Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (Makma)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MaKMA Vol. 1 No. 2 Desember 2018.

Hlm 29-35 e-ISSN: 2621-8178


p-ISSN: 2654-5934

Majalah Kesehatan Masyarakat


Aceh (MaKMA)
http://ojs.serambimekkah.ac.id/index.php/makma

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI TERHADAP


KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA
BUMI PADA PETUGAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMALANGA
KABUPATEN BIREUN TAHUN 2017

Aris Winandar

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah

Alamat Korespondensi:
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Serambi Mekkah.
Email : [email protected] / 082365334802
ABSTRAK
Puskesmas Samalanga berdasarkan hasil penelitian terhadap petugas kesehatan yang
melakukan pertolongan saat bencana gempa bumi di wilayah Pidie Jaya diketahui
bahwa petugas kesehatan pada saat terjadi gempa hanya melakukan pengobatan bagi
korban gempa yang datang ke puskesmas, kurangnya pemahamam petugas dalam
evakuasi korban bencana disebabkan karena petugas di puskesmas Samalanga belum
pernah mendapatkan pelatihan tentang penanggulangan tanggap darurat bencana,
sehingga evakuasi korban hanya dilakukan oleh petugas kesehatan yang datang dari
daerah lain. Selain itu belum sempurnanya jalur evakuasi yang dilakukan oleh pihak
puskesmas dalam penanggulangan bencana, dan tidak adanya tim reaksi cepat dalam
tanggap darurat bencana gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan dan persepsi yang mempengaruhi kesiapsiagaan
penanggulangan bencana gempa bumi pada petugas kesehatan Puskesmas Samalanga
Kabupaten Bireun Tahun 2017. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan
pendekatan crossectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas
kesehatan puskesmas Samalanga Kabupaten Bireun berjumlah 78 orang, dengan jumlah
sampel sebanyak 78 orang. Tehnik pengumpulan sampel adalah secara total populasi.
Analisa data dengan menggunakan univariat dan bivariat, penelitian telah dilakukan
pada tanggal 02 s/d10 Juni 2017. Hasil penelitian didapat bahwa ada hubungan antara
pengetahuan (p-value 0,002), sikap (p-value 0,030), dan persepsi (p-value 0,004),
pengetahuan (p-value 0,003), dan tidak ada hubungan antara penghasilan (p- value
0,068) dengan dengan kesiapsiagaan penanggulangan bencana gempa bumi di
Puskesmas Samalanga Kabupaten Bireun. Disarankan agar kepada Kepala Dinas
Kesehatan agar dapat memberikan pemahaman serta pengetahuan kepada petugas
kesehatan berkaitan dengan penanggulangan bencana gempa bumi, dengan
memberikan pemahaman tentang jalur evakuasi dan evakuasi korban bencana

Kata Kunci: Kesiapsiagaan, Penanggulangan Bencana Gempa.

Riwayat Artikel :
Diterima : 08 November 2018
Disetujui : 27 November 2018 29
Dipublikasi : 09 Desember 2018
PREPAREDNESS IN VACCINATION SERVICE OF MENINGITIS IN
BANDA ACEH CLASS III PORT OFFICE

ABSTRACT
Community Health centers Samalanga based on the results of research on health
workers who did help when the earthquake disaster in Pidie Jaya region is known
that health workers at the time of the earthquake only medicines for earthquake
victims who came to the health center, the lack of understanding of officers in the
evacuation of disaster victims caused by officers at puskesmas Samalanga has never
received training on emergency response management so that the evacuation of
victims is only done by health workers who come from other regions. In addition, the
evacuation route has not been completed by the puskesmas in disaster management,
and the absence of rapid response team in earthquake disaster response. This study
aims to know knowledge and perception associated with earthquake disaster
preparedness preparedness at health workers Samalanga Community Health centers
Bireun District 2017. This research is analytic descriptive with crossectional study
approach. Population in this research is all health officer of Samalanga Community
Health Center of Bireun Regency counted 78 people, with total sample counted 78
people. The sampling technique is the total population. Data analysis using
univariate and bivariate, research was conducted in 02-10 June 2017. The result of
this research shows that there is correlation between knowledge (p-value 0,002),
attitude (p-value 0,030), perception (p-value 0,004), knowledge (p-value 0,003), and
no relation between income (p-value 0,068) with disaster preparedness of earthquake
disaster at Samalanga Public Health Center of Bireun Regency. It is recommended
that the Head of Health Office in order to provide understanding and knowledge to
health workers relating to earthquake disaster relief, by providing an understanding
of evacuation routes and evacuation of disaster victims.

