Etika Bisnis Pro Dan Kontra

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Dosen : Ibu Nur Qomariyah, SE.

MM
Mata Kuliah : Etika Bisnis
Nama : Deny Yudhistira Hariyono
Nim : 1813021021
Semester : IV (Empat)
Jurusan : Manajemen

PRO DAN KONTRA DALAM ETIKA BISNIS (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul
dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang
mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
Sedangkan pengertian etika berbisnis sendiri yaitu seni dan disiplin dalam menerapkan
prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan masalah-masalah moral yang
kompleks.

Bisnis adalah bisnis. Bisnis jangan dicampuradukkan dengan etika. Para pelaku bisnis adalah
orang-orang yang bermoral, tetapi moralitas tersebut hanya berlaku dalam dunia pribadi
mereka, begitu mereka terjun dalam dunia bisnis mereka akan masuk dalam permainan yang
mempunyai kode etik tersendiri. Jika suatu permainan judi mempunyai aturan yang sah yang
diterima, maka aturan itu juga diterima secara etis. Jika suatu praktik bisnis berlaku begitu
umum di mana-mana, lama-lama praktik itu dianggap semacam norma dan banyak orang
yang akan merasa harus menyesuaikan diri dengan norma itu. Dengan demikian, norma
bisnis berbeda dari norma moral masyarakat pada umumnya, sehingga pertimbangan moral
tidak tepat diberlakukan untuk bisnis dimana “sikap rakus adalah baik”(Ketut Rindjin,
2004:65).

Belakangan pandangan diatas mendapat kritik yang tajam, terutama dari tokoh etika Amerika
Serikat, Richard T.de George. Ia mengemukakan alasan alasan tentang keniscayaan etika
bisnis sebagai berikut.

- Pertama, bisnis tidak dapat disamakan dengan permainan judi. Dalam bisnis memang
dituntut keberanian mengambil risiko dan spekulasi, namun yang dipertaruhkan bukan
hanya uang, melainkan juga dimensi kemanusiaan seperti nama bai kpengusaha, nasib
karyawan, termasuk nasib-nasib orang lain pada umumnya.
- Kedua, bisnis adalah bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut
kepentingan semua orang. Oleh karena itu, praktik bisnis mensyaratkan etika, disamping
hukum positif sebagai acuan standar dlaam pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis.
- Ketiga, dilihat dari sudut pandang bisnis itu sendiri, praktik bisnis yang berhasil adalah
memperhatikan norma-norma moral masyarakat, sehingga ia memperoleh kepercayaan
dari masyarakat atas produ atau jasa yang dibuatnya.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
1.    Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya. 

2.    Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat 

3.    Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak –
pihak yang melakukannya.

Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis
Setelah melihat penting dan sangat diperlukanya etika bisnis, ada baiknya jika kita tinjaulebih
lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Sampai saat ini ada tiga sasaran danruang
lingkup pokok yang harus diperhatikan supaya tujuan dari etika bisnis bisa tercapai,yaitu:1.

Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah
yangterkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis pertama-
tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis secara baik
dan etis.2.

Menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan danmasyarakatluas


pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dankepentingan mereka yang tidak
boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga. Padatingkat ini, etika bisnis berfungsi
untuk menggugah masyarakat untuk bertindakmenuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis
secara baik demi terjaminnya hak dankepentingan masyarakat tersebut. Etik bisnis mengajak
masyarakat luas, entah sebagaikartawan, konsumen, atau pemakai aset umum lainnya yan
gberkaitan dengan
kegiatan bisnis, untuk sadar dan berjuang menuntut haknya atau paling kurang agar hak dank
epentingannya tidak dirugikan oleh kegiatan bisnis pihak mana pun.3.

Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etistidaknya
suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro, yangkarena itu barang
kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro semacamini, etika bisnis
berbicara mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan praktek-prakteksemacamnya yang akan
sangatmempengaruhi tidak saja sehat tidaknya suatu ekonomimelainkan juga baik tidaknya
praktek bisnis dalam sebuah negara

Tujuan Etika Bisnis

Tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan
para pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business
atau dirty business yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut. 
Masalah etika dalam bisnis dapat juga diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: Suap
(Bribery), Paksaan (Coercion), Penipuan (Deception), Pencurian (Theft), Diskriminasi tidak
jelas (Unfair discrimination), yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut: 
1.    Suap (Bribery), adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima atau meminta
sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam
melaksanakan kewajiban publik. 

2.    Paksaan (Coercion), adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan
menggunakan jabatan atau ancaman.

3.    Penipuan (Deception), adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan


mengucapkan atau melakukan kebohongan.

4.    Pencurian (Theft), adalah tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil
property milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya.

5.    Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination), adalah perlakuan tidak adil atau penolakan
terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan,
atau agama. 
Cara Mengatasi Masalah Bisnis

A. Mengatasi masalah krisis skill maupun percaya diri

Selain modal, kurangnya skill membuat seseorang merasa tidak percaya diri untuk memulai
suatu usaha. Untuk meningkatkan rasa percaya diri untuk membuka usaha sesuai skill,
pertama-tama tulis prestasi atau kelebihan yang ada pada diri pribadi. Jika sudah tahu skill
yang dimilki, langkah selanjutnya meningkatkan kemampuan dengan belajar dari buku, orang
yang lebih ahli atau dengan kursus. 
B. Mengatasi masalah jaringan untuk pemasaran

Setelah usaha berhasil dibangun, kesulitan yang dihadapi berikutnya adalah kurangnya relasi
atau jaringan pemasaran sehingga yang dilakukan pun juga terbatas. Untuk membangun
jaringan , Anda bisa mulai dari orang-orang yang sering berinteraksi dengan Anda. Misalnya
rekan kerja , tetangga, kerabat, maupun relasi kerja yang pernah menjadi partner Anda.
Tawarkan kelebihan dan prospek usaha Anda agar mereka percaya dan mau menjalin kerja
sama dengan Anda. Selain itu membuka jaringan pemasaran lewat advertising company
untuk membantu mempromosikan produk Anda. 
C. Mengatasi rasa takut adanya kegagalan

Kegagalan dan kerugian menjadi sesuatu hal yang besar bagi para pelaku usaha. Jika tidak
beran melawan rasa takut maka usaha tidak akan berkembang. Lawan rasa takut dengan
melakukan apa yang Anda takutkan dan jalankan usaha dengan fokus dan ketekunan. Karena
apapun tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat diselesaikan jika Anda
fokus. 
D. Tidak ada kesulitan yang tidak dapat diselesaikan, untuk itu jangan pernah takut
dan ragu untuk membuka usaha. Kesuksesan usaha Anda tergantung dari niat, tekad
dan usaha Anda
Etika Bisnis Dalam Kehidupan Bisnis

Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan
dansantun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket
berbisnisditerapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis,
dan sikapdi mana kita tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum sebagai apresiasi yang
tulusdan terima kasih, tidak menyalah-gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas
tersinggung,kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.Dengan kata
lain, etika bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkanrasa saling
menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan.
Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenaietika pada
perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dankewajiban,
prinsip-prinsip dan aturan-aturan.. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan
bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang
tidak berlaku jujur denganpegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing
dan masyarakat, maka ia dikatakantidak etis dan tidak bermoral.Intinya adalah bagaimana
kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnisdengan baik dengan cara peka
dan toleransi. Dengan kata lain, etika bisnis untuk mengontrol bisnis agar tidak tamak. Bahwa
itu bukan bagianku. Perlakukan orang lain sebagaimana kitaingin diperlakukan.Pelanggaran
etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraihkeuntungan, masih
banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral. Praktikcurang ini bukan
hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara.Praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan.Ketika ekonomi Indonesia
tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang
yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang sangatekspansif di luar kemampuan.
Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi yangkeluar dari bisnis intinya tanpa
disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, padasaat ekonomi sulit banyak
perusahaan yang bangkrut.Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi
upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat
curang untuk meraihkemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan
hubungan istimewa ataukolusi dan memberikan peluang untuk korupsi.Banyak perusahaan-
perusahaan yang melakukan pelanggaran, terutama dalam kinerjakeuangan perusahaan
karena tidak lagi membudayakan etika bisnis agar orientasi strategikyang dipilih semakin
baik. Sementara itu hampir 61.9% dari 21 perusahaan makanan danminuman yang terdaftar
di BEJ tidak lengkap menyampaikan laporan keuangannya (notavaliable).Tingkat perhatian
perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan karena
dalam jangka panjang bila perusahaan tidak concern
terhadap perilaku etis maka kelangsunganhidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula
pada kinerja keuangannya.Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung
mencari keuntungan sematasehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala
kompetensi, keterampilan,keahlian, potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk
memenangkan kompetisi.

