05 Bab 2 222014034
05 Bab 2 222014034
05 Bab 2 222014034
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
yaitu tanggapan terhadap kondisi gelombang normal dan tanggapan terhadap kondisi
gelombang badai. Selain itu bahwa proses dinamis pantai ini sangat dipengaruhi oleh
pergerakan sedimen di daerah dekat pantai oleh gelombang dan arus. Pantai merupakan
bagian dari daratan yang letaknya paling dekat dengan laut. Angin dan air bergerak
(longshore / offshore sediment) membawa material tanah yang menyebabkan perubahan
pengikisan tanah kemudian mengendapkan kembali di daerah lainnya, hal itu
menyababkan perubahan garis pantai. Keadaan dan bentuk pantai berbeda-beda pada
setiap tempat. Keadaan dan bentuk ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti gelombang
laut, arus, pasang surut, angin, dan transpor sedimen.
2.3 Gelombang
Gelombang di laut adapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung pada
gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan
oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut yang diakibatkan oleh gaya
tarik benda-benda langit terutama gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi,
gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di dasar laut,
gelombang yang diakibatkan oleh kapal yang bergerak dan sebagainya.
Diantara beberapa bentuk gelombang tersebut yang paling dalam perencanaan
pelabuhan adalah gelombang angin dan pasang surut. Pada bab ini akan dibahas
gelombang yang ditimbulkan oleh angin dan gelombang yang diakibatkan oleh pasang
surut. Gelombang dapat menimbulkan energi untuk membentuk pantai, sedangkan arus
9
dan trasnport sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyebabkan
gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai. Gelombang merupakan faktor utama
dalam penentuan tata letak (lay out) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan
pantai dan sebagainya (Triatmojo, 1999).
d. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain sesuai
dengan fungsinya. Seperti disebutkan di atas, bangunan pantai dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Konstruksi yang dibangun sejajar dengan garis pantai.
2) Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke pantai.
3) Konstruksi yang dibangun dilepas pantai kira-kira sejajar dengan garis pantai.
Secara umum bangunan pantai dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok
pertama adalah dinding pantai atau revertment yang dibangun pada garis pantai atau di
daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung dari serangan gelombang.
Kelompok kedua meliputi groin dan jetty. Tipe bangunan pantai biasanya ditentukan oleh
ketersediaan material di lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air dan
ketersediaan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan. Batu pecah adalah satu bahan utama
yang digunakan untuk membuat bangunan. Faktor penting lainnya adalah karakteristik
dasar laut yang mendukung bangunan tersebut di bawah pengaruh gelombang.
Gambar 2.3 Sketsa Profil Melintang contoh Revertment Blok Kubus Beton
11
Di samping kondisi fisik bangunan, dalam evaluasi dinilai juga kinerja fungsi
bangunan. Hasilnya akan menunjukkan apakah bangunan bermanfaat atau tidak, dan
sangat menentukan keputusan akhir untuk pengelolaan bangunan bersangkutan. Dalam
pemantauan, obyek yang diamankan turut diamati untuk mengetahui efektifitas dari kerja
bangunan pengaman pantai yang telah dibuat. Hasil pengamatan tersebut dituangkan
dalam bentuk informasi berupa sketsa, catatan, dan rekaman foto. Berdasarkan informasi
tersebut dilakukan evaluasi, dan ditentukan apakah bangunan telah memberikan kinerja
fungsi yang baik atau tidak. Nilai fungsi bisa bervariasi, namun disederhanakan sebagai
“Baik” atau “Tidak Baik” dengan pedoman yang ditunjukkan oleh tabel berikut.
(Pedoman OP Revertment SE Menteri PU No.1/SE/M/2011).
evaluasi yang dicatat dalam tabel rekaman data revetment, akan tampak gambaran kondisi
bangunan dari waktu ke waktu. Apabila kondisi fisik cenderung terus menurun dan
kondisi terakhir sudah mensyaratkan pemeliharaan, maka bangunan harus segera
ditangani. Sebaliknya bila bangunan rusak berat akibat bencana alam (badai, gempa bumi
dll), diperlukan tindakan yang lebih besar berupa rehabilitasi.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas digambarkan oleh tabel berikut. Dapat
dilihat bahwa saran tindakan sangat bergantung pada kinerja fungsi bangunan, kondisi
fisik bangunan akan dipertimbagkan apabila bangunan berfungsi baik.
