P4 Makalah Konsep Danidentifikasi Sumber Biaya Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

MINI RISET OBSERVASI SISTEM INFORMASI


KOMPUTER AKUTANSI

Dosen Pengampu: Arip Amin, M.Pd


Mata Kuliah: Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Disusun Oleh:
Fahmi Abdullah
Lidia Halimatussa’diah
Warhadi

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Ahamdulillah, kami ucapakan sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah

Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Sholawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada

junjungan dan panutan kita baginda Nabi Agung Muhammad S.A.W. Terimakasih kepada seluruh

anggota kelompok 2 yang sudah berpartisipasi menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi

penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen Mata Kuliah, guna menjadi acuan dalam bekal

pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Cirebon, 17 Februari 2023

(Penyusun )

1|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
A. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan.......................................................................................4
B.    Sumber – Sumber Pembiayaan Pendidikan.................................................................................7
C. Prinsip Perolehan Dana Pendidikan:...........................................................................................8
D.     Pengawasan Pembiayaan Pendidikan........................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
A.     Kesimpulan..............................................................................................................................10
B.    Saran.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................11

2|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki system
manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana
prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber
belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku  pelengkap, buku  perpustakaan, alat
peraga, alat praktik, perabot, bahan dan ATK), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium,
perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang  mencakup biaya investasi (biaya untuk
keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan
biaya operasional baik untuk personil maupun nonpersonil). Biaya untuk personil antara lain
untuk kesejahteraan dan pengembangan  profesi, sedangkan untuk  biaya  nonpersonil berupa
pengadaan bahan dan ATK, pemeliharaan, dan kegiatan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang diuraikan di atas,  rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1.     Bagaimana konsep dasar pembiayaan pendidikan ?
2.     Darimanakah sumber–sumber pembiayaan pendidikan berasal?
3.     Bagaimanakah pengawasan pembiayaan pendidikan?

C. Tujuan
Dari tujuan yang diuraikan di atas, dapat diambil tujuan dari makalah ini antara lain:
1.     Mengetahui konsep dasar pembiayaan pendidikan.
2.     Mengetahui sumber-sumber pembiayaan pendidikan.
3.     Mengetahui pengawasan pembiayaan pendidikan.

                                                                                          

                                                     

3|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan


Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung
(indirect cost), biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan kegiatan-kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat
pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa
keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang
(opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu
sisi anggaran  penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Anggaran  penerimaan  adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh
sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar
pengeluaran adalah  jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan 
pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah dan
proporsinya bervariasi diantara sekolah yang satu dan daerah yang lainnya serta dari waktu
kewaktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya pengeluaran sekolah dapat dikategorikan ke
dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
3. Pemeliharaan sarana-prasarana sekolah
4. Kesejahteraan pegawai
5. Administrasi
6. Pembinaan teknis edukatif
7. Pendataan.

Dalam konsep pembiayaan  pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji
atau dianalisis,  yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per
siswa (unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah  merupakan agregate biaya pendidikan
tingkat
sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan
untuk penyelenggaraan  pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan permurid
merupakan  ukuran  yang  menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke
sekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam  menempuh pendidikan.
Adapun konsep dasar pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Konsep Penganggaran. Dalam kegiatan umum  keuangan,  kegiatan  pendidikan
meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting (Penyusunan Anggaran), Accounting (Pembukuan),
Auditing (Pemeriksaan).
a. Budgeting (Penyusunan Anggaran).  Penganggaran  merupakan kegiatan atau proses
penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan  rencana operasional yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai
pedoman dalam kurun waktu tertantu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Penyusunan anggaran
merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun.

4|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, 
penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau perundingan/kesepakatan antara
puncak pimpinan dengan  pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi
biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan suatu
pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber
dana.

b. Accounting (Pembukuan). Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama mengurusi
hal yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan  menerima atau 
mengeluarkan uang. Pengurusan  kedua  menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan
pertama yaitu,  menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak
menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan dikenal dengan
istilah pengurusan bendaharawan. Bendaharawan adalah orang atau badan yang oleh
Negara diserahi tugas menerima, menyimpan dan membayar, atau menyerahkan  uang
atau surat-surat berharga dan barang-barang termasuk dalam  pasal 55 ICW (Indische
Comptabiliteits Wet),  sehingga dengan jabatan itu mereka mempunyai kewajiban
atau  pertanggungjawabaan apa yang menjadi urusannya kepada Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).

c. Auditing (Pemeriksaan).  Auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut 


pertanggungjawaban  penerimaan,  penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan
uang yang dilakukan bendaharawan  kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi unit-
unit yang ada didalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini kepada BPK
melalui departemen masing-masing. Auditing sangat penting dan sangat bermanfaat
bagi empat pihak, yaitu:
1. Bagi bendaharawan yang bersangkutan:
a. Bekerja dengan arah yang sudah pasti,
b. Bekerja dengan target waktu yang sudah ditentukan,
c. Tingkat keterampilan dapat diukur dan dihargai,
d. Mengetahui dengan  jelas batas wewenang dan kewajiban,
e. Ada kontrol bagi dirinya terhadap godaan penyalahgunaan uang.

2. Bagi lembaga yang bersangkutan:


a. Dimungkinkan adanya sistem kepemimpinan terbuka,
b. Memperjelas batas wewenang dan tanggungjawab antar petugas,
c. Tidak menimbulkan rasa saling mencurigai,
d. Ada arah yang jelas dalam menggunakan uang yang diterima,

3. Bagi atasannya:
a. Dapat mengetahui bagian atau keseluruhan anggaran yang telah dilaksanakan,
b. Dapat mengetahui tingkat keterlaksanaan serta hambatannya demi menyusun anggaran
tahun berikutnya,
c. Dapat diketahui keberhasilan pengumpulan, penyimpanan dan kelancaran
pengeluaran,
d. Dapat diketahui tingkat kecermatan dalam mempertanggungjawabkan,
e. Untuk memperhitungkan biaya kegiatan tahunan masa lampau sebagai umpan balik
bagi perencanaan masa datang,

5|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


f. Untuk arsip dari tahun ke tahun.

4. Bagi badan pemeriksa keuangan:


a. Ada patokan yang jelas dalam melaksanakan pengawasan terhadap uang milik Negara
b. Ada dasar yang tegas untuk mengambil tindakan apabila terjadi penyelewengan.

2. Hal-Hal Yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Pendidikan. Secara garis besar


dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
A. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–
hal sebagai berikut:
1. Berkembangnya demokrasi pendidikan. Dahulu banyak negara yang masih dijajah
oleh bangsa lain memperoleh penduduknya untuk menempati pendidikan. Dengan
lepasnya bangsa itu dari cengkraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan
memperoleh pendidikan. Di Indonesia Demostrasi Pendidikan dirumuskan dengan
jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (10) dan ayat (2). Konsekuensi dari adanya
demokrasi itu maka pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
2.  Kebijaksanaan Pemerintah. Pemberian  hak kepada warga Negara untuk memperoleh
pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan
mengembangkan bangsanya.  Namun demikian agar tujuan  itu tercapai pemerintah 
memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan
menunjang pendidikan misalnya, Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendiri
gedung dan kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP
dan pengaturan pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
3. Tuntutan akan pendidikan. Kenaikan  tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana.
Didalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin
banyaknya orang yang  menginginkan pendidikan dari segi kualitas yaitu naiknya
keinginan  memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bagi suatu bangsa
kenaikan tuntutan  ini  mempertinggi  kualitas bangsa dan menaikkan taraf hidup.
Diluar negeri pendidikan selalu dicari di negara-negara yang melaksanakan sistem
pendidikan  lebih baik dan  lebih bervariasi. Hal ini berarti bukan  hanya terjadi aliran
dari  Negara berkembang ke Negara maju  tetapi sebaliknya juga mungkin terjadi.
Banyak orang dari  Negara maju  menuntut ilmu dinegara berkembang karena ingin
mendalami hal-hal yang menarik perhatiannya.
4. Adanya Inflansi. Inflansi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara.
Faktor inflansi sangat berpengaruh  terhadap biaya pendidikan karena harga satuan
biaya tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.

