Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur'An
Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur'An
Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur'An
Abstrak
Alquran adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat
oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Alquran merupakan pedoman hidup manusia,
memiliki kandungan makna yang lengkap untuk mengatur semua yang
berhubungan dengan manusia seperti masalah aqidah, ibadah, jihad, harta, jual
beli, hukum, dan lain sebagainya. Diantaranya juga Alquran banyak membahas
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan.Setidaknya terdapat 774 kali kata Ilmu terdapat dalam Alquran jika
disertakan dengan sinonimnya. Bahkan jika kata ilmu beserta sinonimnya
digabungkan lagi dengan ayat yang membahas tentang sains, maka akan
lebihlah dari 774 kali kata ilmu dalam Alquran. Dalam sejarah turunnya
Alquran disebutkan bahwa ayat yang pertama kali Allah turunkan kepada Nabi
Muhammad adalah ayat yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dan Salah
satupembeda kedudukan orang disisi Allah adalah dengan ilmu pengetahuan
yang ia miliki. Karena pentingnya ilmu pengetahun ini makanya setiap orang
diperintahkan agar mencari ilmunya dari buaian sampai ke liang lahat. Bahkan
ada istilah yang mengatakan tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina.
Keutamaan orang yang memiliki ilmu pengetahuan bukan saja ketika ia hidup di
dunia, bahkan ketika ia meninggal ilmu yang ia peroleh dapat memberikan
manfaat baginya. Walaupun begitu banyak ayat Alquran yang membahas
tentang ilmu pengetahuan akan tetapi khusus ilmu yang menyangkut perkara
ghaib maka dalam hal ini hanya Allah sajalah yang mengetahui dalam
permasalahan ini.
A. PENDAHULUAN
Alquranul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu
diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Alquran diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang,
serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan Alquran itu
kepada para sahabatnya sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri
mereka. Apabila mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, maka
mereka langsung menanyakannya kepada Rasulullah Saw.1
Alquran merupakan pedoman hidup manusia, memiliki kandungan makna yang
lengkap untuk mengatur semua yang berhubungan dengan manusia seperti masalah
aqidah, ibadah, jihad, harta, jual beli, hukum, dan lain sebagainya. Dan diantaranya juga
1
Manna>’ Khali>lal-Qatta>n, Maba>``his fi>Ulu>mil Qur’a>n, terj. Mudzair AS (Bogor:
Lintera Antar Nusa, 2012), h. 1.
B. PEMBAHASAN
Kata ilmu berasal dari kata ‘ilm. Kata ‘ilmbanyak disebut dalam Alquran dan
tidak hanya bermakna mengetahui melainkan juga banyak makna yang terkandung
dalam kata ‘ilm beserta kata jadiannya. Kata ‘ilm memang banyak disebut dalam
Alquran yakni 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ‘ilm disebut sebanyak 774 kali
dengan rincian ‘ali>m(35), ya’lamu (215), i’lam (31), yu’lamu (1), ‘ilm (105), ‘alim
(18), ma’lu>m (13), ‘alami>n (73), ‘alam (3), a’lam (49), ‘ali>matau ‘ulama>(163),
‘allam (4), a’lama (12), yu’limu (16), ‘ulima (3), mu’allam (1), dan ta’allama (2).3
Berikut ini penulis akan menampilkan contoh ayat-ayat terkait dengan kata ‘ilm
dilengkapi dengan asbabun nuzul (makkiyah/madaniyah), pandangan ahli tafsir terkait
ayat, munasabah ayat, dan bagaimana ayat tersebut dalam kajian ilmu komunikasi.
2
Syaikh Abdullah M. Al-Ruhaili, Al-Quran the Ultimate Truth: Menyikap Puncak Kebenaran
Kitab Suci Terakhir Melalui Penemuan-Penemuan Sains Mutakhir (Jakarta: Mirqat Publishing, 2008), h.
17.
3
M. Dawam Raharjo, Ensiklopedi Al-Qur’an : Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci
(Jakarta: Paramadina, 2002), h. 531-532).
4
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah (Jakarta: Al-Huda, 2002), h. 598.
