Kelompok 2 Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroba PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH LINGKUNGAN

TERHADAP MIKROBA
Dosen Pengampu : Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes.
Anggota kelompok 2

Mita Nur Imelda Eka


Kusumaningrum Wati
210210103001 210210103106

Nikaella Sabrina Ivant Fiqri Abdillah


210210103112 210210103042
TABLE OF CONTENTS
01 02 03
Lingkungan dan Faktor Abiotik Faktor Biotik
Mikroorganisme
PENGERTIAN
LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan tempat atau
rumah bagi mikroorganisme, benda hidup
dan mati, serta proses fungsional yang
mendukung.
Semua makhluk hidup bergantung pada lingkungan
sekitarnya untuk bertahan hidup. Hal ini sama
halnya dengan kehidupan mikroorganisme yang
hidupnya juga bergantung pada lingkungan sekitar.
Kemampuan mikroorganisme untuk hidup tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan yang biotik maupun
abiotik.
FAKTOR ABIOTIK
FAKTOR-FAKTOR ABIOTIK

TEMPERATUR pH KELEMBAPAN

SALINITAS OKSIGEN KONSENTRASI AIR


1. TEMPERATUR

Mikroba yang hidup di air


mempunyai toleransi yang
berbeda terhadap temperatur,
tergantung jenis mikrobanya dan
tingkat aklimatisasinya.
Walaupun mikroba dapat hidup
bertahan pada temperatur yang
tinggi tetapi pada tingkat tertentu
kenaikan temperatur
menyebabkan kematian. Karena
hal ini disebabkan oleh daya
tahan mikroba yang tidak sama.
3 Titik Temperatur yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Mikroorganisme (Temperatur Kardinal) :

1. Titik Temperatur Minimum, akan menyebabkan


mikroorganisme tidak dapat tumbuh karena membrannya
menjadi gelling dan proses transport melambat.
2. Titik Temperatur Optimum, akan menyebabkan reaksi enzim
maksimal yang berlangsung pada kecepatan maksimal
3. Titik Temperatur Maksimum, menyebabkan tidak terjadinya
pertumbuhan karena protein denaturasi dan sitoplasmid lisis.
Menentukan temperatur maut mikroba yaitu sebagai berikut:

1. Temperatur maut/Titik Kematian Termal (Thermal Death Point)


yaitu temperatur serendah-rendahnya yang bisa membunuh
mikroba berada di medium standar selama 10 menit pada
kondisi tertentu.
2. Laju Kematian Termal (Thermal Death Rate) adalah kecepatan
kematian mikroba yang diakibatkan oleh pemberian
temperatur. Hal ini karena tida semua spesies mati bersama-
sama pada suatu temperatur tertentu. biasanya spesies satu
tahan dengan pemasan sedangkan yang lainnya tidak tahan.
3. Waktu Kematian Termal (Thermal Death Time) adalah waktu
yang diperlukan untuk mematikan jenis mikroba.
Berdasarkan daerah aktivitasnya mikroba dibagi menjadi 3 golongan :

Mikroba psikrofil/ karyofil (oligotermik) adalah golongan mikroba


yang bisa tumbuh pada 0-30 derajat celsius, dengan temparatur
optimum 10-15 derajat celcius. Contohnya mikroba yang hidup di
tempat dingin daratan maupun lautan.
Berdasarkan daerah aktivitasnya mikroba dibagi menjadi 3 golongan :

Mikroba mesofil (mesotermik) adalah golongan mikroba yang bisa


hidup dengan baik pada temperatur 5-60 derajat celcius, sedang
temperatur optimumnya 25-40 derajat celcius. Umumnya mikroba
mesotermik hidup di alat pencernaan.