Manfaat Etika Bisnis bagi Perusahaan

1.    Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar yang karyawannya tidak
semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan adanya etika bisnis, secara intern
semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama, sehingga akan mefigambil
kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus sejenis yang timbul. 

2.    Dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan kelabu) dibidang etika. (penerimaan
komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban perusahaan dalam melindungi lingkungan
hidup). 

3.    Menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. 

4.    Menyediakan bagi perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk
mengatur diri sendiri (self regulation). 
5.    Bagi perusahaan yang telah go publik dapat memperoleh manfaat berupa meningkatnya
kepercayaan para investor. Selain itu karena adanya kenaikan harga saham, maka dapat
menarik minat para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut. 

6.    Dapat meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan. 

7.    Membangun corporate image / citra positif , serta dalam jangka panjang dapat menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (sustainable company). 

TINGKATAN ETIKA BISNIS


Weiss (1995:9) mengutip pendapat Carroll (1989) membahas lima tingkatan etika bisnis,
yaitu:
1.      Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening
pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat kerja,
menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui perintah atasan. Jika
masalah etis hanya terbatas pada tanggung jawab individual, maka seseorang harus
memeriksa motif dan standar etikanya sebelum mengambil keputusan
2.      Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang
ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi
kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh melakukan
perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
3.      Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer harus melihat
anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman sebelum ia
memberikan saran pada kliennya.
4.      Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang
dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara. Oleh
karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan orang atu badan yang dapat dipercaya sebelum
melakukan kegiatan bisnis di negara lain.
5.      Tingkat internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena
faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan. Oleh karena itu, konstitusi,
hukum, dan kebiasaan perlu dipahami dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis

1.Prinsip Otonomi. Otonomi


sikap dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran
sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.Orang yang otonom adalah orang
yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan
tindakannya tersebut 
2. Prinsip Kejujuran

- Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak 


- Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
- Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan 
3. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung
jawabkan. 
4. Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah
melahirkan suatu win-win solution. 
5. Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar
dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan

KENDALA- KENDALA DALAM PELAKSANAAN ETIKA BISNIS


1.      Pelaksanaan prinsip-prinsip etika bisnis di Indonesia masih berhadapan dengan beberapa
masalah dan kendala. Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:
2.       Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah. Banyak di antara pelaku
bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk
memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran,
timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.
3.      Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan. Konflik kepentingan ini muncul
karena adanya ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang
berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang
dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau
antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat. Orang-orang yang kurang
teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal karena mereka mengejar tujuan dengan
mengabaikan peraturan.
4.      Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil. Hal ini diperkeruh oleh banyaknya
sandiwara politik yang dimainkan oleh para elit politik, yang di satu sisi membingungkan
masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan
elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang buruk tidak jarang
menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna memperoleh keuntungan tanpa
menghiraukan akibatnya.
5.      Lemahnya penegakan hukum. Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan
bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini
mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.
6.      Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan
manajemen. Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan di bawahnya belum
secara khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik bisnis dan manajemen. Di
Amerika Serikat terdapat sebuah badan independen yang berfungsi sebagai badan register
akreditasi perusahaan, yaitu American Society for Quality Control (ASQC)

ANTARA KEUNTUNGAN ETIKA


Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok bagi
kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut
pandangan bisnis yang ideal. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk.
Bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Karena :
Keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan dalam usaha bisnisnya.
Tanpa memeperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan
modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang produktif demi
memacu pertumbuhan ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional.

