Rangkaian Seri Dan Paralel RL, RC, RLC: Modul Iv
Rangkaian Seri Dan Paralel RL, RC, RLC: Modul Iv
Rangkaian Seri Dan Paralel RL, RC, RLC: Modul Iv
Abstrak
Pada praktikum kali ini akan membahas tentang rangkaian seri dan paralel RL,RC,RLC, di mana
terdapat 2 percobaan, yaitu percobaan pertama mengenai rangkaian impedansi seri RL,RC, dan RLC
adapun sub percobaannya adalah rangkaian impedansi seri RL, rangkaian impedansi seri RC dan
rangkaian imperdansi seri RLC. Sedangkan sub yang kedua mengenai rangkaian impedansi paralel RL,
RC, dan RLC adapun sub percobaannya adalah rangkaian impedansi paralel RL, rangkaian impedansi
paralel RC dan rangkaian imperdansi paralel RLC.
.
A
C=ε
d
Di mana :
ε = permitivitas bahan
A= luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Gambar 4.1 Resistor
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
2,Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan
(L)
Seringkali disebut sebagai induktansi,
lilitan, kumparan, atau belitan. Pada induktor
mempunyai sifat dapat menyimpan energi
dalam bentuk medan magnet.
Gambar 4.3 Kapasitor.
Satuan dari induktor: Henry (H)
4.2.2 Rangkain Impedansi Seri RL, RC,
RLC
4.2.2.1 Rangkain Seri RL
Rangkaian R-L seri adalah suatu rangkaian
yang terdiri dari sebuah resistor dan sebuah
induktor yang dihubungkan secara seri dengan
sumber tegangan bolak-balik sinusioda yang
menyebabkan terjadinya pembagian tegangan
Gambar 4.2 Induktor. secara vektoris. Arus (I) yang mengalir pada
Arus yang mengalir pada induktor akan hubungan seri adalah sama besar. Arus (I)
menghasilkan fluksi magnetik (φ) tertinggal 90o terhadap tegangan inductor (VL).
Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan
yangmembentuk loop yang melingkupi jatuh pada resistor (VR) dan arus (I). Gambar di
kumparan. Jika ada N lilitan, maka total fluks. bawah ini memperlihatkan rangkaian seri R-L
dan hubungan arus (i), tegangan resistor (VR)
dan tegangan induktor (VL) secara vektoris.
Z1 . Z2 R . j XL
ZT = ¿ ZT =
Z 1 + Z2 R+ j X L
- Gambar rangkaian
| ¿ hitung –ukur
¿ hitung |
×100 %
Hitun
g
0,1109
Ukur
0,1
%error
9,836
Theta
-68,30
=
|0,1109−0,10
0,1109 |
0,0703 0,08 13,802 -62,05
×100 % 0,0512 0,062 20,977 -59,17
0,0403 0,058 44,002 -57,52
= 9,836%
0,0332 0,05 50,784 -56,45
%error VR =
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dianalisa
| V hitung−V ukur
V hitung
× 100 % | bahwa semakin besar nilai resistor (R) dan
induktor (L) yang di atur semakin meninggkat
dengan Vs konstan maka diperoleh nilai
= |5,545−2,9
5,545 |
x 100 % reaktansi induktif (XL) semakin meningkat.
Dimana untuk mengetahui nilai reaktansi
induktif (XL) menggunakan persamaan :
= 47,700 %
XL = jω L
%error VL=
|Vhitung−V
V hitung
ukur
|× 100 % Kemudian semakin meningkatnya nilai
reaktansi induktif (XL), maka nilai impedansi
(Z) yang di peroleh semakin meningkat.
|13,937−14,6
=
13,937 |
x 100% Dimana untuk mengetahui nilai impedansi (Z)
menggunakan persamaan :
= 4,7 Z = R + jXL
|V r Hitung−Vr |.100 %
kapasitor (C), diperoleh nilai reaktansi kapasitif
Ukur (Xc) yang semakin menurun. Untuk mengetahui
Vr Hitung nilai reaktansi kapasitif (Xc) menggunakan
= 748,34 % Xc =
1
%error Vc = |V Hitung−V
¿ Hitung
Ukur
| x
2 πfc
Kemudian ketika nilai reaktansi kapasitif (X c)
semakin menurun maka diperoleh nilai
100 % impedansi (Z) yang semakin menurun juga.
