Firsta Aditya Putri - Bab 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan arus

informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada

berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Lembaga

pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya

mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan model

pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan kunci untuk semua

kemajuan dan perkembangan yang berkualitas karena pendidikan merupakan

proses perubahan tingkah laku siswa menjadi manusia dewasa yang mampu

hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar.

Penerapan Kurikulum 2013 diharapkan mampu menciptakan generasi

yang kompeten dan kompetitif dalam menghadapi persaingan global yang

semakin ketat. Inilah yang disebut dengan kompetensi abad 21 dengan

karakteristik kemampuan 4C (1) communication / komunikasi, (2)

collaborative / kolaborasi, (3) critical thinking and problem solving / berpikir

kritis dan pemecahan masalah, dan (4) creative and innovative / kreatifitas dan

inovasi (Hamalik, 2010:16). Keterampilan 4C ini perlu dikembangkan dan

diterapkan oleh guru untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang kreatif

serta inovatif.

1
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
Upaya menciptakan kompetensi abad 21 tentunya harus di dukung

dengan kemampuan guru yang harus terus di up grade, karena disini guru

merupakan salah satu kunci tercapainya kompetensi abad 21 tersebut.

Kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran saintifik untuk

mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa melalui pengembangan

model pembelajaran yang mengandung langkah-langkah guru diharapkan

mampu menerapkan 5M yaitu (1) mengamati, (2) menanya, (3)

mengumpulkan informasi, (4) menalar/ mengasosiasikan, dan (5)

mengomunikasikan. Tahapan dalam pembelajaran ini diharapkan mampu

menjadi dasar pengembangan aktivitas pembelajaran di kelas oleh guru agar

siswa menjadi terlibat semakin aktif dalam pembelajaran (Sudjana,2013:10).

Pada tahun 90 an dikenal model pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif

(CBSA), metode pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), CTL (Contextual Teaching and

Learning), yang semua bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas

dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang diberikan

sehingga mereka mampu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat

membuat mereka bersaing.

Pada Kurikulum 2013, semangat pembelajaran aktif mencoba

dihidupkan melalui implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran,

dimana siswa diarahkan untuk belajar secara aktif, berpikir kritis, mampu

mengumpulkan dan mengolah data, menyusun sebuah analisis,

menyimpulkan, menyusun rekomendasi, hingga membuat sebuah laporan, dan

2
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
mempersentasikannya. Laporan yang dimaksud disini tidak selalu identik

dengan laporan penelitian yang tebal, tetapi laporan sederhana yang

merepresentasikan hasil kerja mereka (Hamalik,2010:22). Kurikulum 2013

menekankan siswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis

adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.

Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal

sehat atau melalui media-media komunikasi. Menurut Fahrudin Faiz (2012:3)

mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan

untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Selain itu Menurut

Chaedar Alwasilah (2006:183) menjelaskan bahwa berpikir kritis merupakan

sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental

seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis

asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Adapun indikator kemampuan

berpikir kritis ialah : (1) memberikan penjelasan yang sederhana (elementary

clarification); (2) membangun keterampilan dasar (basic support); (3)

menyimpulkan (inference); (4) memberikan penjelasan lanjut (advance

clarification); (5) mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics). Tujuan

berpikir kritis adalah lebih menekankan pada siswa agar memiliki pemahaman

yang mendalam, pemahaman mengkaji dan mengungkapkan suatu kejadian

atau memecahkan sebuah permasalahan serta mengambil keputusan. Tujuan

berpikir kritis pada penelitian ini agar siswa dapat memecahkan permasalahan

yang ada dikehidupan nyata maupun suatu permasalahan yang diberikan guru,

3
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
agar siswa dapat menyimpulkan hasil pemikirannya sendiri, agar siswa dapat

memberikan penjelasan sederhana serta dapat mengatur strategi dan taktik.

Pendekatan saintifik menekankan pada cara berpikir kritis siswa

menjadi sangat penting untuk diperhatikan, karena dengan kemampuan kritis

siswa maka diharapkan siswa mampu untuk melakukan pengumpulan data,

mengolah data dan mampu untuk menyimpulkan sebuah permasalahan / kasus

yang diberikan oleh gurunya (Trianto,2010:15). Salah satu indikator

keberhasilan pendekatan saintifik adalah meningkatnya kemampuan

intelektual peserta didik, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi,

kemampuan berpikir ini akan terjadi jika siswa tersebut kritis dalam berpikir,

semakin kritis siswa maka bisa dipastikan bahwa siswa tersebut memiliki

kemampuan berpikir yang lebih baik.

Model pembelajaran The Power of Two adalah suatu model

pembelajaran yang dikembangkan untuk dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa. Model The Power of Two ini diyakini mampu

merangsang siswa untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru.

Model pembelajaran The Power of Two ini berarti dengan menggabung

kekuatan dua orang, menggabung kekuatan dua orang dalam hal ini adalah

membentuk kelompok kecil, yang masing-masing kelompok terdiri dari dua

orang ( Defi,2018 ). Dengan metode ini siswa akan diberi satu atau lebih

pertanyaan yang membutuhkan refleksi atau pemikiran (pertanyaan yang

dibuat guru ini mengacu pada berpikir kritis), kemudian siswa diminta untuk

menjawab pertanyaan secara individu. Setelah seluruh siswa menyelesaikan

4
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
jawabannya, maka guru akan membagi dan mengatur siswa menjadi

berpasang-pasangan dan meminta siswa untuk berbagi jawaban satu sama lain.

Lalu guru meminta masing-masing pasangan siswa untuk membuat jawaban

baru dari setiap pertanyaan dengan memperbaiki tiap jawaban masing-masing

individu, ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru maka

bandingkan jawaban dari setiap pasangan dengan pasangan lain di dalam

kelas. Pada akhir pelajaran guru meminta siswa untuk membuat rangkuman

sebagai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Dari langkah tersebut,

diharapkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat karena siswa

berusaha berpikir secara perseorangan terlebih dahulu kemudian

dikembangkan dengan jawaban pasangannya yang nantinya akan

menghasilkan jawaban baru.

Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan

model The Power of Two ini dapat dilihat jika siswa sudah dapat mencari

jawaban yang jelas dari setiap pertanyaan, mencari alasan/argumen, berusaha

mengetahui informasi yang tepat, bersikap dan berpikir terbuka, dapat

membuat penjelasan lebih lanjut, serta dapat memecahkan masalah yang

diberikan oleh guru. Adapun tujuan mengapa kemampuan berpikir kritis pada

siswa perlu ditingkatkan yaitu agar siswa dapat mencapai pemahaman yang

mendalam, berpikir kritis juga mengajarkan kepada siswa kebiasaan berpikir

mendalam, kebiasaan menjalani hidup dengan pendekatan cerdas,seimbang

dan dapat dipertanggung jawabkan, serta agar siswa dapat memecahkan

masalah dan mengambil keputusan. (Adun Rusyna, 2014:110)

5
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
B. Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian yang peneliti ajukan ini dapat

diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran

yang ditunjukkan dari data-data dan literatur yang telah dikaji oleh

peneliti.

2. Masih kurangnya penggunaan model pembelajaran yang tepat oleh guru,

maka dari itu perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat

agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan mendalam

maka peneliti memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu

dibatasi. Peneliti membatasi diri hanya berkaitan dengan “Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Model Pembelajaran The Power of Two

dalam Pembelajaran”. Peningkatan berpikir kritis dipilih karena berpikir

kritis ini perlu ditingkatkan dan dikembangkan, karena berpikir kritis ini

termasuk dalam kemampuan 4C dimana kemampuan 4C ini merupakan

kemampuan siswa dalam Kompetensi Abad 21. Model pembelajaran the

power of two dipilih juga karena dengan penggunaan model pembelajaran

dinilai dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis berdasarkan

berbagai data dan literatur yang telah diikaji oleh peneliti. Model

pembelajaran the power of two ini juga dinilai sesuai dengan Kurikulum

2013.

6
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

skripsi ini adalah :

1. Bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran the power of

two untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis sesuai kajian

literatur?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran menggunakan model pembelajaran the power of two di SD

berdasarkan hasil kajian literatur?

3. Bagaimana kontribusi ilmiah dari hasil penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran the power of two di SD untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis berdasarkan kajian literatur?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model pembelajaran the

power of two untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa di SD.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam

pembelajaran menggunakan model pembelajaran the power of two di SD.

3. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi ilmiah tentang penggunaan

model pembelajaran the power of two untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

7
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak adalah untuk

memperoleh informasi dan menjadi referensi dalam Studi Literatur

Tentang Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran

Menggunakan Model Pembelajaran The Power of Two di SD.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru

dalam upaya menyusun pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis melalui pembelajaran The Power of Two, juga sebagai

tambahan pengetahuan dan keterampilan mengajar yang lebih

bervariatif dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Manfaat bagi Sekolah

Sebagai sumber informasi dan referensi kajian dalam

pengambilan keputusan menyangkut proses belajar mengajar yang

diselenggarakan secara institusi sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Manfaat bagi Siswa

Penerapan model pembelajaran The Power of Two ini diharapkan

siswa dapat:

1) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa.

8
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021
2) Membawa siswa untuk belajar dalam susasana yang

menyenangkan.

3) Meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa.

d. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai efektivitas model-model

pembelajaran yang inovatif, serta mampu memberikan pembelajaran yang

berkualitas.

9
Studi Literatur Peningkatan…, Firsta Aditya Putri, FKIP UMP, 2021

Anda mungkin juga menyukai