Vektor Dan Scalar
Vektor Dan Scalar
Vektor Dan Scalar
Disusun Oleh :
Anisya Agustina
2015041030
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
bidang studi Fisika Teknik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Vektor dan Skalar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Azhar, M.T., selaku Dosen Fisika
Teknik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.2 TUJUAN...........................................................................................................................5
1.3 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
ISI....................................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN VEKTOR DAN SKALAR.......................................................................6
2.1.1 Pengertian Vektor.........................................................................................................6
2.1.2 Pengertian Skalar..........................................................................................................7
2.2 PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN VEKTOR....................................................8
2.2.1 Penjumlahan vektor......................................................................................................8
2.2.2 Pengurangan Vektor...................................................................................................14
2.3 DOT PRODUCT................................................................................................................18
2.4 CROSS PRODUCT...........................................................................................................20
2.5 KESETIMBANGAN..........................................................................................................23
2.5.1 Kesetimbangan Statis..................................................................................................23
2.5.2 Kesetimbangan Dinamis.............................................................................................25
BAB III.........................................................................................................................................29
PENUTUP....................................................................................................................................29
1.1 KESIMPULAN.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
Vektor dalam Fisika Dasar sangat erat kaitannya dengan besaran. Besaran dalam Fisika
meliputi besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar merupakan besaran yang hanya
memiliki nilai saja, contohnya : suhu, massa, tinggi, dan waktu. Sedangkan besaran vektor
merupakan besaran yang memiliki nilai dan memiliki arah, contohnya : gaya, kecepatan,
percepatan, dll. Sehingga secara umum vektor dapat dipresentasikan sebagai ruas garis terarah.
Dalam matematika vektor di ruang-2 atau ruang-3, arah panah menandakan arah arah vektor,
sedangkan panjang panah menandakan besarnya vektor. Panjang dari vektor dilambangkan
dengan ‖𝑣‖, panjang vektor biasa disebut “norm”. Sedangkan jarak antar vektor dilambangkan |𝑢
Vektor dapat berupa suatu matriks persegi, suatu fungsi dari ℝ ke ℝ, suatu polinom
(suku banyak), atau 3 suatu bilangan real positif. Vektor merupakan unsur/elemen dari ruang
vektor, ruang vektor merupakan suatu himpunan yang dibentuk oleh sekumpulan vektor, yaitu
objek yang dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan suatu bilangan yang dinamakan “skalar”.
Sedangkan pengertian ruang vektor secara matematis ialah 𝑉 dikatakan ruang vektor jika V
dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar memenuhi persyaratan tertentu yang disebut
“aksioma”. [𝑎, 𝑏] merupakan suatu ruang vektor, sebab [𝑎, 𝑏] dengan definisi operasi
penjumlahan dan perkalian skalar memenuhi semua aksioma pada ruang vektor, teori ruang
vektor juga ditingkatkan dengan memperkenalkan struktur tambahan seperti ruang norm (hasil
kali dalam) dan sampai ke ruang metrik (jarak). Selanjutnya akan dibahas mengenai [𝑎. 𝑏]
beserta sifat-sifatnya.
1.2 TUJUAN
Kepala Panah
Panjang Panah
Sifat-Sifat Vektor
1. Dua vektor dikatakan sama apabila besar dan arahnya sama
2. Dua vektor adalah negatif (saling berlawanan) apabila besarnya sama dan
arahnya berlawanan
3. Vektor resultan adalah jumlah dari beberapa vector.
Notasi Vektor
1. Satu atau dua huruf dengan tanda panah di atasnya. Contoh:
2. Vektor dapat juga digambarkan oleh sebuah huruf yang dicetak tebal dan miring,
misalnya A atau B.
