Sultan - Alam Proposal Metodologi Politik
Sultan - Alam Proposal Metodologi Politik
Sultan - Alam Proposal Metodologi Politik
OLEH
SULTAN ALAM
C1E120130
KELAS B
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 9
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memasuki tahun politik pada 2019 disebut tahun politik antara
melibatkan rakyat dan berujung pada pemilihan anggota legislatif dan Presiden dan
wakil presiden. Indonesia menggelar pesta demokrasi pada bulan April 2019,
masyarakat akan secara langsung memilih Presiden dan Wakil Presiden untuk
yang lebih baik. Masyarakat (warga negara) sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara dan bangsa kedepan. Setiap warga negara, apapun latar belakangnya seperti
suku, agama, ras, jenis kelamin, status sosial, dan golongan,mereka memiliki hak
pemerintah dan pejabat negara. Hak ini disebut hak politik yang secara luas dapat
umum, adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih aggota dewan perwakilan
rakyat, anggota dewan perwakilan daerah, dewan perwakilan rakyat daerah yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
negara Indonesia yang telah genap berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah
bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara Indonesia yang
didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar pemilih dan pada hari
pemungutan suara telah genap berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah
kawin. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilih pemula
adalah warga negara yang didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar
pemilih, dan baru mengikuti pemilu (memberikan suara) pertama kali sejak pemilu
(DPD), Presiden dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD). Jadi Pemilu 2019 ini adalah serangkaian pemilihan umum, dimana Pemilu
putaran memilih angota DPR, DPD dan DPRD atau lebih dikenal dengan pemilu
harus diterjemahkan sebagai hak-hak dasar dari rakyat untuk terlibat dalam proses
politik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini, Indonesia
sebagai Negara yang mengakui bahwa rakyat adalah pemegang tertingi kedaulatan
maka Indonesia menjadikan pemilihan umum (Pemilu) sebagai salah satu sarana
mendukung calon atau kandidat dalam pemilihan umum. Anggapan ini bersifat
ahli politik tentunya ini merupakan hal yang sangat keliru, karena kegiatan
partisipasi politik adalah ikut serta dalam pemilihan umum mulai dari memberikan
hak suara, mengikuti kampanye baik legal atau illegal, terpaksa atau kehendak
sendiri. Orang yang akan dipilih dalam pemilihan umum dan orang yang tergabung
dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat dalam
Banyak negara saat ini mengalami partisipasi pemilih pemula dalam politik
sangat rendah dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Pada kasus yang ada
kaum muda, terus meningkat dari pemilu ke pemilu berikutnya; 10,21% pada
Pemilu 1999, meningkat menjadi 23,34% pada Pemilu 2004, dan 39,10% pada
Pemilu 2009. Sedangkan pada Pileg 2014 Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah
legislatif tahun ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2009.KPU mencatat
jumlah seluruh suara sah adalah 124.972.491 suara dengan angka perolehan tingkat
golput mencapai 24,89%. Jika dibandingkan dengan pemilu legislatif 2009, maka
sedangkan apabila kesadaran dan kepercayaan sangat kecil maka partisipasi politik
menyelengarakan pemilihan umum seretak tahun 2024. Dari data yang dirilis
KPU untuk Pemilu 2024 di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, sebanyak
217.040 jiwa yang tersebar di 11 Kecamatan . Dari jumlah tersebut 20-30% adalah
Pemilih Pemula, dengan jumlah
pemilih pemula yang lumayan tinggi membuat resiko pemilh golput juga naik, hal
ini disebabkan masih sangat minimnya pengetahuan dan pemahaman para pemilih
yaitu 223.426 jiwa pada tahun 2014 sedangkan pada tahun 2024 agak mengalami
peurunandimana jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 217.040 jiwa dari
pemilih pemula yang baru mamasuki usia hak pilih sebagian besar belum memiliki
jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka harus memilih.
