Laporan Anggaran Bop
Laporan Anggaran Bop
Laporan Anggaran Bop
Dosen Pengampu :
Eka Rosalina,
SE.,M.Si.Ak
Disusun Oleh :
Kelompok 2 2A D3 Akuntansi
1. Bima Satri (2101072053)
2. Anisa Rahmawati (2101072044)
3. Fadhil Septio Helmi (2101072059)
2023-2024
A. PENGERTIAN
Biaya Overhead Pabrik atau BOP adalah biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja
tidak langsung serta semua biaya produksi lainnya yang tidak dapat diidentifikasikan dengan
mudah dibebankan secara langsung pada pesanan tertentu atau produk tertentu.
Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja (ini untuk perusahaan yang proses produksinya berdasarkan metode harga
pokok proses)
Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya produksi kecuali biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung (ini untuk perusahaan yang proses produksinya berdasarkan
metode harga pokok pesanan)
Anggaran biaya overhead pabrik adalah suatu perencanaan yang terperinci mengenai
biaya –biaya tidak langsung yang dikeluarkan sehubungan dengan proses produksi selama
periode yang akan dating ,meliputi jenis biaya, waktu,serta tempat (departemen) dimana
biaya itu terjadi.
1. Menurut sifatnya
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan
c. Biaya tenaga kerja tidak langsung
d. Biayayang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap
e. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai
2. Menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
a. Biaya overhead pabrik tetap
b. Biaya overhead pabrik variabel
c. Biaya overhead pabrik semi variabel
3. Menurut hubungannya dengan departemen
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen
Yaitu BOP yang terjadi dalam departementertentu dan manfaatnya hanya dinikmati
oleh departemen tersebut.Contoh : biaya gaji mandor dalam departemen
produksi,biaya depresiasi mesin ,biaya bahan penolong.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
Yaitu BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh :
biaya depresiasi,pemeliharaan ,asuransi gedung pabrik dimana pabrik digunakan oleh
beberapa departemen produksi.
E. PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tarif BOP yang telah ditentukan dimuka kemudian digunakan untuk membebankan
BOP kepada produk yang diproduksi
· Jika perusahaan menggunakan metode fill costing didalam penentuan harga pokok
produksinya ,produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya
overhead pabrik variabel dan tarif BOP tetap.
· Jika perusahaan menggunakan metode variabel costing didalam penentuan harga pokok
produksinya ,produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya
overhead pabrik variabel .
Dalam merode variabel costing,BOP tetap tidak diperhitungka sebagai unsure biaya
produksi,sehingga tidak diperhitungkan sebagai unsur harga pokok persediaan produk jadi
maupun persediaan produk dalam proses.Biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan sebagai
biaya periode dan langsung digunakan untuk mengurangi pendapatan penjualan dalam
periode yang bersangkutan.
