PERDA NO 9 Tahun 2012 TTG RPJMD 2012 2016 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 120

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK

NOMOR 9 TAHUN 2012


TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN LANDAK TAHUN 2012 - 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LANDAK,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin agar kegiatan pembangunan lima


tahun daerah berjalan efektif, efisien dan bersasaran
diperlukan perencanaan pembangunan daerah;
b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3)
huruf e Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Rencana Pem-
bangunan Jangka Menengah Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Landak Tahun 2012 - 2016;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyeleng-
garaan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme ( Lembaran Negara Republik Indonesia Ta-
hun 1999 Nomor 75, Tambahan Negara Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Negara Negara Republik Indonesia
Nomor 4286 );
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbenda-
haraan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta-
hun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemerik-
saan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No-
mor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844 );
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perim-
bangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Re-
publik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025,
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700 );
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-
sia Nomor 4725 );
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pemben-
tukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik In-
donesia Nomor 4663);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem-
bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta-
hun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Taha-
pan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817 );
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,Tambahan Lem-
baran Negara Republik Indonesia Nomor 4833 );
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, se-
bagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Ta-
hun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 ten-
tang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendali-
an, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Dae-
rah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
517);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Landak ( Lembaran Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008
Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak
Nomor 8 );
21. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 11 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Kabupaten Landak Tahun 2007-2027 ( Lembaran
Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 10 );

Dengan persetujuan bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LANDAK
dan
BUPATI LANDAK

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN
2012-2016.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Landak.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Landak yang selanjutnya
disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Landak.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, selanjutnya disebut SKPD adalah
Dinas/Badan/Kantor/Unit Kerja Pemerintah Daerah.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat
Bappeda adalah Bappeda Kabupaten Landak.
7. Rencana Pembangunan Daerah adalah tindakan masa depan yang tepat,
melalui skala prioritas, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia
yang dilaksanakan oleh semua komponen dalam rangka mencapai visi, misi
dan tujuan, yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya
disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) ta-
hun.
9. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut
Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
untuk periode 5 (lima) tahun.
10. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan
untuk periode 1 (satu) tahun.
11. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang
selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-
SKPD) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
periode 1 (satu) tahun.
12. Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manjemen yang dimaksudkan
untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana yang ditetapkan.
13. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan
standar.

BAB II
SISTEMATIKA RPJMD
Pasal 2

Sistematika dari RPJMD memuat :


BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB IV. ANALISIS ISU –ISU STRATEGIS DAERAH
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI. STRATEGI ADAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN
PENDANAAN
BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB XI. PENUTUP.
Pasal 3
Isi beserta uraian RPJMD Tahun 2012-2016 sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 2 Peraturan Daerah ini dituangkan dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
Pasal 4

RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah 5 (lima) tahunan


yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Arah Ke-
bijakan,Program Pembangunan Daerah,Indikasi Rencana Program Prioritas dan
Kebutuhan Pendanaan,Penetapan Indikator Kinerja Daerah ,Pedoman Transisi
dan kaidah Pelaksanaan.

Pasal 5

RPJMD berfungsi sebagai:


a. pedoman dalam penyusunan Renstra-SKPD dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja-SKPD) serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD); dan
b. tolok ukur dalam menilai pencapaian hasil pembangunan dan kinerja
organisasi Pemerintah Daerah.

BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RPJMD
Pasal 6
(1) Pengendalian pelaksanaan RPJMD dilakukan oleh Bappeda.
(2) Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisa hasil pelaksanaan RPJMD.

Pasal 7

(1) Kepala Bappeda melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan


pelaksanaan dari program/kegiatan berdasarkan indikator dan sasaran
kinerja yang tercantum di dalam RPJMD.
(2) Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan RPJMD untuk menilai efisiensi,
efektifitas, manfaat, dampak, dan keberlanjutan program.
(3) Evaluasi RPJMD dilaksanakan secara sistematis, objektif dan trasparan,
serta dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun

BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 8
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini,
akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Landak

Ditetapkan di Ngabang
pada tanggal 19 November 2012

BUPATI LANDAK,

ADRIANUS ASIA SIDOT


Diundangkan di Ngabang
pada tanggal 17 Desember 2012

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LANDAK,

LUDIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK TAHUN 2012 NOMOR 9


PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK
NOMOR 9 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN LANDAK TAHUN 2012- 2016

I. UMUM

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa


depan yang tepat, melalui urutan pikiran, dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem
perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah diamanahkan bahwa setiap pemerintah
Daerah menyusun dokumen RPJMD.
RPJMD adalah merupakan penjabaran dari Visi dan Misi, serta
Program Kepala Daerah yang berpedoman kepada RPJP Daerah dengan
memperhatikan RPJM Nasional.
Perda ini mencakup landasan hukum dibidang perencanaan
pembangunan jangka menengah Daerah oleh Pemerintah Daerah. Dalam
Perda ini ditetapkan bahwa RPJM Daerah merupakan dokumen perencanaan
untuk periode 5 (lima) Tahun dan setiap tahunnya akan diadakan evaluasi,
serta dijadikan salah satu acuan untuk menyusun Renstra SKPD/Instansi
lingkungan Perda.
Proses penyusunan RPJMD meliputi beberapa tahap dalam rangka
penjaringan aspirasi dan saran-saran oleh para pemangku kepentingan, agar
dokumen RPJMD ini dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Adapun tahapan tersebut adalah :
a. pembahasan pada tingkat Tim Teknis Kabupaten;
b. konsultasi Publik tingkat Kecamatan;
c. Musrenbang RPJMD tingkat Kabupaten.
Peraturan Daerah ini disusun dengan sistematika antara lain
Ketentuan Umum, sistematika RPJMD, kedudukan dan fungsi, pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan RPJMD dan ketentuan penutup.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Angka 1
Cukup jelas.

Angka 2
Cukup jelas.

Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.

Angka 5
Cukup jelas.

Angka 6
Cukup jelas.

Angka 7
Cukup jelas.

Angka 8
Cukup jelas.

Angka 9
Cukup jelas.

Angka 10
Cukup jelas.

Angka 11
Cukup jelas.

Angka 12
Cukup jelas.

Angka 13
Input adalah masukan – masukan berupa SDM, SDA, Dana,
serta Program Pusat, Provinsi dan Daerah.
Output merupakan produk akhir dari suatu proses
kegiatan/Input.
Hasil (Outcome) merupakan manfaat yang diperoleh dari
Output/produk yang dihasilkan.
Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Cukup jelas.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2)
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan RPJMD untuk menilai
Efisiensi, Efektivitas, Manfaat, dampak dan keberlanjutan program.
- Efisiensi adalah: merupakan perbandingan antara Input dan
Output, semakin besar Output dibanding Input sekunder, maka
semakin efisien pelaksanaan RPJMD.
- Efektivitas adalah : apabila pelaksanaan RPJMD mencapai
tujuan dan sasaran yang diinginkan.
- Manfaat adalah : apabila segala sesuatu yang sudah
direncanakan yang tertuang dalam RPJMD dapat digunakan dan
dijadikan acuan untuk melaksanakan suatu program kegiatan
- Dampak adalah : rencana program kegiatan yang sudah
direncanakan akan dapat memberikan nilai tambah kepada
kelompok sasaran.

Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 23


LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK
NOMOR 9 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KABUPATEN LANDAK
TAHUN 2012-2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN LANDAK TAHUN 2012 - 2016

DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................ vii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................... 2
1.3. Landasan Hukum........................................................................ 3
1.4. Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya. 6
1.4.1 RPJMD dengan RPJPD Kabupaten Landak 2007 - 6
2027................................................................................
1.4.2 RPJMD dengan RTRW Kabupaten Landak 2012 - 6
2032................................................................................
1.4.3 RPJMD dengan Renstra SKPD Kabupaten 6
Landak............................................................................
1.4.4 RPJMD dengan RKPD Kabupaten Landak.................. 7
1.5 Kerangka Pikir dan Sistematika Penulisan............................... 7

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ………………………………………........ 10


2.1. Kondisi Geografis dan Demografis............................................. 11
2.1.1 Posisi Geografis dan Wilayah Administrasi ............... 11
2.1.2 Penduduk..................................................................... 14
2.1.3 Topografi dan Kemiringan Lahan............................... 18
2.1.4 Hidrologi dan Irigási……………………………………………… 19
2.1.5 Iklim……………………………………………………………………. 20
2.1.6 Geologi dan Jenis Tanah………………………………………. 23
2.1.7 Daerah Rawan Bencana………………………………………. 27
2.1.8 Kawasan Hutan............................................................ 31
2.1.9 Pertambangan.............................................................. 33
2.1.10 Pariwisata..................................................................... 34
2.1.11 Penggunaan Lahan....................................................... 36
2.2. Kondisi Kesejahteraan Masyarakat........................................... 38
2.2.1 Angka Melek Hurup........................................................ 38
2.2.2 Seni Budaya dan Olah Raga.......................................... 39
2.3. Kondisi Pelayanan Umum.......................................................... 40
2.3.1 Pendidikan..................................................................... 41
2.3.2 Kesehatan...................................................................... 44
2.3.3 Jalan dan Jembatan...................................................... 45
2.3.4 Listrik.............................................................................. 46
2.3.5 Air Bersih......................................................................... 47
2.3.6 Keluarga Berencana...................................................... 48
2.3.7 Sosial............................................................................... 49
2.3.8 Pariwisata....................................................................... 51
2.3.9 Kehidupan Beragama................................................... 52
2.4 Daya Saing Daerah...................................................................... 53
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah....................................... 53
2.4.2 Infrastruktur.................................................................... 67
2.4.3 Iklim Berinvestasi............................................................ 69
2.4.4 Sumber Daya Manusia................................................... 71

BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA


PENDANAAN............................................................................................. 73
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu...................................................... 73
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD............................................ 73
3.1.2 Neraca Daerah................................................................ 77
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu........................... 80
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran.................................... 80
3.2.2 Analisis Pembiayaan...................................................... 82
3.3. Kerangka Pendanaan.................................................................. 84
3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta
Prioritas Utama..................................................... 84
3.3.2 Proyeksi Data Masa Lalu............................................... 86
3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan.............................. 89

BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAERAH.................................................. 94


4.1. Permasalahan Pembangunan.................................................... 95
4.1.1 Analisa Lingkungan Eksternal....................................... 95
4.1.2 Analisa Lingkungan Internal.......................................... 96
4.2. Isu Strategis Daerah.................................................................... 97

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 99


5.1. Visi ............................................................................................... 99
5.2. Misi.................................................................................................. 99
5.3. Tujuan dan Sasaran.................................................................... 100

BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN.......................................................... 112


6.1. Strategi dan Arah Kebijakan untuk mewujudkan Misi 112
Pertama........................................................................................
6.2 Strategi dan Arah Kebijakan untuk mewujudkan Misi 113
Kedua..........................................................................................
6.3. Strategi dan Arah Kebijakan untuk mewujudkan Misi 115
Ketiga..........................................................................................
6.4. Strategi dan Arah Kebijakan untuk mewujudkan Misi 116
Keempat.......................................................................................
6..5. Strategi dan Arah Kebijakan untuk mewujudkan Misi 117
Kelima..........................................................................................
6.6. Strategi dan Arah Kebijakan untuk mewujudkan Misi 118
Keenam........................................................................................

BAB VII. PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH.................................................... 120


7.1. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Pertama..... 120
7.2. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Kedua ........ 123
7.3. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Ketiga......... 126
7.4. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Keempat..... 130
7.5. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Kelima........ 131
7.6. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Keenam...... 132

BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN


PENDANAAN............................................................................................... 136
BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA 137
DAERAH......................................................
BAB X. PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH 138
PELAKSANAAN..........................................
10.1 Pedoman Transisi....................................................................... 138
10.2 Kaidah Pelaksanaan................................................................. 139
BAB XI. PENUTUP.................................................................................................. 142
Lampiran I Tabel 8.1. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan
Pendanaan Kabupaten Landak Tahun 2012 – 2016.
Lampiran II Tabel 9.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian
Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1.1 Hubungan RPJMD Dan Dokumen Perencanaan Lainnya.................... 8
Gambar. 1.2 Hubungan RPJMD Dan Proses Penganggaran..................................... 9
Gambar. 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Landak................................... 13
Gambar. 2.2 Piramida Penduduk Kabupaten Landak Tahun 2010........................ 15
Gambar. 2.3 Penggunaan lahan Di Kabupaten Landak.......................................... 37
Gambar. 2.4 Proporsi Penggunaan Lahan Di Kabupaten Landak Tahun 2009..... 37
Gambar. 2.5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Harga Konstan... 57
Gambar. 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Landak Dan Prov Kalbar
Tahun 2006-2010.................................................................................. 58
Gambar. 2.7 Sumber Dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
Di Kabupaten Landak Tahun 2010...................................................... 61
Gambar. 2.8 Struktur Ekonomi Kabupaten Landak Tahun 2010........................... 63
DAFTAR TABEL
Tabel . 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Landak Per Kecamatan.......................... 12
Tabel . 2.2 Nama Kecamatan,Ibukota Kecamatan,Luas Areal Dan Jumlah
Desa Di Kabupaten Landak .............................................................. 13
Tabel .2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin................................. 14
Tabel .2.4 Penduduk Menurut Kecamatan,Jenis Kelamin Kabupaten
Landak Tahun 2010........................................................................... 15
Tabel .2.5 Kepadatan Penduduk Per KM2 Kabupaten Landak Tahun 2010 16
Tabel .2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia.................................. 17
Tabel .2.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan............................. 17
Tabel .2.8 Kemiringan Lahan Di Kabupaten Landak........................................ 19
Tabel .2.9 Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Tahun 2000 – 2009......... 21
Tabel .2.10 Kecepatan Angin Dan Suhu Udara Tahun 2000 – 2009................. 22
Tabel .2.11 Prosentase Penyinaran Matahari Per Hari Per Tahun 2000-2009. 22
Tabel .2.12 Struktur Geologi Di Kabupaten Landak............................................. 24
Tabel.2.13 Jenis Tanah Di Kabupaten Landak.................................................... 26
Tabel.2.14 Kawasan Hutan Lindung.................................................................... 32
Tabel.2.15 Luas Kawasan Hutan Di Kabupaten Landak Tahun 2009.............. 33
Tabel.2.16 Penyebaran Potensi Bahan Tambang Di Kabupaten Landak......... 34
Tabel.2.17 Obyek Wisata Di Kabupaten Landak Tahun 2010........................... 35
Tabel.2.18 Penggunaan Lahan Di Kabupaten Landak Tahun 2009................. 36
Tabel.2.19 Indikator Pendidikan Kabupaten Landak......................................... 38
Tabel.2.20 Perkembangan Seni, Budaya Dan Olah Raga Di Kabupaten
Landak Tahun 2010........................................................................... 40
Tabel.2.21 Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Landak ..................... 40
Tabel.2.22 Banyaknya Sekolah Di Bawah Lingkungan Diknas Menurut
Tingkat Pendidikan Tahun 2010....................................................... 42
Tabel.2.23 Prosentase Partisipasi Sekolah Menurut Jenis kelamin Dan Usia
Sekolah Di Kabupaten Landak Tahun 2010.................................... 43
Tabel.2.24 Banyaknya Murid,Guru SD Dan Rasio Murid Terhadap Guru Di
Bawah Lingkungan Diknas Tahun 2010........................................... 43
Tabel.2.25 Statistik Kesehatan Kabupaten Landak .......................................... 45
Tabel.2.26 Pajang Jalan Menurut Kondisi Jalan Dan Status Jalan Di
Kabupaten Landak Tahun 2010........................................................ 46
Tabel.2.27 Banyaknya Pelanggan Listrik Menurut Ranting/Unit Dan
Golongan Di Kabupaten Landak Tahun 2010.................................. 47
Tabel.2.28 Banyaknay Pelanggan Dan Penyaluran Air Minum Menurut Jenis
Pelanggan Di Kabupaten Landak Tahun 2010................................ 48
Tabel.2.29 Jumlah Peserta KB Aktif Metode Konstrasepsi Di Kabupaten
Landak Tahun 2010........................................................................... 49
Tabel .2.30 Penderita Cacat Di Kabupaten Landak Tahun 2010....................... 50
Tabel. 2.31 Banyaknya Penduduk Lanjut Usia Dan Anak Terlantar Tahun
2010..................................................................................................... 50
Tabel. 2.32 Program Pengembangan Pariwisata Kabupaten Landak Tahun
2006 – 2011....................................................................................... 51
Tabel. 2.33 Jumlah Sarana Tempat Ibadah Menurut Status/Fungsi Di
Kabupaten Landak Tahun 2009....................................................... 53
Tabel. 2.34 Jenis Produk Pertanian..................................................................... 55
Tabel .2.35 Produksi Hasil Pertanian , Perkebunan dan Peternakan................ 55
Tabel. 2.36 Nilai PRDP Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan
Usaha Di Kabupaten Landak Tahun 2009 – 2010.......................... 56
Tabel .2.37 Indeks Harga Implisit Dan Laju Inflasi Kabupaten Landak Dan
Prov Kalbar Tahun 2006 – 2010....................................................... 64
Tabel. 2.38 Location Quotient(LQ) Kabupaten Landak Terhadap Prov Kalbar
Tahun 2010......................................................................................... 65
Tabel. 2.39 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Landak Tahun 2006 – 2010......................................... 66
Tabel. 2.40 Panjang Ruas Jalan Menurut Status Jalan Di Kabupaten Landak
Tahun 2009......................................................................................... 68
Tabel. 2.41 Angka Kriminallitas Kabupaten Landak Tahun 2009..................... 70
Tabel. 2.42 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan................................... 71
Tabel. 3.1 Rata – Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun
2007 – 2011 Kabupaten Landak .................................................... 74
Tabel. 3.2 Rata- Rata Pertumbuhan Neraca Daerah Tahun 2010
Kabupaten Landak ............................................................................ 77
Tabel. 3.3 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Landak .................................. 79
Tabel. 3.4 Analisis Proporsi Belanja Pembangunan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Landak............................................................................. 81
Tabel. 3.5 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Landak.......................................... 82
Tabel. 3.6 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Landak........ 83
Tabel. 3.7 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Kabupaten Landak................... 83
Tabel. 3.8 Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama
Kabupaten Landak ............................................................................ 85
Tabel. 3.9 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai
Pembangunan Daerah....................................................................... 86
Tabel. 3.10 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah Kabupaten Landak................................................................ 90
Tabel. 8.1 Indikasi Rencana Program Prioritas Dan Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Landak Tahun 2012-2016............................................. 1-31
Tabel .9.1 Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Pencapaian
Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Kabupaten
Landak................................................................................................ 1-8
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Landak,


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional
sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. RPJMD juga merupakan
pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) setiap tahun. Dalam penyusunannya, RPJMD dilakukan secara
komprehensif, terpadu dan menyeluruh, serta mengedepankan keterlibatan
masyarakat secara partisipatif dengan mempertimbangkan dan menampung
aspirasi pemangku kepentingan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 merupakan penjabaran visi, misi dan
program Bupati/Wakil Bupati Landak, yang terpilih pada Pemilihan Umum
Kepala Daerah (Pemilukada) Tahun 2011. RPJMD Kabupaten Landak Tahun
2012-2016 adalah tahapan lima (5) tahun kedua dalam rangka mewujudkan
visi dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Landak Tahun 2012-2016, yaitu “Masyarakat Kabupaten Landak
yang Cerdas dan Berdaya Saing”
Penyelenggaraan pembangunan Landak periode Tahun 2007-2011
telah menghasilkan beberapa kemajuan, namun masih menyisakan
permasalahan yang harus diselesaikan pada periode ke depan dan harus
menghadapi tantangan global yang semakin berat seperti perubahan iklim
serta krisis energi dan pangan. Pada tahapan RPJMD Kabupaten Landak
Tahun 2012-2016 diarahkan untuk lebih meningkatkan pembangunan
disegala bidang dengan menekankan upaya terwujudnya masyarakat
Kabupaten Landak yang Cerdas, Bermoral, Mandiri dan Terdepan Secara
Ekonomi Melalui Peningkatan Kualitas Manusia, Pemberdayaan Ekonomi
Rakyat, Pengembangan Industri, Pembangunan Transportasi, Pelestarian
Lingkungan dan Budaya serta Tatakelola Pemerintahan Yang Baik. Pada
periode Bupati/Wakil Bupati Landak ini pembangunan ditekankan melalui
pembangunan dan peningkatan infrastruktur, percepatan pembangunan
ekonomi yang berkeadilan, peningkatan kualitas SDM, peningkatan iman
dan taqwa, peningkatan kapasitas aparatur pemerintah, serta peningkatan
partisipatif aktif masyarakat.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

2.1 Maksud

Penyusunan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016


dimaksudkan untuk menghasilkan rumusan strategi, arah kebijakan dan
program pembangunan yang terarah, efektif, efisien dan terpadu yang
dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan oleh Bupati/Wakil Bupati Landak
dengan memperhatikan arahan RPJPD Kabupaten Landak Tahun 2007-
2027, serta memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku
kepentingan yang ada di Kabupaten Landak.
RPJMD Kabupaten Landak juga dimaksudkan untuk menjadi acuan
dan pedoman resmi bagi Pemerintah Kabupaten Landak dalam
penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan program daerah
yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Landak secara berjenjang.

