PERDA NO 9 Tahun 2012 TTG RPJMD 2012 2016 PDF
PERDA NO 9 Tahun 2012 TTG RPJMD 2012 2016 PDF
PERDA NO 9 Tahun 2012 TTG RPJMD 2012 2016 PDF
BUPATI LANDAK,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Landak.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Landak yang selanjutnya
disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Landak.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disebut SKPD adalah
Dinas/Badan/Kantor/Unit Kerja Pemerintah Daerah.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat
Bappeda adalah Bappeda Kabupaten Landak.
7. Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa depan yang tepat,
melalui skala prioritas, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia
yang dilaksanakan oleh semua komponen dalam rangka mencapai visi, misi
dan tujuan, yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) ta-
hun.
9. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut
Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan
untuk periode 1 (satu) tahun.
11. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang
selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-
SKPD) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
12. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manjemen yang dimaksudkan
untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.
13. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar.
BAB II
SISTEMATIKA RPJMD
Pasal 2
BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RPJMD
Pasal 6
(1) Pengendalian pelaksanaan RPJMD dilakukan oleh Bappeda.
(2) Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisa hasil pelaksanaan RPJMD.
Pasal 7
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini,
akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Ngabang
pada tanggal 19 November 2012
BUPATI LANDAK,
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LANDAK,
LUDIS
I. UMUM
Pasal 1
Angka 1
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Cukup jelas.
Angka 7
Cukup jelas.
Angka 8
Cukup jelas.
Angka 9
Cukup jelas.
Angka 10
Cukup jelas.
Angka 11
Cukup jelas.
Angka 12
Cukup jelas.
Angka 13
Input adalah masukan – masukan berupa SDM, SDA, Dana,
serta Program Pusat, Provinsi dan Daerah.
Output merupakan produk akhir dari suatu proses
kegiatan/Input.
Hasil (Outcome) merupakan manfaat yang diperoleh dari
Output/produk yang dihasilkan.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan RPJMD untuk menilai
Efisiensi, Efektivitas, Manfaat, dampak dan keberlanjutan program.
- Efisiensi adalah: merupakan perbandingan antara Input dan
Output, semakin besar Output dibanding Input sekunder, maka
semakin efisien pelaksanaan RPJMD.
- Efektivitas adalah : apabila pelaksanaan RPJMD mencapai
tujuan dan sasaran yang diinginkan.
- Manfaat adalah : apabila segala sesuatu yang sudah
direncanakan yang tertuang dalam RPJMD dapat digunakan dan
dijadikan acuan untuk melaksanakan suatu program kegiatan
- Dampak adalah : rencana program kegiatan yang sudah
direncanakan akan dapat memberikan nilai tambah kepada
kelompok sasaran.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................... 2
1.3. Landasan Hukum........................................................................ 3
1.4. Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. 6
1.4.1 RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Landak 2007 - 6
2027................................................................................
1.4.2 RPJMD dengan RTRW Kabupaten Landak 2012 - 6
2032................................................................................
1.4.3 RPJMD dengan Renstra SKPD Kabupaten 6
Landak............................................................................
1.4.4 RPJMD dengan RKPD Kabupaten Landak.................. 7
1.5 Kerangka Pikir dan Sistematika Penulisan............................... 7
1. LATAR BELAKANG
2.1 Maksud
2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016
adalah sebagai berikut :
a. menjabarkan visi, misi, agenda pembangunan dan program
Bupati/Wakil Bupati Landak ke dalam arah kebijakan dan program
pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016;
b. menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Landak dalam menentukan
prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan
dengan sumber dana APBD Kabupaten Landak, APBN dan sumber
dana lainnya;
c. mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi
pembangunan baik antar SKPD, antar Pemerintah Kabupaten/Kota,
antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta
antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat;
d. menyediakan tolok ukur untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi
kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak;
e. menciptakan iklim pemerintahan yang aman dan kondusif dalam
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;
f. mengoptimalkan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Daerah,
swasta dan masyarakat.
3. LANDASAN HUKUM
Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016,
peraturan perundangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah :
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Landak (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3823);
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
e. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang–undangan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
f. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4410);
g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
h. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1137), sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
i. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
j. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
k. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
l. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
n. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
o. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
p. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
q. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
r. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
s. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
t. Peraturan Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
u. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Menteri Keuangan No. 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M
PPN/04/2010, No. PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-
2014;
v. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 8 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2008 – 2013;
w. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 15 Tahun 2008 tentang
Penetapan Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Landak ( Lembaran Daerah Kabupaten Landak
Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak
Nomor 13 );
Gambar 1.1.
Hubungan RPJMD dan Dokumen Perencanaan Lainnya
Alur Pikir integrasi RPJM Kabupaten Landak Tahun 2012 – 2016 dengan
proses penganggaran adalah sebagai berikut :
Gambar .1.2
Hubungan RPJMD dan Proses Penganggaran
RKP
Pedoman Diacu
BAB. 1 PENDAHULUAN
BAB. 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB. 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN
BAB. 4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB. 5 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB. 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB. 7 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB. 8 RENCANA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN
PENDANAAN
BAB. 9 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB.10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB.11 PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Landak Per Kecamatan
Tabel 2.2.
Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Area dan Jumlah Desa di
Kabupaten Landak
No Nama Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Area (Km2) Jml Dusun Jml Desa
1 Sebangki Sebangki 885,60 27 5
2 Ngabang Ngabang 1.996,90 74 19
3 Sengah Temila Pahauman 1.963,00 69 14
4 Mandor Mandor 455,10 56 17
5 Menjalin Menjalin 322,90 26 8
6 Mempawah Hulu Karangan 716,10 52 17
7 Menyuke Darit 867,96 71 16
8 Meranti Meranti 372,34 25 6
9 Kuala Behe Kuala Behe 968,00 28 11
10 Air Besar Serimbu 1.361,20 34 16
11 Jelimpo Jelimpo 843,80 43 13
12 Sompak Sompak 219,76 21 7
13 Banyuke Hulu Simpang Tiga 270,52 29 7
Jumlah 9.909,10 555 156
Sumber: Bappeda, 2008
2.1.2. Penduduk
Tabel: 2.3.
Jumlah Penduduk Beradasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.4.
Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin
Kabupaten Landak Tahun 2010
Gambar 2.2.
Piramida Penduduk Kabupaten Landak
Tahun 2010
Tabel 2.5.
Kepadatan Penduduk per Km2 Kabupaten Landak Tahun 2006
Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Jumlah Luas Wilayah (km2)
per km2
1 Sebangki 16.730 885,60 19
2 Ngabang 60.583 1.148,10 53
3 Sengah Temila 53.493 1.963,00 27
4 Mandor 28.387 455,10 62
5 Menjalin 18.598 322,90 58
6 Mempawah Hulu 32.782 498,30 66
7 Menyuke 25.716 594,20 43
8 Meranti 9.080 372,30 24
9 Kuala Bahe 13.650 968,00 14
10 Air Besar 21.924 1.361,20 16
11 Sompak 13.581 219,80 62
12 Jelimpo 23.338 848,80 27
13 Banyuke Hulu 11.864 273,80 43
Jumlah 329.649 9.909,10 33
Sumber : Sensus Penduduk 2010
Tabel 2.6.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia
0–4 28.784
5–9 36.850
10 – 14 37.451
15 – 19 35.607
20 – 24 39.369
25 – 29 35.084
30 – 34 30.148
35 – 39 23.767
40 – 44 20.879
45 – 49 16.238
50 – 59 14.582
60 – 64 8.742
65 – 69 6.504
70 – 74 4.599
> 75 5.022
Jumlah 343.626
Sumber: Data Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil
Tabel 2.7.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
2.1.5.Iklim
Tabel 2.10.
