Karya Tulis Ilmiah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 103

KARYA TULIS ILMIAH

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK DAUN

JAMBU BIJI (Psidium guajava linn)

OLEH :

MELLITRI PRAHARA HAXARI

NIM : P05150218021

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU

TAHUN 2021
KARYA TULIS ILMIAH

HALAMAN JUDUL

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK DAUN

JAMBU BIJI (Psidium guajava linn)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma


(DIII) Program studi DIII Farmasi Poltekkes Kemenkes

Oleh :

MELLITRI PRAHARA HAXARI

NIM : P05150218021

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU

TAHUN 2021

HALAMAN PERSETUJUAN

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul :

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK DAUN


JAMBU BIJI (Psidium guajava linn)

Yang Dipersiapkan dan Dipresentasikan Oleh :

MELLITRI PRAHARA HAXARI


NIM : P05150218021

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui


Untuk dipresentasikan dihadapan Tim Penguji
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Prodi D III Farmasi
Tanggal : 16 Juli 2021

Oleh :

Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Pembimbing I Pembimbing II

Krisyanella, M. Farm.,Apt. Dira Irnameria,S.Si.,M.Si


NIP. 198311142012122001 NIP. 198608192010122001

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul :

FORMULASI SEDIAAN SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK DAUN


JAMBU BIJI (Psidium guajava linn)

Disusun Oleh :

MELLITRI PRAHARA HAXARI


NIM : P05150218021

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

Karya Tulis Ilmiah Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Prodi D III Farmasi

Pada tanggal : 16 Juli 2021

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Dewan Penguji Penguji I

Zamharira Muslim,M.Farm.,Apt Heti Rais Khasanah, S.Farm.,M.Sc.,Apt


NIP.198812012014021003 NIP.198411132012122001
Penguji II Penguji III

Dira Irnameria,S.Si.,M.Si Krisyanella, M.Farm.,Apt


NIP. 198608192010122001 NIP. 198311142012122001

Mengesahkan,
Ka. Prodi D III Farmasi
Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Resva Meinisasti, M.Farm.,Apt


NIP. 198305022008042003

iii
MOTO PERSEMBAHAN

MOTO

❖ Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya allah selalu bersama kita (QS.

At-Taubah:40)

❖ Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (QS.Al-Insyirah:5-

6)

❖ Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan

kesanggupannya (QS. Al-Baqarah:286)

PERSEMBAHAN

Sujud Syukur Kepada Allah Subhanallhu wa Ta’ala yang selalu memberikan

kemudahan, kesehatan, kesabaran dan petunjuk, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat diselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

❖ Orang Tuaku

Kepada Ibu, terimakasih telah menjadi penuntun dimasa sulitku, selalu

mendokan dan mendengarkan ceritaku, memberi nasihat, dukungan agar aku

tetap selalu semangat untuk menggapai cita-cita. Untuk papa yang saya cintai

terimakasih hari-harinya kemarin telah menemani selama 17 tahun, yang tidak

pernah membiarkan putri kecilnya menangis yang selalu mengajari untuk

menjadi putri kecil yang kuat dan pantang menyerah, dan selalu mendoakanku

yang terbaik dari surga allah semoga papa selalu bahagia disisi allah amin.

❖ Kakakku dan ayukku

Kepada kak mot dan kak do, terimakasih telah menjadi pendengar yang baik,

penyemangat disituasi genting dan selalu ingin yang terbaik untuk adik

iv
bungsunya ini, terimakasih telah menjadi pengganti papa semoga kak do dan

kak mot sehat selalu. Untuk ayuk ku ayuk nova terimakasih telah hadir dan

menjadi ayuk yang baik ditengah keluarga kami.

❖ Keluargaku dari ibu

Terimakasih kepada ibu kecil, cecek melly, cecek liana, cecek ani, cecek min,

ibuk adel, paman dan lain-lain yang telah memberi dorongan agar tetap selalu

semangat dalam menjalani hari-hari, serta saudara persepupuanku kak ana,

adek sultan, ayuk adel, abang agung, dedek andra, adek tian, adek gilang, adek

gibran selalu menjadi saudara yang menyenangkan semoga sehat selalu.

❖ Keluargaku dari ayah

Terimkasih kepada wak pandi, ayuk selly, kak caok, kak dinal, mama yayas,

kak katok, ayuk anggi dan lain lain karena telah membantu selama masa

perkuliahan berlangsung, terimakasih semoga sehat selalu.

❖ Sahabat Dekat

M Taufik Ukhrowi terimakasih telah mendengar keluh kesah, sedih, senang

saat mengerjakan KTI dan selalu siap siaga jika dibutuhkan semoga pak kowi

sehat selalu dan sukses kedepannya.

❖ Keponakanku

Siti alseza (taza), Siti alzasta (tata) terimakasih telah mendengarkan cerita,

memberi semangat, dan menjadi tempat menghilangkan stres dikala penat.

v
❖ Sahabat Kuliahku

Reza Nurdiyanti (Ejak), Diah anggraini (Diahang), Memes Monica sary

(Mesmo) terimakasih telah banyak membantu baik dalam kegiatan kampus

maupun luar kampus, terimakasih telah menemani selama 3 tahun ini, semoga

sehat selalu dan sukses untuk kalian.

❖ Sahabat “Rumah Jauhku”

Yolanda, Agita Monalisa, Felia ayu sagita, Elma Safitri terimakasih sudah

banyak menemani dan bertukar kabar, semoga kalian sehat selalu.

❖ Sahabat Penelitian “Sabun Sukses Bismillah”

Diah Desmi (Dides), Reza Nur (Ejak), Anisa Tri Haryani (Medok) dan Dinda

Lastri (Mbak idin) terimakasih banyak sudah membantu selama penelitian,

terimakasih banyak, karena aku bukan apa-apa tanpa bantuan kalian semoga

sukses kedepan.

❖ Keluarga Asuhku

Kak Aris,Yunda bella,Yunda Shola, Ejal, Ica, Silvi, nanda, gita terimakasih

bimbingannya dan nasihatnya selama ini, sukses terus untuk yunda dan kakak.

Dan untuk adik asuhku semangat kuliahnya.

❖ Sahabat “Pejuang Amd.Farm”

Btari, Dedek, Ijuel, Pipit, Putri, Riska,Rizki Asri, Sholas, Yopi terimakasih

telah menjadi comfort zone paling menyenangkan selama belajar dan

penelitian dikampus. Semoga kalian semua sehat selalu dan tidak lelah

menuntut ilmu.

vi
❖ Teman Kampus

Muria, Fhuji, Lusi, Sarima, Dek Nisa, Zerina, Amri, Thania, Wulan, Arfad,

Ajeng,Khofifah, Intan, Lala, Okta, Puspa, Razy, Rian, Rini, Tya,Usi, Eliska,

Yesi dan lain lain, terimakasih telah bertahan dan berjuang selama 3 tahun,

sukses untuk kalian semua.

❖ Pembimbing Akademik

Zamharira Muslim M.Farm.,Apt terimakasih atas dukungan, nasihat dan

motivasi yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan. Semoga bapak

sehat selalu.

❖ Kedua Pembimbing KTI

Bunda Krisyanella, M.Farm.,Apt dan Bunda Dira Irnameria, S.Si.,M.Si yang

telah meluangkan waktu di sela kesibukannya untuk memperbaiki setiap

kesalahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk semua ilmu dan

pembelajaran baru yang banyak sekali didapatkan dari bunda, untuk setiap

perhatian lebih pada karya tulis ilmiah ini, terima kasih banyak bunda. Bunda

sehat selalu.

❖ Terimakasih Kepada Kedua Penguji

Zamharira Muslim M.Farm.,Apt dan Bunda Heti Rais Khasanah, atas semua

masukan dan saran terbaik untuk Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga bapak dan

bunda sehat selalu.

❖ Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan terimakasih

telah memberikan pengalaman selama 2 tahun dan melewati susah senang

bersama.

vii
❖ Seluruh rekan Jurusan Analis Kesehatan Angkatan 2018 yang tidak bisa saya

sebutkan satu per satu. Kita berhasil bersama teman-teman. Terimakasih 3

tahun yang sangat berwarna.

❖ Almamater Kebangganku

Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

viii
ABSTRAK
Latar belakang: Kebersihan merupakan hal yang sangat penting karena semakin
banyaknya penyakit yang timbul karena bakteri dan kuman dan hal-hal lain yang
membuat tubuh menjadi kotor. Bahkan di zaman sekarang ini sabun bukan hanya
digunakan untuk membersihkan diri, tetapi juga ada beberapa sabun yang
sekaligus berfungsi untuk melembutkan kulit, memutihkan kulit, maupun menjaga
kesehatan kulit. Dalam pembuatan sabun sering digunakan bermacam-macam
lemak ataupun minyak sebagai bahan baku. Jenis-jenis minyak ataupun lemak
yang digunakan dalam pembuatan sabun ini akan mempengaruhi sifat-sifat sabun
tersebut, baik dari segi kekerasan, banyaknya busa yang dihasilkan, maupun
pengaruhnya bagi kulit.
Tujuan: Diketahuinya formulasi yang paling baik untuk dijadikan sabun mandi
Padat Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)
Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen di
Laboratorium.
Hasil: Hasil uji karakteristik sediaan sabun mandi padat pada Formula 0 basis
sabun, Formula 1 (ekstrak 2 gram), telah memenuhi syarat uji organoleptis, pH,
tinggi busa yang ditetapkan oleh SNI serta tidak menyebakan iritasi pada kulit.
Untuk FII (ekstrak 4 gram) tinggi busanya tidak stabil dan belum memenuhi
syarat stabilitas busa dan untuk FIII (ekstrak 6 gram) memiliki pH sabun dengan
rentang yang tinggi dan belum memenuhi standar SNI pH yaitu 9-11.
Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Dari ke empat formula
sediaan sabun mandi padat ekstrak daun jambu biji untuk F0 basis sabun dan F1
(ekstrak 2 gram) memenuhi syarat uji Organoleptis, uji pH, uji stabilitas busa, Uji
iritasi memenuhi karakteristik sabun padat.

Kata kunci: Psidium guajava linn, Sabun padat, Uji Karakteristik.

ix
ABSTRACT
Background: Cleanliness is very important because more and more diseases are
caused by bacteria and germs and other things that make the body dirty. Even in
this day and age, soap is not only used for self-cleaning, but there are also several
soaps that also function to soften the skin, whiten the skin, and maintain skin
health. In making soap, various fats or oils are often used as raw materials. The
types of oil or fat used in the manufacture of this soap will affect the properties of
the soap, both in terms of hardness, the amount of foam produced, and its effect
on the skin .
Objective: To find out the best formulation to be used as bath soap. Solid Guava
Leaf Extract (Psidium guajava Linn).
Methods: The research was conducted using experimental methods in the
laboratory.
Results: The results of the characteristic test of solid bath soap preparations in
Formula o hasin soap, Formula 1 (2 gram extract), have met the requirements for
organoleptic tests, pills, foam height determined by SNI and do not cause skin
irritation. For FII (4 gram extract) the high foam is unstable and does not meet
the requirements for foam stability and for FIII (6 gram extract) it has a high pH
range of soap and does not meet the SNI pH standard of 9-11
Conclusion: Conclusion: Based on the research that has been done, of the four
formulations of solid soap preparations guava leaf extract for soap base FO and
FI (2 gram extract) meet the requirements of organoleptic test, pH test, foam
stability test, irritation test meet the characteristics of solid soap.

Keywords: Psidium guajava linn, Solid soap, Characteristics Test.

x
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan karunia yang dicurahkan-Nya serta kemudahan yang diberikan-Nya

sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Formulasi

Sediaan Sabun Mandi Padat Dari Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium

guajava linn)” Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penyusun telah

mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Eliana, SKM., MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2. Bapak Sahidan,S.Sos.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu

3. Ibu Resva Meinisasti, M.Farm, Apt. selaku Ketua Program Studi Diploma III

Farmasi

4. Ibu Krisyanella,M.Farm.,Apt. selaku Pembimbing I yang telah membimbing

dan memberi semangat

5. Ibu Dira Irnameria,S.Si.,M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan semangat

6. Seluruh civitas akademika Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

7. Kedua orangtua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan

dukungan

8. Para sahabat yang selalu memberikan banyak masukan dan tetap

menyemangati penulis

xi
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penyusun mengharapkan

adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat membantu perbaikan

selanjutnya. Terima kasih.

Bengkulu, Juli 2021

Penulis

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
MOTO PERSEMBAHAN ............................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
ABSTRAC ........................................................................................................ x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

E. Keaslian penelitian.................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Jambu Biji (Psidium guajava linn). ........................................................ 8

B. Ekstraksi ................................................................................................. 12

C. Sabun ...................................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 19

B. Variabel Penelitian.................................................................................. 19

D. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 21

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 21

xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian ................................................................................. 28

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 30

C. Pembahasan ............................................................................................ 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ............................................................................................ 40
B. Saran ...................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42

LAMPIRAN .................................................................................................... 44

xiv
DAFTAR TABEL

1.1 Tabel Keaslian Penelitian........................................................................... 6

3.1 Table Definisi Operasional ........................................................................ 20

3.2 Table Susunan Formula.............................................................................. 24

4.1 Tabel Hasil Ekstraksi Daun Jambu Biji ..................................................... 32

4.2 Hasil Uji organoleptis ............................................................................... 32

4.3 Hasil Uji pH ............................................................................................... 33

4.4 Hasil Uji Tinggi Busa................................................................................. 33

4.5 Hasil Uji Stabilitas Busa ........................................................................... 34

4.6 Hasil Uji Iritasi ........................................................................................... 34

xv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn) ..................................... 8

2.2 Gambar Batang Jambu Biji ........................................................................ 9

2.3 Gambar Bunga Jambu Biji ......................................................................... 10

2.4 Gambar Buah Jambu Biji ........................................................................... 10

2.5 Gambar Daun Jambu Biji ........................................................................... 11

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji ................... 45

Lampiran 2. Skema Kerja Pembuatan Formuasi Sabun Daun Jambu Biji ..... 46

Lampiran 3. Skema Kerja Uji Sabun Mandi Ekstrak Daun Jambu Biji......... 47

Lampiran 4. Lembar Konsultasi………………….......................................... 48

Lampiran 5. Lembar Kegiatan Penelitian ....................................................... 51

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 54

Lampiran 7. Perhitungan ................................................................................. 63

Lampiran 8. Surat keaslian Penelitian .............................................................. 70

Lampiran 9. Surat Izin Pra Penelitian ............................................................. 71

Lampiran 10. Surat Hasil Deteriminasi Tumbuhan ........................................ 72

Lampiran 11. Surat Keterangan Layak Etik .................................................... 73

Lampiran 12. Surat Izin Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan
Layanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) ............................... 74

Lampiran 13. Surat Rekomendasi Penelitian dari DPMPTSP ........................ 75

Lampiran 14. Surat Izin Penelitian Kepada Kepala Dinas Penanaman


Modal Dan Layanan Satu Pintu (DPMPTSP) .......................... 76

Lampiran 15. Surat Rekomendasi Penelitian dari DPMPTSP ........................ 77

Lampiran 16. Surat keterangan hasil pemeriksaan labolatorium Covid-19 .... 78

Lampiran 17. Surat izin penelitian Ka. Unit Laboratorium Terpadu


Poltekkes Kemenkes Bengkulu ................................................ 79

Lampiran 18. Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................ 80

Lampiran 19. Matriks Rencana Kegiatan Penelitian....................................... 81

Lampiran 20. Biodata Peneliti......................................................................... 82

xvii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting karena semakin

banyaknya penyakit yang timbul karena bakteri dan kuman dan hal-hal lain

yang membuat tubuh menjadi kotor. Bahkan di zaman sekarang ini sabun

bukan hanya digunakan untuk membersihkan diri, tetapi juga ada beberapa

sabun yang sekaligus berfungsi untuk melembutkan kulit, memutihkan kulit,

maupun menjaga kesehatan kulit. Dalam pembuatan sabun sering digunakan

bermacam-macam lemak ataupun minyak sebagai bahan baku. Jenis-jenis

minyak ataupun lemak yang digunakan dalam pembuatan sabun ini akan

mempengaruhi sifat-sifat sabun tersebut, baik dari segi kekerasan, banyaknya

busa yang dihasilkan, maupun pengaruhnya bagi kulit (Maripa 2018).

Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut padat (batang)

karena sejarah dan bentuk umumnya. Keunggulan dari sabun padat yaitu lebih

ekonomis, lebih cocok untuk kulit berminyak, kadar pH lebih tinggi

dibandingkan dengan sabun cair, lebih mudah membuat kulit kering, sabun

padat ini juga memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang

punya masalah kulit (Effendi, 2019).

Sedangkan menurut (Badan Standarisasi Nasional 1994) Sabun mandi

adalah senyawa natrium dan kalium dengan asam lemak dari minyak nabati

dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan

sebagai pembersih, dengan menambahkan zat pewangi dan bahan lainnya yang

tidak membahayakan kesehatan (Sukawaty 2010).

1
Saat ini sabun mandi yang mengandung antibakteri sangat diminati oleh

masyarakat. Hal ini disebabkan karena dipercaya dapat membersihkan kulit

yang kotor dan juga dapat mengobati dan atau mencegah penyakit yang

disebabkan oleh bakteri dan masalah kulit lainnya (Sukawaty 2010). Salah satu

tanaman yang dapat dijadikan sabun antibakteri adalah tanaman Jambu Biji

(Psidium Guajava Linn) yang mengandung senyawa antibakteri pada daunnya.

Daun jambu biji diketahui mengandung senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri,

minyak lemak dan asam malat (Depkes, 1989).

Dari dulu sampai sekarang Daun jambu biji sering digunakan masyarakat

sebagai obat herbal yang mempunyai khasiat sebagai antidiare, astringen,

sariawan dan menghentikan pendarahan (Nuryani 2017). Setelah diteliti lagi

ternyata daun jambu biji bukan hanya dapat dimanfaatkan sebagai obat

antidiare tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk membersihkan kulit dan

mencegah timbulnya jerawat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indriani tahun 2006 bahwa

Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) mengandung golongan senyawa

seperti polifenol, flavonoid, saponin dan tanin. Daun jambu biji mempunyai

khasiat sebagai anti-inflamasi, anti-mutagenik, anti-mikroba dan analgesik.

Senyawa yang turut berperan sebagai antiseptik yaitu polifenol (Azwariah

2017). Adapun penelitian lainnya penelitian dari Yulianti tahun 2015 telah

dilaporkan bahwa aktivitas antibakteri pada ekstrak daun Jambu Biji

dipengaruhi karena adanya kandungan tanin, triterpenoid, dan glikosida

flavonoid yang terdapat pada daunnya (Gunarti 2011).

2
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gunarti (2018),

pembuatan sediaan gel facial wash anti jerawat ekstrak daun jambu biji

(Psidium guajava linn) yang diuji secara mikrobiologi didapatkan hasil bahwa

gel facial wash dengan ekstrak daun jambu biji memiliki aktivitas anti bakteri

yang kuat terhadap bakteri Propinilbacterium acnes, terbukti pada konsentrasi

ekstrak 2,5%, 5%, 7,5% (Gunarti 2011).

Berdasarkan uraian di atas melatarbelakangi peneliti untuk melakukan

penelitian tentang “Formulasi Sediaan Sabun Padat Ekstrak Etanol Daun

Jambu Biji (Psidium guajava linn)”.

B. Rumusan Masalah

Formulasi manakah yang paling baik dari beberapa konsentrasi untuk

dijadikan sabun mandi padat Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium

guajava linn).

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya formulasi yang paling baik untuk dijadikan sabun mandi Padat

Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya karakteristik formula satu sabun mandi Ekstrak Daun

Jambu Biji (Psidium guajava linn)

b. Diketahuinya karakteristik formula dua sabun mandi Ekstrak Daun

Jambu Biji (Psidium guajava linn)

3
c. Diketahuinya karakteristik formula tiga sabun mandi Ekstrak Daun

Jambu Biji (Psidium guajava linn)

d. Diketahuinya karakteristik formula empat sabun mandi Ekstrak Daun

Jambu Biji (Psidium guajava linn)

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan ilmu

pengetahuan, pembelajaran, dan memperluas wawasan bagi peneliti

supaya bisa dikembangkan lagi dibidang kefarmasian dan khususnya

untuk pembuatan formulasi dan evaluasi sediaan sabun mandi padat.

2. Bagi Masyarakat

Dapat mengurangi limbah Daun Jambu Biji yang ada di

masyarakat dan dapat meningkatkan daya hasil guna dari Daun Jambu Biji

(Psidium guajava linn) serta menambah pengetahuan keterampilan dalam

pembuatan sabun.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

memberikan informasi pengetahuan dan referensi bacaan tentang ekstrak

Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn) yang dapat dijadikan sebagai

sabun mandi padat .

4
4. Bagi Peneliti Lain

Untuk mengembangkan penelitian yang terbaru dan dapat

digunakan sebagai salah satu bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat

melakukan penelitian tentang formulasi sediaan sabun mandi padat

Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn).

5
E. Keaslian penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Nama Lokasi Dan Jenis Variabel
Peneliti Waktu Penelitian Penelitian
Utama Penelitian
Pengaruh Husnah Laboratoriu Eksperi Variable bebasnya
1 penambahan ekstrak m teknik men sabun mandi
daun kelor terhadap kimia atau padat, variable
warna,aroma,tekstur, universitas percoba terikatnya uji
daya buih,pH pada PGRI an warna,
pembuatan sabun Palembang aroma,tekstur,
mandi padat daya buih, pH
pada pembuatan
sabun mandi padat

Formulasi sediaan Desi Stikes Eksperi Variable bebas


2 sabun mandi padat Nurcahyati Muhamma men adalah sabun
dari ekstrak daun diyah atau mandi padat dari
ungu (graptophyllum Kuningan percoba ekstrak daun ungu
pictum (l.) Griff) an (graptophyllum
dengan variasi pictum (l.) Griff),
konsentrasi minyak variable terikat
kelapa. adalah uji pH,
kadar air,
organoleptis, uji
tinggi busa dan
stabilitas busa.

