01 - Bramantyo Dwi Handjono - 04084882124016
01 - Bramantyo Dwi Handjono - 04084882124016
01 - Bramantyo Dwi Handjono - 04084882124016
Oleh:
Pembimbing:
Masalah Perilaku
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada seluruh tatanan masyarakat termasuk
anak usia sekolah, rumah tangga dan Institusi
Perilaku berisiko remaja: perilaku seksual berisiko termasuk kehamilan pada remaja,
HIV/AIDS, dan Ketergantungan NAPZA
Perilaku menyimpang (Deviant Behaviour)
Perilaku pencarian pelayanan kesehatan terkait dengan akseptabilitas dan
aksestibilitas layanan sehingga berpengaruh terhadap cakupan pelayanan kesehatan
maupun Pencapaian Universal Health Coverage
Kepercayaan dan tradisi yang berpengaruh terhadap kesehatan
Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan kesertaan keluarga dan masyarakat dalam
program kesehatan pemerintah (misalnya KIA, KB, kesehatan reproduksi, gizi
masyarakat, TB Paru, JKN dll.)
Gaya hidup yang berisiko tinggi (rokok, narkoba, alkohol, sedentary life, pola makan,
seks bebas)
Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi
Kejahatan social
Penganiayaan/ perlukaan sosial
Masalah lingkungan
Kesehatan lingkungan (termasuk sanitasi makanan, air, rumah, polusi udara, air,
tanah, sosial, dan dampak pemanasan global)
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan manajemennya
Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas dan manajemen penanganan kesehatannya
1. Kematian neonatus, bayi dan balita termasuk 1000 Hari Pertama kelahiran dan
kelangsungan hidup anak
a. 5W 1 H EPIDEMIOLOGI
• WHAT: Masalah kesehatan apa yang terjadi?
Kematian bayi di Sumatera Selatan masih tinggi, walaupun mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data laporan program Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) jumlah kematian bayi di Provinsi Sumatera Selatan tahun
2018 sebanyak 51 kasus, jumlah ini lebih rendah dibandingkan target tahun
2018 sebanyak 100 orang.Berdasarkan data laporan program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) jumlah kematian Balita di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018
sebanyak 29 orang, jumlah ini sudah lebih rendah dibandingkan target tahun
2018 sebanyak 44 orang. Dengan demikian indikator kinerja jumlah kematian
Balita pada tahun 2018 telah mencapai target akhir RPJMD tahun 2018 dengan
persentase capaiannya sebesar 134%.
• WHO: Siapa yang terkena masalah (Karakteristik)?
Neonatus, bayi, dan balita
• WHERE: Dimana masalah tersebut terjadi?
Provinsi Sumatera Selatan
Jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di kabupaten OKU sebanyak 16 orang,
kemudian diikuti oleh kabupaten Muara Enim 7 orang dan kabupaten Musi Rawas dan Kota
Palembang masing-masing sebanyak 6 orang. Jumlah kematian bayi terendah terjadi di
kabupaten Lahat, OKU Selatan, Empat Lawang, Kota Pagar Alam dan Lubuk masing-masing
sebanyak 1 orang, sedangkan untuk kabupaten OKI, Musi Banyuasin, OKU Timur, PALI dan
kota Prabumulih tidak ada laporan kematian Bayi.
Jumlah kematian Balita tahun 2018 tertinggi kabupaten OKU sebanyak 10 orang,
dikikuti kota Palembang dan kabupaten Musi Rawas masing-masing sebanyak 4 orang.
Jumlah kematian Balita terendah di kota Prabumulih, kota Pagar ALam dan kota Lubuk
Linggau masing-masing sebanyak 1 orang, sedangkan kabupaten OKI, Lahat, Musi
Banyuasin, OKU Selatan, OKU Timur dan PALI tidak ada laporan kematian Balita.
b. Tujuan
Beberapa strategi dilakukan dengan tujuan agar terjadi pencapaian target yaitu
untuk menurunkan angka kematian bayi di Provinsi Sumatera Selatan dengan
menyiapkan dan memanfaatkan berbagai sumber daya untuk memaksimalkan
sumber daya yang ada, pemberdayaan masyarakat, peningkatan peran aktif
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di desa/kelurahan, pengembangan
kompetensi dan profesionalisme tenaga kesehatan.
c. Kebijaksanaan
Perencanaan percepatan dan meningkatkan pelaksanaan pemantauan PWS
KIA dan surveilans kematian bayi dan balita di tingkat kabupaten/kota.
Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor mulai dari tingkat
provinsi, kabupaten/kota sampai ke tingkat desa dan kelurahan untuk
menyusun strategi penurunan kasus kematian ibu dan bayi.
Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan sampai dengan tingkat
desa dan kelurahan melalui penempatan bidan di setiap desa dan
pembangunan Poskesdes.
d. Strategi
Menurunkan angka kematian bayi ini karena kematian bayi telah menjadi
program prioritas nasional dan merupakan komitmen global yang dicantumkan
dalam SDG’s (Sustainable Development Goals). Peranan dan keterlibatan
sektor lain untuk ikut serta berperan dalam penurunan angka kematian bayi
juga terus ditingkatkan.
e. Kegiatan
Meningkatkan kompetensi/kapasitas teknis tenaga kesehatan dalam hal
pelayanan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan dan penanganan
bayi baru lahir melalui pelatihan dan pertemuan teknis program;
Penerapan Program Desa Siaga juga diharapkan akan dapat menekan angka
kematian bayi;
Integrasi BKB (Bina Keluarga Balita), Pendidikan Anak Usia Dina (PAUD)
dan Posyandu;
Konsorsium kerja sama dengan perguruan tinggi dan swasta untuk
meningkatkan kualitas hidup anak dan penurunan kematian;
Beberapa program dan kegiatan yang masih menjadi prioritas untuk menurunkan angka
kematian Balita antara lain :
a. Pelaksanaan pemantauan PWS KIA dan surveilans kematian balita di tingkat
kabupaten/kota.
b. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan lintas program balita terintegrasi,
pelaksanaan supervisi dan bimbingan teknis untuk meningkatkan kemampuan tenaga
kesehatan di kabupaten/kota.
c. Peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan sampai dengan tingkat desa dan
kelurahan melalui penempatan bidan di setiap desa dan pembangunan Poskesdes; d.
Penerapan Program Desa Siaga juga diharapkan akan dapat menekan angka kematian
bayi dan Balita.
d. Integrasi BKB (Bina Keluarga Balita), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
Posyandu.
e. Program Manajemen Tumbuh kembang Balita sakit dan Manajemen Tumbuh kembang
Balita.
f. konsorsium kerja sama dengan perguruan tinggi dan swasta untuk meningkatkan
kualitas hidup anak dan penurunan kematian.
Daftar Pustaka
- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan. 2019
b. Tujuan
Tujuan Umum
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menurunkan angka
kematian ibu
- Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil
Tujuan Khusus
- Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030
- Mendorong perbaikan sistem pelayanan kesehatan ibu di daerah-daerah serta
memperkuat kebijakan fiskal untuk program kesehatan ibu di level daerah
- Menyediakan pelayanan kesehatan ibu hamil di pusat-pusat pelayanan terutama
di desa-desa sesuai dengan standar pelayanan minimum
c. Kebijakan
- Penguatan Puskesmas dan jaringannya
- Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya
- Penguatan basis pelayanan kesehatan ibu dalam skema Jaminan Kesehatan
Nasional
- Meningkatkan peran serta masyarakat, melakukan kerjasama dan kemitraan
- Pemerintah perlu meningkatkan anggaran program pembinaan pelayanan
kesehatan ibu
- Revitalisasi program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) di
Indonesia
d. Strategi
Angka kematian ibu merupakan indikator pembangunan kesehatan dan indikator
pemenuhan hak reproduksi serta kualitas dalam pemanfaatan kesehatan secara
umum. AKI menjadi indikator dalam program Sustainable Development Goals
(SDGs). SDGs merupakan program kegiatan yang meneruskan agenda Milenium
Development Goals (MDGs) untuk periode waktu tahun 2016-2030 sekaligus
menindaklanjuti program MDGs yang belum selesai. Untuk mencapainya
dilakukan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem
rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan
Continuity of Care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
e. Kegiatan
Beberapa program yang masih menjadi prioritas untuk masa yang akan datang
adalah :
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya
untuk ibu hamil terutama melalui pembangunan Pos Kesehatan Desa dan Pos
Kesehatan Kelurahan serta penempatan bidan yang tinggal di desa;
Pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan
Komplikasi);
Kunjungan antenatal pertama (K1) sedapat mungkin dilakukan pada trimester
pertama, guna mendorong peningkatan cakupan kunjungan antenatal empat
kali (K4);
Pelayanan KB harus ditingkatkan guna mengurangi faktor risiko 4 terlalu
(terlalu muda, terlalu sering, terlalu rapat dan terlalu tua);
Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) yang terintegrasi untuk ibu
hamil ,termasuk pemeriksaan HIV/AIDS, Malaria, Cacingan dan penyakit
infeksi menular lainnya secara terintegrasi dan pelaksanaan kelas ibu hamil
dengan melibatkan keluarga dan masyarakat;
Pelaksanaan Audit Maternal Perinatal (AMP) di tingkat kabupaten/kota;
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam kesehatan reproduksi
responsive gender harus ditingkatkan untuk meningkatkan Health Care
Seeking Behaviour
Daftar Pustaka
- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. (2019). Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2019. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,
105. https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/2-119014-2tahunan-
330.pdf
- Kemenkes. (2019). Analisis RKP dan Pembicaraan Pendahuluan APBN. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(2), 1.
https://www.neliti.com/id/publications/218225/kemajuan-teknologi-informasi-dan-
komunikasi-dalam-industri-media-di-indonesia%0Ahttp://leip.or.id/wp-content/
uploads/2015/10/Della-Liza_Demokrasi-Deliberatif-dalam-Proses-Pembentukan-
Undang-Undang-di-Indonesia
- Susiana, S. (2019). Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya.