Modul PMSM Semester Genap

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Perawatan Berkala Sistem Injeksi Bahan Bakar

A. Sistem Injeksi Bahan Bakar


Sistem Injeksi bahan bakar menggunakan teknologi kontrol secara elektronik, yang
mampu memasok bahan bakar dan udara secara optimum yang dibutuhkan oleh mesin pada
setiap keadaan.
Sistem injeksi bahan bakar memiliki banyak keuntungan yaitu :
 Mengurangi emisi gas buang.
 Lebih hemat bahan bakar.
 Tarikan lebih responsif.
 Mesin mudah dihidupkan pada kondisi apapun.
 Idle tidak terpengaruh pada ketinggian suatu daerah.
 Memudahkan perawatan berkala.

Sistem injeksi bahan bakar terdiri dari 3 komponen utama yaitu sensor unit, control unit, dan
actuator unit.

Gb.1 sistem injeksi bahan bakar


1. Sensor Unit
Terdiri dari beberapa sensor yang berfungsi untuk membaca atau mengetahui kondisi
mesin dan selanjutnya melaporkan data informasi tersebut ke control unit. Semakin
komplit sensor unit yang digunakan maka semakin baik kinerja sistem injeksi dan unjuk
kerja mesin semakin optimal. Sensor unit terdiri dari :
a. MAQS (Modulated Air Quantity Sensor)
Terdiri dari beberapa sensor yang bertugas untuk mengetahui kondisi udara di dalam
throttle body, terdiri dari intake temperatur sensor (sensor suhu udara masuk), throttle
position sensor (mengirimkan informasi tentang posisi throttle / besarnya bukaan
throttle saat itu), intake air pressure sensor (sensor tekanan udara yang masuk).
b. IAT (intake air temperature) sensor

Thermistor

Gb. 2 intake air temperatur sensor


Mendeteksi suhu udara yang masuk melalui throttle body, IAT sensor ini adalah
sebuah thermistor. Thermistor merupakan komponen sejenis resistor variable, apabila
suhu udara yang mengenai ujung thermistor berubah maka tahanan yang dihasilkan
oleh thermistor pun juga ikut berubah. Thermistor mendapatkan tegangan listrik dari
Control unit (ECU/ECM) sebesar 5 Volt, kemudian thermistor mengirimkan tegangan
balik ke control unit sesuai dari tahanan yang dihasilkan oleh thermistor.
c. TP (Throttle Position) sensor;
Mengirimkan informasi tentang posisi bukaan throttle, throttle position sensor adalah
sebuah resistor variable, apabila throttle shaft berputar maka besarnya tahanan akan
berubah

Gb. 3 throttle position sensor


Sama seperti throttle body, TPS juga mendapatkan tegangan sebesat 5 volt dari control
unit, selanjutnya TPS mengirimkan tegangan balik ke control unit sesuai dari tahanan
yang dihasilkan oleh resistor variable. Apabila throttle tertutup maka tahanan yang
dihasilkan besar, dan sebaliknya jika throttle terbuka tahanan yang dihasilkan kecil.
Besarnya tegangan balik yang dikirimkan throttle position sensor kurang lebih sebesar
0,68 volt (throttle tertutup) dan 4,5 volt (throttle terbuka).
d. Engine oil temperature sensor
Mendeteksi suhu mesin sepeda motor melalui perantara oli mesin, sama seperti IAT,
EOT juga menggunakan thermistor sebagai sensornya, tahanan thermistor akan
berubah menyesuaikan dengan perubahan suhu mesin sepeda motor.
e. Coolant temperatur sensor
Mirip seperti engine oil temperatur sensor hanya saja thermistor pada coolant
temperatur sensor bertugas untuk membaca perubahan suhu cairan pendingin mesin
sepeda motor
f. Crank sensor
Memberikan signal listrik kepada ECU, supaya ECU dapat mendeteksi sudut crank &
putaran mesin dengan akurat. Selanjutnya ECU dapat mengatur durasi injeksi bahan
bakar & waktu pengapian bersama-sama masukan dari signal TPS dan Air Intake
Pressure sensor.
g. Bank angle sensor; 
Merupakan sensor sudut kemiringan yang bertugas mengirimkan informasi tentang
kemiringan sepeda motor pada saat itu. Apabila sudut kemiringan sepeda motor
melebihi batas yang diperbolehkan (lebih dari 65o/ambruk) maka mesin sepeda motor
akan mati, mencegah terjadinya kebakaran pada saat terjadi kecelakaan.
2. Control Unit
Control unit ECU / ECM ; menerima dan menghitung seluruh informasi / data yang
diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang
diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin,
suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle / katup gas,
putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor
bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU / ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja / menyemprotkan bahan bakar
dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang
sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU / ECM juga bisa mengontrol
sistem pengapian.

3. Actuator Unit
Actuator terdiri dari beberapa komponen pekerja yang bertugas sebagai eksekutor atau
pelaksana yang mendapatkan perintah dari control unit, yaitu :

a. FID
FID (Fast Idle Solenoid Sistem) berfungsi menambah aliran udara ke throttle body
pada saat mesin masih dingin, sehingga bahan bakar yang disuplai dari injector
bertambah dan mesin mudah untuk dihidupkan. Pada saat suhu mesin dingin valve
FID terbuka dan udara dapat mengalir melalui hole / saluran by pass sehingga
jumlah bahan bakar yang disemprotkan lebih banyak, kemudian pada saat suhu
mesin panas valve FID tertutup dan udara tidak dapat mengalir melalui hole / saluran
by pass sehingga jumlah bahan bakar yang disemprotkan lebih sedikit
b. Fuel pump
Fuel pump (pompa bahan bakar) berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke
injektor dan menaikkan tekanan bahan bakar sehingga bahan bakar yang keluar dari
injector berbentuk spray / kabut sehingga mudah terbakar. Pompa bahan bakar
terletak di dalam tangki bahan bakar dan bekerja secara elektrik yaitu dengan
mendapatkan tegangan listrik dari ECU / ECM.
c. Injektor
Injektor adalah nozel yang bekerja secara elektromagnetik, injektor akan
menginjeksikan bahan bakar sesuai perintah dari control unit. Injektor dipasang pada
saluran masuk di kepala silinder, melalui injektor bahan bakar dikabutkan dengan
memberikan tekanan tinggi dan dilewatkan di lubang-lubang kecil yang ada di
injektor.

Proses penyemprotan bahan bakar terjadi saat control unit mengirimkan tegangan
listrik ke solenoid coil, pada solenoid coil yang dialiri listrik akan menghasilkan
elektromagnetik yang selanjutnya menarik core dan needle valve ke atas sehingga
bahanbakar bertekanan tinggi akan menyemprot keluar dari lubang-lubang kecil di
injektor.
d. Coil ignition
Coil ignition merupakan komponen sistem pengapian yang mana pada sistem injeksi
bahan bakar ini ignition coil akan beroperasi jika mendapat pasokan tegangan listrik
dari control unit. Tegangan yang masuk ke coil ignition akan ditingkatkan menjadi
sekitar 25.000 volt selanjutnya untuk membangkitkan percikan bunga api di ujung
elektroda busi. Seberapa lama busi memercikkan bunga api dan kapan tepatnya busi
memercikkan bunga api diatur sepenuhnya control unit berdasarkan laporan /
informasi dari semua sensor yang ada.
e. Kipas pendingin radiator
Seperti halnya komponen actuator yang lainnya, kipas pendingin radiator juga akan
bekerja berdasarkan perintah dari control unit. Control unit memerintahkan kipas
pendingin untuk berputar dengan mengirimkan tegangan listrik sebagai sumber
energi gerak kipas pendingin elektrik. Control unit akan memeritahkan kipas
pendingin untuk bergerak hanya pada saat mesin panas saja berdasarkan informasi
dari sensor suhu cairan pendingin mesin.
f. MIL (Malfunction Indicator Lamp)
Malfunction Indicator Lamp adalah sebuah lampu yang terletak pada instrument
sepeda motor yang berfungsi sebagai indikator kerusakan pada sistem injeksi bahan
bakar sepeda motor. Apabila terjadi kerusakan pada komponen sistem injeksi bahan
bakar sepeda motor MIL akan berkedip beberapa kali sesuai dengan jenis kerusakan
yang terjadi, ada dua macam kedipan MIL yaitu kedip panjang dan kedip pendek.
Kedipan panjang melambangkan angka puluhan dan kedipan pendek melambangkan
angka satuan. Sebagai contoh pada kerusakan fuel injektor dengan kode kerusakan
12 maka MIL akan berkedip panjang satu kali dan berkedip pendek sebanyak dua
kali.
B. Perawatan Berkala Sistem Injeksi Bahan Bakar
Sistem injeksi bahan bakar telah dirancang sedemikian rupa untuk meminimalkan proses
perawatan, walaupun demikian bukan berarti sepeda motor yang menggunakan sistem injeksi
bahan bakar bebas dari perawatan berkala. Hanya saja perawatan berkala pada sepeda motor
injeksi sebagaian besar hanya berupa tindakan pemeriksaan dan pengukuran saja. Berikut ini
dijelaskan contoh tindakan perawatan berkala pada sepeda motor injeksi bahan bakar.
1. Mengganti saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar berfungsi menyaring kotoran di dalam tangki sebelum dihisap oleh
pompa bahan bakar, saringan bahan bakar sebaiknya diganti setelah menempuh jarak
tertentu. Perawatan saringan bahan bakar dilakukan dengan cara mengganti part
saringannya saja yang biasanya terpasang pada pompa bahan bakar.
2. Pengukuran tekanan bahan bakar
Tekanan bahan bakar dapat digunakan sebagai patokan utama dalam sistem injeksi bahan
bakar. Beberapa gangguan / permasalahan pada sepeda motor sistem injeksi dapat
terdeteksi dengan melakukan pemeriksaan tekanan bahan bakar. Alat yang digunakan
untuk memeriksa tekanan bahan bakar adalah fuel pressure gauge.

Gb. Pemeriksaan tekanan bahan bakar


Prosedur pengukuran tekanan bahan bakar menggunakan fuel pressure gauge :
1) Pastikan kunci kontak posisi “OFF”
2) Lepaskan connector pompa bahan bakar
3) Putar kunci kontak ke posisi “ON”
4) Hidupkan sepeda motor sampai mesin mati
5) Putar kunci kontak posisi “OFF”
6) Lepaskan selang bahan bakar
7) Pasang fuel pressure gauge dengan benar
8) Pasang kembali connector pompa bahan bakar
9) Putar kunci kontak ke posisi “ON”
10) Hidupkan sepeda motor dan lihat hasil pengukuran, pastikan tekanan yang
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi tekanan bahan bakar sepeda motor yang
diperiksa
3. Pemeriksaan Kerusakan sistem injeksi
Sistem injeksi bahan bakar sudah sepenuhnya dikendalikan oleh control unit secara
elektronik dan terprogram. Termasuk dalam pemeriksaan kerusakan pada sistem injeksi
bahan bakar dapat dilakukan secara mandiri / self diagnosa tanpa memerlukan peralatan
tambahan. Pada pemeriksaan sistem injeksi bahan bakar dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan menggunakan diagnostic tool maupun menggunakan self diagnosa.
a. Pemeriksaan kerusakan sistem injeksi bahan bakar menggunakan diagnostic tool

Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan disebut diagnostic tool atau
scan tool, scan tool dapat digunakan untuk menemukan kerusakan yang terjadi
pada sepeda motor sistem injeksi bahan bakar. Tetapi kerusakan yang mampu
dibaca oleh scan tool hanya kerusakan yang terjadi pada komponen yang
terhubung dengan control unit saja, scan tool tidak mampu menemukan
kerusakan yang terjadi pada komponen lain yang tidak ada sangkut pautnya
dengan control unit. Sebagai contoh apabila lampu kepala putus tidak akan
terdeteksi pada scan tool. Selain dapat menemukan kerusakan komponen scan
tool juga dapat digunakan untuk pembacaan current data, menghapus histori
kerusakan, dan membaca hasil pengukuran nilai-nilai yang dihasilkan oleh
sensor-sensor dan actuator sistem injeksi bahan bakar sepeda motor. Namun
bagaimana langkah penggunaan scan tool tidak kami bahas disini, silahkan baca
pada manual book scan tool yang digunakan karena bisa jadi setiap scan tool
memiliki standard operasional prosedur yang tidak sama.
b. Pemeriksaan kerusakan sistem injeksi bahan bakar menggunakan self diagnosa
Pemeriksaan ini tanpa membutuhkan scan tool, cukup dengan memperhatikan
blink code atau kedipan pada MIL, setiap kedipan yang terjadi pada MIL dapat
diartikan sebagai kode kerusakan yang terjadi pada saat itu. Lampu MIL hanya
akan berkedip jika terjadi kerusakan atau kegagalan fungsi pada sistem injeksi
bahan bakar saja. Berikut ini contoh kode kegagalan fungsi pada sepeda motor
beserta daftar kerusakannya :
 Injector = 12 kedipan
 Bank Angle = 54 kedipan
 Engine Oil Temp = 7 kedipan
 Manifold Abs.Pressure = 1 kedipan
 Throttle Position = 8 kedipan
 Intake Air Temp = 9 kedipan
 ECM = 33 kedipan
Kedipan tersebut akan hilang setelah kerusakan pada komponen diperbaiki atau
diganti, setelah dialakukan perbaikan MIL akan menyala secara normal kembali
namun demikian pada sistem control unit masih tersimpan histori kegagalan atau
sejarah kerusakan pada komponen yang telah diganti dan ini akan mengganggu
kinerja sistem injeksi bahan bakar, oleh karena itu histori kegagalan harus direset
atau dihapus agar sistem injeksi bahan bakar dapat berfungsi dengan baik. Berikut
adalah prosedur pemeriksaan histori kegagalan dan cara menghapusnya:
1) Pemeriksaan histori kode kegagalan dalam control unit / ECM
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui adanya histori kode kegagalan di
dalam ECM, apabila pada langkah ini tidak ditemukan histori kode
kegagalan maka tidak perlu dilakukan reset ECM.
Prosedur pemeriksaan :
1. Lepas kover sehingga DLC kelihatan
2. Pastikan kunci kontak posisi “OFF”
3. Lepaskan penutup DLC
4. Hubungkan DLC short connector
5. Putar kunci kontak ke posisi “ON”, jika terdapat histori kegagalan
pada ECM maka lampu akan berkedip sesuai kode kegagalan yang
terjadi.
Gb. DLC short connector
2) Menghapus histori kode kegagalan dalam control unit / ECM
Menghapus histori kegagalan dapat dilakukan jika terdapat histori
kegagalan pada sistem control unit.

Gb. Letak DLC


Prosedur menghapus kode histori kegagalan dalam ECM
1. Lepas kover sehingga DLC kelihatan
2. Pastikan kunci kontak posisi “OFF”
3. Lepaskan penutup DLC
4. Hubungkan DLC short connector
5. Putar kunci kontak ke posisi “ON”
6. Lepaskan DLC short connector dan pasangkan kembali dalam waktu
5 detik
7. MIL akan berkedip pendek secara terus menerus (tanda berhasil
menghapus kode kegagalan)
8. Putar kunci kontak pada posisi “OFF”, lepaskan DLC short
connector, dan pasangkan kembali penutup DLC

Tugas Individu Siswa


1. Carilah satu artikel di internet atau media cetak yang berisi tentang sistem injeksi bahan
bakar sepeda motor, tulis judul artikel, sumber / alamatnya !
2. Tulis secara singkat intisari dari artikel tersebut, dirangkum !
3. Simpulkan apakah artikel tersebut dapat di aplikasikan di bengkel ?
Perawatan Berkala Sistem Transmisi Manual Sepeda Motor

A.   Dasar-dasar Sistem Transmisi Sepeda motor 


Sistem transmisi merupakan serangkaian komponen dalam sebuah sepeda motor yang
berfungsi untuk meneruskan putaran dari poros engkol menuju ke roda belakang. Sepeda motor
dirancang sedemikian rupa agar dapat dioperasikan di segala medan, tanjakan, turunan dan jalan
datar. Tentu saja power atau tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan akan
berbeda tergantung dari kondisi jalan. Sebagai contoh seorang tukang becak akan lebih banyak
mengucurkan keringatnya ketika mengayuh becaknya di jalan yang menanjak, lain halnya ketika
berada pada jalan mendatar apalagi jalan yang menurun. Ketika jalan menanjak tukang becak
harus lebih kuat mengayuh pedal becaknya agar torsi roda bertambah besar sehingga becak
dapat berjalan. Seandainya saja becak memiliki sistem transmisi, tentu saja tukang becak akan
lebih terbantu terutama pada saat jalan menanjak kayuhan pedal menjadi lebih ringan walaupun
harus mengayuh dengan putaran yang lebih cepat.
Selain berfungsi untuk meneruskan putaran dari mesin ke roda, sistem transmisi juga
berfungsi untuk menyesuaikan besarnya momen puntir (torsi) pada roda belakang. pada saat
jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang besar namun kecepatan
atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah dan sebaliknya pada saat jalan mendatar atau
menurun, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang kecil tetapi kecepatan atau laju
sepeda motor tinggi.
Sistem transmisi sepeda motor terdiri dari dua macam, yaitu transmisi manual dan
transmisi otomatis
a.   Transmisi manual
Tipe transmisi manual  yang digunakan yaitu tipe constant mesh, pada transmisi tipe ini terdapat
beberapa pasang gear (roda gigi) sebagai pengatur putaran. Jumlah pasangan roda gigi sesuai
dengan jumlah kecepatannya, misalkan sebuah sepeda motor tertentu memiliki 5 kecepatan
maka di dalam sistem transmisi sepeda motor tersebut terdapat 5 pasang gear transmisi yang
memiliki jumlah mata gear yang berbeda beda. Pada transmisi tipe manual, perubahan kecepatan
ditentukan oleh si pengemudi melalui mekanisme pemindah gigi dengan cara menginjak pedal
pemindah gigi maju atau mundur.
b.   Transmisi otomatis
Tipe transmisi otomatis yang digunakan pada sepeda motor yaitu CVT, singkatan dari
Continuously Variable Transmission. CVT adalah transmisi otomatis yang perubahan
kecepatannya terjadi secara berkesinambungan. Perubahan kecepatannya sangat halus dan tidak
ada hentakan walaupun handle gas ditarik secara tiba-tiba. Perubahan kecepatan pada transmisi
jenis CVT terjadi secara otomatis berdasarkan pada besar kecilnya putaran mesin dan beban
kendaraan yang dialami oleh roda belakang. Sistem perubahan kecepatan pada transmisi CVT
ini memanfaatkan gaya centrifugal pada puli primer atau puli penggerak.

B.  Komponen-komponen Sistem Transmisi Manual


Transmisi manual pada sepeda motor terdiri dari dua komponen utama, yaitu mekanisme
pemindah gigi dan gear transmisi
1.    Mekanisme Pemindah Gigi
Mekanisme pemindah gigi adalah serangkaian komponen transmisi manual yang
bertugas untuk mengatur perpindahan gigi transmisi dengan cara menggeser gigi gigi geser pada
gear transmisi. Mekanisme pemindah gigi ini digerakkan langsung oleh pengemudi dengan cara
menginjak pedal pemindah gigi arah maju atu mundur.