5
Imam Bukhari, Terjemahan Shahih Bukhari : Jilid I, II, III, & IV (Kuala Lumpur: Kilang Book
Centre, 2009), h. 2-4.
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Di dalam sebuah asar disebutkan, "Ikatlah ilmu dengan tulisan." Dan masih disebutkan
pula dalam asar, bahwa barang siapa yang mengamalkan ilmu yang dikuasainya, maka
Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.6
Abdurraman bin Nashir as-Sa’di menjelaskan kandungan surat Al-Alaq ayat 1-5
sebagai berikut:
1. Ini adalah surat pertama yang turun kepada Rasulullah Saw. Surat ini turun
kepada Rasulullah sebagai prinsip-prinsip kenabian pada saat beliau belum
mengetahui Alquran dan apa itu iman. Jibril mendatangi beliau dengan
membawa risalah dan memerintahkan beliau untuk membaca. Lalu Allah
menurunkan padanya, ق َۡ َك ۡٱلَّذي ۡ َخل ۡ ۡ ۡٱق َرۡۡأ ۡب“Bacalah dengan menyebut nama
َ ِّٱسمۡ ۡ َرب
Rabbmu yang menciptakan”, yakni menciptakan makhluk secara umum.
2. Kemudian Allah mengkhususkan manusia dan menyebutkan awal
penciptaannya, yaitu ٢ۡ ق ٍ َم ۡن ۡ َعل, “dari segumpal darah”, karena itu Dzat yang
menciptakan manusai dan mengaturnya pasti mengaturnya dengan perintah dan
larangan dengan di utusnya para rasul dan diturunkannya kitab suci. Karena itu
Allah menyebutkan penciptaan manusia setelah memerintah untuk membaca.
3. Firman Allah٣ۡ ۡك ۡ ۡٱۡلَ ۡك َرم َ ُّ ۡٱق َرۡۡأ ۡ َو َرب, “Bacalah, dan Rabbmulah yang Paling
Pemurah”, yakni yang banyak dan luas sifatNya, sangat pemurah dan baik, luas
dermaNya yang di antaranya adalah mengajarkan berbagai macam ilmu.
4. Dan firman Allah:٤ۡ ۡٱلَّذي ۡ َعلَّ َمبۡ ۡٱلقَلَم٥ۡ ۡ َعلَّ َم ۡٱۡلن َٰ َسنَۡ ۡ َماۡلَمۡ ۡيَ ۡعلَم, “Mengajar manusia dengan
perantara pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”. Allah mengeluarkan manusia dari perut ibunya dalam keadaan
tidak mengetahui apa pun danAllah membuatkan pendengaran, penglihatan dan
hati serta mempermudah baginya sebab-sebab ilmu. Allah mengajarkan Alquran,
alhikmah (Hadis) dan mengajarkan melalui perantara pena yang dengannya
berbagai ilmu terpelihara, hak-hak terjaga, dan menjadi utusan-utusan untuk
manusia sebagai pengganti bahasa lisan mereka. Segala puji dan karunia hanya
milik Allah semata yang diberikan pada para hambaNya yang tidak mampu
mereka balas dan syukuri. Kemudian Allah menganugerahkan kecukupan dan
keluasan rizki kepada mereka.7
Sedangkan dalam tafsir muyasar dijelaskan bahwa makna surat al-Alaq ayat 1-5
diatas adalah “Bacalah para Nabi, apa yang diturunkan kepadamu, denagn
mengawalinya dengan menyebut Nama Tuhanmu Yang Esa dalam penciptaan, yang
menciptakan manusia dari segumpal daging kental yang merah. Bacalah wahai Nabi apa
yang diturunkan kepadamu. Sesungguhnya kebaikan Tuhanmu banyak, kemurahanNya
melimpah, yang mengajari makhlukNya menulis dengan pena, mengajari manusia apa
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir , terj. M.
Abdul Ghaffar, Jilid 8 (Bogor: Pustaka Imam Syafii, 2004), h. 505.