Formulasi sediaan Adek Chan Institute Eksperi Variabel bebas


3 sabun mandi padat kesehatan men sediaan sabun
dari ekstrak buah helveta,me atau mandi padat
apel (malus dan percoba Ekstrak Buah
domesticus) indonesia an Apel (Malus
sebagai sabun domesticus)
kecantikan kulit Sebagai Sabun
Kecantikan Kulit,
variable terikatnya
uji kesukaan, uji
Ph, uji iritasi

Pemanfaatan Siti Poltekes Pra Variable tunggal


4 ekstrak daun jambu Nuryani kemenkes eksperi yakni Untuk
biji (Psidium yogyakarta men mengetahui daya
guajava linn) hambat ekstrak
sebagai antibakteri etanol daun jambu
dan anti fungi biji sebagai

6
antibakteri dan
anti jamur.

Formulasi sediaan Yullia Akademi Eksperi Variable bebas


5 sabun mandi padat sukawaty farmasi men adalah sabun
ekstrak atanol samarinda atau mandi padat
umbi bawang tiwai percoba ekstrak atanol
(eleutherine an umbi bawang
bulbosa tiwai (Eleutherine
(Mill.)Urb.) bulbosa
(Mill.)Urb.),
variable terikat
adalah uji
organoleptis,pH,k
adar air, uji asam
lemak bebas atau
alkali bebas

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Jambu Biji (Psidium guajava linn).

Jambu biji termasuk ke dalam Family Myrtaceae, berasal dari Amerika

tropis, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan

mengandung air cukup banyak. Pohon jambu ini banyak ditanam sebagai

pohon buah-buahan. Namun, sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada

ketinggian 1- 1.200 mdpl (Agustina 2018) .

Tanaman Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang sudah banyak

dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Buah mengandung asam amino

(triptofan, lisin), pektin, kalsium, fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang

dan vitamin (A, B1 dan C). Saat menjelang matang, kandungan vitamin C

dapat mencapai 3-6 kali lipat lebih tinggi dari jeruk. Psidium guajava juga

kaya dengan serat yang larut dalam air, terutama dibagian kulitnya sehingga

dapat menganggu penyerapan glukosa dan lemak yang berasal dari makanan

dan membuangnya ke luar tubuh. Buah Psidium guajava mengandung banyak

vitamin dan serat, sehingga sangat cocok dikonsumsi untuk menjaga kesehatan

(Cahyani 2017).

Gambar 2.1 Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)


Sumber: (Tanri,2013)

8
1. Taksonomi Daun Jambu Biji

Kingdom : Plantarum

Subdivisi : Angiosperm

Kelas : Eudicots

Subkelas : Rosids

Unranked : Malvids

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L (Dra.Rochmah Supriati,M.Sc,2021)

2. Morfologi Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

a. Batang

Gambar 2.2 Batang Jambu Biji (Psidium guajava linn)


(Sumber: Dokumentasi Kamera Pribadi)

Tanaman jambu biji memiliki batang muda berbentuk

segiempat, sedangkan batang tua berkayu keras berbentuk gilig dengan

warna coklat. Permukaan batang licin dengan lapisan kulit yang tipis

9
dan mudah terkelupas. Bila kulitnya dikelupas akan terlihat bagian

dalam Daun batang yang berwarna hijau. Arah tumbuh batang tegak

lurus dengan percabangan simpodial (Fadhilah 2018).

b. Bunga

Gambar 2.3 Bunga Jambu Biji (Psidium guajava linn)


(Sumber: Dokumentasi Kamera Pribadi)

Bunga jambu biji memiliki tipe benang sari polyandrous yang

artinya benang sari saling bebas tidak berlekatan. Benang sari berwarna

putih dengan kepala sari yang berwarna krem. Putik berwarna putih

kehijauan dengan bentuk kepala putik yang bercuping (lobed) (Fadhilah

2018).

c. Buah

Gambar 2.4 Buah Jambu Biji (Psidium guajava linn)


(Sumber: Dokumentasi Kamera Pribadi)

Buah jambu biji memiliki tipe buah tunggal dan termasuk buah

berry (buni), yaitu buah yang daging buahnya dapat dimakan. Buah

10
jambu biji memiliki kulit buah yang tipis dan permukaannya halus

sampai kasar. Bentuk buah pada Varietas Sukun Merah, Kristal dan

Australia adalah bulat. Bentuk buah dapat digunakan sebagai pembeda

antar varietas. Menurut Cahyono tahun (2010), buah jambu biji memiliki

variasi baik dalam bentuk buah, ukuran buah, warna daging buah

maupun rasanya, bergantung pada varietasnya. Buah jambu biji memiliki

warna daging buah yang bervariasi (Fadhilah 2018).

d. Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

Gambar 2.5 Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)


(Sumber: Dokumentasi Camera Pribadi)

Daun pada tanaman jambu biji memiliki struktur daun tunggal dan

mengeluarkan aroma yang khas jika diremas. Kedudukan daunnya

bersilangan dengan letak daun berhadapan dan pertulangan daun

menyirip. Terdapat beberapa bentuk daun pada tanaman jambu biji,

yaitu: bentuk daun lonjong, jorong, dan bundar telur terbalik. Bentuk

daun yang paling dominan adalah bentuk daun lonjong. Perbedaan pada

bentuk daun dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor

lingkungan (Tsukaya 2005) dalam (Fadhilah 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indriani tahun 2006

bahwa daun jambu biji mengandung golongan senyawa seperti alkaloid,

11
saponin, tanin, flavonoid, polifenol dan Daun Jambu Biji mempunyai

khasiat sebagai anti-inflamasi, anti-mutagenik, anti-mikroba dan

analgesic (Azwariah 2017). Sedangkan menurut Penelitian Claus dan

Tyler tahun 1965, tanin mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah

kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur (Nuryani 2017).

B. Ekstraksi

Ekstraksi yaitu penyarian komponen kimia atau zat aktif dari

bagian tanaman obat, termasuk biota laut. Komponen kimia yang terdapat

pada tanaman, hewan, pada umumnya mengandung senyawa-senyawa yang

mudah larut dalam pelarut organik. Proses ini atas lapisan atas massa

komponen padat yang ada dalam simplisia ke dalam pelarut organik

(Zaifuddin, 2012).

Proses ekstraksi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia

pada suhu kamar menggunakan pelarut yang sesuai. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif akan larut, dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat

aktif didalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan luar sel dan di dalam sel (Ditjen POM, 1986).

Untuk metode maserasi konsentrasi etanol yang digunakan

mempengaruhi jumlah tanin dalam ekstrak. Menurut penelitian Erfan

Yudapraja (2012) kadar etanol 70 % menarik tanin lebih banyak dan

12
merupakan konsentrasi optimal untuk menghasilkan ekstrak kental (Nuryani

2017).

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara

pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana, murah, dan tidak

memerlukan alat relatif rumit. Selain itu, metode ini dapat menghindari

kerusakan komponen senyawa karena tidak menggunakan panas dalam

penyarian, sehingga baik untuk sampel yang tidak tahan panas, Kelemahan

metode ini adalah dari segi waktu dan penggunaan pelarut yang tidak efektif

dan efisien karena jumlah pelarut digunakan relatif banyak dan membutuhkan

waktu yang lebih lama serta penyarian yang kurang sempurna (Ditjen POM,

1986).

C. Sabun

1. Pengertian Sabun
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci

dan membersihkan. Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran

berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses

saponifikasi lemak atau minyak menggunakan larutan alkali dengan

membebaskan gliserol. Lemak atau minyak yang digunakan dapat berupa

lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut. Alkali yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan larutan NaOH yang dapat

membuat sabun menjadi padat Sabun adalah surfaktan yang digunakan

dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk

13
padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk pada

umumnya (Maripa 2018).

2. Pembagian sabun
Berdasarkan jenisnya sabun padat dapat dibedakan menjadi tiga macam

yaitu:

a. Sabun opaque dalah sabun biasa yang digunakan sehari-hari yang

berbentuk kompak dan tidak tembus cahaya .

b. Sabun transparan merupakan sabun yang paling banyak meneruskan

cahaya jika pada batang sabun dilewatkan cahaya, sabun transparan

merupakan sabun yang harganya relative lebih mahal dari sabun

umumnya yang dipakai oleh kalangan menengah keatas.

c. Sedangkan sabun tranlusent merupakan sabun yang sifatnya berada

diantara sabun opaque dan sabun transparan

3. Fungsi bahan-Bahan Sabun Padat


a. Zat Aktif

Penelitian ini menggunakan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

(Psidium guajava linn) sebagai zat aktif di ekstrak dengan cara maserasi

menggunakan pelarut etanol 70%.

b. Virgin Coconut Oil (VCO)

Syukur (2004) dan Purwati (2010) menyatakan bahwa VCO adalah

minyak kelapa murni yang merupakan produk utama dari kelapa yang

terbuat dari santan kelapa segar dengan metode fermentasi. VCO

merupakan minyak kelapa yang memiliki kandungan asam laurat dan

14
vitamin E yang tinggi, selain itu minyak kelapa memiliki susunan

molekul yang kecil sehingga mudah diserap serta memberikan tekstur

yang lembut dan halus pada kulit ( Purwati, 2009).

VCO memiliki beberapa keunggulan yang dimiliki dan bersifat

mudah tersaponifikasi sehingga menjadi bahan baku yang akan

digunakan. VCO merupakan minyak kelapa murni yang berasal dari

olahan buah kelapa (Cocos nucifera). Beberapa keunggulan minyak

VCO yaitu kandungan asam laurat tinggi mencapai 50%, kandungan

asam kapriat 7%, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan

berat molekulnya rendah (Sutarmi, et al. 2006).

Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau

dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid

(MCFA) (Cahyono, 2010). dalam (Widyasanti, 2018). Asam laurat

sangat diperlukan dalam pembuatan sabun karena asam laurat mampu

memberikan sifat pembusaan yang sangat baik untuk produk sabun

serta vitamin A dan C yang berfungsi sebagai antioksidan untuk

melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang bisa merusak kulit

seperti kulit kering, noda hitam, kusam, dan keriput (Maripa 2018).

c. Gliserin

Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai

pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfer sedang ataupun pada

kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan

15
mudah di bilas. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau dan

memiliki rasa manis (Arita 2009).

Humektan merupakan bahan kosmetik yang dapat meningkatkan

kandungan air dari lapisan kulit. Humektan bekerja dengan mencegah

penguapan atau mempertahankan air yang ada dalam kandungan kulit,

sehingga diperoleh sensasi lembab di kulit (Rieger, 2000).

