Edukasi Pencegahan Dan Pengendalian Hipertensi Menggunakan Leaflet Kemenkes Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau
Edukasi Pencegahan Dan Pengendalian Hipertensi Menggunakan Leaflet Kemenkes Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau
Edukasi Pencegahan Dan Pengendalian Hipertensi Menggunakan Leaflet Kemenkes Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau
ABSTRACT
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan
darah di atas ukuran normal yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg. Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala dan jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan
komplikasipenyakitseperti jantung dan stroke. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penderita hipertensi
mengalami komplikasi penyakit, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan hipertensi serta
upaya yang dapat dilakukan jika menderita hipertensi. Edukasi kesehatan perlu dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman tentang penyakit hipertensi dan dapat dilakukan dengan menggunakan media penyuluhan, yaitu leaflet.
Tujuan kegiatan pengabdian adalah melakukan edukasi untuk memberikan informasi tentang pencegahan dan
pengendalian hipertensi pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mokoau. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat menggunakan media leaflet Kemenkes yang dilakukan dengan cara door to door disertai memberikan
penjelasan singkat dan tanya jawab. kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lancar dan sangat diapresiasi
oleh pihak puskesmas juga masyarakat khususnya penderita hipertensi. Perlu dilakukan edukasi secara terus-menerus
agar masyarakat khususnya penderita hipertensi dapat memahami tentang cara mencegah dan mengendalikan hipertensi
sehingga tidak terjadi komplikasi penyakit yang lebih berat.
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang terjadi karena tekanan darah meningkat
hingga melampaui batas normal yaitu 120/80 mmHg. Hipertensi dikenal dengan istilah darah tinggi
dan juga disebut The Silent Killer karena penyakit ini umumnya tanpa gejala dan menyebabkan
kematian (Susanti et al., 2017). Hipertensi oleh WHO didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dalam 2 kali pengukuran yang dilakukan diperoleh ≥ 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik atau
TDS dan ≥ 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik atau TDD (Jabani et al., 2021). Hipertensi
merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya dan sebagai faktor risiko utama yang dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskuler, misalnya serangan jantung, gagal jantung, stroke serta
penyakit ginjal (Arum, 2019).
Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) pada tahun
2019 diperkirakan terdapat sekitar 1,13 milyar orang di seluruh dunia mengalami hipertensi, dimana
sebanyak dua pertiga kasus terjadi di negara
berpenghasilan menengah ke bawah. Hingga tahun
2025 jumlah tersebut akan mengalami
peningkatan hingga mencapai 1,5 Miliar kasus.
Adapun angka kematian karena hipertensi dan
kompilasinya diperkirakan sekitar 9,4 juta orang
per tahun (Astuti et al., 2021). Berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah pada penduduk berusia 18 tahun adalah 34,1% dengan prevalensi tertinggi
pada provinsi Kalimantan Selatan yaitu 44,1% dan terendah pada provinsi Papua yaitu 22,2%.
Berdasarkan pada kelompok umur, kejadian hipertensi pada golongan umur 31-44 tahun adalah
31,6%, 45-54 tahun sebanyak 45,3 % dan golongan umur 55-64 tahun adalah 55,2%. Prevalensi
penyakit hipertensi di Indonesia adalah 31,7% dan dapat dikatakan bahwa 1 dari 3 penduduk berusia
18 tahun ke atas mengalami hipertensi (Hidayat & Agnesia, 2021).
Hipertensi termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang merupakan penyakit terbesar di Provinsi
Sulawesi Tenggara. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukan bahwa kasus
hipertensi pada tahun 2013 jumlah kasus hipertensi sebanyak 46.656 kasus, pada tahun 2014 jumlah
kasus penyakit hipertensi sebanyak 24.419 kasus dan pada tahun 2015 jumlah kasus penyakit
hipertensi sebanyak 19.743 kasus (Fatmawati et al., 2017). Data hasil surveilans terpadu penyakit
berbasis puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Kendari di tahun 2020 kejadian hipertensi tertinggi
pada wilayah kerja puskesmas Poasia yaitu sebanyak 300 kasus, kemudian wilayah kerja puskesmas
Lepo-lepo yaitu sebanyak 256 kasus dan 154 kasus di wilayah kerja Puskesmas Mokoau (Jabani et
al., 2021).