Kecepatan Angin dan Suhu Udara Tahun 2000 - 2009
Kecepatan Angin
Suhu Udara (ᵒC)
No Bulan (knots/jam)
Maksimum Rerata Maksimum Minimum Rerata
1 Januari 16 3 31,3 22,5 25,7
2 Pebruari 12 3 31,0 21,2 26,1
3 Maret 10 2 31,6 21,6 26,1
4 April 22 3 32,6 22,8 26,6
5 Mei 12 2 32,6 23,4 26,9
6 Juni 10 2 32,6 23,1 26,9
7 Juli 12 3 32,8 21,2 26,5
8 Agustus 12 3 32,7 22,0 26,6
9 September 12 3 32,4 20,2 26,2
10 Oktober 10 3 31,8 21,6 26,2
11 Nopember 10 3 31,9 22,6 26,4
12 Desember 24 3 32,1 22,2 26,3
Rata-rata 13,5 3 32,1 22,1 26.4
Sumber : Stasiun Metereologi dan Geofisika, Jungkat Kabupaten Pontianak, 2010.
Tabel 2.11.
Prosentase Penyinaran Matahari Per Hari Per Tahun 2000 - 2009
1. Geologi
Tabel 2.12.
Struktur Geologi di Kabupaten Landak
2. Jenis Tanah
Ditinjau dari struktur dan jenis tanahnya, Kabupaten Landak memiliki
beberapa jenis tanah diantaranya jenis tanah OGH (orgosol, gley dan
humus), Aluvial, Podsolot Merah Kuning, Podsol dan Latosol. Adapun
untuk jenis tanah PMK (podsolet merah kuning) merupakan jenis tanah
yang mendominasi lahan.
Tanah Aluvial
Jenis Tanah Aluvial memiliki warna kelabu sampai kelabu kekuningan
dan kecoklatan, sering berglei bertotol kuning, coklat dan merah.
Tekstur tanah ini bervariasi dari lempung hingga liat, berlapis debu dan
pasir. Lapisan atas jenis tanah ini masih selalu mendapat bahan
tambahan yang kadang mengandung zat organik. Umumnya lahan
dengan jenis tanah aluvial selalu tetap dalam keadaan basah karena
sebagian dipengaruhi oleh genangan air (berkala atau menetap) atau
limpahan banjir.
Podsol
Tanah podsol merupakan tanah bermineral yang mempunyai
perkembangan profil dengan tekstur pasir kuarsa, sangat masam dan
sangat kurus dengan kemapuan pertukaran katioan yang sangat
rendah. Tanah podsol terbentuk dari endapan pasir kuarsa dengan
tanah disekitarnya bergambut dan masam.
Latosol
Jenis tanah latosol merupakan jenis tanah mineral yang sudah
memiliki perkembangan profil. Horison tanah ini terselubung, berwarna
coklat, merah hingga kuning dengan tekstur liat dan struktur remah
hingga bergumpal lemah konsistensi gembur.
Untuk lebih jelasnya, luasan jenis tanah di Kabupaten Landak dapat
dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13.
Jenis Tanah di Kabupaten Landak
LUAS
No KECAMATAN JENIS TANAH
Km2 %
1 Mempawah Hulu Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 148.34 1.50
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 514.98 5.20
2 Sengah Temila Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 953.36 9.62
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 26.86 0.27
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 72.47 0.73
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 231.66 2.34
3 Banyuke Hulu Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 128.40 1.30
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 129.56 1.31
4 Menyuke Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 82.37 0.83
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 434.87 4.39
Latosol (Batuan Beku) 161.06 1.63
5 Sompak Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 277.46 2.80
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 25.64 0.26
6 Menjalin Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 75.65 0.76
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 198.81 2.01
Podsol (Batuan Endapan) 131.63 1.33
7 Air Besar Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 173.90 1.76
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 1600.75 16.16
8 Jelimpo Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 515.82 5.21
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 98.17 0.99
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 276.38 2.79
9 Meranti Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 225.37 2.27
Latosol (Batuan Beku) 157.44 1.59
10 Kuala Behe Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 250.64 2.53
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 188.43 1.90
11 Mandor Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 76.60383 0.77
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 146.7956 1.48
Podsol (Batuan Endapan) 337.4767 3.41
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 10.54709 0.11
12 Sebangki Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 25.98753 0.26
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 53.84673 0.54
Podsol (Batuan Endapan) 3.32817 0.03
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 434.0915 4.38
13 Ngabang Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 828.11 8.36
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 560.99 5.66
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 240.81 2.43
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 109.86 1.11
Jumlah 9909.01 100.00
Sumber : Hasil Pemetaan Peta Jenis Tanah.
2. Banjir
Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor manusia.
Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan morfologi wilayah yang
berupa dataran, kerapatan dan jenis penggunaan lahan, curah hujan
yang tinggi sehingga ketika terjadinya hujan aliran sungai atau debit
sungai akan meningkat/meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh
terhadap terjadinya banjir karena adanya penggundulan hutan di
daerah hulu, sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran
sungai. Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah.
Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya atau
seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian drainase ini sangat
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah lainnya seperti lereng, tekstur
tanah, konsistensi/porositas tanah.
Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa, daerah
tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air. Tanggul sungai
dan sempadan sungai yang sudah rusak dan tidak dapat berfungsi
menahan luapan air, akan mempermudah aliran menyebar ke kiri
kanan sungai. Sebaran kawasan berpotensi banjir terdapat pada
daerah yang mempunyai karakter rawa dan jenis tanahnya
organosol/gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di sepanjang
sempadan sungai di Kabupaten Landak.
3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan terjadi karena faktor alam dan faktor manusia.
Faktor alam biasa terjadi pada musim kemarau ketika cuaca sangat
panas. Namun, sebab utama dari kebakaran adalah pembukaan lahan
yang meliputi:
Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke
lahan lain. Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh
masyarakat maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan
dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran
tersebut sulit terkendali. Pembukaan lahan dilaksanakan untuk
usaha perkebunan, HTI, pertanian lahan kering, sonor dan mencari
ikan. Pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah
rawa/gambut;
Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran,
misalnya di lahan bekas HPH dan di daerah yang beralang-alang;
Konflik antara pihak pemerintah, perusahaan dan masyarakat
karena status lahan sengketa perusahaan-perusahaan kelapa sawit
kemudian menyewa tenaga kerja dari luar untuk bekerja dan
membakar lahan masyarakat lokal yang lahannya ingin diambil alih
oleh perusahaan, untuk mengusir masyarakat. Kebakaran
mengurangi nilai lahan dengan cara membuat lahan menjadi
terdegradasi, dan dengan demikian perusahaan akan lebih mudah
dapat mengambil alih lahan dengan melakukan pembayaran ganti
rugi yang murah bagi penduduk asli;
Dalam beberapa kasus, penduduk lokal juga melakukan
pembakaran untuk memprotes pengambil-alihan lahan mereka oleh
perusahaan kelapa sawit;
Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah, sehingga
terpaksa memilih alternatif yang mudah, murah dan cepat untuk
pembukaan lahan; dan
Kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang melang-
gar peraturan pembukaan lahan.
Penyebab kebakaran lain, antara lain:
Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau
yang panjang;
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok
secara sembarangan; dan
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut
yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau.
Hutan-hutan tropis basah yang belum terganggu umumnya benar-
benar tahan terhadap kebakaran dan hanya akan terbakar setelah
periode kemarau yang berkepanjangan. Sebaliknya, hutan-hutan yang
telah dibalak, mengalami degradasi, dan ditumbuhi semak belukar,
jauh lebih rentan terhadap kebakaran. Kawasan persebaran rawan
kebakaran hutan terdapat dibeberapa titik pada kawasan hutan dan
rawa/gambut di Kabupaten Landak.
Tabel 2.15.
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Landak Tahun 2009
Tabel 2.16.
Penyebaran Potensi Bahan Tambang di Kabupaten Landak
2.1.10. Pariwisata
Pariwisata pada saat ini dapat dijadikan sebagai sektor pengerak
perekonomian atau dapat menambah PAD (Pendapatan Asli Daerah) jika dapat
termanfaatkan dengan benar. Untuk menjadi pengerak perekonomian, sektor
pariwisata seharusnya sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
sehingga menjadi komoditi yang terkelola dengan baik, di Kabupaten Landak
terdapat beberapa obyek wisata yang telah teridentifikasi yang berpotensi untuk
dikembangkan, sehingga wisata bahari yang belum tergali masih banyak,
adapun lokasi pariwisata di Kabupaten Landak, dapat dilihat pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17.
Objek Wisata di Kabupaten Landak Tahun 2010
Sarana / Jenis
Lokasi Dari Ngabang Dari Pontianak Ke
No Nama Objek Wisata Sarana Angkutan Prasarana Objek
Desa/Kecamatan Ke Lokasi Lokasi
Pendukung Wisata
Desa Antan Rayan Mobil/ Sepeda
1. Air Terjun Pangaak 38 km 160 km - Alam
Kec. Ngabang Motor
Air Terjun Angan Jelimpo Mobil/ Sepeda
2. 17 km 194 km - Alam
Tembawang Kec. Jelimpo Motor
Desa Mungguk Mobil/ Sepeda
3. Air Terjun Sentagung 12 km 201 km - Alam
Kec. Ngabang Motor
Keraton Ismahayana Desa Raja Mobil/ Sepeda
4. 1 km 179 km - Sejarah
Ngabang Kec. Ngabang Motor
Desa Raja Mobil/ Sepeda
5. Makam Raja Landak 1,5 km 179 km - Sejarah
Kec. Ngabang Motor
Desa Perbua Mobil/ Sepeda
6. Air Terjun Banangar 78 km 255 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
7. Air Terjun Remabo Desa Skendal 67 km 244 km Mobil/ Sepeda - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Jambu Mobil/ Sepeda
8. Riam Jambu 58 km 232 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
9. Goa Kelelawar 69 km 246 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
10. Goa Sanjan 69 km 246 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
11. Air Terjun Morban 73 km 250 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Merayuh Mobil/ Sepeda
12. Air Terjun Entilis 78 km 255 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
13. Air Terjun Trinting 84 km 261 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Sepangah Mobil/ Sepeda
14. Air Terjun Ringin 57 km 234 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Air Terjun Ampar Desa Merayuh Mobil/ Sepeda
15. 77 km 254 km - Alam
Ensot Kec. Air Besar Motor
Desa Antan Rayan Mobil/ Sepeda
16. Air Terjun Ampar Jawa 38 km 160 km - Alam
Kec. Ngabang Motor
Desa Merayuh Mobil/ Sepeda
17. Pagung Banban 76 km 253 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Bentiang Mobil/ Sepeda
18. Danau Niut 218 km 315 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Dange Aji Mobil/ Sepeda
19. Air Terjun Badawat 84 km 274 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Bentiang Mobil/ Sepeda
20. Air Terjun Pemayong 68 km 246 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Rumah Betang Desa Saham Mobil/ Sepeda
21. 52 km 151 km - Budaya
Saham Kec. Sengah Temila Motor
Desa Keranji Birah
Mobil/ Sepeda
22. Riam Sabadak sebatih 50 km 149 km - Alam
Motor
Kec. Sengah Temila
Panorama Gunung Desa Poloant/ Asong Mobil/ Sepeda
23. 46 km 134 km - Alam
Sehak KecSEngah Temila Motor
Senakin Mobil/ Sepeda
24. Riam Solakng 57 km 158 km - Alam
Kec. Sengah Temila Motor
Mandor Mobil/ Sepeda
25. Makam Juang Mandor 76 km 146 km - Sejarah
Kec. Mandor Motor
Desa Jarikng Mobil/ Sepeda
26. Panyugu Ria Sinir 68 km 168 km - Budaya
Kec. Menyuke Motor
Desa Bagak Mobil/ Sepeda
27. 32 Pantak Ria Sinir 69 km 169 km - Budaya
Kec. Menyuke Motor
Desa Bandol Mobil/ Sepeda
28. Bukit Marabukant 65 km 215 km - Sejarah
Kec. Banyuke Hulu Motor
Desa Tunang Mobil/ Sepeda
29. Air TerjunTikalong 144 km 125 km - Alam
Kec. Mempawah Hulu Motor
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Landak, 2010.
Tabel 2.18.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Landak Tahun 2009
Penggunaan Lahan Luas (Ha) %
Gambar 2.4.
Proporsi Penggunaan Lahan di Kabupaten landak Tahun 2009
Sumber: Data Base Provinsi Kal Bar 2009
Tabel 2.19.
Indikator Pendidikan Kabupaten Landak
Tabel 2.20.
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Di Kabupaten Landak Tahun 2010
No Capaian Pembangunan Jumlah
Tabel 2.21.
Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Landak
2.3.1.Pendidikan
Pendidikan merupakan pelayanan wajib yang dilakukan pemerintah
Kabuapeten Landak. Pendidikan merupakan program prioritas 5 tahun yang
lalu. Dengan pendidikan diharapkan terjadinya peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM).
Berbagai upaya pemerintah maupun pihak swasta di bidang pendidikan
adalah menyediakan berbagai sarana fisik dan pengadaaan tenaga guru, hal ini
dilaksanakan guna mecapai tahap mencerdaskan kehidupan bangsa.
Data pendidikan ini meliputi data sekolah di bawah lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Landak. Jumlah sekolah di bawah lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Landak tahun 2010 meliputi TK negeri 3 buah, swasta
sebanyak 15 buah, SD Negeri sebanyak 417 buah, SD swasta sebanyak 13
buah, SLTP Negeri sebanyak 52 buah, SLTP swasta sebanyak 48 buah, SMU
Negeri sebanyak 18 buah, SMU swasta sebanyak 22 buah, SMK negeri 4 buah
dan SMK swasta sebanyak 4 buah. Selain itu terdapat 14 buah Madrasah
Ibtida’iyah swasta, 3 buah Madrasah Ibtida’iyah Negeri, 9 buah Madrasah
Tsanawiyah swasta, 1 buah Madrasah Tsanawiyah negeri, 1 buah Madrasah
Aliyah negeri dan 4 buah Madrasah Aliyah swasta. Secara rinci data jumlah
sekolah di Kabupaten Landak disajikan dalam Tabel 2.22. berikut:
Tabel 2.22.
Banyaknya Sekolah Di Bawah Lingkungan Diknas
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010
Kecamatan TK SD SLTP
Sebangki 17 3 1
Ngabang 1 7 61 2 8 8
Sengah Temila 1 60 3 7 11
Mandor 1 1 34 0 5 5
Menjalin - 2 28 - 4 4
Mempawah Hulu - 2 41 2 4 7
Menyuke - 1 37 2 5 5
Meranti - - 16 - 1 -
Kuala Bahe - 1 29 3 2 -
Air Besar 1 0 36 - 4 -
Sompak - - 13 - 2 1
Jelimpo - - 30 1 4 5
Banyuke Hulu - - 15 - 3 1
Jumlah 2010 3 15 417 13 52 48
2009 4 12 417 13 43 47
2008 4 13 403 13 42 49
Tabel 2.24.
Banyaknya Murid, Guru SD dan Rasio Murid
Terhadap Guru di Bawah Lingkungan Diknas
2010
Sebangki 3.579 - 75 - 48 -
Meranti 1.738 - 61 - 28 -
Sompak 2.560 - 79 - 32 -
Banyuke Hulu
Jumlah 2010 53.179 1.402 2.481 82 21 17
2009 52.222 1.897 2.060 65 26 29
2008 54.939 1.384 3.989 66 14 21
Dari rasio jumlah murid dan guru pada tingkatan SD masih sangat sangat
rendah. Pada tahun 2010 rasio antara murid dan guru sekolah negeri sebesar
21%. Dengan demikian jelas salah satu kendala yang dihadapi Kabupaten
Landak adalah masih terbatasnya jumlah guru untuk melayani secara maksimal
penduduk Kabupaten Landak yang saat ini memasuki usia bersekolah antara 7-
18 tahun.
