Draf RTK Pmii Komisariat Sultan Agung Semarang 2020
Draf RTK Pmii Komisariat Sultan Agung Semarang 2020
Draf RTK Pmii Komisariat Sultan Agung Semarang 2020
17.30-19.45
Ishoma All Peserta
WIB
All Peserta
04.30-04.45 Istirahat
WIB
Sholat Subuh All Peserta
04.45-05.15
WIB
Istirahat All Peserta
05.15-08.00 All Peserta
WIB Bersih-Bersih
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan Manual Acara RTK XXIX
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang Manual Acara RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Manual acara RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
Sebagaimana terlampir secara kondisional
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
BAB 1
NAMA, WAKTU DAN TANGGAL
Pasal 1
1. Sidang ini bernama Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII Komisariat Sultan Agung
Semarang.
2. Rapat Tahunan Komisariat (RTK) diselenggarakan pada tanggal 3-4 April 2021.
BAB 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan Rapat Tahunan Komisariat (RTK) adalah :
1. Menilai, mengevaluasi, serta mengesahkan laporan pertanggung jawaban pengurus
PMII Komisariat Sultan Agung Semarang periode 2019/2021.
2. Menumbuhkan, menyatukan aspirasi dan persepsi warga Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Komisariat Sultan Agung guna menetapkan GBHO dan GBHK Komisariat
Sultan Agung.
3. Memilih ketua PMII Komisariat Sultan Agung periode 2021/2022.
BAB 3
PESERTA SIDANG
Pasal 3
Peserta sidang adalah anggota PMII Komisariat Sultan Agung Semarang. Yang terdiri dari
peserta penuh dan peninjau
1. Peserta penuh adalah pengurus dan atau domisioner rayon .
2. Peserta peninjau adalah anggota rayon.
Pasal 4
Kewajiban dan Hak Peserta Sidang
1. Sebelum sidang dimulai para peserta diwajibkan mengisi dan menandatangani daftar hadir
yang disediakan.
2. Peserta sidang berkewajiban mematuhi menaati ketentuan dan tata tertib siding RTK
XXIX PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
3. Peserta penuh mempunyai hak bicara, hak memilih dan hak untuk dipilih.
4. Peserta peninjau hanya memiliki hak bicara.
BAB 4
PRESIDIUM SIDANG, SYARAT DAN SIKAP
Pasal 5
Presidium Sidang
1. Sidang RTK dipimpin oleh ketua, sekretaris dan anggota presidium yang dipilih oleh
peserta dari antara peserta sidang.
2. Pemilihan Ketua, Sekretaris dan anggota sidang dipimpin oleh presidium sementara bukan
oleh Ketua Panitia RTK PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
3. Keputusan sidang organisasi diambil secara musyawarah dan mufakat. Jika diperlukan
keputusan sidang dapat diambil melalui suara terbanyak sidang.
4. Ketua sidang memimpin jalannya sidang-sidang organisasi. Didalam menjalankan tugas,
Ketua mengatur jadwal pembicara, menyimpulkan pendapat yang berkembang diantara
peserta sidang.
5. Ketua sidang berhak memperingatkan pembicara yang menyimpang dari pokok
permasalahan, dan apabila dianggap perlu dapat meminta untuk meninggalkan sidang.
6. Presidium sidang berhak dipilih.
Pasal 6
Syarat Pemimpin Sidang
1. Mempunyai sifat leadership, bijaksana dan bertanggungjawab.
2. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang persidangan.
3. Peka terhadap situasi dan cepat mengambil inisiatif dalam situasi kritis.
4. Mampu mengontrol emosi sehingga tidak terpengaruh kondisi persidangan.
Pasal 7
Sikap Pimpinan Sidang
1. Simpatik, menarik, tegas dan disiplin.
2. Sopan dan hormat dalam kata dan perbuatan.
3. Adil, bijaksana dan menghargai pendapat peserta.
BAB 5
QUORUM
Pasal 8
Quorum Sidang
1. Sidang RTK dinyatakan sah apabila dihadiri 1/2(n+1) dari jumlah rayon PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang.
2. Sebelum sidang RTK dimulai, ketua meneliti jumlah anggota yang hadir. Jika peserta
belum memenuhi quorum, ketua sidang harus menunda sidang organisasi tersebut.
3. Ketua sidang dapat memulai sidang RTK yang dinyatakan sah setelah menunda sidang
minimum selama 15 menit.
Pasal 9
Sahnya Keputusan Sidang
1. Keputusan sidang sah apabila berdasarkan cara musyawarah untuk mufakat disetujui
oleh peserta sidang.
2. Apabila tidak terdapat/tercapai kesepakatan secara mufakat, maka diadakan lobi sesuai
ketentuan sidang.
3. Jika lobby tidak menemukan hasil maka diadakan voting.
BAB VI
MUSYAWARAH DAN PERSIDANGAN
Pasal 10
RTK XXIX PMII Komisariat Sultan Agung terdiri dari sidang pleno yang diikuti oleh
seluruh peserta RTK XXIX PMII Sultan Agung Semarang.
Pasal 11
Musyawarah RTK XXIX PMII Sultan Agung terdiri dari :
1. Sidang Pleno I pembahasan manual acara
2. Sidang Pleno II pembahasan tata tertib sidang
3. Sidang Pleno III pembahasan tata tertib pemilihan presidium tetap
4. Sidang Pleno IV tentang pembahasan AD/ART
5. Sidang Pleno V pembahasan dan menetapkan sidang komisi yang terdiri :
a. Sidang komisi A tentang garis besar Haluan organisasi (GBHO)
b. Sidang komisi B tentang Garis Besar Haluan Kerja (GBHK)
c. Sidang Komisi C tentang Rekomendasi
6. Sidang Pleno VI Laporan Pertanggungjawaban pengurus PMII Komisariat Sultan Agung
Periode 2019-2021
7. Sidang pleno VII pembahasan tata tertib pemilihan ketua, tim formatur dan tim perumus
8. Sidang Pleno VIII tentang pemilihan umum (sahabat hasan)
BAB 7
PENUTUP
Pasal 12
1. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini maka ditentukan oleh pimpinan sidang atas
dasar persetujuan peserta.
2. Peraturan tata tertib ini disetujui dan disahkan oleh peserta sidang.
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan tata tertib sidang RTK
XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang tata tertib sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil Sidang Pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata Tertib Sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang. Sebagaimana terlampir.
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam RTK PMII Komisariat Sultan Agung dipilih dan disahkan presidium sidang
sebagai pimpinan sidang.
Pasal 2
Presidium sidang terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.