B. Faktor Internal
1. Tujuan Pendidikan. Sebagai salah satu contoh bahwa pendidikan berpengaruh
terhadap besarnya biaya pendidikan  adalah  tujuan institusional suatu lembaga
pendidikan. Berubah tujuan pendidikan  kearah penguasaan 10 kompetensi
dibandingkan dengan tujuan yang mempengaruhi besarnya biaya yang harus
dikeluarkan.
2. Pendekatan yang digunakan. Strategi belajar-mengajar menuntut dilaksanakannya
praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan
metode lain dan pendekatan secara individual.

6|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


3. Materi yang disajikan. Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel
menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya
dilaksanakan dengan penyampaian materi.
4. Tingkat dan jenis pendidikan. Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya adalah
tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak
ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat
sekaligus kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi lulusannya, biaya pendidikan di
SD jauh berbeda dengan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi.

B.    Sumber – Sumber Pembiayaan Pendidikan


Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret
1989. Pada bab VIII pasal 33-36 dijelaskan  mengenai sumber daya pendidikan. Kategori
pembiayaan pendidikan  terdiri dari beberapa bagian :
1. APBN dan APBD merupakan biaya langsung yang terkait dengan  penggajian guru,
administrator,  staf sekolah,  pembelian  peralatan, materi pelajaran dan gedung
sekolah. Dana pendidikan selain gaji dan biaya pendidikan  kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari APBD. Dana APBD berasal dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota. Dana tersebut tergantung pada kemampuan  keuangan pemerintah
setempat dan daerah lain. Dana pendidikan yang berasal dari APBD diperuntukkan
sama dengan dana yang berasal dari APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan
untuk pendanaan pembangunan, tergantung pada kebutuhan sekolah. Untuk
pendanaan rutin contohnya membayar gaji guru bantu/tenaga honorer. Untuk
pendanaan pembangunan direalisasikan untuk rehabilitasi gedung, sarana olahrada dan
sejenisnya. Dana APBN pun dapat digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang setiap daerah mendapatkan jatah yang sama dan dana APBD digunakan
untuk Bantuan Operasional Pembangunan (BOP). Sedangkan dana rutin, yaitu dana
yang dipakai membiayai kegiatan rutin seperti tambahan gaji guru, pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat, biaya pemeliharaan, dsb.
2. Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik untuk
menunjang biaya pendidikannya.
3. Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3 (sekarang menjadi SPP)
yaitu dana untuk peserta didik seperti untuk pembayaran seragam, buku, ATK,
transport. Selain sumbangan SPP juga ada dana pembangunan, ialah dana yang
dipakai membiayai pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana prasarana, alat
belajar, media, dsb.
4. Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat ialah sumbangan yang diterima oleh
sekolah dari pemerintah daerah setempat dimana sekolah tersebut berada.
5. Bantuan lain-lain adalah bantuan yang diterima oleh sekolah dari berbagai pihak selain
APBN dan APBD, Dana Penunjang Pendidikan, Dana dari Masyarakat, Sumbangan
dari Pemerintah Daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari kerjasama sekolah
dengan instansi lain atau yang sejenis. Diantaranya ialah bantuan yang berasal dari
luar negeri.

Sisdiknas No. 20 Pasal 46 Ayat 1: ada tiga sumber Anggaran Pendidikan


a. Pemerintah Pusat

7|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


b. Pemerintah Daerah
c. Masyarakat

Sumber Pembiayaan Pendidikan:


1. Pemerintah Pusat: BOS (sama seluruh darah)
a. Tergantung pada jumlah siswa
b. ∑dana BOS = ∑siswa x dana BOS/siswa
c. Dana BOS dari pemerintah pusat berasal dari APBN (pajak, SDA, investasi,
pinjaman LN)
1. Pemerintah Daerah: BOP
a. Tergantung pada jumlah siswa
b. Nama berbeda riap daerah misalnya SBB (di daerah bekasi) kepanjangan dari
Sekolah Bebas Biaya.
c. Dana BOP dari pemerintah daerah berasal dari APBD (PAD, DAU, dll.

2. Masyarakat: SPP, UP, dll


a. Untuk biaya peserta didik (seragam, buku, ATK, transport, dll)

C. Prinsip Perolehan Dana Pendidikan:


1. Prinsip keadilan:
“jika ekonomi rendah, maka bantuan tinggi” dan atau “jika ekonomi tinggi, maka
bantuan rendah”
Tujuannya adalah agar semua warga Negara bisa mengakses pendidikan.
Aplikasi pemerataan tersebut adalah melalui penyaluran dana BOS.

Ketentuan Dana BOS:


a. Jumlah disesuaikan jumlah siswa
b. Dana BOS/siswa sama seluruh daerah
c. Jika sebelum sekolah memperoleh dana BOS uang sekolah lebih kecil, maka siswa
tidak membayar biaya pendidikan (gratis)
d. Jika setelah sekolah menerima dana BOS dana sekolah sama dengan dana BOS, maka
siswa tidak membayar biaya pendidikan (gratis full)
e. Jika setelah menerima dana BOS uang sekolah lebih besar, maka orang tua siswa
membayar uang sekolah dikurangi dana BOS.
f. Sekolah swasta/madrasah bias menolak dana BOS.

2. Prinsip Kecukupan:
Idealnya dana yang diterima sama dengan dana yang dikeluarkan. Maka harusnya
berdasarkan pada RAPBS/M.

Fakta: dana yang diterima < dana yang dikeluarkan skala prioritas penghematan ada
program yang dihilangkan.
Hambatan-hambatan yang dihadapi:
a. Alokasi dijit
b. Keterlambatan diberikannya dana

3. Prinsip Keberlanjutan
- Program: program dapat terlaksana sesuai waktu perencanaan
- Sarana: dana daro BOS/P digunakan untuk pemeliharaan dan rehabilitasi.

8|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


4. Prinsip Efisiensi:
menggunakan semua sumber daya yang tersedia sebaik-baiknya.

5. Prinsip Transparansi:
laporan (bukti fisik: foto, sarana)

6. Prinsip Akuntabilitas:
pertanggungjawaban (alokasi, besaran/volume)

D.     Pengawasan Pembiayaan Pendidikan


Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu kegiatan yang
berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban  penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran
atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.
           Menurut Nanang Fatah pengawasan pembayaan  pendidikan bertujuan  untuk
mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Secara
sederhana proses pengawasan terdiri dari:
1. Memantau (monitoring)
2. Menilai
3. Malampirkan hasil temuan, baik pada kinerja aktual maupun hasilnya
           

9|Manajemen Pembiayaan Pendidikan


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
            Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pendidikan membutuhkan
biaya. Pembiayaan terhadap pendidikan harus dibayar lebih mahal karena pendidikan adalah
investasi. penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu biaya, perlu dana, paling tidak
memenuhi pembiayaan untuk memberikan standar pelayanan minimal. Biaya pendidikan
merupakan komponen sangat penting dalam  penyelenggaraan  pendidikan. Dapat dikatakan
bahwa proses pendidikan tidak  dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Sistem
Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989. Pada bab VIII
pasal 33-36 dijelaskan mengenai sumber biaya pendidikan.

B.    Saran
                 Pendidikan adalah tanggungjawab negara dan masyarakat, tanggungjawab kita
bersama, termasuk dalam hal pembiayaan. Peran serta masyarakat untuk biaya pendidikan
sangatlah penting.

10 | M a n a j e m e n P e m b i a y a a n P e n d i d i k a n
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M.I. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan. Mimbar
Pendidikan, No.1 Tahun x, 1991: 28-33.
AP Dosen. 2010. Manajemen Pendidikan. UNY Press: Yogyakarta.
Dedi Supriadi.2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fattah, N. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Horngren, P. 1993. Pengantar Akutansi Manajemen Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Idochi Anwar, Moch. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan:
Teori, Konsep dan

11 | M a n a j e m e n P e m b i a y a a n P e n d i d i k a n

Anda mungkin juga menyukai