2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016
adalah sebagai berikut :
a. menjabarkan visi, misi, agenda pembangunan dan program
Bupati/Wakil Bupati Landak ke dalam arah kebijakan dan program
pembangunan yang rinci, terarah, terukur dan dapat dilaksanakan
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016;
b. menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Landak dalam menentukan
prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan
dengan sumber dana APBD Kabupaten Landak, APBN dan sumber
dana lainnya;
c. mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi
pembangunan baik antar SKPD, antar Pemerintah Kabupaten/Kota,
antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, serta
antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat;
d. menyediakan tolok ukur untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi
kinerja setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak;
e. menciptakan iklim pemerintahan yang aman dan kondusif dalam
melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan;
f. mengoptimalkan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Daerah,
swasta dan masyarakat.

3. LANDASAN HUKUM
Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016,
peraturan perundangan yang digunakan sebagai landasan hukum adalah :
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Landak (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3823);
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
e. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang–undangan, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389);
f. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4410);
g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
h. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 1137), sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
i. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
j. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
k. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
l. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
m. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
n. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
o. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
p. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
q. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
r. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
s. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
t. Peraturan Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
u. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Menteri Keuangan No. 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M
PPN/04/2010, No. PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-
2014;
v. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 8 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2008 – 2013;
w. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 15 Tahun 2008 tentang
Penetapan Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Landak ( Lembaran Daerah Kabupaten Landak
Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak
Nomor 13 );

x. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 9 Tahun 2008 tentang


Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Landak ( Lembaran
Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Landak Nomor 8 );

4. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA


Dalam sistem perencanaan pembangunan sebagaimana diatur dalam
UU Nomor 25 tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan yang utuh
dari manajemen pembangunan di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Landak khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah
tertuang dalam berbagai dokumen perencanaan. Hubungan antara RPJMD
dengan dokumen perencanaan lainnnya adalah sebagai berikut:
a. RPJMD dan RPJPD Kabupaten Landak
RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 merupakan RPJMD Kedua
dari tahapan pelaksanaan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2006-2011.
Oleh sebab itu, penyusunan RPJMD selain menjabarkan memuat visi,
misi, dan program prioritas Bupati/Wakil Bupati Landak masa bakti
tahun 2011-2016, juga berpedoman pada visi, misi, dan arah kebijakan
yang termuat dalam RPJPD Kabupaten Landak Tahun 2007-2027.
b. RPJMD dan RTRW Kabupaten Landak
Penyusunan RPJMD memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai
pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW
Kabupaten Landak sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program
pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di
Kabupaten Landak.
c. RPJMD dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
RPJMD menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berwawasan 5 (lima)
tahunan. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang
berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam
menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap
urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan, yang disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kabupaten Landak.
d. RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 setiap tahun
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai
suatu dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Landak
yang memuat prioritas program dan kegiatan dari Rencana Kerja SKPD.
RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kabupaten Landak yang
dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat desa, kecamatan,
kabupaten hingga provinsi.
Gambaran tentang hubungan antara RPJMD dengan dokumen perencanaan
lainnya sebagai kesatuan sistem perencanaan pembangunan dan sistem
keuangan adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.1 dan Gambar
1.2.

5. KERANGKA PIKIR DAN SISTEMATIKA PENULISAN


5.1. Kerangka Pikir
Penyusunan RPJMD diawali dengan analisis kondisi masa lalu dan
saat ini, yang menyangkut hasil yang telah dicapai dan masalah serta
tantangan yang dihadapi, kemudian dilakukan identifikasi lingkungan
strategik internal dan eksternal. Perumusan visi dan misi, analisis kondisi
yang diharapkan, strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah serta
program pembangunan dilakukan dengan mengacu hasil analisis
lingkungan strategik dan tahapan lima tahunan dalam RPJPD. Alur Pikir
yang digunakan dalam penyusunan RPJM Kabupaten Landak Tahun 2012
– 2016 ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1.
Hubungan RPJMD dan Dokumen Perencanaan Lainnya
Alur Pikir integrasi RPJM Kabupaten Landak Tahun 2012 – 2016 dengan
proses penganggaran adalah sebagai berikut :

Gambar .1.2
Hubungan RPJMD dan Proses Penganggaran

RKP

Diserasikan melalui Musrenbang

RPJM Dijabarkan RKP Pedoman


RAPBD APBD
Daerah Daerah

Pedoman Diacu

Renstra Pedoman Renja Pedoman RKA Rincian


SKPD SKPD SKPD APBD

5.2 Sistematika Penulisan


RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :

BAB. 1 PENDAHULUAN
BAB. 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB. 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA
PENDANAAN
BAB. 4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB. 5 VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB. 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB. 7 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB. 8 RENCANA INDIKASI PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN
PENDANAAN
BAB. 9 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB.10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
BAB.11 PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Staablad nomor 50 tahun 1926 jo Staablad nomor 186 tahun 1938


menetapkan pembagian wilayah Kalimantan Barat menjadi 12 daerah swapraja
dan 3 neo swapraja. Salah satu dari 12 daerah swapraja itu adalah Swapraja
Landak.
Dengan terbitnya Surat Menteri Dalam Negeri nomor PEM 20/6/10 tang-
gal 8 September 1951 dilakukan pembagian wilayah administratif baru, dan Kal-
bar waktu itu berdasar surat tersebut dibagi dalam 6 kabupaten administratif
dan satu kota administratif.
Dalam tahun 1962 sebagaimana juga swapraja lainnya di Kalbar,
pemerintahan Swapraja Landak ikut dihapus dan mulai saat itu bekas wilayah
kekuasaan administratifnya dihimpun ke dalam Kabupaten Pontianak.
Mulanya ibukota Kabupaten Pontianak berkedudukan di Kota Pontianak.
Pada tahun 1963, dengan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi
Daerah nomor 51/1/9-11 tanggal 5 Februari 1963, maka ibukota dialihkan ke
Mempawah. Sebelum ditetapkannya Mempawah, ada dua alternatif untuk di-
jadikan ibukota Kabupaten Pontianak waktu itu, yakni Mempawah dan Ngabang.
Kemudian karena luasnya wilayah administratif Kabupaten Pontianak,
guna mempermudah jangkauan pembinaan dan mengawasi jalannya roda
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, didasarkan Keputusan
Mendagri Nomor 821.26-224 tanggal 13 Maret 1985, ditetapkan Organisasi Pem-
bantu Bupati Wilayah Ngabang yang berkedudukan di Ngabang. Pembantu Bu-
pati Wilayah Ngabang ini terdiri dari Kecamatan Ngabang, Air Besar, Sengah
Temila dan Menyuke.
Kemudian dilakukan pemekaran wilayah otonom dengan dikeluarkannya
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 55 tahun 1999 tanggal 4 Oktober
1999 tentang pembentukan Kabupaten Landak yang beribukota Ngabang. Kabu-
paten Landak membawahi 10 kecamatan, 149 desa dan 528 dusun.
Secara administratif, Kabupaten Landak merupakan salah satu kabupat-
en di Propinsi Kalimantan Barat hasil pemekaran/pecahan dari Kabupaten Pon-
tianak, sejak tahun 1999 yang beribukota di Ngabang, berdasarkan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor: 55 tahun 1999 tanggal 04 Oktober 1999 dan
Lembaran Negara Indonesia tahun 1999 Nomor 183 yang kemudian
disempurnakan lagi dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2000 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Landak. Pertimbangan pokok terbentuknya Kabupaten Landak
didasarkan pada perkembangan dan kemajuan Provinsi Kalimantan Barat pada
umumnya dan Kabupaten Pontianak pada khususnya serta adanya aspirasi
masyarakat yang berkembang dalam masyarakat. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas dan memperhatikan perkembangan penduduk, luas wilayah,
potensi ekonomi, sosial budaya, sosial politik dan meningkatnya beban tugas
serta volume kerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di Kabupaten Pontianak dipandang perlu membentuk
Kabupaten Landak sebagai pemekaran dari Kabupaten Pontianak. Pembentukan
Kabupaten Landak akan dapat mendorong peningkatan pelayanan di bidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta memberikan
kemampuan dalam memanfaatkan potensi yang ada di wilayahnya untuk
menyelenggarakan otonomi daerah.
Pemanfaatan moment dan peluang otonomi daerah untuk Kabupaten
Landak dilakukan dengan menyusun berbagai program dan rencana
pembangunan serta kebijakan-kebijakan publik yang bertujuan untuk
meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya dan keamanan serta
ketertiban masyarakat. Di dalam mendukung upaya meningkatkan kondisi
dimaksud, Kabupaten Landak memiliki potensi yang memadai. Potensi-potensi
dimaksud berupa potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia dan
potensi letak geografis yang apabila didayagunakan secara optimal akan
memiliki nilai tambah yang sangat diperlukan sebagai sumber daya
pembangunan.

2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

2.1.1.Posisi Geografis dan Wilayah Administrasi

Mulai tahun 2007, Kabupaten Landak terdiri atas 13 Kecamatan (sebe-


lum dimekarkan, terdiri 10 Kecamatan) dan 156 Desa serta 553 Dusun.
Kabupaten Landak terletak pada koordinat 1°00” LU - 0°52’ LS dan 109°10’42” -
110°10’ BT. Secara administratif batas Kabupaten Landak adalah :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang dan Sanggau ;
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sanggau;
- Sebelah selatan berbatasan dengan Sanggau dan Kubu Raya;
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pontianak.
Apabila dicermati, letak Kabupaten Landak sangat strategis. Dikatakan
sangat strategis karena kabupaten ini terletak di tengah-tengah Propinsi Kali-
mantan Barat, juga merupakan daerah lintasan jalur Pontianak – Entikong –
Kuching – Brunei Darussalam maupun jalur Pontianak – Jagoibabang – Kuching.
Letak ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar sebagai konsekuensi
logis dari berbagai kegiatan yang dilakukan di sepanjang jalur tersebut. Letak
demikian ini merupakan salah satu potensi dan modal bagi pengembangan
Kabupaten Landak di masa mendatang.
Luas wilayah Kabupaten Landak secara keseluruhan 9.909,10 Km² atau
setara dengan 6,75 % luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Rincian luas
wilayah per kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Landak Per Kecamatan

Sebelum Pemekaran Setelah Pemekaran, 2007


No Kecamatan
Luas (Km²) % Luas (Km²) %
1 Sebangki 885.60 8.94 885.60 8.94
2 Sengah Temila 1,963.00 19.81 1,963.00 19.81
3 Mandor 455.10 4.59 455.10 4.59
4 Menjalin 322.90 3.26 322.90 3.26
5 Meranti 372.34 3.76 372.34 3.76
6 Kuala Behe 968.00 9.77 968.00 9.77
7 Air Besar 1,361.20 13.74 1,361.20 13.74
8 Ngabang 1,996.90 20.15 1,153.10 11.64
9 Jelimpo 0 0.00 843.80 8.52
10 Menyuke 867.96 8.76 597.44 6.03
11 Banyuke Hulu 0 0.00 270.52 2.73
12 Mempawah Hulu 716.10 7.23 496.34 5.01
13 Sompak 0 0.00 219.76 2.22
Jumlah 9,909.10 100.00 9,909.10 100.00
Sumber : Bappeda dan BPS Kab. Landak
Gambar 2.1.
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Landak
Sumber : Bappeda Kab. Landak, 2007

Tabel 2.2.
Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan, Luas Area dan Jumlah Desa di
Kabupaten Landak

No Nama Kecamatan Nama Ibu Kota Luas Area (Km2) Jml Dusun Jml Desa
1 Sebangki Sebangki 885,60 27 5
2 Ngabang Ngabang 1.996,90 74 19
3 Sengah Temila Pahauman 1.963,00 69 14
4 Mandor Mandor 455,10 56 17
5 Menjalin Menjalin 322,90 26 8
6 Mempawah Hulu Karangan 716,10 52 17
7 Menyuke Darit 867,96 71 16
8 Meranti Meranti 372,34 25 6
9 Kuala Behe Kuala Behe 968,00 28 11
10 Air Besar Serimbu 1.361,20 34 16
11 Jelimpo Jelimpo 843,80 43 13
12 Sompak Sompak 219,76 21 7
13 Banyuke Hulu Simpang Tiga 270,52 29 7
Jumlah 9.909,10 555 156
Sumber: Bappeda, 2008
2.1.2. Penduduk

Mayoritas penduduk di Kabupaten Landak adalah suku Dayak.


Dikatakan demikian karena ada bukti konkritnya yaitu masih adanya
peninggalan rumah Panjang/Betang di Kabupaten Landak sampai saat ini,
tepatnya terletak di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila. Selain Suku Dayak,
Kabupaten Landak juga dihuni oleh Suku Melayu, Tionghoa, Madura dan etnis
lainnya. Kecamatan Sebangki, lebih separuh penduduknya suku Madura. Mata
pencaharian mayoritas penduduk Kabupaten Landak yaitu sektor pertanian.
Jumlah penduduk di Kabuapten Landak cenderung fluktuasi, dan jenis
kelamin laki-laki lebih besar dari pada jenis kelamin perempuan. Pada tahun
2007 jumlah penduduk sebanyak 347.933 orang, pada tahun 2010 menjadi
sebanyak 342.626 orang.

Tabel: 2.3.
Jumlah Penduduk Beradasarkan Jenis Kelamin

No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah


1 2007 181.400 166.533 347.933
2 2008 178.320 163.841 342.161
3 2009 183.595 168.172 351.767
4 2010 179.134 164.429 342.626
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kab. Landak

Jumlah penduduk tahun 2010 di Kabupaten Landak adalah 342.626 jiwa.


Jumlah ini terdiri dari laki-laki 179.134 (52,13%) dan perempuan 164.492 jiwa
(47,87%) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.4.
Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin
Kabupaten Landak Tahun 2010

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah


1 Ngabang 39.166 32.532 67.698
2 Sengah Temila 28.979 26.685 55.659
3 Mandor 15.462 14.592 30.054
4 Menjalin 9.504 8.747 18.251
5 Mempawah Hulu 17.890 16.322 34.302
6 Menyuke 14.632 13.331 27.963
7 Meranti 4.472 4.066 8.538
8 Kuala Bahe 7.970 7.230 15.200
9 Air Besar 10.460 9.231 19.691
10 Sebangki 7.694 7.262 14.956
11 Jelimpo 13.711 12.602 26.313
12 Sompak 6.722 6.202 12.924
13 Banyuke Hulu 6.387 5.690 12.077
Jumlah 179.134 164.492 343.626
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil Kab. Landak

Berdasarkan data tahun 2010 di atas, terlihat bahwa penduduk terban-


yak berada di wilayah Kecamatan Ngabang sebanyak 67.698 jiwa, yang meru-
pakan ibukota Kabupaten Landak. Sedangkan penduduk paling sedikit berada di
wilayah Kecamatan Banyuke Hulu dengan jumlah penduduk sebanyak 8.538
jiwa.
Berdasarkan hasil perhitungan BPS, jumlah penduduk Kabupaten Landak
sebesar 343,626 jiwa selama kurun waktu tahun 2000 - 2010 dengan laju per-
tumbuhan penduduk sebesar 0,92 % per tahun.

Gambar 2.2.
Piramida Penduduk Kabupaten Landak
Tahun 2010

Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Mempawah Hulu


dengan tingkat kepadatan rata-rata 66 penduduk per Km2 dan kepadatan pen-
duduk yang terkecil di Kecamatan Kuala Behe dengan tingkat kepadatan rata-
rata 14 penduduk per Km2. Jumlah penduduk usia kerja bertambah seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk.

Tabel 2.5.
Kepadatan Penduduk per Km2 Kabupaten Landak Tahun 2006

Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Jumlah Luas Wilayah (km2)
per km2
1 Sebangki 16.730 885,60 19
2 Ngabang 60.583 1.148,10 53
3 Sengah Temila 53.493 1.963,00 27
4 Mandor 28.387 455,10 62
5 Menjalin 18.598 322,90 58
6 Mempawah Hulu 32.782 498,30 66
7 Menyuke 25.716 594,20 43
8 Meranti 9.080 372,30 24
9 Kuala Bahe 13.650 968,00 14
10 Air Besar 21.924 1.361,20 16
11 Sompak 13.581 219,80 62
12 Jelimpo 23.338 848,80 27
13 Banyuke Hulu 11.864 273,80 43
Jumlah 329.649 9.909,10 33
Sumber : Sensus Penduduk 2010

Tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata kepadatan penduduk di


Kabupaten Landak relatif bervariasi dengan rata-rata kepadatan Kabupaten
Landak sebesar 33 penduduk per kilometer persegi. Kepadatan tertinggi berada
di Kecamatan Mempawah Hulu dengan 66 penduduk per kilometer persegi dan
kepadatan terendah berada di Kecamatan Kuala Behe dengan 14 penduduk per
kilometer persegi.
Jumlah penduduk berdasarkan struktur usia di Kabupaten Landak pada
tahun 2010, terbanyak adalah usia 20 tahun sampai dengan 24 tahun sebanyak
39.363 jiwa atau 11,46% dari keseluruhan penduduk Kabupaten Landak. Se-
dangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah di atas usia 75 tahun se-
banyak 4.599 jiwa atau 1,34% dari keseluruhan jumlah penduduk Kabupaten
Landak, berdasarkan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.6.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah

0–4 28.784
5–9 36.850
10 – 14 37.451
15 – 19 35.607
20 – 24 39.369
25 – 29 35.084
30 – 34 30.148
35 – 39 23.767
40 – 44 20.879
45 – 49 16.238
50 – 59 14.582
60 – 64 8.742
65 – 69 6.504
70 – 74 4.599
> 75 5.022
Jumlah 343.626
Sumber: Data Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil

Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan ditunjukan dalam Tabel


2.7. di bawah. Jumlah penduduk yang terbanyak adalah yang berstatus be-
lum/tidak bekerja sebanyak 87.792 jiwa atau 35,55% dari keseluruhan
penduduk Kabupaten landak. Kemudian diikuti oleh jenis pekerjaan sebagai
petani/pekebun sebanyak 88.610 jiwa atau 25,20% dari keseluruhuhan jumlah
penduduk di Kabupaten Landak.

Tabel 2.7.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Jenis Pekerjaan Jumlah


Penduduk Penduduk
Belum/Tidak Bekerja 87.792 Nelayan/Perikanan 90
Mengurus Rumah Tangga 50.510 Industri 20
Pelajar/Mahasiswa 68.678 Kontruksi 173
Pensiunan 624 Transportasi 80
Pegawai Negeri Sipil 5.101 Karyawan Swasta 9.480
TNI 623 Karyawan BUMN 865
Kepolisian RI 414 Karyawan BUMD 49
Pedagang 801 Honorer 473
Petani/Perkebunan 88.610 Buruh Harian Lepas 1.600
Peternak 45 Burih Tani/Perkebunan 4.971
Buruh Nelayan/Perikanan 31 Penata Rias 13
Buruh Peternakan 57 Panata Rambut 20
Pembantu RT 804 Mekanik 96
Tukang Cukur 46 Seniman 8
Tukang Listrik 20 Tabib 12
Tukang Batu 14 Perajin 8
Tukang Kayu 245 Penterjemah 4
Tukang Sol Sepatu 3 Imam Masjid 18
Tukang Las/Pandai Besi 87 Pendeta 388
Tukang Jahit 38 Pastor 23
Tukang Gigi 1 Wartawam 16
Ustadz/Mubalig 20 Penyiar Radio 1
Juru Masak 9 Pelaut 6
Promotor Acara - Peneliti 6
Anggota DPD 1 Sopir 237
Anggota BPK - Pialang 6
Walikota - Paranormal 6
Anggota DPRD Propinsi 3 Pedagang 455
Anggota DPRD Kab/Kota 35 Perangkat Desa 193
Dosen 21 Kepala Desa 156
Guru 3.248 Biarawati 25
Pengacara 1 Wiraswasta 5.312
Notaris 4 Perawat 137
Arsitek 4 Akuntan 2
Konsultan 9 Apoteker 5
Dokter 24 Lainnya 10.886
Bidan 65
Jumlah 343.626
Sumber: Bappeda Kabupaten Landak

2.1.3.Topografi dan Kemiringan Lahan

Kabupaten Landak termasuk dalam wilayah Dataran Rendah Pegunungan


Barat. Bagian Utara berbukit-bukit, ke selatan merupakan daerah Lembah atau
dataran yang memudahkan melakukan kegiatan sosial ekonomi. Dua sub
wilayah yang termasuk dalam dataran rendah Pegunungan Barat yakni Sub
Wilayah Pegunungan Niut (±800 Km²). yang meliputi wilayah Kecamatan Air
Besar sebelah utara dan sub wilayah Pegunungan Bawang (±770 Km²) meliputi
wilayah Kecamatan Mempawah Hulu dan Menyuke.
Kabupaten Landak, berdasarkan pembagian kelas kemiringan lahan,
mencirikan daerah tersebut berada pada kemiringan lahan yang berbukit, ini
dapat dilihat pada kemiringan lahan yang dominan berada pada kelas
kemiringan berbukit 8 - 15 %.
Untuk lebih jelasnya mengenai kemiringan lahan di Kabupaten Landak
dapat dilihat pada Tabel 2.8. yang mengambarkan keadaan kemiringan lahan
Kabupaten Landak.
Tabel 2.8.
Kemiringan Lahan Di Kabupaten Landak
Luas
No Kemiringan Lereng
Hektar (Ha) Persen (%)
1 0-8 % 125.290 15
2 8-15 % 444.213 53
3 15-25 % 40.391 5
4 25-40 % 199.651 24
5 >40 % 21.015 3
Sumber : Hasil Kajian Pemetaan Lahan Kabupaten Landak, 2010.

Dari tabel di atas terlihat bahwa kemiringan lahan 0-8 % persebarannya


seluas 125.290 hektar (15 %), sedangkan kemiringan lahan 8-15 % lebih
mendominasi dengan seluas 444.213 hektar (53 %), sementara lahan dengan
kemiringan 15-25 % atau lahan bergelombang seluas 40.391 hektar (5 %),
kemiringan 25-40 % seluas 199.651 hektar (24 %) dan diatas 40 % seluas
21.015 hektar (3 %) merupakan lahan dengan kondisi perbukitan sampai
pegunungan, dari total luas areal Kabupaten Landak. Lahan–lahan
berkemiringan 0–15 % cocok digunakan untuk berbagai jenis kegiatan karena
berada pada bentuk wilayah datar sampai berombak.

2.1.4.Hidrologi dan Irigasi

Di Kabupaten Landak pada umumnya tekstur dan struktur tanah sangat


menunjang untuk air lebih mudah dan cepat dapat di serap tanaman. Di
samping itu di wilayah ini telah banyak sungai kecil maupun besar sehingga
akan membantu dalam kegiatan pertanian dan perikanan, khususnya di wilayah
Kabupaten Landak.
Wilayah Kabupaten Landak termasuk ke dalam DAS Landak di mana
Sungai Landak merupakan sungai terbesar yang ada di wilayah Kabupaten
Landak. Sungai lain yang cukup besar adalah Sungai Menyuke, Sungai
Mempawah, dan Sungai Mandor. Sungai Landak berperan penting bagi desa-
desa yang berada dipinggir sungai tersebut, karena digunakan masyarakat
sebagai air untuk mandi, cuci, makan dan minum, sumber penangkapan ikan,
dan prasarana angkutan khususnya. Sungai Landak sangat efektif sebagai
prasarana transportasi yang menghubungkan Kota Pontianak dengan daerah
Kabupaten Landak.
Sungai Landak yang merupakan sungai utama, lebarnya rata-rata 60
meter dengan kedalaman rata-rata 4 meter. Pola aliran dari sungai-sungai
tersebut merupakan pola dendritik yang dicirikan dengan aliran menyebar.
Sungai-sungai yang berada di wilayah Kabupaten Landak merupakan
sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun, karena itu perlu diamati debit
aliran sungainya. Pengamatan yang dilakukan terhadap debit aliran sungai
merupakan debit sesaat. Fluktuasi debit yang terjadi akan selalu berubah dan
akan dipengaruhi oleh keadaan iklim, sifat fisik DAS dan penutupan lahan. Pada
keadaan sifat fisik DAS dan penutupan lahan yang tetap, maka fluktuasi debit
sungai terutama dipengaruhi oleh variasi curah hujan. Tindakan manusia
berupa kegiatan-kegiatan perkebunan yang merubah pola penutupan lahan
akan mempengaruhi fluktuasi debit. Berdasarkan sebaran kelas lereng dan
sebaran penutupan lahan dapat diperkirakan koefisien aliran dan debit puncak,
sedangkan padatan tersuspensi (TSS) berpengaruh terhadap besarnya
kandungan sedimen.
Sungai Landak mempunyai potensi air terjun, karena debit air yang
sangat besar dengan kecepatan 0,71 meter/detik maka dapat digunakan sebagai
sumber pembangkit listrik mikro hidro. Air terjun Melanggar ini memiliki
ketinggian 25 meter dan berada dibagian hulu Kota Ngabang, secara geografis
posisi air terjun berada pada 0º 51’ 23,26” LU dan 108º 16’ 16,56” LS.
Kabupaten Landak juga memiliki sumber mata air yang terdapat di
daerah Gunung Seha atau kawasan Wisata Gunung Seha dalam Wilayah
Kecamatan Sengah Temila, terdapat sejumlah saluran air bersih bersumber dari
mata air.

2.1.5.Iklim

1. Curah Hujan Dan Hari Hujan


Data kondisi curah hujan dan jumlah hari hujan secara umum di
wilayah Kabupaten Landak dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9.
Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Tahun 2000 - 2009

No. Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (HH)


1 Januari 320 20
2 Pebruari 228 15
3 Maret 296 19
4 April 252 19
5 Mei 265 20
6 Juni 201 14
7 Juli 180 15
8 Agustus 174 13
9 September 277 17
10 Oktober 370 22
11 Nopember 386 23
12 Desember 343 22
Jumlah 3.292 218
Rata-rata 274 18
Sumber: Stasiun Meteorologi dan Geofisika Jungkat, Kabupaten Pontianak, 2010

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata curah hujan


bulanan selama sepuluh tahun dari tahun 2000 s/d 2009 berkisar dari
174-386 mm dan rata-rata hari hujan 13 - 23 hh. Curah hujan rata-
rata tahunan adalah 3.292 mm dengan jumlah hari hujan tahunan 218
hh, sedang rata-rata curah hujan bulanan 274 mm dengan rata-rata
hari hujan bulanan 18 hh. Curah hujan terendah terjadi pada bulan
Agustus yaitu 174 mm dengan hari hujan 13 hh, sedang bulan
terbasah adalah pada bulan Nopember yaitu 386 mm dengan rata-rata
23 hh.

2. Kecepatan Angin Dan Suhu Udara

Data mengenai kecepatan angin dan suhu udara di wilayah Kabupaten


Landak secara umum dapat dilihat pada Tabel 2.10.
Dari data pada tabel di atas juga tampak, bahwa kecepatan angin rata-
rata setiap bulannya adalah 3 knots. Rata-rata kecepatan angin
maksimum setiap bulannya 13,5 knots. Suhu udara berkisar dari
20,2o C - 32,6o C, dengan suhu udara rata-rata bulanan 26,4o C. Suhu
udara maksimum meningkat menjelang bulan-bulan kering, dengan
suhu udara tertinggi 32,6o C terjadi pada bulan Juni. Sedangkan suhu
udara minimum adalah 20,2o C terjadi pada bulan September.

Tabel 2.10.
Kecepatan Angin dan Suhu Udara Tahun 2000 - 2009

Kecepatan Angin
Suhu Udara (ᵒC)
No Bulan (knots/jam)
Maksimum Rerata Maksimum Minimum Rerata
1 Januari 16 3 31,3 22,5 25,7
2 Pebruari 12 3 31,0 21,2 26,1
3 Maret 10 2 31,6 21,6 26,1
4 April 22 3 32,6 22,8 26,6
5 Mei 12 2 32,6 23,4 26,9
6 Juni 10 2 32,6 23,1 26,9
7 Juli 12 3 32,8 21,2 26,5
8 Agustus 12 3 32,7 22,0 26,6
9 September 12 3 32,4 20,2 26,2
10 Oktober 10 3 31,8 21,6 26,2
11 Nopember 10 3 31,9 22,6 26,4
12 Desember 24 3 32,1 22,2 26,3
Rata-rata 13,5 3 32,1 22,1 26.4
Sumber : Stasiun Metereologi dan Geofisika, Jungkat Kabupaten Pontianak, 2010.

3. Penyinaran Matahari Dan Kelembaban Udara


Kondisi penyinaran matahari dan kelembaban udara di wilayah
Kabupaten Landak dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11.
Prosentase Penyinaran Matahari Per Hari Per Tahun 2000 - 2009

Penyinaran Ma- Kelembaban


No. Bulan
tahari (%) (%)
1 Januari 64 88
2 Pebruari 64 88
3 Maret 45 89
4 April 76 87
5 Mei 59 87
6 Juni 71 86
7 Juli 85 84
8 Agustus 70 85
9 September 31 88
10 Oktober 49 87
11 Nopember 65 89
12 Desember 42 89
Jumlah 721 1.047
Rata-rata 60 87
Sumber : Stasiun Metereologi dan Geofisika, Jungkat Kabupaten Pontianak, 2010.

Dari data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa penyinaran


matahari rata-rata 200 jam per tahun dengan prosentase penyinaran
per hari per tahun adalah rata-rata 60 %. Penyinaran matahari
tertinggi umumnya terjadi pada bulan-bulan relatif kering (Juni-
Agustus). Penyinaran terendah terjadi pada bulan September rata-rata
31 %. Secara umum kondisi iklim di wilayah Kabupaten Landak,
berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Fergusson
termasuk ke dalam Tipe A (0 < Q < 0,143). Klasifikasi iklim menurut
Shmidt dan Fergusson ini berdasarkan nilai quotient (Q) rata-rata
bulan kering dan rata-rata bulan basah.
2.1.6.Geologi dan Jenis Tanah

1. Geologi

Hasil pemetaan geologi Kalimantan Barat yang dibuat oleh Direktorat


Geologi Bandung tahun 1976, menjelaskan bahwa formasi geologi yang
tersebar di Wilayah Kabupaten Landak, terdiri dari beberapa formasi,
penyebaran formasi geologi di setiap kecamatan, dapat dilihat Tabel
2.12.

Tabel 2.12.
Struktur Geologi di Kabupaten Landak

No KECAMATAN JENIS BATUAN Km2 %


1 Mempawah Hulu Intrusif dan Plutonik Asam 345.25 3.48
Plistosen – Pliosen 255.71 2.58
Intrusif dan Plutonik Basa 60.38 0.61
2 Sengah Temila Kwarter 75.03 0.76
Intrusif dan Plutonik Asam 1,049.22 10.59
Kapur 45.28 0.46
Intrusif dan Plutonik Basa 120.14 1.21
3 Banyuke Hulu Intrusif dan Plutonik Asam 259.64 2.62
4 Menyuke Intrusif dan Plutonik Asam 282.83 2.85
Kapur 103.33 1.04
Plistosen – Pliosen 99.2 1
Intrusif dan Plutonik Basa 168.4 1.7
Paleozoik 26.15 0.26
5 Sompak Intrusif dan Plutonik Asam 299.61 3.02
Intrusif dan Plutonik Basa 5.11 0.05
6 Menjalin Kwarter 35.6 0.36
Intrusif dan Plutonik Asam 57.45 0.58
Kapur 11.04 0.11
Plistosen – Pliosen 177.39 1.79
7 Air Besar Intrusif dan Plutonik Asam 34.45 0.35
Kapur 387.02 3.91
Plistosen – Pliosen 618.55 6.24
Premo Karbon Trias Atas 14.43 0.15
Intrusif dan Plutonik Basa 590.24 5.96
Intrusif dan Plutonik Basa Menengah 134.89 1.36
8 Jelimpo Kwarter 4.12 0.04
Intrusif dan Plutonik Asam 534.63 5.4
Kapur 306.36 3.09
Premo Karbon Trias Atas 13.74 0.14
Intrusif dan Plutonik Basa 17.08 0.17
Intrusif dan Plutonik Basa Menengah 15.13 0.15
9 Meranti Intrusif dan Plutonik Asam 2.41 0.02
Kapur 221.16 2.23
Plistosen – Pliosen 8.89 0.09
Premo Karbon Trias Atas 66.54 0.67
Intrusif dan Plutonik Basa 84.46 0.85
10 Kuala Behe Intrusif dan Plutonik Asam 132.78 1.34
Kapur 261.69 2.64
Plistosen – Pliosen 36.83 0.37
Intrusif dan Plutonik Basa 5.46 0.06
Intrusif dan Plutonik Basa Menengah 2.11 0.02
Paleozoik 2.02 0.02
11 Mandor Kwarter 50.5 0.51
Intrusif dan Plutonik Asam 169.07 1.71
Kapur 6.67 0.07
Plistosen – Pliosen 338.42 3.42
12 Sebangki Kwarter 268.37 2.71
Intrusif dan Plutonik Asam 242.48 2.45
13 Ngabang Kwarter 151.41 1.53
Intrusif dan Plutonik Asam 431.76 4.36
Kapur 977.36 9.86
Plistosen – Pliosen 223.69 2.26
Intrusif dan Plutonik Basa Menengah 76.63 0.77
Sumber : Hasil Analisis Peta Geologi.

2. Jenis Tanah
Ditinjau dari struktur dan jenis tanahnya, Kabupaten Landak memiliki
beberapa jenis tanah diantaranya jenis tanah OGH (orgosol, gley dan
humus), Aluvial, Podsolot Merah Kuning, Podsol dan Latosol. Adapun
untuk jenis tanah PMK (podsolet merah kuning) merupakan jenis tanah
yang mendominasi lahan.

Tanah Aluvial
Jenis Tanah Aluvial memiliki warna kelabu sampai kelabu kekuningan
dan kecoklatan, sering berglei bertotol kuning, coklat dan merah.
Tekstur tanah ini bervariasi dari lempung hingga liat, berlapis debu dan
pasir. Lapisan atas jenis tanah ini masih selalu mendapat bahan
tambahan yang kadang mengandung zat organik. Umumnya lahan
dengan jenis tanah aluvial selalu tetap dalam keadaan basah karena
sebagian dipengaruhi oleh genangan air (berkala atau menetap) atau
limpahan banjir.

Tanah Organosol/ Gambut, Glei dan Humus (OGH)


Tanah organosol merupakan tanah yang tersusun dari bahan organik
atau campuran bahan mineral dan bahan organik setebal paling sedikit
50 cm dan paling sedikit mengandung 30% bahan organik (bila liat)
atau 20 % bila pasir. Kepadatan (bulkdensity) kurang dari 0,6 dan
selalu jenuh air. Tanah ini mudah mengerut tak balik, dan bila kering
peka terhadap erosi dan mudah terbakar.
Selain itu jenis tanah gambut juga terdapat di DAS, daerah ini jenis
tanah gambutnya merupakan gambut tropohemist, troposarpist, dan
tropofibrist dengan kedalaman 2-6 meter. Gambut jenis tersebut sangat
asam, mempunyai kemampuan pertukaran kation yang tinggi akan
tetapi tidak jenuh dan umumnya sangat miskin hara utama maupun
minor. Air banjir yang mengandung endapan mineral dan bahan
organik segar, dapat menghasilkan nitrogen berkadar sedang dan
bahkan tinggi fosfor dan potasium di dalam lapisan permukaan.

Podsolik Merah Kuning


Jenis tanah Podsolik Merah Kuning memiliki perkembangan profil
sedang, dengan warna merah sampai kuning, horison argilic, masam,
kurus dengan kemampuan pertukaran kation dan kejenuhan basah
rendah. Jenis tanah ini merupakan jenis tanah yang paling dominan.

Podsol
Tanah podsol merupakan tanah bermineral yang mempunyai
perkembangan profil dengan tekstur pasir kuarsa, sangat masam dan
sangat kurus dengan kemapuan pertukaran katioan yang sangat
rendah. Tanah podsol terbentuk dari endapan pasir kuarsa dengan
tanah disekitarnya bergambut dan masam.

Latosol
Jenis tanah latosol merupakan jenis tanah mineral yang sudah
memiliki perkembangan profil. Horison tanah ini terselubung, berwarna
coklat, merah hingga kuning dengan tekstur liat dan struktur remah
hingga bergumpal lemah konsistensi gembur.
Untuk lebih jelasnya, luasan jenis tanah di Kabupaten Landak dapat
dilihat pada Tabel 2.13.

Tabel 2.13.
Jenis Tanah di Kabupaten Landak

LUAS
No KECAMATAN JENIS TANAH
Km2 %
1 Mempawah Hulu Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 148.34 1.50
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 514.98 5.20
2 Sengah Temila Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 953.36 9.62
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 26.86 0.27
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 72.47 0.73
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 231.66 2.34
3 Banyuke Hulu Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 128.40 1.30
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 129.56 1.31
4 Menyuke Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 82.37 0.83
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 434.87 4.39
Latosol (Batuan Beku) 161.06 1.63
5 Sompak Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 277.46 2.80
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 25.64 0.26
6 Menjalin Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 75.65 0.76
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 198.81 2.01
Podsol (Batuan Endapan) 131.63 1.33
7 Air Besar Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 173.90 1.76
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 1600.75 16.16
8 Jelimpo Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 515.82 5.21
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 98.17 0.99
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 276.38 2.79
9 Meranti Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 225.37 2.27
Latosol (Batuan Beku) 157.44 1.59
10 Kuala Behe Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 250.64 2.53
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 188.43 1.90
11 Mandor Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 76.60383 0.77
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 146.7956 1.48
Podsol (Batuan Endapan) 337.4767 3.41
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 10.54709 0.11
12 Sebangki Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 25.98753 0.26
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 53.84673 0.54
Podsol (Batuan Endapan) 3.32817 0.03
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 434.0915 4.38
13 Ngabang Podsolik Merah Kuning (Batuan Endapan) 828.11 8.36
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku dan Endapan) 560.99 5.66
Podsolik Merah Kuning (Batuan Beku) 240.81 2.43
Organosol, Gleihumus (Bahan Aluvial) 109.86 1.11
Jumlah 9909.01 100.00
Sumber : Hasil Pemetaan Peta Jenis Tanah.