= |15−11,1
15 |
x 100%
Untuk mencari nilai impedansi
menggunakan persamaan berikut :
(Z)
= 26 % Z = R - jXc
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Serta semakin kecil nilai impedansi (Z),
maka semakin besar nilai arus total (IT) hitung
R VS C Z Xc
yang diperoleh semakin meningkat dan IT ukur
(Ω) (V) (µF) (Ω) (Ω) di dapat semakin menurun. Dapat diketahui
50 15 2 1592.33 1591.55 bahwa nilai arus total (IT) berbanding terbalik
100 15 2 1594.69 1591.55 dengan nilai impedansi (Z). Hal ini sesuai
dengan persamaan :
150 15 4 809.79 795.77
200 15 8 445.32 397.89 IT =
250 15 16 319.50 198.94 Vs
semakin besar nilai resistor (R)
diperoleh maka Z VR hitung semakin
nilai
V R (V ) VC (V ) meninggkat dan VR –juga semakin meninggkat ,
Uku %Erro Uku %Erro di mana nilai tegangan resistor (V R) berbanding
Hitung Hitung
r r r r lurus dengan nilai beban R. Hal ini sesuai
0.471 0.8 69.8 14.993 11.1 25.96 dengan persamaan
12.1
0.941 1.9 8 110.5 14.970 18.84
5 VR = IT. R
15.3
2.779 2.62 5.7 14.740 3.86
1
13.9 semakin besar nilai kapasitor (C), diperoleh
6.737 6.5 3.5 13.402 3.86
2 nilai Vc hitung yang semakin menurun dan
11.737
12.0
2.7 9.340 9.7 3.85 nilai Vc ukur yang semakin besar. Hal ini
5 sesuai dengan
persamaan :
VC = IT . XC
IT
Hitung Ukur %error teta
0.0094 0.009 4.460 88.20 4.4.2.5 Analisa Data Hail Rangkaian
0.0094 0.0081 13.887 86.40 Impedansi Seri RLC
0.0185 0.0075 59.511 79.33
0.0337 0.0072 78.624 63.31 Tabel 4.8 Hasil Pengukuran impedansi seri
0.0469 0.0069 85.303 38.51 RLC
% Error I T =
| I T Hitung- IT Ukur
I T Hitung |.
100%
= 8,3 %
% Error IL =
|
I L Hitung- I L Ukur
I L Hitung
.
| Pada tabel 4.9, dapat dianalisa bahwa
semakin besar nilai induktor (L), diperoleh nilai
reaktansi induktif (XL) yang semakin besar pula
100% atau nilai XL berbanding lurus dengan beban L.
Hal ini sesuai dengan persamaan :
= |4,16−6,69
4,16 |
. 100% XL= 2. π .f.L
= |0,019
0,019 - 0,02
| . 100% XC =
1
2.π. f.C
= 9,5%
% Error IR =
| I R Hitung- I R Ukur
I R Hitung
. | Dengan beban R diatur semakin besar dan Vs
konstan
Kemudian semakin besar nilai beban R, L
100% dan C, diperoleh nilai impedansi yang fluktuatif
= |0,57
0,57−10,8
|. 100%
dimana faktor yang mempeengaruhi nilai
fluktuatif adalah kurang nya kepresissian alat .
dimana seharus nya semakin besar nilai beban
= 17,94 % R, L, C maka ipedansinya akan semakin besar .
Hal ini sesuai dengan persamaan :
Tabel 4.9 Hail Perhitungan
Z= R + j(XL-Xc)
VR = IT. R
VC = IT . XC
Pada tabel tersebut dapat dilihat persentase 4.4.2.2Analisa Data Hasil dan perhitungan
error pada VR, VL dan Vc adalah fluktuatif. Rangkaian Impedansi Pararel RL, RC, RLC
Dimana munculnya nilai persentase error 4.4.2.2.1 Analisa Data Hasil Pengukuran
dikarenakan alat yang kurang presisi serta Rangkaian Impedansi Pararel RL
terdapat selisih antara nilai hitung dan nilai
ukurnya. namun dalam percobaan tersebuat alat Tabel 4.13 Hail Pengukuran Impedansi RL
yang di gunakan sudah cukup baik karena di Pararel
antara nilai fluktuatif tersebut terdapat % error R Vs L IR
IL IT
yang mendekati 0% Hal ini sesuai dengan (Ω) (V) (H) (A)
persamaan : 50 15 0.4 0.21 0.15 0.3
100 15 0.6 0.15 0.1 0.29
V hitung−V ukur 150 15 0.8 0.12 0.097 0.25
%error V = | ∨¿ x 100% 200 15 1 0.097 0.093 0.1
V hitung 250 15 1.2 0.084 0.093 0.1
Kemudian nilai arus total (I T) ukur semakin