7
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-
Manan, terj. Muhammad Iqbal, et,al., (Jakarta: Darul Haq, 2012), h.607-608.
c. Munasabah Ayat
Untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antara ayat 5 dan 6 dalam surat al-
Alaq ini, silahkan cermati kedua ayat tersebut dibawah ini:
ٓ َٰ َّلۡإ َّنۡ ۡٱۡلن َٰ َسنَۡۡلَيَ ۡطغ
٦َۡى ٓ َّ َك٥ۡ َۡعلَّ َم ۡٱۡلن َٰ َسنَۡۡ َماۡلَمۡ ۡيَ ۡعلَم
d. Kajian Komunikasi
Berdasarkan surat al-Alaq ayat 1-5 ini,jika dikaitkan ke ilmu komunikasi maka
penulis menemukanbentuk komunikasi dan metode komunikasi. Jenis komunikasi yang
8
Hikmat Basyir , et. al., Tafsir Muyasar, terj. Muhammad Ashim dan Izzudin Karimi, jilid 2
(Jakarta: Darul Haq, 2016), h. 940.
9
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Mesir: Mustafa bab al-halabi, t.t), h. 200.
dilakukan pada ayat tersebut adalah bentuk komunikasi antarpersonal yang dilakukan
antara malaikat Jibril dengan Nabi Muhamamad. Malaikat Jibril sebagai komunikator
menyampaikan pesan kepada Nabi Muhammad selaku komunikan. Dari komunikasi
yang mereka lakukan tampak juga respon dari Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril dan
Nabi Muhammad mendapatkan efek yang luar biasa dari komunikasi yang dilakukan
tersebut.
Adapun metode komunikasi yang dilakukan Malaikat Jibril pada Nabi
Muhammad Saw adalah dengan menggunakan metode komunikasi informatif yaitu
berupa informasi agar Nabi Muhammad melakukan komunikasi dengan Allah dan ia
dengan nama Allah membaca ayat-ayat Alquran bukan membaca tulisan di atas kertas
sebab dia adalah ummi (tidak pandai baca tulis).
Selain menggunak metode informatif, Malaikat Jibril juga menggunakan
meteode koersif yaitu metode yang dimaknai sebagai metode menekan atau memaksa
atau instruksi.10
َۡۚ ك ۡعَن ۡٱلسَّاعَةۡ ۡأَيَّانَ ۡم ۡر َس َٰىهَ ۖا ۡق ۡل ۡإنَّ َما ۡع ۡلمهَاۡعن َد ۡ َربِّيۖ ََۡل ۡي َجلِّيهَا ۡل ََ ۡقتهَآ ۡإ ََّل ۡه َۚ ََ ۡثَقلَ ۡت ۡفيۡٱل َّس َٰ َم َٰ ََتۡ ۡ َۡو ۡٱۡلَ ۡر
ۡض ۡ ََل ۡۡ َي
َۡ َسلَن
ٗۗ
ۡ َ
١٨٧ۡ َٱّللۡ َولَك َّنۡأكثَ َرۡٱلنَّاسۡۡ ََلۡيَ ۡعلَمَن َٰ َّ ۡ ۖ ۡ
ۡ َۡكۡ َكأنَّكَۡ َفي عيۡعَنهَاۡق ۡلۡإۡنَّ َماۡعلمهَاۡعند َ َ َسلَنۡۡ َت َۡأتيكمۡ ۡإ ََّلۡبَغتَةۡي
ۡ
10
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna (Jakarta: Kencana, 2011), h. 300.
11
Imam Suyuthi, Asababun Nuzul : Sebab-Sebab Turunnya Alquran, terj. Andi Muhammad
Syahril dan Yasir Maqasid (Jakarata, Pustaka Kausar, 2014), h. 239.