Sumber : google.com
Berdasarkan daerah aktivitasnya mikroba dibagi menjadi 3 golongan :

Mikroba termofil (politermik)


adalah golongan mikroba
yang tumbuh pada
temperatur 40-80 derajat
celcius dan temperatur
optimumnya 55-65 derajat
celcius. Golongan mikroba
ini terdapat di sumber-
sumber air panas dan
tempat lain yang
bertemperatur tinggi.
Berdasarkan daerah aktivitasnya mikroba dibagi menjadi 3 golongan :

Mikroba Hyperthermophile I :
Tumbuh pada lingkungan dengan suhu kisaran 65 hingga 98
derajat celcius, dengan titik optimal 88 derajat celcius. Contohnya
yaitu Thermococcus celor

Mikroba Hyperthermophile II:


Tumbuh pada lingkungan dengan suhu kisaran 90 hingga 110
derajat celcius. Contohnya yaitu Pyrolobus fumarii yang termasuk
Archea
2. pH

pH adalah derajat keasaman suatu larutan. Kebanyakan bakteri


tumbuh subur pada pH 6,5-7,5. Sangat sedikit bakteri yang
tumbuh dalam pH asam (dibawah pH 4). Hal ini yang
menyebabkan makanan tertentu dapat diawetkan dengan
penambahan suasana asam atau secara fermentasi.
Ada 3 kelas organisme yang ditandai dengan pH kisaran
pertumbuhannya :
a. Neutralophiles
b. Acidophiles
c. Alkaphiles
NEUTRALOPHILES

Neutrophils ini tumbuh


diantara pH 5 dan pH 8 yang
termasuk sebagian besar
patogen manusia. Contohnya
yang termasuk golongan
netralofil yaitu E.coli dan
Salmonella enterica,
menyesuakan metabolisme
mereka untuk
mempertahankan pH internal
sedikit di atas netralitas, Sumber : shorturl.at/cmyzB
tempat enzim berkerja paling
baik.
ACIDOPHILES

Acidophiles adalah bateri dan archaea yang hidup di lingkungan


asam. Mereka ini sering kemoautotrof (litotrof) yang mengoksidasi
logam teredusi dan menghasilkan asam kuat seperti asam sulfat.
sehingga , mereka tumbuh antara pH 0 dan pH 5.

Sumber : shorturl.at/avBR4 Sumber : shorturl.at/CRU07


ALKALIPHILES

Alkaliphiles ini menempati pada ujung spektrum pH yang


berlawanan tumbuh paling baik mulai dari pH 9 hingga pH 11.
Mereka ini biasanya ditemukan di danau soda garam yang
memiliki konsentrasi garam dan nilai.
3. KELEMBAPAN

Pada umumnya, pertumbuhan ragi dan bakteri memerlukan


kelembaban yang tinggi (lebih dari 85 derajat celcius). Pada jamur
dan aktinomises memerlukan kelembaban yang rendah, yaitu
dibawah 80 derajat celcius. Banyak mikroorganisme yang dapat
hidup dalam lingkungan yang kering dalam waktu lama, yaitu
seperti dalam bentuk spora, arthrospora, klamidospora, konidia,
dan juga kista. Proses pengeringan secara perlahan-lahan tersebut
dapat menyebabkan proses metabolisme terhenti.
4. SALINITAS

Salinitas dapat memperpanjang waktu generasi jamur maupun


bakteri. Salinitas juga menyebabkan perubahan pada mikroba baik
secara morfologis maupun fisiologis. Kondisi ini biasanya terjadi
pada mikroba yang hidup di perairan. Kehidupan mikroba di
perairan tergantung pada kemampuan mikroba bertahan terhadap
salinitas air tersebut. Perubahan salinitas menyebabkan
perubahan mekanisme reproduktif. Contohnya yaitu bakteri Vibrio
vulnificus yang lesi kulit.
5. OKSIGEN

Oksigen juga berperan penting dalam kelangsungan kehidupan


mikroba. Oksigen bisa menjadi akseptor terminal elektron pada
rantai transpor elektron yaitu sekelompok protein membran yang
protein membran yang mengubah energi menjadi nutrien yang
dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
Hubungan antara oksigen dan mikroba dapat dilihat dari posisi mikroba
tersebut pada suatu media seperti contohnya pada suatu tabung, bagian atas
yang berada dekat dengan udara merupakan bagian yang mendapat pasokan
oksigen lebih banyak sementara bagian bawah tabung mendapat pasokan lebih
sedikit. Beberapa mikroba ada yang tumbuh pada bagian atas tabung,
sementara sebagian lain tumbuh pada bagian bawah.
5. OKSIGEN

Oksigen dapat menjadi berbahaya bagi mikroba tertentu sebab


oksigen dapat menjadi superoksida. Superoksida ini kemudian
dapat terurai menjadi hidrogen peroksida (H2O2), molekul reaktif
lainnya. Besi, yang hadir sebagai kofaktor dalam beberapa enzim,
kemudian dapat menjadi katalisator reaksi dengan hidrogen
peroksida untuk menghasilkan hidroksil radikal beracun dalam
jumlah yang tinggi Semua molekul ini secara serius merusak DNA,
RNA, protein, dan lipid. Aerob, memiliki enzim seperti superoksida
dismutase (untuk menghilangkan super oksida) dan peroksidase
dan katalase (untuk menghilangkan hidrogen peroksida).
5. OKSIGEN

Setiap mikroorganise punya kebutuhan osigen berbeda :


1. Aerob : harus selalu ada osigen
2. Anaerob : tidak membutuhkan oksigen, kalau ada oksigen
maka akan menjadi racun
3. Facultatif-aerob : tumbuhnya akan merata dari dasar sampai
permukaan dengan bagian permukaan padat. Bisa tidak ada
oksigen, tetapi kalau ada oksigen akan lebih baik. Contohnya :
mikroorganisme fermentasi
4. Mikroaerofil : membutuhkan osigen tetapi tidak terlalu banyak
5. Aerotoleran-anaerob : daerah yang tidak ada oksigen atau ada
oksigen tetap rata epadatannya.
6. KONSENTRASI AIR

Umumnya mikroba akan dapat tumbuh dengan baik ketika


tekanan osmotik di lingkungannya sedikit lebih rendah dari
tekanan osmotik didalam sel nya. Pertumbuhan pada mikroba
dapat terhambat ketika mereka berada dalam larutan yang
hipertonis (konsentrasi cairan diluar sel lebih rendah daripada
konsentrasi cairan didalam sel). Hal ini dikarenakan mikroba yang
ditempatkan didalam suatu larutan yang hipertonik terhadap isi sel
akan menyebabkan mikroba tersebut mengalami plasmolisis.
Sedangkan jika mikroba ditempatkan di larutan yang hipotonis
(kandungan zat terlarut diluar sel lebih tinggi daripada zat yang
terlarut didalam sel) maka mikroba akan mengalami plasmoptisis,
7. TEKANAN HIDROSTATIK

Terdapat beberapa mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan


tekanan lebih dari 1208 kg/cm persegi, yang disebut sebagai
kelompok barofilik. Tekanan yang lebih tinggi tersebut dapat
menyebabkan beberapa reaksi kimia, namun tekanan yang lebih
dari 7500 kg/cm persegi dapat menyebabkan denaturasi protein.
8. TEKANAN OSMOSIS

Beberapa mikroba dapat menyesuaikan diri dengan tekanan


osmose yang tinggi. Hal tersebut bergantung pada larutan yang
dapat dibedakan osmofil dan halofil atau halodurik. Apabila bakteri
ditempatkan pada larutan hipertonik terhadap isi sel, maka bakteri
akan mengalami plasmolisis. Plasmolisis ini disebabkan oleh
larutan garam atau gula yang lebih pekat. Sedangkan bakteri yang
ditempatkan di dalam air suling, maka air akan masuk dan dapat
menyebabkan bakteri pecah atau disebut sebagai plasmoptisis.
Oleh karena itu, medium yang paling cocok untuk tempat hidup
bakteri yaitu lingkungan yang isotonik terhadap isi sel bakteri.
Berdasarkan tekanan osmose yg diperlukan, bakteri
terbagi menjadi 3 :