Keywords: Earthquake Disaster, Preparedness.

30
PENDAHULUAN apabila terjadi bencana maka
Bencana merupakan suatu masyarakat yang terkena dampak
peristiwa ataupun rangkaian peristiwa bencana berhak mendapat pelayanan
yang bisa mengancam dan mengganggu dan perlindungan berdasarkan standar
kehidupan dan penghidupan pelayanan minimum mulai dari
masyarakat, yang disebabkan baik pencarian, penyelamatan, evakuasi,
faktor alam atau faktor non alam pertolongan darurat, pemenuhan
maupun faktor manusianya itu sendiri, kebutuhan dasar korban bencana
sehingga bisa mengakibatkan timbulnya meliputi pangan, sandang, air bersih dan
korban jiwa, kerusakan lingkungan, sanitasi, pelayanan kesehatan, dan
kerugian harta benda, dan berdampak penampungan/hunian sementara.4
pada psikologis.1 Hodgetts & Jones (2002),
Gempa bumi adalah mengatakan bahwa faktor yang
berguncangnya bumi yang disebabkan mendukung keberhasilan dalam
oleh tumbukan antar lempeng bumi, pengelolaan bencana adalah
patahan aktif, aktivitas gunung api atau manajemen bencana. Di berbagai
runtuhan batuan. Gempa bumi Negara yang telah mengalami bencana
merupakan peristiwa pelepasan energi dengan korban yang cukup banyak,
yang menyebabkan dislokasi permasalahan yang besar muncul
(pergeseran) pada bagian dalam bumi adalah tidak adanya manajemen
secara tiba-tiba.2 penanggulangan bencana yang baik.
Penanggulangan bencana Permasalahan terjadi pada semua
gempa bumi berbasis masyarakat tahapan manajemen bencana mulai
adalah upaya yang dilakukan oleh dari respon akut, recovery,
anggota masyarakat secara terorganisir rekonstruksi, pencegahan, mitigasi
baik sebelum, saat dan sesudah maupun kesiapsiagaan. Indonesia
bencana dengan menggunakan sumber memiliki banyak wilayah yang rawan
daya yang mereka dimiliki semaksimal bencana, baik bencana alam maupun
mungkin untuk mencegah, bencana yang disebabkan oleh ulah
mengurangi, menghindari dan manusia. Bencana dapat disebabkan
memulihkan diri dari dampak bencana oleh beberapa faktor seperti kondisi
gempa bumi. Pada saat kritis, geografis, geologis, iklim maupun
masyarakat setempat yang mengatasi faktor-faktor lain seperti keragaman
dampak bencana gempa bumi pada sosial, budaya dan politik. Kejadian
keluarga dan tetangga dengan bencana di Indonesia pun terus
menggunakan kemampuan yang meningkat dari tahun ke tahun.
mereka miliki. Dalam tahap pemulihan Dampak dari kejadian bencana
yang sering kali membutuhkan waktu akan mempengaruhi aspek kesehatan
panjang dan sumber daya. Upaya masyarakat. Salah satu strategi yang
kesiapsiagaan dapat mengurangi resiko terus dikembangkan dalam
dan menimbulkan dampak bencana mewujudkan Indonesia Sehat adalah
melalui tindakan pencegahan yang melalui pengembangan desa siaga.
efektif dan tepat. Untuk itu diperlukan Desa siaga adalah desa yang
integrasi pengetahuan lokal, struktur penduduknya memiliki kesiapan
sosial yang berlaku, dan adat setempat sumber daya dan kemampuan serta
ke dalam upaya kesiapsiagaan. kemauan untuk mencegah dan
Termasuk di dalamnya adalah usaha mengatasi masalah-masalah kesehatan,
membangun kesiapsiagaan dari, oleh, bencana dan kegawatdaruratan
dan untuk kelompok rentan.3 kesehatan secara mandiri. Inti kegiatan
Indonesia memiliki wilayah desa siaga adalah memberdayakan
yang rawan dari berbagai bencana dan masyarakat agar mau dan mampu
31
untuk hidup sehat .5 Indonesia, 2016).
Oleh karena itu, dalam Salah satu syarat sukses dalam
pengembangannya diperlukan managemen bencana adalah tenaga
langkah-langkah pendekatan edukatif, kesehatan. Ketiadaan atau kelemahan
yaitu upaya mendampingi ketenaga kesehatan adalah
(menfasilitasi) masyarakat untuk kebingungan, kehancuran, kerugian,
menjalani proses pembelajaran yang dan malapetaka. Namun justru hal
berupa proses pemecahan masalah- inilah yang biasanya menjadi titik
masalah kesehatan yang dihadapinya. lemah penanganan bencana di
Program desa siaga merupakan salah Indonesia, termasuk kasus penanganan
satu jawaban untuk mewujudkan gempa di Kabupaten Pidie Jaya
kemandirian masyarakat dalam khususnya pada saat-saat awal
kesiapsiagaan bencana dan kejadian bencana, dimana untuk tenaga
5
kegawatdaruratan kesehatan. kesehatan perannya sangat diperlukan.
Aceh secara geologis berada di Gempa bumi 6,4 SR yang
jalur pertemuan lempeng Eurasia dan mengguncang Pidie Jaya pada Rabu
Indo-Australia serta berada di bagian pagi tanggal 7 Desember 2016 bukan
ujung patahan Sumatera yang hanya menimbulkan kerusakan parah
membelah pulau Sumatera dari Aceh di wilayah setempat tetapi dikawasan
sampai Selat Sunda, menyebabkan sekitarnya seperti Pidie, Bireun bahkan
Aceh memiliki catatan geologi yang berdampak ke Kabupaten Aceh Besar.
cukup panjang, seperti bencana Masyarakat Pidie Jaya yang
tsunami, gempa bumi, gunung api dan merupakan wilayah pusat gempa
tanah longsor. Kota Banda Aceh dan dengan kedalaman lebih kurang 10 KM
Kabupaten Aceh Besar secara tersebut tidak punya banyak waktu
geomorfologis dan klimatologis serta untuk menyelamatkan diri keluar.
demografis, berpotensi terhadap (Serambi Indonesia, 2016).
ancaman bahaya geologi, hidro- Peran petugas kesehatan dalam
meteorologis, serta sosial dan penanggulangan bencana gempa bumi
kesehatan. Peristiwa tsunami tanggal yaitu membantu proses evakuasi
26 Desember tahun 2004 adalah korban serta pemantauan untuk
catatan bencana geologi besar yang pencegahan terhadap keluar dan
menimbulkan begitu banyak korban masuknya penyakit yang timbul akibat
jiwa dan harta benda serta dampak bencana di point of entry. Kondisi
psikologis. 5 setelah terjadinya bencana
Gempa berkekuatan 6,4 skala memerlukan perhatian khusus. Mulai
richter itu meninggalkan jejak dari upaya pemulihan yang meliputi
kehancuran yang nyata di Meureudu, rehabilitasi dan rekonstruksi. Dalam
Ibu Kota Pidie Jaya, dan daerah-daerah sektor kesehatan, berbagai piranti legal
di sekitarnya. Kebanyakan korban (peraturan, standar) telah menyebutkan
terjebak di dalam bangunan yang peran penting petugas kesehatan dalam
ambruk. Data terakhir yang dirilis penanggulangan bencana. Bencana
Dinas Kesehatan Pidie Jaya menyebut tidak hanya menimbulkan korban
sedikitnya 92 orang meninggal akibat meninggal dan luka serta rusaknya
gempa. Untuk penangangan pelayanan berbagai fasilitas kesehatan, tetapi juga
kesehatan pada korban gempa, berdampak pada permasalahan
puskesmas yang merupakan pusat kesehatan masyarakat, seperti
kesehatan mengirimkan tenaga medis munculnya berbagai penyakit pasca
dalam rangka mempercepat gempa, fasilitas air bersih dan sanitasi
penyembuhan dan pengobatan kepada lingkungan yang kurang baik, trauma
para korban gempa (Serambi kejiwaan serta akses terhadap
32
pelayanan kesehatan reproduksi bencana gempa bumi persentasenya
perempuan dan pasangan. lebih banyak didapat pada responden
Berdasarkan studi pendahuluan yang berpengetahuan rendah yaitu
yang dilakukan di Puskesmas 65,0% dibandingkan dengan responden
Samalanga terhadap petugas kesehatan yang berpengetahuan tinggi yaitu
yang melakukan pertolongan saat 61,1%. Hasil uji statistik diperoleh
bencana gempa bumi di wilayah Pidie nilai p-value = 0,002 (p<0,05) yang
Jaya diketahui bahwa petugas berarti ada hubungan antara
kesehatan pada saat terjadi gempa pengetahuan dengan kesiapsiagaan
hanya melakukan pengobatan bagi penanggulangan bencana gempa bumi.
korban gempa yang datang ke Hipotesa yang menyatakan ada
puskesmas, kurangnya pemahamam hubungan antara pengetahuan dengan
petugas dalam evakuasi korban kesiapsiagaan penanggulangan gempa
bencana disebabkan karena petugas di bumi adalah terbukti.[Tabel.1]
puskesmas Samalanga belum pernah Dari hasil penelitian
mendapatkan pelatihan tentang menunjukkan bahwa responden yang
penanggulangan tanggap darurat tidak siap dalam menanggulangi
bencana, sehingga evakuasi korban bencana gempa bumi persentasenya
hanya dilakukan oleh petugas lebih banyak didapat pada responden
kesehatan yang datang dari daerah dengan pesepsi negatif yaitu 65,4%
lain. Selain itu belum sempurnanya dibandingkan dengan responden yang
jalur evakuasi yang dilakukan oleh memiliki persepsi positif yaitu 61,5%.
pihak puskesmas dalam Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
penanggulangan bencana, dan tidak value = 0,004 (p<0,05) yang berarti
adanya tim reaksi cepat dalam tanggap ada hubungan antara persepsi dengan
darurat bencana gempa bumi. kesiapsiagaan penanggulangan bencana
Berdasarkan kompleksitas gempa bumi. Hipotesa yang
masalah diatas maka peneliti tertarik menyatakan ada hubungan antara
untuk melakukan penelitian dengan persepsi dengan kesiapsiagaan
judul “Faktor-faktor yang berhubungan penanggulangan gempa bumi adalah
dengan kesiapsiagaan penanggulangan terbukti.[Tabel.2]
bencana gempa bumi pada petugas
kesehatan Puskesmas Samalanga PEMBAHASAN
Kabupaten Bireun Tahun 2017”. Pengetahuan masyarakat
tentang bencana, terutama terhadap
METODE karakter bencana merupakan jaminan
Penelitian ini merupakan investasi keselamatan hidup dimasa
penelitian yang bersifat survei yang depan, mengingat pengalaman sejarah
bersifat deskriptif analitik dengan peristiwa bencana lebih banyak
rancangan crossectional yaitu hanya menyisakan kepiluan dan penderitaan.
ingin mengetahui faktor-faktor yang Sekalipun peristiwa bencana di
berhubungan dengan kesiapsiagaan Indonesia merupakan kejadian yang
penanggulangan bencana gempa bumi selalu berulang, namun begitu
pada petugas kesehatan Puskesmas mudahnya masyarakat melupakan
Samalanga Kabupaten Bireun Tahun dahsyatnya akibat yang ditimbulkan.
2017. Hal ini terutama terdapat pada
peristiwa bencana yang siklus
HASIL kejadiannya cukup lama, sementara
Dari hasil penelitian upaya untuk menyediakan media bagi
menunjukkan bahwa responden yang pembelajaran bencana untuk
tidak siap dalam menanggulangi masyarakat belum terencana dengan
33
baik, sehingga pada setiap kejadian KESIMPULAN DAN SARAN