Oleh karena itu peran pemerintah atau aktivis-aktivis parpol sangat berperan dalam
pemilih pemula juga menentukan dalam pemilihan umum, tidak terkecuali dalam
pemiihan umum 2024. Semua warga Indonesia berhak untuk ikut memilih dalam
pemilihan umum dengan catatan telah memenuhi syarat sebagai pemilih dalam
pemilihan umum. Pada saat ini usia pelajar di sekolah menengah atas (SMA)
berkisar antara 16-18 tahun dan sudah termasuk dalam pemilih pemula dalam
mengalami peningkatan atau penurunan dan faktor apa saja yang mendukung dan
banyak serta antusiasme yang tinggi dalam pemilihan umum seretak 2024 misalnya
ingin ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam rapat, ikut serta dalam memberikan
B. Rumusan Masalah
2024?
2024?
C.Tujuan Penelitian
Tahun 2024
dalam Pelaksanaan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Kabupaten Muna Barat
D. Manfaat Penelitian
tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, terdapat pula beberapa kegunaan dalam
c. Sebagai bahan referensi bagi guru atau civitas akademika yang lain.
2. Secara Praktis
b. Sebagai masukan dan dorongan penyemangat bagi semua pihak agar dapat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan pustaka
yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dan mereka memberikan hak
suara secara langsung, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara dan
partai atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya, dan sebagainya
(Mistar:2015).
Menurut Verhangen dalam Mardikanto (2013) ”partisipasi merupakan
disini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan.
Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagai keikutsertaan
seseorang didalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan
Isbandi dalam Firmansyah (2014), dimana “partisipasi dapat juga berarti bahwa
mental atau fikiran dan perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang
mencapai tujuan tertentu serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang
Keikutsertaan di sini atau keterlibatan yang dimaksud disini bukanlah bersifat pasif
Milbrath dalam Maran (2007) yang menyebutkan dua faktor utama yang
mendorong orang berpartisipasi politik, bahwa adanya faktor pendukung dan faktor
penghambat yang dimana didalam faktor pendukung terdapat lima unsur
diantaranya:
ekonomi, dan hankam, yang biasanya mau terlibat dalam aktivitas politik.
3) Karakteristik sosial adalah status social, ekonomi, kelompok ras, etnis, dan
pemilih.
pemilih yang baik dan kondusif agar mau dengan senang hati
berpartisipasi.
politik.
politik dalam hal ini kebijkan yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai
danlain-lain.
tidak bebas dan masih terikat, tetap berada dalam hubungan induk
politik, hal ini sah saja dilakukan asal tidak melanggar aturan yang ada.
kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap
program.
dengan kuantitas maupun kualitas. Dari segi kualitas, dapat dilihat dari
1) Pemberian suara atau voting, yaitu proses pemberian hak suara pemilih
pembicaraan tentang issue terkini baik tentang negara ataupun elit politik
sebanyak-banyaknya.
keterlibatan dalam hal ini pemilih untuk ikut dalam struktur keanggotaan
suatu kelompok
membangun relasi. Hal ini sah-sah saja dilakukan agar tidak melanggar
vertikal dan partisipasi horizontal. Disebut partisipasi vertikal karena terjadi dalam
bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu
program pihak lain, dalam hubungan di mana masyarakat berada sebagai status
horizontal satu dengan yang lainnya. Partisipasi semacam ini merupakan tanda
langsung oleh rakyat dan partisipasi tidak langsung yaitu yang diwakilkan kepada
kelamin, ketiga pekerjaan dan penghasilan, Keempat lamanya tinggal dan lamanya
dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang
c. Pekerjaan dan Penghasilan. Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain
Status sosial ekonomi yang rendah menyebabkan seseorang merasa teralineasi dari
kehidupan 8 politik, dan orang yang bersangkutan menjadi apatis. Hal ini tidak
secara aktif dalam kehidupan politikyakni dengan memilih pimpinan negara baik
peran serta masyarakat baik langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk
Wardhani (2012).
atau organisasi untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik.Misalnya, ikut
adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang sebagai warganegara untuk ikut
serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan cara memilih pemimpin
disampaikan diatas terlihat jelas semua kegiatan yang berkaitan dengan partisipasi
terhadap kegiatan politik yang dilaksanakan terkait dengan mencapai suatu tujuan
untuk memberikan hasil dan keputusan politik dan dapat menentukan serta
Pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah genap berusia 17 tahun
atau lebih atau sudah/pernah kawin. Pemilih dalam setiap pemilihan umum
didaftarkan melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu
preferensi.