1. Mikroba osmofil, yaitu mikroba yg dapat tumbuh dan


beradaptasi dengan lingkungan dengan tekanan osmotik tinggi ,
seperti konsentrasi gula yang tinggi Contoh mikroba :
Saccharomyces cerevisiae
2. Mikroba halofil, yaitu mikroba yg dapat tumbuh pada kadar
garam halogen yg tinggi, dikarenakan memiliki kandungan KCL
yg tinggi ddidaalam selnya. Contoh : Kelompok archaebacteria
3. Mikroba halodurik adalah mikroba yg dapat tahan namun tetap
tidak dapat tumbuh pada kadar garam yg tinggi, kadar garamnya
dapat mencapai 30% Contoh : Bacillus sp.
FAKTOR BIOTIK
FAKTOR BIOTIK

KOMENSALISME MUTUALISME PARASITISME ANTIBIOSIS

SIMBIOSIS SINERGISME SINTROPISME


1. Komensalisme
Komensalisme merupakan
asosiasi yang sangat renggang,
dimana salah satu jenis
mendapatkan keuntungan
sedang lainnya tidak mendapat
keuntungan atau kerugian

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.mastah.or
g%2Fsimbiosis-komensalisme%2F&psig=AOvVaw3uWhzvvhsqIiEK-
4Qh95Lt&ust=1679054631334000&source=images&cd=vfe&ved=0CBA
QjRxqFwoTCODu0ou04P0CFQAAAAAdAAAAABAO
2. Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk
asosiasi dimana masing-masing
jenis mendapat keuntungan.
Sering simbiosis dipakai untuk
menyatakan bentuk assosiasi
yang mutualistik, tetapi
sekarang orang lebih banyak
menggunakan istilah
mutualisme. Sebagai contoh
mutualisme antara bakteri
https://informazone.com/simbiosis-mutualisme/ Rhizobium dengan polong-
polongan.
3. Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk
assosiasi diantara parasit
dengan jasad inang. Jasad
parasit yang obligat dapat
merusak jasad inang dan pada
akhirnya memusnahkan.
Keadaan ini dapat pula https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fmmc.tirto.id%2Fimage%2F2021%2F11%
2F29%2Filustrasi-penyakit-panu-istock_ratio-
16x9.jpg&tbnid=xoYbHY2EEkVDWM&vet=12ahUKEwib4_baueD9AhXJitgFHXGiBVAQMygLegUIA

memusnahkan (menyelapkan) RDDAQ..i&imgrefurl=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fmengenal-penyakit-panu-penyebab-gejala-dan-


obat-alaminya-
glLX&docid=FDEZe6Yae_rRqM&w=3000&h=1688&q=jamur%20panu%20dengan%20manusia&ved

parasitnya sendiri, karena jasad


=2ahUKEwib4_baueD9AhXJitgFHXGiBVAQMygLegUIARDDAQ

inang sebagai sumber


kehidupannya.
4. Simbiosis
Simbiosis ialah asosiasi antara dua atau lebih jasad (mikrobia)
di mana satu jenis (spesies) di antara jasad yang berasosiasi
tersebut mendapat keuntungan, Sedangkan jasad yang lain
mungkin mengalami kerugian atau tidak, tergantung pada
macamnya simbiose. Simbiose dapat dibedakan tiga macam,
ialah komensalisme, mutualisme, dan parasitisme.
5. Sinergisme
Sinergisme ialah suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan
terjadinya suatu kemampuan untuk melakukan perubahan
kimia tertentu dalam suatu subtrat atau medium. Tanpa
sinergisme masing-masing mikkrobatidak mampu melakukan
perubahan tersebut.
6. Antibiosis
Antibiosis disebut juga antagonisme atau amensalisme ialah
suatu bentuk asosiasi antara jasat (mikkroba) yang
menyebabkan salah satu pihak dalam asosiasi tersebut
terbunuh. tErhambat pertumbuhannya atau mengalami
gangguan-gangguan yang lain. Contohnya adanya
pembentukan toksindan sat-sat antibiotika oleh salah satu
mikroorganisme pada suatu asosiasi.
7. Sintropisme
Sintropisme disebut juga nutrisi bersama atau mutualnutrition
ialah bentuk asosiasi yang lebih komplek. sebab biasanya
terdiri atas berjenis-jenis mikroorganisme yang satu dengan
yang lainnyaakan saling menstimulasi kegiatan
(pertumbuhan)-nya misalnya mikrobia jenis pertama akan
menguraikan suatu subtrad yang hasilnya dapat digunakan
dan di uraikan oleh mikrobia jenis kedua dan yang hasil
hasilnya dapat digunakan oleh mikrobia jenis ketiga dan
seterusnya yang hasil hasilnya akhirnya dapat menstimulasi
kegiatan mikrobia jenis pertama.
Mengendalikan Pertumbuhan Dengan Beberapa Faktor

1. Sterilisasi : membunuh atau menghilangkan semua


mikroorganisme
2. Dekontaminasi : membatasi atau menghambat pertumbuhan
mikroba
3. Disinfeksi : membunuh hanya khusus yang patogen saja
menggunakan desinfektan

Mengendalikan Pertumbuhan Dengan Beberapa Faktor

1. Panas
2. Radiasi mengawetkan dengan UV
3. Filtrasi : beberapa medium yang tidak dipanaskan disaring
terlebih dahulu
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Kudis kan suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, nah


lingkungan seperti apa sehingga orang terkena kudis? (Fajrin
Diva Nur Faizah 210210103008)
Jawab : Kudis, atau scabies, adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau
tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke
dalam kulit untuk bertelur, sehingga menyebabkan rasa
gatal. Timbulnya rasa gatal dan keinginan menggaruk
dapat lebih parah di malam hari. Umumnya kudis
disebabkan pada lingkungan yang hidup berkelompok
seperti pesantren (seperti penggunaan handuk yang
sama), tempat penitipan anak dan lain sebagainya (Mita
Nur Kusumaningrum 210210103001)
PERTANYAAN DAN JAWABAN

2. Mikroba dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan daerah aktifitasnya,


bagaimana masing-masing karakteristik dari contoh mikroba dari masing-
masing golongannya? (Annisa Askia 210210103086)
Jawab :
a. Bakteri Thermofilik memiliki karakteristik tidak dapat tumbuh pada suhu
tubuh. Memiliki protein Chaperonin yang mempertahankan struktur
fungsional sel yang berbentuk seperti donat.Contoh: Vibrio sp. Dan
Pseudomonas sp.
b. Bakteri Mesofilik dapat menjadi patogen manusia dan banyak terdapat di
dalam air. Contoh: Escherichia coli
c. Bakteri Psikrofilik dapat hidup pada temperatur -5 sampai -20 derajat.
Contohnya : Proteus sp
PERTANYAAN DAN JAWABAN