BAB II
KETETAPAN
Pasal 3
Setiap Peserta mempunyai satu hak suara.
BAB III
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 4
1. Dilakukan secara voting terbuka.
2. Setiap peserta berhak memilih, dipilih untuk menjadi presidium sidang.
3. Jika terdapat suara terbanyak yang sama maka diulang dengan ketentuan calon yang
memiliki suara yang sama yang berhak dipilih kembali.
4. Calon mendapatkan suara terbanyak ditetapkan menjadi ketua siding.
5. Sekertaris dan anggota sidang dipilih oleh ketua sidang terpilih presidium tetap.
Pasal 5
Pemilihan dilakukan secara langsung, bebas, jujur, dan adil.
Pasal 6
Syarat-syarat Ketua Presidium sidang RTK PMII Komisariat Sultan Agung :
1. Ketua Presidium sidang adalah peserta sidang RTK PMII Komisariat Sultan Agung yang
memiliki integritas dan loyalitas yang tinggi terhadap PMII Komisariat Sultan Agung dan
berpengalaman dalam organisasi dan pernah mengikuti persidangan.
2. Bersedia menjadi presidium sidang
BAB IV
KETETAPAN
Pasal 7
Peserta terpilih dinyatakan sebagai Ketua Presidium Sidang.
BAB V
TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN PRESIDIUM SIDANG
Pasal 8
Hak dan Kewajiban Presidium sidang
1. Tugas presidium sidang :
Memimpin jalanya persidangan agar berjalan dengan lancar dan tertib.
2. Hak dan Kewajiban :
a. Mengatur urutan pembicaraan
b. Menyimpulkan pembicaraan pembicara
BAB VI
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 9
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian sesuai dengan
kesepakatan forum.
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan tata tertib pemilihan
presidium tetap RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang tata tertib pemilihan presidium tetap RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Sultan Agung Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Hasil pemilihan presidium tetap RTK XXIX pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan
Agung Semarang.
a) Ketua Presidium : M Luthfil Hakim
b) Sekretaris : Nabilla Yudi Agista
c) Anggota : Nur Muhammad Fudloh
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
MUKADDIMAH
Insyaf dan sadar bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
idiologi negara dan falsafah bangsa Indonesia. Sadar dan yakin bahwa Islam merupakan
panduan bagi umat manusia yang kehadirannya memberikan rahmat sekalian alam. Suatu
keharusan bagi umatnya mengejawantahkan nilai Islam dalam pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan masyarakat dunia.
Mahasiswa Islam Indonesia sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban
misi intelektual berkewajiban dan bertangungjawab mengemban komitmen keislaman dan
keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan
bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spritual maupun
material dalam segala bentuk.
Maka atas berkat rahmat Allah SWT, dibentuklah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang
berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga (ART) sebagai berikut:
BAB I
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat PMII.
2. PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah, bertepatan dengan
17 April 1960 dengan jangka waktu yang tidak yang tidak terbatas.
3. PMII berpusat di Ibukota Republik Indonesia.
BAB II
ASAS
Pasal 2
Pasal 3
BAB IV
Pasal 4
Tujuan
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur,
berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen
memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Pasal 5
Usaha
1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam Indonesia sesuai dengan sifat dan tujuan
PMII serta peraturan perundang-undangan dan paradigma PMII yang berlaku.
2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan
tujuan PMII serta mewujudkan pribadi insan ulul albab.
BAB V
Pasal 6
1. Anggota PMII
2. Kader PMII
BAB VI
SISTEM KADERISASI
Pasal 7
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 9
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 10
Permusyawaratan dalam Organisasi ini terdiri dari:
1. Kongres
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Rapat Kerja Nasional (Rakernas)
4. Rapat Pleno Lengkap
5. Rapat Pleno BPH PB PMII
6. Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab)
7. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda)
8. Rapat Kerja Daerah (Rakerda)
9. Rapat Pleno BPH PKC PMII
10. Konferensi Cabang (Konfercab)
11. Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab)
12. Rapat Kerja Cabang (Rakercab)
13. Rapat Pleno BPH PC PMII
14. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
15. Rapat Pleno BPH PK PMII
16. Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
17. Rapat Pleno BPH PR PMII
18. Kongres Luar Biasa (KLB)
19. Konferensi Koordinator Cabang Luar Biasa (Konkorcab-LB)
20. Konferensi Cabang Luar Biasa (Konfercab-LB)
21. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
22. Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR-LB)
Pasal 11
BAB X
Pasal 12
Anggaran dasar ini dapat dirubah oleh Kongres dengan dukungan sekurang – kurangnya 2/3
suara yang hadir.
Pasal 13
1. Apabila PMII terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres atau referendum
yang khususnya diadakan untuk itu, maka hak milik dan kekayaan organisasi
diserahkan kepada organisasi yang lain yang asas dan tujuannya tidak bertentangan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga, serta peraturan – peraturan organisasi lainnya.
A. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai hukum dasar organisasi.
Anggaran Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, yaitu aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan organisasi.
B. Pokok pikiran dalam pembukaan
Organisasi sebagai bagian dari bangsa Indonesia mengakui adanya ideologi dan
falsafah hidup bangsa yang terumuskan dalam Pancasila.
Sebagai organisasi yang menganut nilai keislaman, yang senantiasa menjadikan Islam
sebagai panduan dan sekaligus menyebarkan dan mengejawantahkan kedalam pribadi
masyarakat, bangsa dan negara.
Bahwa nilai keindonesiaan dan keislaman merupakan panduan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dari Indonesia, maka kewajiban bagi setiap orang adalah
mempertahankannya dengan segala tekad dan kemampuan, baik secara pribadi maupun
bersama-sama.
Sebagai organisasi yang mengemban misi perubahan dan intelektual, Mahasiswa Islam
wajib bertanggungjawab membebaskan bangsa Indonesia dari keterbelakangan dan
keterpurukan kepada kemajuan, kemakmuran dan keadilan.
Kewajiban dan tanggungjawab keislaman, keindonesiaan dan intelektual
menginspirasikan terbentuknya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai
organisasi Mahasiswa Islam yang berhaluan Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 5
(2) Pribadi ulul albab adalah seseorang yang selalu haus akan ilmu, dengan senantiasa
berdzikir kepada Allah SWT, berkesadaran historis primodial atas relasi Tuhan-manusia-
alam, berjiwa optimis transendental sebagai kemampuan untuk mengatasi masalah
kehidupan, berpikir dialektis, bersikap kritis dan bertindak transformatif.