Tekanan darah merupakan proses tubuh yang menjadi faktor yang mempengaruhi sistem
peredaran tubuh (Bar, 2022). Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah
sehingga aliran darah ke otak mengalami gangguan dan sel otak dapat mengalami kematian, selain
itu kejadian hipertensi dapat memicu pecahnya pembuluh darah di otak (Suntara et al., 2021).
Berbagai komplikasi penyakit akibat hipertensi seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan
edema paru dapat terjadi jika tidak dilakukan penanganan yang tepat (Suciati & Rustina, 2021).
Sebagai salah satu penyakit gangguan yang terjadi pada pembuluh darah, kejadian hipertensi
menyebabkan jumlah oksigen dan zat-zat gizi yang didistribusikan oleh darah ke bagian tubuh yang
membutuhkan mengalami hambatan (Hidayati, 2018).
Peningkatan pengetahuan tentang pencegahan dan perawatan hipertensi dapat dilakukan dengan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kementrian
Kesehatan dengan memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat melalui komunikasi,
informasi dan edukasi atau KIE. Media pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi tentang hipertensi. Dengan demikian dapat meningkatkan pengetahuan,
kesadaran serta keinginan masyarakat dalam pencegahan dan perawatan hipertensi (Nuraeni et al.,
2017). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada
penderita hipertensi tentang pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan menggunakan media
leaflet Kemenkes di wilayah kerja Puskesmas Mokoau.
Hipertensi termasuk penyakit tidak menular (PTM) dan masih menjadi masalah kesehatan yang
serius (Ningrum, 2021). Tekanan darah memegang peranan penting dalam sistem peredaran tubuh
manusia yang berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Tejadinya peningkatan tekanan darah
di atas normal disebut hipertensi, yaitu apabila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg diserta
tekanan darah diastolik 90 mmHg dan terjadi tanpa adanya gejala serta dapat terjadi pada golongan
umur baik tua maupun muda (Hafilda & Sukesi, 2022).
Hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder.
Adapun beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah riwayat
keluarga, usia, jenis kelamin, genetik, kebiasan merokok, asupan makanan bergaram dan berlemak
khususnya lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, kejadian obesitas, pemakaian
estrogen dan tingkat stres. Adapun gejala yang dapat dirasakan adalah sakit kepala, bagian tengkuk
terasa berat, mengalami vertigo, jantung berdebar-debar, mudah mengalami kelelahan, telinga
berdenging, penglihatan buram atau kabur serta keluar darah dari hidung (mimisan) (Lakhsmi &
Yudyawati, 2021).
Peningkatan tekanan darah yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan komplikasi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan hipertensi, seperti karaktersitik
seseorang misalnya usia, suku, jenis kelamin, faktor keturunan atau genetik serta faktor lingkungan
yang turut serta memicu terjadinya hipertensi, yaitu stres, obesitas, perilaku merokok, konsumsi
alkohol serta asupan garam. Faktor-faktor tersebut, umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi bersama-
sama memicu terjadinya hipertensi. Dari beberapa faktor risiko yang memegang peranan dalam
menyebabkan terjadinya hipertensi adalah genetik dan faktor lingkungan, yaitu jumlah asupan garam,
tingkat stres serta obesitas (Yonata & Pratama, 2016).
Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan secara efektif dengan perubahan dan perbaikan perilaku
yaitu mengatur pola makan, melakukan aktivitas fisik dan berhenti merokok. Melalui pengaturan
tersebut dapat mengurangi dan menghambat akibat lain yang dapat terjadi pada pasien hipertensi
(Wahyuni, 2016). Upaya yang dapat dilakukan untuk penanganan hipertensi dapat melalui edukasi
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan berdampak pada perubahan perilaku penderita
hipertensi, misalnya mematuhi anjuran konsumsi obat serta pengetahuan yang mencakup tentang
pencegahan dan pengendalian hipertensi (Arisandi et al., 2020). Pendidikan kesehatan perlu
dilakukan untuk meningkatkan pehamanan tentang penyakit hipertensi. Edukasi dikhususkan pada
kelompok berisiko demikian pula pada kelompok yang sudah mengalami hipertensi (Kusuma et al.,
2020).