2.1.7. Daerah Rawan Bencana


Pengertian kawasan rawan bencana adalah daerah yang pernah
mengalami bencana atau daerah yang mempunyai potensi terjadinya bencana.
Daerah rawan bencana di Kabupaten Landak dapat diidentifikasi salah satunya
dari kondisi morfologi wilayah, sifat fisik tanah dan batuan serta keadaan curah
hujan.
Keberadaan sungai besar dan kecil di Kabupaten Landak tentu saja
memberikan dampak terhadap munculnya beberapa kawasan yang rawan
terhadap genangan dan banjir musiman, terutama pada saat musim hujan
berpotensi mengalami genangan banjir disekitar kawasan sungai dan berpotensi
tanah longsor pada daerah dengan kemiringan diatas 25 %.
Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup daerah Provinsi Kalbar,
bahwa potensi kebakaran hutan juga merupakan salah satu permasalahan yang
dihadapi Kabupaten Landak, pembukaan lahan dengan cara dibakar adalah
pemicu terjadinya kebakaran hutan.
Permasalahan dan potensi rawan bencana tersebut diatas merupakan
kendala yang dihadapi Kabupaten Landak, beberapa daerah rawan bencana
meliputi :
1. Gerakan Tanah/Longsor
Longsor dapat terjadi pada daerah yang memliki kemiringan lereng
bervariasi. Lereng yang terjal dengan jenis tanahnya mempunyai
kandungan pasir banyak akan memudahkan terjadinya longsor. Jenis
longsoran terdiri dari :
 Debris flow yaitu gerakan tanah yang bergerak mengalir dari satu
tempat ke tempat lain;
 Block side yaitu gerakan tanah yang terjadi pada blok masa
batuan; dan
 Rock slide yaitu gerakan tanah yang bergerak secara rotasi dari
satu tempat ke tempat lain.

Selain longsoran, dikenal juga amblesan berupa gerakan tanah yang


tak terlihat jelas namun dapat diidentifikasi bila pada suatu lahan
terjadi pergeseran bangunan. Misalnya pergeseran tiang listrik ke arah
yang lebih miring. Peristiwa tanah longsor biasanya terjadi jika gaya
gravitasi melebihi gaya menahan naik karena kekuatan dan kohesi
bahan, friksi antara bahan dengan sekitarnya dan unsur penahan.
Beberapa faktor inheren adalah keadaan struktur, sifat distribusi
mineral dan unsur lain, topografi, kadar air dan kelembaban, serta
vegetasi. Kawasan gerakan tanah di Kabupaten Landak dapat di bagi
menjadi 3 kelompok yaitu :

a. Zone Potensi Gerakan Tanah Rendah


Wilayah yang mempunyai potensi gerakan tanah rendah memiliki
karakteristik fisik antara lain morfologi daratan hingga
bergelombang kemiringan lereng 0-15 %, lereng tidak dibentuk oleh
gerakan tanah lama, tanah timbunan dan lempung yang mempunyai
sifat mengembang. Sebaran daerahnya meliputi sebagian besar
Kabupaten Landak.

b. Zone Potensi Gerakan Tanah Sedang


Wilayah yang mempunyai potensi gerakan tanah sedang memiliki
karakteristik fisik antara lain morfologi bergelombang hingga
berbukit kemiringan lereng 15-25 %, pada zone ini terjadi gerakan
tanah berdimensi kecil hingga agak besar, terutama pada daerah
yang berbatasan dengan perbukitan, lembah/lereng, dengan tanah
pelapukan yang tebal (>90 cm). Gerakan tanah lama dapat aktif
kembali terutama disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta
erosi yang berat. Dengan penutup lahan berupa vegetasi yang jarang
maka potensi gerakan tanah akan meningkat.
c. Zone Potensi Gerakan Tanah Tinggi
Wilayah yang mempunyai potensi gerakan tanah tinggi memiliki
karakteristik fisik antara lain morfologi berbukit-bergunung hingga
berbukit kemiringan lereng > 25 %, pada zone ini terjadi gerakan
tanah berdimensi agak besar, terutama pada daerah yang
berbatasan lembah sungai, lereng perbukitan yang dipengaruhi oleh
struktur geologi (sesar dan kekar) Gerakan tanah lama dapat mudah
aktif kembali terutama disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
serta erosi yang berat. Sebaran potensi gerakan tanah tinggi antara
lain pada kemiringan yang relatif terjal, dengan pemicu intensitas
curah hujan yang tinggi, memudahkan terjadinya gerakan tanah.

2. Banjir
Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor manusia.
Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan morfologi wilayah yang
berupa dataran, kerapatan dan jenis penggunaan lahan, curah hujan
yang tinggi sehingga ketika terjadinya hujan aliran sungai atau debit
sungai akan meningkat/meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh
terhadap terjadinya banjir karena adanya penggundulan hutan di
daerah hulu, sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran
sungai. Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah.
Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya atau
seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian drainase ini sangat
dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah lainnya seperti lereng, tekstur
tanah, konsistensi/porositas tanah.
Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa, daerah
tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air. Tanggul sungai
dan sempadan sungai yang sudah rusak dan tidak dapat berfungsi
menahan luapan air, akan mempermudah aliran menyebar ke kiri
kanan sungai. Sebaran kawasan berpotensi banjir terdapat pada
daerah yang mempunyai karakter rawa dan jenis tanahnya
organosol/gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di sepanjang
sempadan sungai di Kabupaten Landak.

3. Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan terjadi karena faktor alam dan faktor manusia.
Faktor alam biasa terjadi pada musim kemarau ketika cuaca sangat
panas. Namun, sebab utama dari kebakaran adalah pembukaan lahan
yang meliputi:
 Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke
lahan lain. Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh
masyarakat maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan
dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran
tersebut sulit terkendali. Pembukaan lahan dilaksanakan untuk
usaha perkebunan, HTI, pertanian lahan kering, sonor dan mencari
ikan. Pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah
rawa/gambut;
 Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran,
misalnya di lahan bekas HPH dan di daerah yang beralang-alang;
 Konflik antara pihak pemerintah, perusahaan dan masyarakat
karena status lahan sengketa perusahaan-perusahaan kelapa sawit
kemudian menyewa tenaga kerja dari luar untuk bekerja dan
membakar lahan masyarakat lokal yang lahannya ingin diambil alih
oleh perusahaan, untuk mengusir masyarakat. Kebakaran
mengurangi nilai lahan dengan cara membuat lahan menjadi
terdegradasi, dan dengan demikian perusahaan akan lebih mudah
dapat mengambil alih lahan dengan melakukan pembayaran ganti
rugi yang murah bagi penduduk asli;
 Dalam beberapa kasus, penduduk lokal juga melakukan
pembakaran untuk memprotes pengambil-alihan lahan mereka oleh
perusahaan kelapa sawit;
 Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah, sehingga
terpaksa memilih alternatif yang mudah, murah dan cepat untuk
pembukaan lahan; dan
 Kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang melang-
gar peraturan pembukaan lahan.
Penyebab kebakaran lain, antara lain:
 Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau
yang panjang;
 Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok
secara sembarangan; dan
 Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut
yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim
kemarau.
Hutan-hutan tropis basah yang belum terganggu umumnya benar-
benar tahan terhadap kebakaran dan hanya akan terbakar setelah
periode kemarau yang berkepanjangan. Sebaliknya, hutan-hutan yang
telah dibalak, mengalami degradasi, dan ditumbuhi semak belukar,
jauh lebih rentan terhadap kebakaran. Kawasan persebaran rawan
kebakaran hutan terdapat dibeberapa titik pada kawasan hutan dan
rawa/gambut di Kabupaten Landak.

2.1.8. Kawasan Hutan

Berdasarkan SK Menhut No.259/2000 tanggal 23 Agustus tentang Peta


Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Propinsi Kalimantan Barat, jenis
dan luas kawasan hutan di Kabupaten Landak, mencakup : Taman Nasional,
Cagar Alam, Hutan Lindung, Hutan Lindung Gambut, Hutan Produksi, Hutan
Produksi Terbatas, dan Hutan Produksi Konversi.
Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran kawasan hutan di Kabupaten
Landak berdasarkan penggunaannya di tiap-tiap kecamatan, dapat dilihat pada
Tabel 2.14.
No KECAMATAN KAWASAN Luas ( Ha ) PROSEN TERHADAP
HUTAN LINDUNG a b Kws. Hutan Wilayah
1 Mandor K.HP Peniti Mandor 4650 4650 1.67 0.47
2 Mandor K. HPT. Sungai Mandor 820 820 0.29 0.08
3 Mandor K.H.L G. Sangiangan 555 625.86 0.20 0.06
4 Mandor C.A Mandor 2841 3000 1.02 0.29
5 Sebangki K.H P Memperigang 3639.237 3640 1.31 0.37
6 K.H L Gunung Jehanang 1021.563 1345 0.37 0.10
7 K.H. L Sungai Landak 1981.066 1880 0.71 0.20
K.H.L Gambut 6.273,1 2.20 0.63
8 K.H P Sengah Temila 4450.16 4450.16 1.60 0.45
8 K.H P Sengah Temila 27378.85 0.00 0.00
8 Sengah Temila K.H P Sengah Temila 22928.69 22928.69 8.23 2.31
9 K.H L Gunung Semahung 2798.363 2812 1.00 0.28
10 H.L Gunung Samarabak 838.8713 775 0.30 0.08
11 H.L G. Belakang 677.2168 700 0.24 0.07
12 K.HP G. Belakang Raya 51512.16 51605 18.49 5.20
13 Sompak H. L Gunung Raya 3898.57 3900 1.40 0.39

Tabel 2.14. Kawasan Hutan Lindung


14 Banyuke Hulu H. L Gunung Sakeh 6995.536 6155 2.51 0.71
15 Mempawah Hulu KHL Gunung Pandan – Puloh 9406.525 9500 3.38 0.95
16 H.L Gunung Penjamuran 544.5697 785 0.20 0.05
17 Menyuke K.HPK Menyuke Behe 16411.81 16200 5.89 1.66
18 K.H Sungai Menyuke 43475.19 43475.19 15.61 4.39
19 Meranti K.H L Gunung Mensibau 1313.46 1555 0.47 0.13
20 Kuala Behe K H.L Gunung Sarat 1256.59 1038 0.45 0.13
21 Air Besar K H.L Gunung Emporo 857.9658 1000 0.31 0.09
22 K.H.L Gunung Caramin 6014.437 6430 2.16 0.61
23 K.HPT. S. Beduai - S. Dangin 4660.33 6875 1.67 0.47
24 K.H.L Gunung Pejapa 9300.049 9560 3.34 0.94
25 K.H.L Gunung Bentuang 1985.763 2300 0.71 0.20
26 T.N C.A.K.H Niut – Perinsen 54590.78 59899 19.60 5.51
27 K.HPT Landak Hulu 11952.92 14300 4.29 1.21
28 K.H L G. Perinsen – Sinja 3057.257 4200 1.10 0.31
29 Jelimpo K H.L Gunung Sanggau 2199.983 2223.75 0.79 0.22
30 K.H P Gunung Sabi 1952.863 1910 0.70 0.20
J UMLAH 284861 317916.5 100 28.11
Sumber : Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Landak, 2008.

Prosentase luas kawasan hutan terhadap luas Wilayah Kabupaten Landak,


adalah 28,11 % (278.587,9 ha), yaitu terdiri dari 122.134,6 ha hutan lindung,
dan 166.453,4 ha hutan produksi. Jika dibandingkan dengan luas kawasan
hutan pada tahun 2002, lihat tabel 3.35, luas hutan saat ini, telah berkurang
67.490,6 ha atau 10.65 % dari luas hutan pada tahun 2002. Pengurang kawasan
hutan lindung dari 160.868,74 ha menjadi 122.134,6, atau berkurang 0,32 %
selama enam tahun. Sedangkan kawasan hutan produksi, dari 191.473,6 ha
menjadi 25.020,24 ha atau berkurang 13,07 %.
Wilayah kecamatan yang paling banyak terdapat hutan lindung, adalah
Kecamatan Air Besar, yaitu 75.806,3 ha atau 67,6 % dari luas kawasan hutan
lindung, atau 1,6 % dari luas Kabupaten Landak. Hutan produksi terbanyak,
terdapat di Wilayah Kecamatan Sengah Temila, yaitu 74.440,9 ha, atau 44,72 %
dari luas hutan produksi, atau 7,51 % dari luas Kabupaten Landak. Untuk lebih
jelasnya mengenai luas kawasan hutan berdasarkan statusnya di Kabupaten
Landak, dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15.
Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Landak Tahun 2009

No. Jenis Kawasan Luas (Ha)

I. Kawasan Lindung 119.410


1. Hutan Lindung 54.830
2. Taman Nasional 59.779
3. Cagar Alam 2.841
4. Kawasan Lindung Gambut 1.960
II. Kawasan Budidaya 171.680
1. Hutan Produksi 137.850
2. Hutan Produksi Konversi 16.320
3. Hutan Produksi Terbatas 17.510
Total 291.090
Sumber : Kabupaten Landak Dalam Angka, 2010
2.1.9.Pertambangan
Kabupaten Landak memiliki beberapa potensi bahan tambang yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan untuk
mendukung pengembangan wilayah. Adapun penyebaran potensi bahan
tambang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.16.

Tabel 2.16.
Penyebaran Potensi Bahan Tambang di Kabupaten Landak

BAHAN TAMBANG PENYEBEBARAN POTENSI


No
DAN ENERGI ( Wilayah Kecamatan )
1 Emas Ngabang, Mandor, Menjalin, Kuala Behe, Air Besar
2 Molibdenit Ngabang, Mandor, Menyuke
3 Arsen Menyuke
4 Bismuth Ngabang, Mandor, Menyuke
5 Tembaga Mandor, Mempawah Hulu
6 Timah Hitam Ngabang Mandor
7 Timah Putih Mempawah Hulu
8 Air Raksa Ngabang, Air Besar
9 Antimoni Ngabang, Menyuke
10 Kalolin Mandor
11 Pasir Kuarsa Ngabang, Sengah Temila, Mandor
12 Granit Ngabang, Sengah Temila
13 Andesit Mandor
14 Basalt Ngabang, Sengah Temila
15 Kecubung Mandor
16 Agate Ngabang
17 Intan Ngabang, Kuala Behe, Air Besar
18 Tawas Sengah Temila
19 Gambut Sebangki
Sumber : Hasil Analisis Peta Pertambangan, 2011.

2.1.10. Pariwisata
Pariwisata pada saat ini dapat dijadikan sebagai sektor pengerak
perekonomian atau dapat menambah PAD (Pendapatan Asli Daerah) jika dapat
termanfaatkan dengan benar. Untuk menjadi pengerak perekonomian, sektor
pariwisata seharusnya sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
sehingga menjadi komoditi yang terkelola dengan baik, di Kabupaten Landak
terdapat beberapa obyek wisata yang telah teridentifikasi yang berpotensi untuk
dikembangkan, sehingga wisata bahari yang belum tergali masih banyak,
adapun lokasi pariwisata di Kabupaten Landak, dapat dilihat pada Tabel 2.17.

Tabel 2.17.
Objek Wisata di Kabupaten Landak Tahun 2010
Sarana / Jenis
Lokasi Dari Ngabang Dari Pontianak Ke
No Nama Objek Wisata Sarana Angkutan Prasarana Objek
Desa/Kecamatan Ke Lokasi Lokasi
Pendukung Wisata
Desa Antan Rayan Mobil/ Sepeda
1. Air Terjun Pangaak 38 km 160 km - Alam
Kec. Ngabang Motor
Air Terjun Angan Jelimpo Mobil/ Sepeda
2. 17 km 194 km - Alam
Tembawang Kec. Jelimpo Motor
Desa Mungguk Mobil/ Sepeda
3. Air Terjun Sentagung 12 km 201 km - Alam
Kec. Ngabang Motor
Keraton Ismahayana Desa Raja Mobil/ Sepeda
4. 1 km 179 km - Sejarah
Ngabang Kec. Ngabang Motor
Desa Raja Mobil/ Sepeda
5. Makam Raja Landak 1,5 km 179 km - Sejarah
Kec. Ngabang Motor
Desa Perbua Mobil/ Sepeda
6. Air Terjun Banangar 78 km 255 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
7. Air Terjun Remabo Desa Skendal 67 km 244 km Mobil/ Sepeda - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Jambu Mobil/ Sepeda
8. Riam Jambu 58 km 232 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
9. Goa Kelelawar 69 km 246 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
10. Goa Sanjan 69 km 246 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
11. Air Terjun Morban 73 km 250 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Merayuh Mobil/ Sepeda
12. Air Terjun Entilis 78 km 255 km - Alam
Kec. Air Besar Motor/ Motor Air
Desa Engkangin Mobil/ Sepeda
13. Air Terjun Trinting 84 km 261 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Sepangah Mobil/ Sepeda
14. Air Terjun Ringin 57 km 234 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Air Terjun Ampar Desa Merayuh Mobil/ Sepeda
15. 77 km 254 km - Alam
Ensot Kec. Air Besar Motor
Desa Antan Rayan Mobil/ Sepeda
16. Air Terjun Ampar Jawa 38 km 160 km - Alam
Kec. Ngabang Motor
Desa Merayuh Mobil/ Sepeda
17. Pagung Banban 76 km 253 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Bentiang Mobil/ Sepeda
18. Danau Niut 218 km 315 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Dange Aji Mobil/ Sepeda
19. Air Terjun Badawat 84 km 274 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Desa Bentiang Mobil/ Sepeda
20. Air Terjun Pemayong 68 km 246 km - Alam
Kec. Air Besar Motor
Rumah Betang Desa Saham Mobil/ Sepeda
21. 52 km 151 km - Budaya
Saham Kec. Sengah Temila Motor
Desa Keranji Birah
Mobil/ Sepeda
22. Riam Sabadak sebatih 50 km 149 km - Alam
Motor
Kec. Sengah Temila
Panorama Gunung Desa Poloant/ Asong Mobil/ Sepeda
23. 46 km 134 km - Alam
Sehak KecSEngah Temila Motor
Senakin Mobil/ Sepeda
24. Riam Solakng 57 km 158 km - Alam
Kec. Sengah Temila Motor
Mandor Mobil/ Sepeda
25. Makam Juang Mandor 76 km 146 km - Sejarah
Kec. Mandor Motor
Desa Jarikng Mobil/ Sepeda
26. Panyugu Ria Sinir 68 km 168 km - Budaya
Kec. Menyuke Motor
Desa Bagak Mobil/ Sepeda
27. 32 Pantak Ria Sinir 69 km 169 km - Budaya
Kec. Menyuke Motor
Desa Bandol Mobil/ Sepeda
28. Bukit Marabukant 65 km 215 km - Sejarah
Kec. Banyuke Hulu Motor
Desa Tunang Mobil/ Sepeda
29. Air TerjunTikalong 144 km 125 km - Alam
Kec. Mempawah Hulu Motor
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Landak, 2010.

2.1.11. Penggunaan Lahan


Pola pemanfaatan lahan di Kabupaten Landak terbagi menjadi 2 bagian
yaitu Kawasan Llindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan Lindung secara
umum dapat didefiisikan sebagai kawasan yang berfungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumber daya
buatan. Kawasan Lindung di Kabupaten Landak terdiri dari Kawasan Hutan
Lindung, Taman Nasional, Cagar Alam, Gambut dan Resapan Air.
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di
Kabupaten Landak terdiri dari Hutan Produksi Biasa, Hutan Produksi Konversi,
Hutan Produksi Terbatas, Hutan Tanaman Industri (HTI), Pertanian Lahan
Kering, Pertanian Lahan Basah dan Pusat Pengembangan Kota/ Permukiman.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Landak berdasarkan data dari Bappeda
Provinsi Kalimantan Barat, terdiri dari permukiman, sawah irigasi teknis dan
non teknis, hutan, padang semak, kebun campuran, dll. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.18., Gambar 2.3. dan Gambar 2.4. di bawah ini.

Tabel 2.18.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Landak Tahun 2009
Penggunaan Lahan Luas (Ha) %

Permukiman 1.061,17 0,14


Industri 0 0,00
Sawah Irigasi Teknis 1.171,5 0,15
Sawah Irigasi Non Teknis 19.586 2,54
Tanah Kering 22.250,47 2,89
Kebun Campuran 13.115,88 1,70
Perkebunan 6.688,08 0,87
Hutan 221.788 28,77
Padang/ Semak 453.735 58,87
Perairan Darat 25.743 3,34
Tanah Terbuka 5.389 0,70
Lain-Lain 267 0,03
Sumber: Data Base Provinsi Kal Bar 2009

Dari tabel di atas terlihat bahwa penggunaan lahan dominan di


Kabupaten Landak adalah padang/semak sebesar 58,87 % atau sebanyak
453.735. Hutan menempati penggunaan lahan tertinggi kedua, yaitu sebesar
28,77 % (221.788 Ha).
Gambar 2.3.