Katakanlah kepada mereka “Pengetahuan tentang waktu terjadinya hanya ada di sisi
Allah, tidak ada yang mengetahui kepastiannya kecuali Dia. Pengetahuan tentangnya
amat berat, dan tertutup bagi penghuni langit dan bumi. Tidak ada yang mengetahui saat
kejadiannya, baik Malaikat yang didekatkan (kepada Allah) maupun Nabi yang diutus
sekalipun. Kiamat tidak datang kecuali dengan tiba-tiba. “Dan mereka bertanya
kepadamu tentangnya seolah-olah kamu orang yang anusias tentangnya lagi pernah
menanyakannya secara detail tentangnya. Katakanlah kepada mereka, “Sesungguhnya
pengetahuan tentangnya hanya ada di sisi Allah yang mengetahui perkara ghaib yang
ada di langit dan di bumi”. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa
perkara tersebut tidak ada yang mengetahuinya keculai Allah.12
Dalam tafsir Jalalain menjelaskan ayat 187 dari surat al-A’raf ini, (Mereka
menanyakan kepadamu) yaitu mereka penduduk kota Mekah (tentang kiamat,) tentang
hari akhir ("Bilakah) kapan(terjadinya?" Katakanlah,) kepada mereka ("Sesungguhnya
pengetahuan tentang kiamat itu) bila terjadinya (adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorang pun yang dapat menjelaskan) menerangkan (waktu kedatangannya) huruf lam
bermakna fii (selain Dia).Kiamat itu amat (berat) amat besar peristiwanya (yang di
langit dan di bumi) amat berat dirasakan oleh penduduk keduanya mengingat kengerian
huru-haranya. (Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.")
Secara sekonyongkonyong (Mereka bertanya kepadamu seolah-olah kamu benar-benar
mengetahui) terlalu berlebihan di dalam bertanya (tentang kiamat itu) sehingga engkau
memberitahukan tentangnya. (Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat
itu adalahdi sisi Allah) merupakan pengukuhan.13
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini berkata bahwa Firman Allah Swt:ۡك َ َيَسْأَلَن
ۡعَن ۡالسَّاعَة, “Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat”,menurut suatu pendapat, ayat
ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Quraisy. Sedangkan menurut pendapat
lainnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang-orang Yahudi. Tetapi
pendapat yang pertamalah yang lebih mendekati kebenaran, mengingat ayat ini
Makkiyyah. Mereka sering menanyakan tentang terjadinya waktu kiamat, tetapi
pertanyaan mereka mengandung nada tidak mempercayai keberadaannya dan
mendustakannya.
Adapun firman Allah Swt:أَيَّانَ ۡمرْ َساهَا , “Bilakah terjadinya”. Ali bin Abi
Thalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Berarti batas waktunya,
masksudnya kapan batas akhir masa kehidupan dunia yangmerupakan awal dari hari
kebangkitan itu?”
َ قلْ ۡإنَّ َماۡع ْلمهَاۡع ْن َد ۡ َرب"Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan
ََۡ ِّيَۡل ۡي َجلِّيهَاۡل ََ ْقتهَاۡإَلۡه
tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat
menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.’”Allah Swt. memerintahkan kepada
Rasul-Nya 'bila ditanya tentang saat kiamat, hendaknya ia mengembalikan
pengetahuannya kepada Allah Swt., karena sesungguhnya hanya Dialah yang
mengetahui bila kiamat akan terjadi', yakni Allah Swt. mengetahui perkaranya secara
12
Hikmat Basyir , et. al., Tafsir Muyasar, terj. Muhammad Ashim dan Izzudin Karimi, jilid 1
(Jakarta: Darul Haq, 2016), h. 524.
13
Jalaluddin al-Mahali dan Jaluddin as-Suyuthi, Tafsir, h. 105.
jelas dan mengetahui pula saat terjadinya hari kiamat secara tepat. Tidak ada seorang
pun yang mengetahui hal ini kecuali hanya Allah Swt. Karena itulah dalam firman
selanjutnya disebutkanۡۡواۡلرْ ض َ ت ۡفي ۡال َّس َما َوات ْ َثَقل“Kiamat itu amat berat (huru-haranya
bagi makhluk) di langit dan di bumi”.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Qatadah sehubungan
dengan makna firman-Nya: “Kiamat itu amat berat (bagi makhluk) di langit dan di
bumi”. Artinya, amat berat untuk mengetahuinya bagi semua penduduk di langit dan di
bumi. Dengan kata lain, mereka sama sekali tidak mengetahuinya.Ma'mar mengatakan
bahwa Al-Hasan pernah mengatakan, "Apabila hari kiamat datang, maka terasa amat
berat bagi semua penduduk di langit dan di bumi," yakni hari kiamat itu terasa amat
berat oleh mereka.
Sedangkan Ibnu Jarir rahimahuttah memilih pendapat yang mengatakan bahwa
makna yang dimaksud ialah amat berat untuk mengetahui waktu terjadinya kiamat bagi
penduduk langit dan bumi, seperti yang dikatakan oleh Qatadah tadi. Pengertian dari
perkataan keduanya (Ibnu Jarir dan Qatadah) semakna dengan makna yang terkandung
di dalam firman-Nya:َۡل ۡتَأْتيك ْم ۡإَل ۡبَ ْغتَة َ “Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian
melainkan dengan tiba-tiba.”Akan tetapi, hal ini tidak me-nafi-kan (meniadakan)
pengertian yang mengatakan bahwa kedatangan hari kiamat itu terasa amat berat bagi
seluruh penduduk langit dan bumi.
َ َك ۡ َكأَنَّك
Firman Allah Swtۡفي عي ۡ َع ْنهَا َ َيَسْأَلَن “Mereka bertanya kepadamu seakan-
akan kamu benar-benar mengetahuinya”. Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam telah
mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. Yaitu seakan-akan kamu mengetahui hari kiamat, padahal Allah
menyembunyikan pengetahuan tentang hari kiamat ini dari semua makhluk-Nya. Lalu ia
membacakan firman-Nya:َّۡۡللاَ ۡع ْندَه ۡع ْلم ۡالسَّاعَة َّ إ َّن “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-
Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat”. (Q.S. Luqman : 34).
Selanjutnya Firman Allah ۡ َّۡللا ۡ َولَك َّن ۡأَ ْكثَ َر ۡالنَّاس ََۡل َّ قلْ ۡإنَّ َما ۡع ْلمهَا ۡع ْن َد
َۡيَ ْعلَمَن“Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Maka tatkala Malaikat Jibril datang dalam
rupa seorang Arab untuk mengajarkan kepada manusia perkara agama mereka, lalu ia
duduk di hadapan Rasulullah seperti duduknya orang yang mau bertanya, kemudian
memohon petunjuk. Maka Jibril bertanya kepada Nabi tentang Islam, lalu tentang iman
dan thsan, kemudian ia bertanya, "Bilakah hari kiamat itu?" Maka Rasulullah Saw.
menjawabnya melalui sabdanya:
)ۡاۡال َمسْئَلۡ َع ْنهَاۡبأَ ْعلَ َمۡمنَ ۡالسَّائل
ْ فمتىۡالساعةۡ؟ۡ( َم
“Kapankah hari kiamat tiba? “Lalu Rasulullah berkata kepadnya: “Yang
ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang bertanya”.
Dengan kata lain, saya bukanlah orang yang lebih mengetahui tentangnya
daripada engkau; dan tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui tentangnya daripada
orang lain. Kemudian Nabi Saw membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya
pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman: 34).14
14
Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir, terj. M.
Abdul Ghaffar, Jilid 3 (Bogor: Pustaka Imam Syafii, 2004), h. 499-501.
Berdasarkan uraian dari para mufasir di atas, diketahui bahwa surat al-A’raf
ayat 187 ini menjelaskan tentang ilmu, yaitu ilmu ghaib tentang kapan terjadinya hari
kiamat. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu tentang hari kiamat (kapan
terjadinya hari kiamat) tidak ada penduduk langit yaitu para malaikat maupun penduduk
bumi (maksudnya Nabi Muhammad) tidak ada yang mengetahui perkara tersebut.
