03a. Juklak 2023

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 59

i

KATA PENGANTAR
Dengan ucapan syukur kepada Tuhan YME atas rahmad dan petunjuk-Nya, Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak) Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang Tahun Anggaran 2023
dapat diselesaikan. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) ini merupakan penjelasan secara khusus
terutama dalam Pelaksanaan, Mekanisme penerimaan dana, Pengendalian, Monitoring dan Evaluasi
serta Pelaporan dalam Rangka Pelaksanaan P3-TGAI.
Kegiatan P3-TGAI merupakan tanggung jawab pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat dalam pembinaan terhadap P3A agar kemandiriannya terarah dan
terintegrasi dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas serta mutu hasil pertanian
secara optimal guna mendukung kedaulatan pangan Nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka disusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sebagai acuan bagi
pihak terkait dalam melaksanakan kegiatan P3-TGAI dengan sumber dana APBN pada BWS
Sumatera V Padang Tahun Anggaran 2023 agar dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan P3-TGAI di lingkup BWS Sumatera V Padang Tahun Anggaran
2023 maka disusunlah Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan P3-TGAI. Maksud dari Petunjuk Pelaksanaan
yaitu sebagai acuan bagi Tim Pelaksana Balai, Pejabat Pembuat Komitmen, Konsultan Individual,
Tenaga Pendamping Masyarakat dan P3A penerima P3-TGAI dalam pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
di lingkup Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Sumatera V Padang Balai
Wilayah Sungai Sumatera V Padang.
Sedangkan tujuan dari Petunjuk Pelaksanaan adalah :
a. terarahnya pelaksanaan kegiatan P3-TGAI di lingkup Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan
Sumber Daya Air Sumatera V Padang Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang.
b. terarahnya pelaksanaan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat petani pemakai air (P3A)
dalam kegiatan teknis perbaikan jaringan irigasi/rehabilitasi jaringan irigasi/ peningkatan
jaringan irigasi dalam pelaksanaan P3-TGAI;
c. terarahnya pelaksanaan perbaikan jaringan irigasi / rehabilitasi jaringan irigasi/ peningkatan
jaringan irigasi dalam pelaksanaan kegiatan P3-TGAI.

KEPALA SATUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN


SUMBER DAYA AIR SUMATERA V PADANG

Aditya Sidik Waskito, S.T., M.Si., M.Sc.


NIP : 19800920 200502 1 002
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
DAFTAR SINGKATAN iii
DAFTAR FORMAT iv
DAFTAR ISTILAH vi

BAB I PENDAHULUAN 1
I. Latar Belakang 1
II. Maksud, Tujuan dan Sasaran 2
III. Dasar Pembentukan 3
IV. Prinsip dan Pendekatan 5
V. Indikator Kinerja 6
BAB II JENIS KEGIATAN P3-TGAI 7
I. Jenis Kegiatan P3-TGAI 7
II. Pelaksanaan rehabilitasi Jaringan Irigasi, Peningkatan Jaringan Irigasi, dan / atau
Pembangunan Jaringan Irigasi 6
III. Objek P3-TGAI 7
IV. Komoditas Lahan Kegiatan P3-TGAI 7
V. Kegiatan Yang Dikecualikan Dalam Kegiatan P3-TGAI 8
BAB III PENERIMA P3-TGAI 7
I. Penerima P3-TGAI 7
II. Syarat dan Urutan Prioritas Peneroima P3-TGAI 7
BAB IV PELAKSANA P3-TGAI 9
I. Struktur Organisasi 9
II. Pelaksana P3-TGAI di Tingkat Pusat 9
III. Pelaksana P3-TGAI di Tingkat BBWS/BWS 10
IV. Pelaksana P3-TGAI di Tingkat Penerima P3-TGAI 18
BAB V TAHAPAN PENYELENGARAAN P3-TGAI 23
BAB VI PENDANAAN 43
I. Sumber Dana 44
II. Alokasi Anggaran 44
III. Proses Penyaluran atau Pencairan Dana 50
BAB VII PEMANTAUAN DAN PELAPORAN 48
I. Pemantauan 48
II. Pelaporan 48

BAB VIII PENGADUAN MASYARAKAT 51


iii

DAFTAR SINGKATAN

1. Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai yang selanjutnya


disingkat BBWS/BWS.
2. Perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disingkat P3A.
3. Gabungan perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disingkat
GP3A.
4. Induk perkumpulan petani pemakai air yang selanjutnya disingkat IP3A.
5. Konsultan Manajemen Pusat yang selanjutnya disingkat KMP.
6. Konsultan Manajemen Balai yang selanjutnya disingkat KMB.
7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
Pejabat Pembuat Komitmen pada BBWS/BWS yang menangani kegiatan
P3-TGAI.
8. Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi yang selanjutnya
disingkat P3-TGAI.
9. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja pada
BBWS/BWS yang menangani kegiatan P3-TGAI.
10. Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan yang selanjutnya
disingkat SP3K.
11. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang selanjutnya disingkat
SPTB.
12. Tim Teknis Pusat yang selanjutnya disingkat TTP.
13. Tim Pelaksana Balai yang selanjutnya disingkat TPB.
14. Tenaga Pendamping Masyarakat yang selanjutnya disingkat TPM.
iv

DAFTAR FORMAT

1. Contoh Format Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Lokasi Penerima P3-


TGAI
2. Contoh Format surat pernyataan belum terbentuk P3A atau dengan nama
lain
3. Contoh Format Surat Usulan Calon Lokasi Daerah Irigasi Penerima P3-
TGAI Dari Kepala Desa
4. Contoh Format Surat Usulan Calon Lokasi Daerah Irigasi Penerima P3-
TGAI dari P3A, GP3A dan/atau IP3A atau Dengan Nama Lain
5. Contoh Format Validasi Calon Lokasi Daerah Irigasi Penerima P3-TGAI
6. Contoh Format Lampiran Berita Acara Validasi Calon Lokasi Daerah Irigasi
Penerima P3-TGAI
7. Contoh Format Berita Acara Sosialisasi P3-TGAI di Tingkat Penerima P3-
TGAI
8. Contoh Format Berita Acara Musyawarah Desa I
9. Contoh Format Surat Usulan Calon Penerima P3-TGAI
10. Contoh Format Surat Pernyataan Kesediaan Melaksanakan Kegiatan P3-
TGAI Secara Swakelola
11. Contoh Format Surat Keputusan Penetapan P3A/GP3A/IP3A Penerima
P3-TGAI atau Dengan Nama Lain Penerima P3-TGAI
12. Contoh Format Berita Acara Pelaksanaan Musyawarah Desa II
13. Contoh Format Penyusunan Rencana Kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A
Atau Dengan nama Lain
14. Contoh Format Sket Lokasi
15. Contoh Format Perhitungan Volume
16. Contoh Format Rencana Anggaran Biaya
17. Contoh Format Harga Satuan Bahan, Material, Alat Bantu, Tenaga Kerja
18. Contoh Format Analisis Harga Satuan
19. Contoh Format Jadwal Pelaksanaan Kegiatan P3-TGAI
20. Contoh Format Perjanjian Kerja Sama
21. Contoh Format Berita Acara Musyawarah Desa III
22. Contoh Format Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan P3-TGAI
23. Contoh Format Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan P3-TGAI
24. Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan P3-TGAI
25. Contoh Format Catatan Harian Penggunaan Bahan
26. Contoh Format Catatan Harian Kondisi Cuaca
27. Contoh Format Absensi Harian Tenaga Kerja
v

28. Contoh Format Laporan Keuangan/Buku Kas P3A/GP3A/IP3A


29. Contoh Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB)
30. Contoh Format Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan
Kegiatan (SP3K) P3-TGAI
31. Contoh Berita Acara Penyerahan Hasil Pekerjaan Oleh P3A,
dan/atau IP3A atau Dengan Nama Lain Kepada PPK
32. Contoh Format Prasasti Kegiatan P3-TGAI
33. Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Pelaksanaan P3-
TGAI Oleh PPK Kepada Kepala Satker
34. Contoh Format Berita Acara Penyerahan Hasil Pelaksanaan P3-
TGAI Oleh Kepala Satker Kepada Pemerintah Desa
35. Contoh Format Pakta Integritas
36. Contoh Format Surat Permohonan Pencairan Dana Tahap Pertama
37. Contoh Format Rencana Penggunaan Dana
38. Contoh Format Surat Pernyataan Siap Melaksanakan Kegiatan P3-
TGAI Secara Swakelola
39. Contoh Format Kuitansi Tanda Terima
40. Contoh Format Surat Permohonan Pencairan Dana Tahap Ke Dua
41. Contoh Format Berita cara survey jaringan irigasi
42. Contoh Format Kerangka Acauan Kerja
43. Format 43. : Contoh Format Spesifikasi Teknis
44. Contoh Format Laporan Harian P3-TGAI
45. Contoh Format Laporan Mingguan P3-TGAI
46. Contoh Format Aktual chek mingguan P3-TGAI
47. Contoh Format Rekap HOK DAN UPAH
48. Contoh Format Asbuild Drawing
49. Contoh Format Dokumentasi
50. Contoh Format Catatan Harian TPM
51. Contoh Format Laporan Mingguan TPM
52. Contoh Format Laporan Kemajuan Pelaksanaan Mingguan TPM
53. Contoh Format Laporan Aktual Check Mingguan TPM
54. Contoh Format Laporan Bulanan TPM
vi

55. Contoh Format Laporan Kemajuan Pelaksanaan Bulanan TPM


56. Contoh Format Actual Check Bulanan TPM
57. Contoh Format Laporan Kegiatan Harian TPM
58. Contoh Format Pengajuan Memulai Pekerjaan
59. Contoh Format Ringkasan Pelaksanaan P3-TGAI oleh TPM
60. Contoh Format Realisasi Penggunaan Dana Mingguan
61.
1

DAFTAR ISTILAH

1. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi tambak.
2. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
3. Daerah irigasi desa adalah suatu daerah irigasi, yang jaringan irigasinya dibangun dan
dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.
4. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan
satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan
pembuangan air irigasi.
5. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan
utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan
bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
6. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap,
dan bangunan pelengkapnya.
7. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan
air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran
pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
8. Perbaikan jaringan irigasi adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran
dan/atau bangunan irigasi seperti semula secara parsial.
9. Rehabilitasi jaringan irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula.
10. Peningkatan jaringan irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan
irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi
yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
11. P3-TGAI adalah Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi untuk perbaikan
atau rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi
12. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga
yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
bersangkutan.
13. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
14. Satuan kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah organisasi atau lembaga pada
Pemerintah yang bertanggungjawab kepada Menteri yang menyelenggarakan kegiatan dari
dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum.
2

15. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
16. Tim Teknis Pusat yang selanjutnya disingkat TTP adalah tim yang bertugas membantu Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air dalam penyusunan pedoman umum; pembinaan teknis; dan monitoring
dan evaluasi di tingkat Nasional.
17. Tim Pelaksana Balai yang selanjutnya disingkat TPB adalah tim yang bertugas membantu Balai
Besar Wilayah Sungai / Balai Wilayah Sungai dalam penyusunan petunjuk teknis; pembinaan
teknis; dan monitoring dan evaluasi ditingkat Balai.
18. Konsultan Manajemen Pusat yang selanjutnya disingkat KMP adalah konsultan yang bertugas
dalam membantu tim teknis pusat dalam pelaksanaan P3-TGAI, pelaksanaan ToT dan monitoring
dan evaluasi di tingkat Nasional.
19. Konsultan Manajemen Balai/Konsultan Individual yang selanjutnya disingkat KMB/KI adalah
konsultan yang bertugas dalam membantu TPB dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan P3-TGAI,
membantu ToT dan monitoring dan evaluasi di tingkat Balai.
20. Tenaga Pendamping Masyarakat yang selanjutnya disingkat TPM adalah yang bertugas dalam
melakukan sosialisasi tingkat masyarakat dan pendampingan administrasi dan teknis
P3A/GP3A/IP3A dalam pelaksanaan P3-TGAI.
21. Rencana Kerja P3A yang selanjutnya disingkat RKP3A adalah rencana kerja yang disusun oleh P3A,
disetujui oleh kepala desa dan disetujui oleh PPK.
22. Surat Perjanjian Kerja Sama yang selanjutnya disingkat SPKS adalah surat perjanjian Kerja Sama
antara PPK dengan P3A pada pelaksanaan P3-TGAI.
23. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan,
dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah
lain dan/atau kelompok masyarakat
3

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
P3-TGAI dilaksanakan untuk mendukung salah satu agenda prioritas
pembangunan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2025, yaitu memperkuat
infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan
dasar. Perkuatan infrastruktur ditujukan untuk mendukung aktivitas
perekonomian dan mendorong pemerataan pembangunan nasional.
Kegiatan P3-TGAI dilaksanakan secara padat karya melalui pemberdayaan
masyarakat petani dalam rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan
irigasi, dan/atau pembangunan jaringan irigasi secara partisipatif, terencana
dan sistematis untuk meningkatkan kinerja pengelolaan jaringan irigasi.
Proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi,
pengawasan, dan pengelolaan jaringan irigasi dengan melibatkan peran serta
masyarakat sebagai pelaksana kegiatan.
Sehubungan dengan perkembangan pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19), meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda,
meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan
implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia, diterbitkan
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai
Bencana Nasional.
Untuk menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah melakukan dua cara yang
bergerak simultan yakni penyaluran program perlindungan sosial dan
mempercepat pelaksanaan Program Padat Karya Tunai. Selain untuk
memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat,
Padat Karya Tunai juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke
desa/pelosok.
4

Padat Karya Tunai yang dilaksanakan melalui P3-TGAI dapat memberikan


daya ungkit terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat
pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal IV tahun 2020 masih minus
2,19%.
Pola pelaksanaan Padat Karya Tunai juga harus memperhatikan protocol
physical dan social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

II. Sasaran
Sasaran dari P3-TGAI yaitu:
1. Pemberdayaan P3A, GP3A, dan/atau IP3A dalam kegiatan teknis
rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi;
2. Rehabilitasi jaringan irigasi untuk perbaikan jaringan irigasi guna
mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula;
3. Peningkatan jaringan irigasi untuk meningkatkan fungsi dan kondisi
jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal
pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan
mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi;
dan
4. Pembangunan jaringan irigasi untuk penyediaan jaringan irigasi di
wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.

III. Dasar Pembentukan


1. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 40);

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015


tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.05/2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 1080);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2015 tentang Kriteria Dan Penetapan Status Daerah
Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 638);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
5

30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem


Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 869);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 473);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 26 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1144);
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4
tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan
Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 187);

IV. Prinsip dan Pendekatan


P3-TGAI dilaksanakan berdasarkan prinsip:
1. Partisipatif
Partisipasi anggota P3A, GP3A, dan/atau IP3A dapat diwujudkan
dalam bentuk sumbangan pemikiran, gagasan, waktu, tenaga,
material, dan dana.
2. Transparansi
Manajemen dan administrasi penggunaan dana diketahui oleh
seluruh anggota P3A, GP3A, dan/atau IP3A yang terlibat.
3. Pemerataan
Penentuan lokasi penerima P3-TGAI dilakukan secara merata untuk
memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat petani.
4. Akuntabilitas
Kegiatan program yang dilaksanakan oleh masyarakat petani harus
dapat dipertanggungjawabkan dalam hal ketepatan sasaran, waktu,
pembiayaan, dan mutu pekerjaan.
6

V. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam pelaksanaan P3-TGAI adalah terlaksananya
pemberdayaan dan partisipasi masyarakat petani dalam kegiatan teknis
rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi.
7

BAB II
JENIS KEGIATAN P3-TGAI

I. Jenis Kegiatan P3-TGAI


Jenis kegiatan P3-TGAI terdiri atas:
a. rehabilitasi jaringan irigasi, merupakan kegiatan perbaikan jaringan
irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti
semula;
b. peningkatan jaringan irigasi, merupakan kegiatan meningkatkan
fungsi dan kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan
menambah luas areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada
dengan mempertimbangkan perubahan kondisi lingkungan daerah
irigasi; dan
c. pembangunan jaringan irigasi, merupakan kegiatan penyediaan
jaringan irigasi di wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya.
Selain kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan
huruf c di atas, kegiatan P3-TGAI juga dapat berupa kegiatan normalisasi
jaringan irigasi atau pekerjaan tanah tanpa menggunakan alat berat atau
perbaikan jaringan irigasi.

II. Pelaksanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, Peningkatan Jaringan Irigasi,


dan/atau Pembangunan Jaringan Irigasi
Pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi,
dan/atau pembangunan jaringan irigasi meliputi kegiatan:
a. pengerukan sedimen tanpa menggunakan alat berat pada saluran
pembawa dan/atau saluran pembuang;
b. lining beton, pasangan batu pada saluran pembawa dan/atau saluran
pembuang;
c. box tersier, box kuarter dan bangunan pelengkapnya antara lain
berupa gorong-gorong, bangunan terjun, jembatan layanan, tangga
cuci, tempat mandi hewan;
d. jalan inspeksi pada saluran yang diperbaiki, direhab, ditingkatkan
dan/atau dibangun;
e. tanggul pada saluran pembawa dan/atau saluran pembuang;
Untuk irigasi desa, kegiatan rehabilitasi, peningkatan, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi dapat berupa bangunan utama, saluran
pembawa, bangunan sadap, bangunan pelengkap dan pembuangnya.
8

III. Objek P3-TGAI


Pelaksanaan kegiatan P3-TGAI yang berupa rehabilitasi jaringan irigasi,
peningkatan jaringan irigasi, dan/atau pembangunan jaringan irigasi
dilaksanakan pada:
a. jaringan irigasi tersier pada daerah irigasi kewenangan Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota; atau
b. jaringan irigasi desa,
pelaksanaan kegiatan P3-TGAI sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
huruf b dimanfaatkan untuk pertanian rakyat.

IV. Komoditas Lahan Kegiatan P3-TGAI


Kegiatan P3-TGAI dilaksanakan pada lahan dengan komoditas prioritas berupa:
a. padi;
b. palawija;
c. hortikultura yang merupakan tanaman yang menghasilkan buah, sayuran,
bahan obat nabati, florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan
tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan/atau
bahan estetika serta berumur kurang dari satu tahun; dan/atau
d. perkebunan.

V. Kegiatan Yang Dikecualikan Dalam Kegiatan P3-TGAI


Penggunaan dana P3-TGAI dikecualikan untuk:
a. semua kegiatan yang dapat merusak jaringan irigasi;
b. kegiatan yang berbahaya dan/atau merusak lingkungan;
c. pembelian mesin pompa air;
d. pengeboran sumur air tanah;
e. kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran P3-
TGAI.
9

BAB III
PENERIMA P3-TGAI

I. Penerima P3-TGAI
P3-TGAI diberikan kepada:
1. P3A yang merupakan kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi
wadah petani pemakai air dalam suatu daerah layanan/petak tersier
atau desa yang dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air
termasuk lembaga lokal pengelola irigasi;
2. GP3A yang merupakan kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat
bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada
daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder,
atau satu daerah irigasi;
3. IP3A yang merupakan kelembagaan sejumlah GP3A yang bersepakat
bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi
pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer,
atau satu daerah irigasi;
4. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain sebagai lembaga
pengelola irigasi sesuai penyebutan nama daerah setempat;
yang memenuhi syarat sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan P3-TGAI,
yang ditetapkan oleh PPK serta disahkan oleh Kasatker.
II. Syarat dan Urutan Prioritas Penerima P3-TGAI
P3-TGAI diberikan kepada P3A,GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
yang sudah terbentuk dengan syarat dan urutan prioritas:
1. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain yang telah berbadan
hukum;
2. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain yang telah disahkan
dengan Keputusan Kepala Daerah;
3. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain yang telah disahkan
dengan Akta Notaris.
Dalam hal P3A atau dengan nama lain belum terbentuk di desa tersebut,
penetapan penerima P3-TGAI dilakukan melalui pembentukan P3A dengan
tahapan sebagai berikut:
1. Kepala Desa/Lurah harus membuat surat pernyataan bahwa di desa
tersebut belum terbentuk P3A atau dengan nama lain, dengan
ketentuan:
10

a. Untuk daerah irigasi kewenangan pemerintah pusat, pemerintah


daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, surat
pernyataan tersebut harus diketahui oleh Juru Pengairan;
b. Untuk jaringan irigasi desa, surat pernyataan tersebut cukup
ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah.
Contoh format surat pernyataan belum terbentuk P3A atau dengan
nama lain sebagaimana tercantum dalam Format 2 Lampiran II.
2. Masyarakat petani setempat dapat melakukan pembentukan P3A atau
dengan nama lain secara demokratis melalui musyawarah
dan menyusun AD/ART yang minimal disahkan oleh Kepala
Desa/Lurah. Dalam hal pembentukan P3A atau dengan nama lain tidak
dapat dilakukan secara demokratis, maka pembentukan P3A atau
dengan nama lain dapat difasilitasi oleh Kepala Desa/Lurah
berdasarkan permintaan dari masyarakat petani.
3. Susunan pengurus P3A yang telah terbentuk sebagaimana dimaksud
pada angka 2 dan AD/ART yang telah disahkan oleh Kepala
Desa/Lurah wajib didaftarkan untuk mendapatkan pengesahan yang
paling rendah berupa akta notaris.
11

BAB IV
PENYELENGARAAN P3-TGAI

I. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam pelaksanaan kegiatan P3-TGAI sebagaimana
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1 : Struktur Organisasi P3-TGAI

MENTERI PUPR

DIREKTUR JENDERAL
SUMBER DAYA AIR

TIM TEKNIS PUSAT KONSULTAN


MANAJEMEN PUSAT

DINAS PROVINSI TIM PELAKSANA


BALAI

DINAS KAB./KOTA SATKER

KONSULTAN
PEJABAT PEMBUAT MANAJEMEN BALAI
PEMERINTAH DESA
KOMITMEN

TENAGA PENDAMPING
Masyarakat Petani P3A, GP3A, dan/atau
MASYARAKAT
IP3A

Keterangan:

Tugas/Perintah

-------- Koordinasi

II. Pelaksana P3-TGAI di Tingkat Pusat


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan
penyelenggara P3-TGAI. Pelaksana P3-TGAI pada tingkat pusat adalah TTP.
Keanggotaan TTP terdiri atas unsur Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
yang terdiri dari:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air;
2. Direktorat Sistem dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
3. Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan.
TTP ditetapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
12

Dalam pelaksanaan tugasnya, TTP dapat dibantu oleh KMP.