2.3.2. Kesehatan
Tabel 2.25.
Statistik Kesehatan Kabupaten Landak
Tabel 2.27.
Banyaknya Pelanggan Listrik Menurut Ranting/Unit
dan Golongan di Kabupaten Landak
2010
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk, baik
untuk memasak dan minum maupun untuk mencuci dan mandi. Sebagian besar
penduduk masih mempergunakan air yang bersumber dari air hujan dan air
sungai, karena masih terbatasnya jaringan yang dimiliki oleh PDAM.
Pengelolaan air oleh PDAM di Kabupaten Landak tidak terdapat di semua
kecamatan, hanya beberapa kecamatan saja, seperti Kecamatan Ngabang,
Kecamatan Mandor, Kecamatan Air Besar dan Kecamatan Menyuke dan jumlah
pelanggannya pun masih sangat terbatas. Jumlah pelanggan pada tahun 2010
sebanyak 773 pelanggan yang berarti mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2009 yang sebanyak 768 pelanggan. Pelanggan terbanyak adalah dari
kalangan rumah tangga yaitu sebesar 455 pelanggan (58,86 %).
Tabel 2.28.
Banyaknya Pelanggan dan Penyaluran Air Minum Menurut Jenis Pelanggan
di Kabupaten Landak Tahun 2010
2.3.6.Keluarga Berencana
Salah satu dari program keluarga berencana berupaya mengurangi tingkat
kelahiran terutama melalui program penggunaan alat kontrasepsi secara
konsisten dan berkesinambungan. Di samping itu program keluarga bertujuan
utuk membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Jumlah peserta KB aktif Kabupaten Landak tahun 2010 mencapai 42.898
atau 67,02 persen dari pasangan usia subur. Jika dirinci menurut alat
kontrasepsi yang digunakan terdiri dari IUD 1.099, Pil 19.679, kondom 1.149,
suntikan 18.566, Implant 1.548 dan lainnya 857.
Tabel 2.29.
Jumlah Peserta KB Aktif Metode Kontrasepsi
Di Kabupaten Landak 2010
2.3.7.Sosial
Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Landak cukup besar, sampai
dengan tahun 2010 sebanyak.4.625 orang yang dapat dilihat pada Tabel 2.30. di
bawah ini.
Tabel 2.30.
Penderita Cacat Kab. Landak
Tahun 2004
Tabel 2.31.
Banyaknya Penduduk Lanjut Usia dan Anak Terlantar
Tahun 2010
2.3.8.Pariwisata
Kegiatan parawisata merupakan salah satu urusan pilihan yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Landak. Beberapa daerah wisata yang dimiliki terus
dikembangkan oleh pemerintah untuk mengaet turis lokal maupun
internasional. Berikut program parawisata yang dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Landak:
Tabel 2.32.
Program Pengembangan Parawisata Kabupaten Landak
Tahun 2006-2011
Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, negara Indo-
nesia menjamin kehidupan beragama dan senantiasa mengembangkan
kerukunan hidup antar pemeluk agama. Agama sebagai sistem moral dan etika
idealnya dapat menuntun masyarakat kepada kehidupan yang bermoral dan
berbudi luhur. Pembangunan bidang agama adalah upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat yang dijamin oleh konstitusi. Dalam pembangunan di bidang
agama masih diperlukan upaya untuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman
nilai-nilai ajaran agama pada masyarakat sehingga menjadikan agama sebagai
motivasi dalam pembangunan. Pemerintah Kabupaten Landak telah memberikan
pelayanan dan fasilitasi kepada umat beragama dalam menjalankan aktivitas
keagamaannya dengan mudah dan aman.
`Untuk itu Pemerintah Kabupaten Landak dalam mengembangkan
kehidupan beragama diarahkan kepada peningkatan akhlak dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa membangun masyarakat yang religius dan
sekaligus mengatasi berbagai masalah sosial budaya.
Menunjang kehidupan beragama pada tahun 2010 Pemerintah
Kabupaten Landak membangun berbagai prasarana ibadah antara lain masjid
107 buah, surau 63 buah, gereja Protestan 702 buah, kapel Protestan 97 buah,
gereja Katolik 288 buah, kapel Katolik 62 buah, Pura 2 buah dan Vira 1 buah.
Jumlah orang yang berkurban pada tahun 2010 sebanyak 500 orang
dengan jumlah hewan kurban 132 ekor yang terdiri dari: sapi 61 ekor dan
kambing 71 ekor. Jumlah orang yang berkurban terbanyak terdapat di
Kecamatan Ngabang (232 orang), Mandor (83 orang) dan Menyuke (43 orang).
Berbagai fasilitas keagamaan yang tersedia di Kabupaten Landak dapat
dilihat pada Tabel 2.33.
Tabel 2.33.
Jumlah Sarana Tempat Ibadah Menurut Status/Fungsi
di Kabupaten Landak Tahun 2009
Sumber: Dinas Pertanian dan Dinas Kehuatan dan Perkebunan Tahun 2009 dan 2010
Sumber: Dinas Pertanian dan Dinas Kehuatan dan Perkebunan Tahun 2009 dan 2010
2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Gambar 2.5.
Produk Domestik Bruto (PDRB) Menurut Harga Konstan
Kabupaten Landak Tahun 2006 – 2010
Grafik di atas menunjukkan perkembangan PDRB atas dasar harga
konstan Kabupaten Landak yang cenderung meningkat setiap tahun
dalam kurun waktu 2006 – 2010. Nilai PDRB atas dasar harga konstan
Kabupaten Landak pada tahun 2006 sebesar 1.329.153,83 juta rupiah,
meningkat menjadi 1.525.247,22 juta rupiah di tahun 2009, dan pada
tahun 2010 meningkat mencapai 1.601.720,55 juta rupiah.
Meskipun secara nominal PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten
Landak cenderung meningkat, namun laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Landak sempat mengalami penurunan pada tahun 2008. Laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak tahun 2007 sebesar 5,13
persen, kemudian turun menjadi 4,29 persen tahun 2008. Pada tahun
2009 terjadi peningkatan ekonomi menjadi 4,67 persen, kemudian
meningkat lagi pada tahun 2010 menjadi 5,01 persen. Hal ini berarti
secara riil terjadi peningkatan perekonomian di Kabupaten Landak.
Sementara itu, secara total pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan
Barat juga mengalami peningkatan menjadi 5,35 persen. Di mana
sebelumnya pada tahun 2009 terjadi penurunan tingkat pertumbuhan
ekonomi dari 5,42 persen tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 4,76
persen tahun 2009. (lihat Gambar 2.6)
Gambar 2.6.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Landak
dan Provinsi Kalbar Tahun 2006 – 2010
Tabel 2.36.
Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Landak Tahun 2009 – 2010
Gambar 2.7.
Sumber dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Landak Tahun 2010
Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar
harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi
dari tahun ke tahun. Struktur perekonomian di Kabupaten Landak sampai
dengan tahun 2010 masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu sektor
pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor industri
pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 82,36 persen.