PT ABC
Anggaran BOP untuk tahun 2012
Atas dasar kapasitas normal 75.000 jam mesin
No Jenis Biaya Tetap / Jumlah
Rekening Variabel
5101 Biaya bahan penolong V Rp. 1.050.000,-
5102 Biaya listrik V Rp. 1.450.000,-
5103 Biaya bahan bakar V Rp. 750.000,-
5104 Biaya tenaga kerja tidak langsung V Rp. 1.500.000,-
T Rp. 2.000.000,-
5105 Biaya kesejahteraan karyawan T Rp. 1.500.000,-
5106 Biaya reparasi dan pemeliharaan V Rp. 500.000,-
T Rp. 500.000,-
5107 Biaya asuransi gedung T Rp. 600.000,-
5108 Biaya depresiasi T Rp. 800.000,-
V Rp. 5.300.000,-
Jumlah
T Rp.5.400.000,-
Jumlah Total Rp. 10.700.000,-
Untuk mencatat selisih BOP tersebut ,perlu dibuat jurnal sebagai berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening BOP yang dibebankan ke rekening BOP
sesungguhnya BOP yang dibebankan Rp. 10.500.000,-
BOP sesungguhnya Rp. 10.500.000,-
b. Jurnal untuk selisih BOP
Selisih BOP Rp. 200.000,-
BOP sesungguhnya Rp. 200.000,-
Pengumpulan BOP sesungguhnya dalam metode variabel
costing
Karena dalam metode variabel costing BOP tetap sesungguhnya dibebankan sebagai biaya
dalam periode terjadinya ,tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi maka BOP
sesungguhnya yang telah dicataat dalam rekening BOP sesungguhnya kemudian dipecah
menjadi 2 kelompok biaya : BOP variabel sesungguhnya dan BOP tetap sesungguhnya
Jurnal :
BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000,-
Persediaan bahan penolong Rp. 1.100.000,-
Persediaan bahan bakar Rp. 750.000,-
Gaji dan upah Rp. 3.500.000,-
Persediaan suku cadang Rp. 500.000,-
Persekot asuransi gedung Rp. 600.000,-
Akumulasi depresiasi mesin Rp. 800.000,-
Kas Rp. 3.450.000,-
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pemisahan BOP yang sesungguhnya terjadi menurut
perilakunya :
BOP variabel sesungguhnya Rp. 5.300.000,-
BOP tetap sesungguhnya Rp. 5.400.000,-
BOP sesungguhnya Rp. 10.700.000,-
Selisih BOP variabel Rp. 137.500,- dan jumlah ini disebut selisih pengeluaran
variabel.Karena metode variabel costing tidak membebankan BOP tetap kepada produk,maka
tidak ada selisih yang dihitung yang bersangkutan dengan kapasitas.
1. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk
tahun anggaran
2. Penaksiran BOP tak langsung departemen
Biaya tak langsung departemen-departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi
tertentu,yaitu :
1. Soal
Data tahunan yang tersedia dari PT. AMOR adalah sbb :
a. Biaya overhead pabrik (BOP)
Departement Sifat Jumlah Biaya (Rp) Tingkat Kegiatan
a. Perakitan Produksi 4.000.000 10.000 DMH
b. Penyelesaian Produksi 2.000.000 5.000 DLH
c. Bengkel Jasa 1.000.000 1.000 DRH
d. Diesel Jasa 1.000.000 1.000 KWH
Diminta :
1) Menentukan persamaan yg berlaku utk kedua Departemen Jasa!
2) Menghitung besarnya BOP Netto masing-masing Departemen Jasa setelah saling
memberidan menerima jasa masing-masing!
3) Menghitung besarnya BOP keseluruhan masing-masing Departemen Produksi!
4) Menentukan tarif BOP masing-masing Departemen Produksi per DMH dan per DLH!
2. Jawaban
1) Persamaan aljabar utk BOP masing-masing Dept. Jasa setelah saling memberi &
menerima jasa adalah :
X = a1 +b1Y
Y = a2 + b2X
Keterangan:
X = BOP dept. jasa bengkel setelah menerima alokasi BOP dari dept. jasa diesel.
Y = BOP dept. jasa diesel setelah menerima alokasi BOP dari dept. jasa bengkel.
a1 = BOP dept. jasa bengkel sebelum menerima alokasi BOP dari dept. jasa
diesel. a2 = BOP dept. jasa diesel sebelum menerima alokasi BOP dari dept. jasa
bengkel. b1 = Prosentase penggunaan jasa dept. jasa diesel oleh dept. jasa
bengkel.
b2 = Prosentase penggunaan jasa dept. jasa bengkel oleh dept. jasa diesel.
X - 0.02 X = 1.100.000
0.98 X = 1.100.000
X = 1.122.448,979 = 1.122.449
X = 1.000.000 + 0.1 Y
1.122.449 = 1.000.000 + 0.1 Y
1.122.449 - 1.000.000 = 0.1 Y
122.449 = 0.1 Y
Y = 1.224.489,79 = 1.224.490
Dept. Diesel
612.245
50/90 x Rp 1.102.041
489.796
50/90 x Rp 1.102.041
5.061.224,5 2.938.775,5
Jumlah BOP Keseluruhan