Sumber: Data Base Provinsi Kal Bar 2009

Gambar 2.4.
Proporsi Penggunaan Lahan di Kabupaten landak Tahun 2009
Sumber: Data Base Provinsi Kal Bar 2009

2.2. KONDISI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


Pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Landak
selama periode 2007-2011 telah meningkatkan cukup baik. Kualitas SDM antara
lain ditandai dengan angka melek huruf serta seni budaya dan olah raga.
Indikator keberhasilan dalam peningkatan kesejahteraan mengalami
peningkatan terutama angka melek huruf. Upaya pemerintah daerah dalam
bidang pendidikan khususnya pemberantasan buta aksara berhasil
meningkatkan penduduk melek huruf dari 91,45 persen tahun 2007 menjadi
91,48 persen tahun 2008. Tentu menjadi tantangan Kabupaten Landak untuk 5
tahun ke depan adalah mengejar ketertinggalan dari beberapa kabupaten/kota
agar mampu mencapai IPM di atas 75.

2.2.1. Angka Melek Hurup


Angka melek huruf di Kabupaten Landak cenderung terus membaik yaitu
91,48% pada tahun 2009 dari total keseluruhan penduduk. Tingginya angka
melek huruf pada masyarakat di Kabupaten Landak terlihat dari indikator rata-
rata lama sekolah, angka partisipasi sekolah kelompok umur antara 7-18 tahun,
rasio murid terhadap guru dan angka buta aksara antara umur 15-45 tahun.

Tabel 2.19.
Indikator Pendidikan Kabupaten Landak

INDIKATOR SATUAN 2007 2008 2009


Angka Melek Hurup % 91,45 91,45 91,48
Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 6,86 6,86 6,92
Angka Partisipasi Sekolah
- SD (7-12 Tahun) % 96,82 97,50 97,80
- SMP (13-15 Tahun) % 87,05 87,45 81,50
- SMU (16-18 Tahun) % 55,87 56,46 51,50
Rasio Murid Terhadap Guru
- SD Negeri % 25 21 29
- SLTP Negeri % 10 16 17
- SMU Negeri % 12 11 16
Angka Buta Aksara Orang 9.409 7.872

Sumber: Bappeda Landak 2010

2.2.2. Seni Budaya dan Olah Raga


Proses interaksi budaya akibat kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan dan perubahan
orientasi nilai dan perilaku masyarakat namun juga menimbulkan pengaruh
negatif seperti semakin memudarnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa,
nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, rasa cinta tanah air, serta berbagai perilaku
yang tidak sesuai dengan nilai, norma, dan pandangan hidup yang dianut
masyarakat. Dengan demikian tantangan lima tahun ke depan yaitu memelihara
dan melestarikan nilai-nilai tradisi luhur seperti rasa tenggang rasa dan toleransi
dalam masyarakat serta nilai keramahtamahan.
Pengembangan seni, budaya, dan tradisi memiliki fungsi yang sangat
penting dalam meningkatkan apresiasi masyarakat dari generasi ke generasi
terhadap keragaman budaya, yang adaptif terhadap pengaruh positif budaya global
untuk kemajuan bangsa. Tantangan ke depan adalah peningkatan upaya
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya sebagai sarana
rekreasi, edukasi, dan pengembangan kebudayaan dalam rangka menngkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Selain pembangunan dalam bidang seni dan budaya, pembangunan
diarahkan juga pada pembangunan dalam bidang olahraga. Olah raga memiliki
peran penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pembangunan di bidang olahraga di Kabupaten Landak selama tahun 2005-2010
telah mencapai kemajuan yang cukup berarti dan menjadi landasan pelaksanaan
pembangunan olahraga pada periode 2011−2015.
Berbagai kemajuan yang dicapai di bidang pemuda di antaranya
meningkatnya peran dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan. Hal
ini ditunjukkan antara lain: (1) meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS)
pemuda, yaitu APS penduduk usia 16−18 tahun meningkat dari 35,55 persen pada
Tahun 2004 menjadi 59,98 persen pada tahun 2009; (2) menurunnya tingkat
pengangguran terbuka (TPT) pemuda dari 4,71 persen pada tahun 2008 menjadi
4,02 persen pada tahun 2009;
Kemajuan pembangunan di bidang olahraga antara lain diperlihatkan
dengan meningkatnya budaya dan prestasi olahraga yang ditandai dengan
tumbuhnya kesadaran masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga terutama
di satuan pendidikan sesuai data 65 persentase penduduk berumur 10 tahun ke
atas yang melakukan olahraga di sekolah meningkat dari 60 persen pada tahun
2009 menjadi 75 persen pada tahun 2010.

Tabel 2.20.
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga
Di Kabupaten Landak Tahun 2010
No Capaian Pembangunan Jumlah

1 Jumlah Group Kesenian -

2 Jumlah Gedung Kesenian -

3 Jumlah Group Olah Raga -

4 Jumlah Lapangan Olah Raga 62

2.3. KONDISI PELAYANAN UMUM


Membaiknya taraf pendidikan penduduk dan derajat kesehatan yang
didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan sosial dasar
bagi masyarakat Kabupaten Landak. HaI ini terlihat dari indikator-indikator
makro social ekonomi Kabupaten Landak pada tahun 2007-2009 menunjukan
peningkatan yang signifikan dari tahun-ketahun.

Tabel 2.21.
Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Landak

INDIKATOR SATUAN 2007 2008 2009


Jumlah Penduduk Jiwa 321.575 327.712 331.171
Penduduk Miskin % 24,95 18,65 15,48
Penduduk Miskin Jiwa 86.300 66.000 55.830
Angka Harapan Hidup Tahun 67,72 64,98 65,22
Angka Melek Hurup % 91,45 91,45 91,48
HDI/IPM - 66,43 66,74 67,21
PDRB (Harga Konstan 2000) Milyar Rp 1.397,28 1.457,21 1.525,25
Pertumbuhan Ekonomi % 5,13 4,29 3,27
Pengangguran Jiwa 5.388 6.198 7.171

Sumber: Bappeda Landak 2010

IPM Kabupaten Landak mengalami peningkatan dari 66,43 pada tahun


2007 menjadi 67,21 pada tahun 2009. Berdasarkan kategorinya IPM Kabupaten
Landak termasuk dalam kelompok sedang (51-79) yang berarti pemerintah
daerah sudah memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya.
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Landak
sejak tahun 2006-2011 dalam bidang pelayanan umum diprioritaskan pada
urusan pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur berupa jalan
dan jembatan. Sedangkan urusan pelayanan lainnya berupa pengembangan
pertanian, pembinaan keagamaan, kependudkan dan catatan sipil, kegiatan
osial dan parawisata.

2.3.1.Pendidikan
Pendidikan merupakan pelayanan wajib yang dilakukan pemerintah
Kabuapeten Landak. Pendidikan merupakan program prioritas 5 tahun yang
lalu. Dengan pendidikan diharapkan terjadinya peningkatan kualitas sumber
daya manusia (SDM).
Berbagai upaya pemerintah maupun pihak swasta di bidang pendidikan
adalah menyediakan berbagai sarana fisik dan pengadaaan tenaga guru, hal ini
dilaksanakan guna mecapai tahap mencerdaskan kehidupan bangsa.
Data pendidikan ini meliputi data sekolah di bawah lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Landak. Jumlah sekolah di bawah lingkungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Landak tahun 2010 meliputi TK negeri 3 buah, swasta
sebanyak 15 buah, SD Negeri sebanyak 417 buah, SD swasta sebanyak 13
buah, SLTP Negeri sebanyak 52 buah, SLTP swasta sebanyak 48 buah, SMU
Negeri sebanyak 18 buah, SMU swasta sebanyak 22 buah, SMK negeri 4 buah
dan SMK swasta sebanyak 4 buah. Selain itu terdapat 14 buah Madrasah
Ibtida’iyah swasta, 3 buah Madrasah Ibtida’iyah Negeri, 9 buah Madrasah
Tsanawiyah swasta, 1 buah Madrasah Tsanawiyah negeri, 1 buah Madrasah
Aliyah negeri dan 4 buah Madrasah Aliyah swasta. Secara rinci data jumlah
sekolah di Kabupaten Landak disajikan dalam Tabel 2.22. berikut:

Tabel 2.22.
Banyaknya Sekolah Di Bawah Lingkungan Diknas
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010

Kecamatan TK SD SLTP

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sebangki 17 3 1

Ngabang 1 7 61 2 8 8

Sengah Temila 1 60 3 7 11

Mandor 1 1 34 0 5 5

Menjalin - 2 28 - 4 4

Mempawah Hulu - 2 41 2 4 7

Menyuke - 1 37 2 5 5

Meranti - - 16 - 1 -

Kuala Bahe - 1 29 3 2 -

Air Besar 1 0 36 - 4 -

Sompak - - 13 - 2 1

Jelimpo - - 30 1 4 5

Banyuke Hulu - - 15 - 3 1
Jumlah 2010 3 15 417 13 52 48
2009 4 12 417 13 43 47
2008 4 13 403 13 42 49

Sumber: Landak Dalam Angka 2010


Pembangunan sektor pendidikan tidak hanya diarahkan pada perluasan
dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga peningkatan
mutu pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja.
Melihat pada jenjang pendidikan maka penduduk usia sekolah di
kelompokkan ke dalam empat kelompok umur yaitu 7–12 tahun (Sekolah Dasar),
13–15 tahun (SMP), dan 16–18 tahun (SMA). Penduduk usia sekolah (7–18
tahun) hasil susenas tahun 2010 untuk tingkatan usia 7-12 tahun sangat tinggi
yaitu mencapai 97,12% dari total penduduk Kabupaten Landak. Untuk usia 16-
18 tahun pada tahun 2010 baru mencapai 50,94% dar total jumlah penduduk.
Secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 2.23. berikut:
Tabel 2.23.
Presentase Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin
dan Usia Sekolah di Kabuapten Landak 2010

Usia Sekolah Partisipasi Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

Tdk/blm sekolah 2,31 1,72 2,02

7-12 Masih sekolah 96,52 97,70 97,12

Tdk bersekolah lagi 1,16 0,57 0,86

Jumlah 100 100 100

Tdk/blm sekolah - 0,30 0,16

13-15 Masih sekolah 87,46 93,63 90,69

Tdk bersekolah lagi 12,54 6,07 9,15

Jumlah 100 100 100

Tdk/blm sekolah - 0,57 0,23

16-18 Masih sekolah 50,37 51,80 50,94

Tdk bersekolah lagi 49,63 47,63 48,83

Jumlah 100 100 100

Sumber: Landak Dalam Angka 2010

Kondisi pendidikan ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana


pendidikan serta tenaga pengajar. Sebaran unit sekolah berdasarkan tingkatan
dan kecamatan di Kabupaten Landak pada Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel
2.7 sementara jumlah sekolah, murid, guru, lulusan dan rasio murid terhadap
guru menurut tingkatan SD adalah seperti pada Tabel 2.24.

Tabel 2.24.
Banyaknya Murid, Guru SD dan Rasio Murid
Terhadap Guru di Bawah Lingkungan Diknas
2010

Kecamatan Murid Guru Rasio Murid Guru

Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Sebangki 3.579 - 75 - 48 -

Ngabang 8.370 350 380 17 17 21

Sengah Temila 8.763 559 498 17 18 33

Mandor 4.551 - 227 0 20 -


Menjalin 3.358 - 192 - 17 -

Mempawah Hulu 3.013 - 235 - 13 -

Menyuke 4.501 200 203 28 22 7

Meranti 1.738 - 61 - 28 -

Kuala Bahe 2.621 221 97 12 27 18

Air Besar 3.974 - 148 - 27 -

Sompak 2.560 - 79 - 32 -

Jelimpo 3.878 72 126 8 31 9

Banyuke Hulu
Jumlah 2010 53.179 1.402 2.481 82 21 17
2009 52.222 1.897 2.060 65 26 29
2008 54.939 1.384 3.989 66 14 21

Sumber: Landak Dalam Angka 2010

Dari rasio jumlah murid dan guru pada tingkatan SD masih sangat sangat
rendah. Pada tahun 2010 rasio antara murid dan guru sekolah negeri sebesar
21%. Dengan demikian jelas salah satu kendala yang dihadapi Kabupaten
Landak adalah masih terbatasnya jumlah guru untuk melayani secara maksimal
penduduk Kabupaten Landak yang saat ini memasuki usia bersekolah antara 7-
18 tahun.

2.3.2. Kesehatan

Salah satu kebijaksanaan pemerintah di bidang kesehatan adalah


dengan menyediakan tenaga kesehatan dalam upaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Usaha ini ditujukan untuk memperbaiki
kesejahteraan rakyat sekaligus dalam rangka pembinaan dan peningkatan
mutu fisik sumber daya manusia.
Rumah sakit merupakan salah satu prasarana kesehatan yang paling vital
yang harus dimiliki oleh suatu daerah sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Landak pada
tahun 2010, Kabupaten Landak sudah memiliki Rumah Sakit Umum, sedangkan
Puskesmas yang ada meliputi 88 unit Puskemas dan 19 puskesmas keliling.
Secara lengkap terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.25.
Statistik Kesehatan Kabupaten Landak

URAIAN SATUAN 2007 2008 2009


Fasilitas Kesehatan
RSUD Unit 1 1 1
Rumah Dokter Buah 15 15 16
Pukesmas Unit 73 84 88
Puskesmas Keliling Unit 18 19 19
Tenaga Kesehatan
Dokter Umum Orang 18 23 25
Dokter Gigi Orang 14 16 5
Bidan Orang 95 102 125
Angka Harapan Hidup Tahun 67,72 64,98 65,22

Sumber: Bappeda Landak 2010

Selain itu, faasilitas yang sangat dibutuhkan lainnya yaitu enaga


kesehatan yang dimiliki Kabupaten Landak saat ini terdiri dari 16 buah rumah
dokter , 5 buah rumah dokter gigi, 33 buah rumah paramedis dan 3 buah mess
paramedis. Dilihat dari kunjungan pasien ke Puskesmas di tahun 2010, 88.753
kunjungan merupakan kujungan rawat jalan umum, 2.466 kunjungan
merupakan kunjungan rawat jalan gigi dan 11.226 kunjungan merupakan
kunjungan KIA.

2.3.3. Jalan dan Jembatan

Jalan dan jembatan merupakan prasarana untuk mempermudah


mobilitas penduduk dan kegiatan perekonomian antar daerah dan kebutuhan
lainnya. Oleh karena itu, jalan mempunyai peranan penting dalam menunjang
kelancaran berbagai aktivitas ekonomi dan lain sebagainya.Panjang jalan di
Kabupaten Landak tahun 2010 tercatat sepanjang 1.285,42 km yang terdiri dari
jalan kabupaten sepanjang 982,42 km, jalan provinsi sepanjang 171,80 km dan
jalan negara sepanjang 131,20 km.Dari 1.285,42 km panjang jalan ini jika
dilihat dari jenis permukaannya, 633,08 km merupakan jalan aspal, 177,98 km
merupakan jalan kerikil dan 474,36 km merupakan jalan tanah.

Berdasarkan kondisinya, terdapat 860,32 km jalan yang kondisinya baik,


234,26 km jalan yang kondisinya sedang, 91,76 km kondisinya rusak dan 99,08
km kondisinya rusak berat.Banyaknya jembatan yang telah dibangun hingga
tahun 2010 di Kabupaten Landak tercatat sebanyak 995 buah jembatan yang
merupakan jembatan kabupaten.Dari 995 buah jembatan ini jika dilihat dari
jenis rangka yang dipakai, 6 buah berangka baja, 97 berangka beton, 335
menggunakan rangka kayu, 5 merupakan jembatan gantung dan 552
merupakan gorong-gorong dan box.Melihat dari kondisinya, terdapat 771 buah
jembatan yang masih kondisinya baik, 57 buah jembatan yang kondisinya
sedang, 83 buah jembatan kondisinya rusak dan 84 buah jembatan kondisinya
rusak berat.
Tabel 2.26.
Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan dan Status Jalan
di Kabuapeten Landak
Tahun 2010 (Km)

Kondisi Jalan Status Jalan Jumlah


Nasional Provinsi Kabupaten Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Baik 136,67 127,66 601,99 -- 860,32
Sedang 0,40 35,40 198,46 -- 234,26
Rusak 0,13 7,04 84,59 -- 91,76
Rusak Berat 1,70 97,36 -- 99,08
Jumlah 2010 131,20 171,80 982,42 -- 1.285,42
2009 131,20 171,80 982,42 871,89 2.157,31
2008 -- -- 982,42 860,51 1.842,93
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kab. Landak
2.3.4. Listrik
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumahtangga maupun
industri baik untuk penerangan maupun penunjang berbagai peralatan el-
ektronik dan mesin-mesin. Dari tabel yang disajikan dapat dilihat jumlah
pelanggan listrik per kecamatan dirinci menurut kelompok pelanggan, yakni
pelanggan rumahtangga, industri, badan sosial, usaha dan pemerintah.
Dari jumlah pelanggan listrik sebanyak 18.417 pelanggan, kelompok
pelanggan rumahtangga merupakan pelanggan listrik terbesar yakni 17.134
pelanggan (93,03 %) kemudian kelompok usaha 659 pelanggan (3,58 %),
kelompok sosial 509 pelanggan (2,76 %), kelompok pemerintah 114 pelanggan
(0,62%) dan kelompok industri 1 pelanggan .

Tabel 2.27.
Banyaknya Pelanggan Listrik Menurut Ranting/Unit
dan Golongan di Kabupaten Landak
2010

Ranting/Unit Rumah Industri Badan Usaha Perkantor- Jumlah


Tangga Sosial an
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Ranting Ngabang 7.436 1 183 491 70 8.181
2. Unit Pahauman 3.408 0 115 88 11 3.622
3. Unit Senakin 2.692 0 84 35 11 2.811
4. Unit Darit 2.608 0 10 34 14 1.756
5. Unit Mandor -- -- -- -- -- --
6. Unit Menjalin -- -- -- -- -- --
7. Unit Karangan -- -- -- -- -- --
8. Unit Serimbu 990 0 27 11 8 1.036
Jumlah 2010 17.134 1 509 659 114 18.417
2009 15.973 1 483 615 111 17.183
2008 15.067 1 428 604 97 16.197
Sumber: Landak Dalam Angka 2010

2.3.5. Air Bersih

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk, baik
untuk memasak dan minum maupun untuk mencuci dan mandi. Sebagian besar
penduduk masih mempergunakan air yang bersumber dari air hujan dan air
sungai, karena masih terbatasnya jaringan yang dimiliki oleh PDAM.
Pengelolaan air oleh PDAM di Kabupaten Landak tidak terdapat di semua
kecamatan, hanya beberapa kecamatan saja, seperti Kecamatan Ngabang,
Kecamatan Mandor, Kecamatan Air Besar dan Kecamatan Menyuke dan jumlah
pelanggannya pun masih sangat terbatas. Jumlah pelanggan pada tahun 2010
sebanyak 773 pelanggan yang berarti mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2009 yang sebanyak 768 pelanggan. Pelanggan terbanyak adalah dari
kalangan rumah tangga yaitu sebesar 455 pelanggan (58,86 %).
Tabel 2.28.
Banyaknya Pelanggan dan Penyaluran Air Minum Menurut Jenis Pelanggan
di Kabupaten Landak Tahun 2010

Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan Penyalur Air


Banyaknya (m3) Nilai (Rp.000)
(1) (2) (3) (4)
1. Sosial 35 18.903 6.616
2. Rumah Tangga 445 117.210 115.707
3. Instansi Pemerintah 10 2.118 1.694
4. Niaga 273 78.673 157.346
5. Industri - - -
6. Khusus - - -
7. Susut/Hilang - - -
Jumlah 2010 773 216.904 281.363
2009 768 195.077 256.436
2008 842 123.076 352.491
Sumber: Landak Dalam Angka 2010

2.3.6.Keluarga Berencana
Salah satu dari program keluarga berencana berupaya mengurangi tingkat
kelahiran terutama melalui program penggunaan alat kontrasepsi secara
konsisten dan berkesinambungan. Di samping itu program keluarga bertujuan
utuk membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Jumlah peserta KB aktif Kabupaten Landak tahun 2010 mencapai 42.898
atau 67,02 persen dari pasangan usia subur. Jika dirinci menurut alat
kontrasepsi yang digunakan terdiri dari IUD 1.099, Pil 19.679, kondom 1.149,
suntikan 18.566, Implant 1.548 dan lainnya 857.