Sektor pertanian masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten
Landak dengan peranannya sebesar 50,58 persen. Hal ini berarti bahwa
naik turunnya pertumbuhan di sektor pertanian akan sangat
mempengaruhi naik turunnya pertumbuhan perekonomian secara
keseluruhan di Kabupaten Landak. Dengan demikian, sektor pertanian
masih menjadi leading sector atau dengan kata lain sebagai sektor
pemimpin bagi sektor-sektor produksi lainnya dalam menyumbang
perekonomian di Kabupaten Landak. Dibandingkan dengan tahun 2009,
pada tahun 2010 terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian dari 52,19
persen menjadi 50,58 persen.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tetap menjadi kontributor
terbesar kedua setelah sektor pertanian dengan peranannya sebesar 21,62
persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2010
terjadi kenaikan peranan dari 20,08 persen menjadi 21,62 persen. Sektor
industri pengolahan merupakan kontributor terbesar ketiga dengan
peranannya sebesar 10,15 persen pada tahun 2010, mengalami
penurunan kontribusi dibandingkan pada tahun sebelumnya yang
mencapai 10,38 persen. Striktur ekonomi Kabupaten Landak dapat dilihat
dalam Gambar 2.10. di bawah ini.
Gambar 2.8.
Struktur Ekonomi Kabupaten Landak Tahun 2010
3. Laju Inflasi
Tabel 2.37.
Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi Kabupaten Landak dan
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2006 – 2010
Tahun Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat
Indek Harga Laju Inflasi (%) Indek Harga Laju Inflasi (%)
Implisit Implisit
(1) (2) (3) (4) (5)
Tabel 2.38.
Location Quotient (LQ) Kabupaten Landak Terhadap
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran masyarakat. PDRB per kapita dihitung
dengan membagi PDRB dengan jumlah penduduk. Berdasarkan PDRB per
kapita ini dapat diketahui besaran pendapatan yang potensial dihasilkan
oleh setiap penduduk di wilayah Kabupaten Landak.
Tabel 2.39.
Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Landak Tahun 2006 – 2010
2.4.2. Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur merupakan urusan wajib yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Landak dalam rangka menggerakan ekonomi masyarakat
guna meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, pembangunan infrastruktur
juga dilakukan guna mengembangkan daya saing daerah terutama dalam dalam
pelayanan masyarakatnya. Beberapa program prioritas yang menjadi fokus
program tahun 2006-2011 yaitu pembangunan jalan, listrik dan sumber daya
air. Berikut tabel ruas jalan menurut status jalan di Kabupaten Landak tahun
2009.
Tabel 2.40.
Panjang Ruas Jalan Menurut Status Jalan
di Kabupaten Landak Tahun 2009
Tabel 2.41.
Angka Kriminalitas
Kabupaten Landak 2009
Tabel 2.42.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
5 SLTA/Sederajat 48.123
6 Diplpoma I/II 2.017
9 Strata II 55
10 Strata I 1
Jumlah 343.626
Rata-rata
No. Uraian 2007(Rp) 2008(Rp) 2009(Rp) 2010(Rp) 2011(Rp) Pertumbuhan
(%)
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah 4,010,675,500.00 6,331,461,285.42 12,397,678,860.00 12,996,831,782.52 17,026,479,296.00 2.00
1.1.1. Pajak daerah 1,450,920,500.00 1,508,300,875.00 2,375,163,100.00 1,671,973,486.00 11,912,184,300.00
0.72
1.1.2. Retribusi daerah 559,755,000.00 1,165,612,800.00 1,707,879,980.00 2,023,528,280.00 1,719,419,280.00 0.27
Hasil pengelolaan keuangan daerah yang 0.00 1,157,547,610.42
1.1.3. 16,500,000.00 0.00 0.00
dipisahkan 0.04
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 2,000,000,000.00 2,500,000,000.00 8,298,135,780.00 9,301,330,016.52 3,394,875,716.00 0.98
386,153,502,100.00 436,654,788,200.31
1.2. Dana Perimbangan 448,370,878,361.00 441,177,540,829.00 503,252,614,187.00
83.79
Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan
1.2.1. 22,215,502,100.00 33,682,980,000.00 53,424,114,361.00 35,832,848,829.00 37,796,590,187.00
pajak 6.92
1.2.2. Dana alokasi umum 319,568,000,000.00 349,350,700,000.00 346,879,764,000.00 358,090,492,000.00 403,595,524,000.00 67.22
1.2.3. Dana alokasi khusus 44,370,000,000.00 53,621,108,200.31 48,067,000,000.00 47,254,200,000.00 61,860,500,000.00 9.65
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 21,201,550,000.00 34,633,259,000.00 82,088,296,500.00 121,179,470,210.00 116,754,086,020.23 14,21
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
1.3.1 5,011,550,000.00 7,041,550,000.00 11,858,268,500.00 9,861,352,410.00 9,861,352,410.00
Pemerintah Daerah lainnya 1.65
1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 15,000,000,000.00 13,416,210,000.00 54,152,028,000.00 62,810,959,000.00 22,324,366,810.23 6.34
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
1.3.3 1,190,000,000.00 1,328,000,000.00 12,578,000,000.00 14,063,000,000.00 26,659,000,000.00
Pemerintah Daerah Lainnya 2.11
Dana Penyesuaian Tunjangan Kepen-
1.3.4 0.00 3,750,372,600.00 3,500,000,000.00 8,889,825,000.00 39,715,796,000.00
didikan 2.11
1.3.5. Dana Pasca Bencana Alam 0.00 9,097,126,400.00 0.00 7,360,763,000.00 0.00 0.62
1.3.6. Tunjangan Profesi Pendidik/Guru 0.00 0.00 0.00 8,993,170,800.00 8,993,170,800.00 0.68
1.3.7. Dana Tambahan Penghasilan Guru 0.00 0.00 0.00 9,200,400,000.00 9,200,400,000.00
0.70
Rata-Rata Per-
No. Uraian tumbuhan
(%)
1. ASET
1.1. ASET LANCAR
1.1.1. Kas di Kas Daerah 0.68
1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan 0.29
1.1.3. Kas di Bendahara Pengeluaran 0.00
1.1.4. Biaya di bayar dimuka
1.1.5. Piutang Pajak 0.01
1.1.6. Piutang Distribusi -
1.1.7. Piutang Lainnya 0.11
1.1.8. Persediaan 0.22
1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG
1.2.1. Investasi Non Permanen 0.11
1.2.2. Investasi Permanen 0.53
2. KEWAJIBAN
2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0,35
2.1.2. Utang Bunga 0,13
2.1.3. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri 3,40
3. EKUITAS DANA
3.1. EKUITAS DANA LANCAR
3.1.1. SILPA 0,62
3.1.2. Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00
3.1.3. Cadangan piutang 0,12
3.1.4. Cadangan persediaan 0,35
3.1.5. Ansuransi yang masih berlaku
3.1.6. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran utang Jangka -3.53
Pendek
Tabel 3.3.
Analisis Rasio Keuangan
Kabupaten Landak
Rasio likuiditas berupa rasio lancar dan rasio quick adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Dari beberapa rasio yang dimunculkan, maka terlihat
adanya penurunan dari tahun 2008-2009. Rasio lancar yaitu persentase
pertumbuhan setelah membandingkan antara aktiva lancar dari neraca daerah
dengan kewajiban jangka pendek pada tahun 2008 sebesar 4,15% mengalami
penurunan tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing 0,99 dan 0,37. Demikian
juga pada rasio cepat (quick rasio) setelah membandingkan antara aktiva lancar
dikurangi persedian dibagi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan pada
tahun 2010, Rasio quick tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu 3,80% dan
mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing 0,01% dan
0,28%.
Sementara rasio solvabillitas berupa rasio total hutang terhadap total aset
daerah dan rasio hutang terhadap modal adalah rasio untuk mengukur
kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Pada tahun 2008 rasio total hutang terhadap aset sebesar 0,001%,
namun pada tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,02 dan
0,004.
Sangat disadari masih rendahnya kemampuan daerah untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya. Dengan kondisi rasio likuiditas maupun solvabillitas yang
demikian maka dapat dikatakan bahwa harus ada usaha yang serius dan
sistimatis untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka
panjangnya. Dengan terpenuhinya kewajiban jangka pendek, maka dapat
memungkinkan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan dipelbagai sektor.