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup Jelas
Pasal 11
Yang dimaksud dengan badan semi otonom adalah badan tersendiri yang dibentuk pada setiap
tingkatan kepengurusan PMII yang menangani persoalan perempuan di PMII dan issu
perempuan secara umum serta bertanggung jawab kepada Forum Tertinggi pada setiap level
kepengurusan.
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
BAB II
Usaha
Pasal 2
BAB III
KEANGGOTAAN
Bagian 1
Anggota
1. Anggota adalah: Pasal 3
a. Mahasiswa Islam yang tercatat sebagai mahasiswa pada suatu perguruan tinggi dan
atau yang sederajat dan telah mengikuti Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba).
b. Mahasiswa islam yang telah menyelesaikan program studi pada perguruan tinggi dan
atau yang sederajat, dan belum melampaui jangka 3 (tiga) tahun.
c. Anggota yang dimaksud pada poin (a) dan (b) belum melampaui usia 35 tahun.
2. Kader adalah anggota yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pelatihan Kader Dasar
(PKD) dan Follow Up nya
Bagian II
Penerimaan
Anggota Pasal 4
1. Calon anggota mengajukan permintaan secara tertulis atau mengisi formulir untuk
menjadi calon anggota PMII kepada panitia pelaksana MAPABA.
2. Seseorang sah menjadi anggota PMII setelah mengikuti Masa Penerimaan Anggota
Baru (MAPABA) dan mengucapkan Bai’at persetujuan dalam suatu acara pelantikan.
3. Apabila syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) dan (2) di atas dipenuhi, kepada
anggota tersebut berhak diberikan tanda anggota oleh Pengurus Cabang.
4. Tanda sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dapat berupa sertifikat, kartu anggota
atau label sebagai kader mu’taqid.
Pasal 5
Bagian III
Masa Keanggotaan
Pasal 6
Anggota berhak atas pendidikan, kebebasan berpendapat perlindungan dan pembelaan serta
pengampunan.
Kewajiban Anggota:
1. Membayar uang pangkal dan iuran pada setiap bulan yang besarnya ditentukan oleh
Pengurus Cabang.
2. Mematuhi AD/ART, NDP, paradigma pergerakan serta produk hukum organisasi
lainnya.
3. Menjunjung tinggi dan mempertahankan nama baik Islam, negara dan organisasi.
Pasal 8
Hak Kader:
1. Berhak memilih dan dipilih.
2. Berhak mendapat pendidikan dan kebebasan berpendapat, perlindungan dan pembelaan
serta pengampunan.
Kewajiban Kader:
1. Melakukan dinamisasi organisasi dan masyarakat melalui gerakan pemikiran dan
rekayasa sosial secara sehat dan mulia.
Pasal 9
1. Anggota dan kader tidak dapat merangkap dengan keanggotaan organisasi mahasiswa
lain yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan PMII.
2. Pengurus PMII tidak dapat merangkap sebagai pengurus pada partai politik, calon
Anggota Legislatif, calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Calon
presiden/Wakil Presiden, calon Gubernur/Wakil Gubernur, calon Bupati /Wakil Bupati
dan atau Calon Walikota/Wakil Walikota.
1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau
mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi.
2. Bentuk dan tata cara penganugrahan dan penghargaan diatur dalam ketentuan
tersendiri.
Pasal 11
Sanksi Organisasi
BAB V
POLA KADERISASI
Bagian I
Kaderisasi Formal
Pasal 12
1. Kaderisasi formal adalah kaderisasi yang wajib dilaksanakan oleh setiap struktur
kepengurusan.
2. Tahapan Kaderisasi Formal:
a. MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru)
b. PKD (Pelatihan Kader Dasar)
c. PKL (Pelatihan Kader Lanjut)
d. PKN (Pelatihan Kader Nasional)
3. MAPABA adalah kaderisasi formal tahap pertama yang diselenggarakan oleh
Pengurus Rayon dan/ Pengurus Komisariat
4. PKD adalah kaderisasi formal tahap kedua yang diselenggarakan oleh Pengurus
Cabang, Pengurus Komisariat dan/ Pengurus Rayon
5. PKL adalah kaderisasi formal tahap ketiga yang diselenggarakan oleh Pengurus
Koordinator Cabang dan atau Pengurus Cabang
6. PKN adalah kaderisasi formal tahap akhir yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar
7. Ketentuan lebih lanjut terkait kaderisasi formal ini diatur dalam PO, Tap Pleno dan
atau Peraturan PMII Lainnya.
Bagian II
Kaderisasi Non-formal
Pasal 13
Bagian III
Kaderisasi
Informal Pasal 14
BAB IV
Jenjang Kaderisasi
Formal Pasal 15
Jenjang Kaderisasi Formal,
yaitu:
1. MAPABA
Bagian V
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Bagian I
Struktur Organisasi
Pasal 17
Bagian II
Pengurus Besar
Pasal 20
Pengurus Cabang
1. Pengurus cabang dapat dibentuk di kabupaten/ kota yang ada perguruan tingginya.
2. Cabang dapat dibentuk apabila sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) komisariat
3. Dalam keadaan dimana ayat (2) di atas tidak dapat dilaksanakan, PC dapat dibentuk
apabila telah mencapai 50 (lima puluh) kader.
4. Poin (1) dan (2) harus dengan usulan dan rekomendasi dari PKC dan atau
cabang terdekat, untuk selanjutnya PB menunjuk caretaker.
5. Selanjutnya tata cara pembentukan PC diatur dalam peraturan organisasi.
6. Masa jabatan PC adalah setahun.
7. Cabang dapat diturunkan statusnya menjadi persiapan dan/atau pengguguran cabang
apabila tidak dapat memenuhi klasifikasi dan kriteria yang ditetapkan oleh PB yang
menyangkut standar program minimum.
8. Sekurang-kurangnya dalam jangka waktu setahun tidak menyelenggarakan kaderisasi
formal, mapaba dan follow up nya, serta kaderisasi informal.
9. Dan atau sekurang-kurangnya dalam masa kepengurusan tidak menyelenggarakan
konferensi cabang maka akan diturunkan statusnya menjadi cabang persiapan.
10. Jika dalam jangka waktu 6 bulan pasca diturunkan statusnya, jika tidak melaksanakan
konferensi cabang maka akan dilakukan pengguguran cabang.
11. Cabang dan pengurus cabang dapat dianggap sah apabila telah mendapat pengesahan
dari PB melalui rekomendasi PKC dan apabila terdapat cabang di daerah propinsi yang
belum terbentuk pkc maka dapat meminta langsung dari PB.
12. PC terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil ketua sebanyak 3 (tiga) orang
c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris sebanyak 3 (tiga) orang
e. Bendahara
f. Wakil bendahara
g. Biro-biro
h. Badan semi otonom yaitu KOPRI
i. Lembaga-lembaga semi otonom
13. Tiga orang wakil ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (14) poin (b) meliputi:
a. Bidang internal
b. Bidang eksternal
c. Bidang keagamaan
14. Bidang internal sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) point (a) membawahi:
a. Biro kaderisasi dan pengembangan sumber daya anggota;
b. Biro pendayagunaan potensi dan kelembagaan organisasi;
c. Biro kajian pengembangan intelektual dan eksplorasi teknologi; dan
d. Biro pemberdayaan ekonomi dan kelompok 16eriodic16nal.
15. Bidang ekstenal sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) point (b) membawahi:
a. Biro hubungan dan komunikasi pemerintah dan kebijakan 16eriod;
b. Biro hubungan dan komunikasi organ gerakan, kepemudaan dan perguruan tinggi;
c. Biro pengambangan media dan informasi;
d. Biro hubungan dan kerjasama LSM;
e. Biro advokasi, HAM dan lingkungan hidup.
16. Bidang keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) point (b) membawahi:
a. Biro dakwah dan kajian Islam;
b. Biro komunikasi dan hubungan pesantren; dan
c. Biro hubungan dan komunikasi lintas agama.
17. Lembaga semi otonom dapat dibentuk berdasarkan azas lokalitas kebutuhan seperti
Bulletin, Koperasi, LBH, Teater, Grup Musik dan lain-lain.
18. Ketua diplih oleh konferensi cabang.
19. Ketua memilih sekretaris dan menyusun PC selengkap-lengkapnya dibantu 6 (enam)
orang formatur yang dipilih konfercab dalam waktu selambat-lambatnya 3x24 jam.
20. Ketua PC tidak dapat dipilih kembali lebih dari 1 (satu) periode.
21. Pengurus Cabang memiliki tugas dan wewenang:
a. Menjalankan keputusan AD/ART Kongres, keputusan Muspimnas, keputusan
Konfercab, dan memperhatikan nasehat, pertimbangan dan saran Majelis Pembina
Cabang (Mabincab).
b. Menyampaikan pemberitahuan kepengurusan kepada PKC serta kepada PB secara
periodic empat bulan sekali.
c. Pemberitahuan yang disampaikan kepada PKC meliputi, perkembangan jumlah
anggota, aktivitas internal dan eksternal.
d. Mekanisme pemberitahuan lebih lanjut akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
22. Persyaratan Pengurus Cabang:
a. Ketua Cabang dan BPH Cabang Pendidikan formal kaderiisasi minimal telah
mengikuti PKL
b. Pengurus Cabang non BPH Pendidikan formal kaderisasi minimal telah mengikuti
PKD
c. Pernah aktif di kepengurusan Pengurus Komisariat (PK) atau Pengurus Rayon (PR)
minimal satu periode.
d. Mendapat rekomendasi dari PK atau PR asal
e. Membuat pernyataan bersedia aktif di pengurus cabang secara tertulis.
Pasal 21
Pengurus Komisariat
Pasal 22
Pengurus Rayon
1. Pengurus Rayon dapat dibentuk di setiap fakultas, prodi atau setingkatnya.
2. Pengurus Rayon sudah dapat dibentuk di tempat yang dianggap perlu oleh PK apabila
telah memiliki sekurang-kurangnya 10 anggota.
3. Pengurus Rayon dianggap sah apabila telah mendapat pengesahaan dari PC.
4. Masa Jabatan PR adalah setahun.
5. Ketua Rayon dipilih oleh Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR).
6. PR teridiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil ketua;
c. Sekretaris;
d. Wakil sekretaris;
e. Bendahara;
f. Wakil bendahara;
g. Biro-biro yang disesuaikan dengan studi minat, hobby, profesi, kesejahteraan,
bakti kemasyarakatan dan keagamaan.
7. PR memiliki tugas dan wewenang:
a. PR berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan Kongres dan RTAR;
b. PR berkewajiban menyampaikan laporan kepada PK dengan tembusan kepada
PC secara periodik;
c. Pelaporan yang disampaikan PR kepada PK meliputi: perkembangan
jumlah anggota, aktivitas internal dan eksternal;
d. Mekanisme pelaporan lebih lanjut akan ditentukan dalam Peraturan Organisasi.
8. Persyaratan Pengurus rayon:
a. Ketua rayon minimal telah mengikuti pendidikan formal kaderisasi yaitu PKD
b. Pengurus Rayon minimal telah mengikuti pendidikan formal kaderisasi yaitu
Mapaba
BAB VII
Pasal 23
1. Lembaga semi otonom adalah Lembaga yang dibentuk oleh ketua umum di setiap
tingkat kepengurusan beradasarkan azas lokalitas kebutuhan.
2. Pengurus lembaga semi otonom bertanggung jawab kepada pleno badan
pengurus harian pada tingkat kepengurusan masing-masing.
3. Lembaga-lembaga semi otonom sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas dapat
berupa:
a. LBH;
b. Koperasi;
c. Group music;
d. Teater;
e. Dan/atau lainnya.
4. Pemimpin lembaga semi otonom yang selanjutnya bisa disebut direktur atau ketua
ditunjuk oleh ketua umum dengan meminta pertimbangan pleno dan di-SK-kan oleh
ketua umum PMII pada tingkatan masing-masing.
5. Kepengurusan lembaga semi otonom sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris
dan bendahara.
6. Lembaga semi otonom tidak punya struktur hierarkhi ke bawah.
7. Pedoman dan tata kerja lembaga disusun oleh lembaga masing-masing.
8. Kebijakan tentang tata kerja, pola koordinasi dan mekanisme organisasi lembaga semi
otonom akan diatur kemudian dalam ketentuan tersendiri.
BAB VIII
Pasal 24
1. Apabila terjadi lowongan jabatan antar waktu, maka lowongan tersebut diisi oleh
anggota pengurus yang berada dalam urutan langsung di bawahnya.
2. Apabila ketua umum PB, PKC, PC, PK, PR berhenti atau mengundurkan diri dari
jabatan digantikan oleh:
a. Apabila ketua umum PB, jabatan digantikan ketua bidang pengkaderan.
b. Apabila ketua umum PKC, jabatan digantikan ketua bidang internal.
c. Apabila ketua umum PC, jabatan digantikan ketua bidang Internal.
d. Apabila ketua PK digantikan wakil ketua bidang internal.
e. Apabila ketua PR digantikan wakil ketua.
3. Dalam kondisi dimana tidak dapat dilakukan pengisian lowongan jabatan antar waktu
maka lowongan jabatan akan diisi oleh anggota pengurus lainnya berdasarkan
keputusan rapat badan pengurus harian yang khusus diadakan untuk itu.
BAB IX
KUOTA KEPENGURUSAN
Pasal 25
BAB X
Pasal 26
Pasal 27
1. Pengurus KOPRI terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris, seorang bendahara
dan sejumlah biro-biro sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengurus KOPRI disahkan dengan SK Ketua Umum di setiap level/jenjang
kepengurusan.
a. Pengurus KOPRI PB PMII, disahkan oleh SK Ketua Umum PB PMII
b. Pengurus KOPRI PKC PMII, disahkan oleh SK Ketua PKC PMII
c. Pengurus KOPRI PC PMII, disahkan oleh SK Ketua PC PMII
d. Pengurus KOPRI PK PMII, disahkan oleh SK Ketua PK PMII
e. Pengurus KOPRI PR PMII, disahkan oleh SK Ketua PR PMII
3. Ketua KOPRI PB dipilih oleh Forum tertinggi yang dilakukan oleh seorang utusan
KOPRI yang sah
4. Ketua KOPRI memilih sekretaris jenderal dan menyusun perangkat kepengurusan
secara lengkap dibantu 9 (Sembilan) orang formatur yang dipilih kongres selambat-
lambatnya 14 x 24 jam.
5. Formatur KOPRI sebagaimana dimaksud dalam ayata (4) dipilih oleh peserta kongres
dengan memperhatikan keterwakilan region
6. Syarat menjadi Ketua dan BPH KOPRI diberbagai level kepengurusan disesuaikan
dengan jenjang kaderisasi yang ada di PMII dan KOPRI.
7. Dengan rincian sebagai berikut:
a. Telah mengikuti SKKN Ketua bagi BPH KOPRI PB
b. Telah mengikuti SKK bagi ketua dan BPH KOPRI PKC dan KOPRI PC
c. Telah mengikuti SIG bagi ketua dan BPH KOPRI PK dan KOPRI P
Pasal 28
1. Ketua, sekretaris dan bendahara KOPRI masuk dalam anggota Pleno Badan Pengurus
Harian PMII disetiap level kepengurusan.
2. KOPRI bertanggungjawab kepada forum tertinggi di masing-masing level
kepengurusan.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang sistem administrasi, Rektuitmen Kepemimpinan dan
Kaderisasi diatur dalam Pedoman Penyelenggaraan dan Pelaksanaan KOPRI PMII
4. Pedoman Penyelenggaran dan Pelaksanaan ditetapkan melalui PO, TAP Pleno
dan Peraturan PMII lainnya.
BAB XI
MAJELIS PEMBINA
Pasal 29
1. Majelis pembina adalah badan yang terdapat di tingkat organisasi PB, PKC dan PC.
2. Majelis pembina di tingkat PB disebut Majelis Pembina Nasional (Mabinas) dan
berjumlah maksimal 30 orang.
3. Majelis Pembina di tingkat PKC disebut Majelis Pembina Daerah (Mabinda) dan
berjumlah maksimal 20 orang
4. Majelis pembina di tingkat PC disebut Majelis Pembina Cabang (Mabincab) dan
berjumlah maksimal 15 orang
5. Majelis Pembina di Tingkat Komisariat disebut Majelis Pembinan Komisariat
(Mabinkom) dan berjumlah maksimal 10 orang.
Pasal 30
PERMUSYAWARATAN
Pasal 31
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Rapat Pleno Lengkap
1. Rapat Pleno Lengkap adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PB PMII dan Ketua PKC
yang berfungsi untuk, mengkoordinasikan seluruh aktivitas PKC dan melaporkan
perkembangan Cabang masing-masing.
2. Rapat pleno lengkap dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
Pasal 36
1. Rapat Pleno BPH PB PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PB PMII yang
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PB PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
1. Rakerda dilaksanakan oleh PKC paling sedikit satu kali dalam masa kepengurusan.
2. Rakerda berwenang merumuskan action plan berdasarkan program kerja yang
diputuskan di Konferkorcab.
Pasal 40
1. Rapat Pleno BPH PKC PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PKC PMII
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PKC PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
1. Menyusun dan menetapkan action planning selama satu periode berdasarkan hasil dari
konfercab.
2. Rakercab dilaksanakan oleh PC.
3. Peserta Rakercab adalah seluruh jajaran pengurus harian dan badan badan
dilingkungan PC.
Pasal 44
1. Rapat Pleno BPH PC PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PC PMII
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PC PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.
Pasal 45
Pasal 46
1. Rapat Pleno BPH PK PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PK PMII berfungsi
untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk merespon berbagai
dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PK PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu.
Pasal 47
Pasal 48
1. Rapat Pleno BPH PR PMII adalah Rapat yang dihadiri oleh BPH PR PMII
berfungsi untuk membahas hal-hal strategis dan menetapkan keputusan untuk
merespon berbagai dinamika organisasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
2. Rapat pleno BPH PR PMII dilaksanakan setiap 3 bulan sekali dan atau setiap waktu
(tentative) dalam merespon dinamika dan momentum tertentu
Pasal 49
Kongres Luar Biasa (KLB)
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 53
Pasal 54
Perhitungan Anggota
1. Setiap anggota dianggap mempunyai bobot kuota manakala telah ditetapkan oleh PB
berdasarkan pelaporan organisasi yang disampaikan PKC dan PC.
2. Ketentuan pelaporan anggota akan ditentukan dalam peraturan organisasi.
Pasal 55
BAB XI
Pasal 56
Perubahan
1. Perubahan ART ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres dan referendum yang
khusus diadakan untuk itu.
2. Keputusan ART baru sah apabila disetujui oleh 2/3 jumlah cabang yang sah.
Pasal 57
Peralihan
1. Apabila segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ART ini
belum terbentuk, maka ketentuan lama akan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan
dengan ART ini.
2. Untuk melaksanakan perubahan organisasi harus dibentuk panitia pembubaran, guna
menyelesaikan segala sesuatu di seluruh jajaran organisasi.
3. Kekayaan PMII setelah pembubaran diserahkan kepada Organisasi yang seasas dan
setujuan.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 58
1. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan oleh PB dalam
Peraturan Organisasi.
2. ART ini ditetapkan oleh Kongres dan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan dan disahkan
Ditetapkan : PCNU Kabupaten Semarang
Hari : Sabtu
Tanggal : 03 April 2021
Waktu : 23.46 WIB
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Komisariat Sultan Agung merupakan konsep dasar mengenai optimalisasi kelembagaan
internal PMII serta pengembangan kelembagaan, jaringan kelembagaan baik internal maupun
eksternal yang melingkupinya. Kelembagaan internal PMII mencakup seluruh perangkat
organisasi pengurus Komisariat. Sedangkan eksternal adalah ormas, LSM, orpol, OKP, dan
instansi pemerintah dan kampus serta organisasi lain yang mendukung pengembangan PMII.
BAB II
LANDASAN
Pasal 2
GBHO PMII Komisariat Sultan Agung disusun berdasarkan:
1.Pancasila
2.Nilai Dasar Pergerakan (NDP PMII)
3.AD/ART PMII
4. PO (Peraturan Organisasi PMII)
BAB III
STATUS KEPENGURUSAN
Pasal 3
1. Pengurus adalah anggota PMII Komisariat Sultan Agung
2. Masa kepengurusan adalah satu tahun
3. Ketua Komisariat dipilih dalam Rapat Tahunan Komisariat dan untuk masa kepengurusan
berikutnya dapat dipilih kembali
4. Kepengurusan dipiilih oleh ketua terpilih dan tim formatur
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Hak pengurus Komisariat Sultan Agung adalah sebagai berikut :
1. Mengambil kebijakan yang dibutuhkan dalam melaksanakan program kerja sejauh tidak
menyimpang dari GBHO yang ditetapkan
2. Mengambil kebijakan yang belum diatur secara eksplisit dalam GBHO
3. Mengadakan hubungan dengan organisasi, lembaga atau instansi lain dalam pengembangan dan
peningkatan profesionalisme
4. Membuat pernyataan ke dalam dan ke luar atas nama organisasi
Pasal 5
Kewajiban pengurus Komisariat Sultan Agung adalah sebagai berikut:
1. Memberikan loyalitas sepenuhnya kepada PMII
2. Melaksanakan keputusan yang dihasilkan dalam GBHO
3. Melaksanakan kegiatan- kegiatan yang ditetapkan dalam rapat kerja
4. Memberikan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang telah dilaksanakan
BAB V
PENYELENGGARAAN ORGANISASI
Pasal 6
Penyelenggaran organisasi PMII Komisariat Sultan Agung Semarang sebagai berikut :
1. Pengurus harian terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Wakil Ketua 1
e. Sekretaris 1
f. Wakil Ketua 2
g. Sekretaris 2
h. Wakil Ketua 3
i. Sekretaris 3
2. Lima biro yang meliputi biro kaderasasi dan psda, biro pendayagunaan aparatur dan
potensi organisasi, biro hubungan komunikasi dan instansi kampus di wilayah, biro
hubungan dan komunikasi organ gerakan dalam kampus, biro dakwah dan kajian dalam
Islam.
3. Satu badan semi otonom komisariat yaitu Korps PMII Putri (KORPRI) yang meliputi
biro kaderasasi dan biro keagamaan.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 7
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
KOPRI
Keterangan :
Garis Koordinasi
Garis Intruksi
Pasal 8
Pola Hubungan
1. Hubungan ketua dan dibawahnya bersifat instruktif dan koordinatif.
2. Hubungan sekretaris terhadap wakil ketua 1, wakil ketua 2, dan wakil ketua 3 adalah
instruktif dan koordinatif.
3. Hubungan pengurus harian dan biro-biro adalah instruktif dan koordinatif.
4. Hubungan antar biro bersifat koordinatif.
5. Hubungan wakil ketua 1 dengan biro-biro bersifat instruktif dan koordinatif.
6. Hubungan wakil ketua 2 dengan biro-biro bersifat instruktif dan koordinatif.
7. Hubungan wakil ketua 3 dengan biro-biro bersifat instruktif dan koordinatif.
8. Hubungan ketua dengan BSO KORPRI bersifat instruktif dan koordinatif.
BAB VII
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 9
1. Ketua : sebagai pengambil kebijakan umum organisasi yang mengkoordinasikan dengan
sekretaris baik bersifat internal maupun eksternal sekaligus menjadi tanggungjawab
terhadap roda perjalanan organisasi.
2. Sekretaris : berwenang dan bertugas untuk melaksanakan dan menentukan administrasi dan
mekanisme kesekretariatan komisariat serta mengatur pelaksanaan jadwal dan agenda
rapat.
3. Bendahara : bertanggungjawab terhadap sirkulasi keuangan organisasi atas persetujuan
ketua.
4. Wakil ketua 1 : membantu ketua dalam menjalankan roda organisasi terutama dalam
permasalahan internal PMII komisariat untuk menjalankan beberapa agenda biro yang ada.
5. Sekretaris 1 : ikut bertanggungjawab dalam bidang administrasi keorganisasian dan
membantu wakil ketua 1.
6. Wakil ketua 2 : membantu ketua dalam menjalankan roda organisasi terutama dalam
permasalahan internal dan eksternal PMII komisariat untuk menjalankan beberapa agenda
biro yang ada.
7. Sekretaris 2 : ikut bertanggungjawab dalam bidang administrasi keorganisasian dan
membantu wakil ketua 2.
8. Wakil ketua 3 : membantu ketua dalam menjalankan roda organisasi terutama dalam
bidang keagamaan PMII komisariat untuk menjalankan beberapa agenda biro yang ada.
9. Sekretaris 3 : ikut bertanggungjawab dalam bidang administrasi keorganisasian dan
membantu wakil ketua 3.
10. Biro kaderasasi dan PSDA : bertugas dan berwenang merumuskan konsepsi kaderisasi dan
pembinaan dalam rangka meningkatkan sumberdaya anggota.
11. Biro pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi : bertugas dan berwenang membuat
kebijakan yang menunjang berkaitan dengan potensi organisasi dan pendayagunaan
aparatur sebagaimana mestinya.
12. Biro hubungan komunikasi instansi kampus di wilayah : bertanggungjawab membangun
komunikasi serta jaringan organisasi eksternal kampus di wilayah serta berwenang untuk
mengambil kebijakan yang strategis berkaitan dengan program yang telah dicanangkan
dalam raker.
13. Biro hubungan dan komunikasi organ Gerakan dalam kampus : bertugas membangun
komunikasi serta jaringan organisasi intra kampus serta berwenang untuk mengambil
kebijakan yang strategis berkaitan dengan program yang telah dicanangkan dalm raker.
14. Biro dakwah dan kajian islam : bertugas dan berwenang mengembangkan dakwah islam
ahlusunnah wal jamaah.
BAB VIII
ALAT KELENGKAPAN ORGANISASI
Pasal 10
1. Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
RTK adalah permusyawaratan tertinggi ditingkatan Komisariat sebagai wahana evaluasi
laporan pertanggung jawaban pengurus lama selaku mandataris RTK, memilih ketua pada
periode yang akan datang serta menyusun agenda pengembangan PMII kedepan.
2. Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK-LB)
a. RTK- LB adalah forum ditingkatan Komisariat yang secara khusus digunakan untuk
mengevaluasi mandataris RTK atas penyimpangan baik menyangkut etika, visi, misi,
landasan konstitusi organisasi maupun efektifitas kinerja organisasi
b. RTK-LB berhak diusulkan oleh minimal 2/3 dari seluruh anggota Komisariat yang ada
ditingkat Komisariat kepada mandataris RTK melalui mosi tidak percaya yang
diwujudkan dengan minimal tanda tangan 2/3 dari anggota Komisariat
c. Apabila mandataris RTK menolak menyelenggarakan RTK-LB maka dengan
mengumpulkan tandatangan 2/3 dari seluruh anggota Komisariat ditingkat PMII
Komisariat Sultan Agung. Berhak untuk mengajukan RTK-LB pada komisariat untuk
menyelenggarakan RTK-LB.
3. Rapat Kerja (RAKER)
Rapat kerja merupakan forum Pengurus komisariat yang membahas rencana program
Komisariat oleh seluruh Pengurus Komisariat selama satu periode
4. Rapat- Rapat Lainnya.
Adalah rapat-rapat yang diadakan untuk sesuatu hal khusus demi pengembangan PMII
Komisariat Sultan Agung.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 11
Demikian GBHO PMII Komisariat Sultan Agung ini dirumuskan, sebagai pedoman bagi
jaringan, baik internal maupun eksternal. Dalam pelaksanaan GBHO hendaknya dilihat secara
simultan dengan keseluruhan komponen organisasi yang telah ada selama ini. Untuk itu
pemahaman terhadap seluruh komponen secara utuh menjadi keharusan dalam rangka mencapai
tujuan PMII.
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Pengertian, Maksud, dan Tujuan
1. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) adalah landasan umum kegiatan komisariat
sebagai perwujudan aspirasi pengurus atau anggota PMII Komisariat Sultan Agung yang
tersalurkan melalui Rapat Tahunan Komisariat XXIX yang pada tahapan selanjutnya harus
dijabarkan pada program-program kerja yang nyata pada Rapat Kerja (RAKER)
kepengurusan mendatang.
2. Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) merupakan serangkaian gambaran umum untuk
memberikan arah dalam penyusunan program kerja yang sistematis.
3. Maksud ditetapkannya Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) adalah untuk memberikan
acuan tertulis pada penyusunan program kerja bagi kepengurusan mendatang.
Pasal 2
1. Pancasila
2. Nilai dasar pergerakan (NDP) PMII
3. AD/ART PMII
4. Peraturan Organisasi (PO)
Pasal 3
Pelaksanaan
1. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) ini dijabarkan melalui program-program kerja
pengurus komisariat PMII Sultan Agung melalui biro-biro yang ada.
2. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) ini dijabarkan melalui program-program kerja
sesuai dengan kondisi objektif komisariat baik material maupun spiritual.
3. Garis-garis besar Haluan kerja (GBHK) ini berlaku dalam satu periode kepengurusan dan
disesauikan dengan dinamika dan perkembangan.
BAB II
PENYELANGGARAAN GBHK
Pasal 4
Penyelenggaraan Garis-garis Besar Haluan kerja (GBHK) kepengurusan organisasi PMII
Komisariat Sultan Agung sebagai berikut :
1. Ketua
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Menanggung jawab dalam setiap gerakan kader PMII Komisariat Sultan Agung.
c. Mengkoordinir rapat pengurus harian yang diadakan secara intensif.
d. Memimpin setiap rapat.
e. Menjalin hubungan organisasi baik internal maupun eksternal.
2. Sekretaris
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Menjaga dan menginventarisir barang-barang milik Komisariat Sultan Agung.
c. Mencatat setiap hasil rapat Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat
Sultan Agung.
3. Bendahara
a. Mengelola sirkulasi keuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
komisariat sultan agung.
b. Melakukan pengumpulan dana dari berbagai sumber.
c. Mensosialisasikan keuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
komisariat sultan agung secara transparan.
d. Bertanggungjawab untuk mencatat sirkulasi keuangan dalam buku induk bendahara.
4. Wakil ketua 1
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir biro kaderasasi dan pembinaan sumber daya
anggota dan biro pendayagunaan aparatur dan potensi organisasi.
b. Wakil ketua 1 membidangi wilayah internal.
c. Berwenang secara penuh dalam bidang kaderisasi.
d. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat.
5. Sekretaris 1
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Melakukan pendmapingan dan pengawalan pada sekretaris kepanitiaan dalam biro
kaderisasi dan pembinaan sumber daya anggota dan biro pendayagunaan aparatur dan
potensi organisasi.
c. Bertanggungjawab kepada wakil ketua 1.
6. Wakil ketua 2
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir biro hubungan komunikasi instansi kampus di
wilayah, serat biro hubungan dan komunikasi organ gerakan dalam kampus.
b. Wakil ketua 2 membidangi wilayah sosial dan politik kampus.
c. Bertanggungjawab pada ketua komisariat.
7. Sekretaris 2
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Melakuakn pendampingan dan pengawalan pada sekretaris kepanitiaan dalam biro
hubungan komunikasi dan instansi kampus di wilayah, serta biro hubungan dan
komunikasi organ gerakan dalam kampus.
c. Bertanggungjawab kepada wakil ketua 2.
8. Wakil ketua 3
a. Mengkoordinir dan mengkonsolidir biro dakwah dan kajian Islam.
b. Wakil ketua 3 bergerak di bidang keagamaan dan amaliah kader.
c. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat.
9. Sekretaris 3
a. Menata dan mensistematisir tertib administratif Pergeakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) Komisariat Sultan Agung.
b. Melakukan pendampingan dan pengawalan pada sekretaris kepanitiaan dam biro
dakwah dan kajian Islam.
c. Bertanggungjawab kepada wakil ketua 3.
10. Biro Kaderisasi Dan Pembinaan Sumber Daya Anggota
a. Melaksanakan pengkaderan baik secara formal, informal maupun nonformal, sekaligus
melakukan pendampingan dan pemberdayaan kepada rayon-rayon di bawah
koordinasinya.
b. Berwenang untuk mengambil kebijakan dan strategi berkaitan dengan program yang
sudah dicanangkan dalam raker berkenaan dengan perekrutan kader.
c. Melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota.
d. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat atas program yang telah dicanangkan.
11. Biro Pendayagunaan Aparatur Dan Potensi Organisasi
a. Merekap dan mengelola barang inventarisasi organisasi.
b. Bertanggungjawab melaksanakan pelatihan inventarisasi komisariat.
c. Bertanggung jawab mengembangkan potensi organisasi.
12. Biro Hubungan Komunikasi Instansi Kampus Di Wilayah
a. Ikut serta dalam kontestasi politik kampus unissula.
b. Pemberdayaan kader untuk berperan aktif dalam mengahadapi dinamika PMII
Komisariat Sultan Agung.
c. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat atas program yang telah dicanangkan.
13. Biro Hubungan dan Komunikasi Organ Gerakan dalam Kampus
a. Ikut serta dalam kontestasi politik kampus unissula.
b. Mengawal kader untuk mengikuti kontestasi internal.
c. Bertanggungjawab kepada ketua komisariat atas program yang telah dicanangkan.
14. Biro Dakwah Dan Kajian Islam
a. Melakukan kajian dan amalan islam Ahlus sunnah Wal Jama’ah
b. Berkomitmen untuk menjaga dan memperkuat islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah
dilingkungan komisariat Sultan agung.
c. Bertanggung jawab kepada ketua komisariat atas tugas yang telah dicanangkan.
BAB III
PENUTUP
Pasal 5
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) ini akan diatur
dikemudian hari.
2. Apabila terdapat kekeliruan dalam Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) ini maka akan
ditinjau kembali di kemudian hari.
3. Garis-garis besar halaun kerja (GBHK) ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
TENTANG
REKOMENDASI
BAB I
LATAR BELAKANG
BAB II
PENUTUP
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, semoga hasil
rekomendasi ini dapat dilaksanakan bersama dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Akhirnya “Sekali bendera dikibarkan harap dilipat kembali untuk kegiatan berikutnya,
hentikan ratapan dan tangisan, tangan terkepal dan maju kemuka”.
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat
Sultan Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan Garis Besar Haluan
Organisasi (GBHO), Garis Besar Haluan Kerja (GBHK), dan Rekomendasi RTK XXIX
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), Garis Besar Haluan Kerja (GBHK), dan
Rekomendasi RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Sultan Agung Semarang. Sebagaimana terlampir.
2. Garis Besar Ahluan Kerja (GBHK)
3. Rekomendasi
4. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
5. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Rapat Tahunan Komisariat PMII Komisariat Sultan Agung Semarang adalah memilih dan
menetapkan Ketua Komisariat PMII Sultan Agung Semarang sekaligus Tim Formatur.
Pasal 2
Ketua terpilih adalah pimpinan PMII tertinggi di Komisariat Sultan Agung Semarang.
BAB II
KETETAPAN SUARA
Pasal 3
Setiap Rayon mempunyai hak satu suara.
BAB III
MEKANISME PEMILIHAN
Pasal 4
1. Tahap pencalonan
a. Mengajukan diri sebagai bakal calon kandidat ketua PMII Komisariat Sultan Agung
Semarang melalui panitia.
b. Setiap Rayon dibawah Komisariat Sultan Agung Semarang berhak mengajukan nama
calon kandidat dari anggota Rayonnya.
c. Calon kandidat yang di rekomendasikan berhak maju ketahap pemilihan jika
memenuhi syarat-syarat menjadi ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang.
2. Tahap pemilihan
a. Di lakukan secara voting tertutup
b. Setiap Rayon berhak memilih 1 (satu) nama calon kandidat dari hasil tahap
pencalonan.
c. Jika dalam pemungutan suara terdapat suara terbanyak yang sama, maka
Tahapan pemilihan akan diulang dengan ketentuan calon yang memiliki suara yang
sama yang berhak di pilih kembali.
d. Calon yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua PMII Komisariat
Sultang Agung Semarang.
Pasal 5
Pemilihan dilaksanakan secara langsung ,bebas, rahasia, jujur dan adil.
Pasal 6
Syarat Menjadi Ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang
a. Islam
b. Bertaqwa kepada ALLAH SWT.
c. Telah mengikuti Mapaba dan/atau PKD.
d. Hafal Indonesia Raya, Mars PMII, Syubbanul Wathon.
e. Menyatakan Kesiapan didepan forum.
f. Memiliki jiwa kepemimpinan dan loyalitas organisasi.
g. Tidak sedang menjabat sebagai ketua pada organisasi intra maupun ekstra kampus.
h. Dapat menjaga nama baik organisasi, memiliki loyalitas terhadap organisasi dan
mampu bekerjasama.
i. Mendapatkan rekomendasi dari ketua Rayonnya masing-masing.
Pasal 7
Tim Formatur
a. Ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang terpilih
b. Ketua PMII komisariat Sulatan Agung Semarang Demissioner berhak menjadi tim
Formatur.
c. Peserta sidang yang dipilih oleh ketua PMII Komisariat Sultan Agung Semarang
terpilih.
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan ketertiban dan kelancaran dalam RTK XXIX PMII Komisariat Sultan
Agung Semarang, maka dipandang perlu adanya penetapan Tata Tertib Sidang RTK XXIX
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang Tata Tertib Sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Tata Tertib Sidang RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung
Semarang. Sebagaimana terlampir
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.
Bismillahirrahmanirrahim
Pimpinan Rapat Tahunan Komisariat XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat
Sultan Agung Semarang, setelah :
MENIMBANG
1. Bahwa demi mewujudkan kelangsungan roda organisasi PMII Komisariat Sultan Agung
Semarang, maka dipandang perlu untuk melakukan pemilihan Ketua Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia Komisariat Sultan Agung Semarang.
2. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum maka dipandang perlu untuk menetapkan
Keputusan RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang
tentang pemilihan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Sultan Agung
Semarang.
MENGINGAT
1. Anggaran Dasar PMII
2. Anggaran Rumah Tangga PMII
3. Nilai Dasar Pergerakan PMII
MEMPERHATIKAN
Hasil sidang pleno RTK XXIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sultan Agung Semarang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
1. Sahabat Akhlis Ahmad Musaddad sebagai Ketua Komisariat Sultan Agung Semarang Masa
Khidmat 2021-2022.
2. Keputusan ini akan ditinjau kembali jika kemudian terdapat kekeliruan.
3. Keputusan ini berlaku sejak di tetapkan.