendidikan formal kaderiisasi minimal telah
mengikuti PKL
b. Pengurus Cabang non BPH Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti
PKD
c. Pernah aktif di kepengurusan Pengurus Komisariat (PK) atau Pengurus Rayon (PR)
minimal satu periode.
d. Mendapat rekomendasi dari PK atau PR asal
e. Membuat pernyataan bersedia aktif di pengurus cabang secara tertulis.

Pasal 21

Pengurus Komisariat

1. Komisariat dapat dibentuk di setiap perguruan tinggi


2. Komisariat dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya telah ada 2 (dua)
Pengurus Rayon.
3. Dalam keadaan dimana ayat 2 diatas tidak dapat dilaksanakan PK dapat dibentuk
apabila sekurang-kurangnya 25 orang.
4. Komisariat dapat dianggap sah setelah mendapatkan pengesahan dari PC.
5. Masa jabatan Pengurus Komisariat (PK) adalah setahun.
6. PK merupakan perwakilan PR di wilayah koordinasinya.
7. PK terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil ketua sebanyak 3 orang;
c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris sebanyak 3 orang
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara
g. Biro-biro
h. Lembaga semi otonom
8. Tiga orang wakil ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) point (b) meliputi:
a. Bidang internal yang membawahi:
1) Biro kaderisasi dan pembinaan sumber daya anggota
2) Biro pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi
3) Biro Keagamaan.
b. Bidang eksternal yang membawahi:
1) Biro hubungan komunikasi instansi kampus di wilayahnya;
2) Biro hubungan dan komunikasi organ gerakan dalam kampus.
c. Bidang Keagamaan yang membawahi Biro dakwah dan kajian Islam.
9. Konsentrasi penuh PK semata-mata adalah melakukan pendampingan dan
pemberdayaan kepada PR di bawah kordinasinya.
10. Ketua PK dipilih oleh Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
11. Ketua memilih sekretaris, dan menyusun PK selengkapnya dibantu 3 (tiga)
orang formatur yang dipilih oleh RTK dalam waktu selambat-lambatnya 3x24 jam.
12. Ketua PK tidak dapat dipilih kembali lebih dari satu periode.
13. Persyaratan Pengurus Komisariat:
a. Ketua dan BPH Komisariat Pendidikan formal kaderisasi minimal teolah
mengikuti PKD
b. Pengurus Komisariat non BPH Pendidikan formal kaderisasi minimal
telah mengikuti Mapaba.
c. Pernah aktif di kepengurusan PR minimal satu periode.
d. Mendapat rekomendasi dari PR asal, membuat pernyataan secara tertulis bersedia
aktif di pengurus komisariat.
e. Ketua PK tidak dapat dipilij kembali lebih dari satu periode
f. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PK selengkapnya dibantu 3 (tiga) orang
formatur yang dipilih oleh RTK dalam waktu selambat-lambatnay 3x24 jam.

Pasal 22

Pengurus Rayon
1. Pengurus Rayon dapat dibentuk di setiap fakultas, prodi atau setingkatnya.
2. Pengurus Rayon sudah dapat dibentuk di tempat yang dianggap perlu oleh PK apabila
telah memiliki sekurang-kurangnya 10 anggota.
3. Pengurus Rayon dianggap sah apabila telah mendapat pengesahaan dari PC.
4. Masa Jabatan PR adalah setahun.
5. Ketua Rayon dipilih oleh Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR).
6. PR teridiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil ketua;
c. Sekretaris;
d. Wakil sekretaris;
e. Bendahara;
f. Wakil bendahara;
g. Biro-biro yang disesuaikan dengan studi minat, hobby, profesi, kesejahteraan,
bakti kemasyarakatan dan keagamaan.
7. PR memiliki tugas dan wewenang:
a. PR berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan Kongres dan RTAR;
b. PR berkewajiban menyampaikan laporan kepada PK dengan tembusan kepada
PC secara periodik;
c. Pelaporan yang disampaikan PR kepada PK meliputi: perkembangan
jumlah anggota, aktivitas internal dan eksternal;
d. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.
8. Persyaratan Pengurus rayon:
a. Ketua rayon minimal telah mengikuti pendidikan formal kaderisasi yaitu PKD
b. Pengurus Rayon minimal telah mengikuti pendidikan formal kaderisasi yaitu
Mapaba
BAB VII

LEMBAGA SEMI OTONOM

Pasal 23

1. Lembaga semi otonom adalah Lembaga yang dibentuk oleh ketua umum di setiap
tingkat kepengurusan beradasarkan azas lokalitas kebutuhan.
2. Pengurus lembaga semi otonom bertanggung jawab kepada pleno badan
pengurus harian pada tingkat kepengurusan masing-masing.
3. Lembaga-lembaga semi otonom sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas dapat
berupa:
a. LBH;
b. Koperasi;
c. Group music;
d. Teater;
e. Dan/atau lainnya.
4. Pemimpin lembaga semi otonom yang selanjutnya bisa disebut direktur atau ketua
ditunjuk oleh ketua umum dengan meminta pertimbangan pleno dan di-SK-kan oleh
ketua umum PMII pada tingkatan masing-masing.
5. Kepengurusan lembaga semi otonom sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris
dan bendahara.
6. Lembaga semi otonom tidak punya struktur hierarkhi ke bawah.
7. Pedoman dan tata kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-masing.
8. Kebijakan tentang tata kerja, pola koordinasi dan mekanisme organisasi lembaga semi
otonom akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.

BAB VIII

PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR


WAKTU

Pasal 24

1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh
anggota pengurus yang berada dalam urutan langsung di bawahnya.
2. Apabila ketua umum PB, PKC, PC, PK, PR berhenti atau mengundurkan diri dari
jabatan digantikan oleh:
a. Apabila ketua umum PB, jabatan digantikan ketua bidang pengkaderan.
b. Apabila ketua umum PKC, jabatan digantikan ketua bidang internal.
c. Apabila ketua umum PC, jabatan digantikan ketua bidang Internal.
d. Apabila ketua PK digantikan wakil ketua bidang internal.
e. Apabila ketua PR digantikan wakil ketua.
3. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan pengisian lowongan jabatan antar waktu
maka lowongan jabatan akan diisi oleh anggota pengurus lainnya berdasarkan
keputusan rapat badan pengurus harian yang khusus diadakan untuk itu.
BAB IX

KUOTA KEPENGURUSAN

Pasal 25

1. Kepengurusan di setiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan dari 1/3


keseluruhan anggota pengurus.
2. Setiap kegiatan PMII harus dilaksanakan dengan memperhatikan keterwakilan
perempuan perempuan 1/3 dari keseluruhan anggota.

BAB X

KORPS PMII PUTERI

Pasal 26

1. Korps PMII Puteri selanjutnya disingkat KOPRI


2. KOPRI diwujudkan dalam Badan Semi Otonom yang secara khusus menangani
pengembangan kader puteri PMII berpersfektif keadilan dan kesetaraan gender.
3. Selanjutnya pengertian semi otonom dijelaskan dalam Bab penjelasan.

Pasal 27
1. Pengurus KOPRI terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara
dan sejumlah biro-biro sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengurus KOPRI disahkan dengan SK Ketua Umum di setiap level/jenjang
kepengurusan.
a. Pengurus KOPRI PB PMII, disahkan oleh SK Ketua Umum PB PMII
b. Pengurus KOPRI PKC PMII, disahkan oleh SK Ketua PKC PMII
c. Pengurus KOPRI PC PMII, disahkan oleh SK Ketua PC PMII
d. Pengurus KOPRI PK PMII, disahkan oleh SK Ketua PK PMII
e. Pengurus KOPRI PR PMII, disahkan oleh SK Ketua PR PMII
3. Ketua KOPRI PB dipilih oleh Forum tertinggi yang dilakukan oleh seorang utusan
KOPRI yang sah
4. Ketua KOPRI memilih sekretaris jenderal dan menyusun perangkat kepengurusan
secara lengkap dibantu 9 (Sembilan) orang formatur yang dipilih kongres selambat-
lambatnya 14 x 24 jam.
5. Formatur KOPRI sebagaimana dimaksud dalam ayata (4) dipilih oleh peserta kongres
dengan memperhatikan keterwakilan region
6. Syarat menjadi Ketua dan BPH KOPRI diberbagai level kepengurusan disesuaikan
dengan jenjang kaderisasi yang ada di PMII dan KOPRI.
7. Dengan rincian sebagai berikut:
a. Telah mengikuti SKKN Ketua bagi BPH KOPRI PB
b. Telah mengikuti SKK bagi ketua dan BPH KOPRI PKC dan KOPRI PC
c. Telah mengikuti SIG bagi ketua dan BPH KOPRI PK dan KOPRI P

Pasal 28

1. Ketua, sekretaris dan bendahara KOPRI masuk dalam anggota Pleno Badan Pengurus
Harian PMII disetiap level kepengurusan.
2. KOPRI bertanggungjawab kepada forum tertinggi di masing-masing level
kepengurusan.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang sistem administrasi, Rektuitmen Kepemimpinan dan
Kaderisasi diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan dan Pelaksanaan KOPRI PMII
4. Pedoman Penyelenggaran dan Pelaksanaan ditetapkan melalui PO, TAP Pleno
dan Peraturan PMII lainnya.

BAB XI

MAJELIS PEMBINA

Pasal 29

1. Majelis pembina adalah badan yang terdapat di tingkat organisasi PB, PKC dan PC.
2. Majelis pembina di tingkat PB disebut Majelis Pembina Nasional (Mabinas) dan
berjumlah maksimal 30 orang.
3. Majelis Pembina di tingkat PKC disebut Majelis Pembina Daerah (Mabinda) dan
berjumlah maksimal 20 orang
4. Majelis pembina di tingkat PC disebut Majelis Pembina Cabang (Mabincab) dan
berjumlah maksimal 15 orang
5. Majelis Pembina di Tingkat Komisariat disebut Majelis Pembinan Komisariat
(Mabinkom) dan berjumlah maksimal 10 orang.

Pasal 30

1. Tugas dan fungsi Majelis Pembina:


a. Memberikan nasehat, gagasan pengembangan dan saran kepada pengurus PMII
baik diminta maupun tidak.
b. Membina dan mengembangkan secara informal kader PMII dibidang Intelektual
dan profesi.
2. Susunan majelis pembina terdiri dari:
a. Satu orang ketua merangkap anggota.
b. Satu orang sekretaris merangkap anggota
c. Sesuai kebutuhan
3. Keanggotaan Majelis Pembina dipilih dan ditetapkan pengurus ditingkat masing-
masing.
BAB X

PERMUSYAWARATAN

Pasal 31

Permusyawaratan dalam Organisasi PMII terdiri dari:


1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
4. Rapat Pleno Lengkap
5. Rapat Pleno BPH PB PMII
6. Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab)
7. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
8. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
9. Rapat Pleno BPH PKC PMII
10. Konferensi Cabang (Konfercab)
11. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
12. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
13. Rapat Pleno BPH PC PMII
14. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
15. Rapat Pleno BPH PK PMII
16. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
17. Rapat Pleno BPH PR PMII
18. Kongres Luar Biasa (KLB)
19. Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konkorcab-LB)
20. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab-LB)
21. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
22. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB)
Pasal 32
Kongres

1. Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi.