Informasi sangat penting untuk peningkatan pengetahuan masyarakat dan dengan pengetahuan
yang diperoleh dapat memberikan kesadaran untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan informasi
pengetahuan yang diberikan. Berbagai metode penyampain informasi dapat diberikan dalam bentuk
media seperti poster, leaflet, video, buku cerita, ceramah serta dalam bentuk permainan. Media yang
dipilih dapat membantu dalam proses edukasi agar lebih mudah dalam menerima pesan-pesan
kesehatan pada kelompok sasaran (Wijaya et al., 2021). Media pendukung yang digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan dalam rangka promosi kesehatan seperti audio visual misalnya video dan
film, metode oral melalui radiao, cetak seperti poster dan leaflet dan secara visual dapat melalui flip
charts. Salah satu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan
kesehatan adalah leaflet. Leaflet merupakan media yang berbentuk lembaran dan berisi beberapa
kalimat disertai gambar (Erika & Rosalina, 2021). Leaflet merupakan salah satu media yang dapat
digunakan dalam penyampaian informasi, hal ini disebabkan karena leaflet bersifat visual sehingga
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Mata merupakan panca indera yang paling
banyak menyalurkan informasi ke otak (Herman et al., 2020).
Hasil wawancara awal dengan beberapa penderita hipertensi diperoleh bahwa mereka tidak
menyadari jika mereka mengalami hipertensi. Terdapat pula beberapa penderita yang merasakan
gejala-gejala hipertensi hanya saja mereka mengabaikan gejala tersebut dan membiarkannya tanpa
memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan kegiatan
pengabdian masyarakat khususnya kepada penderita hipertensi, yaitu memberikan informasi tentang
bagaimana mengenal, mencegah dan mengendalikan hipertensi. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 21 dan 22 Mei 2021.
Secara umum kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan lancar dan sangat
diapresiasi oleh pihak puskesmas juga masyarakat khususnya penderita hipertensi. Dalam
pelaksanaannya dilakukan penjelasan singkat serta tanya jawab dengan cara door to door sehingga
waktu diskusi terbatas. Namun hal tersebut dapat diantisipasi dengan memberikan informasi lengkap
pada leaflet yang digunakan sebagai media edukasi. Menurut (Martiyana et al., 2018) bahwa
keunggulan media leaflet adalah murah serta mudah disebar kepada masyarakat.
Pencegahan dan pengendalian penyakit hipertensi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi berbagai penyakit. Banyak dari penderita hipertensi mengabaikan tindakan pencegahan
dan pengendalian, sehingga berisiko mengalami penyakit jantung, stroke serta beberapa penyakit
lainnya yang dapat menyebabkan penderita semakin sulit untuk ditangani. Menurut (Sofiana et al.,
2020), bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian di
dunia. World Health Organization (WHO) sebagai badan kesehatan dunia memperkirakan sekitar
22% total penduduk dunia menderita hipertensi dan kurang dari seperlimanya yang melakukan upaya
untuk mengendalikan tekanan darahnya.
Umumnya orang tidak menyadari jika menderita hipertensi dan jika tidak dilakukan upaya
pengobatan dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit lain yaitu penyakit jantung, stroke,
ginjal serta dapat mengalami kebutaan. Terdapat sekitar 75% penderita hipertensi tidak menyadari
jika mereka menderita hipertensi (Cahyani, 2021). Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar
penderita hipertensi tidak melakukan pengobatan, sedangkan penyakit hipertensi membutuhkan
pengobatan jangka panjang dengan tujuan mengontrol tekanan darah dan mencegah terjadinya
komplikasi penyakit akibar hipertensi (Nonasri, 2021).