Menurut Setiadi dan Kolip (2013) politik dapat dipahami sebagai proses
sebagai proses interaksi antara pihak penguasa dan pihak yang dikuasai. Menurut
yakni pemilih yang benar-benar memilih partai berdasarkan penilaian dan analisis
mendalam. Kedua, pemilih kritis emosional, yakni pemilih yang masih idealis dan
tidak kenal kompromi. Ketiga, pemilih pemula, yakni pemilih yang baru pertama
kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih. pemilih pemula
adalah warga negara yang didaftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar
pemilih, dan baru mengikuti pemilu (memberikan suara) pertama kali sejak pemilu
2013).
Menurut Pahmi (2010) pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah
genap berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. Pemilihpemula terdiri
dari dua kata, yakni pemilih dan pemula. Menurut Weinstein dalam Arifin (2014)
bahwa politik mencangkup juga pembagian nilai-nilai dan kekuasaan oleh yang
berwewenang atau pemegang kekuasaan.
anggota TNI/Kepolisian).
6. Terdaftar di DPT.
rasional, yakni pemilih yang benar-benar memilih partai berdasarkan penilaian dan
analisis mendalam. Kedua, pemilih kritis emosional, yakni pemilih yang masih
idealis dan tidak kenal kompromi. Ketiga, pemilih pemula, yakni pemilihyang baru
pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih.
lebihm sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih. Warga
pilihan yang belum bulat, sebenarnya menempatkan pemilih pemula sebagai swing
ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik
lokal. Pemilih pemula mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu,
terutama oleh orang terdekat seperti anggota keluarga, mulai dari orangtua hingga
kerabat dan teman. Selain itu, media massa juga lkut berpengaruh terhadap pilihan
pemilih pemula. Hal ini dapat berupa berita di televisi, spanduk, brosur, poster, dan
lain-lain.
Siapapun itu yang bisa merebut perhatian kalangan akan dapat merasakan
proses regenerasi kader politik kedepan, meskipun membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Ketiadaan dukungan dari kalangan ini akan terasa cukup merugikan bagi
Pemilih pemula yang terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan
rentang usia 17-21 tahun menjadi segmen yang memang unik, seringkali
memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Disebut unik, sebab
perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih rasional, haus akan
kebudayaan yang santai, bebas, dan cenderung pada hal-hal yang informal dan
mencari kesenangan, oleh karena itu semua hal yang kurang menyenangkan akan
dalam kehidupan seorang remaja, sehingga bagi seorang remaja perlu mempunyai
Konsep Pemilih Pemula Pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah
genap berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. Pemilih dalam setiap
pemilihan umum didaftarkan melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas yang
yang baru pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih
yaitu 17 hingga 21 tahun. Pengetahuan mereka terhadap pemilu tidak berbeda jauh
preferensi.
Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas)
pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan
yang bersangkutan.
Pemilih dalam hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat pada
suatu ideologi yang dimanifestasikan dalam institusi politik seperti partai politik.
ini ditegaskan dalam oleh Anggota KPU Sigit Pamungkas yang mengatakan, hak
memilih bukan hak yang eksklusif. “Hak pilih adalah bagian dari hak universal
yang harus diterima oleh semua orang di dunia atas warga negara yang telah cukup
umur, di Indonesia adalah mereka yang berusia minimal 17 tahun atau sudah
manapun, dimana setiap orang memiliki hak pilih selama memenuhi syarat-syarat
masyarakat luas bisa saja tidak menjadi konstituen partai politik tertentu.
memang non-partisan, di mana ideologi dan tujuan politik mereka tidak dikatakan
kerja yang terbaik menurut mereka, sehingga partai tersebutlah yang akan mereka.
