Makalah PLTS
Makalah PLTS
Makalah PLTS
(PLTS)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pembangkit Tenaga
Listrik
Dosen Pengampu:
Hari Purnama, Ir., M.Eng.
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Aulia Rizki (201321002)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis selama penyusunan
makalah ini. Makalah ini dirumuskan dalam judul Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) yang merupakan salah satu tugas dari Mata Kuliah Pembangkit
Tenaga Listrik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasa. Dalam kesempatan ini, penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Hari
Purnama, Ir., M.Eng. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pembangkit Tenaga
Listrik.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari.
Terutama alat – alat eletronik. Energi listrik merupakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui (energi listrik PLN). Energi listrik sekarang ini sudah
semakin menipis, untuk itu harus menggunakan energi listrik tersebut secara hemat
dan efisien. Di dunia, terutama di Indonesia pemerintah telah menyarankan agar
masyarakat dapat menghemat listrik. Misalnya saja pada siang hari tidak perlu
menyalakan lampu, mengganti lampu pijar dengan lampu hemat energi, mengurangi
pemakaian listrik dari pukul 17:00 hingga 22:00.
Sekarang ini, telah banyak para ahli menemukan berbagai alat pembangkit tenaga
listrik. Yang bekerja dengan mengubah suatu energi menjadi energi listrik. Dengan
keadaan geografis di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah satu
alat yang optimal di Indonesia adalah “Panel Surya”. Panel surya bekerja mengubah
energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Panel Surya adalah alat yang terdiri
dari sel surya, aki dan baterai yang mengubah cahaya menjadi listrik. Panel surya
menghasilkan arus listrik searah atau DC. Untuk menggunakan berbagai alat rumah
tangga yang berarus bolak-balik atau AC dibutuhkan converter (alat pengubah
arus DC ke AC).
3
listrik di siang hari dan 1 unit lagi untuk menyimpan energi listrik pada malam
harinya, tentu saja dapat menghemat energi listrik lumayan besar. Tetapi panel surya
terkendala karena harga panel surya yang mahal.
1.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang PLTS
2. Untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pembangkit Tenaga
Listrik.
3. Menambah cara berfikir mahasiswa untuk menganalisis suatu permasalahan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Tenaga listrik dari cahaya matahari pertama kali ditemukan olehAlexandre
Edmund Becquerel seorang ahli fisika Perancis pada tahun 1839.Temuannya ini
merupakan cikal bakal teknologi solar cell. Percobaannya dilakukan dengan
menyinari 2 elektrode dengan berbagai macam cahaya.Elektrode tersebut di balut
(coated) dengan bahan yang sensitifterhadapcahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan
dilakukan pada kotak hitam yangdikelilingi dengan campuran asam. Dalam
percobaanya ternyata tenaga listrikmeningkat manakala intensitascahaya
meningkat. Selanjutnya penelitian dari Bacquerel dilanjutkan oleh peneliti-
peneliti lain. Tahun 1873 seorang insinyurInggris Willoughby Smith
menemukan Selenium sebagai suatu elemen photoconductivity. Kemudian tahun
1876, William Grylls dan Richard Evans Daymembuktikan bahwa Selenium
menghasilkan arus listrik apabila disinaridengan cahaya matahari. Hasil
penemuan mereka menyatakan bahwaSelenium dapat mengubah tenaga matahari
secara langsung menjadi listriktanpa ada bagian bergerak atau panas. Sehingga
disimpulkan bahwa solar cellsangat tidak efisien dan tidak dapat digunakan
untuk menggerakkan peralatan listrik.
Tahun 1894 Charles Fritts membuat Solar Cell pertama yangsesungguhnya
yaitu suatu bahan semi conductor (selenium) dibalut denganlapisan tipis emas.
Tingkat efisiensi yang dicapai baru 1% sehingga belum juga dapat dipakai
sebagai sumber energi, namun kemudian dipakai sebagaisensor cahaya. Tahun
1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannyamengenai photoelectric effect.