Gliserin juga bersifat sebagai bahan pengawet dan sering

digunakan sebagai stabilisator dan sebagai suatu pelarut pembantu

dalam hubungannya dengan air dan etanol (Ansel, 1989). Gliserin

digunakan sebagai emollient dan humectant dalam sediaan topikal

dengan rentang konsentrasi 0,2-65,7% (Smolinske, 1992). Gliserin pada

konsentrasi tinggi menimbulkan efek iritasi pada kulit dan lebih disukai

konsentrasi gliserin 10-20 % (Jellinek, 1970) dalam (fitriyanawati,

2018). Dan juga dalam larutan oral gliserin digunakan sebagai agen

pengawet antimikroba dan agen peningkat viskositas (Niazi 2009).

d. Aquadest

Aqua destillata adalah air sulingan yang dibuat dengan menyuling

air yang dapat diminum. Aquadest berbentuk cairan jernih, tidak

berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa (Farmakope Ed III hal

96).

16
e. NaCl

NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.

Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl

yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun.

NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan

(kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin.

Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya

yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari

besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas

(Wenang, 2010) dalam (Handarini 2016).

f. Etanol

Etanol (etil alkohol) berbentuk cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru tidak berasap. Etanol digunakan sebagai

pelarut pada proses pembuatan sabun karena sifatnya yang mudah larut

dalam air, dalam kloroform, dan eter (Farmakope Ed III hal 65).

g. Pewangi/pengaroma

Pewangi merupakan bahan yang ditambahkan dalam suatu produk

kosmetik dengan tujuan menutupi bau yang tidak enak dari bahan lain

dan untuk memberikan wangi yang menyegarkan terhadap pemakainya.

Jumlah pewangi yang ditambahkan tergantung selera tetapi biasanya

0,05-2 % untuk campuran sabun (Utami, 2009).

17
h. NaOH

Soda Kaustik (NaOH) merupakan bahan penting dalam pembuatan

sabun mandi karena menjadi bahan utama dalam proses saponifikasi

dimana minyak atau lemak akan diubah menjadi sabun. Tanpa bantuan

NaOH maka proses kimia sabun tidak akan terjadi. Setelah menjadi sabun

maka NaOH akan terpecah menjadi unsur penyusunnya yang netral

(Maripa 2018).

NaOH merupakan alkali dalam pembuatan sabun memiliki

kelarutan sangat mudah larut dalam air dan etanol 96% pemerian bentuk

batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras, rapuh dan

menunjukan susunan hablur putih, sangat alkalis dan korosif, dan

berkhasiat untuk zat tambahan (Farmakope Ed III hal 412).

18
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen di

laboratorium. Yang berjudul “Formulasi sediaan sabun mandi padat ekstrak

daun jambu biji (Psidium guajava linn)”. Kondisi optimum diperoleh dengan

memvariasikan jumlah penambahan ekstrak daun jambu biji. Pada pembuatan

sabun mandi padat variabel yang dianalisa adalah uji organoleptik, uji pH, uji

Stabilitas busa, dan Uji iritasi kulit (Effendi, 2019).

B. Variabel Penelitian

Variable Independent (Variabel bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen/terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variable Independen adalah

konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn).

Variable Dependent (Variable terikat) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini

yang menjadi variable dependent nya adalah mutu fisik sediaan sabun mandi

padat ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava linn).

19
C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Subvariabel Definisi Alat ukur Skala Hasil Ukur
ekstrak - Jumlah % - Rasio Konsentrasi
etanol daun ekstrak etanol formula
jambu biji daun jambu yang
(Psidium biji (Psidium memenuhi
guajava guajava linn) standar uji.
linn)

Sifat fisik Organoleptis Keadaan fisik Warna : Indera Nominal Warna :-


sediaan sediaan sabun mata Bau : +/-
sabun mandi padat Bau:Indera Bentuk:
mandi dari ekstrak penciuman padat
padat dari etanol daun Bentuk: Indera
ekstrak jambu biji mata
daun jambu yang meliputi
biji warna, bau,
(Psidium bentuk
guajava
linn)
pH Derajat Kertas Rasio pH 9-11
keasaman indikator
sediaan sabun universal
mandi padat
dari ekstrak
etanol daun
jambu biji
Stabilitas Pengamatan Mistar Rasio 1,3-22 cm
busa tinggi busa
didapat dari
basis sabun
padat
Uji iritasi Sabun Indera mata Rasio Iritasi atau
kulit dioleskan tidak iritasi
dibelakang
telinga
sukarelawan
lalu ditunggu
24 jam.

20
D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari bulan Januari

tahun 2021 sampai dengan bulan Juni tahun 2021 dilaksanakan Di

Laboratorium Terpadu Poltekkes kemenkes Bengkulu.

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

1. Pra Analitik
1. Pra Perizinan

Pengurusan perizinan dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa.

Ada beberpa tahap yang perlu dilakukan. Pertama, mahasiswa harus

mendaftar secara online di web resmi Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Setelah selesai menginput data mengenai penelitian maka mahasiswa

dapat lansung datang ke bagian Administrasi Akademik (ADAK)

Poltekkes Kemenkes Bengkulu untuk mencetak surat pra penelitian.

Setelah dicetak, surat pra penelitian dapat diambil dan digunakan

sebagaimana semestinya.

2. Persiapan Alat Dan Bahan

1) Alat

Beaker glass 250 mL (pyrex, iwaki), gelas ukur 25 mL(iwaki),

tabung reaksi (iwaki), labu ukur 100 mL (iwaki), Erlenmeyer

(iwaki), corong, kaca arloji, spatula/batang pengaduk, pipet tetes,

bejana maserasi (bejana kaca), kain flannel, kertas saring, cetakan

sabun, pot obat, literan, kertas indikator universal (Nesco), mistar,

21
Rak tabung reaksi, hand blender (sokany), neraca

analitik/timbangan digital (labtech), rotary evaporator.

2) Bahan

Ekstrak Daun Jambu Biji, VCO (Alkanzu), gliserin (merck),

etanol 70% (onemed), aquadest, NaCl, Pengaroma (natuna

essential oil), NaOH 50% (merck).

2. Tahap analitik
a. Penyiapan Simplisia

1) Pengumpulan Bahan Baku


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa Daun

Jambu Biji (Psidium guajava linn). Daun jambu biji ini diambil

dikebun rumah yang ada di Bengkulu dengan kriteria daun masih

hijau segar tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

2) Sortasi Basah dan Pencucian


Daun Jambu Biji yang didapat segera dipisahkan dari

kotoran-kotoran, kemudian daun Jambu Biji. Dibersihkan dengan

air mengalir.

3) Perajangan dan Pengeringan


Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn) yang sudah dicuci

kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan tidak

terkena sinar matahari langsung, tidak bertumpukan dan

diperhatikan hingga benar-benar kering.

22
4) Sortasi kering

Dipisahkan simplisia yang sudah kering dari bahan pencemar

yang masih melekat. kemudian diserbukkan untuk mendapatkan

derajat halus yang sesuai lalu ditimbang dan dihitung persentasi

rendemen ekstrak (Departemen Kesehatan RI, 1985).

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


Rendemen serbuk simplisia = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚) x 100%

b. Proses Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

Daun Jambu Biji ditimbang sebanyak 500 gram direndam dengan

menggunakan pelarut etanol 70% sebanyak 3 liter dalam wadah yang

tertutup rapat dan diaduk setiap 24 jam. Larutan direndam selama 5 hari

pada suhu ruangan dengan diaduk satu kali setiap 24 jam, kemudian

larutan difiltrasi, sehingga diperoleh filtrat dan ditampung di dalam

botol kaca. Filtrat diuapkan menggunakan rotary evaporator hingga

diperoleh ekstrak kental lalu dilakukan remaserasi (Andasari, 2020).

23
c. Formulasi sediaan sabun

Tabel 3.2 Susunan Formula

Komposisi Formula (Gram) Fungsi


A B C D
Ekstrak Daun 0 2 4 6 Zat aktif
Jambu Biji
VCO 20 20 20 20 Surfaktan
Gliserin 13 13 13 13 Humektan
Etanol 70% 15 15 15 15 Pelarut
NaCl 3 3 3 3 Pengeras sabun
Parfum 1 1 1 1 Pengaroma
NaOH 50% 18 18 18 18 Pembentuk sabun
Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 ad 100 Pelarut
mL mL mL mL

d. Prosedur Kerja

Aplikasi pada produk sabun mandi dilakukan dengan penambahan

Ekstrak Daun Jambu Biji dengan variasi konsentrasi. Prosedur

pembuatan produk sabun mandi padat ekstrak etanol daun jambu biji

adalah sebagai berikut:

1) Masing- masing bahan yang akan digunakan dalam formulasi

ditimbang kemudian dipisahkan berdasarkan fasenya (kelarutan

dalam air dan dalam minyak).

2) Larutan NaOH 50% dicampurkan dengan minyak VCO dituangkan

secara perlahan- lahan sambil diaduk sampai homogen (massa 1) .

3) Gliserin, aquadest dan NaCl merupakan fase air dicampurkan dalam

wadah yang berbeda sambil dilakukan pengadukan (massa 2).

24
4) Masaa 1 dan 2 dicampurkan sambil terus diaduk pada putaran penuh.

Pengadukan dilakukan sampai terbentuk emulsi cairan yang halus

(massa 3).

5) Kedalam massa 3 kemudian ditambahkan pengaroma dan ekstrak

daun jambu biji dengan variasi konsentrasi yang telah dilarutkan

dengan etanol 70% ditambahkan sambil terus dilakukan pengadukan

6) lalu ad aquadest hingga volumenya 100 mL dan dilakukan

pengadukan sampai terbentuk massa cair sabun yang siap di cetak.

7) Setelah proses pembuatan sabun selesai dituang pada wadah cetakan

sabun dan didiamkan selama 1 hari/24 jam. Dilanjutkan sabun yang

sudah mengeras dipisahkan dari wadahnya (Effendi, 2019).

e. Tahap Pasca Analitik

1) Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif yaitu

menggambarkan hasil dari uji evaluasi yang dilakukan dalam bentuk

Tabel. Pemeriksaan pasca analitik pada sabun mandi padat

dilakukakan dengan cara metode Uji Organoleptik, Pengujian pH

dan Uji Daya Busa.

a) Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui kestabilan

fisik sediaan dengan cara melakukan pengamatan terhadap

bentuk, warna, dan bau sediaan yang telah dibuat (Nurcahyati ,

2019).

25
b) Uji pH
Nilai Uji pH dilakukan dengan cara melarutkan 1 gram

sabun dalam 10 ml aquadest, dan mengukurnya dengan kertas

indikator universal. Dan harus sesuai dengan pH sabun yaitu 9-

11 (Nurcahyati, 2019).

c) Uji Stabilitas Busa


Uji tinggi busa terhadap air suling bertujuan untuk

mengukur kestabilan sabun dalam bentuk busa. Uji tinggi busa

dilakukan dengan cara mengukur ketinggian busa yang

berbentuk busa dalam tabung reaksi. Sampel sabun padat

sebanyak 1 g dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 10

mL aquadest dan dikocok selama 60 detik dengan cara beraturan

dan ukur tinggi busa yang terbentuk. Kemudian diamkan selama

30 menit lalu ukur kembali tinggi busa untuk standar tinggi busa

sabun yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI)

yaitu 1,3-22 cm. Sabilitas busa dihitung dengan rumus

(Nurcahyati and Herliningsih 2019).