Tabel 2.29.
Jumlah Peserta KB Aktif Metode Kontrasepsi
Di Kabupaten Landak 2010

Kecamatan PUS Mix Kontrasepsi


IUD PIL Kondom Suntikan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Sebangki 3.394 6 1.162 52 1.032
Ngabang 11.564 - 4.157 64 4.627
Sengah Temila 9.776 164 2.957 786 2.405
Mandor 7.706 87 2.326 78 2.486
Menjalin 3.129 10 735 30 980
Mempawah Hulu 5.468 382 1.353 20 1.107
Menyuke 5.317 396 1.381 14 1.159
Meranti 1.869 3 510 19 473
Kuala Bahe 2.467 29 836 - 644
Air Besar 3.2.48 10 956 15 654
Sompak 2.984 12 1.123 58 587
Jelimpo 4.432 - 1.758 - 1.714
Banyuke Hulu 2.651 - 425 43 698
Jumlah 2010 64.005 1.099 19.679 1.149 18.566
2009 58.775 1.136 17.006 928 16.063
2008 59.926 1.233 16.617 167 14.660

Sumber: Landak Dalam Angka 2010

2.3.7.Sosial
Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Landak cukup besar, sampai
dengan tahun 2010 sebanyak.4.625 orang yang dapat dilihat pada Tabel 2.30. di
bawah ini.
Tabel 2.30.
Penderita Cacat Kab. Landak
Tahun 2004

No. Uraian 2010

1 Tuna Daksa 2.603


2 Tuna Rungu 349
3 Tuna Grahita 274
4 Tuna Netra 399
7 Jumlah 4.625
Sumber Data : Landak Dalam Angka Tahun 2010

Jumlah penyandang rawan sosial tahun 2004 Kab. Landak sebanyak


25.031 orang yang terdiri dari Lanjut Usia sebanyak 5.530 orang dan Anak
Terlantar sebanyak 19.501 seperti yang terlihat dalam Tabel 2.31. di bawah ini.

Tabel 2.31.
Banyaknya Penduduk Lanjut Usia dan Anak Terlantar
Tahun 2010

Kecamatan Lanjut Usia Anak Terlantar Jumlah


(1) (2) (3) (4)
2.090 20 2.110
Sebangki
6.395 25 6.420
Ngabang
2.725 17 2.742
Jelimpo
6.711 26 6.737
Sengah Temila
3.397 21 3.418
Mandor
2.405 5 2.410
Menjalin
4.307 70 4.377
Mempawah Hulu
1.810 9 1.819
Sompak
3.577 31 3.608
Menyuke
1.515 23 1.538
Banyuke Hulu
1.180 67 1.247
Meranti
1.710 83 1.793
Kuala Bahe
2.785 16 2.801
Air Besar
Jumlah 2010 40.607 413 41.020
2009 -- -- --
2008 40.364 -- 40.364
Sumber: Landak Dalam Angka 2010
Penanganan dan/atau perhatian terhadap penyandang cacat maupun
penyandang rawan sosial belum banyak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Landak. Alasannya adalah data penyandang cacat dan penyandang rawan sosial
belum ditata dengan baik.

2.3.8.Pariwisata
Kegiatan parawisata merupakan salah satu urusan pilihan yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Landak. Beberapa daerah wisata yang dimiliki terus
dikembangkan oleh pemerintah untuk mengaet turis lokal maupun
internasional. Berikut program parawisata yang dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Landak:
Tabel 2.32.
Program Pengembangan Parawisata Kabupaten Landak
Tahun 2006-2011

No Tempat Parawisata Jenis


1 Makam Juang Mandor Wisata Sejarah
2 Gunung Sehaq Wisata Alam
3 Rumah Betang Sahapm Wisata Budaya
4 Istana Kerajaan Landak Wisata Sejarah
5 Riam Banangar Wisata Alam

Selain mengaktifkan program pengembangan parawisata, pemerintah


Kabupaten Landak juga mengenggerak event-event untuk mendukung kegiatan
parawisata. Berikut event-event yang pernah menjadi program yang
dikembangkan di Kabupaten Landak.
• Tumpang Negeri dan ziarah akbar Kerajaan Landak di Ngabang.
• Robok-robok
• Naik Dango
• Festival Nunu Poe’
• Ziarah Makam Juang Mandor
• Festival Budaya Binua Landak (FBBL)
• Paket wisata Landak Adventure (Mendulang Intan-Arung Jeram)
Dalam tentu masih banyak kendala yang dihadapi pemerintah Kabupaten
Landak seperti infrastruktur jalan menuju tempat wisata dan sarana-sarana
penginapan seperti hotel. Namun kendala-kendala dapat dihadapi apabila
adanya kerjasama antara instansi pemerintah, swasta dan masyarakat.

2.3.9. Kehidupan Beragama

Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, negara Indo-
nesia menjamin kehidupan beragama dan senantiasa mengembangkan
kerukunan hidup antar pemeluk agama. Agama sebagai sistem moral dan etika
idealnya dapat menuntun masyarakat kepada kehidupan yang bermoral dan
berbudi luhur. Pembangunan bidang agama adalah upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat yang dijamin oleh konstitusi. Dalam pembangunan di bidang
agama masih diperlukan upaya untuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman
nilai-nilai ajaran agama pada masyarakat sehingga menjadikan agama sebagai
motivasi dalam pembangunan. Pemerintah Kabupaten Landak telah memberikan
pelayanan dan fasilitasi kepada umat beragama dalam menjalankan aktivitas
keagamaannya dengan mudah dan aman.
`Untuk itu Pemerintah Kabupaten Landak dalam mengembangkan
kehidupan beragama diarahkan kepada peningkatan akhlak dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa membangun masyarakat yang religius dan
sekaligus mengatasi berbagai masalah sosial budaya.
Menunjang kehidupan beragama pada tahun 2010 Pemerintah
Kabupaten Landak membangun berbagai prasarana ibadah antara lain masjid
107 buah, surau 63 buah, gereja Protestan 702 buah, kapel Protestan 97 buah,
gereja Katolik 288 buah, kapel Katolik 62 buah, Pura 2 buah dan Vira 1 buah.
Jumlah orang yang berkurban pada tahun 2010 sebanyak 500 orang
dengan jumlah hewan kurban 132 ekor yang terdiri dari: sapi 61 ekor dan
kambing 71 ekor. Jumlah orang yang berkurban terbanyak terdapat di
Kecamatan Ngabang (232 orang), Mandor (83 orang) dan Menyuke (43 orang).
Berbagai fasilitas keagamaan yang tersedia di Kabupaten Landak dapat
dilihat pada Tabel 2.33.

Tabel 2.33.
Jumlah Sarana Tempat Ibadah Menurut Status/Fungsi
di Kabupaten Landak Tahun 2009

Gereja & Kapel


No Kecamatan Masjid Langgar/Surau Pura Wihara
Katolik Protestan
1 Sebangki 21 12 6 25 1 3
2 Ngabang 26 20 110 159 1 0
3 Jelimpo 1 0 30 29 0 0
4 Sengah Temila 12 4 51 118 0 1
5 Mandor 14 5 21 93 0 0
6 Menjalin 2 3 10 44 0 0
7 Mempawah Hulu 6 3 13 66 0 0
8 Sompak 1 0 7 10 0 0
9 Menyuke 5 2 33 102 0 0
10 Banyuke Hulu 1 0 10 15 0 0
11 Meranti 4 4 12 53 0 0
12 Kuale Behe 6 5 16 40 0 0
13 Air Besar 8 5 33 45 0 0
JUMLAH 107 63 799 350 2 1
Sumber: Landak Dalam Angka 2010

Tantangan lima tahun ke depan yaitu perlu mengarahkan dan


mengoptimalisasi peran dan fungsi tempat peribadatan bukan hanya sebagai
tempat ibadah ritual namun menjadi sentral kegiatan keagamaan dan juga
kegiatan sosial lainnya.

2.4. DAYA SAING DAERAH

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam


mencapai pertumbuhan tingat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota
lainnya yang berdekatan, nasional dan internasional.

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

Pembangunan perekonomian daerah sampai dengan tahun 2011 telah


memberikan kontribusi terhadap hasil-hasil pembangunan ekonomi yang
berbasis kerakyatan menuju pusat agrobisnis dan agroindustri di Kabupaten
Landak, dengan ditandai meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari masa kritis
sampai masa pertumbuhan yang relatif stabil.
Keberhasilan pembangunan tentu selalu menimbulkan dampak positif
maupun negatif, oleh karena itu diperlukan suatu indikator sebagai tolak ukur
kinerja pembangunan tersebut. Mengingat pentingnya indikator-indikator
sebagai pendekatan dalam melakukan penilaian situasi, memfasilitasi
perumusan strategi, mengidentifikasi permasalahan strategi dan operasional
yang ada, dalamk rangka memberikan umpan balik bagi formulasi kebijakan,
dan program serta kegiatan operasional dalam pembangunan Kabupaten Landak
dalam masa yang akan datang. Indikator-indikator yang bisa dilihat pada suatu
daerah atau sejauh mana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah. Umumnya hal tersebut dapat dilihat dari potensi yang dimiliki, kondisi
ekonomi, dan kondisi social ekonomi daerah.

1. Potensi Ungulan Daerah

Lingkungan strategis sangat berpengaruh serta sebagai factor-faktor


penentu keberhasilan (critical success factors) terhadap keberhasilan
pelaksanaan tugas Pemerintah Kabupaten Landak untuk mencapai visi
dan misi yang telah ditetapkan, maka terlebih dahulu perlu dianalisa
sampai seberapa jauh misi Pemerintah Landak dipengaruhi oleh factor in-
tern di lingkungan Kabupaten Landak.
Demikian juga kondisi dan pembangunan ekonomi di Kabupaten Landak,
pembangunan ekonomi tidak saja difokuskan pada pertumbuhan tinggi,
akan tetapi lebih diarahkan pada keseimbangan antara pertumbuhan dan
distribusi pendapatan yang lebih merata, meningkatkan pelayanan LKM
dan USP/KSP, serta memfasilitasi akses UMKM untuk memperoleh sum-
ber-sumber pembiayaan. Oleh karena itu setiap potensi-potensi ekonomi
yang dimiliki daerah harus ditingkatkan dan dieksploitasi secara kese-
luruhan dalam tingkat yang wajar.
Potensi unggulan yang ada di wilayah Kabupaten Landak selama ini masih
terkait dengan sector pertanian dalam arti luas yaitu subsektor per-
tanian/perkebunan/ kehutanan/peternakan/perikanan.
Sektor pertanian mendapat angka paling besar yaitu 2,02, berarti Kobau-
paten Landak dominant dalam pertanian di Kalmantan Barat, 3 jenis
produk pertanian dalam arti luas selama 5 (lima) tahun adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.34.
Jenis Produk Pertanian

No Jenis Produk Satuan 2006 2007 2008 2009 2010

1 Padi Sawah Ton 200.250 215.476 199.555 203.032 203.439

2 Karet Ton 38.759 31.333 31.337 39.402 42.113

3 Kelapa Sawit Ton 41.838 76.079 76.095 47.155 49.113

Sumber: Dinas Pertanian dan Dinas Kehuatan dan Perkebunan Tahun 2009 dan 2010

Ketiga produksi pertanian secara umum di atas dapat disimpulkan menga-


lami term yang naik setiap tahunnya, yaitu mulai tahun 2006 sampai den-
gan tahun 2010.
Sebagai ilustrasi produksi sektor pertanian yang menjadi potensi unggulan
pada Kabupaten Landak pada tahun 2010 ditunjukan pada tabel sebagai
berikut:
Table 2.35.
Produksi Hasil Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

No Jenis Produk Satuan 2010


1 Padi Sawah Ton 186.745
2 Padi Ladang Ton 16.694
3 Jagung Ton 25,37
4 Kacang Hijau Ton 10
5 Karet Ton 42.113
6 Kelapa Sawit Ton 49.113
7 Kelapa Dalam Ton 36
8 Kelapa Hybrida Ton 187
9 Kopi Ton 545
10 Kakao Ton 750
11 Sapi Potong Ekor 75.348
12 Kambing Ekor 11.316
13 Babi Ekor 556.510
14 Ayam Buras Ekor 43.778
15 Ayam Pedaging Ekor 544.800
16 Itik Ekor 3.620
17 Perikanan Kolam Ton 321,70
18 Perikanan Benih Ekor 1.432.000

Sumber: Dinas Pertanian dan Dinas Kehuatan dan Perkebunan Tahun 2009 dan 2010

2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu alat ukur keberhasilan


kinerja ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi tersebut dapat
dilihat dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Semakin tinggi pertumbuhan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan
ekonomi. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah,
digunakan PDRB atas dasar harga konstan. Berdasarkan PDRB atas
dasar harga konstan dapat dilihat pertumbuhan ekonomi antar tahun
tanpa pengaruh naik turunnya faktor harga karena harga yang digunakan
adalah harga konstan, yaitu harga pada tahun 2000. Selama
penghitungan PDRB, BPS telah menggunakan tahun dasar sebanyak 4
(empat) kali, pertama tahun dasar 1973, kedua tahun dasar 1983, yang
ketiga pada tahun 1993 dan terakhir tahun dasar 2000 yang mulai
digunakan untuk penghitungan PDRB pada tahun 2004.
Pada tahun dasar 2000 seperti juga tahun dasar 1993, sektor
diklasifikasikan ke dalam 9 sektor, di mana sebelumnya yaitu berdasarkan
atas dasar harga tahun 1983 cakupannya meliputi 11 sektor ekonomi. Hal
tersebut bukan berarti dua sektor telah ditiadakan, namun dua sektor
tersebut digabungkan dengan sektor lainnya. Sektor sewa rumah (sewa
bangunan) yang pada tahun dasar 1983 berdiri sendiri, pada tahun dasar
2000 digabungkan dengan sektor keuangan persewaan dan jasa
perusahaan. Demikian juga dengan sektor pemerintah dan pertahanan
pada tahun dasar 2000 dimasukkan dalam sektor jasa-jasa. Disamping
itu, dilihat dari sub sektornya terdapat beberapa sub sektor yang
disatukan misalnya perkebunan yang pada tahun dasar 1983 dipecah
menjadi dua yaitu perkebunan besar dan rakyat, pada tahun dasar 2000
keduanya disatukan menjadi sub sektor perkebunan. Sektor industri, yang
pada tahun dasar 1983 diklasifikasikan ke dalam tiga sub sektor yaitu
industri besar dan sedang, industri kecil dan industri rumah tangga, pada
tahun dasar 2000 uraiannya dipecah ke dalam sub sektor industri migas
dan non migas. Dengan demikian, pada dua sub sektor tersebut telah
dicakup sub sektor industri besar/sedang, industri kecil dan industri
rumahtangga. Demikian juga terhadap beberapa sektor lainnya.
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini telah banyak
melahirkan perubahan bagi Kabupaten Landak baik dari segi ekonomi
maupun sosial. Dari segi ekonomi secara makro dicerminkan oleh
peningkatan pendapatan perkapita yang diikuti dengan laju pertumbuhan
ekonomi tiap tahunnya.

Gambar 2.5.
Produk Domestik Bruto (PDRB) Menurut Harga Konstan
Kabupaten Landak Tahun 2006 – 2010
Grafik di atas menunjukkan perkembangan PDRB atas dasar harga
konstan Kabupaten Landak yang cenderung meningkat setiap tahun
dalam kurun waktu 2006 – 2010. Nilai PDRB atas dasar harga konstan
Kabupaten Landak pada tahun 2006 sebesar 1.329.153,83 juta rupiah,
meningkat menjadi 1.525.247,22 juta rupiah di tahun 2009, dan pada
tahun 2010 meningkat mencapai 1.601.720,55 juta rupiah.
Meskipun secara nominal PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten
Landak cenderung meningkat, namun laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Landak sempat mengalami penurunan pada tahun 2008. Laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak tahun 2007 sebesar 5,13
persen, kemudian turun menjadi 4,29 persen tahun 2008. Pada tahun
2009 terjadi peningkatan ekonomi menjadi 4,67 persen, kemudian
meningkat lagi pada tahun 2010 menjadi 5,01 persen. Hal ini berarti
secara riil terjadi peningkatan perekonomian di Kabupaten Landak.
Sementara itu, secara total pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan
Barat juga mengalami peningkatan menjadi 5,35 persen. Di mana
sebelumnya pada tahun 2009 terjadi penurunan tingkat pertumbuhan
ekonomi dari 5,42 persen tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 4,76
persen tahun 2009. (lihat Gambar 2.6)

Gambar 2.6.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Landak
dan Provinsi Kalbar Tahun 2006 – 2010

Untuk lebih meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan juga


pemerataan pendapatan di Kabupaten Landak, perlu adanya peningkatan
mutu sumber daya manusianya serta peningkatan infrastruktur.
Keterpaduan antara program pemerintah dengan peran swasta dan
masyarakat perlu diperhatikan untuk menyelaraskan langkah dalam
menggali sektor-sektor potensial yang dapat memacu pertumbuhan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan sektor-sektor
yang membentuk PDRB. Penyajian Statistik Pendapatan Regional secara
sektoral merupakan alat bantu untuk melihat perubahan dan
perkembangan tersebut. Dari penyajian ini juga dapat dilihat sektor-sektor
yang mengalami penurunan dan kenaikan pertumbuhan sehingga bisa
digunakan untuk bahan analisis selanjutnya.
Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan atau disebut juga
pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2010 mencapai 5,01 persen
merupakan agregasi dari pertumbuhan sektor dan sub sektor pembentuk
PDRB. Selama tahun 2010, seluruh sektor ekonomi mengalami
pertumbuhan.

Tabel 2.36.
Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Landak Tahun 2009 – 2010

No Lapangan Usaha Atas Dasar Berlaku Atas Dasar Laju


(Miliar Rupiah) HargaKonstan (Miliar Pertumbuhan
Rupiah) (Persen)
2009 2010 2009 2010 2009 2010
1 Pertanian 1.394,15 1.497,77 791,54 804,90 5,09 1,69
2 Pertambangan dan 43,36 47,63 25,13 26,17 1,72 4,13
Penggalian
3 Industri Pengolahan 227,38 300,50 170,41 176,96 0,57 3,85
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 7,89 8,94 3,93 4,30 4,48 9,47
5 Konstruksi 68,43 79,44 39,49 39,56 6,30 8,40
6 Perdaganga, Hotel dan 536,33 640,31 312,18 349,88 5,67 12,08
Restoral
7 Pengangkutan dan 66,66 73,42 35,08 36,98 6,00 5,41
Komunikasi
8 Keuangan, Persewaan dan 126,30 140,51 71,06 77,42 6,06 8,94
Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa 150,79 172,51 79,42 85,56 4,20 7,72
PDRB Kabupaten Landak 2.671,28 2.961,04 1.525,25 1.601,72 4,67 5,01
Sumber: Bappeda Kab. Landak

Walaupun semua sektor mengalami pertumbuhan pada tahun 2010,


namun jika dibandingkan 2009, ada dua sektor yang mengalami
perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian serta sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan pada tahun 2009 jika
dibandingkan pada tahun 2008, ada beberapa sektor yang mengalami
perlambatan pertumbuhan yaitu: sektor pertanian, sektor pertambangan
dan penggalian, sektor industri pengolahan, serta sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan. Sementara sektor lainnya mengalami
percepatan pertumbuhan.
Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 terjadi pada sektor perdagangan,
hotel dan restoran yang mencapai 12,08 persen. Pertumbuhan tersebut
terutama didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga
terjadi peningkatan daya beli masyarakat.
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi dengan
pertumbuhan diatas lima persen adalah sektor listrik, gas dan air bersih
mengalami pertumbuhan sebesar 9,87 persen, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan sebesar 8,94 persen, sektor konstruksi
sebesar 8,40 persen, sektor jasa-jasa yang mengalami pertumbuhan
sebesar 7,72 persen, serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar
5,41 persen.
Sementara itu terdapat tiga sektor yang mencapai pertumbuhan dibawah
lima persen. Ketiga sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan
penggalian tumbuh sebesar 4,13 persen, sektor industri pengolahan 3,85
persen, serta sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 1,69 persen.
Secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7. di bawah ini.