Kegiatan pengabdian ini menggunakan media penyuluhan dalam bentuk leaflet. Leaflet berisi
tentang pengenalan gejala hipertensi, cara mencegah dan mengendalikan hipertensi yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI). Leaflet berasal dari website
resmi KEMENKES RI. Penggunaan leaflet karena sebagai media penyuluhan leaflet mudah disebar
dan menarik karena selain berisikan kalimat-kalimat pesan kesehatan juga disertai gambar yang
menarik. Adapun leaflet yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di wilayah
kerja puskesmas Mokoau adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Media Leaflet yang Digunakan pada Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi
Informasi yang berkaitan tentang hipertensi perlu disebarluaskan kepada masyarakat. Melalui
kegiatan edukasi tentang hipertensi dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya
penderita hipertensi. Edukasi dapat dilakukan dengan menggunakan media, sehingga masyarakt
dengan mudah menerima informasi yang diberikan. Informasi dapat disampaikan dengan
menggunakan media leaflet. Berikut kegiatan pembagian leaflet pada penderita hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Mokoau menggunakan media leaflet. Berikut kegiatan pembagian leaflet pada
penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mokoau
Gambar 2,3,4 dan 5. Edukasi Pencegahan dan Pengendalian HipertensiKepada Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Mokoau
Edukasi kesehatan merupakan langkah penting dan salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memahami penyakit hipertensi dengan jelas. Kegiatan
edukasi sebagai kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan dengan maksimal dengan cara dan
menggunakan media yang dapat menarik perhatian sasaran dan sesuai dengan karaktersistik sasaran
(Nuruddani et al., 2019). Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan dengan edukasi
kesehatan untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Edukasi kesehatan dilakukan
dengan media edukasi, salah satunya dengan menggunakan leaflet. Leaflet sebagai media edukasi
adalah lembaran kertas yang terdiri atas tulisan disertai gambar, dengan tulisan lebih banyak daripada
gambar (Muchtar, Effendy, et al., 2021). Edukasi dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan
dapat dilakukan dengan metode ceramah disertai alat bantu yang dapat berupa video dan leaflet
(Sabarudin et al., 2020).
Leaflet merupakan media edukasi yang bersifat visual sehingga dapat digunakan sebagai salah
satu media promosi kesehatan. Secara visual, leaflet sebaiknya dirancang dengan menarik dengan
pesan yang mudah dipahami oleh masyarakat, hal ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
penyampaian pesan yang ingin disampaikan. Leaflet dapat memberikan infromasi atau pesan tentang
kesehatan dengan bentuk lembaran yang dilipat. Infromasi yang terdapat pada leaflet dapat berupa
kalimat, gambar atau gabungan antara kalimat berupa teori dan gambar.
Cara dalam menyampaikan informasi untuk menambah pengetahuan merupakan faktor penting
yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga pemilihan media dalam melakukan
edukasi harus tepat. Media edukasi adalah bentuk sarana yang digunakan untuk menyampaikan
informasi, baik dengan media cetak maupun dengan elektronik (Ramadhanti et al., 2019). Berbagai
jenis media dapat digunakan misalnya media cetak dalam bentuk leaflet dengan metode perorangan
atau door to door. Leaflet merupakan media yang berbentuk lembaran kertas dan berisi tulisan
singkat, padat disertai gambar dan mudah untuk dipahami (Muchtar, Nurmaladewi, et al., 2021).
Leaflet merupakan media berupa selembaran kertas yang berisikan berbagai informasi khusus disertai
gambar yang bertujuan agar sasaran dengan mudah memahami informasi yang disampaikan (Susanti
et al., 2017).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat diperoleh kesimpulan antara lain : Kegiatan
berlangsung lancar dalam memberikan edukasi pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Mokoau dengan tetap menerapkan protokol kesehatan selama membagikan leaflet kepada sasaran
dan Program pengabdian Masyarakat ini memberikan manfaat pengetahuan tentang cara mencegah
dan mengendalikan hipertensi.
Conflict of Interests
The authors declared that no potential conflicts of interests with respect to the authorship and
publication of this article.
REFERENCES
Arisandi, W., Hermawan, N. S. A., Erwin, T., & Rahman, A. (2020). Upaya Pengendalian Hipertensi
Melalui Pendidikan dan Pemeriksaan Kesehatan Warga Masyarakat. ANDASIH: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 1–7.
Arum, Y. T. G. (2019). Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun). Higela Journal of
Public Helath Research Adn Development, 3(3), 345–356.
Astuti, V. W., Tasman, & Amri, L. F. (2021). Prevalensi dan Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada
Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Naggalo Padang. Berkala Ilmiah Mahasiswa Ilmu
Keperawatan Indonesia, 9(1), 1–9. https://doi.org/doi.org/10.53345/bimiki.v9i1.185
Bar, A. (2022). Dukungan Keluarga dan Self Efikasi Terhadap Self Manajemen Penderita Hipertensi.
Jurnal Keperawatan Silampari, 5(2), 750–757. https://doi.org//doi.org/10.31539/jks.v5i2.3445
Cahyani, N. D. (2021). Optimalisasi Pengetahuan Diet Seimbang Melalui Media Leaflet pada Pasien
Hipertensi. Birokrasi Pancasila: Jurnal Pemerintahan, Pembangunan Dan Inovasi Daerah,
3(1), 9–16.
Erika, C., & Rosalina, E. (2021). Pengaruh Promosi Kesehatan dengan Media Leaflet Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Hipertensi pada Lansia di Kampung Sawah Jakarta Utara.
Carolus Journal of Nursing, 4(1), 1–12.
Fatmawati, S., Junaid, & Ibrahim, K. (2017). Hubungan Lifestyle dengan Kejadian Hipertensi pada
Usia Dewasa (20-47 Tahun) di Wilayah Kerja Puskusmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017.
JIMKesmas: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(6), 1–10.
Hafilda, A. U., & Sukesi, T. W. (2022). Pengabdian Masyarakat dalam Upaya Promotif dan Preventif
Penyakit Hiprtensi di Komplek Ciceri Permai IV Serang Banten. ABDIMAYUDA, 1(1), 8–16.
Herman, Citrakesumasari, Hidayanti, H., Jafar, N., & Virani, D. (2020). Pengaruh Edukasi Gizi
Menggunakan Leaflet Kemenkes Terhadap Perilaku Konsumsi Sayur dan Buah pada Remaja di
SMA Negeri 10 Makassar. JGMI : The Journal of Indonesian Community Nutrition, 9(1), 39–
50.
Hidayat, R., & Agnesia, Y. (2021). Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Pulau Jambu
UPTD BLUD Kecamatan KUOK Kabupaten Kampar. Jurnal Ners, 5(1), 8–19.
Hidayati, S. (2018). Kajian Sistematis Terhadap Faktor Risiko Hipertensi di Indonesia. Journal of
Health Science and Prevention, 2(1), 48–56.
Jabani, A. S., Kusnan, A., & Cristian B, I. M. (2021). Prevalensi dan Faktor Risiko Hipertensi Derajat
2 di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. NURSING UPDATE: Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan, 12(4), 31–42.
Kusuma, D. ., Aryawangsa, P. D., Satyarsa, A. B. S., & Aryani, P. (2020). Edukasi Penyakit
Hipertensi dan Komplikasinya pada Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Mengwi I
Kabupaten Badung. Buletin Udayana Mengabdi, 19(2), 178–186.
Lakhsmi, B. S., & Yudyawati, A. I. (2021). Hipertensi Masa Kini dalam Perspektif Kesehatan
Masyarakat. Sanus Medical Journal, 1, 22–25.
Martiyana, C., Huriyati, E., & Padmawati, R. S. (2018). Diskusi dengan Leaflet Versus Ceramah
dengan Lembar Balik Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Keyakinan WUS Mengenai
GAKI di Perdesaan Endemik GAKI. MGMI, 9(2), 83–98.
https://doi.org/doi.org/10.22435/mgmi.v9i2.586 DISKUSI
Muchtar, F., Effendy, D. S., Lestari, H., & Bahar, H. (2021). Edukasi konsumsi suplemen di masa
pandemi covid-19 dengan media leaflet di kelurahan Tahoa Kecamatan Kolaka Kabupaten
Kolaka. Abdi Masyarakat, 3(2), 51–55.