Gambar. Mekanisme pemindah gigi


Sumber. Astra honda motor
Keterangan gambar :
1. Garpu pemindah gigi / shift fork 7. Plat stopper
2. Pen garpu pemindah gigi 8. Pegas plat stopper
3. Circlip pen garpu pemindah gigi 9. Poros peminah gigi
4. Drum gearshift 10. Lengan pemindah gigi
5. Plat bintang pemindah gigi 11. Pegas
6. Pen drum gearshift 12. Pegas
a.    Cara kerja komponen
Cara kerja mekanisme pemindah gigi : pada saat pedal pemindah gigi diinjak, poros
pemindah gigi akan berputar dan menggerakkan lengan pemindah gigi, pada bagian atas
lengan pemindah gigi terdapat semacam kait yang berfungsi untuk menarik atau mendorong
pen drum gearshift dan selanjutnya drum gearshift akan berputar, pada saat drum gearshift
berputar maka garpu pemindah gigi akan bergeser mengikuti alur cacing yang terdapat pada
drum gearshift, dan selanjutnya garpu pemindah gigi akan menggeser gear transmisi (gigi
geser).
b.    Fungsi komponen
1.   Pedal pemindah gigi : berfungsi sebagai operator mekanisme pemindah gigi, jika
pedal diinjak maka poros pemindah gigi akan berputar maju atau mundur
tergantung dari pedal bagian mana yang diinjak
2.   Poros pemindah gigi : selain berfungsi untuk menggerakkan lengan pemindah gigi,
poros pemindah gigi juga berfungsi sebagai pembebas kopling pada sepeda motor
tipe cub.
3.   Lengan pemindah gigi : bertugas memutarkan drum gearshift dengan cara
mendorong atau menarik pen drum gearshift
4.   Drum gearshift : terdapat alur semacam jalur cacing yang berguna untuk mengatur
gerak garpu pemindah gigi / shift fork. Ketika drum gearshift berputar maka garpu
pemindah gigi akan bergeser menyesuaikan alur.
5.   Garpu pemindah gigi / shift fork : bertugas menggeser gigi geser pada gear
transmisi sehingga diperoleh kombinasi rasio roda gigi yang tepat
6.   Plat bintang : bersama dengan plat stoper bertugas sebagai penahan drum shift gear
agar tidak berputar dengan sendirinya. Karena jika drum shift gear berputar maka
gigi transmisi akan berubah, hal ini akan sangat berbaha jika terjadi pada saat
kendaraan berjalan atau mesin menyala.
2.    Gear transmisi
Gambar. Gear transmisi manual
Sumber : Astra Honda Motor
1.    Poros input / poros utama 14. Pegas plat stopper
2.    Poros output / poros pembalik 15. Plat stopper gigi top
3.    Gear output gigi satu (gigi bebas) 16. Washer
4.    Bush 17. Washer
5.    Gear input gigi dua (gigi bebas) 18. Washer
6.    Gear output gigi dua (gigi geser) 19. Washer
7.    Gear input gigi tiga (gigi geser) 20. Circlip
8.    Gear output gigi tiga (gigi bebas) 21. Circlip
9.    Gear input gigi empat (gigi bebas) 22. Oil seal
10. Gear output gigi empat (gigi mati) 23. Baut
11. Sprocket 24. Bearing
12. Plat pengunci sprocket 25. Bearing
13. Collar 26. bearing
Transmisi terdiri dari beberapa pasang gear yang terpasang berjejer pada dua buah
poros transmisi, yaitu poros input transmisi dan poros output transmisi. Jumlah gear pada
transmisi manual sepeda motor tergantung dari jumlah kecepatan sepeda motor tersebut,
misal sepeda motor yang memiliki empat kecepatan maka jumlah gear transmisinya juga
empat pasang atau delapan gear transmisi.
a.    Komponen gear transmisi
1.    Roda gigi
Jenis-jenis roda gigi yang terdapat pada transmisi manual sepeda motor ada 3 macam
yaitu :
a.    Roda gigi mati

Gambar. Roda gigi mati


Roda gigi mati adalah roda gigi yang terpasang mati pada porosnya atau ada juga
yang dapat dilepas tetapi ketika terpasang pada porosnya, roda gigi tersebut akan ikut
berputar jika porosnya berputar dan sebaliknya jika roda gigi tersebut berputar maka
porosnya pun ikut berputar
b.    Roda gigi bebas
Gambar. Roda gigi bebas
Roda gigi bebas adalah roda gigi yang terpasang bebas pada poros transmisi. Roda gigi
bebas dapat berputar pada porosnya tetapi tidak dapat bergeser, sehingga pada bagian
tengah roda gigi bebas dibuat halus agar dapat berputar dengan lancar. Pada roda gigi
bebas biasanya dilengkapi dengan dog hole yaitu lubang pengait antar gear
c.    Roda gigi geser

Gambar. Roda gigi geser


Roda gigi geser adalah roda gigi yang dapat bergeser pada porosnya dan jika roda gigi
ini berputar maka poros transmisi juga ikut berputar, dan sebaliknya jika poros
transmisi berputar maka roda gigi geser akan ikut berputar. Pada bagian tengah dari
roda gigi geser terdapat alur sebagai tempat shift fork atau garpu pemindah gigi. Roda
gigi geser juga dilengkapi dengan dog yaitu semacam tonjolan pengait antar gear.
Ketika gigi ini bergeser maka dog akan saling berkaitan dengan dog hole pada roda gigi
bebas.
2.    Poros transmisi manual
Poros transmisi manual pada sepeda motor terdiri dari dua macam yaitu:
a.    Poros input transmisi
Poros input transmisi adalah poros utama atau poros penggerak sistem transmisi. Poros
input digerakkan oleh poros engkol mesin melalui perantara kopling. Pada motor jenis
cub, poros engkol dan poros input transmisi dihubungkan oleh dua buah kopling yaitu
kopling otomatis (kopling centrifugal) dan kopling manual (kopling plat banyak).
Sedangkan pada motor jenis sport hanya dihubungkan dengan menggunakan satu buah
kopling saja yaitu kopling manual (kopling plat banyak)
b.    Poros output transmisi
Poros output tranmisi merupakan poros yang bertugas sebagai penerus putaran dari
poros input menuju gear sproket roda belakang. Arah putaran poros output tidak sama
dengan poros input, jika poros putaran poros output searah dengan putaran roda
belakang maka arah putaran poros input adalah kebalikan dari arah putaran roda
belakang.