Gambar 2.7.
Sumber dan Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Landak Tahun 2010

Sumbangan masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi


dapat dilihat berdasarkan besarnya sumber pertumbuhan masing-masing
sektor. Sektor yang dominan menggerakkan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Landak pada tahun 2010 adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran. Hal ini dapat dilihat dari sumber pertumbuhan terbesar yang
berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 2,47
persen. Kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap
pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi di sektor tersebut. Sektor berikutnya yang memberikan sumbangan
cukup besar adalah sektor pertanian yang menyumbang pertumbuhan
sebesar 0,88 persen. Walaupun dengan pertumbuhan ekonomi yang paling
rendah pada tahun 2010, namun sektor pertanian tetap memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Landak. Sejak beberapa tahun terakhir kontribusi kedua sektor tersebut
cukup berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Landak.
3. Struktur Perekonomian

Distribusi PDRB menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha atas dasar
harga berlaku menunjukkan peranan dan perubahan struktur ekonomi
dari tahun ke tahun. Struktur perekonomian di Kabupaten Landak sampai
dengan tahun 2010 masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu sektor
pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran; serta sektor industri
pengolahan yang memberikan kontribusi sebesar 82,36 persen.
Sektor pertanian masih menjadi sektor yang dominan di Kabupaten
Landak dengan peranannya sebesar 50,58 persen. Hal ini berarti bahwa
naik turunnya pertumbuhan di sektor pertanian akan sangat
mempengaruhi naik turunnya pertumbuhan perekonomian secara
keseluruhan di Kabupaten Landak. Dengan demikian, sektor pertanian
masih menjadi leading sector atau dengan kata lain sebagai sektor
pemimpin bagi sektor-sektor produksi lainnya dalam menyumbang
perekonomian di Kabupaten Landak. Dibandingkan dengan tahun 2009,
pada tahun 2010 terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian dari 52,19
persen menjadi 50,58 persen.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih tetap menjadi kontributor
terbesar kedua setelah sektor pertanian dengan peranannya sebesar 21,62
persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2010
terjadi kenaikan peranan dari 20,08 persen menjadi 21,62 persen. Sektor
industri pengolahan merupakan kontributor terbesar ketiga dengan
peranannya sebesar 10,15 persen pada tahun 2010, mengalami
penurunan kontribusi dibandingkan pada tahun sebelumnya yang
mencapai 10,38 persen. Striktur ekonomi Kabupaten Landak dapat dilihat
dalam Gambar 2.10. di bawah ini.

Gambar 2.8.
Struktur Ekonomi Kabupaten Landak Tahun 2010

Sektor-sektor yang lainnya hanya memberikan kontribusi kurang dari 20


persen, yaitu sektor pertambangan dan penggalian memberikan peranan
sebesar 1,61 persen; sektor konstruksi 2,68 persen; sektor pengangkutan
dan komunikasi 2,48 persen; sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan 4,75 persen; sektor jasa-jasa 5,83 persen.
Sedangkan sektor listrik, gas dan air minum memberikan kontribusi
terkecil. Tetapi dibandingkan pada tahun 2008, pada tahun 2009 hingga
tahun 2010 telah terjadi peningkatan kontribusi sektor listrik, gas dan air
minum. Pada tahun 2008 sebesar 0,28 persen meningkat menjadi 0,30
persen. Rendahnya peranan sektor ini disebabkan karena masih terdapat
daerah-daerah yang belum mendapatkan pelayanan listrik dan air bersih.

3. Laju Inflasi

Inflasi menjadi salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi


suatu daerah karena dapat menggambarkan naik turunnya harga.
Keadaan ekonomi yang makin stabil ditunjukkan oleh perkembangan laju
inflasi yang kecil. Suatu daerah dikatakan memiliki stabilitas ekonomi
yang lebih baik jika tingkat inflasinya lebih rendah dibandingkan daerah
lain dalam suatu kurun waktu tertentu. Inflasi yang lebih tinggi berarti
juga terjadinya lonjakan harga yang tajam. Hal tersebut bisa
mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat jika pendapatan
masyarakat tidak meningkat melebihi laju inflasi.

Tabel 2.37.
Indeks Harga Implisit dan Laju Inflasi Kabupaten Landak dan
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2006 – 2010
Tahun Kabupaten Landak Provinsi Kalimantan Barat
Indek Harga Laju Inflasi (%) Indek Harga Laju Inflasi (%)
Implisit Implisit
(1) (2) (3) (4) (5)

2006 145,44 5,34 152,27 5,82


2007 252,73 5,02 161,76 6,23
2008 166,49 9,01 179,06 7,01
2009 175,14 5,19 188,61 5,33
2010*) 184,87 5,55 199,64 5,85

Sumber: Bappeda Kab. Landak

Laju inflasi yang menggambarkan besarnya perubahan harga yang terjadi


pada produsen dapat dilihat dari indeks harga implisit PDRB. Indeks harga
implisit di tahun 2009 sebesar 175,14 dan di tahun 2010 sebesar 184,87.
Dengan demikian pertumbuhan indeks harga implisit di tahun 2010
adalah sebesar 5,55 persen. Angka ini menggambarkan laju inflasi atas
dasar harga produsen di Kabupaten Landak meningkat sebesar 5,55
persen. Laju inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi
secara umum yang terjadi di dalam wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

5. Perbandingan Dengan Kalimantan Barat

Untuk mencapai hasil pembangunan yang diharapkan, perlu dioptimalkan


sektor-sektor yang menjadi tumpuan daerah. Sektor tersebut disamping
mampu dikembangkan juga akan memberikan dampak terhadap
perkembangan sektor lain (linkage effect) serta sekaligus dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan diharapkan pula menjadi
pemasok pendapatan daerah dengan diekspor ke luar daerah.
Indeks Location Quotient (LQ) dapat digunakan sebagai alat analisis untuk
melihat sektor-sektor potensial suatu daerah atau dengan kata lain untuk
melihat spesialisasi sektoral di Kabupaten Landak. Secara teoritis, kriteria
analisis angka indeks LQ yaitu :
- Jika Indeks LQ lebih kecil dari 1 (satu), maka sektor yang bersangkutan
bukan spesialisasi daerah dan tidak terkonsentrasi di Kabupaten
Landak.
- Jika Indeks LQ sama dengan 1 (satu), maka sektor yang bersangkutan
proporsinya sama dengan Provinsi Kalimantan Barat.
- Jika Indeks LQ lebih besar dari 1 (satu), maka sektor yang
bersangkutan merupakan spesialisasi daerah dan terkonsentrasi di
Kabupaten Landak.

Tabel 2.38.
Location Quotient (LQ) Kabupaten Landak Terhadap
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010

No Sektor Peran Sektoral LQ


Kalbar Landak
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pertanian 25,00 50,58 2,02
2 Pertambangan dan Penggalian 1,98 1,61 0,81
3 Industri Pengolahan 18,29 10,15 0,55
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,51 0,30 0,59
5 Konstruksi 9,14 2,68 0,29
6 Perdaganga, Hotel dan Restoral 22,87 21,62 0,95
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,60 2,48 0,33
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 4,74 4,75 1,00
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 9,87 5,83 0,59
Sumber: Bappeda Kab. Landak

Berdasarkan Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten Landak terhadap


Provinsi Kalimantan Barat, sektor-sektor yang memiliki LQ lebih dari 1
(satu) yaitu sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Kedua sektor ini merupakan sektor-sektor yang diharapkan
dapat menjadi tumpuan atau spesialisasi untuk dikembangkan bahkan
dapat menjadi komoditi ekspor Kabupaten Landak. Selain itu masih ada
dua sektor yang berpeluang menjadi sektor unggulan karena mempunyai
nilai LQ cukup besar ( nilai LQ mendekati 1 ), yaitu sektor pertambangan
dan penggalian, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan
sektor yang memiliki nilai LQ paling rendah adalah sektor bangunan serta
sektor pengangkutan dan komunikasi yang masing-masing memiliki nilai
LQ sebesar 0,29 dan 0,33. Kedua sektor ini bukan merupakan spesialisasi
daerah. Hal ini disebabkan karena masih minimnya sarana transportasi.
6. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran masyarakat. PDRB per kapita dihitung
dengan membagi PDRB dengan jumlah penduduk. Berdasarkan PDRB per
kapita ini dapat diketahui besaran pendapatan yang potensial dihasilkan
oleh setiap penduduk di wilayah Kabupaten Landak.

Tabel 2.39.
Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Landak Tahun 2006 – 2010

Tahun PDRB Per Kapita Pertumbuhan (%)


(Rupiah)
(1) (2) (3)
2006 6.518.427,54 10,13
2007 7.137.251,74 9,49
2008 7.465.592,27 4,60
2009 8.066.163,03 8,04
2010*) 8.982.389,91 11,36
Sumber: Bappeda Kab. Landak , Keterangan: *) Angka Sementara

PDRB per kapita Kabupaten Landak mengalami peningkatan dari tahun ke


tahun. Pada tahun 2008, PDRB per kapita Kabupaten Landak adalah
sebesar Rp. 7.465.000,- yang berarti rata-rata pendapatan satu orang
penduduk Kabupaten Landak selama setahun adalah Rp. 7.456.000,- atau
sebesar Rp. 622.000,- per bulan. Pada tahun 2009, PDRB per kapita
Kabupaten Landak adalah Rp. 8.066.000,- yang berarti rata-rata
pendapatan satu orang penduduk Kabupaten Landak selama setahun
adalah Rp. 8.066.000,- atau sebesar Rp. 672.000,- per bulan.
Pada tahun 2010, PDRB per kapita di Kabupaten Landak mengalami
peningkatan yang cukup pesat dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB
per kapita mencapai Rp. 8.982.000,- setahun atau Rp. 749.000,- per
bulan. Persentase peningkatannya hingga 11,36 persen jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Untuk meningkatkan pendapatan per kapita, maka laju pertumbuhan
ekonomi harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk
perlu dikendalikan. Hal ini disebabkan karena laju pertumbuhan
penduduk yang cepat harus diimbangi dengan ketersediaan lapangan
pekerjaan yang memadai.

2.4.2. Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur merupakan urusan wajib yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Landak dalam rangka menggerakan ekonomi masyarakat
guna meningkatkan pendapatan daerah. Selain itu, pembangunan infrastruktur
juga dilakukan guna mengembangkan daya saing daerah terutama dalam dalam
pelayanan masyarakatnya. Beberapa program prioritas yang menjadi fokus
program tahun 2006-2011 yaitu pembangunan jalan, listrik dan sumber daya
air. Berikut tabel ruas jalan menurut status jalan di Kabupaten Landak tahun
2009.
Tabel 2.40.
Panjang Ruas Jalan Menurut Status Jalan
di Kabupaten Landak Tahun 2009

URAIAN SATUAN 2007 2008 2009


Jalan Nasional Kilometer 131,20 131,20 131,20
Jalan Provinsi Kilometer 171,80 171,80 171,60
Jalan Kabupaten Kilometer 819,85 982,42 982,42
Jalan Lainnya Kilometer 858,74 860,51 871,89

Sumber: Bappeda Landak 2010

Semua kecamatan dapat di lewati dengan transportasi darat yang kondisi


jalannya baik dan ada beberapa kecamatan yang dapat dilewati baik dengan
transportasi darat maupun dengan angkutan sungai. Kabupaten Landak sangat
strategis karena merupakan lintasan antar negara khususnya Malaysia dan
Brunei Darussalam. Selain itu lintasan antar kabupaten di Propinsi Kalimantan
Barat.
Secara umum Kabupaten Landak telah tersedia jaringan listrik yang relatif
baik, listrik ini dipasok dari Pembangkit Listrik Pontianak, Pembangkit Listik
Sanggau dan Pembangkit Lisrik Ngabang.
Sumber air utama dari hujan yang kemudian mengaliri beberapa sungai
besar antara lain; Sungai Landak, Sungai Menyuke, Sungai Mempawah, Sungai
Mandor dan Sungai Sengah.
Sarana telekomunikasi di Kabupaten Landak seluruh ibu kota kecamatan
(kecuali sebangki) telah terjangkau jaringan telekomunikasi GSM (Telkomsel,
Indosat, XL) dan untuk jaringan telpon tetap (fixed line) baru terlanyani di Kota
Ngabang dan Kota Pahauman.
Kabupaten Landak telah dilayani oleh 4 (empat) bank umum yaitu Bank
Kalbar, Bank Danamon, Bank BNI dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk BRI
sendiri terdapat 1 (satu) kantor cabang pembantu dan 3 (tiga) kantor unit
(Pahauman, Ngabang, Karangan) serta lembaga keuangan masyarakat baik
koperasi maupun credit union.

2.4.3. Iklim Berinvestasi


Dalam mengembangkan iklim berinvestasi Pemerintah Daerah Kabupaten
Landak pada tahun 2006-2011 menyusun arah kebijakan pembangunan
Kabupaten Landak, yaitu:
 Membangun Sistem Perekonomian Kerakyatan yg ditujukan sebesar-besarnya
untuk kepentingan rakyat.
 Mengembangkan Perindustrian, Perdagangan dan Jasa melalui Pembinaan dan
Pengembangan Usaha/ Pelaklu Ekonomi.
 Mewujudkan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam secara Efisien & Sinergis
sehingga mampu mengembangkan Perekonomian Daerah.
 Mengembangkan Perindustrian, Perdagangan dan Jasa melalui Pembinaan dan
Pengembangan Usaha/Pelaku Ekonomi.
 Melakukan Kerjasama dengan Organisasi Non Pemerintah maupun Lembaga
Swasta Dalam dan Luar Negeri.
Suasana yang kondusif di Kabupaten Landak tahun 2006-2011 sangat
memungkinkan para investor untuk berinvestasi dalam bidang pengembangan
sumber daya alam, tambang dan energi. Suasana yang kondusif ini terlihat dengan
kurangnya angka krimilitas dan demontrasi yang dapat berdampak pada
penurunan iklim berinvestasi.
Indikator keamanan dapat dilihat dari statistik kriminal yang perlu
diamati dari waktu ke waktu, karena semakin tinggi frekuensi tindak kriminal
akan merupakan ancaman serius terhadap kondisi keamanan dan ketertiban.
Pada tahun 2010 di Kabupaten Landak terdapat 284 kasus kejahatan
kriminal. Adapun kasus yang terbanyak terjadi pada bulan Desember dengan 35
kasus . Kasus kecelakaan lalu lintas pada tahun 2010 terdapat 92 kasus
dengan korban meninggal sebanyak 58 orang, luka berat 60 orang dan luka
ringan 58 orang. Total kerugian material yang diakibatkan sebesar 342.500.000
rupiah pada tahun yang sama.
Selama tahun 2010, kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 92 kasus,
dibandingkan tahun 2009 meningkat 9,5 persen. Selama tahun 2010,
pelanggaran lalu lintas sebanyak 564 kasus dengan pelanggaran surat-menyurat
paling banyak (72,52%).

Tabel 2.41.
Angka Kriminalitas
Kabupaten Landak 2009

No Jenis Kriminal 2007 2008 2009 2010


1. Jumlah kasus narkoba - - 5 6
2. Jumlah kasus pembunuhan - - 1 5
3. Jumlah kejahatan seksual 4 7 3
4. Jumlah kasus penganiayaan 13 3 19 21
5. Jumlah kasus pencurian - - 207 73
6. Jumlah kasus penipuan - - 15 10
7. Jumlah kasus pemalsuan uang - - 2 -
Jumlah tindak kriminal selama 1 17 3 256 118
8.
tahun
9. Jumlah penduduk 321.575 327.712 335.185 343.626
10. Angka kriminalitas (8)/(9) 0,05 0,01 0,76 0,34
Sumber: Landak Dalam Angka Tahun 2008, 2009, 2010, 2011

Iklim berinvestasi di Kabupaten Landak sangat kondusif. Sebagian besar


krimilitas hanya terjadi pada kasus pencurian saja. Demontrasi (rusuh massal)
hanya ditemukan 2 kasus tahun 2009. Mengingat demontrasi merupakan indikator
penting untuk menentukan keamanan dalam berinvestasi, maka Kabupaten
Landak dapat dikata sebagai wilayah yang aman dalam berinvestasi. Hal ini
mengingat hanya ditemukan 2 kasus dalam kegiatan demontrasi. Namun kendala
membangun iklim berinvestasi ini justru ditemukan oleh Pemerintah Kabupaten
Landak di luar dari kendala tingginya pencurian yaitu:
1. Lemahnya kemampuan untuk memprediksi kebutuhan pasar, sehingga
penangan produk unggulan belum terfokus dan sulit terpetakan.
2. Infrastruktur yang kurang memadai.
3. Rendahnya kualitas pendidikan dan pelatihan yang menyebabkan rendahnya
daya saing, sehingga usaha-usaha yang sudah ada sulit berkembang.
4. Belum maksimalnya pelayanan birokrasi dikarenakan belum terpadunya
pelayanan dan kepastian hukum sehingga iklim investasi kurang kondusif.
5. Belum adanya sistem yang mengontrol keseriusan investor dalam berinvestasi.
Tahun 2012-2016 Pemerintah Kabupaten Landak akan mengalakan iklim
berinvestasi ini dengan membuat kebijakan baru pengembangan kawsan industri.
Pengembangnan industri di Kabupaten Landak ini diarahkan pada:
 Lokasi pengembangan utama terletak di Kecamatan Mandor dan Kecamatan
Ngabang.
 Industri yang bersifat polutif harus berlokasi lebih dari 3 km dari pusat kota.
 Pengembangan agrobisnis dan agroindustri.
 Kawasan industri akan diarahkan di sentra-sentra produksi pertanian tana-
man pangan dan perkebunan serta berdekatan dengan kawasan pemukiman.
 Pengembangan kawasan industri sebagai tempat pemusatan kegiatan industri
pengolahan terutama industri pengolahan hasil tanaman bahan makanan
dan perkebunan, yang didukung dengan prasarana dan sarana penun-
jangnya.

2.4.4. Sumber Daya Manusia


Secara komposit, peningkatan kualitas SDM ditandai oleh makin
membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator
komposit status kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup, taraf
pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa dan
gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar, menengah, tinggi,
serta taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan Pendapatan Domestik
Bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beli.
Namun kualitas dan kapasitas sumber daya manusia untuk membangun
Kabupaten landak memang masih sangat rendah. Saat ini hanya 3.645 orang
saja yang lulus Strata S1, 55 orang lulus strata S2 dan hanya 1 orang lulus
Strata S3. Untuk lebih jelasnya perbandingan antara tingkatan sekolah dapat di
lihat pada tabel berikut.