Muchtar, F., Nurmaladewi, Irma, & Hastian. (2021). Sosialisasi Menu Gizi Seimbang dengan Media
Leaflet Sebagai Upaya Pencegahan COVID-19 di Kabupaten Buton Utara. Logista, 5(2), 173–
180.
Ningrum, A. Y. (2021). Hubungan Asupan Natrium, Lemak, Gangguan Mental Emosional dan Gaya
Hidup dengan Hipertensi pada Dewasa di DKI Jakarta. Journal of Nutrition College, 10(2), 82–
92.
Nonasri, F. G. (2021). Karakteristik dan Perilaku Mencari Pengobatan (Health Seeking Behavior)
pada Penderita Hipertensi. JMH: Jurnal Medika Hutama, 2(2), 680–685.
Nuraeni, A., Mirwanti, R., & Anna, A. (2017). Upaya Pencegahan dan Perawatan Hipertensi di
Rumah Melalui Media Pembelajaran Bagi Masyarakat Pengandaran. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(3), 174–178.
Nuruddani, S., Rahman, H. F., Nugroho, S. A., Andayani, S. A., & Wahid, A. H. (2019). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Berbahasa Madura Terhadap Self Management
Pada Klien Hipertensi di Poli Jantung RSUD Dr. Abdoer Rahem Situ- bondo. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 17–23.
Ramadhanti, C. A., Adespin, D. A., & Julianti, H. P. (2019). Perbandingan Penggunaan Metode
Penyuluhan Dengan Dan Tanpa Media Leaflet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
Tumbuh Kembang Balita. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO, 8(99–120).
Sabarudin, Mahmudah, R., Ruslin, La, A., Nggawu, L. O., Syahbudin, Nirmala, F., Saputri, A. I., &
Hasyim, M. S. (2020). Efektivitas Pemberian Edukasi Online melalui Media Video dan Leaflet
terhadap Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Covid-19 di Kota Baubau. Jurnal Farmasi
Galenika (Galenika Journal of Pharmacy), 6(2), 309–318.
https://doi.org/10.22487/j24428744.2020.v6.i2.15253
Sofiana, L., Safitri, N. F. W., Mulyani, R. Y., & Muslih, I. (2020). Edukasi Pencegahan Hipertensi
Menuju Lansia Sehat di Dusun Tegaltandan Desa Banguntapan Bantul. DINAMISIA: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), 504–508.
Suciati, S., & Rustina, E. (2021). Pemeriksaan Tekanan Darah dan Konseling Tentang Hipertensi.
JUNITA (Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Tulungagung), 1(1), 31–36.
Suntara, D. A., Roza, N., & Rahmah, A. (2021). Hubungan Hipertensi dengan Kejadian Stroke pada
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sekupang Kelurahan Tanjung Riau Kota Batam. JIP: Jurnal
Inovasi Penelitian, 1(10), 2177–2184.
Susanti, N., Qadariah, Harnani, Y., & Rasyid, Z. (2017). Efektifitas Leaflet Terhadap Pengetahuan
dan Mengatur Pola Makan Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Serasan Kabupaten Natuna.
Jurnal Photon, 7(2), 33–38.
Wahyuni, S. (2016). Pengaruh Edukasi Hipertensi dengan Media Booklet Terhadap Perilaku Self
Management PAsien Hipertensi di Wilayah Puskesmas Balowerti Kediri. Jurnal Ilmi Kesehatan,
5(1), 133–138.
Wijaya, M. F., Aldilawati, S., & Arifin, F. A. (2021). Pengaruh Video dan Leaflet Sebagai Media
Penyuluhan Terhadap Orang Tua SDN Tonasa Gowa. Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA, 9(2), 74–
80.
Yonata, A., & Pratama, A. S. P. (2016). Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.
Majority, 5(3), 17–21.