13

1. TTP
TTP bertugas:
a. menyusun kebijakan penyelenggaraan P3-TGAI;
b. menyusun Petunjuk Teknis Penyelenggaraan P3-TGAI;
c. menyusun program dan anggaran P3-TGAI secara keseluruhan;
d. melakukan sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS;
e. melakukan pelatihan kepada TPB dan/atau KMB untuk menjadi
pelatih (Training of Trainer) dengan dibantu oleh KMP;
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap TPB;
g. melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan KMP;
h. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan P3-
TGAI; dan
i. menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-TGAI di
tingkat pusat kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
2. KMP
KMP bertugas:
a. membantu TTP dalam setiap tahapan pelaksanaan P3-TGAI;
b. membantu TTP dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan P3-
TGAI di tingkat BBWS/BWS; dan
c. membantu TTP dalam penyusunan pelaporan pelaksanaan P3-
TGAI di tingkat pusat.

III. Pelaksana P3-TGAI di Tingkat BBWS/BWS


1. Pelaksana P3-TGAI pada tingkat BBWS/BWS terdiri atas:
a. TPB;
b. Kasatker; dan
c. PPK.
Pelaksana P3-TGAI pada tingkat BBWS/BWS sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan c dapat dibantu oleh KMB.
2. Keanggotaan TPB terdiri atas unsur:
a. BBWS/BWS, yang terdiri atas Kepala Bidang pada Balai Besar
Wilayah Sungai atau Kepala Seksi pada Balai Wilayah Sungai,
dan staf pendukung;
b. Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau dengan nama lain, yang
terdiri atas Kepala Bidang atau Kepala Seksi, Pengamat dan Juru
Pengairan; dan
14

c. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau dengan nama lain,


terdiri atas Kepala Bidang atau Kepala Seksi, Pengamat dan Juru
Pengairan.
TPB dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala BBWS/BWS.
Dalam hal di daerah irigasi yang menjadi lokasi P3-TGAI belum terdapat
pengamat dan juru pengairan maka unsur keanggotaan TPB ditetapkan
dengan tidak melibatkan Pengamat dan Juru Pengairan sebagai anggota
TPB.
3. KMB dapat berbentuk badan usaha atau konsultan perorangan.
Ketentuan mengenai lingkup kegiatan, tugas dan tanggung jawab serta
persyaratan kualifikasi KMB diatur dalam kerangka acuan kerja.
4. Tugas pelaksana P3-TGAI pada tingkat BBWS/BWS:
a. TPB, bertugas:
1) mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas rehabilitasi
jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi dalam rangka P3-TGAI;
2) melakukan validasi usulan lokasi daerah irigasi penerima
P3-TGAI;
3) mengusulkan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
kepada Kepala BBWS/BWS, selanjutnya Kepala
BBWS/BWS mengajukan daftar lokasi daerah irigasi
penerima P3-TGAI kepada Direktur Jenderal Sumber Daya
Air dengan tembusan kepada Direktur Bina Operasi dan
Pemeliharaan;
4) melakukan pelatihan dalam bidang administrasi dan teknis
terhadap TPM dengan dibantu oleh KMB;
5) melakukan sosialisasi P3-TGAI kepada Camat, Kepala Desa,
Pengamat, dan Juru Pengairan pada daerah irigasi penerima
P3-TGAI;
6) berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Kecamatan setempat;
7) menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-
TGAI di tingkat balai kepada Kepala Balai Besar/Balai
Wilayah Sungai, dengan tembusan kepada Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi atau dengan nama lain, dan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten/Kota atau dengan nama lain paling
15

sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau apabila sewaktu-


waktu diperlukan; dan
8) selama masa penanganan penyebaran Covid-19, TPB
berkoordinasi dengan dinas/instansi yang terkait dengan
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran
Covid-19 antara lain Satgas Pencegahan COVID-19, Aparat
TNI/Polri, Dinas Kesehatan setempat dan instansi terkait
lainnya.
b. Kasatker, bertugas:
1) mengesahkan Surat Keputusan Penetapan P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain penerima P3-TGAI
dari PPK;
2) menugaskan pejabat pengadaan atau kelompok kerja untuk
melakukan pengadaan KMB dan TPM;
3) bertanggungjawab atas pencapaian target kinerja
penyaluran dana P3-TGAI kepada P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain;
4) melakukan pengawasan penyaluran dana P3-TGAI dan
dapat melakukan koordinasi dengan aparat pengawasan
fungsional;
5) menyusun laporan pertanggungjawaban untuk menjamin
akuntabilitas dan transparansi penyaluran dana P3-TGAI
(paling sedikit memuat jumlah dana P3-TGAI yang
disalurkan, realisasi dana P3-TGAI yang telah disalurkan,
dan sisa dana P3-TGAI yang disetorkan ke rekening kas
umum negara serta melampirkan data bukti transfer/tanda
terima penerima dana P3-TGAI);
6) menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan kegiatan P3-
TGAI berdasarkan laporan dari PPK kepada Kepala
BBWS/BWS dengan tembusan kepada TTP;
7) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan melalui e–
monitoring; dan
8) menyerahkan hasil pekerjaan P3-TGAI kepada pemerintah
desa yang dituangkan dalam berita acara serah terima hasil
pekerjaan.
16

c. PPK, bertugas:
1) menetapkan P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain penerima P3-TGAI;
2) melakukan pengadaan KMB dan TPM yang diproses melalui
pengadaan barang dan jasa;
3) menandatangani Perjanjian Kerja Sama bersama dengan
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
4) melaksanakan pencairan dana P3-TGAI yang diajukan oleh
Ketua P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
setelah dinyatakan memenuhi syarat;
5) melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan P3-TGAI sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
6) memberikan arahan kepada KMB dan TPM dalam
pelaksanaan P3-TGAI;
7) memantau pelaksanaan kegiatan KMB;
8) menyetujui rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain;
9) menyusun laporan tengah bulanan dan akhir bulanan
untuk disampaikan kepada Kasatker mengenai progres fisik
dan keuangan, dilengkapi dengan foto dokumentasi
penyelenggaraan kegiatan P3-TGAI serta laporan yang
bersifat khusus;
10) melakukan verifikasi persyaratan dalam pencairan dana
Tahap I dan Tahap II;
11) memeriksa laporan pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
12) membuat surat teguran tertulis kepada P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain penerima P3-TGAI
dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar Wilayah
Sungai/Balai Wilayah Sungai dan Kepala Desa selaku
Pembina P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain,
apabila terjadi ketidaksesuaian antara penyelenggaraan
kegiatan P3-TGAI dengan Rencana Kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain yang telah disetujui;
17

13) melakukan penangguhan pembayaran bila terjadi


penyimpangan pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai
dengan rencana kerja yang telah disetujui;
14) menyerahkan hasil pekerjaan kepada Kasatker yang
dituangkan dalam berita acara serah terima hasil pekerjaan;
15) melakukan pencatatan hasil penyelenggaraan P3-TGAI
termasuk antara lain output (buah/m), outcome (ha) dan
penyerapan tenaga kerja (HOK); dan
16) membuat dokumentasi kegiatan berupa foto paling sedikit
pada saat progres fisik 0% (nol persen), 50% (lima puluh
persen), 100% (seratus persen), dan sampel video sebelum
pelaksanaan, pada saat dilakukan pelaksanaan kegiatan
dan pada saat selesai pelaksanaan kegiatan P3-TGAI;
Selain tugas tersebut di atas, dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 pada penyelenggaraan P3-TGAI, PPK juga:
1) memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan P3-TGAI
dilaksanakan sesuai dengan tatacara pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19; dan
2) menghentikan sementara pekerjaan paling sedikit selama
14 (empat belas) hari kerja. Penghentian sementara
pekerjaan tersebut dilakukan sampai dengan selesai
dilaksanakan proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja
yang terpapar; dan
3) PPK harus berkoordinasi dengan dinas instansi yang terkait
dalam rangka pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19 yaitu Satgas Pencegahan Covid-19,
Aparat TNI/Polri, Dinas Kesehatan setempat dan instansi
terkait lainnya, mulai dari tahap persiapan sampai dengan
tahap penyelesaian kegiatan.
d. KMB, bertugas:
1) membantu TPB dalam pelaksanaan P3-TGAI;
2) melakukan verifikasi terhadap kelengkapan administrasi
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
18

3) melakukan bimbingan kepada TPM dalam proses


pendampingan terhadap P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain secara berkala;
4) memberikan bantuan teknis dan administrasi kepada TPM
untuk melaksanakan pendampingan terhadap P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain, pada saat
melakukan:
a) survei kondisi jaringan irigasi dan gambar kerja;
b) penyusunan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain;
c) pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan fisik di
lapangan;
d) rapat berkala di lapangan;
e) proses musyawarah desa dan penyiapan berita
acaranya;
f) penandatanganan pakta integritas dan perjanjian kerja
sama;
g) administrasi pengajuan pencairan dana;
h) administrasi pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
secara swakelola;
i) administrasi penyelesaian dan penyerahan pekerjaan;
dan
j) administrasi persiapan audit pekerjaan;
5) melakukan verifikasi rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain sebelum ditetapkan oleh PPK;
6) memantau aktivitas dan peran TPM dalam pendampingan
pelaksanaan P3-TGAI, termasuk penyelesaian masalah, baik
di tingkat persiapan, pelaksanaan kegiatan fisik, penarikan
atau pencairan dana, dan pencapaian progres di lapangan;
7) menyusun laporan bulanan kepada PPK yang berisi:
a) progres pelaksanaan fisik, keuangan dan penyerapan
tenaga kerja (HOK) dari masing-masing P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
b) catatan masalah yang terjadi di setiap P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain beserta upaya
penanganan yang telah dan akan dilakukan;
c) pengaduan masyarakat yang terjadi; dan
19

d) dokumentasi pelaksanaan kegiatan di masing-masing


P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
paling sedikit pada saat progres fisik 0% (nol persen),
50% (lima puluh persen), dan 100% (seratus persen);
8) menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
dalam rangka pengajuan pencairan dana oleh P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain; dan
9) menyusun rekapitulasi hasil inventarisasi dan identifikasi
potensi lokasi penerima P3-TGAI untuk tahun berikutnya
yang dilakukan TPM;
10) membantu PPK dalam memeriksa laporan pelaksanaan
kegiatan yang dibuat oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain.
Selain tugas tersebut di atas, dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 pada pelaksanaan P3-TGAI, KMB juga
melakukan edukasi dan penjelasan tata cara pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19 selama
masa penanganan penyebaran Covid-19.