Tabel 2.2 Saran Tindakan Berdasarkan Kinerja Fungsi dan Kondisi Fisik
Revetment
dari tempatnya, batu alam terkikis, blok beton patah/terbelah). Bagian ini perlu
material dalam kondisi prima (bentuk, ukuran, kekuatan), karenanya diutamakan
penggantian material baru (armor) atau perbaikan dengan kekuatan yang sama.
Revetmen terletak di pantai. Pada waktu tertentu sebagian bangunan tidak
terendam. Pada bagian ini masih layak dilakukan pemeliharaan dengan mengatur
kembali susunan material eksisting untuk memperbaiki kinerja bangunan.
2.5.2 Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara
yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan laur oleh sedimen pantai. Pada
penggunaan muara pantai sebagai alur peleyaran, pengendapan di muara pantai dapat
mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai
ujungnya berada di luar gelombang pecah. Dengan jetty panjang transpor sedimen
sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah
sehingga memungkinkan kapal masuk ke muara pantai.
15
Selain untuk melindungi alur peleyeran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah
pendangkalan di muara kaitannya dengan pengendalian banjir. Mengingat fungsinya
untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan dalam satu dari bangunan berikut,
yaitu jetty panjang, jetty sedang atau jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya berada
di luar gelombang pecah. Jetty sedang dimana ujungnya berada diantara muka air surut
dan lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagai transpor sedimen sepanjang pantai.
Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada muka air surut.
Berdasarkan jenisnya jeti dibagi menjadi 2, yaitu timbunan (rubble) dan kaku
(rigid). jeti jenis timbunan dibagi lagi menjadi 2 jenis berdasarkan bahannya yaitu
bahan alam (batu) dan blok beton, sedangkan untuk jeti jenis kaku dibagi menjadi 2 jenis
yaitu tembok beton dan pasangan batu kali. Pemilihan material tergantung pada kondisi
lingkungan, ketersediaan material, dan alokasi anggaran. Berbeda material, tidak berarti
berbeda jenis kerusakannya, namun mengacu pada Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Bangunan Pengaman Pantai yang memisahkan keduanya, maka sub bab ini pun akan
memisahkan kerusakan umum berdasarkan jenis dan material jeti.
Jeti yang terbuat dari material alam (batu alam), umumnya mengalami kerusakan
puncak turun, geser, lepas, cabut, terkikis, membulat, tumit tergerus, dan pecah
(jarang/tidak pernah terjadi). Tidak berbeda dengan material alam, jeti yang
menggunakan bahan blok beton pun mengalami kerusakan puncak turun, geser lepas,
terkikis, membulat, tumit tergerus, patah dan pecah.
Jeti jenis rigid (kaku) dengan material tembok beton, umumnya mengalami
kerusakan retak, mengelupas, aus, agregat terlepas, berlubang, dinding tidak teratur,
patah, hilang, dan dinding dan fundasi kropos. Sedangkan jeti dengan material pasangan
batu kali mengalami kerusakan retak, pecah, batu tercabut, hancur dan terberai. (Pedoman
OP Jetty SE Menteri PU No.1/SE/M/2011)
Tabel 2.5 Saran Tindakan Berdasarkan Kinerja Fungsi dan Kondisi Fisik Jetty
16
2.5.3 Groin
Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak lurus
terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton), dan
batu. Untuk material dari bahan cetakan beton mempunyai banyak bentuk seperti
Akmond, Kubus beton, Dolos, Tetrapod dan Quadripod, Tribar, dan lain sebagainya.
Pemasangan groins menginterupsi aliran arus pantai sehingga pasir terperangkap pada
“upcurrent side,” sedangkan pada “downcurrent side” terjadi erosi, karena pergerakan
arus pantai yang berlanjut .
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan
yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan
menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan
dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang
pantai.
20