3. Pada tenggorokan terdapat streptacocus yang tdk bisa


terkena asam, terus bagaimana kalau kita minum 1000 uc kan
asam dan trs bagaimana keadaan bakteri nya? (Paramitha
Kartika Dewi 210210103
Jawab : Bakteri akan tetap hidup, karena minuman tersebut
hanya melewati tenggorokan saja dan bakteri tersebut tidak
mengendap dengan minuman tersebut sehingga bakteri tetap
hidup. Disarankan berkumur dengan air garam dikarenakan
dapat membantu melapisi dan melembabkan selaput
tenggorokan, sehingga berkurangnya rasa nyeri pada
tenggorokan (Ivant Fiqri Abdillah 210210103042)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
4. Tadi di ppt dijelaskan bahwa mikroba tdk bs bertahan hidup pada ph
asam, lalu bagaimana dengan mikroba yang ada di dalam lambung?
sedangkan kondisi lambung adalah asam karena adanya asam lambung.
apakah mungkin ada mikroba yang dapat hidup disana? jika ada, apa
mikroba tsb dan mengapa mikroba tsb bs bertahan hidup di ph asam?
(Isnaeni Tri Hanifa 210210103048)
Jawab : Terdapat bakteri yang dapat di lambung yaitu bakteri Helicobacter
pylori (Ivant Fiqri A/042). Bakteri H.pylori paling suka dengan derajad
keasaman (pH) yang mendekati netral yakni pH 6.7-7.0. Secara normal,
lambung menghasilkan asam lambung membuat derajad keasaman (pH)
lambung berkisar antara 1.0-2.0. Pada pH yang sangat asam tersebut,
bakteri H. pylori tidak dapat bertahan hidup. Agar dapat berkembang biak
pada lambung, bakteri H.pylori menghasilkan senyawa urease yang
menghasilkan amonia dan dapat meningkatkan pH lambung sehingga
H.pylori dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada lambung. (Imelda
Eka Wati 210210103106)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
5. Bakteri yang hidup di lingkungan ekstrim seperti kawah gunung berapi kenapa bisa
bertahan hidup sumber nutrisi yang digunakan itu apa kok bisa bertahan pada kondisi seperti
itu dan termasuk golongan mikroba apa? Klo ada contoh e bisa disebutkan? (Anggun Restu
210210103026)
Jawab : Kelompok bakteri yang hidup di termofil ekstrem, hidupnya pada perairan bersuhu
tinggi (thermo= panas). Sesuai dengan namanya, bakteri termofil adalah jenis Archaebacteria
yang bisa bertahan hidup dalam lingkungan panas dan asam seperti kawah gunung berapi
dan mata air bersulfur. Bakteri ini hidup dengan menggunakan hidrogen dan sulfur anorganik
sebagai sumber energinya, dimana suhu optimum yang dibutuhkan oleh bakteri ini adalah 60
degree C space minus sign space 80 degree C. Salah satu contoh bakteri ini adalah genus
Sulfolobus yang hidup menempati mata air sulfur di Yellowstone National Park, Amerika
Serikat yang bersuhu 105 degree C. Sulfolobus mendapatkan energi dengan cara
mengoksidasi sulfur untuk dapat mempertahankan hidupnya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa alasan bakteri yang ditemukan di kawah gunung berapi yang sangat
panas dapat bertahan hidup karena bakteri tersebut hidup dengan menggunakan hidrogen
dan sulfur anorganik sebagai sumber energinya. (Mita Nur Kusumaningrum 210210103001)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
6. Perubahan salinitas menyebabkan perubahan mekanisme reproduktif. Contohnya
yaitu bakteri Vibrio vulnificus yang lesi kulit. Dari pertanyaan itu maksud dari perubahan
mekanisme reproduktif, lalu mekanisme perubahan dari bakteri Vibrio vulnificus? (Seli
Cahyaning Wulan 200210103129)
Jawab : Salinitas menyebabkan perubahan morfologi dan fisiologis mikroba. Yang
dimaksud dengan salinitas menyebabkan perubahan mekanisme reproduktif, yaitu yang
dimaksudkan bahan sel-selnya dapat tumbuh walaupun tidak dapat membelah. Bakteri
dari genus Vibrio merupakan bakteri halofilik bersifat patogen misalnya Vibrio vulnificus
berasal dari air laut. Bakteri ini dapat menyebabkan lesi kulit yang hebat pada orang
yang menangani kerang atau hewan laut lainnya, dan kadang-kadang juga dapat
menyebabkan enteritis, bakterimia, dan kematian pada orang yarrg lemah atau berusia
lanjut. Beberapa vibrio lainnya juga menyebabkan penyakit pada manusia seperti Yibrio
mimicus menyebabkan diare setelah memakan makanan laut yang belum dimasak,
biasanya tiram mentah. (Nikaella Sabrina 210210103112)
REFERENCES
□ Waluyo , L. 2016. Edisi Revisi Mikrobiologi Umum.
Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Do you have any questions?
[email protected]
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and it includes


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai