Kelompok 3 - 13191047 - Lapres Modul 2
Kelompok 3 - 13191047 - Lapres Modul 2
Kelompok 3 - 13191047 - Lapres Modul 2
1. Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam terbarukan yang paling penting dalam
kehidupan manusia. Manusia setidaknya harus mengonsumsi dua liter air setiap harinya.
Namun, air minum ternyata memiliki derajat keasaman atau biasa disebut Ph (Power of
Hydrogen). Air minum yang baik memiliki rentang nilai pH sendiri sehingga daat dikatakan
layak minum. Selain pada air minum, pH dan nilai parameter fisik lainnya pada air yang
digunakan manusia sehari-hari, harus memenuhi standar.
Oleh karena itu, penting dilakukannya praktikum analisis parameter fisik pada air. Pada
praktikum ini, parameter fisik yang akan diukur ialah suhu, pH dan kekeruhan. Ketiga sifat
fisik air ini tidak dapat terlihat secara kasat mata dengan jelas. Sehingga, perlu adanya metode
analisis dalam pengkurannya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum analisis parameter fisik ini ialah agar mahasiswa
mampu memahami atau melakukan pengukuran parameter fisik dan kimia air (Ph, kekeruhan
dan daya hantar listrik).
3. Dasar Teori
3. 1 Parameter Fisik
Pengelolaan sumber daya air sangat penting ,agar dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolaan yang
dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika,
kimia dan biologi. Namun, sebelum melangkah pada tahap pengelolaan diperlukan
pemahaman yang baik tentang terminologi, karakteristik dan interkoneksi parameter–
parameter kualtas air. Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi
atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu
parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi. (Effendi, 2003)
Parameter-parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukam kualitas air
meliputi cahaya, suhu, kecerahan dan kekeruhan, warna, konduktivitas, padatan total, padatan
terlarut, padatan tersuspensi, dan salinitas. Cahaya yang mencapai permukaan bumi dan
permukaan perairan terdiri atas cahaya langsung berasal dari matahari dan cahaya yang
disebarkan oleh awan. Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi
oleh awan, ketinggian dari permukaan laut, letak geografis, dun musim. Selanjutnya adalah
suhu. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut,
waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air.
(Effendi, 2003)
3. 2 Kekeruhan
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan dasar untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU
(Neplelometrix Turbidity Unit) atau JTU (Jackson Turbidity Unit). Kekeruhan dinyatakan
dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter SiO2. Kekeruhan ini di sebabkan
oleh adanya benda tercampur atau benda koloid dari segi estetika maupun dari segi kualitas
air itu sendiri. (Effendi, 2003)
2
Metode yang bisa diukur turbiditas suatu larutan adalah turbidimetri dengan alat
turbidmeter. Dasar dari analisis adalah turbidimetri adalah pengukuran intensitas cahaya yang
ditransmisikan sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi, bilamana cahaya dilewatkan
melalui suspensi maka sebagian dari energi radiasi yang jatuh dihambur dengan penyerapan,
pemantulan dan sisanya akan ditranmisikan. (Khopkar, 2003)
3. 6 Suhu
Suhu air semakin dikenal oleh para ilmuwan, manajer lingkungan dan pengatur
lingkungan sebagai sumber daya terpenting dan sangat sensitif. Suhu secara langsung
mempengaruhi distribusi bution, predator interaksi mangsa, kelangsungan hidup, tingkat
pertumbuhan, waktu peristiwa sejarah hidup dan metabolisme. Secara tidak langsung,
pengatur suhu di proses aliran seperti tingkat produksi, konsumsi nutrisi dan ketersediaan
pangan, dekomposisi dan diskonsentrasi oksigen terlarut yang mempengaruhi ekologi proses
lebih lanjut. Selain itu, suhu air adalah kebutuhan untuk menunjang kepentingan prduksi air
minum dan perikanan. (Hannah et al, 2008)
Celcius (OC) secara perlahan menggantikan derajat Farenheit ( OF) sebagai satuan umum
pengukuran suhu. Namun, dalam karya ilmiah, Kelvin (K) telah menggantikan keduanya
Kelvin dan derajat Celcius adalah sama, keduanya mempunyai nilai seperseratus dari interval
antara titik beku air dan titik didih air pada tekanan atmosfer standar. Satu-satunya perbedaan
nyata antara kedua unit adalah mempunyai skala berbeda. (McMury, 2012)
4. Hasil Pengamatan
4.1 Hasil Data pH
Setelah dilakukan simulasi praktikum untuk menguji nilai pH dari keenam larutan yang
berbeda dengan volume awal 0,5 L dan volume akhir 1 L setelah penambahan air, didapatkan
hasil sebagai berikut
Tabel 4.1 Hasil Data pH
pH pH
No. Jenis Larutan
Awal Akhir
1. Drain Cleaner (Pembersih saluran air) 13,00 12,69
2. Hand Soap (Sabun Cuci Tangan) 10,00 9,65
3. Blood (Darah) 7,40 7,23
4. Spit (Air Liur) 7,40 7,25
5. Water (Air) 7,00 7,00
6. Milk (Susu) 6,50 6,71
4
4.2 Hasil Data Kekeruhan
Pengujian nilai kekeruhan diawali dengan proses standarisasi dan mendapatkan nilai
kekeruhan sebesar 20 NTU. Adapun nilai kekeruhan pada kedua larutan yang berbeda adalah
sebagai berikut
Tabel 4.2 Hasil Data Kekeruhan
Kekeruhan
No. Jenis Sampel
(NTU)
1. Drinking Water (Air Minum) 4
2. Sea Water (Air Laut) 8
6. Kesimpulan
Parameter fisik merupakan parameter yang dapat diamati akibat perubahan fisika atau
sifat fisik pada air, seperti pH, kekeruhan dan konduktivitas listrik. Dalam melakukan
pengujian nilai ketiga parameter di atas, harus sesuai dengan prosedur penggunaan alat seperti
harus melakukan standarisasi dan kalibrasi terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian.
Setelah melakukan pengujian, didapatkan nilai pH, kekeruhan dan konduktivitas listrik yang
berbeda-beda pada setiap larutan karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dan kualitas
parameter fisik air harus berada di bawah ambang standar baku mutu yang telah ditetapkan
pemerintah untuk dapat dikatakan air tersebut layak dan baik untuk digunakan manusia.
7. Daftar Pustaka
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan. Jakarta:
Kanisius.
Hannah, DM, Malcolm IA, and Soulsby C. 2008. "A Comparison of Forest and Moorland Stream
Microclimate, heat exchange and thermal dynamics." Hydrological Processes 919-940.
Hutabarat, Sahala, and Stewart M. Evans. 2006. Pengantar Oseonagrafi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Illahude, A. Gani. 1999. Pengantar Oseonagrafi Fisika. Jakarta: Lemabaga Ilmu Pengetahuan.
Iriani, L. 2014. Analisis Kualitas Air Tanah Bebas Disktr TPA Banyuroto Desa Banyuroto Kecamatan
Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta. Jurnal Fakultas Geografi: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Alkali. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
McMurry, J.E., and Fay R. C. 2012. Chemistry Sixth Edition. America: Prentice hall.
Salmin. 2005. "Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah Satu
Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan." Jurnal Oseana 1-6.
8
Lampiran
9
10
11