Perkara tentang ilmu kapan terjadinya hari kiamat hanya diketahui oleh Allah.
c. Munasabah Ayat
Untuk mengetahui munasabah ayat dari surat al-A’raf ayat 187 ini, coba
perhatikan ayat 187 dan 188 dari surat al-A’raf berikut:
ۡض ۡ ََل َۡۚ ك ۡعَن ۡٱلسَّاعَةۡ ۡأَيَّانَ ۡم ۡر َس َٰىهَ ۖا ۡق ۡل ۡإنَّ َما ۡع ۡلمهَاۡعن َد ۡ َربِّيۖ ََۡل ۡي َجلِّيهَا ۡل ََ ۡقتهَآ ۡإ ََّل ۡه َۚ ََ ۡثَقلَ ۡت ۡفيۡٱل َّس َٰ َم َٰ ََتۡ ۡ َۡو ۡٱۡلَ ۡر ۡۡ َي
َۡ َسلَن
ٗۗ
ۡ
َۡل ۡأَمۡ لك ۡلنَيسي ٓ َّ ۡ قل١٨٧ۡ َٱّلل ۡ َولَك َّن ۡأَ ۡكثَ َر ۡٱلنَّاسۡ ۡ ََل ۡيَ ۡعلَمَن َٰ ۡ ۖ
َّۡ ۡ ۡفي عي ۡع َۡنهَا ۡق ۡل ۡإۡنَّ َما ۡعلمهَاۡعن َد َ ك َ َّك ۡ َكأَن ۡۡ َت َۡأتيكمۡ ۡإ ََّل ۡبَ ۡغتَة ۡي
َ َسلَن
ۡيرۡلِّۡقَ َۡ ٖم
ٞ ۡوبَش َ ير ٞ بَۡلَ ۡست َۡكثَ ۡرتۡۡمنَ ۡ ۡٱلخ َۡيرۡۡ َو َماۡ َمسَّن َيۡٱلس َُّٓ َۚۡءۡإ ۡنۡأَن َ۠اۡإ ََّلۡنَذ َۡ ٱّللۡ َولَ َۡۡكنتۡأَ ۡعلَمۡ ۡٱلغ َۡيََّۡۚ ۡۡضراۡإ ََّلۡ َماۡ َشآ َء َ اۡو ََل َ ن َۡيع
١٨٨ۡ َي ۡؤمنَن
d. Kajian Komunikasi
Secara umum nilai-nilai etika komunikasi Islam adalah (1) bersikap jujur, (2)
menjaga akurasi pesan komunikasi, (3) Bersifat bebas dan bertanggung jawab, dan (4)
dapat memberikan kritik yang membangun.15
Jika nilai-nilai etika komunikasi Islam dikaitkan dengan ayat 187 dari surat al-
A’raf di atas maka pada kajian komunikasi ini ada pesan yang sangat penting dan harus
diikuti oleh setiap komunikator yaitu hendakah seorang komunikator selalu bersikap
jujur dalam segala keadaan baik dari perkara yang dia ketahui maupun dari perkara
yang tidak dia ketahui. Hal inilah yang dilakukan Nabi Muhammad ketika ditanya oleh
orang musyrikin Mekkah tentang kapan terjadinya peristiwa Hari Kiamat. Dan Nabi
Muhammad menjawab dengan jujur bahwa dia tidak mengetahui atau tidak memiliki
ilmu tentang kapan terjadinya Hari Kiamat.
15
Syukur Kholil, Komunikasi, h. 26.
16
Departemen Agama RI, Mushaf, h, 544.
17
Imam Suyuthi, Asababun, h. 525.
18
Ibid.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”, yakni janganlah kamu mempunyai anggapan bahwa apabila
seseorang dari kalian memberikan kelapangan untuk tempat duduk saudaranya yang
baru tiba, atau dia disuruh bangkit dari tempat duduknya untuk saudaranya itu, hal itu
mengurangi haknya (merendahkannya). Tidak, bahkan hal itu merupakan suatu derajat
ketinggian baginya di sisi Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala itu
19
Jalaluddin al-Mahali dan Jaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain (Jakarta: Pustaka Elba, 2010), h.
352.
untuknya, bahkan Dia akan memberikan balasan pahalanya di dunia dan akhirat. Karena
sesungguhnya barang siapa yang berendah diri terhadap perintah Allah, niscaya Allah
akan meninggikan kedudukannya dan mengharumkan namanya. Karena itulah maka
disebutkan oleh firman-Nya: niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11) Yaitu Maha
Mengetahui siapa yang berhak untuk mendapatkannya dan siapa yang tidak berhak
mendapatkannya. 20
Berdasarkan penjelasan para mufasir diatas, tampak jelas bahwa ayat tersebut
jelas menceritakan tentang ilmu pengetahuan. Hal ini diperoleh dari sahabat yang sering
menghadiri majelis ilmu yang diadakan Rasulllah Saw. Dalam ayat tersebut juga, Allah
akan meninggikan beberapa derajat bagi orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
c. Munasabah Ayat
Untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antara ayat 11 dan 12 dalam surat al-
Mujadilah ini, silahkan perhatikan kedua ayat tersebut dibawah ini:
ْۡ واْ ۡۡفَٱنشز
َۡۡوا ۡيَ ۡرفَع ۡٱللَّهٱلَّذين ۡ يل ۡٱنشز َّۡ ۡ َا ۡيَ ۡي َسح
َ ٱّلل ۡلَكمۡ ۖ ۡ َوإ َذا ۡق ْۡ َا ۡفيۡ ۡٱل َم َٰ َجلسۡ ۡۡفَ ۡٱف َسحْ َٰيَٓأ َ ُّيهَاٱلَّذينَۡ ۡ َءا َمن َٓ ْا ۡإ َذا ۡقي َل ۡلَكمۡ ۡتَيَسَّح
َۡا ۡبَ ۡينَ ۡيَد َۡي َۡ َ َٰيَٓأَيُّهَاٱلَّذينَۡ ۡ َءا َمن َٓ ْا ۡإ َذاۡ َٰنَ َج ۡيتم ۡٱل َّۡرس١١ۡ ير
ْ ل ۡفَقَدِّم ٖ َۚ َا ۡ ۡٱلع ۡل َۡم ۡ َد َر َٰ َج
ٞ ت ۡ َۡوٱللَّهۡب َماۡت َۡع َملَنَ ۡ َخب ْ َا ۡمنكمۡ ۡ َۡوٱلَّذينَۡ ۡأوت
ْ َءا َمن
ْ رۡلَّكمۡ ۡ َوأَ ۡطهَ َۚرۡفَإنۡلَّمۡ ۡتَجدٞ ۡخَي َۚ
ۡ َص َدقَةۡ َٰ َذلك
١٢َۡرۡرَّفيم َّۡ ۡواۡفَإ َّن
ٞ ٱّللَۡغَي َ ۡ ۡن َۡج ََ َٰىكم
20
Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir, h. 88-93.
d. Kajian Komunikasi
Ayat di atas memerintahkan orang-orang beriman agar berlapang-lapang dalam
mejelis ilmu dengan menjaga etika dan adab dalam bermajelis. Dalam prinsip
komunikasi Islam, hendaklah seseorang mempertimbangkan pandangan dan fikiran
orang lain.21Seseorang janganlah egois dan mau menang sendiri. Hendaknya juga ia
mempertimbangkan dan menjaga perasaan orang lain atas apa yang ia katakan dan apa
yang ia lakukan. Ia juga harus ingat suatu kaedah agung yaitu “ aljaza’u min jinsil
amal”, bahwa apa yang mereka lakukan akan mendapat ganjaran atau balasan dari apa
yang ia lakukan.
21
Syukur Kholil, Komunikasi Islami (Bandung: Ciptapustaka Media, 2007), h.12.
ۡصلَّىاللَّه َعۡلَيْه ََ َسلَّ َمقَ َاۡل َ ) َف َّدثَنَاعَليُّبْنحجْ ٍرأَ ْخبَ َرنَاإ ْس َمعيلبْن َج ْعيَ ٍر َع ْن ْال َع ََّلءبْن َعبْدالرَّفْ َمن َع ْنأَبيه َع ْنأَبيه َري َْرۡةَ َرضيَاللَّه َع ْنهأَنَّ َرس5
َ ََلللَّه
ۡصالحيَ ْدعَلَه َ ص َدقَة َجاريَة َوع ْلمي ْنتَيَعبه ََ َولَد َ ََذا َمات َْاۡل ْن َسانا ْنق
َ ٍط َع َع َملهإ ََّلم ْنثَ ََّلث
.ۡصحيح َ قَ َاۡلَبَعي َسىهَ َذا َفديث َح َسن
Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr, telah mengabarkan
kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Al 'Ala` bin Abdurrahman dari
ayahnya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika seseorang meninggal
dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; Sedekah jariyah,
ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya." Abu
Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.
Dari beberapa hadis yang penulis uraikan diatas maka jika dikaitkan hadis di atas
dengan tiga surat yang penulis bahas sebelumnya maka hadis tersebut sejalan.
Penejelasannya sebagai berikut :
1. Surat al-Alaq/96: 1-5, sesuai dengan hadis nomor satu yaitu hadis tentang
kewajiban menuntut ilmu bagi setiap muslim.
2. Surat al-A’raf/7: 187, sesuai dengan hadis nomor dua yaitu hadis
tentanginformasi ciri-ciri hari kiamat kecil.
3. Surat al-Mujadilah/58:11, sesuai dengan hadis tiga, empat, dan lima yaitu
tentang keutamaan-keutaman menuntut ilmu.
D. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan dan uraian di atas, maka penulis mengambil
kesimpulan Pertama, Surat al-Alaq/96 : 1-5 adalah surat yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan dan merupakan kunci dari ilmu pengetahuan, Kedua, surat al-A’raf/7:
187 adalah surat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yaitu ilmu tentang
perkara ghaib yang hanya Allah saja yang mengetahuinya.Dan Ketiga, surat al-
Mujadilah/58:11 adalah surat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, Hikmat, et. al. Tafsir Muyasar, terj. Muhammad Ashim dan Izzudin Karimi,
jilid 1 dan 2. Jakarta: Darul Haq, 2016.
Bukhari, Imam.Terjemahan Shahih Bukhari: Jilid I, II, III, & IV. Kuala Lumpur: Kilang
Book Centre, 2009.
Departemen Agama RI.Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Jakarta: Al-Huda, 2002.
Kholil, Syukur.Komunikasi Islami. (Bandung: Ciptapustaka Media, 2007.
Liliweri, Alo.Komunikasi Serba Ada Serba Makna.Jakarta: Kencana, 2011.
Mahali Al, Jalaluddin dan Jaluddin as-Suyuthi.Tafsir Jalalain. Jakarta: Pustaka Elba,
2010.
Maraghi Al, Ahmad Mustafa.Tafsir al-Maraghi. Mesir: Mustafa Bab al-halabi, t.t.
Qattan Al Manna’ Khalil. Mabahis fi Ulumil Qur’an, terj. Mudzair AS. Bogor: Lintera
Antar Nusa, 2012.
Raharjo, M. Dawam.Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep
Kunci.Jakarta: Paramadina, 2002.
Ruhaili Al-, Syaikh Abdullah M. Al-Quran the Ultimate Truth: Menyikap Puncak
Kebenaran Kitab Suci Terakhir Melalui Penemuan-Penemuan Sains
Mutakhir.Jakarta: Mirqat Publishing, 2008.
Sa’di As, Syaikh Abdurrahman bin Nashir, Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam
al-Manan, terj. Muhammad Iqbal, et, al. Jakarta: Darul Haq, 2012.
Sheikh Al, Abdullah bin Muhammad bin Abdur Rahman bin Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir,
terj. M. Abdul Ghaffar, Jilid 2 dan 8. Bogor: Pustaka Imam Syafii, 2004.
Suyuthi, Imam.Asababun Nuzul: Sebab-Sebab Turunnya Alquran, terj. Andi
Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid. Jakarata, Pustaka Kausar, 2014.
Wadi’i Al, Muqbil bin Hadi. Shahih Asbabun Nuzul, terj. Abdur Rasyad Siddiq.Jakarta:
Akbar Media, 2017.
Aplikasi Software Kutubut Tis’ah
Aplikasi Software Qolun Pencari Ayat Alqur’an