dan 2 serta pasal 20 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemilih pemula
adalah warga Indonesia yang pada hari pemilihan atau pemungutan suara adalah
Warga Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 tahun dan atau lebih atau
sudah/pernah kawin yang mempunyai hak pilih, dan sebelumnya belum termasuk
nilai kebudayaan yang santai, bebas, dan cenderung pada hal-hal yang informal dan
mencari kesenangan, oleh karena itu semua hal yang kurang menyenangkan akan
penting dalam kehidupan seorang remaja, sehingga bagi seorang remaja perlu
ini sebagai objek dalam kegiatan politik, yaitu mereka yang masih memerlukan
pemilih yang baru pertama kali akan melakukan penggunaan hak pilihnya, berusia
17-21 tahun. Pemilih pemula terdiri atas masyarakat yang telah memenuhi syarat
untuk memilih, telah didaftarkan melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas
kebudayaan yang santai, bebas, cenderung pada hal-hal yang informal dan mencari
kesenangan. Semua hal yang kurang menyenangkan akan dihindari, sehingga bagi
seorang remaja perlu adanya penanaman kesadaran politik dari orang tua untuk
pemula
yaitu :
Dalam hal ini sebagai bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan
pemilu 2024.
Umum 2024 sebagai objek penelitian yang terletak di Kabupaten Muna Barat. Di
daerah ini sebagian pemilih pemula
khususnya pemilih pemula di kabupaten muna barat agar menjadi pemilih yang
cerdas.
pilihan yang belum bulat, sebenarnya menempatkan pemilih pemula sebagai swing
ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik
lokal. Seringkali apa yang mereka pilih tidaksesuai dengan yang diharapkan.
pemilu atau pilkada, membuat pemilih pemula sering tidak berpikir rasional dan
politik adalah kelompok yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya.
Orientasi politik pemilih pemula ini selalu dinamis dan akan berubah-ubah
terlepas dari semua itu, keberadaan pemilih pemula tentu menjanjikan dalam setiap
ajang pemilihan umum, sebagai jalan untuk mengamankan posisi strategis yang
ingin dicapai oleh setiap kandidat yang maju dalam pemilihan. Siapapun itu yang
sebaliknya ketiadaan dukungan darikalangan ini akan terasa cukup merugikan bagi
yang masih remaja dan sarat dengan idealisme, mereka dianggap belum
pemilu atau pilkada, membuat pemilih pemula sering tidak berpikir rasional dan
pemilih pemula dalam setiap pemilihan umum selalu menjanjikan dari segi
kuantitas. Pihak manapun baik partai ataupun kandidat yang dapat menarik simpati
dari kalangan ini tentu dapat menarik keuntungan guna mengamankan posisinya
dalam momen pemilihan umum yang diikuti. Salah satunya dengan diserentakkannya
pemilihan legislatif dan presiden turut mempengaruhi partisipasi politik pemilih
pemula. Banyaknya anak-anak muda dan pemilih pemula yang juga turut di
kebanyakan pemilih pemula ini belum mempunyai kesadaran berfikir dan kritis
terhadap masalah politik. Seringkali apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan
ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik
lokal. Hal itu dapat diasumsikan dan dipandang relevan dengan pendapat Milbrath
dalam Maran (2007) yang menyebutkan dua faktor utama yang mendorong orang
berpartisipasi politik, bahwa adanya faktor pendukung dan faktor penghambat yang
lingkungan politik, dan pendidikan politik. Dari dua faktor utama yang dikatakan
berpartisipasi politik, unsur yang ada dalam faktor penghambat tersebut yaitu
kebijakan induk yang selalu berubah, pemula yang otonom, dan dukungan yang
kurang dari induk organisasi untuk mensukseskan. Sedangkan untuk bentuk
partisipasi politik pemilih pemula peneliti menggunakan teori Almond yang dikutip
oleh Mohtar Mas’oed (2011) yang menyebutkan ada lima bentuk partisipasi yaitu
peluang serta harapan dan keinginan dari beberapa orang untuk bisa berperan serta
C. Fokus Penelitian
politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun 2024 di Kabupaten Muna
Barat. Pemilih Pemula yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama kali
akan melakukan penggunaan hak pilihnya, berusia 17-21 tahun. Pemilih pemula
terdiri atas masyarakat yang telah memenuhi syarat untuk memilih, telah
didaftarkan melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
Agar dapat memberikan hasil yang lengkap maka fokus penelitian tersebut
dirinci dalam unit-unit kajian sebagai berikut pertama, bentuk partisipasi politik
a) Pemberian suara atau voting, yaitu proses pemberian hak suara dalam hal
keterlibatan dalam hal ini pemilih pemula untuk ikut dalam struktur
2. Ada dua faktor utama yang mempegaruhi partisipasi politik, yaitu faktor
dapatkan/lakukan.