Stabilitas Busa = 100% - % Busa Yang Hilang

% Busa Yang Hilang = Tinggi busa awal-Tinggi busa akhir x 100%


Tinggi busa awal

d) Uji Iritasi

Penggunaan sabun padat dapat menyebabkan berbagai reaksi

(efek samping) pada kulit. Untuk mengetahui ada atau tidaknya efek

26
samping tersebut maka dilakukan uji daya iritasi terhadap kulit

sukarelawan. Percobaan dilakukan terhadap 6 orang sukarelawan

usia 18-25 tahun. Sediaan sabun dioleskan pada telinga bagian

belakang sukarelawan, kemudian dibiarkan selama 24 jam, dan

dilihat perubahan yang terjadi, berupa kemerahan, gatal, dan kasar

pada kulit (Chan, 2017).

27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Poltekkes

Kemenkes Bengkulu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui formula sabun

padat dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn) yang memenuhi

karakteristik sediaan sabun padat.

Pelaksanaan penelitian ini meliputi berbagai tahapan, yaitu tahap pra

analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik. Pada tahap pra analitik

meliputi kegiatan pengajuan, penepatan judul dan tujuan penelitian. Kemudian

peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, pelaksanaan seminar ujian dan

surat izin penelitian. Surat izin penelitian dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu

diteruskan ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Provinsi Bengkulu dan Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik (Kesbangpol) Provinsi Bengkulu pada bulan April 2021. Membawa

beberapa bagian daun jambu biji (Psidium guajava linn). Untuk dilakukan

determinasi di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Bengkulu pada Maret

2021.

Pada tahap analitik, penelitian dilakukan dengan menyiapkan daun jambu

biji. Daun jambu biji diambil dari kebun rumah sendiri didaerah kebun tebeng

kota Bengkulu dengan kriteria yaitu berwarna hijau tidak terlalu tua dan tidak

terlalu muda. Daun jambu biji yang sudah diambil, dicuci dengan air mengalir

untuk menghilangkan kotoran, kemudian dijemur dan tidak terkena cahaya

matahari langsung. Setelah kering, simplisia dibersihkan dari zat pengotor,

28
kemudian diserbukkan untuk mendapatkan derajat halus yang sesuai lalu

ditimbang dan dihitung persentasi rendemen serbuk simplisia.

Serbuk simplisia daun jambu biji (Psidium guajava linn) selanjutnya

dimaserasi dengan pelarut alkohol 70%. Maserasi dilakukan selama 5 hari lalu

di rotary evaporator dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas

Bengkulu. Dikarenakan peneliti melakukan kesalahan dalam maserasi peneliti

tidak melakukan remaserasi lalu peneliti juga menggunakan kain flannel dalam

penyaringan dan meninggalkan rendamen halus dihasil maserasi dan rendamen

yang halus ikut tersaring ke dalam hasil rotary evaporator. Jadi peneliti

melakukan remaserasi, remaserasi yang pertama dilakukan selama 5 hari

terhitung dari tanggal 30 April 2021 sampai tanggal 5 Mei 2021 disaring

menggunakan kertas saring dan mendapat Filtrat 1 sebanyak 600 mL dan

dilakukan remaserasi yang kedua kurang lebih 15 hari karena terhalang oleh

libur lebaran terhitung dari tanggal 5 Mei 2021 sampai dengan tanggal 20 Mei

2021 mendapat filtrat II sebanyak 700 mL

Setelah itu Filtrat 1 dan II digabungkan dan mendapat filtrat III sebanyak

1300 mL lalu pada tanggal 21 Mei 2021 filtrat III di antar ke laboratorium

FMIPA Universitas Bengkulu pengambilan hasil rotary pada tanggal 27 Mei

2021 dan mendapat hasil rotary evaporator sebanyak 29,74 gram ekstrak

kental. Tahap selanjutnya dilakukan formulasi sediaan sabun padat dengan

konsentrasi ekstrak yang berbeda di Laboratorium Terpadu Poltekkes

Kemenkes Bengkulu. Proses Formulasi untuk membuat F0-F3 dilakukan pada

tanggal 7 juni 2021. Dan dilakukan uji organoleptis, pH dan tinggi busa pada

29
hari ke 1, 7 dan 14. Sedangkan uji iritasi hanya dilakukan 1 kali saja pada hari

ke 14.

Setelah diperoleh hasil uji, penelitian dilanjutkan pada tahap pasca

analitik dengan menentukan formula sediaan sabun padat ekstrak daun jambu

biji yang memenuhi karakteristik. Penentuan didasarkan pada pengambilan

kesimpulan umum berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu dengan melihat

hasil uji karakteristik sediaan sabun padat ekstrak daun jambu biji dengan

persyaratan sediaan sabun padat pada pustaka.

B. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Tanaman

Identifikasi tanaman telah dilakukan di Laboratorium Biologi

Fakultas MIPA Universitas Bengkulu. Hasil identifikasi menyatakan

bahwa taksonomi tanaman dalam penelitian ini adalah:

a. Ordo : Myrtales

b. Famili : Myrtaceae

c. Nama Ilmiah : Psidium guajava linn

d. Nama Daerah : Daun Jambu Biji

Hasil identifikasi ini disahkan dengan surat hasil identifikasi

laboratorium dengan nomor 50/UN30.12.LAB.BIOLOGI/PM/2021.

2. Ekstraksi
Ekstrak etanol daun jambu biji dibuat menggunakan 500 gram

serbuk simplisia dengan menggunakan pelarut etanol 70% dipekatkan

menggunakan rotary evaporator menghasilkan ekstrak kental yang

30
berwarna hijau kehitaman dengan aroma khas daun jambu biji. Hasil

ekstraksi yang didapatkan sebanyak 29,74 gram dan rendamen ekstrak

sebanyak 5,94 %.

Tabel 4. 1 Hasil Ekstraksi Daun Jambu Biji


Berat Pelarut (%)
Berat Daun Hasil Berat
Serbuk Etanol Rendeme
Segar Maserat Ekstrak
Simplisia 70% n
1900 gram 500 gram 2L 1300 mL 29,74 g 5,94

3. Karakteristik Sabun Mandi


Pengamatan yang dilakukan selama 2 minggu yaitu hari ke-1,

hari ke-7, dan hari ke-14. Karakterisitik sabun yang diuji meliputi

organoleptis, pH, dan tinggi busa. Uji karakteristik dilakukan untuk

mengetahui kelayakan dari sediaan berdasarkan pengamatan yang

dilakukan selama 2 minggu yaitu hari ke-1, hari ke-7, dan hari ke-14.

31
Tabel 4.2– 4.6 Berikut Menunjukkan Uji Karakteristik Sabun Mandi
Tabel 4.2 Hasil Uji Organoleptis
Hari ke-
Formula Organoleptis
1 7 14
a. Bentuk Padat Padat Padat
F0 b. Bau Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk
c. Warna Putih Putih Putih
a. Bentuk Padat Padat Padat
FI b. Bau Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk
c. Warna Coklat Cream Cream
a. Bentuk Padat Padat Padat
Khas jeruk +
khas Ekstrak
FII b. Bau Khas jeruk Khas jeruk
Daun Jambu
Biji
c. Warna Coklat Tua Coklat Coklat
a. Bentuk Padat Padat Padat
Khas jeruk +
khas Ekstrak
b. Bau Khas jeruk Khas jeruk
FIII Daun Jambu
Biji
Coklat
c. Warna Coklat Tua Coklat Tua
Kehitaman

Keterangan :
F0 = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (0 g )
FI = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (2 g)
FII = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (4 g )
FIII = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (6 g)

32
Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji pH

Hari ke-
Formula Mean±SD
1 7 14
F0 9 9 9 9±0
FI 10 10 9 9,66±0,57
FII 11 11 10 10,66±0,57
FIII 12 11 11 11,33±0,57

Keterangan :
F0 = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (0 g )
FI = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (2 g)
FII = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (4 g )
FIII = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (6 g)

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Tinggi Busa

Hari ke-
1 7 14
Formula
Tinggi Busa (cm) Terhadap Menit
t0 t30 t0 t30 t0 t30
F0 9 4,3 10 6,5 10 6,7
FI 9 5 10 6,5 10 6,9
FII 8,5 4,5 8,9 4 9 5
FIII 9 5 8,5 5 9 6

33
Tabel 4.5 Hasil Uji Stabilitas Busa

Hari ke-

Formula 1 7 14 Mean±SD

Stabilitas Busa

F0 47,78% 65% 67% 59,92±10,56


FI 55,56% 65% 69% 63,18±6,90
FII 52,95% 44,95% 55,56% 51,15±5,52
FIII 55,56% 58,83% 66,67% 60,35±5,70

Keterangan :
F0 = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (0 g )
FI = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (2 g)
FII = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (4 g )
FIII = Formula Sabun Padat dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji (6 g)

Tabel 4.6 Hasil Uji Iritasi

Sukarelawan
Pernyataan
1 2 3 4 5 6
Kulit Kemerahan - - - - - -
Kulit Kasar - - - - - -
Kulit Gatal - - - - - -

Keterangan :
(−) = Tidak Terjadi Iritasi (+) = Terjadi Iritasi

34
C. Pembahasan

1. Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

Dalam pembuatan ekstrak daun jambu biji, daun yang digunakan

didapat dari daerah kebun tebeng kota Bengkulu daun dibersihkan dari

kotoran yang menempel, dicuci bersih dengan air mengalir, dirajang, lalu

dikeringkan dengan cara di angin anginkan hingga mengering, lalu

disortasi kering dan di haluskan timbang simplisia sebanyak 500 gram dan

dimaserasi dengan cara direndam dengan etanol 70% hingga terendam lalu

dilakukan remaserasi, remaserasi dilakukan sebanyak dua kali

pengulangan. Setelah itu dilakukan pemisahan antara ekstrak dan pelarut

menggunakan rotary evaporator, didapatkan ekstrak kental sebanyak

29,74 gram.

2. Formulasi Sediaan Sabun Padat Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

Bahan-bahan yang digunakan pada Proses pembuatan sabun Mandi

Padat Ekstrak Daun Jambu Biji memiliki fungsi masing-masing. Ekstrak

etanol daun jambu biji berperan sebagai zat aktif yang berfungsi sebagai

antibakteri. Minyak sebagai bahan baku utama didalam penelitian ini

menggunakan VCO. VCO dibuat dengan cara fermentasi sari pati kelapa,

VCO memiliki kandungan asam lauratnya paling besar jika dibandingkan

dengan asam lemak lainnya. Asam laurat mampu memberikan sifat

pembusaan yang sangat baik, oleh karenanya asam laurat sangat

diperlukan dalam pembuatan produk sabun. Selain menggunakan VCO

sabun juga menggunakan gliserin. Gliserin merupakan humektan sehingga

35
dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit (Arita 2009). Menurut

(Ansel, 1989) gliserin juga bersifat sebagai bahan pengawet dan sering

digunakan sebagai stabilisator dan sebagai suatu pelarut pembantu dalam

hubungannya dengan air dan etanol (fitriyanawati, 2018).

Sabun yang dihasilkan dari asam laurat memiliki ketahanan tidak

terlalu besar, artinya sabun batang yang dihasilkan tidak cukup keras

sehingga harus dikombinasikan dengan NaCl. NaCl digunakan untuk

memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami

pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan

sabun akan mengendap. (Wenang, 2010) dalam (Handarini 2016).

Uji Karakteristik Sediaan Sabun Padat Daun Daun Jambu Biji

(Psidium Guajava linn)

a. Uji Organoleptis Sediaan Sabun Padat Daun Jambu Biji (Psidium Guajava

linn)

Pengujian organoleptis dilakukan selama waktu penyimpanan

dilakukan pada hari ke-1, ke-7 dan ke-14 untuk mengetahui apakah ada

perbedaan hasil selama waktu penyimpanan. Pengamatan organoleptik

berupa pengamatan secara visual yang meliputi bentuk, warna, dan aroma

dari sabun. Standar yang ditetapkan SNI, standar untuk uji organoleptik

sabun padat, bentuk yaitu padat, bau dan warna yaitu memiliki bau dan

warna yang khas. Tujuan pengamatan untuk mengetahui perubahan bentuk

fisik sediaan sabun mandi padat selama 2 minggu penyimpanan.

36
Pengujian organoleptis dilakukan menggunakan indra penglihatan,

peraba dan penciuman. Pada F0, FI, FII dan FIII menghasilkan warna yang

berbeda disetiap sediaannya. Hal ini dapat diakibatkan oleh penambahan

ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Bentuk

yang dihasilkan dari sabun padat ini adalah padat. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh adanya penambahan NaOH dan NaCl. Sedangkan bau

yang dihasilkan dari sediaan sabun padat adalah khas jeruk sesuai dengan

pengaroma yang digunakan dengan bau khas ekstrak daun jambu biji.

Berdasarkan warna, bau dan bentuk, F0, FII, FIII memliki bentuk, bau,

warna yang baik sedangkan FI memiliki bentuk yang sedikit tidak rata

karena peneliti kurang meratakan sediaan sabun tetapi FI memiliki warna

yang menarik dan bau jeruk karena penambahan pengaroma jeruk. Untuk

uji organoleptis sediaan yang paling baik peneliti memilih FI dengan

konsentrasi ekstrak 2 gram yang memiliki bau, bentuk, dan warna yang

memenuhi standar.

b. Uji pH Sediaan Sabun Sabun Padat Daun Jambu Biji (Psidium Guajava

linn)

Nilai pH pada sediaan sabun mandi padat merupakan hal penting,

karena nilai pH menentukan apakah sabun mandi padat layak digunakan

atau tidak. Nilai pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat

memungkinkan kulit teriritasi. Adapun pH yang ditetapkan oleh SNI

untuk sabun mandi padat yaitu 9-11 (Sukawaty, Warnida, and Artha

1994). Diantara ke empat formula yang dibuat F0-FII memiliki pH yang

37
sesuai standar ketetapan, tetapi untuk FIII memiliki pH dengan rentang

yang agak tinggi. Menurut penelitian sebelumnya pH yang semakin

meningkat dapat dipengaruhi oleh penambahan ekstrak (Effendi and

Ompusunggu 2019).

c. Uji Stabiitas Busa Sediaan Sabun Sabun Padat Daun Jambu Biji (Psidium

guajava linn)

Busa merupakan salah satu parameter yang dapat menjadi daya

Tarik dalam pembuatan sediaan sabun padat (Kasenda, Yamlean, and Lolo

2016). Tidak ada standar khusus untuk tinggi busa, tetapi menurut Harry

(1973) syarat tinggi busa yaitu 1,3-22 cm (Apgar, 2010). Untuk stabilitas

busa tidak ada syarat dan ketentuannya, hanya saja semakin besar hasil

stabilitas busanya maka semakin baik (Nurcahyati and Herliningsih 2019).

Dari pengujian tinggi busa, sabun mandi padat F0 dengan konsentrasi

ekstrak 0 gram dan FI dengan konsentrasi ekstrak daun jambu biji 2 g

memiliki rata-rata busa yang paling tinggi, Dan untuk stabilitas busa yang

meningkat setiap minggunya adalah formula F0, FI, FIII.

Sedangkan FII memiliki stabilitas busa yang cenderung menurun

busa yang tidak stabil disebabkan busa tersebut lebih mudah pecah.

Pecahnya busa dikarenakan lapisan atau dinding busa menguap dan daya

gravitasi menarik air dibagian atas ke arah bawah. Semakin sedikit

molekul yang tidak cepat menguap, maka semakin mudah busa pengalami

penguapan sehingga lebih cepat pecah. Busa akan lebih stabil bila dilapisi

oleh lapisan yang tidak menguap dengan cepat (Suryakusumah, 2006).

38
Dan Juga ketidakstabilan busa sabun dapat disebabkan karena beberapa

hal antara lain komposisi bahan yang tidak tepat atau kecepatan dan waktu

pencampuran yang tidak tepat (Cicilia, 2012) dalam (Widyasanti, 2018).

d. Uji Iritasi Sediaan Sabun Mandi Padat Daun Jambu Biji (Psidium Guajava

linn)

Uji iritasi kulit dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek

samping dengan melihat apakah ada tanda kemerahan, gatal dan

pengkasaran pada kulit sukarelawan. Berdasarkan hasil uji iritasi diatas,

tidak terlihat adanya efek samping berupa kemerahan, gatal dan

pengkasaran pada kulit yang ditimbulkan.

e. Kelemahan penelitian

Pada maserasi pertama peneliti melakukan kesalahan dengan

melakukan penyaringan menggunakan kain flannel tidak menggunakan

kertas saring dan mengakibatkan rendamen halus tidak tersaring dan

tercampur pada dihasil rotary evaporator maserasi pertama mendapatkan

filtrat 1 sebanyak 1800 mL dengan cara merendam 500 gram ekstrak daun

jambu biji kedalam 3 liter etanol 70%. Peneliti memutuskan melakukan

remaserasi, pada hasil remaserasi 1 dan 2 mendapatkan filtrat 2 sebanyak

600 mL dan filtrat 3 sebanyak 700 mL setelah digabung mendapatakan

filtrat sebanyak 1300 mL dan mendapatkan ekstrak kental 29,74 gram.

Hasil maserasi kurang maksimal karena filtrat dari hasil maserasi yang

pertama tidak tercampur dengan hasil rotary evaporator dari remaserasi

ekstrak daun jambu biji.

39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari ke empat Formula sediaan sabun mandi padat ekstrak daun jambu biji

untuk F0 basis sabun dan F1 (ekstrak 2 gram) memenuhi syarat uji

Organoleptis, uji pH, uji stabilitas busa, Uji iritasi memenuhi karakteristik

sabun padat. Untuk FII (ekstrak 4 gram) tinggi busanya tidak stabil dan belum

memenuhi syarat stabilitas busa dan untuk FIII (ekstrak 6 gram) memiliki pH

sabun dengan rentang yang tinggi dan belum memenuhi standar SNI pH yaitu

9-11.

B. Saran

1. Kepada Institusi Pendidikan

Dapat menambah referensi bidang formulasi sediaan sabun mandi

padat di perpustakaan sehingga mempermudah dan menambah wawasan

dalam mencari referensi baru untuk bisa melanjutkan peneltian bidang

formulasi terkhusus tentang sabun mandi padat.

2. Kepada Masyarakat

Dari penelitian ini disarankan pada masyarakat untuk dapat

menggunakan daun jambu biji sebagai alternatif sabun padat pembersih

dalam kegiatan sehari-hari.

40
3. Kepada Peneliti Lain

Melakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi konsentrasi

ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn) untuk mendapatkan

formulasi sabun padat yang memenuhi karakteristik organoleptis dan pH

yang baik, untuk stabilitas busa dapat ditambahkan stabilizer atau

penstabil busa seperti Cocaimid DEA dan perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut terkait uji aktivitas antibakteri dari formulasi sediaan agar diketahui

efektivitas antibakteri yang dimiliki sediaan sabun padat ketika digunakan.

41
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ratna. 2018. Efektitifitas Jambu Biji (Psidium Guajava L) Terhadap


Bakteri Aeromonas Hydrophila Secara In Vitro.
Andasari, Dkk. 2020. “Perbandingan Hasil Skrining Fitokimia Daun Melinjo
(Gnetum Gnemon L.) Dengan Metode Maserasi Dan Sokhletasi.” Cerata
Jurnal Ilmu Farmasi 11(2): 27–31.
Arita, Dkk. 2009. “Pemanfaatan Gliserin Sebagai Produk Samping Dari Biodiesel
Menjadi Sabun Transparan.” Jurnal Teknik Kimia 16(4): 50–53.
Azwariah, Adek Chan. 2017. “Formulasi Masker Krim Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava Linn).” Jurnal Dunia Farmasi 2(1): 29–39.
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Standar Nasional Indonesia Tentang Sabun
Mandi Cair. Sni.
Cahyani, Mariatik. 2017. “Formulasi Dan Uji Pelepasan Kuersetin Ekstrak Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Pada Mikroemulsi Dalam Basis Gel
Menggunakan Virgin Coconut Oil (Vco) Sebagai Faseminyak.”
Effendi, Teguh, And Febrina Ompusunggu. 2019. “Pengaruh Penambahan
Ekstrak Daun Kelor Terhadap Warna , Aroma , Tekstur , Daya Buih , Dosen
Pnsd Dpk Program Studi Teknik Kimia Universitas Pgri Palembang.” 4: 44–
51.
Endang Purwati, Dkk. 2009. “Sabun Susu Kambing Virgin Coconut Oil Dapat
Meningkatkan Kesehatan Kulit Melalui Ph Dan Bakteri Baik (Bakteri Asam
Laktat) Serta Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Endang.” 1(1): 2374–
76.
Fadhilah, Annisa. 2018. “Karakterisasi Tanaman Jambu Biji (Psidium ) Di Desa
Namoriam Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.” Prosiding
Seminar Nasional Biologi Dan Pembelajarannya: 1670.
Fitriyanawati. 2018. “Optimasi Formulasi Sediaan Sabun Padat Scrub
Cinnamomum Burmannii Dengan Basis Coconut Oil, Palm Oil, Dan
Soybean Oil.”
Gunarti, Neni Sri. 2011. “Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu Biji ( Psidium
Guazava ) Sebagai Gel Facial Wash Antijerawat.” Jurnal Sains Dan Ilmu
Farmasi: 199–205.
Handarini, Winda Dinniyah. 2016. “Pengaruh Komposisi Lemak Abdomen Sapi
(Taujdw) Dan Minyak Jelantah Terhadap Kualitas Sabun Padat Dengan
Proses Saponifikasi Naoh Diajukan.”
Kasenda, Jessica Ch, Paulina V Y Yamlean, And Widya Astuty Lolo. 2016.

42
“Formulasi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak Etanol
Daun Ekor Kucing (Acalypha Hispida Burm.F) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus Aureus.” Pharmacon 5(3): 40–47.
Maripa. 2018. “Pengaruh Konsentrasi Naoh Terhadap Kualitas Sabun Padat Dari
Minyak Kelapa (Cocos Nucifera) Yang Ditambahkan Sari Bunga Mawar
(Rosa L.).” Journal Of Chemical Information And Modeling 53(9): 1689–99.
Niazi, Sarfaraz K. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations.
Nurcahyati, Desi, And Herliningsih. 2019. “Formulasi Sediaan Sabun Mandi
Padat Dari Ekstrak Daun Ungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) Dengan
Variasi Konsentrasi Minyak Kelapa.” Jurnal Herbal Dan Farmakologis 1(1):
11–16.
Nuryani, Siti. 2017. “Pemanfaatan Ekstrak Daun Jambu Biji ( Psidium Guajava
Linn ) Sebagai Antibakteri Dan Antifungi.” Jurnal Teknologi Laboratorium
(Www.Teknolabjournal.Com) 6(2): 41–45.
Sukawaty. 2010. “Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi
Bawang Tiwai ( Eleutherine Bulbosa).” Media Farmasi 13: 14–22.
Sukawaty, Yullia, Husul Warnida, And Ananda Verranda Artha. 1994.
“Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi Bawang Tiwai
( Eleutherine Bulbosa ( Mill .) Urb .) Formulation Of Bar Soap With Bawang
Tiwai ( Eleutherine Bulbosa ( Mill .) Urb .) Bulbs Ethanol Extract.” : 14–22.
Widyasanti, Asri, And Cindy Almas Ramadha. 2018. “Pengaruh Imbangan
Aquadest Dalam Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbahan Virgin Coconut
Oil (Vco).” Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 2(1): 35.

43
LAMPIRAN

L
A
M
P
I
R
A
N

44
Lampiran 1. Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji

Daun Jambu Biji

Disortir dari pengotor dicuci


dengan air, dikeringkan ,anginkan,
dirajang kecil-kecil.

Simplisia Daun Jambu Biji

Ditimbang sebanyak 500 gram


masukkan dalam wadah
maserasi, maserasi
menggunakan larutan etanol
70% .

Uapkan pelarut dengan Rotary Evaporator

Maserasi Ampas

Ekstrak Kental

45
Lampiran 2. Skema Kerja Pembuatan Formuasi Sabun Daun Jambu Biji

Siapkan alat dan bahan yang


diperlukan untuk pembuatan sabun
Ekstrak Daun Jambu Biji

Ekstrak daun yang dibutuhkan 2


gram, 4 gram, 6 gram untuk
Larutan NaOH dicampurakan
masing masing Formulasi.
dengan minyak VCO dituangkan
secara perlahan- lahan sambil Gliserin, aquadest dan NaCl
diaduk sampai homogen (massa merupakan fase air dicampurkan
1) dalam wadah yang berbeda
sambil dilakukan pengadukan
(massa 2)

massa 1 dan 2 dicampurkan


sambil terus diaduk pada putaran
penuh. Pengadukan dilakukan Kedalam massa 3 kemudian
sampai terbentuk emulsi cairan ditambahkan pengaroma dan
yang halus (massa 3). ekstrak daun jambu biji dengan
variasi konsentrasi yang telah
dilarutkan dengan etanol 70% ad
aquadest 100 mL sambil terus
dilakukan pengadukan sampai
Setelah proses pembuatan sabun terbentuk massa sabun yang siap
selesai dituang pada wadah di cetak .
cetakan sabun, didiamkan
selama 1 hari. dilanjutkan sabun
yang sudah mengeras dipisahkan
dari wadahnya

Dilakukan empat pengujian

Uji Organoleptik Pengujian PH Uji Stabilitas Busa Uji Iritasi

46
Lampiran 3. Skema Kerja Uji Sabun Mandi Ekstrak Daun Jambu Biji

Uji Organoleptik Amati bentuk, warna, dan bau sediaan sabun


Lalu amati bentuk, bau, warna sabun

larutkan 1 gram sabun dalam 10 mL aquadest


Pengujian pH
Lalu ukur dengan kertas indikator universal,
amati pH sabun dan catat

1 gram sabun dimasukkan dalam tabung reaksi


yang berisi 10 mL aquadest, Dilakukan
Uji stabilitas busa
pengocokan selama 30 menit, Busa yang
terbentuk diamati dan dicatat tinggi busa
tersebut lalu masukkan ke rumus.

Sabun yang telah dibuat basahi dengan


Uji Iritasi aquadest lalu diletakan dibelakang telinga
tunggu 24 jam lalu amati apakah terjadi iritasi
kemerahan, gatal atau perkasaran pada kulit.

47
Lampiran 4. Lembar Konsultasi

A. Lembar Konsultasi Pembimbing I

48
B. Lembar Konsultasi Pembimbing II

49
Lampiran 5. Lembar Kegiatan Penelitian

50
51
52
53
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

A. Dokumentasi Alat dan Bahan


1. Alat

1. Beaker Glass 2. Gelas Ukur 3. Tabung 4. Labu Ukur


Reaksi

5. Erlenmeyer 6. Corong 7. Kaca Arloji 8. Spatel

9. Batang 10. Pipet Tetes 11. Bejana Kaca 12. Kain Flanel
Pengaduk

13. Kertas Saring 14. Cetakan Sabun 15. Literan 16. Pot Obat

17. Indikator 18. Penggaris 19. Tatakan 20. Hand Blander


Universal Tabung

54
2. Bahan

1. VCO 2. NaCl 3. Pengaroma 4. Gliserin

5. NaOH 6. Aquadest 7. Etanol 70% 8. Ekstrak

B. Penyiapan Sampel dan Pembuatan Simplisia

1. Pengambilan Daun 2. Sortasi Basah 3. Perajangan

4. Pengeringan 5. Sortasi Kering 6. Penyerbukan


Simplisia

55
C. Proses Maserasi Dan Pembuatan Ekstrak

1. Penyiapan Alat Dan 2. Penimbangan 3. Perendaman


Bahan Serbuk Simplisia Dengan Etanol
70%

4. Penyaringan 5. Hasil Filtrat 6. Hasil Ekstrak


45,78-16,04 (berat
botol)= 29,74

D. Proses Pembuatan Sabun Padat Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)
1. Pembuatan NaOH

1. Timbang NaOH 50 2. Larutkan Dengan 3. Larutkan


gram Sedikit Aquadest

56
4. Masukkan kedalam 5. Ad sampai tanda
labu ukur 100 mL batas

2. Dokumentasi Penimbangan

1. Ekstrak 2 gram 2. Gliserin 13 3. VCO 20 gram


gram

4. Etanol 15 gram 5. Aquadest 4,5 gram 6. NaCl 3 gram

7. Pengaroma 1 gram 8. NaOH 50% 18


gram

57
2. Pembuatan Sabun Mandi Padat

No Kegiatan Dokumentasi
1.

Masukan NaOH yang telah ditimbang 18 gram


kedalam beaker glass.

2.

Lalu tambahkan VCO yang telah ditimbang


sebanyak 20 gram kedalam beaker glass. lalu
aduk homogen (Massa I)

3.
Di beaker glass yang berbeda masukkan
gliserin yang telah ditimbang sebanyak 13
gram,

4. Aquadest sebanyak 4,5 gram, Dan NaCl


sebanyak 3 gram (Massa II)

5. Lalu tambahkan (Massa II) ke (Massa I) aduk


dengan Putaran penuh.

6. Tambahkan pengaroma jeruk dan aduk


homogen

58
7. Tambahkan ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava linn) dan ad aquadest hingga volume
100 mL

8. Setelah massa sabun terbentuk berarti sabun


siap dicetak

9. Sabun dicetak dan ditunggu selama 24 Jam


atau sampai mengeras, dan dilakukan
pengujian hari pertama

E. Proses Uji Karakteristik Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)


1. Uji Organoleptis

Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14

59
1. Uji pH

1. Timbang 2. Masukkan ke 3. Tambahkan 4. Ukur pH


sabun dalam beaker aquadest 10 menggunaka
sebanyak 1 glass aduk homogen n kertas
gram indikator
Universal

Uji pH Hari ke-14


Uji pH F0 Uji pH FI Uji pH FII Uji pH FIII

60
5. Uji Stabilitas Busa

Uji Stabilitas Busa


NO Formula
Tinggi Busa Awal Tinggi Busa Akhir
1. F0

2. F1

3. FII

4. FIII

61
4. Uji Iritasi Kulit

NO Sukarelawan Keterangan Gambar


Penyiapan Pengolesan Pemeriksaan
Sampel Sampel Setelah 24 Jam
1. Sukarelawan 1

2. Sukarelawan 2

3. Sukarelawan 3

4. Sukarelawan 4

5. Sukarelawan 5

62
NO Sukarelawan Keterangan Gambar
Penyiapan Pengolesan Pemeriksaan
Sampel Sampel Setelah 24 Jam
6. Sukarelawan 6

63
Lampiran 7. Perhitungan

A. Perhitungan Persen Rendamen


29,74𝑔𝑟𝑎𝑚
% Rendemen = x 100% = 5,94%
500 𝑔𝑟𝑎𝑚

B. Perhitungan Bahan
50
NaOH 50% = 100 x 100 mL = 50 gram

Basis Sabun Ekstrak Daun Jambu Biji (0 gram) Perhitungan Bahan

1. Basis Sabun Ekstrak Daun Jambu Biji (0 gram)

No Nama Bahan Perhitungan


Ekstrak daun
1. = 0 gram
jambu biji
2. VCO = 20 gram
3. Gliserin = 13 gram
4. Etanol = 15 gram
5. NaCl = 3 gram
6. Parfum = 1 gram
7. NaOH 50% = 18 gram
Ad aquadest 100 =100-(0+20+13+15+4,5+3+1+18)= 100-
8.
mL 74,5 = 25,5 mL

2. Formula 1 Sabun Ekstrak Daun Jambu Biji (2 gram)

No Nama Bahan Perhitungan


Ekstrak daun
1. = 2 gram
jambu biji
2. VCO = 20 gram
3. Gliserin = 13 gram
4. Etanol = 15 gram
5. NaCl = 3 gram
6. Parfum = 1 gram
7. NaOH 50% = 18 gram
Ad aquadest 100 =100-(2+20+13+15+4,5+3+1+18)= 100-
8.
mL 76,5 = 23,5 mL

64
3. Formula II Sabun Ekstrak Daun Jambu Biji (4 gram)