2. Kongres dihadiri oleh PC, PKC dan peninjau.
3. Kongres diadakan tiap 2 (dua) tahun sekali.
4. Kongres sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya separuh lebih satu dari jumlah
peserta kongres.
5. Kongres memiliki kewenangan:
a. Menetapkan/merubah AD/ART PMII
b. Menetapkan/merubah NDP PMII.
c. Menetapkan/merubah paradigma pergerakan PMII.
d. Menetapkan/merubah strategi pengembangan PMII.
e. Menetapkan/merubah kebijakan umum dan GBHO
f. Menetapkan/ merubah sistem pengkaderan PMII
g. Menetapkan ketua umum PB PMII, Ketua KOPRI PB PMII dan tim formatur.
h. Menetapkan dan menilai LPJ PB PMII

Pasal 33

Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)

1. Muspimnas adalah forum tertinggi setelah Kongres.


2. Muspimnas dihadiri oleh Pengurus Besar, PKC dan PC
3. Muspimnas diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan PB
PMII.
4. Muspimnas memiliki kewenangan:
a. Menghasilkan ketetapan organisasi dan Peraturan Organisasi (PO).
b. Membahas dinamika organisasi dan situasi nasional baik yang bersifat
internal maupun eksternal
c. Menerima laporan perkembangan kaderisasi dan perkembangan
keorganisasian dari PKC dan PC.
d. Muspimnas membentuk Badan Pekerja Kongres.

Pasal 34

Rapat Kerja Nasional (Rakernas)

1. Rakernas dilaksanakan oleh PB PMII.


2. Rakernas dilaksanakan setidaknya satu kali atau lebih selama satu periode.
3. Peserta Rakernas adalah Pengurus Harian PB PMII, biro-biro, badan semi otonom dan
lembaga-lembaga semi otonom.
4. Rakernas memiliki kewenangan membuat dan menetapkan action planning
berdasarkan program kerja yang diputuskan di Kongres.

Pasal 35
Rapat Pleno Lengkap

1. Rapat Pleno Lengkap adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PB PMII dan Ketua PKC
yang berfungsi untuk, mengkoordinasikan seluruh aktivitas PKC dan melaporkan
perkembangan Cabang masing-masing.
2. Rapat pleno lengkap dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.

Pasal 36

Rapat Pleno BPH PB PMII

1. Rapat Pleno BPH PB PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PB PMII yang
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PB PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.
Pasal 37

Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab)

1. Dihadiri oleh utusan PC.


2. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 2/3 dari jumlah PC yang sah.
3. Diadakan setiap 2 tahun sekali.
4. Konkorcab memiliki wewenang:
a. Menyusun program kerja PKC dalam rangka pelaksanaan program dan
kebijakan PMII.
b. Menilai laporan pertanggung jawaban PKC.
c. Memilih Ketua PKC, Ketua KOPRI PKC dan tim formatur

Pasal 38

Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)

1. Muspimda adalah forum tertinggi setelah Konkorcab.


2. Muspimda dihadiri PKC dan PC yang berada dalam wilayah koordinasinya.
3. Muspimda diadakan paling sedikit sekali dalam satu periode kepengurusan.
4. Muspimda memiliki kewenangan:
a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang mengikat kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program selama satu semester baik bidang interal maupun eksternal.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari berbagai wilayah koordinasi

Pasal 39

Rapat Kerja Daerah (Rakerda)

1. Rakerda dilaksanakan oleh PKC paling sedikit satu kali dalam masa kepengurusan.
2. Rakerda berwenang merumuskan action plan berdasarkan program kerja yang
diputuskan di Konferkorcab.
Pasal 40

Rapat Pleno BPH PKC PMII

1. Rapat Pleno BPH PKC PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PKC PMII
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PKC PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.

Pasal 41

Konferensi Cabang (Konfercab)

1. Konfercab adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat PC.


2. Konfercab dihadiri oleh utusan PK dan PR.
3. Apabila PC dibentuk berdasarkan ART pasal 15 ayat 3 maka Konfercab dihadiri
oleh setengah anggota yang ada ditambah satu.
4. Konfercab dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta atau suara yang syah.
5. Konfercab diadakan satu tahun sekali.
6. Konfercab memiliki wewenang:
a. Menyusun program kerja cabang dalam rangka pelaksanaan program kerja umum
dan kebijakan PMII.
b. Menilai laporan pertanggungjawaban kepengurusan PC.
c. Memilih ketua Cabang, Ketua KOPRI Cabang dan formatur.

Pasal 42

Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)

1. Muspimcab adalah forum tertinggi setelah Konfercab.


2. Muspimcab dihadiri oleh PC, PK dan PR.
3. Muspimcab diadakan paling sedikit 1 kali dalam satu periode kepengurusan.
4. Muspimcab memili kewenangan:
a. Menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang menyangkut kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.
b. Evaluasi program pengurus cabang selama catur wulan.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari PK dan pengurus rayon.

Pasal 43

Rapat Kerja Cabang (Rakercab)

1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil dari
konfercab.
2. Rakercab dilaksanakan oleh PC.
3. Peserta Rakercab adalah seluruh jajaran pengurus harian dan badan badan
dilingkungan PC.
Pasal 44

Rapat Pleno BPH PC PMII

1. Rapat Pleno BPH PC PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PC PMII
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PC PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.

Pasal 45

Rapat Tahunan Komisariat (RTK)

1. RTK adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat komisariat.


2. RTK dihadiri oleh utusan utusan rayon.
3. Apabila komisariat di bentuk berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam pasal 15
ayat 3 maka RTK dihadiri oleh anggota komisariat.
4. RTK berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 rayon yang sah.
5. RTK di adakan setahun sekali.
6. RTK memiliki wewenang:
a. Menyusun program kerja PK dalam rangka pelaksanaan program kerja umum dan
kebijakan PMII.
b. Menilai laporan pertanggung jawaban pengurus komisariat.
c. Memilih ketua komisariat, ketua KOPRI Komisariat dan formatur.

Pasal 46

Rapat Pleno BPH PK PMII

1. Rapat Pleno BPH PK PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PK PMII berfungsi
untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk merespon berbagai
dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PK PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.