b.    Cara kerja gear transmisi manual


1.    Posisi netral
Pada posisi ini pedal pemindah gigi belum diinjak sehingga seluruh pasangan roda gigi
masih dalam keadaan bebas sehingga putaran dari poros input tidak dapat diteruskan ke
poros output. Posisi ini ditandai dengan nyala lampu netral berwarna hijau pada panel
indikator speedometer.
2.    Posisi gigi masuk
Posisi gigi masuk yaitu posisi dimana ada salah satu pasangan roda gigi yang saling
terkait satu sama lain sehingga putaran dari poros input dapat diteruskan ke poros
output. Gigi masuk terjadi jika pedal pemindah gigi diinjak, pedal pemindah gigi
diinjak sekali maka gear transmisi akan masuk ke gigi kecepatan satu. Pasangan gigi
satu bekerja dan pasangan gigi yang lain hanya ikut berputar saja tetapi putarannya
tidak berpengaruh pada putaran poros output. Pedal pemindah gigi diinjak untuk kedua
kalinya maka pasangan gigi kedua bekerja dan gigi yang lainnya hanya ikut berputar
saja tanpa mempengaruhi gigi yang lainnya, begitu seterusnya sampai pada pasangan
gigi tertinggi.
C. Perawatan Berkala Sistem Transmisi Manual
Perawatan berkala pada sistem transmisi manual sebetulnya sederhana, karena pada
sistem transmisi manual jarang sekali terjadi kerusakan yang berarti selama sepeda
motor digunakan dalam penggunaan yang wajar. Apa saja yang perlu dilaksanakan
dalam pemeriksaan sistem transmisi manual sepeda motor :
1. Mengganti minyak pelumas secara berkala
Pada sepeda motor 4 tak minyak pelumas berfungsi untuk melumasi seluruh
komponen di dalam mesin sepeda motor termasuk salah satunya adalah untuk
melumasi transmisi manual. Jadi dengan mengganti minyak pelumas mesin secara
berkala, sudah termasuk mengganti minyak pelumas transmisi
2. Pemeriksaan seal
Komponen transmisi manual terendam oleh minyak pelumas, beberapa bagian dari
komponen transmisi manual seperti poros pedal persneling dan poros output
transmisi memanjang sampai dengan keluar dari blok mesin, pada bagian ini
terdapat seal yang berfungsi untuk mencegah kebocoran oli mesin. Periksa
disekitar seal jangan sampai ada kebocoran pelumas. Apabila terdapat kebocoran
seal cara memperbaikinya yaitu dengan mengganti seal tersebut dengan ukuran
yang sama
3. Pemeriksaan gejala kerusakan
Pemeriksaan gejala kerusakan dilakukan dengan mengoperasikan kendaraan
tersebut, biasanya kerusakan atau gangguan yang sering muncul adalah gigi loncat,
gangguan pada saat perpindahan gigi dan terdapat suara berisik pada sistem
transmisi manual, hal ini terjadi karena adanya perkaitan antar komponen yang
tidak sempurna.
Tugas Siswa 1
1. Apa yang dimaksud dengan transmisi!
2. Jelaskan bagaimana cara kerja transmisi manual!
3. Sebutkan komponen-komponen transmisi!
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam transmisi!
5. Apa perbedaan transmisi manual dan transmisi otomatis
Tugas Siswa 2
1. Jelaskan bagaimana cara kerja mekanisme pemindah gigi!
2. Apa fungsi dari poros input?
3. Apa fungsi dari poros output?
4. Apa yang damaksud dengan dog dan dog hole, bagaimana cara kerjanya?
5. Jelaskan urutan/proses perpindahan gigi pada transmisi manual!

Anda mungkin juga menyukai