sekitar pemilih pemula di Kabupaten Muna Barat yang baik dan kondusif agar
pemula dalam aktivitas politik dalam hal ini kebijkan yang ditetapkan
tidak bebas dan masih terikat, tetap berada dalam hubungan induk
politik, hal ini sah saja dilakukan asal tidak melanggar aturan yang ada.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Muna Barat dan dilakukan selama 2
bulan karena dirasa adalah waktu
pemilih pemula yang sangat antusias dalam menggunakan hak pilihnya pada
demokrasi.
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian tipe fenomenologi
C. Sumber Data
sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Data dapat di gambarkan lewat angka,
1. Data Primer
Data Primer Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh
Data primer ini disebut juga data asli atau baru (Hasan, 2002). Sumber data primer
yang pertama yaitu responden, responden merupakan objek dari penelitian. Dari
responden inilah, peneliti dapat mencari data yang dibutuhkan. Dalam penelitian
ini yang menjadi responden adalah pemilih pemula yang terdaftar dan mempunyai hak
pilih di Kabupaten Muna Barat.
Sementara itu sumber data primer yang kedua adalah Informan, informan
terungkap kata-kata dan tindakan yang diharapkan. Informan ini dipilih dari
beberapa orang yang betul-betul dapat dipercaya dan mengetahui obyek yang akan
diteliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah aktivis partai politik,
2. Data sekunder
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Sumber
tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,
dokumen pribadi dan dokumen resmi, data ini biasanya dari perpustakaan atau dari
laporan dari peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia (Hasan,
2002). Untuk penelitian ini data diperoleh dari sumber tertulis, yaitu bersumber dari
buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan judul dan tema dari penelitian ini.
D. InformanPenelitian
merupakan pengambilan sumber data yang ada pada informan yang Peneliti pilih
peneliti anggap lebih tahu sehingga dijadikan sebagai informan penelitian. Dalam
hal ini peneliti memilih pemilih pemula yang berusia 17-21 tahun dan petugas KPPS di
Kabupaten Muna Barat yang
sebagai informan
1. Observasi
hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data (Rachman, 1999).
Wawancara yaitu diskusi lapangan dengan pihak yang terkait dalam pengumpulan
3. Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar,
prasasti, notulen surat dan lain-lain (Arikunto, 2002). Dokumentasi yaitu suatu
informasi tertulis, visual atau fakta yang biasa dinyatakan dalam bentuk
dokumendokumen,buku yang mengenai tentang Partisipasi pemilih pemula di
Kabupaten Muna Barat.
dari serangkaian tahap dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang
sangat penting. Hasil penelitian yang dihasilkan harus melalui proses analisis data
semua teknik analisis data kualitatif adalah sama, yaitu melewati prosedur
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah
model interaktif. Menurut Miles dan Herdiansyah, (2012) tenika nalisis data model
interaktif terdiri dari empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draft. Bahkan
Herdiansyah, (2012) menyarankan bahwa peneliti sebaiknya sudah berfikir dan
data ini tidak ada waktu yang spesifik dan khusus yang disediakan untuk proses
draft, sedikit demi sedikit peneliti sudah melakukan pengumpulan data yang
untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti benar-benar
ada.
2. Reduksi Data
penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu
bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil wawancara, hasilobservasi, hasil
studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (sript) sesuai dengan formatnya
masing-masing. Dalam hal ini, reduksi data yang telah peneliti lakukan pada
penelitian di Kabupaten Muna Barat yaitu menjadikan bentuk tulisan dari hasil
wawancara,
hasil observasi, dan hasil dokumentasi sebagai bentuk upaya penyusunan proses
3. Display data
Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam
bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas (yang sudah disusun alurnya
dalam tabel akumulas itema) kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema
dengan subtema yang diakhiri dengan memberikan kode (coding) dari subtema
sesuai dengan wawancara yang sebelumnya telahdilakukan. Dalam hal ini subtema
yang di angkat oleh peneliti yaitu mengenai tingkat partisipasi pemilih pemula, dari
subtema ini peneliti bisa memfokuskan penelitian dengan tidak membahas bahasan
secara melebar.