Pasal 47

Rapat Tahun Anggota Rayon (RTAR)

1. RTAR dihadiri oleh pengurus rayon dan anggota PMII dilingkungannya.


2. Diadakan setahun sekali.
3. Dapat berlangsung dan dianggap sah apabila dihadiri minimal 2/3 jumlah anggota.
4. Menyusun program kerja rayon dalam rangka penjabaran program dan
pelaksanaan program umum dan kebijakan PMII.
5. Menilai laporan kegiatan pengurus rayon.
6. memilih ketua Rayon, ketua KOPRI Rayon dan formatur.
7. Setiap satu anggota mempunyai satu suara.

Pasal 48

Rapat Pleno BPH PR PMII

1. Rapat Pleno BPH PR PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PR PMII
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PR PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu
Pasal 49
Kongres Luar Biasa (KLB)

1. KLB merupakan forum yang setingkat dengan kongres.


2. KLB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap konstitusi (AD/ART dan/atau
Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Besar.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi PMII,
yang akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. KLB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah cabang dan Korcab yang sah.
5. Sebelum diadakan KLB, setelah syarat-syarat sebagaimana disebut dalam point 2 dan
3 terpenuhi, kepengurusan PB diambil alih oleh Majelis Pembina Nasional (Mabinas),
yang kemudian membentuk panitia KLB yang terdiri dari unsur Mabinas, PKC dan PC.

Pasal 50

Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa


(Konkorcab-LB)

1. Konkorcab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konkorcab


2. Konkorcab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Koordinator Cabang
3. Ketentuan pelanggaran konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi PMII, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. Konkorcab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah cabang yang sah.
5. Sebelum diadakan Konkorcab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2
dan 3 terpenuhi, kepengurusan Koorcab didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus
Besar, yang kemudian membentuk panitia Konkorcab-LB yang terdiri dari unsur PB
dan cabang-cabang.

Pasal 51

Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab-LB)

1. Konfercab-LB merupakan forum yang setingkat dengan Konfercab.


2. Konfercab-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan /atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh pengurus cabang.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi PMII,
yang akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. Konfercab-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah komisariat yang sah.
5. Sebelum diadakan Konfercab-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan
3 terpenuhi, kepengurusan Cabang didomisioner dan diambil alih oleh PB atau PB
menunjuk PKC PMII sebagai pejabat sementara (Pjs), yang kemudian membentuk
panitia Konfercab-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Korcab dan Komisariat-
komisariat.
Pasal 52

Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)

1. RTK-LB merupakan forum yang setingkat dengan RTK.


2. RTK-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART dan
/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Komisariat
3. RTK-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah rayon yang sah.
4. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi PMII, yang
akan diatur dalam peraturan organisasi. Sebelum diadakan RTK-LB, setelah syarat
sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3 terpenuhi, kepengurusan Komisariat
didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus Cabang, yang kemudian membentuk
panitia RTK-LB yang terdiri dari unsur Pengurus Cabang dan rayon – rayon.

Pasal 53

Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB)

1. RTAR-LB merupakan forumyang setingkat dengan RTAR.


2. RTAR-LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap Konstitusi (AD/ART
dan/atau Peraturan Organisasi) yang dilakukan oleh Pengurus Rayon.
3. Ketentuan pelanggaran Konstitusi ditetapkan oleh Mahkamah tingkat tinggi
PMII, yang akan diatur dalam peraturan organisasi.
4. RTAR-LB diadakan atas usulan 2/3 dari jumlah anggota.
5. Sebelum diadakan RTAR-LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan
3 terpenuhi, kepengurusan rayon didomisioner dan diambil alih oleh Pengurus cabang,
yang kemudian membentuk panitia RTK-LB yang terdiri dari unsur Pengurus
Komisariat dan anggota Rayon.

Pasal 54

Perhitungan Anggota

1. Setiap anggota dianggap mempunyai bobot kuota manakala telah ditetapkan oleh PB
berdasarkan pelaporan organisasi yang disampaikan PKC dan PC.
2. Ketentuan pelaporan anggota akan ditentukan dalam peraturan organisasi.

Pasal 55

Quorum dan Pengambilan Keputusan


1. Musyawarah, konferensi dan rapat rapat seperti tersebut dalam ART ini adalah sah
apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah peserta.
2. Pengambilan keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin secara
musyawarah untuk mufakat dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
3. Keputusan mengenai pemilihan seseorang dilaksanakan secara bebas dan rahasia.
4. Dalam hal pemilihan terdapat suara yang seimbang, maka pemilihan diulang kembali.
5. Manakala dalam pemilihan kedua masih terdapat suara yang sama, maka akan
ditentukan dengan mekanisme undi (qur’ah) yang dipimpin pimpinan sidang dengan
asas musyawarah dan kekeluargaan.

BAB XI

PERUBAHAN DAN PERALIHAN

Pasal 56
Perubahan

1. Perubahan ART ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres dan referendum yang
khusus diadakan untuk itu.
2. Keputusan ART baru sah apabila disetujui oleh 2/3 jumlah cabang yang sah.

Pasal 57

Peralihan

1. Apabila segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ART ini
belum terbentuk, maka ketentuan lama akan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan
dengan ART ini.
2. Untuk melaksanakan perubahan organisasi harus dibentuk panitia pembubaran, guna
menyelesaikan segala sesuatu di seluruh jajaran organisasi.
3. Kekayaan PMII setelah pembubaran diserahkan kepada Organisasi yang seasas dan
setujuan.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 58

1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan oleh PB dalam
Peraturan Organisasi.
2. ART ini ditetapkan oleh Kongres dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan dan disahkan
Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 April 2021
Waktu : 23.46 WIB

Pimpinan Sidang Tetap


RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


SIDANG KOMISI A
TENTANG
GARIS- GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN 2020-2021

BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Komisariat Sultan Agung merupakan konsep dasar mengenai optimalisasi kelembagaan
internal PMII serta pengembangan kelembagaan, jaringan kelembagaan baik internal maupun
eksternal yang melingkupinya. Kelembagaan internal PMII mencakup seluruh perangkat
organisasi pengurus Komisariat. Sedangkan eksternal adalah ormas, LSM, orpol, OKP, dan
instansi pemerintah dan kampus serta organisasi lain yang mendukung pengembangan PMII.

BAB II
LANDASAN
Pasal 2
GBHO PMII Komisariat Sultan Agung disusun berdasarkan:
1.Pancasila
2.Nilai Dasar Pergerakan (NDP PMII)
3.AD/ART PMII
4. PO (Peraturan Organisasi PMII)

BAB III
STATUS KEPENGURUSAN
Pasal 3
1. Pengurus adalah anggota PMII Komisariat Sultan Agung
2. Masa kepengurusan adalah satu tahun
3. Ketua Komisariat dipilih dalam Rapat Tahunan Komisariat dan untuk masa kepengurusan
berikutnya dapat dipilih kembali
4. Kepengurusan dipiilih oleh ketua terpilih dan tim formatur

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Hak pengurus Komisariat Sultan Agung adalah sebagai berikut :
1. Mengambil kebijakan yang dibutuhkan dalam melaksanakan program kerja sejauh tidak
menyimpang dari GBHO yang ditetapkan
2. Mengambil kebijakan yang belum diatur secara eksplisit dalam GBHO
3. Mengadakan hubungan dengan organisasi, lembaga atau instansi lain dalam pengembangan dan
peningkatan profesionalisme
4. Membuat pernyataan ke dalam dan ke luar atas nama organisasi

Pasal 5
Kewajiban pengurus Komisariat Sultan Agung adalah sebagai berikut:
1. Memberikan loyalitas sepenuhnya kepada PMII
2. Melaksanakan keputusan yang dihasilkan dalam GBHO
3. Melaksanakan kegiatan- kegiatan yang ditetapkan dalam rapat kerja
4. Memberikan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang telah dilaksanakan

BAB V
PENYELENGGARAAN ORGANISASI
Pasal 6
Penyelenggaran organisasi PMII Komisariat Sultan Agung Semarang sebagai berikut :
1. Pengurus harian terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Wakil Ketua 1
e. Sekretaris 1
f. Wakil Ketua 2
g. Sekretaris 2
h. Wakil Ketua 3
i. Sekretaris 3
2. Lima biro yang meliputi biro kaderasasi dan psda, biro pendayagunaan aparatur dan
potensi organisasi, biro hubungan komunikasi dan instansi kampus di wilayah, biro
hubungan dan komunikasi organ gerakan dalam kampus, biro dakwah dan kajian dalam
Islam.
3. Satu badan semi otonom komisariat yaitu Korps PMII Putri (KORPRI) yang meliputi
biro kaderasasi dan biro keagamaan.

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA

WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II WAKIL KETUA III BSO

Sekretaris 1 Sekretaris II Sekretaris III

KOPRI

Biro Kaderisasi dan Biro Hubungan Biro Dakwah dan Kajian


Pembinaan Sumber Daya Komunikasi Instansi Islam
Anggota Kampus di Wilayah

Biro Pendayagunaan Aparatur Biro Hubungan dan


dan Potensi Organisasi Komunikasi Organ
Gerakan dalam Kampus

Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Intruksi
Pasal 8
Pola Hubungan
1. Hubungan ketua dan dibawahnya bersifat instruktif dan koordinatif.
2. Hubungan sekretaris terhadap wakil ketua 1, wakil ketua 2, dan wakil ketua 3 adalah
instruktif dan koordinatif.
3. Hubungan pengurus harian dan biro-biro adalah instruktif dan koordinatif.
4. Hubungan antar biro bersifat koordinatif.
5. Hubungan wakil ketua 1 dengan biro-biro bersifat instruktif dan koordinatif.
6. Hubungan wakil ketua 2 dengan biro-biro bersifat instruktif dan koordinatif.
7. Hubungan wakil ketua 3 dengan biro-biro bersifat instruktif dan koordinatif.
8. Hubungan ketua dengan BSO KORPRI bersifat instruktif dan koordinatif.

BAB VII
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 9
1. Ketua : sebagai pengambil kebijakan umum organisasi yang mengkoordinasikan dengan
sekretaris baik bersifat internal maupun eksternal sekaligus menjadi tanggungjawab
terhadap roda perjalanan organisasi.
2. Sekretaris : berwenang dan bertugas untuk melaksanakan dan menentukan administrasi dan
mekanisme kesekretariatan komisariat serta mengatur pelaksanaan jadwal dan agenda
rapat.
3. Bendahara : bertanggungjawab terhadap sirkulasi keuangan organisasi atas persetujuan
ketua.
4. Wakil ketua 1 : membantu ketua dalam menjalankan roda organisasi terutama dalam
permasalahan internal PMII komisariat untuk menjalankan beberapa agenda biro yang ada.
5. Sekretaris 1 : ikut bertanggungjawab dalam bidang administrasi keorganisasian dan
membantu wakil ketua 1.
6. Wakil ketua 2 : membantu ketua dalam menjalankan roda organisasi terutama dalam
permasalahan internal dan eksternal PMII komisariat untuk menjalankan beberapa agenda
biro yang ada.
7. Sekretaris 2 : ikut bertanggungjawab dalam bidang administrasi keorganisasian dan
membantu wakil ketua 2.
8. Wakil ketua 3 : membantu ketua dalam menjalankan roda organisasi terutama dalam
bidang keagamaan PMII komisariat untuk menjalankan beberapa agenda biro yang ada.
9. Sekretaris 3 : ikut bertanggungjawab dalam bidang administrasi keorganisasian dan
membantu wakil ketua 3.
10. Biro kaderasasi dan PSDA : bertugas dan berwenang merumuskan konsepsi kaderisasi dan
pembinaan dalam rangka meningkatkan sumberdaya anggota.
11. Biro pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi : bertugas dan berwenang membuat
kebijakan yang menunjang berkaitan dengan potensi organisasi dan pendayagunaan
aparatur sebagaimana mestinya.
12. Biro hubungan komunikasi instansi kampus di wilayah : bertanggungjawab membangun
komunikasi serta jaringan organisasi eksternal kampus di wilayah serta berwenang untuk
mengambil kebijakan yang strategis berkaitan dengan program yang telah dicanangkan
dalam raker.
13. Biro hubungan dan komunikasi organ Gerakan dalam kampus : bertugas membangun
komunikasi serta jaringan organisasi intra kampus serta berwenang untuk mengambil
kebijakan yang strategis berkaitan dengan program yang telah dicanangkan dalm raker.
14. Biro dakwah dan kajian islam : bertugas dan berwenang mengembangkan dakwah islam
ahlusunnah wal jamaah.

BAB VIII
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 10
1. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
RTK adalah permusyawaratan tertinggi ditingkatan Komisariat sebagai wahana evaluasi
laporan pertanggung jawaban pengurus lama selaku mandataris RTK, memilih ketua pada
periode yang akan datang serta menyusun agenda pengembangan PMII kedepan.
2. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
a. RTK- LB adalah forum ditingkatan Komisariat yang secara khusus digunakan untuk
mengevaluasi mandataris RTK atas penyimpangan baik menyangkut etika, visi, misi,
landasan konstitusi organisasi maupun efektifitas kinerja organisasi
b. RTK-LB berhak diusulkan oleh minimal 2/3 dari seluruh anggota Komisariat yang ada
ditingkat Komisariat kepada mandataris RTK melalui mosi tidak percaya yang
diwujudkan dengan minimal tanda tangan 2/3 dari anggota Komisariat
c. Apabila mandataris RTK menolak menyelenggarakan RTK-LB maka dengan
mengumpulkan tandatangan 2/3 dari seluruh anggota Komisariat ditingkat PMII
Komisariat Sultan Agung. Berhak untuk mengajukan RTK-LB pada komisariat untuk
menyelenggarakan RTK-LB.
3. Rapat Kerja (RAKER)
Rapat kerja merupakan forum Pengurus komisariat yang membahas rencana program
Komisariat oleh seluruh Pengurus Komisariat selama satu periode
4. Rapat- Rapat Lainnya.
Adalah rapat-rapat yang diadakan untuk sesuatu hal khusus demi pengembangan PMII
Komisariat Sultan Agung.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 11

Demikian GBHO PMII Komisariat Sultan Agung ini dirumuskan, sebagai pedoman bagi
jaringan, baik internal maupun eksternal. Dalam pelaksanaan GBHO hendaknya dilihat secara
simultan dengan keseluruhan komponen organisasi yang telah ada selama ini. Untuk itu
pemahaman terhadap seluruh komponen secara utuh menjadi keharusan dalam rangka mencapai
tujuan PMII.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 04 April 2021
Waktu : 02.42 WIB
Pimpinan Sidang Tetap
RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


SIDANG KOMISI B
TENTANG
GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN 2021-2022

BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Pengertian, Maksud, dan Tujuan
1. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) adalah landasan umum kegiatan komisariat
sebagai perwujudan aspirasi pengurus atau anggota PMII Komisariat Sultan Agung yang
tersalurkan melalui Rapat Tahunan Komisariat XXIX yang pada tahapan selanjutnya harus
dijabarkan pada program-program kerja yang nyata pada Rapat Kerja (RAKER)
kepengurusan mendatang.
2. Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) merupakan serangkaian gambaran umum untuk
memberikan arah dalam penyusunan program kerja yang sistematis.
3. Maksud ditetapkannya Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) adalah untuk memberikan
acuan tertulis pada penyusunan program kerja bagi kepengurusan mendatang.
Pasal 2

Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) Komisariat Sultan Agung didasarkan :

1. Pancasila
2. Nilai dasar pergerakan (NDP) PMII
3. AD/ART PMII
4. Peraturan Organisasi (PO)
Pasal 3

Pelaksanaan

1. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) ini dijabarkan melalui program-program kerja
pengurus komisariat PMII Sultan Agung melalui biro-biro yang ada.
2. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) ini dijabarkan melalui program-program kerja
sesuai dengan kondisi objektif komisariat baik material maupun spiritual.
3. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) ini berlaku dalam satu periode kepengurusan dan
disesauikan dengan dinamika dan perkembangan.

BAB II
PENYELANGGARAAN GBHK
Pasal 4
Penyelenggaraan Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) kepengurusan organisasi PMII
Komisariat Sultan Agung sebagai berikut :

1. Ketua
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Menanggung jawab dalam setiap gerakan kader PMII Komisariat Sultan Agung.
c. Mengkoordinir rapat pengurus harian yang diadakan secara intensif.
d. Memimpin setiap rapat.
e. Menjalin hubungan organisasi baik internal maupun eksternal.
2. Sekretaris
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Menjaga dan menginventarisir barang-barang milik Komisariat Sultan Agung.
c. Mencatat setiap hasil rapat Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat
Sultan Agung.
3. Bendahara
a. Mengelola sirkulasi keuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
komisariat sultan agung.
b. Melakukan pengumpulan dana dari berbagai sumber.
c. Mensosialisasikan keuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
komisariat sultan agung secara transparan.
d. Bertanggungjawab untuk mencatat sirkulasi keuangan dalam buku induk bendahara.
4. Wakil ketua 1
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir biro kaderasasi dan pembinaan sumber daya
anggota dan biro pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi.
b. Wakil ketua 1 membidangi wilayah internal.
c. Berwenang secara penuh dalam bidang kaderisasi.
d. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat.
5. Sekretaris 1
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Melakukan pendmapingan dan pengawalan pada sekretaris kepanitiaan dalam biro
kaderisasi dan pembinaan sumber daya anggota dan biro pendayagunaan aparatur dan
potensi organisasi.
c. Bertanggungjawab kepada wakil ketua 1.
6. Wakil ketua 2
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir biro hubungan komunikasi instansi kampus di
wilayah, serat biro hubungan dan komunikasi organ gerakan dalam kampus.
b. Wakil ketua 2 membidangi wilayah sosial dan politik kampus.
c. Bertanggungjawab pada ketua komisariat.
7. Sekretaris 2
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Melakuakn pendampingan dan pengawalan pada sekretaris kepanitiaan dalam biro
hubungan komunikasi dan instansi kampus di wilayah, serta biro hubungan dan
komunikasi organ gerakan dalam kampus.
c. Bertanggungjawab kepada wakil ketua 2.
8. Wakil ketua 3
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir biro dakwah dan kajian Islam.
b. Wakil ketua 3 bergerak di bidang keagamaan dan amaliah kader.
c. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat.
9. Sekretaris 3
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergeakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Melakukan pendampingan dan pengawalan pada sekretaris kepanitiaan dam biro
dakwah dan kajian Islam.
c. Bertanggungjawab kepada wakil ketua 3.
10. Biro Kaderisasi Dan Pembinaan Sumber Daya Anggota
a. Melaksanakan pengkaderan baik secara formal, informal maupun nonformal, sekaligus
melakukan pendampingan dan pemberdayaan kepada rayon-rayon di bawah
koordinasinya.
b. Berwenang untuk mengambil kebijakan dan strategi berkaitan dengan program yang
sudah dicanangkan dalam raker berkenaan dengan perekrutan kader.
c. Melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota.
d. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat atas program yang telah dicanangkan.
11. Biro Pendayagunaan Aparatur Dan Potensi Organisasi
a. Merekap dan mengelola barang inventarisasi organisasi.
b. Bertanggungjawab melaksanakan pelatihan inventarisasi komisariat.
c. Bertanggung jawab mengembangkan potensi organisasi.
12. Biro Hubungan Komunikasi Instansi Kampus Di Wilayah
a. Ikut serta dalam kontestasi politik kampus unissula.
b. Pemberdayaan kader untuk berperan aktif dalam mengahadapi dinamika PMII
Komisariat Sultan Agung.
c. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat atas program yang telah dicanangkan.
13. Biro Hubungan dan Komunikasi Organ Gerakan dalam Kampus
a. Ikut serta dalam kontestasi politik kampus unissula.
b. Mengawal kader untuk mengikuti kontestasi internal.
c. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat atas program yang telah dicanangkan.
14. Biro Dakwah Dan Kajian Islam
a. Melakukan kajian dan amalan islam Ahlus sunnah Wal Jama’ah
b. Berkomitmen untuk menjaga dan memperkuat islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah
dilingkungan komisariat Sultan agung.
c. Bertanggung jawab kepada ketua komisariat atas tugas yang telah dicanangkan.

BAB III
PENUTUP
Pasal 5
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) ini akan diatur
dikemudian hari.
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) ini maka akan
ditinjau kembali di kemudian hari.
3. Garis-garis besar halaun kerja (GBHK) ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 04 April 2021
Waktu : 10.03 WIB
Pimpinan Sidang Tetap
RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


SIDANG KOMISI C

TENTANG

REKOMENDASI

BAB I

LATAR BELAKANG

Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Sultan Agung Semarang


telah menjalankan roda organisasi selama satu periode, dalam menajalankan aktivitas organisasi
tersebut tentunya banyak persoalan -persoalan organisasi secara langsung maupun tidak. Berbagai
kekurangan yang terjadi di Pengurus PMII Komisariat Sultan Agung Semarang tentunya
membawa harapan besar kepada Pengurus Komisariat Sultan Agung mendatang lebih kritis dan
transformatif dalam menghadapi berbagai problematika organisasi. Untuk mempertajam problem-
problem di tiap-tiap kepengurusan selama periodesasi 2019-2021.

Maka berikut ini adalah tawaran rekomendasi :


1. BPH
a. Menjalin komunikasi dengan senior PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
b. Menjaga marwah Keluarga Besar PMII Komisariat Sultan Agung Semarang dalam
bentuk tindakan, kegiatan dan pemberdayaan bagi keutuhan PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang.
c. Menerapkan iklim komunikatif yang harmonis dalam Keluarga Besar PMII
Komisariat Sultan Agung Semarang.
d. Mengawal kebijakan rayon-rayon yang sudah disepakati.
e. Mengelola tertib administratif ditingkat kepengurusan baik Komisariat maupun
rayon sesuai prosedural dalam PO.
2. Bidang Kaderisasi
a. Kaderisasi pengawalan dari komisariat yang berlandas asal rayon.
b. Pembentukan Tim Perumus, guna membuat materi mapaba agar semua rayon
strandarisasi materinya sama.
c. Rute kaderisasi dibagi menjadi :
 Dua bulan awal untuk menyelesaikan RTL MAPABA
 Empat bulan selanjutnya kader berhak mengikuti 4 (empat) sekolah
 Sekolah tersebut menjadi syarat untuk bisa mengikuti PKD
a) Anggota rayon bisa mengikuti PKD setelah mengikuti 2 (dua)
sekolah dari 4 (empat) sekolah
3. Bidang Sosial Politik
a. Kader harus paham terkait ansos dan peran mahasiswa sebagai agent of change of
control society dalam pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b. Syarat minimum kader yang hendak mengikuti kontestasi diranah kampus harus
sudah melaksanakan PKD.
c. Mempertahankan jabatan-jabatan yang sudah dipimpin oleh kader PMII.
d. Mengembangkan kedudukan PMII di ranah internal kampus.
e. Menjalin hubungan komunikasi secara intens terhadap kader yang menjabat
diorganisasi internal kampus.
4. Bidang Agama
a. Menanamkan ajaran ASWAJA terhadap semua anggota PMII Komisariat Sultan
Agung Semarang.
b. Mengamalkan ajaran ASWAJA dalam segala bentuk kegiatan PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang.
c. Menangkal paham radikal yang bertolak belakang yang ada indikasi ancaman
kedudukan ideologi Pancasila.

BAB II

PENUTUP
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, semoga hasil
rekomendasi ini dapat dilaksanakan bersama dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Akhirnya “Sekali bendera dikibarkan harap dilipat kembali untuk kegiatan berikutnya,
hentikan ratapan dan tangisan, tangan terkepal dan maju kemuka”.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 04 April 2021
Waktu : 10.39 WIB
Pimpinan Sidang Tetap
RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
( PMII )
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
Nomor : 303. RTK.XXIX.PMII.3.2021
Tentang :
KETETAPAN GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO), GARIS BESAR
HALUAN KERJA (GBHK), DAN REKOMENDASI
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan Garis Besar Haluan
Organisasi (GBHO), Garis Besar Haluan Kerja (GBHK), dan Rekomendasi RTK XXIX
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), Garis Besar Haluan Kerja (GBHK), dan
Rekomendasi RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Sultan Agung Semarang. Sebagaimana terlampir.
2. Garis Besar Ahluan Kerja (GBHK)
3. Rekomendasi
4. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
5. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.

Wallahul muwaffiq illa aqwamiithariq


Ditetapkan di : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 4 April 2021
Pukul : 10.40 WIB

PIMPINAN SIDANG TETAP RTK XXIX


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOMISARIAT SULTAN
AGUNG SEMARANG.

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


TATA TERTIB
PEMILIHAN KETUA PMII KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
DAN TIM FORMATUR
PERIODE 2020/2021

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Rapat Tahunan Komisariat PMII Komisariat Sultan Agung Semarang adalah memilih dan
menetapkan Ketua Komisariat PMII Sultan Agung Semarang sekaligus Tim Formatur.
Pasal 2
Ketua terpilih adalah pimpinan PMII tertinggi di Komisariat Sultan Agung Semarang.
BAB II
KETETAPAN SUARA
Pasal 3
Setiap Rayon mempunyai hak satu suara.
BAB III
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 4
1. Tahap pencalonan
a. Mengajukan diri sebagai bakal calon kandidat ketua PMII Komisariat Sultan Agung
Semarang melalui panitia.
b. Setiap Rayon dibawah Komisariat Sultan Agung Semarang berhak mengajukan nama
calon kandidat dari anggota Rayonnya.
c. Calon kandidat yang di rekomendasikan berhak maju ketahap pemilihan jika
memenuhi syarat-syarat menjadi ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
2. Tahap pemilihan
a. Di lakukan secara voting tertutup
b. Setiap Rayon berhak memilih 1 (satu) nama calon kandidat dari hasil tahap
pencalonan.
c. Jika dalam pemungutan suara terdapat suara terbanyak yang sama, maka
Tahapan pemilihan akan diulang dengan ketentuan calon yang memiliki suara yang
sama yang berhak di pilih kembali.
d. Calon yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua PMII Komisariat
Sultang Agung Semarang.
Pasal 5
Pemilihan dilaksanakan secara langsung ,bebas, rahasia, jujur dan adil.
Pasal 6
Syarat Menjadi Ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang

a. Islam
b. Bertaqwa kepada ALLAH SWT.
c. Telah mengikuti Mapaba dan/atau PKD.
d. Hafal Indonesia Raya, Mars PMII, Syubbanul Wathon.
e. Menyatakan Kesiapan didepan forum.
f. Memiliki jiwa kepemimpinan dan loyalitas organisasi.
g. Tidak sedang menjabat sebagai ketua pada organisasi intra maupun ekstra kampus.
h. Dapat menjaga nama baik organisasi, memiliki loyalitas terhadap organisasi dan
mampu bekerjasama.
i. Mendapatkan rekomendasi dari ketua Rayonnya masing-masing.
Pasal 7
Tim Formatur
a. Ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang terpilih
b. Ketua PMII komisariat Sulatan Agung Semarang Demissioner berhak menjadi tim
Formatur.
c. Peserta sidang yang dipilih oleh ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang
terpilih.

Ditetapkan dan disahkan


Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 04 April 2021
Waktu : 13.45 WIB

Pimpinan Sidang Tetap


RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
( PMII )
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
Nomor : 305. RTK.XXIX.PMII.3.2021
Tentang :
KETETAPAN TATA TERTIB SIDANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat Sultan
Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan Tata Tertib Sidang RTK XXIX
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang Tata Tertib Sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata Tertib Sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang. Sebagaimana terlampir
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.

Wallahul muwaffiq illa aqwamiithariq


Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 4 April 2021
Pukul : 13.46 WIB

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA RTK XXIX


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOMISARIAT SULTAN AGUNG
SEMARANG.

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)


KEPUTUSAN RAPAT TAHUNAN KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
( PMII )
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG
Nomor : 305. RTK.XXIX.PMII.3.2021
Tentang :
KETETAPAN KETUA KOMISARIAT
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
KOMISARIAT SULTAN AGUNG SEMARANG

Bismillahirrahmanirrahim

Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan kelangsungan roda organisasi PMII Komisariat Sultan Agung
Semarang, maka dipandang perlu untuk melakukan pemilihan Ketua Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia Komisariat Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang pemilihan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Sahabat Akhlis Ahmad Musaddad sebagai Ketua Komisariat Sultan Agung Semarang Masa
Khidmat 2021-2022.
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.

Wallahul muwaffiq illa aqwamiithariq


Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Ahad
Tanggal : 4 April 2021
Pukul : 16.25 WIB

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA RTK XXIX


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA KOMISARIAT SULTAN AGUNG
SEMARANG.

Ketua Sekretaris Anggota

(M Luthfil Hakim) (Nabilla Yudi Agista) (Nur Muhammad Fudloh)

Anda mungkin juga menyukai