meninggkat dan IT hitung fluktuatuf seiring Analisa Perhitngan
meningkatnya nilai impedansi. R= 50 Ω
V = 15 V
4.4.2 PERCOBAAN 2 RANGKAIAN L = 0,4 H
IMPEMDASI PARAREL RL, RC, RLC a. Menghitung reaktansi induktif
4.4.2.1 Data Hasil Rangkaian Impedansi
Pararel RL, RC, RLC X L = j 2 πfL
| |
Z=46,5 Ω i hitung −i ukur
%error = ×100 %
c. Menghitung nilai arus total ihitung
VS
I T=
Z %error = |0,231−021
0,231 |
× 100 %
15
I T= %error =9,081 %
46,5
Arus induktor
I T =0,323 A
I R=
Xl
R+ Xl
x IT %error = |0,092−0,15
0,092 |
×100 %
¿ tan−1
( )
XL
R
¿ tan
−1
( 125,664
50 )
¿ 27,947
g. Menghitung presentase error
It
Arus total
Hitung Ukur Error %
i
| −i
|
%error = hitung ukur ×100 %
ihitung
0.323
0.170
0.116
0.3
0.29
0.25
7.085
70.788
114.673
%error = |0,323−0,3
0,323 |
×100 % 0.089
0.072
0.1
0.1
12.475
38.900
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
50 15 2 0.32 0.0092 0.0025
Berdasarkan tabel 4. Pada perhitungan 100 15 2 0.3 0.0092 0.00127
reaktansi induktif (XL) dapat dianalisa bahwa 150 15 4 0.28 0.0083 0.00092
semakin besar nilai induktor (L) yang diberikan 200 15 8 0.25 0.0077 0.00088
maka nilai reaktansi induktif (XL) akan 250 15 16 0.21 0.0071 0.00072
semakin meningkat atau berbanding lurus. Hal
ini sesuai dengan persamaan: Analisa Perhitungan
XL= 2. 𝜋.f.L
Kemudan semakin besar R yang di berikan
maka dan nilai XL di dapatkan semakin a. Menghitung Reaktansi kapasitif
meningkat maka nila ipedansi (Z) semakin Diketahui
meninggkat. Dimana R berbandng terbalik
dengan XL, sesuai dengan persamaan R = 50 Ω
Z = R / XL C = 2 µF
Pada perhitungan arus total berbanding terbalik
terhadap nilai impedansi, suhingga nilai Vs = 15 V
impedansi akan semakin meningkat maka nilai 1
arus total akan semkain mengecil. Hal ini XC =
berbanding terbalik dengan persamaan: j 2 πfC
IT = Vs / Z 1
Pada perhitungan XC = −6
Pada perhitungan arus Resistor jika resistor di j 2 π X 50 X 2 X 10
atur semakin meninggkat dan impedansi Xc = 1591,549 Ω
semakn meningkat serta arus total semakin
menurun, maka arus resistor yang di dapatkan b. Menghitung Nilai Impedansi Total (Z)
semakin menurun. Hal ini sesuai dengan
R x Xc
persamaan: Z=
√R +X
2 2
C
|ihitung−iukur
ihitung |X 100 %
%error =
|0,3−0,0025
0,3 |X 100 % Hitung
It
Ukur Error %
%error = 99,167 % 0.300 0.0025 99.167
0.150 0.00127 99.155
Arus Resistor (IR)
0.102 0.00092 99.096
%error =
0.084 0.00088 98.952
|ihitung−iukur
ihitung |X 100 % 0.096 0.00072 99.253
|0,291−0,32
0,291 |
X 100 %
semakin besar nilai capasitor (C) yang
diberikan maka nilai reaktansi capasitif (XC)
akan semakin menurun atau berbanding terbalik
%error = 9,963% Hal ini sesuai dengan persamaan:
|ihitung−iukur
ihitung |X 100 % Kemudan semakin besar R yang di berikan
maka dan nilai Xc di dapatkan semakin
%error = menurun maka nila ipedansi (Z) semakin
meninggkat. Hal ini, sesuai dengan persamaan:
|0,009−0,0092
0,009 |X 100 % Z=
R x Xc
%error = 0,632 % √R +X
2 2
C
Vs = 3466,67 %
IC =
Xc Tabel 4.16. Hail perhitungan rangkaian
impedansi Pararel RLC
15
=
1591,55
= 0,0094 A
= 23325,12 %
% Error IL =
| I L Hitung- I L Ukur
I L Hitung
.
| Berdasarkan perhitungan di atas bahwa
nilai reaktansi kapasitif berbanding terbalik
100% dengan nilai kapasitif. Hal ini seusai dengan
|0,119−0,5
0,119 |
persamaan:
= . 100% 1
XC=
j 2 πfc
= 318,88 %
Pada reaktasi induktif dapat dianalisa bahwa
% Error IC =
|
I C Hitung- IC Ukur
I C Hitung | .