4. Penarikan Kesimpulan
analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan
mengungkap“what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut. Dalam hal ini,
setelah peneliti melakukan penelitian pada apa yang akan diteliti maka yang
1. TeknikPemeriksaanKredibilitas Data
a) Triangulation
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi berupaya untuk mengecek
kebenaran data dan membanding kan dengan data yang diperoleh dengan sumber
lain. Menurut Denzin dalam Moleong (2011) ada empat macam triangulasi, yaitu
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Triangulasi metode meliputi
pengecekan beberapa teknik pengumpulan data, dan sumber data dengan metode
yang sama.
b) Kecukupan Referensial
atau terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakanan alisis dan
informasi yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui literature, buku, arsip,
catatan lapangan, foto dan rekaman yang digunakan untuk mendukung analisis dan
uraian yang cermat, rinci, tebal atau mendalam serta adanya kesempatan konteks
antara pengirim dan penerima. Upaya untuk memenuhi hal tersebut, peneliti
melakukannya melalui tabel data yang disajikan oleh peneliti dalam hasil dan
pembahasan.
2. Reduksi Data
penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu
bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil wawancara, hasil observasi, hasil
studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan (sript) sesuai dengan formatnya
masing-masing. Dalam hal ini, reduksi data yang telah peneliti lakukan pada
penelitian di Desa Harapan yaitu menjadikan bentuk tulisan dari hasil wawancara,
hasil observasi, dan hasil dokumentasi sebagai bentuk upaya penyusunan proses
proses penelitian kelapangan, tetapibisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu
diuji dependability-nya, dan untuk mengecek apakah hasil penelitian ini benar atau
4. Kepastian Data
kepastian berarti menguji hasil penelitian yang sudah dilakukan. Apabila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
A. Simpulan
simpulkan bahwa :
a) pemberian suara, bentuk partisipasi politik ini sangat antusias karena hampir
95% pemilih pemula Desa Harapan yang terdaftar dalam DPT datang ke
TPS untuk menggunakan hak pilihnya,
b) Diskusi politik, partisipasi politik ini dilakkan oleh pemilih pemula di Kabupaten
Muna Barat biasanya di lingkungan kerja dan lingkungan sekolah. Sebagai
kepentingan seperti menjadi panitia KKPS atau tim sukses kandidat capres.
belum dikatakan berpartisipasi karena dari empat TPS yang ada di Kabupaten Muna
Barat hanya satu anggota TPS yag berasal dari kalangan pemilih pemula
pemilih pemula hal ini masih sagat tabuh bagi mereka sehingga belum bisa
dikatakan berpartisipasi
Dalam pemilihan presiden dan wakil presiden di Kabupaten Muna Barat adalah:
(1) Rangsanga politik banyaknya rangsangan politik yang diterima oleh pemilih
pemula baik lewat media masa, media Televisi, dan diskusi-diskusi politik
informal.
(2) Karakteristik pribadi seseorang, meskipun sedikit pemilih pemula yang memiliki
kesadara social yag tinggi akan tetapi pemilih pemula
yag memiliki kesadaran sosial yang tinggi cukup medorog pemilih dalam ikut
berpartisipasi,
(5) pendidikan politik yang mereka miliki meski hanya sebagian kecil akan
Faktor penghambat yang dialami oleh pemilih pemula di Kabupaten Muna Barat
yaitu kebijakan induk yang selalu berubah, pemilih pemula yang otonom, dan
dalam hal ini yaitu pemerintah yang selalu merubah undang-undang atau
mekanisme Pilpres yang membuat pemilih pemula enggan datang ke TPS. Pemilih
pemula yang otonom, pemilih pemula yang baru mamasuki usia hak pilih sebagian
besar belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana
Pemilihan Presiden tahun 2024 membuat pemilih pemula menjadi tidak percaya diri
bahwa suaranya berpengaruh bagi masa depan Indonesia, hal itu terjadi karena
biasanya kurang dukungan dari lingkungan sekitar tempat tinggal pemilih pemula.
B. Saran
2. Dukungan dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta para tokoh
politik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Cipta.
Demokrasi.YayasanObor. Jakarta.
Pendidikan.Pustaka.Yogyakarta.