Keuntungan memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainkan juga dapat


menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat dan taraf hidup yang lebih baik.
Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa justru demi
memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan , sangat relevan, dan mempunyai tempat
yang sangat strategis dalam bisnis`dewasa ini.
I.                   Pertama, dalam bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis dituntut menjadi orang-
orang profesional di bidangnya.
II.                 Kedua dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern sangat sadar
bahwa konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal yang paling pokok untuk bisa
untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa
merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen.
III.             Ketiga, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak
berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak semua pemerintah dijamin, para
pelaku bisnis berusaha sebisa mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah, yang
baginya akan sangat merugikan kelangsungan bisnisnya. Slaah satu cara yang paling efektif
adalah dengan menjalankan bisnisnya bisnisnya secara secara baik dan etis yaitu dengan
menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan hak dan kepentinga
semua pihak yang terkait dengan bisnisnya.
VI.      Keempat, perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa karyawan bukanlah
tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk keuntunga yang sebesar-besarnya. Justru
sebaliknya, karyawan semakin dianggap sebagai subjek utama dari bisnis suatu perusahaan
yang sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perusahaan tersebut.
Bisnis sangat berkaitan dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika. Dengan kata lain,
bisnis memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan untuk dibicarakan.
Argumen mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari keuntungan dan etika
memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan bebas, perusahaan yang
menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu perusahaan yang memperhatikan hak dan
kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam
kegiatan bisnisnya.

Pelanggaran Etika Bisnis


Akibat dari tidak tercapainya tujuan etika bisnis atau tidak bisa dijalankannya aturan-aturan
yang merupakan prinsip-prinsip dalam etika bisnis oleh sebuah perusahaan adalah terjadinya
pelanggaran etika. Pelanggaran etika perusahaan terhadap pelanggannya di Indonesia
merupakan fenomena yang sudah sering terjadi. Contoh terakhir adalah pada kasus
Ajinomoto. Kehalalan Ajinomoto dipersoalkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada akhir
Desember 2000 setelah ditemukan bahwa pengembangan bakteri untuk proses fermentasi
tetes tebu (molase), mengandung bactosoytone (nutrisi untuk pertumbuhan bakteri), yang
merupakan hasil hidrolisa enzim kedelai terhadap biokatalisator porcine yang berasal dari
pankreas babi.
Kasus lainnya, terjadi pada produk minuman berenergi Kratingdeng yang sebagian
produknya diduga mengandung nikotin lebih dari batas yang diizinkan oleh Badan Pengawas
Obat dan Minuman. ”Oleh karena itu perilaku etis perlu dibudayakan melalui proses
internalisasi budaya secara top down agar perusahaan tetap survive dan dapat meningkatkan
kinerja keuangannya,”.
Pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi strategik secara simultan
sebesar 65%. Secara parsial pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi
strategik masing-masing sebesar 26,01% dan 32,49%. Hal ini mengindikasikan bahwa
komninasi penerapan etika dan budaya dapat meningkatkan pengaruh terhadap orientasi
strategik. ”Hendaknya perusahaan membudayakan etika bisnis agar orientasi strategik yang
dipilih semakin baik. Salah satu persyaratan bagi penerapan orientasi strategik yang inovatif,
proaktif, dan berani dalam mengambil risiko adalah budaya perusahaan yang mendukung,”.
Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Kalau semua tingkah laku salah
dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan
menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi untuk
memberi pelajaran kepada yang bersangkutan.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya transparansi antara
lain:
1.     Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu yang
mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran
kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan
pendapat.

2.     Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan kedekatan
dengan atasan, melainkan kinerja.

3.     Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.