bencana selalu timbul kepanikan dan Ada hubungan antara
tidak pernah siap. Salah satu hal yang pengetahuan dengan kesiapsiagaan
perlu dilakukan adalah penanggulangan bencana gempa bumi
memasyarakatkan pendidikan di Puskesmas Samalanga Kabupaten
kebencanaan sehingga mampu Bireun, didapatkan p-value 0,002. Ada
memberi jaminan investasi bagi hubungan antara sikap dengan
keselamatan hidup manusia di masa kesiapsiagaan penanggulangan
depan. bencana gempa bumi di Puskesmas
Berdasarkan hasil dilapangan Samalanga Kabupaten Bireun,
bahwa pengetahuan petugas kesehatan didapatkan p- value 0,030. Ada
dalam penanggulangan bencana gempa hubungan antara persepsi dengan
bumi masih kurang, hal ini dapat kesiapsiagaan penanggulangan
dilihat dari hasil dilapangan bahwa di bencana gempa bumi di Puskesmas
puskesmas samalangan tidak terdapat Samalanga Kabupaten Bireun,
jalur evakuasi penanggulangan didapatkan p-value 0,004.
bencana, padahal jalur evakuasi
bencana sangat dibutuhkan, sehingga
petugas kesehatan tidak mengetahui DAFTAR PUSTAKA
bahwa perlu adanya jalur evakuasi di 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun
pelayanan kesehatan Pengetahuan 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. Sekretariat Negara.
masyarakat tentang bencana, terutama
terhadap karakter bencana merupakan Jakarta.
jaminan investasi keselamatan hidup 2. ISDR (International Strategy for
dimasa depan, mengingat pengalaman Disaster Reduction). 2007.
sejarah peristiwa bencana lebih banyak
menyisakan kepiluan dan penderitaan. 3. LIPI. 2006. Kajian Kesiapsiagaan
Sekalipun peristiwa bencana di Masyarakat dalam Mengantisipasi
Indonesia merupakan kejadian yang Bencana Gempabumi dan Tsunami,
selalu berulang, namun begitu LIPI, Jakarta.
mudahnya masyarakat melupakan
dahsyatnya akibat yang ditimbulkan. 4. UNISDR. IDEP, 2007. Panduan
Dari hasil penelitian Umum Penanggulangan Bencana
menunjukkan bahwa responden yang Berbasis Masyarakat, Edisi 2:
tidak siap dalam menanggulangi Yayasan IDEP.
bencana gempa bumi persentasenya
lebih banyak didapat pada responden 5. Asmaripa, A, 2010. Standby
dengan pesepsi negatif yaitu 65,4% Village And Health Management
dibandingkan dengan responden yang Of Disaster.Jurnal Ilmu Kesehatan
memiliki persepsi positif yaitu 61,5%. Masyarakat, Nomor 1, Volume 1.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
value = 0,004 (p<0,05) yang berarti
ada hubungan antara persepsi dengan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana
gempa bumi. Hipotesa yang
menyatakan ada hubungan antara
persepsi dengan kesiapsiagaan
penanggulangan gempa bumi adalah
terbukti.

34
LAMPIRAN
[Tabel 1]. Hubungan Antara Pengetahuan Petugas Dengan Kesiapsiagaan Pe
nanggulangan Bencana Gempa Bumi

Kesiapsiagaan
Penanggulangan Total P α
Pengetahuan Bencana Gempa Bumi
Sia Tidak Siap value
f p % f % f %
Tinggi 7 38,9 11 61,1 18 100
Rendah 21 35,0 39 65,0 60 100 0,002 0,05
Jumlah 28 50 78

[Tabel 2]. Hubungan Antara Persepsi Petugas Dengan Kesiapsiagaan


Penanggulangan Bencana Gempa Bumi

Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana Total P α
Persepsi Gempa Bumi
Sia Tidak Siap value

f p % f % f %
Positif 10 38,5 16 61,5 26 100
Negatif 18 34,6 34 65,4 52 100 0,004 0,05
Jumlah 28 50 78

35

Anda mungkin juga menyukai