nilai reaktansi induktif semakin meningkat
seiring besarnya nilaiyang di atur . Hal ini
sesuai dengan persamaan:
100%
XL=j2 π fL
= |
0, 0094 -0,015
0, 0094
. 100% | Kemudian nilai impedansi semakin
meningkat seiring dengan menurun nya nilai
= 59,15 % reaktansi kapasitif. Dan semakin meningkatnya
nilai induktif . Dengan persamaan
Z= R∥XL|| Xc
% Error IR =
I R Hitung |
I R Hitung- I R Ukur
. | Pada nilai arus total yang nilai arus yang
dihasilkan fluktuatif. Dimana seharusnya arus
100%
MODUL 4 | Praktikum Rangkaian Listrik 202/F1B021062
total bberbanding terbalik dengan impedansi kapasitor (VC) yang di dapatkan
(Z), sesuai dengan persamaan : fluktuatif. Tegangan VR, VL dan VC
dapat di ukur dengan menggunakan
Vs Voltmeter dengan menghubungkan secara
IT =
ZT pararel. Nilai arus totla (IT) yang di dapat
Kemudian arus resistor yang di dapatkan kan semakin menurun seiring dengan
semakin menurun seiring semakin besar L dan C. Arus total dapat diukur
meningkatnya impedansi ZLC, dimana untuk dengan menghubungkan secara seri
menentukan nilai impedansi ZLC dengan
tegangan sumber dengan ampermeter.
menggunakan persamaan
ZLC = XC // XL b. Nilai Impedansi total rangkaian paralel
dipengaruhi oleh nilai resistansi,
Menentukan arus resistor dengan menggunakan
reakstansi induktif, dan reaktansi kapasitif.
persamaan
Reaktansi induktif berbandimg lurus
Z LC dengan nilai induktansi yaitu dari 135.25
IR= . IT
Z LC +R ohm sampai dengan 376.99 ohm. dan
reaktansi kapasitif berbanding terbalik
Nilai arus induktor semakin meningkat,
dengan nilai kapasitansi yaitu dari 1592.33
seiring meningkatnya XL dengan Vs di atur
ohm menurun sampai dengan 319.50 ohm.
konstan. Dimana arus induktor benrbanding
Besar sudut fase dipengaruhi oleh hasil
terbalik dengan XL, sesuai dengan persamaan
operasi invers tangen yang berbanding
Vs
IL = lurus dengan nilai reaktansi induktif
Xl dikurangi reaktansi kapasitif dan
Kemudian nilai arus kapasitor semakin berbanding terbalik dengan nilai resistansi.
meningkat, dimana arus kapasitor berbanding c. Pada percobaan ini didapat bahwa nilai
terbalik engan XC. Sesuai dengan persamaan hasil pengukuran sejalan dengan nilai
Vs yang didapat dari hasil perhitungan
IC = menggunakan teori yang ada.
Xc
Presentase erroe yang didapat pada kettiga arus
4.5.2 RANGKAIAN IMPEDANSI
RL, RC dan RLC melebihi 100% , hal tersebut PARALEL RL, RC, DAN RLC
dikarenakan kurang ketelitian pengukuran a. Nilai arus yang mengalir pada resistor
maupun kepresisisan alat ukur yang kkurang (IR), induktor (IL), dan kapasitor (IC),
tepat untuk mendapatkan besar arus yang dapat diukur dengan menghubungkan
sebenarnya. Sehingga dapat dikatakan hasil secara seri elemen-elemen tersebut dengan
amperemeter. Nilai arus total (IT) dapat
secara keseluruhan hasil percobaan masih
diukur dengan menghubungkan secara seri
belum sesuai penjelasan teori yang ada. tegangan sumber dengan amperemeter.
b. Nilai Impedansi total rangkaian paralel
4.5 KESIMPULAN dipengaruhi oleh nilai resistansi,
4.5.1 RANGKAIAN IMPEDANSI SERI RL, reakstansi induktif, dan reaktansi kapasitif.
RC DAN RLC Reaktansi induktif berbandimg lurus
a. Nilai tegangna pada resistor (VR) yang di dengan nilai induktansi dan reaktansi
kapasitif berbanding terbalik dengan nilai
dapatkan semakin meningkat dari 2.90 V
kapasitansi. Besar sudut fase dipengaruhi
sampai dengan 6.40 Vseiring dengan oleh hasil operasi invers tangen yang
besarnya nilai beban induktor dan berbanding lurus dengan nilai reaktansi
kapasitor. Nilai tegangan induktor (VL) induktif dikurangi reaktansi kapasitif dan
semakin menurun dari 14.60 V sampai berbanding terbalik dengan nilai
dengan 13.26 V dan nilai tegangan resistansi.
DAFTAR PUSTAKA