4.     Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan


Kesadaran Moral

Kesadaran  moral merupakan kesadaran tentang suatu kenyataan yang tidak tergantung
pada siapa yang menyatakan, tetapi pada ada tidaknya kenyataan. Oleh karna itu, kesadaran
moral bersifat rasional, obyektif, dan mutlak. Misalnya, apabila seseorang meminjam sesuatu
dari orang lain, maka peminjam wajib mengembalikan. Karena kesadaran moral bersifat
rasional maka kesadaran moral berlaku secara umum dan bersifat objektif. Artinya setiap
orang dalam situasi yang sama mempunyai kewajiban yang sama pula. Kesadaran moral
ibarat suara dalam diri sendiri, yang disebut suara batin. Suara batin merupakan keinsyafan
untuk melakukan sesuatu sebagai suatu kewajiban. Oleh karena itu kewajiban moral
mengikat batin seseorang sehingga ia bersifat mutlak.
Kewajiban moral mempunyai unsur unsur pokok berikut:
1.      Kewajiban itu bersifat mutlak sesuai dengan hati nurani
2.      Kewajiban itu bersifat itu objektif, artinya berlaku untuk setiap orang yang   berada
dalam situasi yang sama
3. Kewajiban itu bersifat rasional, karena yang bersangkutan menyadarinya sebagai sesuatu
yang sudah semestinya demikian.
Etika bisnis sejatinya adalah suatu kumpulan norma dan nilai-nilai yang digunakan untuk
mengatur norma - norma yang ada di suatu perusahaan,kemudian digunakan juga untuk para
atasan agar dapat menentukan keputusan menurut norma - norma yang telah berlaku secara
umum dalah suatu perusahaaan.
Tujuan dari etika bisnis sendiri agar memberi acuan tentang sampai manakah batas norma
dalam suatu perusahaan agar para karyawan dalam suatu instansi atau suatu perusahaan tidak
melanggar peraturan yang telah dibuat oleh masing-masing perusahaan.
Etika bisnis terus dikembangkan dari tahun ke tahun agar mengikuti perkembangan jaman,
karena kita tahu bahwa perkembangan jaman skrg juga tumbuh dengan pesat juga. Maka dari
itu etika bisnis juga harus mengalami pembaharuan agar dapat mengikuti kondisi jaman yang
berlaku sekarang. Apabila tidak dapat mengikutinya maka peraturan kita akan terkesan kuno
dan orang-orang pun akan mulai bertindak curang terhadap perusahaan tersebut
Pro dan kontra etika bisnis tersebut tidak terlepas dari karakter dari masing-masing individu
itu sendiri, karena pada hakekatnya masing-masing individu telah membawa masing-masing
norma yang berlaku didaerahnya, maupun berasal dari keluarga nya sendiri,inilah yang
terkadang membuat orang-orang susah menyesuaikan dengan etika bisnis yang sekarang
dimana sering terjadinya gesekan-gesekan yang membuat selisih paham antar karyawan
dalam suatu perusahaan.
Contoh yang paling lumrah adalah antara cabang dengan induk dimana perusahaan induk
telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang mencakup etika bisnis yang dijelaskan dengan
cabang-cabangnya namun ada beberapa cabang yang tidak menjalankan etika tersebut dengan
baik,atau memodifikasi nya dengan etika dari pribadi masing-masing individu.
Sebagian orang menggangap etika bisnis ini berguna bagi perusahaan nya karena dengan
etika bisnis perusahaan dapat mudah mengatur karyawan-karyawan disana dan juga
membantu atasan dalam menetukan keputusan berbisnis.
Sebagian orang juga tidak setuju dengan etika bisnis karena merka "Dipaksa" untuk
mengikuti norma yang berlaku disuatu perusahaan yang membuat mereka harus
menyesuaikan tiap-tiap perusahaan ( apabila mereka pindah kerja) sehingga disatu titik
mereka akan jenuh dan akhirnya melakukan kecurangan di perusahaan tersebut.

Sekian Dan Terima Kasih,


Pasuruan, 12 Mei 2020
Hormat Kami,

Deny Yudhistira Hariyono


NIM : 1813021021

Anda mungkin juga menyukai