Besar sebuah vektor dapat ditulis dengan beberapa cara, di antaranya dengan memberi
tanda mutlak (||) atau dicetak miring tanpa ditebalkan.Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A|
atau A dan besar vektor B ditulis|B|atau B. Arah sebuah vektor dinyatakan oleh sudut tertentu
terhadap arah acuan tertentu. Umumnya, sudut yang menyatakan arah sebuah vector dinyatakan
terhadap sumbu-x positif. Gambar dibawah memperlihatkan tiga buah vektor A, B, dan C
dengan arah masing-masing membentuk sudut 45°, 90°,dan 225° terhadap sumbu-x positif
Sifat-Sifat Skalar
1. skalar adalah kuantitas yang bisa dijelaskan dengan suatu angka (entah itu tanpa
dimensi, atau dalam suatu kuantitas fisika).
2. Kuantitas skalar mempunyai besar (magnitudo), tetapi tidak mempunyai arah
3. Suatu skalar adalah besaran yang tidak berubah dalam rotasi koordinat (atau
transformasi Lorentz, untuk relativitas).
Contoh Soal
Jawab: a) dan c)
Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal inikarena vektor selain
memiliki nilai, juga memiliki arah. Vektor yangdiperoleh dari hasil penjumlahan
beberapa vektor disebut vektor resultan.Berikut ini akan dibahas metode-metode untuk
menentukan vektor resultan.
Dari gambar diatas menjumlahkan dua buah vektor sejajar mirip dengan men-
jumlahkan aljabar biasa. Secara matematis, resultan dua buah vektor sejajar,yakni,
sebagai berikut. Jika vektor A dan B searah, besar vektor resultan R,adalah
R = |A + B|
Dan arahnya
Dari contoh kasus tersebut, jika dua buah vektor, Adan B, yang salingtegak lurus
akan menghasilkan vektor resultan, R, yang besarnya
terhadap arah vektor A dengan catatan vektor B searah sumbu-y dan vektor A
searah sumbu-x
Penjumlahan dengan metode poligon maka vektor resultan R adalah segmen garis
berarah dari pangkal vektor A lalu ke pangkal vektor B lalu ke ujung vektor C
yang menyatakan hasil penjumlahan vektor A, B, dan C
yang ditunjukkan pada gambar di atas dapat dicari dengan persamaan cosinus
berikut ini:
Arah vektor resultan terhadap salah satu vektor secara matematis dapat ditentukan
dengan menggunakan aturan sinus. Contoh suatu vektor A ditambah vektor B dan
hasil penjumlahan ini adalah vektor C.
Jika vektor dan vektor saling tegak lurus maka besar vektor penjumlahannya
dapat ditentukan dengan dalil Phytagoras yaitu:
Dengan
A = besar vektor A,
B = besar vektor B,
C = besar vektor C
Menguraikan Vektor Menjadi Vektor Komponennya
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor yang salingtegak lurus.
Vektor-vektor baru hasil uraian disebut vektor-vektor komponen.Ketika sebuah
vektor telah diuraikan menjadi vektor-vektor komponennya,vektor tersebut
dianggap tidak ada karena telah diwakili oleh vektor-vektorkomponennya.
Sebagai contoh, ketika Anda menguraikan sekarung beras 50 kg menjadi dua
karung dengan masing-masing 20 kg dan 30 kg, apakah karung yang berisi 50 kg
tetap ada?
Gambar dibawah memperlihatkan sebuah vektor A yang diuraikan
menjadi dua buah vektor komponen, masing-masing berada pada sumbu-x dan
sumbu-y. Ax adalah komponen vektor A pada sumbu-x dan Ay adalah komponen
vektor A pada sumbu-y.
Dengan mengingat definisi sin θ dan cos θ dari trigonometri, besar setiap
komponen vektor A dapat ditulis sebagai berikut.
Contoh Soal
Jawab
2. Dua buah vektor satu sama lain membentuk sudut 60°. Besar kedua vektor
tersebutsama, yakni 5 satuan.
a. Tentukanlaha resultan, dan
b. Selisih kedua vektor tersebut
Jawab
Jawab
Jumlah komponen-komponen gaya ke arah sumbu x:
Rx = F1 cos 30o - F2 cos 60o = 20 x 0,87 - 16 x 0,50 = 17,4 - 8,0 = 9,4 N
Jumlah komponen-komponen gaya ke arah sumbu y:
Ry = F1 sin 30o + F2 sin 60o = 20 x 0,5 + 16 x 0,87 = 10,0 + 13,92 = 23,92
N
Nilai vektor resultannya adalah
R = √(Rx2 + Ry2)
R = √((9,4)2 + (23,92)2)
R = √(88,36 + 572,17)
R = √(660,53)
R = 25,7 N
Arah vektor resultan R terhadap sumbu x positif dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
tan α = Ry / Rx
tan α = 23,92/9,4 = 2,54
Jadi sudut antara vektor resultan dengan sumbu x adalah 68,5o
Seperti pada penjumlahan vektor, suatu vektor bisa dikurangkan dengan vektor lain.
Vektor A dan vektor -A, memiliki besar yang sama, yakni |A| = |–A| =A, tetapi arahnya
berlawanan seperti diperlihatkan pada gambar dibawah
Selisih dari dua buah vektor, misalnya vektor A – B, secara grafis sama dengan jumlah
antara vektor A dan vektor –B. Secara matematis, vektor selisihnya ditulis R = A – B
Contoh: setelah menempuhjarak lurus 50 km ke timur, Anda kembali lagi ke barat sejauh
30 km. Relatifterhadap titik asal, perpindahan Anda menjadi 50 km – 30 km = 20 km
ketimur. Secara grafis, perpindahan Anda diperlihatkan pada gambar
Contoh Soal
1. Dua buah vektor kecepatan P dan Q masing-masing besarnya 40 m/s dan 20 m/s
membentuk sudut 60°.
Jawab
Menentukan selisih dua buah vektor yang diketahui sudutnya:
Sehingga
2. Ada dua buah vektor yaitu Vektor A dan Vektor B yang masing-masing besarnya
20 dan 10 satuan. Jika sudut antara kedua vektor tersebut adalah 60º tentukan
besar resultan vektor A-B dan sudut dari Resultan tersebut.
Jawab
Besarnya sudut apit antara vektor A dan -B = 180º – 60º = 120º
Cos 120º = -1/2
Dari Vektor A = α2
Dari Vektor B = α1
3. Dua vektor F1 dan F2 memiliki pangkal berimpit dan masing masing memiliki
besar 3N dan 4N.Jika sudut apit antara kedua vektor adalah 60.
Tentukan selisih S = F1 – F2.
Jawab :
Perkalian skalar vektor atau biasa dinamakan dot product atau diterjemahkan sebagai perkalian
titik adalah perkalian vektor dengan vektor yang hasilnya adalah skalar.
Misalkan a = (a1, a2, a3) dan b = (b1, b2, b3) adalah vektor di R3. Perkalian titik dari a dan b,
dinotasikan a . b adalah a . b = a1b1 + a2b2+ a3b3
jika di R2 adalah
a . b = a1b1 + a2b2
Perkalian titik antara vektor A dan vektor B akan menghasilkan besaran skalar, C
merupakan besar dari perkalian titik antara A dan B, maka C dapat dirumuskan :
C = AB cos α
Di mana :
A = besar vektor A
B = besar vektor B
C = besar perkalian titik antara A dan B
α = sudut antara vektor A dan B
Perkalian titik dari dua vektor A dan B yang mengapit sudut θ dapat didefinisikan
sebagai berikut
A • B = AB cos θ
Sifat-sifat perkalian titik di antara sesama vektor satuan sebagai berikut :
i • i = j • j = k • k = (1)(1). cos 00 = 1
i • j = i • k = j • k = (1)(1).cos 900 = 0
Pada perkalian titik antara dua vektor bersifat komutatif, yaitu :
A•B=B•A
Dalam fisika, contoh dari perkalian titik adalah usaha. Usaha merupakan hasil
perkalian titik antara gaya (F) dan perpindahan (s). Jadi, usaha dirumuskan :
W = F. s = Fs cos α
Sifat – Sifat Perkalian Titik
Jika a, b dan c adalah vektor, dan k adalah skalar/bilangan, maka:
1. a . a ≥ 0 dan a . a = 0 jika dan hanya jika a = 0
2. a . b = b . a
3. a . (b + c) = a . b + a . c
4. (ka) . b = k(a . b) = a . (kb)
Contoh Soal
1. Dua buah vektor u dan v membentuk sudut sebesar 60°. Jika |u| = 4 dan |v| = 7,
maka u ‧ v =
Jawab
u ‧ v = |u| |v| cos 60°
u ‧ v = 4 ‧ 7 ‧ 12
u ‧ v = 14
2. Diketahui p dan q adalah vektor-vektor di R3, dengan p = 2i - 3j + 4k dan q = 3i -
k. Tentukan nilai p ‧ q
Jawab :
p = [2 , -3 , 4]
q = [3 , 0 , -1]
Jawab :
Agar u tegak lurus v, haruslah u ‧ v = 0
u⋅v=0
3⋅4+1⋅0+(−2)k=0
12−2k=0
12=2k
k=6
2.4 CROSS PRODUCT
Perkalian silang ( cross product ) adalah perkalian dua buah vektor yang menghasilkan sebuah
vektor.
C=AxB
C̅ = |A̅ x B̅| = AB sin α
Dimana α (sudut positif, ≤180ᵒ) adalah sudut antara vektor A
Vektor C̅ disini adalah suatu vector yang arahnya tegak lurus terhadap bidang dimana A̅ dan B̅
berada, dan ditentukan oleh arah putar tangan kanan yang diputar dari A̅ ke B̅ .
INGAT !!!
Pada perkalian cross berlaku :
Anti komutatif : A̅ x B̅ ≠ B̅ x A̅
A̅ x B̅ = 0 jika A̅ sejajar dengan B̅
|A̅| |B̅| maksimal jika A̅ ﬩ B̅
Contoh Soal
1. Diketahui vektor a, b, dan c seperti pada gambar di bawah ini. Besar vektor-vektor
tersebut masing-masing 3, 4, dan 5 satuan. Tentukanlah:
a) a × b
b) a × c
c) b × c
Jawab:
a) a × b = |a||b| sin γ
⇒ a × b = (3)(4) sin 90o
⇒ a × b = (12)(1)
⇒ a × b = 12
Jika bola digerakkan atau diberi gaya kemudian dihilangkan, maka bola akan segera
kembali ke posisi semula. Keseimbangan stabil ditandai dengan naiknya kedudukan
titik berat benda jika dipengaruhi gaya.
Kesetimbangan labil
Kesetimbangan netral
Kesetimbangan netral adalah kesetimbangan yang terjadi pada benda yang apabila
dipengaruhi gaya akan mengalami perubahan posisi, tetapi tidak mengalami
perubahan titik berat.
Jika bola diberi gaya kemudian dihilangkan, maka bola akan bergerak dan diam
pada posisi yang berbeda. Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak adanya
perubahan (naik atau turunnya) kedudukan titik berat benda.
Jika pada sebuah benda dikenai gaya maka benda tersebut dapat menggeser atau mengguling.
Syarat:
Tinjaulah sebuah balok seperti gambar berikut. Bila tidak ada gaya dari luar yang mempengaruhi
balok, maka seperti lazimnya gaya berat mg akan menimbulkan gaya reaksi yang disebut gaya
normal N. Keduanya mempunyai garis kerja berimpit
Jelas dalam keadaan (a) ini benda diam (seimbang stabil) sehingga syarat seimbang stabil akan
dipenuhi yang berarti N = mg dan segaris kerja.