No Nama Bahan Perhitungan


Ekstrak daun
1. = 4 gram
jambu biji
2. VCO = 20 gram
3. Gliserin = 13 gram
4. Etanol = 15 gram
5. NaCl = 3 gram
6. Parfum = 1 gram
7. NaOH 50% = 18 gram
Ad aquadest 100 =100-(4+20+13+15+4,5+3+1+18)= 100-
8.
mL 78,5= 21,5 mL

4. Formula III Sabun Ekstrak Daun Jambu Biji (6 gram)

No Nama Bahan Perhitungan


Ekstrak daun
1. = 6 gram
jambu biji
2. VCO = 20 gram
3. Gliserin = 13 gram
4. Etanol = 15 gram
5. NaCl = 3 gram
6. Parfum = 1 gram
7. NaOH 50% = 18 gram
Ad aquadest 100 =100-(6+20+13+15+4,5+3+1+18)= 100-
8.
mL 80,5 = 19,5 mL

65
C. Mean dan Standar Deviasi (SD)

Rumus Standar Deviasi (SD) :

2
𝛴𝑋𝑖 2 − (𝛴𝑋𝑖)
SD = √ 𝑛
𝑛−1

Keterangan :

SD = Standar Deviasi
𝛴𝑥𝑖 = Jumlah Data Per Sampel
(𝛴𝑥𝑖 )2 = Jumlah Kuadrat Data Per Sampel
n = Jumlah Sampel yang Dianalisis

1. Uji pH

a. Basis Sabun Padat (Konsentrasi Ekstrak 0 gram)

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 9 81 27
𝑥̅ = 3 =9
2 9 81
𝛴𝑥𝑖 = 27
3 9 81
𝛴𝑥𝑖 2 = 729
𝚺 27 243 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 243
n =3
729
243− 243 − 243 0
SD = √ 3−1 3 = √ 2 =√2 = √0 = 0

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 9±0.

b. Formula 1 Sabun Mandi Padat (Konsentrasi Ekstrak 2 gram)

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 10 100 29
𝑥̅ = = 9,66
3
2 10 100
𝛴𝑥𝑖 = 29
3 9 81
𝛴𝑥𝑖 2 = 841
𝚺 29 281 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 281
n =3
841
281 − 281 − 280,33 0,67
SD = √ 3
=√ =√ = √0,33 = 0,57
3−1 2 2

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 9,66±0,57.

66
c. Formula II Sabun Mandi Padat (Konsentrasi Ekstrak 4 gram)

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 11 121 32
𝑥̅ = 3 = 10,66
2 11 121
𝛴𝑥𝑖 = 32
3 10 100
𝛴𝑥𝑖 2 = 1,024
𝚺 32 342 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 342
n =3
1,024
342 − 342 − 341,33 0,67
SD = √ 3
=√ =√ = √0,33 = 0,57
3−1 2 2

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 10,66±0,57.

d. Formula III Sabun Mandi Padat (Konsentrasi Ekstrak 6 gram)

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 12 144 34
𝑥̅ = 3 = 11,33
2 11 121
𝛴𝑥𝑖 = 34
3 11 121
𝛴𝑥𝑖 2 = 1,156
𝚺 34 386 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 386
n =3
1,156
386 − 386 − 385,33 0,67
SD = √ 3
=√ =√ = √0,33 = 0,57
3−1 2 2

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 11,33±0,57.

67
2. Uji Tinggi Busa

a. Basis Sabun mandi padat (Konsentrasi Ekstrak 0 gram)

1) % Kestabilan Busa

Tinggi Busa (cm)


Terhadap Menit
Pengujian
Tinggi Tinggi Perhitungan
Hari Ke-
Busa Busa
Awal Akhir
9−4,3
x = 9 x 100% = 52,22%
1 9 4,3
y = 100% -52,22% = 47,78%
10−6,5
x = 10 x 100% = 35 %
7 10 6,5
y = 100%-35 %= 65%
10−6,7
x = 10 x 100% = 33%
14 10 6,7
y = 100%-33% = 67%

2) Standar Deviasi (SD)


No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 47,78 2282,92 179,78
𝑥̅ = = 59,92
3
2 65 4225
𝛴𝑥𝑖 = 179,78
3 67 4489
𝛴𝑥𝑖 2 = 32320,84
𝚺 179,78 10996,92 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 10996,92
n =3
32320,84
10996,92 − 10996,92 −10773,61 223,31
SD = √ 3
=√ =√ = √111,65 =
3−1 2 2

10,56

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 59,92±10,56

68
b. Formula I Sabun Mandi padat (Konsentrasi Ekstrak 2 gram)

1) % Kestabilan Busa

Tinggi Busa (cm)


Terhadap Menit
Pengujian
Tinggi Tinggi Perhitungan
Hari Ke-
Busa Busa
Awal Akhir
9−5
x = 9 x 100% = 44,44%
1 9 5
y =100% - 44,44% = 55,56%
10−6,5
x = 10 x 100% = 35%
7 10 6,5
y =100% - 35% = 65%
10−6,9
x = 10 x 100% = 31%
14 10 6,9
y =100% - 31% = 69%

2) Mean dan Standar Deviasi

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 55,56 3086,91 189,56
𝑥̅ = 3 = 63,18
2 65 4225
𝛴𝑥𝑖 = 189,56
3 69 4761
𝛴𝑥𝑖 2 = 35932.99
𝚺 189,56 12072,91 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 12072,91
n =3
35932.99
12072,91− 12072,91 − 11977,66 95.25
SD = √ 3
=√ =√ = √47,62 = 6,90
3−1 2 2

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 63,18±6,90.

69
c. Formula II Sabun Mandi Padat (Konsentrasi Ekstrak 4 gram)

1) % Kestabilan Busa

Tinggi Busa (cm)


Terhadap Menit
Pengujian
Tinggi Tinggi Perhitungan
Hari Ke-
Busa Busa
Awal Akhir
8,5−4,5
x= x 100% = 47,05%
1 8,5 4,5 8,5
y =100% - 47,05% = 52,95%
8,9−4
x = 8,9 x 100% = 55,05%
7 8,9 4
y =100% - 55,05% = 44,95%
9−5
x = 9 x 100% = 44,44%
14 9 5
y =100% - 44,44% = 55,56%

2) Mean dan Standar Deviasi

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 52,95 2803,70 153,46
𝑥̅ = 3 = 51,15
2 44,95 2020,50
𝛴𝑥𝑖 = 153,46
3 55,56 3086,91
𝛴𝑥𝑖 2 = 23549,97
𝚺 153,46 7911,11 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 7911,11
n =3
23549,97
7911,11− 7911,11 − 7849,99 61,12
SD = √ 3
=√ =√ =√30,56 = 5,52
3−1 2 2

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 51,15±5,52.

70
d. Formula III Sabun Mandi Padat (Konsentrasi Ekstrak 6 gram)

1) % Kestabilan Busa

Tinggi Busa (cm)


Terhadap Menit
Pengujian
Tinggi Tinggi Perhitungan
Hari Ke-
Busa Busa
Awal Akhir
9−5
x = 9 x 100% = 44,44%
1 9 5
y =100% - 44,44% = 55,56%
8,5−5
x= x 100% = 41,17%
7 8,5 5 8,5
y =100% - 41,17% = 58,83%
9−6
x = 9 x 100% = 33%
14 9 6
y =100% - 33% = 66,67%

2) Mean dan Standar Deviasi

No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 Diketahui
1 55,56 3086,91 181,06
𝑥̅ = 3 = 60,35
2 58,83 3460,96
𝛴𝑥𝑖 = 181,06
3 66,67 4444,88
𝛴𝑥𝑖 2 = 32782,72
𝚺 181,06 10992,75 (𝛴𝑥𝑖 )2 = 10992,75
n =3
32782,72
10992,75− 10992,75− 10927,57 65,18
SD = √ 3
=√ =√ = √32,59 = 5,70
3−1 2 2

Maka didapatkan hasil Mean ± SD adalah 60,35±5,70.

71
Lampiran 8. Surat Keaslian Penelitian

72
Lempiran 9. Surat Izin Pra Penelitian

73
Lampiran 10. Surat Hasil Deteriminasi Tumbuhan

74
Lampiran 11. Surat Keterangan Layak Etik

75
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan

Layanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

76
Lampiran 13. Surat Rekomendasi Penelitian dari DPMPTSP

77
Lampiran 14. Surat Izin Penelitian Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal Dan

Layanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

78
Lampiran 15. Surat Rekomendasi Penelitian dari DPMPTSP

79
Lampiran 16. Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Covid-19

80
Lampiran 17. Surat Izin Penelitian Ka.Unit Laboratorium Terpadu Poltekkes

Kemenkes Bengkulu

81
Lampiran 18. Surat Keterangan Selesai Penelitian.

82
Lampiran 19. Matriks Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Februari Maret April Mei Juni Juli


N Januari
Kegiatan
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

I. Tahap Pendahuluan

1. Pemilihan Judul

2. Pembuatan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Perbaikan Proposal
II. Tahap Pelaksanaan

1. Menghubungi Tempat Penelitian

2. Pengambilan Sampel

3. Penelitian
III
Tahap Pelaporan
.

1. Pengolahan Data

2. Konsultasi KTI

3. Seminar KTI

4. Perbaikan KTI

5. Publikasi
Lampiran 20. Biodata Peneliti

BIODATA

Nama : Mellitri Prahara Haxari


Tempat Tanggal Lahir : Empat Lawang, 2 januari 2000
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kinibalu 08 no 14 Rt 12 Rw 02 Kebun
Tebeng, Bengkulu.
Riwayat Pendidikan : SD Negeri 02 Pasemah Air Keruh
: SMP Negeri 02 Pasemah Air Keruh
: SMA Negeri 01 Pasemah Air Keruh
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Mellitri Prahara


Haxari dengan nama panggilan Dinda,
beragama Islam yang dilahirkan Muara
Rungga, 2 Januari 2000 dan merupakan
anak bungsu dari tiga bersaudara, ayah
bernama Fauzi Somad dan Ibu yang
bernama Emsi Fauzi. Penulis Tinggal Di
Kecamatan Pasemah Air Keruh
Kabupaten Empat Lawang Provinsi
Sumatera Selatan.

Penulis menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 02


Pasemah Air keruh dan lulus pada tahun 2011, menamatkan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 02 pasemah air keruh pada tahun 2014 dan menamatkan
Sekolah Mengah Atas di SMA Negeri 01 Pasemah Air Keruh pada tahun 2017.
Pada tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Analis Kesehatan
program studi Diploma III (DIII) Farmasi Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Selama kegiatan perkuliahan, penulis pernah mengikuti Organisasi
Himpunanan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Poltekkes Kemenkes Bengkulu 2019 s.d
2020. Pada semester 6 penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Rumah Sakit Bhayangkara Provinsi Bengkulu selama 6 minggu. Setelah itu
penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan Terpadu (PKLT) di Kecamatan Kuala
Lempuing Provinsi Bengkulu..

Anda mungkin juga menyukai