Tulisannya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau
“quanta of energi” yang sekarangini lazim disebut “photon.” Teorinya ini sangat
sederhana tetapi revolusioner.Kemudian tahun 1916 pendapat Einstein mengenai
photoelectric effectdibuktikan oleh percobaan Robert Andrew Millikan seorang
ahli fisika berkebangsaan Amerika dan ia mendapatkan Nobel Prize untuk karya
photoelectric effect. Tahun 1923 Albert Einstein akhirnya juga mendapatkan
Nobel Prize untuk teorinya yang menerangkan photoelectric effect
yangdipublikasikan 18 tahun sebelumnya.
Hingga tahun 1980 an efisiensi dari hasil penelitian terhadap solarcell masih
sangat rendah sehingga belum dapat digunakan sebagai sumberdaya listrik.
5
Tahun 1982, Hans Tholstrup seorang Australia mengendaraimobil bertenaga
surya pertama untuk jarak 4000 km dalam waktu 20 hari dengan kecepatan
maksimum 72 km/jam. Tahun 1985 University of South Wales Australia
memecahkan rekor efisiensi solar cell mencapai 20% dibawahkondisi satu
cahaya matahari. Tahun 2007 University of Delaware berhasilmenemukan solar
cell technology yang efisiensinya mencapai 42.8% Hal ini merupakan rekor
terbaru untuk “thin film photovoltaicsolar cell.” Perkembangan dalam riset solar
cell telah mendorong komersialisasi dan produksi solar cell untuk
penggunaannya sebagai sumber daya listrik.
Di Indonesia sejarah perkembangan PLTS sudah dimulai sejak 1987,
padatahap awal tersebut BPPT dimulai dengan pemasangan 80 unit PLTS
ataulebih spesifik lagi SHS (Solar Home System, system pembangkit listrik
tenagasurya untuk lampu penerangan rumah) di desa sukatani jawa barat.
Setelah itu pada tahun 1991 dilanjutkan dengan proyek bantuan
presiden(banpres listrik tenaga surya masuk desa) untuk pemasangan 13445 unit
SHS di 15 propinsi.
Program banpres listrik tenaga surya masuk desa juga telah
memperolehsambutan sangat menggembirakan dari masyarakat perdesaan dan
telahterbukti dapat berjalan dengan baik akan dijadikan model guna
implementasi program listrik tenaga surya untuk sejuta rumah. Contoh aplikasi
pemasangan pada rumah pedesaan
6
2.2 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah
energi surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung
dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi
cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak
untuk memfokuskan energi matahari kesatu titik untuk menggerakkan mesin
kalor.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah
silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic
mempunyai paling tidak dua lapisan semikonduktor seperti itu, satu bermuatan
positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor,
7
lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik
mengalir, membangkitkan arus DC. Semakin kuat cahaya yang diterima, semakin
kuat pula aliran listik yang didapatkan.
8
2.3 Pemanfaatan Tenaga Surya Bagi Kehidupan
Tenaga surya yang diserap bumi adalah sebanyak 120.000 TeraWatt. Pada
prinsipnya tenaga surya sebagai pembangkit listrik dengan dua cara:
• Produksi uap dengan ladang cermin yang digunakan untuk menggerakkan
turbin. (Pembangkit listrik tenaga surya berskala besar)
• Mengubah sinar matahari menjadi energi listrik menggunakan
photovoltaic. (Pembangkit listrik tenaga surya berskala kecil).
Tenaga surya dapat diaplikasikan sebagai berikut:
• Sebagai penerangan di rumah.
• Sebagai penerangan laumpu jalan
• Sebagai penerangan lampu taman.
• Sebagai sumber listrik untuk instalasi wireless, radio pemancar, perangkat
komunikasi.
• Sebagai portable power supply
• Sebagai pemanas untuk menggerakkan tubin pembangkit listrik tenaga
surya seperti di Nevada, Amerika
• Sebagai sumber tenaga untuk perangkat satelit.
9
2.3.Jenis Jenis Sistem PLTS
2.3.1. PLTS ON-Grid
PLTS tipe ini dipasang pada bagian atap atau gedung, supaya
dapat menerima panas matahari secara optimal. Nantinya panas
yang diterima akan diubah menjadi arus listrik searah DC dan
oleh inverter diubah menjadi arus bolak-balik AC. Setelahnya
baru kemudian disinkronkan dengan arus listrik dari PLN.
10
2.3.1. PLTS OFF-Grid
11
Listrik yang dihasilkan dari sistem PLTS tipe ini nantinya
akan disimpan ke dalam baterai cadangan, seperti yang
diterapkan pada PLTS Off-Grid. Bedanya jika di tipe Off-Grid,
kekurangan cadangan listrik dari baterai diatasi oleh
genset. Sedangkan untuk tipe ini, secara otomatis akan
dicadangkan oleh listrik dari PLN.
12
2.5. Jenis -Jenis PLTS Berdasarkan Tempat Pemasangan
2.5.1. PLTS Rooftop
13
semakin tinggi jika membeli baterai. Pada sistem on-grid AC
Coupling, output dari inverter terhubung dengan jaringan listrik
PLN yang secara simultan dipakai untuk beban perangkat
elektronik.
14
menjadi aman dan tidak tergeletak langsung dengan tanah. Dudukan
semacam ini dapat dipasang di tempat terbuka atau diatas tempat
parkir. Penopang ini dapat dipasang dimana pun dengan kondisinya
tanah yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup. PLTS ini
merupakan alternatif yang menarik untuk seseorang yang tidak
memiliki cukup ruang atap yang dapat digunakan atau yang tidak suka
memasang panel surya di atap rumahnya.
2.5.1. PLTS Floating
15
dibangun serupa dengan PLTS lainnya, namun yang
membedakan adalah panel surya yang dipasang didesain khusus
agar mengapung di atas air. Desain ini mampu meningkatkan
efisiensi pembangkit karena air dapat mendinginkan sel-sel surya
dan memberikan efek pendinginan alami melalui air yang ada
dibawah panel surya.
Gambar 12 : Regulator
Regulator (atau lebih formalnya pengatur penyimpanan daya surya
atau Solar power charge regulator) memastikan bahwa baterai bekerja
dalam kondisi yang seharusnya. Pengatur ini menghindari penyimpanan
atau pengeluaran baterai yang berlebihan, yang keduanya sangat merusak
umur baterai.
17
d. Inverter
Gambar 13 : Inverter
a) Kelebihan
• Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi
terhadap perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan
bakar fosil karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca
yang berbahaya seperti karbon dioksida.
• Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah
bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet .
• Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang
sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
• Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan
bekerja dengan sangat diam.
• Banyak negara di seluruh dunia menawarkan insentif yang
menguntungkan bagi pemilik rumah yang menggunakan panel
surya.
• Harga panel surya terus turun meskipun masih harus bersaing
dengan bahan bakar fosil.
• Tidak diharuskan membeli semua panel surya yang diperlukan
dalam waktu yang sama, tetapi dapat dibeli secara bertahap yang
berarti tidak perlu melakukan investasi besar secara instan.
• Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa
pakai yang mencapai 20 tahun.
• Masa pakainya yang panjang, mencapai 25-30 tahun, menggaransi
penggunanya akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang
pula.
b) Kekurangan
• Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan
karena banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi
panas. Rata-rata panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari
20%.
19
• Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada
panel surya.
• Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah
lingkungan.
• Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena
silikon, selenium, kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan
gas rumah kaca), kesemuanya dapat ditemukan di panel surya dan
bisa menjadi sumber pencemaran selama proses daur ulang.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah
energi surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak
langsung dengan pemusatan energi surya. Photovoltaic mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik.
Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan
dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
menggerakan mesin kalor.
Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi
terhadap perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil
karena panel surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti
karbon dioksida. Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari
adalah bentuk energi paling berlimpah yang tersedia di planet . Panel surya
mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat rendah karena
tidak ada bagian yang bergerak.
Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena
banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata
panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%. Jika tidak terpasang
dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.
3.2 Saran
Panel surya belum bisa menjadi energy alternatif bagi masyarakat
Indonesia dikarenakan biaya alat dan instalasinya yang masih mahal. Oelh karena
itu panel surya untuk saat ini lebih cocok untuk digunakan pada instansi, kantor
pemerintahan, sekolah atau badan – badan pelayanan masyarakat. Dengan begitu
meskipun terjadi pemadaman listrik, kegiatan pelayanan masyarakat, belajar
mengajar dan pemerintahan tidak mengganggu seperti yang sering dialami
sekarang ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
22