Apabila kemudian ada gaya luar F1 bekerja pada benda seperti gambar 6.20 (b) maka gaya
normal N akan bergeser searah dengan arah gaya F1, sejauh d1 dalam hal ini ke kanan. Tetapi
benda masih diam. Akibatnya pada F1 ini akan timbul reaksi gaya gesekan f1. Karena benda
masih dalam keadaan diam maka berlaku:
Apabila gaya luar diperbesar lagi sampai menjadi F2 seperti gambar 6.20 (c) maka benda
melakukan gerak translasi. Ini berarti F2 lebih besar dari f2, pada keadaan ini berlaku ΣF ≠ 0
dan Στ = 0. Keadaan seperti inilah yang disebut menggeser. Gaya normal sudah berpindah lebih
jauh lagi menjadi d2. Kemudian berangsur-angsur gaya luar diperbesar lagi sehingga titik
tangkap gaya normal N sampai di pinggir benda, di titik A seperti gambar 6.20 (d) pada keadaan
ini merupakan perpindahan gaya normal N terjauh dan gaya luar kita sebut F maksimal. Benda
menjadi labil, selain bertranslasi juga dapat berotasi. Pada keadaan ini berlaku: ΣF ≠ 0 dan
Στ ≠ 0. Keadaan ini disebut mengguling.
Contoh
Gambar di atas menunjukkan sebuah benda terletak di lantai datar dimana bagian bawahnya
berupa setengah bola dan atasnya sembarang, yaitu silinder, kerucut dan lainnya. Dalam hal ini
ada tiga jenis atau macam kesetimbangan, yaitu:
1) Benda dalam kesetimbangan labil, jika titik berat benda di A(di atas sumbu x). Jadi kalau
digulingkan sedikit benda terus jatuh. (Lihat gambar (a)).
2) Benda dalam kesetimbangan indeferent, jika titik beratnya di B (tepat di sumbu x). Jadi kalau
digulingkan sedikit benda tetap diam (lihat gambar (b))
3) Benda dalam kesetimbangan stabil, jika titik beratnya di C (di bawah sumbu x). Jadi kalau
digulingkan ke sembarang arah benda akan kembali vertikal (Lihat gambar (c))
Contoh soal
1. Jika sistem benda tegar di bawah ini berada pada kondisi seimbang, tentukan
berapa besar tegangan tali A dan B.
Jawab
Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4
m, tentukan :
a) Gaya yang dialami tonggak A
b) Gaya yang dialami tonggak C
Jawab
Wb = Wa + Wt = 1000
3. Perhatikan gambar!
Jawab
Gaya-gaya yang bekerja pada balok AB ditunjukkan gambar berikut!
1.1KESIMPULAN
1. Vector adalah besaran turunan yang memiliki arah dan nilai. Beberapa besaran vektor
2. Scalar adalah besaran turunan yang hanya memiliki arah, tidak memiliki nilai. Sebagai
contoh skalar adalah besaran-besaran seperti massa, temperatur, muatan listrik, rapat
2. Dua vector adalah negative (saling berlawanan) apabila besarnya sama dan
arahnya berlawanan
1. Skalar adalah kuantitas yang bisa dijelaskan dengan suatu angka (entah itu tanpa
3. Suatu scalar adalah besaran yang tidak berubah dalam rotasi koordinat (atau
4. Perkalian skalar vektor atau biasa dinamakan dot product atau diterjemahkan sebagai
perkalian titik adalah perkalian vektor dengan vektor yang hasilnya adalah skalar.
C = AB cos α
Di mana :
A = besar vektor A
B = besar vektor B
5. Perkalian silang ( cross product ) adalah perkalian dua buah vektor yang menghasilkan
sebuah vektor.
6. Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol. Kesetimbangan sebuah benda diklasifikasikan menurut 3 kategori,
yaitu:
1. Kesetimbangan stabil
2. Kesetimbangan labil
3. Kesetimbangan netral
DAFTAR PUSTAKA