Kewajiban jangka pendek yang merupakan hutang daerah setiap tahunnya menjadi
perhatian serius agar hutang daerah tidak terus menumpuk. Selain itu dengan
terpenuhinya kewajiban-kewajiban jangka pendek, maka aktiva lancar neraca
daerah semakin memungkinkan untuk melakukan terobosan-terobosan baru
dalam memenuhi kebutuhan daerah.
Tabel 3.5.
Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Landak
1 Realisasi Pendapatan
542,856,853,721.00 575,353,842,821.52 637,033,179,503.23
Daerah
3 Pengeluaran Pem-
biayaan Daerah - 21,500,000,000.00 62,000,000,000.00
Komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Landak pada tahun 2009,
2010 dan 2011 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.6. di bawah. Pada tahun 2009
penutup defisit riil melalui SiLPA sebesar 58,82%, kemudian disusul proporsi
penutup defisit tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 11,00% dan 30,18%.
Selain itu penutup riil defisit anggaran juga dilakukan melalui pinjaman daerah
pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 25% dan 75% dari total
anggaran. anggaran sebelumnya dan SiLPA tahun berkenan.
Tabel 3.6.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Landak
Tabel 3.7.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Landak
3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kompoenen pengeluaran periodik wajib dan mengikat, serta pengeluaran
periodik prioritas utama terdiri dari belanja tidak langsung, belanja langsung dan
pembiaayaan pengeluaran. Komponen belanja tidak lngsung, yang menjadi
wajib,mengikat dan prioritas utama, terdiri dari belanja gaji, tunjangan dan belanja
bunga. Adapun komponen belanja langsung terdiri dari belanja barang dan jasa,
serta belanja modal. Sedang komponen pembiayaan pengeluaran terdiri dari
penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah dan pembayaran pokok hutang.
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk
menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran.
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib
dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan,
bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang
atau belanja sejenis lainnya.
Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar
setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan
dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan,
seperti honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.
Dari Tabel 3.8. dapat dilihat bahwa proyeksi total anggaran wajib, mengikat
dan prioritas utama untuk 2012 sebesar Rp. 597,256,581,707.17. Pengeluaran ini
naik 2% dibandingkan tahun 2011. Kecilnya angka kenaikan pengeluaran
dilakukan dalam upaya pemerintah Kabupaten Landak menekan angka
pengeluaran untuk menuju anggaran yang berimbang tahun 2012-2016.
Dari Tabel 3.8. terlihat pula bahwa belanja tidak langsung sebesar 38,38%.
Pengeluaran belanja tidak langsung lebih kecil dari dari belanja langsung yaitu
52,23%. Kebijakan ini dilakukan guna memberikan pelayanan publik yang lebih
besar kepada masyarakat, sehingga visi, misi dan tujuan pembangunan dapat
tercapai.
Selain itu pengeluaran periodik wajib, mengikat serta perioritas utama juga
memberikan proporsi yang cukup besar untuk pembayaran pokok utang yaitu
sebesar Rp. 63.000.000.000,00. Hal ini dilakukan guna mengurangi beban
pemerintah daerah Kabupaten Landak serta menekan defisit anggaran dalam
tahun yang berjalan.
Tabel 3.8.
Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Landak
Rata-rata
2012
No Uraian Pertumbuhan
(Rp)
(%)
Tabel 3.9.
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 Pendapatan
Pendapah
Daerahtan 764.439.815.403,88 840.883.796.944,27 924.972.176.638,70 1.109.966.611.966,43 1.331.959.934.359,72
Pemerintah
Swasta
150.000.000.000,00 165.000.000.000,00 181.500.000.000,00 403.493.322.393,29 484.191.986.871,94
2 Pencairan dana -
cadangan (sesuai
Perda)
3 Sisa Lebih Riil
Perhitungan 33.444.241.923,92 36.788.666.116,31 40.467.532.727,94 48.561.039.273,53 58.273.247.128,24
Anggaran
Total penerimaan 947.884.057.328 1.042.672.463.060,58 1.146.939.709.366,64 1.562.020.973.633,25 1.874.425.168.359,90
4 Belanja dan
Pengeluaran 711.158.790.787,29 746.716.730.326,66 784.052.566.842,99 862.457.823.527,29 948.703.605.880,02
Pembiayaan yang
Wajib dan
Mengikat serta
Prioritas Utama
Kapasitas Riil
Kemampuan 236.725.266.540,51 295.955.732.733,93 362.887.142.523,65 699.563.150.105,97 925.721.562.479,89
Keuangan
Tabel 3.10.
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Landak
NO URAIAN PROYEKSI
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
I Kapasitas riil
kemampuan 248.561.529.867,54 260.989.606.360,91 287.088.566.997,00 315.797.423.696,70
keuangan 236.725.266.540,51
II Rencana alokasi
pengeluaran
prioritas I
II.a Belanja Lang-
sung 387.551.068.321,86 406.928.621.737,95 427.275.052.824,85 470.002.558.107,34 517.002.813.918,07
II.b Pembentukan
dana cadangan 6.688.848.384,78 7.023.290.804,02 7.374.455.344,22 8.111.900.878,64 8.923.090.966,51
Ii.c Belanja langsung
yang wajib dan 362.058.014.827,86 413.595.259.897,96 429.039.306.853,02 456.569.863.535,13 499.247.005.096,53
mengikat serta
prioritas utama
II.d Pengeluaran
pembiayaan 65.100.000.000,00 68.355.000.000,00 71.772.750.000,00 78.950.025.000,00 86.845.027.500,00
yang wajib
mengikat serta
prioritas utama
Ii Total rencana
pengeluaran 97.281.901.878,78 102.145.996.972,72 107.253.296.821,36 117.978.626.503,49 129.776.489.153,84
prioritas i
(II.a+II.b-II.c-II.d)
Sisa kapasitas
riil kemampuan 139.443.364.661,73 146.415.532.894,82 153.736.309.539,56 169.109.940.493,51 186.020.934.542,86
keuangan dae-
rah setelah
menghitung
alokasi penge-
luaran prioritas I
(I-II)
Rencana alokasi - - - -
pengeluaran
prioritas II
III.a Belanja Tidak
Langsung 328.633.681.303,60 345.065.365.368,78 362.318.633.637,22 398.550.497.000,94 438.405.546.701,04
Dikurangi: - - - -
III.b Belanja tidak
langsung yang 304.023.743.953,63 319.224.931.151,31 335.186.177.708,88 368.704.795.479,77 405.575.275.027,74
wajib dan
mengikat serta
prioritas utama
III Total rencana
pengeluaran 24.609.937.349,97 25.840.434.217,47 27.132.455.928,34 29.845.701.521,18 32.830.271.673,29
prioritas II (III.a-
III.b)
Surplus
anggaran riil 114.833.427.311,76 120.575.098.677,35 126.603.853.611,22 139.264.238.972,34 153.190.662.869,57
atau Berimbang
(I-II-III)*
Rencana Alokasi - - - -
Pengeluaran
Perioritas III
Tambahan
penghasilan PNS 25.493.053.494,00 26.767.706.168,70 28.106.091.477,14 30.916.700.624,85 34.008.370.687,33
IVb Belanja hibah
30.615.292.143,96 32.146.056.751,16 33.753.359.588,72 37.128.695.547,59 40.841.565.102,35
IVc Belanja bantuan
sosial organisasi 2.520.073.200,00 2.646.076.860,00 2.778.380.703,00 3.056.218.773,30 3.361.840.650,63
kemasyarakatan
IVd Belanja Bantuan
Keuangan Ka- 28.077.540.000,00 29.481.417.000,00 30.955.487.850,00 34.051.036.635,00 37.456.140.298,50
bupaten dan
Pemerintah
Desa
Ive Belanja tidak
terduga 1.400.000.000,21 1.470.000.000,22 1.543.500.000,23 1.697.850.000,25 1.867.635.000,28
IV Total Rencana
Pengeluaran 88.105.958.838,17 92.511.256.780,08 97.136.819.619,08 106.850.501.580,99 117.535.551.739,09
Perioritas III
Surplus 26.727.468.473,59 28.063.841.897,27 29.467.033.992,13 32.413.737.391,35 35.655.111.130,48
Anggaran Riil
atau Berimbang
(I-II-III-IV)
5.1. V I S I
5.2. M I S I
6.1.1. Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi pertama, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Melakukan penambahan guru baru.
b. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik.
c. Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan mulai
dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK.
d. Memberikan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-
daerah perdesaan dan terpencil.
e. Menyediakan beasiswa bagi keluarga tidak mampu dari mulai SD sampai
dengan tahap S3.
f. Melakukan pelatihan-pelatihan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang
bertujuan membangun mentalitas kaum muda sehingga terbentuk kaum
muda Landak yang tangguh dan percaya diri,
g. Melakukan pendidikan non formal atau popular education (Pendidikan
Orang Dewasa) yang bertujuan untuk membangun daya kritis
masyarakat.
h. Memberikan pelayanan kesehatan yang standard kepada masyarakat.
i. Membangunan dan meningkatan sarana dan prasarana kesehatan bagi
masyarakat.
6.2. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Kedua: “Mewujudkan
pembangunan industri yang berbasis agro dan mineral”
6.2.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi kedua, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Membangun pusat industri di Kecamatan Mandor, yang mampu
menyerap income bagi daerah dan menyerap tenaga kerja.
b. Mengembangkan industri hilir dan hulu yang mampu memanfaatkan nilai
ekonomi dari sumber daya alam.
c. Memberikan bantuan pengembangan industri kecil dan menengah.
d. Meningkatkan kemampuan teknologi industri yang dilakukan masyarakat
Landak.
e. Memberikan bantuan guna meningkatkan pendapatan dan daya beli
keluarga dengan dengan memperbanyak potensi income (penghasilan)
tambahan keluarga melalui usaha-usaha produktif.
f. Meningkatkan peranan lembaga keuangan rakyat (CU dan Koperasi)
melalui sosialisasi dan promosi yang massif serta penyadaran masyarakat
untuk pentingnya mengakses lembaga keuangan.
g. Melakukan penataaan kawasan produksi rakyat dan pembentukan modal
pada tingkat akar rumput.
h. Meningkatkan kesempatan kerja dengan cara membuka projek-projek
investasi padat karya, sehingga serapan tenaga kerja menjadi maksimal.
6.2.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
kedua, yaitu :
a. Penataan kembali sistem perijinan.
b. Penyediaan lahan bagi wilayah pengembangan industri.
c. Pengupayaan kepastian hukum bagi para investor.
d. Peningkatan komitment aparatur pemerintah, BUMD, Swasta dan
masyarakat untuk mendukung pengembangan industri.
e. Penggalangan sumber daya pendanaan, baik ke dalam maumpun ke luar
negeri.
6.3.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi ketiga, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Meningkatnya pendapatan dan daya beli keluarga dengan dengan
memperbanyak potensi income (penghasilan) tambahan keluarga melalui
usaha-usaha produktif.
b. Meningkatkan peranan lembaga keuangan rakyat (CU dan Koperasi)
melalui sosialisasi dan promosi yang massif serta penyadaran masyarakat
produksi rakyat dan pembentukan modal pada tingkat akar rumput
untuk membangun ketahanan pangan.
c. Membangun kawasan industri guna meningkatkan pendapatan asli
daerah dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.
d. Meningkatkan kesempatan kerja dengan cara membuka projek-projek in-
vestasi padat karya, sehingga serapan tenaga kerja menjadi maksimal.
e. Mengembangkan kawasan agro-bisnis terpadu dalam menjadikan
kabupaten Landak sebagai lumbung padi di Kalbar,
f. Mengembangakan dan meningkatkan usaha-usaha di bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
g. Memelihara dan menjaga kawasan hutan lindung, DAS dan daerah
resapan air lainnya.
h. Membangun jaringan transmisi dan distribusi listrik sampai tingkat desa,
terutama pada desa yang terdapat objek wisata dan daerah-daerah
yang belum berlistrik di seluruh wilayah Kab. Landak
i. Meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih dengan memanfaatkan
sumber daya air yang ada di Kabupaten Landak.
j. Membangun sarana dan prasarana tempat wisata.
6.3.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
ketiga, yaitu :
a. Pengembangan kawasan industri yang didukung oleh pemerintah daerah,
pemerintah provinsi, pemerintah pusat, para investor dan masyarakat.
b. Pengembangan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan
keamanan pangan.
c. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
d. Peningkatan iklim usaha bagi sektor-sektor unggulan sebagai faktor
penggerak utama perekonomian.
e. Pembangunan kelistrikan khususnya bagi wilayah yang sulit terjangkau
jaringan listrik PLN.
f. Meningkatkan pelayanan PDAM bagi wilayah-wilayah yang kesulitan air
bersih.
g. Peningkatan usaha-usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
h. Pembangunan industri pariwisata yang dapat meningkatan pendapatan
daerah dan masyarakat.
6.4.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi keempat, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Meningkatkan dan mengembangkan pembangunan infrastruktur dasar
(jalan dan jembatan, jaringan irigasi, jalan pertanian, pelabuhan,
dermaga infrastruktur listrik dan infrastruktur dasar lainnya) baik yang
didanai oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten maupun keterlibatan
swasta dan swadaya masyarakat.
b. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam dan luar negeri,
untuk membangun sarana dan prasarana.
c. Menggerakan peran swasta dan swadaya dalam membangunan sarana
transportasi di Kabupaten Landak.
6.4.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
keempat, yaitu :
a. Peningkatan dan pengembangan pembangunan infrastruktur dasar
(jalan dan jembatan, jaringan irigasi, jalan pertanian, pelabuhan,
dermaga infrastruktur listrik dan infrastruktur dasar lainnya) baik yang
didanai oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten maupun keterlibatan
swasta dan peran serta masyarakat.
b. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan publik.
c. Pengurangan ketimpangan pembangunan antar-wilayah.
d. Peningkatan jalan dan jembatan untuk menunjang pembangunan
industri dan ekonomi rakyat.
6.5.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi kelima, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Kabupaten (RUTRK) Landak
yang berbasis lingkungan hidup dan kearifan lokal dan (RDTRK) rencana
detil tataruang kabupaten untuk diusulkan sebagai rencana revisi
tataruang.
b. Menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup dan budaya di
Kabupaten Landak.
c. Menangulangi daerah rawan bencana.
6.5.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
kelima, yaitu :
a. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
b. Penanganan dan pengurangan risiko bencana.
c. Pembangunan wilayah berdasarkan RTWW yang telah tersusun.
6.6.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi keenam, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Mereformasi birokrasi melalui efektitas dan efisiensi
b. Meningkatkan kualitas dan kompetensi aparatur melalui program
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara selektif dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah.
c. Menerapkan sistem disiplin PNS sesuai dengan PP 53 Tahun 2010 secara
ketat, obyektif dan transparan.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sebagai alat kerja aparatur
e. Meningkatkan pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah oleh
seluruh lapisan masyarakat.
f. Melaksanakan prinsip-prinsip good governance dalam setiap proses
pemberian pelayanan publik.
g. Mendorong keterlibatan berbagai lapisan masyarakat dalam
pembangunan di Kabupaten Landak.
6.6.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
enam, yaitu :
a. Koordinasi jejaring yang lebih efektif secara teknis antar lembaga
pemerintah.
b. Koordinasi, sinkronisasi dan pengawasan melekat terhadap hasil
pembangunan dan perbaikan regulasi.
c. Pemantapan dan pengembangan penerapan E-Gov (DGS).
d. Peningkatan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan
melibatkan peranserta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi
masyarakat.
e. Peningkatan peran masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan
publik, fungsi kontrol, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan
publik.
BAB VII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
a. Program kegiatan-kegiatan untuk mendorong kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya kesehatan lingkungan.
b. Program pengembangan apotik hidup desa.
c. Program Lomba Desa Bersih.
d. Program Pengadaan Puskemas keliling.
e. Program pembangunan polindes.
f. Program pembangunan rumah dokter.
g. Program Peningkatan pembangunan RSUD.
h. Program pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit.
i. Program pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit.
j. Pengadaaan tenaga-tenaga dokter.
k. Program pengadaan tenaga bidan.
l. Program pengembangan tradisi pengobatan tradisional.
m. Program pelayanan kesehatan untuk masyarakat berupa Jamkesmas,
Jamkesda dan Ansuransi Kesehatan Masyarakat.
5. Pemberdayaan Perempuan
a. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan
perempuan.
b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan
pengarusutamaan anak (PUA) di berbagai bidang pembangunan.
c. Program peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan perempuan.
d. Program peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.
7.2. Misi Kedua yaitu Mewujudkan pembangunan industri yang berbasis agro
dan mineral.
1. Bidang Ekonomi
2. BUMD/PERUSDA
a. Program pengembangan managemen BUMD dan usaha-usaha lain
yang sah, yang berdaya-saing dan kompetitif, dengan sasaran.
b. Program peningkatan pendapatan Pendapatam Asli melalui sosialisasi
kepada kalangan investor menuju keuangan daerah yang berimbang.
c. Program restrukturisasi managemen BUMD guna meningkatkan
pelanggan, pelayanan publik dan pendapatan.
3. Bidang Koperasi, Industri, Perdagangan dan UKM
a. Program pengembangan kelembagaan UKM dan koperasi.
b. Program penciptaan Sentra Industri Kecil.
c. Program pembangunan pasar modern di Kabupaten Landak kota
Ngabang.
d. Program pembangan pusat pertumbuhan dan perdagangan baru di
kecamatan Mandor melalui kerjasama dengan swasta (CSR).
e. Program pengembangan dan peningkatan kawasan industri.
f. Program pengembangan industri pengolahan hasil pertanian di
seluruh kecamatan.
g. Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
h. Program peningkatan pusat perdagangan di Kec. Mandor, Kec.
Menjalin, Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec.
Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
i. Program peningkatan pusat perdagangan skala lokal Kec. Sengah
Temila, Kec. Mempawah Hulu, Kec. Menyuke.
j. Program peningkatan pasar tradisional; Kec. Mandor, Kec. Menjalin,
Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec. Sebangki, Kec.
Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
k. Program sosialisasi penyediaan fasilitas permodalan kepada UKM dan
Koperasi yg terdapat di Bank dan CU.
l. Program peningkatan dan pengembangan ekspor.
m. Program perlindungan konsumen dan pengembangan perdagangan.
n. Program pembinaan pedagang Kaki Lima dan Asongan.
o. Program pengembangan industri hilir dan hulu.
4. Bidang Pariwisata
a. Program Pembangunan sarana dan prasarana tempat wisata di Kec.
Air Besar.
b. Program pengembangan industri parawisata yang berbasis argo dan
mineral.
c. Program fasilitasi event-event budaya yang mendukung parawisata.
d. Program sosialisasi parawisata.
e. Program penyusunan Masterplan Pariwasata beberapa kawasan
wisata air terjun di Kec. Air Besar.
f. Program kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya
pemasaran yang progresif.
g. Program pembentukan pusat informasi pariwisata terpadu dan sistem
informasi manajemen promosi pariwisata daerah.
h. Program penyusunan RIPDA (Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah).
i. Program promosi Kawasan Wisata melalui berbagai media, dan
melaksanakan berbagai event promosi memberi kontribusi pada
pemasasukan kas daerah.
j. Program pengembangan ruang terbuka hijau dan kegiatan pariwisata.
k. Program pengembangan pemasaran pariwisata.
l. Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan
kemitraan.
2. Bidang Perkebunan
a. ProgramPerluasan pengembangan perkebunan rakyat meliputi
perkebunan karet, sengon dan perkebunan rakyat lainnya.
b. Program Pelatihan bagi petani/pelaku agribisnis
c. Program Pengembangan perbenihan melalui pembangunan dan
pemeliharaan kebun induk dan kebun entris karet
d. Program pembuatan kawasan resapan air wajib dibangun sumur-
sumur resapan sesuai ketentuan yang berlaku di wilayah-wilayah
perkebunan.
3. Bidang Kehutanan
a. Program pengembangan usaha kehuatanan.
b. Program pembinaan usaha kehutanan.
c. Program pemanfaatan hasil hutan.
d. Program perencanaan kehutanan.
e. Program pengawasan kawasan hutan.
f. Program pengamanan kawasan hutan.
g. Program rehabilitasi hutan dan lahan.
h. Program pengembangan kehutanan sosial.
i. Program pelestarian sumber daya hutan.
4. Bidang Peternakan
a. Program pengembangan populasi ternak sapi dan babi.
b. Program pemberian bibit ternak kepada petani.
c. Program sosialisasi kepada petani berkaitan akses terhadap modal.
d. Program pengembangan kawasan integrasi perternakan – tanaman
pangan dan hortikultura (organic farm).
e. Program pengembangan kawasan integrasi perternakan - perkebunan
(karet, ubi dan kelapa sawit).
f. Program pengembangan kawasan integrasi perternakan - perikanan
g. Program peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak,
sesuai dengan UU penyuluhan, sehingga diperoleh peningkatan
populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat.
h. Program pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan
hasil pertanian, perkebunan dan perikanan lokal.
5. Bidang Perikanan
a. Program pengembangan sumberdaya perikanan melalui
penyelenggaraan PNPM KP bagi pelaku usaha Masyarakat Perikanan.
b. Program peningkatan kemampuan nelayan dalam pemenfaatan
teknologi.
c. Program pembangunan Keramba Apung dan Keramba Tancap.
d. Program pembangunan kolam/tambak.
e. Program pengadaan benih ikan air tawar.
f. Program pembangunan Usaha Perikanan Rakyat.
g. Program sosialisasi kepada nelayan berkaitan akses terhadap modal.
h. Program pengembangan sentra budidaya perikanan air tawar.
i. Program pengembangan industri pengolahan perikanan
j. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat, meliputi petani/
pembudidaya ikan.
k. Program peningkatan usaha perikanan kolam, sungai, rawa, sawah
l. Program peningkatan pemasaran, standar mutu, dan nilai tambah
produk perikanan.
m. Program penguatan kelembagaan dan tata laksana kelembagaan.
Pemasaran produk perikanan.
3. Bidang Budaya
a. Program pengembangan nilai budaya.
b. Program pengelolaan kekayaan budaya.
c. Program pengelolaan keragaman budaya.
d. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.
3. Bidang Hukum
a. Program peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
b. Program legislasi peraturan perundangan-undangan daerah.
4. Bidang Politik
a. Program penyuksesan pemilukada provinsi tahun 2012.
b. Program penyuksesan pemilukada Kabupaten Landak Tahun 2016.
c. Program pembinaan peran perempuan dalam politik.
d. Program pembinaan kaum muda tentang wawasan kebangsaan.
e. Program pembinaan partai-partai politik.
f. Program pendidikan politik rakyat.
5. Bidang Keamanan
a. Program peningkatan keamanan untuk memberikan rasa aman. bagi
tumbuhnya iklim investasi di Kabupaten Landak.
b. Program pemeliharaan ketertiban dan keamanan masyarakat.
c. Program pembinaan peran perempuan dalam politik.
d. Program pembinaan kaum muda tentang wawasan kebangsaan.
e. Program pembinaan partai-partai politik.
f. Program pendidikan politik rakyat.
Tabel 10.1.
Rancangan Program Transisi
BUPATI LANDAK,