IV. Pelaksana P3-TGAI di Tingkat Penerima P3-TGAI


1. Pelaksana P3-TGAI pada tingkat penerima P3-TGAI adalah P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain. Struktur organisasi
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain paling sedikit
terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota. P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain dalam pelaksanaan P3-TGAI
didampingi oleh TPM.
2. TPM harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. pendidikan:
1) Sarjana Strata-1 (S1), diutamakan dalam bidang Teknik
Sipil/Pengairan; atau
2) Diploma Tiga (D3), diutamakan Teknik Sipil/Pengairan atau
yang setara; atau
3) STM atau SMK Teknik, diutamakan jurusan Bangunan yang
sudah berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun; dan
b. tidak terikat kontrak kerja dengan pihak lain.
TPM hanya dapat melakukan pendampingan pada lokasi penerima
P3- TGAI maksimal 2 (dua) tahun berturut-turut pada desa penerima
P3- TGAI yang sama.
20

3. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain dalam


penyelenggaraan P3-TGAI bertugas:
1) menandatangani dan menaati Pakta Integritas yang diketahui
Kepala Desa dan PPK;
2) menandatangani dan menaati Perjanjian Kerja Sama;
3) membentuk Penyelenggara Swakelola yang terdiri atas Tim
Persiapan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas;
4) mengikuti setiap tahapan pelaksanaan kegiatan P3-TGAI sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam petunjuk teknis
penyelenggaraan P3-TGAI;
5) mengikuti musyawarah desa dan menandatangani berita acara
musyawarah desa;
6) mengajukan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain dilengkapi dengan KAK kepada PPK;
7) menyusun pelaporan dan dokumentasi fisik pelaksanaan P3-
TGAI kepada PPK dengan didampingi oleh TPM;
8) membuka rekening dalam rangka pelaksanaan P3-TGAI
(rekening harus dual account yang terdiri atas ketua dan
bendahara P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain);
9) mengajukan surat permohonan pencairan dana P3-TGAI kepada
PPK dibantu oleh TPM;
10) menjamin dan memfasilitasi transparansi kegiatan;
11) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara swakelola
sesuai dengan Pakta Integritas dan Perjanjian Kerja Sama;
12) menghimpun bukti-bukti pengeluaran pelaksanaan P3-TGAI,
termasuk juga bukti biaya persiapan, koordinasi, perencanaan,
rapat pelaksanaan, penyediaan fasilitas kesehatan, penyediaan
vitamin dan nutrisi tambahan, pelaporan dan dokumentasi
paling (paling banyak 5 %).
13) menyimpan seluruh dokumen perencanaan dan pelaksanaan
secara baik untuk kepentingan audit;
14) bertanggungjawab penuh terhadap penyelesaian pekerjaan baik
fisik, keuangan, dan pelaporan;
15) membuat berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan P3-TGAI;
16) membuat surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan
P3-TGAI;
21

17) menyerahkan hasil pekerjaan P3-TGAI kepada PPK setelah


disepakati dalam musyawarah desa III;
18) memelihara hasil pelaksanaan pekerjaan P3-TGAI.
Selain tugas tersebut di atas, dalam upaya pencegahan penyebaran
Covid-19 pada pelaksanaan P3-TGAI, P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain juga ikut memberikan penjelasan dan
melaksanakan upaya pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19.
4. TPM bertugas:
1) mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh TPB;
2) melaksanakan sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima P3-TGAI;
3) memotivasi P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
untuk berpartisipasi secara aktif sesuai peran dan
tanggungjawabnya;
4) melakukan pendampingan kepada P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain, baik dalam hal teknis maupun
administrasi pelaksanaan P3-TGAI, meliputi:
a) musyawarah desa;
b) survei kondisi jaringan irigasi dan pembuatan gambar kerja;
c) penyusunan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain;
d) pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan
jaringan irigasi, dan/atau pembangunan jaringan irigasi;
e) pelaporan pekerjaan selesai;
5) membantu penyusunan laporan dan dokumentasi P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain dalam pelaksanaan P3-
TGAI;
6) membantu P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
dalam pengajuan surat permohonan pencairan dana P3-TGAI
dan kelengkapannya;
7) menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan oleh
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
8) berkoordinasi dengan KMB dalam hal pelaporan;
9) menginformasikan sesegera mungkin kepada KMB apabila
terjadi permasalahan di lapangan yang tidak dapat diselesaikan
TPM;
10) melakukan inventarisasi dan identifikasi potensi lokasi
penerima P3-TGAI pada lokasi pendampingan. Contoh format
inventarisasi
22

dan identifikasi potensi lokasi penerima P3-TGAI disajikan pada


Format 1 Lampiran II;
11) membuat catatan harian, laporan 2 (dua) mingguan, dan laporan
bulanan serta menyampaikannya kepada PPK.
Selain tugas tersebut di atas, dalam upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 pada pelaksanaan P3-TGAI, TPM juga :
1) menyampaikan edukasi dan penjelasan pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19; dan
2) melakukan pendampingan dalam upaya pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19;
5. Penyelenggara Swakelola
Penyelenggara Swakelola terdiri atas Tim Persiapan, Tim Pelaksana
dan Tim Pengawas.
a. Tim Persiapan, bertugas:
1) menyusun rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain yang dilengkapi KAK dan gambar
rencana;
2) menyusun jadwal pelaksanaan, dan rencana anggaran biaya
(RAB), yang dilengkapi dengan:
a) harga satuan bahan/material, alat bantu kerja, tenaga;
b) analisa harga satuan; dan
c) perhitungan volume pekerjaan.
b. Tim Pelaksana, bertugas :
1) melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain yang telah
disetujui PPK;
2) melakukan pembelian bahan/material;
3) melakukan pembayaran upah tenaga kerja;
4) mencatat, mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala
kemajuan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran
P3-TGAI.
Laporan pelaksanaan pekerjaan disampaikan kepada Ketua P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain, memuat:
1) rencana penggunaan dana untuk pengajuan pencairan
dana;
2) laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan P3-TGAI (tengah
bulanan dan bulanan);
3) absensi harian tenaga kerja;
4) laporan keuangan/buku kas P3-TGAI.
23

c. Tim Pengawas, bertugas:


1) mengawasi kegiatan persiapan P3-TGAI;
2) mengawasi pelaksanaan fisik maupun administrasi kegiatan
P3-TGAI;
3) catatan harian penggunaan bahan; dan
4) catatan harian kondisi cuaca.
Selain tugas tersebut di atas, Tim Pengawas juga harus
memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan P3-TGAI sesuai
dengan tata cara pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19.
24

BAB V
TAHAPAN PENYELENGARAAN P3-TGAI

Penyelenggaraan P3-TGAI terdiri atas tahapan:


a. persiapan;
b. perencanaan;
c. pelaksanaan; dan
d. penyelesaian kegiatan.
Kegiatan P3-TGAI diselenggarakan dengan memperhatikan kebutuhan, kesulitan,
dan aspirasi setiap orang baik laki-laki maupun perempuan termasuk lansia,
kelompok disabilitas, dan berkebutuhan khusus lainnya, sehingga tercipta
kesetaraan dan keadilan gender. Untuk itu akses partisipasi, kontrol dan manfaat
harus dibuka seluas-luasnya pada seluruh kelompok masyarakat baik laki-laki,
perempuan termasuk lansia, kelompok disabilitas dan berkebutuhan khusus
lainnya di setiap tahapan kegiatan.
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan usulan prioritas yang telah disusun melalui
proses musyawarah desa. Selain itu, pemberdayaan masyarakat petani juga
bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan kemandirian masyarakat petani
dalam kegiatan pengelolaan jaringan irigasi.
Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 pada pelaksanaan P3-TGAI maka
perlu adanya langkah-langkah pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19 dalam tahapan pelaksanaan P3-TGAI.
Selama masa penanganan penyebaran Covid-19, tata cara pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan P3-TGAI
terdiri atas:
1. Tata cara pelatihan/sosialisasi/musyawarah desa/rapat P3-TGAI dilakukan
dengan ketentuan penyelenggara harus:
a. melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dan menyediakan fasilitas
kesehatan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku;
b. melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat
acara/pertemuan dan fasilitasnya; dan
c. melaksanakan secara bertahap dan membatasi jumlah peserta dengan
tetap menjaga jarak (physical distancing) dengan kebutuhan ruang 2,5 m2
(dua koma lima meter persegi) per-orang.
2. Tata cara pelaksanaan pekerjaan fisik P3-TGAI dilakukan dengan ketentuan:
25

a. melaksanakan pekerjaan dengan membatasi jumlah pekerja dengan cara


menjaga jarak (physical distancing) minimal 2 m (dua meter) antar
pekerja;
b. para pekerja menggunakan masker dan pencuci tangan (air, sabun dan
hand sanitizer);
c. pengawas lapangan/TPM memulangkan pekerja yang terindikasi
memiliki suhu tubuh di atas 38 (tiga puluh delapan) derajat celcius;
d. dalam hal ditemukan pekerja di lapangan sebagai Orang Dalam
Pemantauan (ODP) Covid-19, maka pelaksanaan kegiatan mengikuti
prosedur berdasarkan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran COVID-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Tahap pelaksanaan kegiatan P3-TGAI sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.
26

Gambar 2 :

Bagan Alir Kegiatan P3-TGAI

Mulai

Pembentukan TTP

TTP
Penyusunan Petunjuk Teknis P3-TGAI
Menyampaikan Usulan
Lokasi Pembentukan TPB

Usulan Calon Lokasi Penjaringan Calon


dari P3A, GP3A, BBWS/BWS Lokasi P3-TGAI oleh
dan/atau IP3A atau TPB
dengan nama lain
TTP

Penyesuaian
Validasi Calon Lokasi
Dinas PUPR Provinsi/ Alokasi pagu Tidak Valid
D.I. Oleh TPB
Kab./Kota anggaran

TAHAP PERSIAPAN
Valid

Usulan Lokasi D.I. P3-TGAI dari Kepala BBWS/BWS ke


Direktur Jenderal SDA tembusan ke Direktur
Bina O&P

SK Penetapan Lokasi D.I. P3-TGAI

Pengadaan Konsultan Tingkat Pengadaan Konsultan


BBWS/BWS dan TPM Tingkat Pusat

Sosialisasi Kegiatan P3-TGAI


di Tingkat Pusat

ToT kepada TPB dan/atau


KMB oleh TTP

Pelatihan kepada TPM oleh TPB

A
27

Sosialisasi P3-TGAI Tingkat


BBWS/BWS oleh TPB
Sosialisasi P3-TGAI di Tingkat
Penerima P3-TGAI oleh TPM

TAHAP PERSIAPAN
Musyawarah Desa I

Usulan Calon Penerima P3-


TGAI kepada PPK

Verifikasi
Calon P3A, GP3A,
Tidak
dan/atau IP3A atau dengan
nama lain Penerima
P3-TGAI oleh
KMB
Ya

Penetapan dan Pengesahan P3A, GP3A,


dan/atau IP3A atau dengan nama lain

Survei Kondisi Jaringan Irigasi

Musyawarah Desa II
TAHAP PERENCANAAN

Penyusunan Rencana Kerja P3A, GP3A,


dan/atau IP3A atau dengan nama lain

Usulan Rencana Kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A


atau dengan nama lain kepada PPK

Verifikasi Rencana Kerja P3A, GP3A,


dan/atau IP3A atau dengan nama lain
Tidak
oleh
KMB
Ya

Persetujuan Rencana Kerja P3A, GP3A, dan/atau


IP3A atau dengan nama lain oleh PPK

B
28

Penandatanganan Pakta Integritas dan


Perjanjian Kerja Sama

TAHAP PELAKSANAAN
Pelaksanaan, Pemantauan, Pengawasan

Pendokumentasian Kegiatan P3-TGAI


Pencairan Dana Tahap I
dan Evaluasi, Pelaporan, dan

(Sebesar 70 %)

Pencairan Dana Tahap II


(Sebesar 30 %)
Progres Fisik Min. 50 %

Musyawarah Desa III

Laporan Penyelesaian Pelaksanaan


Kegiatan P3- TGAI

TAHAP PENYELESAIAN KEGIATAN


Surat Pernyataan Penyelesaian
Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) P3-TGAI

Penyerahan Pekerjaan P3-TGAI dari P3A, GP3A,


dan/atau IP3A atau dengan nama lain ke PPK

Penyerahan Pekerjaan P3-TGAI dari


PPK ke Kasatker

Penyerahan Pekerjaan P3-TGAI dari Kasatker ke


Pemerintah Desa untuk selanjutnya pengelolaannya diserahkan
ke P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain

Pemeliharaan hasil Pekerjaan P3-TGAI oleh P3A,


GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain

SELESAI
29

1. Tahap persiapan
Tahap persiapan P3-TGAI terdiri atas:
a. pembentukan TTP
TTP ditetapkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
b. penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan P3-TGAI
TTP menyusun petunjuk teknis penyelenggaraan P3-TGAI sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam pedoman penyelenggaraan
P3-TGAI yang ditetapkan oleh Menteri.
Petunjuk teknis penyelenggaraan P3-TGAI tersebut ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
c. pembentukan TPB
TPB dibentuk oleh Kepala BBWS/BWS yang terdiri atas unsur
BBWS/BWS, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau dengan nama lain
dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau dengan nama lain.
Dalam hal di daerah irigasi lokasi P3-TGAI terdapat Pengamat
dan/atau Juru Pengairan, maka keanggotaan TPB dibantu oleh
Pengamat dan/atau Juru Pengairan.
d. penjaringan usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
Penjaringan usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
dilaksanakan pada tahun sebelumnya (n-1).
Lokasi daerah irigasi pelaksanaan P3-TGAI ditentukan berdasarkan:
1) Usulan BBWS/BWS
2) Usulan instansi pemerintah daerah; dan/atau
3) Usulan aspirasi masyarakat.
Usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI dari BBWS/BWS
berasal dari usulan P3A/GP3A/IP3A atau dengan nama lain pada
daerah irigasi kewenangan pusat.
Usulan lokasi daerah irigasi dari instansi pemerintah daerah meliputi
usulan dari:
1) Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau dengan nama lain pada
daerah irigasi kewenangan provinsi; atau
2) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau dengan nama lain
pada daerah irigasi kewenangan kabupaten/kota.
Usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI dari aspirasi
masyarakat ditentukan sebagai berikut:
30

1) jaringan irigasi tersier pada daerah irigasi kewenangan pemerintah


pusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota diusulkan oleh
P3A/GP3A/IP3A atau dengan nama lain; dan
2) jaringan irigasi desa diusulkan oleh Kepala Desa;
Usulan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI dari instansi
pemerintah daerah; dan/atau aspirasi masyarakat disampaikan
melalui surat resmi kepada kepala BBWS/BWS.
Dalam hal usulan aspirasi masyarakat disampaikan kepada TTP,
maka TTP akan menyampaikan usulan tersebut kepada BBWS/BWS.
Tahapan penjaringan usulan lokasi selanjutnya adalah:
1) BBWS/BWS melakukan rekapitulasi seluruh usulan yang masuk;
2) BBWS/BWS menyampaikan hasil rekapitulasi usulan kepada TTP;
3) TTP melakukan penyesuaian alokasi masing-masing BBWS/BWS;
4) TTP menyampaikan hasil penyesuaian alokasi ke masing-masing
BBWS/BWS; dan
5) Kepala BBWS/BWS menugaskan TPB untuk melakukan validasi
terhadap calon lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI.
Persyaratan calon lokasi P3-TGAI adalah sebagai berikut:
1) calon lokasi daerah irigasi penerima kegiatan P3-TGAI sesuai
dengan kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan P3-TGAI;
2) ketersediaan sumber air;
3) diprioritaskan sudah terbentuk P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain sesuai syarat dan urutan prioritas penerima P3-
TGAI;
4) tidak tumpang tindih dengan pekerjaan P3-TGAI tahun-tahun
sebelumnya.
Contoh format surat usulan calon lokasi daerah irigasi penerima P3-
TGAI dari kepala desa sebagaimana tercantum dalam Format 3
Lampiran II.
Contoh format surat usulan calon lokasi daerah irigasi penerima P3-
TGAI dari P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
sebagaimana tercantum dalam Format 4 Lampiran II.
e. validasi calon lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
Validasi dilaksanakan oleh TPB untuk memastikan kelayakan calon
lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI terhadap:
1. calon lokasi daerah irigasi penerima kegiatan P3-TGAI sesuai
dengan kriteria Petunjuk Teknis Penyelenggaraan P3-TGAI;
2. ketersediaan sumber air;
31

3. sudah terbentuk P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
sesuai syarat dan urutan prioritas penerima P3-TGAI; dan
4. tidak tumpang tindih dengan pekerjaan P3-TGAI tahun-tahun
sebelumnya.
Contoh Format Validasi Calon Lokasi Daerah Irigasi Penerima P3-TGAI
sebagaimana tercantum dalam Format 5 Lampiran II.
f. Usulan BBWS/BWS
Hasil validasi calon lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
dituangkan dalam berita acara hasil validasi yang disampaikan
kepada kepala BBWS/BWS sebagai usulan calon lokasi penerima P3-
TGAI kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air dengan tembusan ke
Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan.
Contoh format lampiran berita acara validasi calon lokasi daerah
irigasi penerima P3-TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 6
Lampiran II.
g. penetapan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
Berdasarkan usulan lokasi P3-TGAI oleh Direktur Jenderal Sumber
Daya Air, Menteri menetapkan lokasi daerah irigasi penerima P3-
TGAI. Perubahan penetapan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI,
dapat dilaksanakan dalam hal:
1) terdapat kesalahan pengetikan nama daerah irigasi, nama
kabupaten/kota, dan/atau nama kecamatan;
2) terdapat perubahan data administrasi;
3) terjadi perubahan jumlah lokasi daerah irigasi;
4) terjadi perubahan urutan prioritas pelaksanaan P3-TGAI;
dan/atau
5) terjadi permasalahan sosial dan/atau permasalahan teknis
sehingga kegiatan P3-TGAI tidak dapat dilaksanakan.
Perubahan penetapan lokasi daerah irigasi penerima P3-TGAI
sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Sumber Daya Air atas nama Menteri.
h. pengadaan KMP, KMB, dan TPM
Pengadaan KMP, KMB, dan TPM dilakukan melalui mekanisme
pengadaan barang dan jasa berdasarkan peraturan perundang-
undangan mengenai pengadaan barang/ jasa pemerintah.
Untuk pengadaan KMP diproses melalui Satuan Kerja Direktorat Bina
Operasi dan Pemeliharaan.
32

Sedangkan untuk pengadaan KMB dan TPM diproses melalui


pengadaan barang dan jasa pada Satuan Kerja BBWS/BWS yang
diberi penugasan untuk melaksanakan P3-TGAI.
i. sosialisasi kegiatan P3-TGAI di tingkat pusat
Setelah ditetapkannya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tentang penetapan lokasi daerah irigasi penerima
P3-TGAI, TTP melaksanakan sosialisasi kegiatan P3-TGAI yang
meliputi sosialisasi Pedoman Penyelenggaraan P3-TGAI dan Petunjuk
Teknis P3-TGAI kepada Kepala BBWS/BWS, Kasatker, PPK, dan TPB.
j. pelatihan kepada TPB dan/atau KMB untuk menjadi pelatih
Pelatihan dilaksanakan oleh TTP kepada TPB dan/atau KMB untuk
menjadi pelatih dalam rangka pembekalan pelaksanaan P3-TGAI
kepada TPM.
k. pelatihan kepada TPM
Untuk memberikan pembekalan pendampingan TPM kepada P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain dalam pelaksanaan P3-
TGAI, TPB melakukan pelatihan kepada TPM dengan difasilitasi oleh
Kasatker.
l. sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS
Sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS dilaksanakan oleh TPB
kepada camat, kepala desa, pengamat dan juru pengairan pada
daerah irigasi penerima P3-TGAI.
Materi dan topik sosialisasi P3-TGAI meliputi:
1) Penjelasan maksud, tujuan, sasaran dan prinsip pendekatan P3-
TGAI;
2) Penjelasan tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan
tahap penyelesaian P3-TGAI;
3) Penjelasan kriteria usulan rehabilitasi jaringan irigasi,
peningkatan jaringan irigasi, dan/atau pembangunan jaringan
irigasi;
4) Penjelasan sumber dana dan mekanisme penyaluran dana;
5) Penjelasan tugas dan tanggung jawab penerima P3-TGAI; dan
6) Penjelasan tentang pakta integritas.
Selain materi dan topik dimaksud di atas, selama masa penanganan
penyebaran Covid-19, TPB juga harus menjelaskan tata cara
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19
33

kepada camat, kepala desa, pengamat dan juru pengairan pada


daerah irigasi penerima P3-TGAI.
Dalam hal diperlukan, BBWS/BWS dapat melibatkan TPM dalam
sosialisasi P3-TGAI di tingkat BBWS/BWS.
m. sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima P3-TGAI
Sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima P3-TGAI dilaksanakan oleh
TPM untuk memberikan penjelasan petunjuk teknis penyelenggaraan
P3-TGAI dan pakta integritas serta tata cara pencegahan,
penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-19 kepada P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain dan aparatur desa.
Contoh format berita acara sosialisasi P3-TGAI di tingkat penerima
P3- TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 7 Lampiran II.
n. musyawarah desa I
Musyawarah desa I dilaksanakan di tingkat desa dengan didampingi
oleh TPM untuk melakukan pemilihan dan penetapan P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain calon penerima P3-TGAI serta
pembentukan penyelenggara swakelola. Susunan anggota
penyelenggara swakelola agar melibatkan peran perempuan.
Penyelenggara swakelola terdiri atas:
1) Tim Persiapan;
2) Tim Pelaksana; dan
3) Tim Pengawas.
Hasil musyawarah desa I tersebut dituangkan dalam berita acara.
Contoh format berita acara musyawarah desa I sebagaimana
tercantum dalam Format 8 Lampiran II.
Berdasarkan Musyawarah Desa I di atas, ketua P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain menyampaikan usulan calon penerima
P3-TGAI dan susunan keanggotaan penyelenggara swakelola beserta
dokumen administrasi pendukung lainnya yang diperlukan kepada
PPK.
Usulan calon penerima P3-TGAI disampaikan secara tertulis dengan
melampirkan surat pernyataan kesediaan melaksanakan kegiatan P3-
TGAI secara swakelola.
Pelaksanaan musyawarah desa I dilakukan dengan tetap mengikuti
protokol penanganan penyebaran Covid-19.
Contoh format surat usulan calon penerima P3-TGAI sebagaimana
tercantum dalam Format 9 Lampiran II dan contoh format surat
34

pernyataan kesediaan melaksanakan kegiatan P3-TGAI secara


swakelola sebagaimana tercantum dalam Format 10 Lampiran II.
o. verifikasi calon P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
penerima P3-TGAI
Verifikasi calon P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
penerima P3-TGAI dilakukan oleh KMB.
KMB menyampaikan hasil verifikasi calon P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain penerima P3-TGAI tersebut kepada PPK.
Verifikasi calon P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
penerima P3-TGAI tersebut dilakukan dengan memeriksa
kelengkapan administrasi.
Pelaksanaan verifikasi calon P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain penerima P3-TGAI tersebut, dilakukan untuk memeriksa:
1) keabsahan administrasi identitas calon P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain penerima P3-TGAI;
2) kelengkapan dan keabsahan data pengurus P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain (dilengkapi kartu tanda
penduduk masing-masing pengurus yang masih berlaku);
3) nomor rekening pada bank pemerintah atas nama P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain (bukan bank perkreditan
rakyat dan tidak atas nama perseorangan); dan
4) data pengalaman dan kompetensi P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain dalam melaksanakan rehabilitasi jaringan
irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau pembangunan
jaringan irigasi.
p. penetapan dan pengesahan P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain
Berdasarkan hasil verifikasi calon P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain penerima P3-TGAI yang dilakukan oleh KMB, PPK
melakukan penetapan P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain penerima P3-TGAI untuk selanjutnya disahkan oleh Kasatker.
Contoh format surat keputusan penetapan P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain penerima P3-TGAI sebagaimana tercantum
dalam Format 11 Lampiran II.
2. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan, P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain berkoordinasi dengan Juru/Mantri Pengairan di wilayahnya.
35

Tahap perencanaan P3-TGAI terdiri atas:


a. survei kondisi jaringan irigasi
Survei kondisi jaringan irigasi dilaksanakan oleh P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain dengan didampingi oleh TPM
dengan tujuan untuk pengumpulan data kondisi jaringan irigasi.
Hasil survei kondisi jaringan irigasi akan digunakan untuk menyusun
usulan rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi,
dan/atau pembangunan jaringan irigasi, sket lokasi, sket desain,
serta rencana anggaran biaya.
b. musyawarah desa II
Musyawarah desa II dilaksanakan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain dengan didampingi oleh TPM. Musyawarah
desa II bertujuan untuk menentukan prioritas usulan rehabilitasi
jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau pembangunan
jaringan irigasi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan P3-TGAI.
Selain itu, musyawarah desa II dilaksanakan dalam rangka mencapai
kesepakatan mengenai:
1). permasalahan jaringan irigasi pada lokasi tersebut;
2). usulan penanganan masalah jaringan irigasi;
3). pemilihan upaya penanganan masalah jaringan irigasi
berdasarkan urutan prioritas; dan
4). perumusan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain.
Hasil Musyawarah Desa II dituangkan dalam Berita Acara.
Pelaksanaan musyawarah desa II dilakukan dengan tetap mengikuti
protokol penanganan penyebaran Covid-19.
Contoh format berita acara pelaksanaan musyawarah desa II
sebagaimana tercantum dalam Format 12 Lampiran II.
c. penyusunan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain
Penyusunan rencana kerja dilaksanakan oleh P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain dengan didampingi TPM.
Untuk daerah irigasi kewenangan pusat, provinsi dan/atau
kabupaten/kota, rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain diketahui oleh Juru Pengairan. Untuk irigasi
desa, rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain diketahui oleh Kepala Desa/Lurah.
36

Contoh format penyusunan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A


atau dengan nama lain sebagaimana tercantum dalam Format 13
Lampiran II.
Rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
tersebut meliputi:
1) sket lokasi dan sket desain
Contoh format sket lokasi sebagaimana tercantum dalam Format
14 Lampiran II.
2) jenis dan kuantitas kegiatan usulan rehabilitasi jaringan irigasi,
peningkatan jaringan irigasi, dan/atau pembangunan jaringan
irigasi yang akan dilaksanakan, berupa perhitungan volume
pekerjaan
Contoh format perhitungan volume sebagaimana tercantum
dalam Format 15 Lampiran II.
3) rencana anggaran biaya
Contoh format rencana anggaran biaya sebagaimana tercantum
dalam Format 16 Lampiran II.
Rencana anggaran biaya dilampiri:
a). daftar satuan bahan, material, alat bantu, dan tenaga kerja
Contoh format harga satuan bahan, material, alat bantu,
dan tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam Format 17
Lampiran II; dan
b). analisa harga satuan
Mekanisme penyusunan analisis harga satuan dilakukan
sesuai peraturan perundang-undangan mengenai analisis
harga satuan.
Contoh format analisa harga satuan sebagaimana tercantum
dalam Format 18 Lampiran II.
4) jadwal pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
Contoh format jadwal pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
sebagaimana tercantum dalam Format 19 Lampiran II.
d. usulan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain
Rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
beserta lampirannya disampaikan kepada PPK.
e. verifikasi rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain
37

Verifikasi rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain dilaksanakan oleh KMB. Hasil verifikasi rencana kerja P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain disampaikan kepada PPK.
Pelaksanaan verifikasi rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain, meliputi:
1) kelengkapan dan kesesuaian rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain dengan kriteria usulan rehabilitasi
jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi, dan/atau
pembangunan jaringan irigasi; dan
2) jenis pekerjaan yang diusulkan dalam rencana kerja harus sesuai
dengan kemampuan teknis P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain;
Hasil verifikasi rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain dilaporkan kepada PPK.
f. persetujuan rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain
Berdasarkan hasil verifikasi rencana kerja dari KMB, PPK memeriksa
dan menyetujui rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain.
3. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan P3-TGAI terdiri atas:
a. penandatanganan pakta integritas dan perjanjian kerja sama.
Penandatanganan pakta integritas dilakukan oleh ketua P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain dengan diketahui oleh kepala
desa dan PPK.
Pakta integritas dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan ketentuan:
1) rangkap pertama disimpan oleh ketua P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain;
2) rangkap kedua disimpan oleh kepala desa; dan
3). rangkap ketiga disimpan oleh PPK.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilaksanakan oleh PPK
dengan ketua P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain.
Contoh format perjanjian kerja sama sebagaimana tercantum dalam
Format 20 Lampiran II.
b. penyaluran atau pencairan dana P3-TGAI
Penyaluran atau pencairan dana P3-TGAI dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam BAB VI.
38

c. pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi,


dan/atau pembangunan jaringan irigasi
Pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan irigasi,
dan/atau pembangunan jaringan irigasi dilaksanakan oleh P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain secara swakelola atau
tidak dipihakketigakan.
Dalam rangka pencegahan, penanganan, dan pengendalian
penyebaran Covid-19, seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan fisik P3-
TGAI harus mengikuti protokol penanganan penyebaran Covid-19.
Proses pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan
irigasi, dan/atau pembangunan jaringan irigasi tersebut antara lain:
1). pekerjaan persiapan (misalnya pengukuran lapangan,
pembersihan lapangan, penyiapan lokasi, dan penyediaan
fasilitas kesehatan/fasilitas tambahan dalam rangka
pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran Covid-
19);
2). pengadaan material, barang dan tenaga kerja
Pengadaan material dan barang harus sesuai dengan spesifikasi
atau rincian material dan barang yang telah disepakati dan
disetujui dalam rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain. Material yang akan digunakan harus diperiksa
oleh Tim Pengawas.
Proses pengadaan material dan/atau barang dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengadaan material dan/atau barang dapat dibeli langsung
kepada penyedia material dan/atau barang. Alat bukti untuk
pengadaan material, barang dan tenaga kerja berupa:
a). nota pembelian/bukti pembelian untuk pengadaan material
dan/atau barang dengan nilai sampai dengan
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah); dan
b). kuitansi untuk pengadaan material dan/atau barang
dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah).
Nota pembelian/bukti pembelian dan kuitansi dengan nilai
transaksi di atas Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) dibubuhi
meterai dengan nominal Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
39

Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjamin


perlindungan kualitas dan mudah diperiksa.
3). pelaksanaan konstruksi
Dalam pelaksanaan konstruksi, dilakukan pengawasan
kuantitas dan kualitas serta memeriksa bahan-bahan yang
ditempatkan, dipindahkan, atau yang terpasang;
4). pengaturan tenaga kerja
Jadwal kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan target
jumlah dan waktu. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak
bisa diselesaikan, maka tenaga kerja perlu ditambah.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja selama masa penanganan
penyebaran Covid-19 disesuaikan dengan cara membatasi
jumlah pekerja dan menjaga jarak aman antar pekerja minimal 2
(dua) meter antar pekerja;
5). pengendalian waktu (jadwal pekerjaan)
Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan kegiatan.
6). pengendalian dana
Penarikan dana Tahap I dan Tahap II dari rekening P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain dilakukan secara bertahap
sesuai kebutuhan yang disepakati dalam musyawarah desa II.
Penarikan dana Tahap I dan Tahap II dapat dilakukan dengan
meminta bantuan aparat keamanan untuk menjamin keamanan
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain.
d. pelaporan dan dokumentasi
Pelaporan dan dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI dilakukan oleh
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain dengan didampingi
TPM.
Hasil pelaporan dan dokumentasi disampaikan kepada PPK.
e. tahap pengawasan
1) pengawasan
Pengawasan pekerjaan dilakukan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain melalui Tim Pengawas untuk mengawasi
pekerjaan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap
penyelesaian kegiatan.
Pengawasan tersebut meliputi pengawasan administrasi,
pengawasan teknis, dan pengawasan keuangan.
40

Pengawasan administrasi, pengawasan teknis, dan pengawasan


keuangan tersebut dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a) pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap
dokumentasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan;
b) pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan
untuk mengetahui realisasi fisik pekerjaan lapangan,
meliputi:
i) pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan,
pemakaian, dan sisa bahan;
ii) pengawasan terhadap penggunaan peralatan atau suku
cadang untuk menghindari tumpang tindih pemakaian
di lapangan;
iii) pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja atau
ahli agar pelaksanaan pekerjaan sesuai yang
direncanakan; dan
c) pengawasan keuangan yang mencakup cara pembayaran
serta efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan.
2) tindak lanjut pengawasan
Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan administrasi,
pengawasan teknis, dan pengawasan keuangan tersebut
ditemukan penyimpangan pelaksanaan pekerjaan yang tidak
sesuai dengan rencana kerja yang disetujui, PPK segera
mengambil tindakan:
a) membuat surat teguran tertulis kepada P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain penerima P3-TGAI
dengan tembusan kepada Kepala Balai Besar Wilayah
Sungai/Balai Wilayah Sungai dan Kepala Desa selaku
Pembina P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
dan/atau
b) melakukan penangguhan pembayaran sampai dengan
adanya penyelesaian permasalahan.
4. Tahap penyelesaian kegiatan
Tahap penyelesaian kegiatan P3-TGAI terdiri atas:
a. musyawarah desa III
Musyawarah desa III diawali dengan pelaksanaan survei oleh P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain terhadap pekerjaan fisik
yang telah mencapai 100% (seratus persen).
41

Musyawarah desa III dilaksanakan dalam rangka melaporkan hasil


pekerjaan P3-TGAI oleh penyelenggara swakelola kepada anggota
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain. Musyawarah desa
III dilaksanakan dalam hal:
1). kondisi pada saat seluruh jenis kegiatan dinyatakan telah selesai
dilaksanakan (100%); dan
2). rangkuman penggunaan dana, dan pelaksanaan kegiatan P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain.
Hasil musyawarah desa dituangkan dalam bentuk berita acara
musyawarah desa III.
Pelaksanaan musyawarah desa III dilakukan dengan tetap mengikuti
protokol penanganan penyebaran Covid-19.
Contoh format berita acara musyawarah desa III sebagaimana
tercantum dalam Format 21 Lampiran II.
b. laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI disusun oleh
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain untuk disampaikan
kepada PPK.
Contoh format laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI
sebagaimana tercantum dalam Format 22 Lampiran II.
Laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI melampirkan:
1). laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan fisik yang telah
mencapai 100% (seratus persen) yang dibuktikan dengan berita
acara pemeriksaan hasil pekerjaan P3-TGAI.
Contoh format laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan P3-
TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 23 Lampiran II;
Contoh format berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan P3-TGAI
sebagaimana tercantum dalam Format 24 Lampiran II;
2). foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan 100% (seratus
persen); 3). berita acara musyawarah desa III;
4). data pendukung posisi progres 50% (lima puluh persen) sampai
dengan 100% (seratus persen) berupa:
a). Catatan harian, terdiri atas:
(1) catatan harian penggunaan bahan; dan
(2) catatan harian kondisi cuaca.

Contoh format catatan harian penggunaan bahan


sebagaimana tercantum dalam Format 25 dan contoh
format
42

catatan harian kondisi cuaca sebagaimana tercantum dalam


Format 26 Lampiran II.

b). laporan 2 (dua) mingguan dan bulanan;

c). salinan absensi harian tenaga kerja, contoh format absensi


harian tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam Format
27 Lampiran II; dan

d). buku kas yang dilampiri salinan bukti pembelian (nota)/


kuitansi. Contoh format laporan keuangan/buku kas P3-
TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 28 Lampiran II.
5). Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTB) atas
kebenaran belanja yang telah dilakukan sampai dengan akhir
masa Perjanjian Kerja Sama.
Contoh format surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTB)
sebagaimana tercantum dalam Format 29 Lampiran II.

c. surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI


Surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan P3-TGAI dibuat
oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain dan
disampaikan kepada PPK.
Contoh format surat pernyataan penyelesaian pelaksanaan kegiatan
(SP3K) P3-TGAI sebagaimana tercantum dalam Format 30 Lampiran
II.

d. penyerahan hasil pekerjaan dari P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau


dengan nama lain kepada PPK
Penyerahan hasil pekerjaan dari P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain dilakukan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain setelah pekerjaan selesai kepada PPK.
Penyerahan hasil pekerjaan tersebut dituangkan dalam berita acara
penyerahan hasil pekerjaan.
Contoh format berita acara penyerahan hasil pekerjaan oleh P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain kepada PPK
sebagaimana tercantum dalam Format 31 Lampiran II.
Hasil pekerjaan P3-TGAI yang dilaksanakan oleh P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain ditandai dengan prasasti
kegiatan P3-TGAI sebagaimana contoh yang tercantum dalam Format
32 Lampiran II.

e. tindak lanjut penyelesaian pekerjaan yang belum selesai


43

Tindak lanjut penyelesaian pekerjaan yang belum selesai dilakukan


dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan terdapat
kekurangan dalam pelaksanaan termasuk administrasi, maka PPK
memerintahkan kepada P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain untuk menyelesaikan kegiatan dan/atau melakukan perbaikan.
f. penyerahan hasil pekerjaan dari PPK kepada Kasatker
Penyerahan hasil pekerjaan dari PPK kepada Kasatker dituangkan
dalam berita acara serah terima hasil pekerjaan.
Contoh format berita acara penyerahan hasil pelaksanaan P3-TGAI
oleh PPK kepada Kepala Satuan Kerja sebagaimana tercantum dalam
Format 33 Lampiran II.
g. penyerahan hasil P3-TGAI dari Kasatker kepada pemerintah desa
Kasatker menyerahkan hasil P3-TGAI kepada pemerintah desa yang
dituangkan dalam berita acara serah terima hasil pekerjaan,
pemerintah desa selanjutnya menyerahkan pengelolaan hasil P3-
TGAI kepada P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
sesuai dengan wilayah kerjanya.
Contoh format berita acara penyerahan hasil pelaksanaan P3-TGAI
oleh Kasatker kepada pemerintah desa sebagaimana tercantum
dalam Format 34 Lampiran II.
h. pemeliharaan pekerjaan
Pemeliharaan pekerjaan wajib dilaksanakan oleh P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain.
Pemeliharaan pekerjaan bertujuan untuk memelihara hasil
pelaksanaan P3-TGAI.
44

BAB VI
PENDANAAN

I. Sumber Dana
Pendanaan P3-TGAI bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara tahun anggaran berjalan dalam:
a. DIPA Satuan Kerja Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan; dan
b. DIPA Satuan Kerja yang diberi penugasan untuk melaksanakan P3-
TGAI di tingkat BBWS/BWS.
II. Alokasi Anggaran
1. Alokasi Dana P3-TGAI pada P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain
Dana P3-TGAI dialokasikan paling banyak sebesar Rp195.000.000,00
(seratus sembilan puluh lima juta rupiah) per P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain.
Ketentuan perpajakan dan pelaporan realisasi pajak pada kegiatan
P3-TGAI dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dana P3-TGAI digunakan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain untuk rehabilitasi jaringan irigasi, peningkatan jaringan
irigasi, dan/atau pembangunan jaringan irigasi yang dikerjakan atau
dihasilkan sendiri oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain secara swakelola atau tidak dipihakketigakan.
Jumlah dana tersebut sudah termasuk biaya yang dikeluarkan oleh
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain untuk persiapan,
koordinasi, perencanaan, rapat pelaksanaan, penyediaan fasilitas
kesehatan, penyediaan vitamin dan nutrisi tambahan, pelaporan dan
dokumentasi paling banyak sebesar 5 % (lima per seratus).
2. Alokasi Dana Belanja Barang pada KMB dan TPM
Selain untuk gaji atau upah, PPK mengalokasikan biaya operasional
dan kegiatan bagi KMB maupun untuk TPM sesuai dengan
ketersediaan dana.
Biaya operasional untuk KMB tersebut terdiri atas:
a. KMB berupa Badan Usaha sudah termasuk didalam kontrak.
b. KMB berupa Konsultan Perorangan terdiri atas:
a) biaya mobilisasi dan demobilisasi;
b) biaya komunikasi;
45

c) biaya sewa kendaraan;


d) biaya transportasi (BBM);
e) biaya penyusunan laporan serta dokumentasi; dan
f) sewa ruang kerja.
Biaya operasional dan pelaksanaan untuk TPM tersebut terdiri atas:
c. biaya komunikasi;
d. biaya sewa kendaraan;
e. biaya transportasi; dan
f. biaya penyusunan laporan yang menjadi tugas TPM.
3. Alokasi Dana Belanja Barang untuk Operasional Satker dan TPB
Biaya yang digunakan untuk operasional Satker dan TPB terdiri atas:
a. biaya pengadaan;
b. biaya penyelenggaraan pelatihan bagi TPM;
c. biaya sewa kendaraan;
d. biaya perjalanan dinas untuk koordinasi dan pemantauan;
e. biaya alat tulis kantor;
f. biaya rapat/pertemuan/sosialisasi (misalnya snack/makan,
sewa ruangan);
g. pengadaan fasilitas kesehatan dan fasilitas tambahan lainnya
antara lain rapid test/swab antigen, thermometer gun, masker,
hand gloves, hand sanitizer, sabun cuci tangan, cairan
disinfektan, vitamin dan nutrisi tambahan;
h. honor TPB dan tenaga pembantu TPB;
i. honor rapat/transport lokal;
j. biaya penyusunan laporan;
k. biaya dokumentasi;
l. biaya publikasi; dan
m. honor narasumber dan tim pendukung P3-TGAI.

III. Proses Penyaluran atau Pencairan Dana


1. Penyaluran dana P3-TGAI
Penyaluran dana P3-TGAI berupa uang yang secara langsung
disalurkan dari rekening kas negara ke rekening P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain melalui mekanisme lumpsum sesuai
rencana kerja P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain.
2. Proses pencairan dana
Proses pencairan dana P3-TGAI kepada P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain sebagai berikut:
46

a. dalam rangka pelaksanaan P3-TGAI, ketua bersama bendahara


P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain diwajibkan
untuk membuka rekening di bank umum pemerintah terdekat.
Rekening tersebut dibuat atas nama P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain dengan ditandatangani bersama oleh
ketua dan bendahara dengan 2 (dua) identitas diri dan nama
yang berbeda.
Rekening P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain tidak
boleh dibuka di bank perkreditan rakyat dan sejenisnya;
b. rencana kerja yang disampaikan kepada PPK dilampiri salinan
buku rekening bank P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain;
c. P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain yang
ditetapkan oleh PPK sebagai penerima P3-TGAI sudah harus
memiliki bukti pengesahan paling rendah berupa akta notaris.
d. Proses pencairan dana P3-TGAI
Pencairan dana P3-TGAI dilakukan secara bertahap sebagai
berikut:
1) Pencairan dana tahap I
Pencairan dana tahap I sebesar 70% dari nilai perjanjian
kerja sama, yang dilaksanakan setelah penandatanganan
pakta integritas dan perjanjian kerja sama.
Contoh format pakta integritas sebagaimana tercantum
dalam Format 35 Lampiran II.
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
mengajukan surat permohonan pencairan dana tahap I
kepada PPK.
Contoh format surat permohonan pencairan dana tahap
pertama sebagaimana tercantum dalam Format 36
Lampiran II.
Surat permohonan pencairan dana tahap I dilampiri:
a) salinan perjanjian kerja sama dan buku rekening bank
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain;
b) rencana penggunaan dana tahap I sebesar 70% (tujuh
puluh persen) dari nilai perjanjian kerja sama.
Contoh format rencana penggunaan dana sebagaimana
tercantum dalam Format 37 Lampiran II;
47

c) surat pernyataan telah siap melaksanakan swakelola.


Contoh format surat pernyataan siap melaksanakan
kegiatan P3-TGAI secara swakelola sebagaimana
tercantum dalam Format 38 Lampiran II;
d) kuitansi tanda terima tahap I yang ditandatangani
ketua P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain.
Contoh format kuitansi tanda terima sebagaimana
tercantum dalam Format 39 Lampiran II; dan
e) salinan pengesahan P3A GP3A, dan/atau IP3A atau
dengan nama lain paling sedikit dibuktikan dengan
akta notaris.
2) Pencairan dana tahap II
Pencairan dana tahap II sebesar 30% dari nilai perjanjian
kerja sama, dilaksanakan setelah progres kemajuan fisik
mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen).
P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
mengajukan surat permohonan pencairan dana tahap II
kepada PPK.
Contoh format surat permohonan pencairan dana tahap ke
dua sebagaimana tercantum dalam Format 40 Lampiran II.
Surat permohonan pencairan dana tahap II dilampiri:
a) laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan fisik telah
mencapai paling sedikit 50% (lima puluh persen), yang
dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan hasil
pekerjaan P3-TGAI;
b) rencana penggunaan dana tahap II sebesar 30% (tiga
puluh persen) dari nilai perjanjian kerja sama;
c) laporan pendukung pencairan dana berupa:
i. dokumentasi pelaksanaan pekerjaan;
ii. salinan buku kas yang dilampirkan salinan bukti
pembelian (nota)/kuitansi; dan
iii. salinan absensi tenaga kerja;
iv. catatan harian, laporan 2 (dua) mingguan dan
bulanan;
48

d) kuitansi tanda terima tahap II yang ditandatangani


oleh ketua P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain; dan
e) surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTB)
ditandatangani oleh ketua P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain.
Contoh format surat pernyataan tanggung jawab
belanja (SPTB) sebagaimana tercantum dalam Format
29 Lampiran II.
e. setelah seluruh lampiran surat permohonan pencairan tersebut
di atas telah diterima oleh PPK, PPK melakukan proses
pencairan dana P3-TGAI.
49

BAB VII

PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

I. Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari P3A, GP3A,
dan/atau IP3A atau dengan nama lain sampai dengan TTP.
Pemantauan pelaksanaan P3-TGAI dilaksanakan bersama oleh seluruh
anggota P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain dan kepala desa
yang bersangkutan.
PPK/Satuan Kerja yang diberi penugasan untuk melaksanakan P3-TGAI
melakukan pemantauan pelaksanaan P3-TGAI di wilayah kerjanya
bersama dengan TPB dan KMB.
TTP bersama KMP melakukan pemantauan P3-TGAI dalam lingkup
nasional.

II. Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain, PPK, Kasatker, Kepala BBWS/BWS, Direktur
Bina Operasi dan Pemeliharaan, sampai Direktur Jenderal Sumber Daya
Air. Selain itu TPM, KMB, dan KMP juga melaksanakan pelaporan secara
berjenjang sesuai tugas masing-masing. Ketentuan pelaporan P3-TGAI
sebagai berikut:
1. Pelaporan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain
Seluruh laporan disusun oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan
nama lain, terdiri atas:
a. catatan harian, meliputi catatan harian penggunaan bahan dan
catatan harian kondisi cuaca;
b. absensi harian tenaga kerja;
c. laporan mingguan dan laporan bulanan, berupa laporan
kemajuan penyelesaian pekerjaan;
d. laporan keuangan/buku kas, dengan dilampirkan salinan bukti
pembelian (nota)/kuitansi; dan
e. dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI, berupa foto dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan fisik P3-TGAI di lapangan, sekurang-
kurangnya pada saat pekerjaan fisik lapangan mencapai 0%,
50% dan 100%.
50

2. Pelaporan oleh TPM, KMB dan KMP


Laporan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari TPM di tingkat
desa, KMB di tingkat BBWS/BWS, dan KMP di tingkat Pusat.
a. pelaporan oleh TPM
Laporan TPM secara garis besar terdiri atas:
1) catatan harian;
2) laporan mingguan;
3) laporan bulanan; dan
4) dokumentasi pelaksanaan Pekerjaan Lapangan.
Dokumentasi pelaksanaan P3-TGAI oleh P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain paling sedikit meliputi kegiatan
sosialisasi masyarakat, musyawarah desa I, survei lokasi,
musyawarah desa II, kondisi fisik 0%, kondisi fisik 50%, kondisi
fisik 100%, musyawarah desa III.
b. pelaporan oleh KMB
Jenis laporan KMB disusun sesuai yang dipersyaratkan dalam
KAK.
Laporan bulanan KMB terhadap pelaksanaan P3-TGAI yang
dilaksanakan oleh P3A, GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama
lain meliputi:
1) progres pelaksanaan fisik, keuangan dan penyerapan tenaga
kerja (HOK) dari masing-masing P3A, GP3A, dan/atau IP3A
atau dengan nama lain;
2) catatan masalah yang terjadi di setiap P3A, GP3A, dan/atau
IP3A atau dengan nama lain beserta upaya penanganan
yang telah dan akan dilakukan;
3) pengaduan masyarakat yang terjadi; dan
4) dokumentasi progres kegiatan per masing-masing P3A,
GP3A, dan/atau IP3A atau dengan nama lain paling sedikit
pada saat progres fisik 0%, 50% dan 100%.
c. pelaporan oleh KMP
Jenis laporan KMP disusun sesuai yang dipersyaratkan dalam
KAK.
Laporan KMP merupakan laporan pelaksanaan P3-TGAI secara
nasional yang bersumber dari laporan KMB.
51

3. Pelaporan oleh PPK


Jenis laporan PPK dalam pelaksanaan P3-TGAI meliputi:
a. laporan tengah bulanan dan akhir bulanan kepada Kasatker
mengenai progres fisik dan keuangan, dilengkapi dengan foto
dokumentasi pelaksanaan kegiatan P3-TGAI serta laporan yang
bersifat khusus;
b. dokumentasi kegiatan berupa foto paling sedikit pada saat
progres fisik 0%, 50% dan 100% dan sampel video sebelum
pelaksanaan, pada saat dilakukan pelaksanaan kegiatan dan
pada saat selesai pelaksanaan kegiatan P3-TGAI; dan
c. pencatatan hasil pelaksanaan pekerjaan P3-TGAI termasuk
output (buah/m), outcome (ha) dan penyerapan tenaga kerja
(HOK).
4. Pelaporan oleh Kasatker.
Kasatker menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan kegiatan P3-
TGAI berdasarkan laporan dari PPK kepada Kepala BBWS/BWS
dengan tembusan kepada TTP.
Laporan Kasatker berisikan progres fisik, progres keuangan dan
permasalahan, dilengkapi dengan foto dokumentasi pelaksanaan
kegiatan P3-TGAI, serta laporan yang bersifat khusus (bila ada) yang
telah dibuat oleh PPK.
Kasatker membuat Laporan Akhir Pelaksanaan, yang berisi seluruh
proses penyelenggaraan P3-TGAI, termasuk output (buah/m),
outcome (ha) dan penyerapan tenaga kerja (HOK).
5. Pelaporan oleh TPB
TPB menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-TGAI di
tingkat balai kepada Kepala Balai Besar/Balai Wilayah Sungai,
dengan tembusan kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi atau
dengan nama lain, dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten/Kota atau
dengan nama lain paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau
apabila sewaktu-waktu diperlukan.
6. Pelaporan oleh TTP
TTP menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan P3-TGAI di
tingkat pusat kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun atau apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
52

BAB VIII

PENGADUAN MASYARAKAT

Pengaduan oleh masyarakat dapat dilakukan secara individu maupun


melalui organisasi masyarakat yang ada di wilayah setempat.
Pengaduan dapat disampaikan baik secara lisan maupun tertulis
kepada BBWS/BWS terkait atau melalui TPM yang ada di lapangan.
Penanganan pengaduan dilaksanakan oleh BBWS/BWS dibantu oleh
KMB sesuai dengan kewenangannya. Dalam penanganan pengaduan
BBWS/BWS dapat berkoordinasi dengan Dinas dan Instansi yang
terkait dengan pelaksanaan P3-TGAI dan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Penanganan pengaduan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Rahasia
Identitas pelapor harus dirahasiakan kecuali yang bersangkutan
menghendaki sebaliknya. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
hak pelapor agar merasa aman, nyaman dan tenteram berkaitan
dengan masalah yang dilaporkannya.
2. Transparan
Penanganan masalah harus mengacu pada asas “Dari, Oleh,
Untuk Masyarakat” (DOUM), artinya harus diberitahu dan
dilibatkan dalam proses penanganan pengaduan atau masalah
dengan didampingi oleh TPM. Kemajuan penanganan masalah
harus disampaikan kepada seluruh masyarakat baik melalui
forum musyawarah maupun melalui papan informasi dan media
lain yang memungkinkan sesuai kondisi setempat. Masyarakat
dimotivasi untuk berperan aktif dan mengontrol proses
penanganan pengaduan atau masalah yang terjadi. Tugas TPM
adalah mendorong dan mengadvokasi serta memastikan bahwa
masyarakat pro- aktif dalam keseluruhan proses penanganan
masalah.
53

3. Proposional
Penanganan pengaduan harus sesuai dengan cakupan kasus atau
masalah yang terjadi. Jika kasusnya berkaitan dengan
penyimpangan prinsip dan prosedur, maka fokus
penanganannya harus mengenai prinsip dan prosedur tersebut.
Jika permasalahannya berkaitan dengan penyimpangan dana,
maka masalah atau kasus yang ditangani harus mengenai
penyimpangan prinsip dan prosedur maupun penyimpangan
dana.
4. Akuntabilitas
Proses kegiatan pengelolaan pengadaan dan masalah serta tindak
lanjutnya harus dipertanggung}awabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan dan pzosedur yang berlaku.
5. Obyektif
Penanganan pengaduan ditangani secara objektif, yang artinya
pengadaan- pengadaan yang muncul harus selalu diuji kebenarannya
melalui mekanisme uji silang, sehingga tindakan yang dilakukan
sesuai dengan data yang sebenarnya. Tindakan yang dilakukan bukan
berdasarkan pemihakan kepada salah satu pihak, melainkan
pemihakan pada prosedur yang semestinya.

KEPALA SATUAN KERJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN


SUMBER DAYA AIR SUMATERA V PADANG

Aditya Sidik Waskito, S.T., M.Si., M.Sc.


NIP : 19800920 200502 1 002

Anda mungkin juga menyukai