Tabel 2.42.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Tidak/Belum Sekolah 69.264

2 Tidak Tamat SD/Sederajat 70.018


3 Tamat SD/Sederajat 95.804
4 SLTP/Sederajat 52.205

5 SLTA/Sederajat 48.123
6 Diplpoma I/II 2.017

7 Akademi/Diploma III/S. Muda 2.553

8 Diploma IV/Strata I 3.645

9 Strata II 55

10 Strata I 1

Jumlah 343.626

Sumber: Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil


Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan disajikan dalam Table 2.42. di
atas. Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan tingkat pendidikan adalah
penduduk yang tamat SD/Sederajat sebanyak 95.804 jiwa atau 27,88% dari
keseluruhan penduduk di Kabupaten Landak. Hal ini menunjukan masih
rendahnya tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk di Kabupaten Landak.
Berbagai faktor yang menghambat pendidikan di Kabupaten Landak antara lain
disebabkan masih minimnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk
mendukung pendidikan di Kabupaten Landak. Masih terdapat pula di beberapa
daerah yang masih terisolir yang menyebabkan sulitnya akses untuk
mendapatkan penddikan yang lebih tinggi.
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN

3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Landak diselenggarakan sesuai


dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara,
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Peraturan Pemerintah Noomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006
yang kemudian diubah dan dilengkapi dengan ketentuan baru yang diatur dalam
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah,
sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Bengkayang meliputi pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Landak terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik
daerah/hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD
yang sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak.
Tabel 3.1.
Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun 2007 s/d Tahun 2011
Kabupaten Landak

Rata-rata
No. Uraian 2007(Rp) 2008(Rp) 2009(Rp) 2010(Rp) 2011(Rp) Pertumbuhan
(%)
1 PENDAPATAN
1.1. Pendapatan Asli Daerah 4,010,675,500.00 6,331,461,285.42 12,397,678,860.00 12,996,831,782.52 17,026,479,296.00 2.00
1.1.1. Pajak daerah 1,450,920,500.00 1,508,300,875.00 2,375,163,100.00 1,671,973,486.00 11,912,184,300.00
0.72
1.1.2. Retribusi daerah 559,755,000.00 1,165,612,800.00 1,707,879,980.00 2,023,528,280.00 1,719,419,280.00 0.27
Hasil pengelolaan keuangan daerah yang 0.00 1,157,547,610.42
1.1.3. 16,500,000.00 0.00 0.00
dipisahkan 0.04
1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 2,000,000,000.00 2,500,000,000.00 8,298,135,780.00 9,301,330,016.52 3,394,875,716.00 0.98
386,153,502,100.00 436,654,788,200.31
1.2. Dana Perimbangan 448,370,878,361.00 441,177,540,829.00 503,252,614,187.00
83.79
Dana bagi hasil pajak /bagi hasil bukan
1.2.1. 22,215,502,100.00 33,682,980,000.00 53,424,114,361.00 35,832,848,829.00 37,796,590,187.00
pajak 6.92
1.2.2. Dana alokasi umum 319,568,000,000.00 349,350,700,000.00 346,879,764,000.00 358,090,492,000.00 403,595,524,000.00 67.22
1.2.3. Dana alokasi khusus 44,370,000,000.00 53,621,108,200.31 48,067,000,000.00 47,254,200,000.00 61,860,500,000.00 9.65
1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 21,201,550,000.00 34,633,259,000.00 82,088,296,500.00 121,179,470,210.00 116,754,086,020.23 14,21
Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
1.3.1 5,011,550,000.00 7,041,550,000.00 11,858,268,500.00 9,861,352,410.00 9,861,352,410.00
Pemerintah Daerah lainnya 1.65
1.3.2 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 15,000,000,000.00 13,416,210,000.00 54,152,028,000.00 62,810,959,000.00 22,324,366,810.23 6.34
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
1.3.3 1,190,000,000.00 1,328,000,000.00 12,578,000,000.00 14,063,000,000.00 26,659,000,000.00
Pemerintah Daerah Lainnya 2.11
Dana Penyesuaian Tunjangan Kepen-
1.3.4 0.00 3,750,372,600.00 3,500,000,000.00 8,889,825,000.00 39,715,796,000.00
didikan 2.11
1.3.5. Dana Pasca Bencana Alam 0.00 9,097,126,400.00 0.00 7,360,763,000.00 0.00 0.62
1.3.6. Tunjangan Profesi Pendidik/Guru 0.00 0.00 0.00 8,993,170,800.00 8,993,170,800.00 0.68
1.3.7. Dana Tambahan Penghasilan Guru 0.00 0.00 0.00 9,200,400,000.00 9,200,400,000.00
0.70

Total Pendapatan 411,365,727,600.00 477,619,508,485.73 542,856,853,721.00 575,353,842,821.52 637,033,179,503.23 20.00


Rata-rata pertumbuhan realisai pendapatan dari tahun 2007-20011
mengalami perkembangan yang fluaktif yaitu sebesar 2%. Realisasi pendapatan
tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 637,033,179,503.23 atau 90,32 %,
kalau dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2010 yaitu 575,353,842,821.52
atau 94,35%. Kenaikan tertinggi pada tahun 2011 pada sektor dana perimbangan
sebesar 503,252,614,187.00 atau 83.79 %.
Besarnya dana perimbangan dibandingkan pendapatan asli daerah dari satu
sisi bernilai positif, tetapi dari sisi lain bernilai negatif. Program pembangunan yang
dijalankan masih bertumpu dari bantuan dana pusat, baik DAU maupun DAK.
Besarnya dana yang diperoleh dari pusat untuk membiayai pembangunan daerah
ini dikerenakan masih rendahnya pendapatan asli daerah. Pendapatan asli daerah
pada tahun 2011 hanya naik sebesar 4,029,647,513.48 kalau dibandingkan dari
pendapatan tahun 2010.
Melihat kondisi pendapatan yang demikian, maka dalam APBD tahun 2012-
2016 berupaya untuk meningkatkan pendapatan daerah secara maksimal. Potensi
untuk meningkatkan pendapatan sangat memungkinkan. Dewasa ini kebijakan
nasional melalui otonomi daerah memberikan peluang seluas-luasnya bagi daerah
untuk meningkatkan investasi daerah melalui kerjasama dengan para investor,
baik investor dari dalam negeri maupun investor dari luar negeri. Selain adanya
kesempatan yang luas untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, tantangan ke
depan, baik secara nasional maupun regional juga sangat besar. Masih minimnya
dana yang dikucurkan pemerintah pusat, dalam bentuk dana perimbangan, dapat
mengancam kelangsungan pembangunan di Kabupaten Landak. Untuk itu,
memang harus ada upaya yang serius dan sistimatis untuk meningkatkan
pendapat asli daerah untuk membiaya pembangunan daerah yang semakin
kompleks. Selain itu, tantangan regional antara lain berupa masih selektifnya
keinginan pihak negara-negara luar untuk menanamkan modalnya dan ancaman
serius krisis ekonomi dunia di mana terjadi turunnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar. Ancaman krisis global ini dapat menyebabkan banyak para investor enggan
menanamkan modalnya. Dampaknya tentu terjadi pada penurunan pendapatan
asli daerah yang sangat diharapkan dari sektor industri dan penanaman modal
asing.
Tantangan-tantangan nasional dan regional ini sangat berdampak bagi
pendapatan daerah untuk membiayai pembangunannya. Pendapatan daerah yang
sangat kecil sementara bantuan dana perimbangan terbatas pada akhirnya
menyebabkan banyak program pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Dengan tidak berjalannya program pembangunan, maka upaya serius
untuk menanggulangi isu-isu pembangunan yaitu pengentasan kemiskinan dan
pengangguran menjadi terkendala.

3.1.2. Neraca Daerah

Bagian ini menguraikan sekurang-kurangnya mengenai perkembangan


neraca daerah, analisis rasio likuiditas, analisis rasio solvabilitas dan analisis rasio
aktivitas.
Tabel 3.2.
Rata-Rata Pertumbuhan Neraca Daerah 2010
Kabupaten Landak

Rata-Rata Per-
No. Uraian tumbuhan
(%)
1. ASET
1.1. ASET LANCAR
1.1.1. Kas di Kas Daerah 0.68
1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan 0.29
1.1.3. Kas di Bendahara Pengeluaran 0.00
1.1.4. Biaya di bayar dimuka
1.1.5. Piutang Pajak 0.01
1.1.6. Piutang Distribusi -
1.1.7. Piutang Lainnya 0.11
1.1.8. Persediaan 0.22
1.2. INVESTASI JANGKA PANJANG
1.2.1. Investasi Non Permanen 0.11
1.2.2. Investasi Permanen 0.53

1.3. ASET TETAP


1.3.1. Tanah 3,11
1.3.2. Peralatan dan mesin 6,37
1.3.3. Gedung dan bangunan 32,53
1.3.4. Jalan, irigasi, dan jaringan 50,45
1.3.5. Aset tetap lainnya 0,91
1.3.6. Konstruksi dalam pengerjaan 1,78
1.3.7. Akumumulai Penyusutan 0.00

1.3. ASET LAINNYA


1.3.1. Aset tak berwujud 0,25
1.3.2. Aset Lain-lain 2,66

JUMLAH ASET DAERAH 5,88

2. KEWAJIBAN
2.1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
2.1.1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 0,35
2.1.2. Utang Bunga 0,13
2.1.3. Bagian Lancar Utang Dalam Negeri 3,40

3. EKUITAS DANA
3.1. EKUITAS DANA LANCAR
3.1.1. SILPA 0,62
3.1.2. Pendapatan yang Ditangguhkan 0,00
3.1.3. Cadangan piutang 0,12
3.1.4. Cadangan persediaan 0,35
3.1.5. Ansuransi yang masih berlaku
3.1.6. Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran utang Jangka -3.53
Pendek

3.2. EKUITAS DANA INVESTASI


3.2.1. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 0,64
3.2.2. Diinvestasikan dalam aset tetap 95,02
3.2.3. Diinvestasikan dalam aset lainnya 2,90
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 9,09
Rata-rata pertumbuhan aset daerah pada tahun 2010 berkisar 5,88 % dari
keseluruhan aset daerah. Aset yang tertinggi dimiliki Kabupaten Landak yaitu
berupa jalan, irigasi dan jaringan mencapai 50,54%, menyusul aset berupa gedung
dan bangunan sebesar 32,53%. Sementara aset berupa Kas Deerah
pertumbuhannnya sebesar 0,68%. Adapun investasi jangka panjang yang sangat
diharapkan untuk membiayai pembangunan ke depan pertumbuhannya sebesar
0,64%. Melihat kondisi neraca daerah yang demikian, maka dalam kinerja
pemerintah daerah tahun 20112-2016 akan mengupayakan secara maksimal
peningkatan necara daerah.
Sangat disadari kondisi necera daerah yang demikian masih sangat sulit
untuk menanggulangi isu dan masalah pembangunan di Kabupaten Landak yaitu
masih tingginya angka kemiskinan, angka pengganguran dan masih banyaknya
sarana dan prasarana yang harus dibangun. Hal ini sangat disadari oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Landak yang masih berusia 12 tahun.
Selain tantangan daerah berupa pengentasan kemiskinan, pengangguran
dan pembangunan sasara dan prasarana, maka neraca daerah yang demikian akan
mengalami tantangan pula dari nasional maupun regional. Tantangan nasional
yang dihadapi daerah yaitu berupa ketidakmampuan daerah untuk menjawab isu-
isu secara nasional berupa perimbangan keuangan, pengentasan kemiskinan
maupun pelayanan-pelayanan publik lainnya. Dari regional tantangan yang
dihadapi daerah berupa ketidakmampuan daerah untuk mandatangkan investor
luar yang terlebih dahulu membutuhkan sarana dan prasarana penunjang
investasi.

Tabel 3.3.
Analisis Rasio Keuangan
Kabupaten Landak

No Uraian 2008 2009 2010


(%) (%) (%)
1 Rasio lancar (current ratio) 4,15 0,99 0,37
2 Rasio cepat (quick ratio) 3,80 0.01 0,28
3 Rasio total hutang terhadap total asset 0,01 0,02 0,04
4 Rasio hutang terhadap modal 0,01 0,02 0,04

Rasio likuiditas berupa rasio lancar dan rasio quick adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Dari beberapa rasio yang dimunculkan, maka terlihat
adanya penurunan dari tahun 2008-2009. Rasio lancar yaitu persentase
pertumbuhan setelah membandingkan antara aktiva lancar dari neraca daerah
dengan kewajiban jangka pendek pada tahun 2008 sebesar 4,15% mengalami
penurunan tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing 0,99 dan 0,37. Demikian
juga pada rasio cepat (quick rasio) setelah membandingkan antara aktiva lancar
dikurangi persedian dibagi kewajiban jangka pendek mengalami penurunan pada
tahun 2010, Rasio quick tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu 3,80% dan
mengalami penurunan pada tahun 2009 dan 2010 yaitu masing-masing 0,01% dan
0,28%.
Sementara rasio solvabillitas berupa rasio total hutang terhadap total aset
daerah dan rasio hutang terhadap modal adalah rasio untuk mengukur
kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Pada tahun 2008 rasio total hutang terhadap aset sebesar 0,001%,
namun pada tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,02 dan
0,004.
Sangat disadari masih rendahnya kemampuan daerah untuk memenuhi
kewajiban-kewajibannya. Dengan kondisi rasio likuiditas maupun solvabillitas yang
demikian maka dapat dikatakan bahwa harus ada usaha yang serius dan
sistimatis untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka
panjangnya. Dengan terpenuhinya kewajiban jangka pendek, maka dapat
memungkinkan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan dipelbagai sektor.
Kewajiban jangka pendek yang merupakan hutang daerah setiap tahunnya menjadi
perhatian serius agar hutang daerah tidak terus menumpuk. Selain itu dengan
terpenuhinya kewajiban-kewajiban jangka pendek, maka aktiva lancar neraca
daerah semakin memungkinkan untuk melakukan terobosan-terobosan baru
dalam memenuhi kebutuhan daerah.

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

Proporsi pengelolaan keuangan daerah merupakan merupakan hal penting


untuk melihat sejauh mana rasionalnya pengelolaan keuangan yang dilakukan
daerah, sehingga memungkinkan terjadinya perimbangan keuangan atau
terjadinya defisit dalam anggaran biaya pembangunan. Hal ini dapat kita lihat dari
kebijakan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Landak masa lalu selama 3
tahun terakhir yaitu pada tahun anggaran 2009-2011.
Adapun gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu terkait
proporsi penggunaan anggaran dan hasil analisis pembiayaan sebagai berikut:

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran


Propoorsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Kabupaten Landak tahun
2009-2011 mengalami penurunan yang berarti. Proporsi pemenuhan aparatur
tahun 2009 setelah membandingkan dengan total keseluruhan pengeluaran
sebesar 59,50%. Pemenuhan kebutuhan aparatur terus mengalami penurunan
pada tahun 2010 sebesar 54,18 dari total keseluruhan anggaran, dan kembali
turun pada tahu 2011 menjadi 43,93%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.4.
berikut:
Tabel 3.4.
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Landak

Total belanja untuk Total pengeluaran


No Uraian Pemenuhan Kebu- (Belanja + Pembiayaan Prosentase
tuhan Aparatur (Rp) Pengeluaran)
(Rp)

1 Tahun Anggaran 2009 337,094,682,119.46 566,533,609,216.00 59,50

2 Tahun Anggaran 2010 347,871,646,230.00 642,038,726,902.46 54,18

3 Tahun Anggaran 2011 295,185,738,079.00 671,951,510,338.36 43,93

Berdasarkan tabel 3.4. di atas walaupun mengalami penurun yang sangat


berarti, namun proporsi anggaran untuk pemenuhan kebutuhan aparatur masih
cukup tinggi dibandingkan dengan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Hal ini
disebabkan masih kecilnya pendapatan daerah, sementara pengeluaran yang
dilakukan tinggi. Untuk itu sangat disadari pemerintah daerah Kabupaten Landak
bagaimana pendapatan daerah ke depan harus lebih tinggi, sehingga dengan
anggaran pemenuhunan kebutuhan apatatur yang tetap atau naik tetapi
persentasenya lebih kecil.
Dengan masih tingginya pemenuhuhan kebutuhan aparatur, terutama dalam
biaya gaji, maka berdampak pada pemenuhan kebutuhan anggaran bidang lainnya
seperti belanja daerah untuk belanja modal dan belanja barang dan jasa menjadi
lebih kecil. Dengan kecilnya belanja modal dan belanja barang serta jasa
menyebabkan kebutuhan pelayanan publik menjadi kecil pula.
Tantangan lain yang akan dihadapi baik secara nasional maupun regional
adalah bagaimana daerah meningkatkan kapasitas aparatur dalam menjawab
berbagai tantangan yang terjadi ditingkat nasional maupun regional. Anggaran
biaya aparatur yang di dalamnya termasuk biaya pendidikan utnuk meningkatan
kapasitas apartur harus dimanfaatkan sebesar-besarnya sehingga dapat menjawab
tantangan globalisasi yang terjadi di segala bidang tersebut.

3.2.2. Analisis Pembiayaan


Realiasi pendapatan daerah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.5. Pada tahun 2009 pendapatan daerah
sebesar 542,856,853,721.00. Demikian juga mengalami peningkatan pendapatan
pada tahun 1010 dan 2011 masing-masing sebesar 575,353,842,821.52 dan
637,033,179,503.23. Namun dibandingkan besarnya belanja daerah, maka terjadi
defisir angarannya pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 66,729,884,080.94 dan
34,918,330,835.13. Hal ini terjadi karena masih kecilnya pendapatan daerah
dibandingkan belanja daerah yang harus dikeluarkan pada tahun 2010 dan 2011.
Secara rinci defisit riil anggaran dapat dilihat pada Tabel 3.5. di bawah.

Tabel 3.5.
Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Landak

2009 2010 2011(


NO Uraian
(Rp) (Rp) Rp)

1 Realisasi Pendapatan
542,856,853,721.00 575,353,842,821.52 637,033,179,503.23
Daerah

2 Belanja Daerah 566,533,609,216.00 620,583,726,902.46 609,951,510,338.36

3 Pengeluaran Pem-
biayaan Daerah - 21,500,000,000.00 62,000,000,000.00

Defisit riil (23,676,755,495.00) (66,729,884,080.94) (34,918,330,835.13)

Komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Landak pada tahun 2009,
2010 dan 2011 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.6. di bawah. Pada tahun 2009
penutup defisit riil melalui SiLPA sebesar 58,82%, kemudian disusul proporsi
penutup defisit tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar 11,00% dan 30,18%.
Selain itu penutup riil defisit anggaran juga dilakukan melalui pinjaman daerah
pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing sebesar 25% dan 75% dari total
anggaran. anggaran sebelumnya dan SiLPA tahun berkenan.
Tabel 3.6.
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Kabupaten Landak

Proporsi dari Total Defisit Riil


No. Uraian 2009 2010 2011
(%) (%) (%)
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 58,82 11,00 30,18
Anggaran sebelumnya
2 Penerimaan Pinjaman Daerah 25,00 75,00 0,00
3 Penerimaan Piutang Daerah 100,00 0,00 0,00
4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Tahun Berkenan (242.04) 33.86 308.18

Realisasi SiLPA perhitungan anggaran Kabupaten Landak tahun 2008, 2009


dan 2010 setelah melihat komposisi APBD dan Neraca Daerah terlihat pada Tabel
3.7. di bawah. Pada tahun 2008 tidak terdapat SiLPA dalam kinerja APBD yang
berjalan. Namun pada tahun 2009 terdapat SiLPA Kabupaten Landak sebesar
18,492,299,471.34 atau 112,26%. Pada tahun 2010 SiLPA mengalami defisit
sebesar 2.587.112.643,00. atau -16,26%. Hal ini jika pelampauan penerimaan
Pendapatan Asli Daerah dilihat dari persentase penerimaan SiLPA pada tahun 2009
mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,066,217,574.58 atau 63,36%. Namun
pada tahun 2010 pelampauan penerimaan PAD kembali turun kalau dibandingan
dengan presentase penerimaan SiLPA yautu sebesar 599,152,922.52 atau (23.16).

Tabel 3.7.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Landak

2008 2009 2010


No. Uraian % dari % dari % dari
Rp Rp Rp
SiLPA SiLPA SiLPA
1 Jumlah SiLPA 0.00 18,492,299,471.34 112,26 (2,587,112,643.00) (16,26)

2 Pelampauan penerimaan PAD 2,320,785,785.42 - 6,066,217,574.58 32.80 599,152,922.52 (23.16)


3 Pelampauan penerimaan dana -
perimbangan 50,501,286,100.31 11,716,090,160.69 63.36 (7,193,337,532.00) 278.05
4 Pelampauan penerimaan lain-
lain pendapatan daerah yang 13,431,709,000.00 - 47,455,037,500.00 256.62 39,091,173,710.00 (1,511.00)
sah
5 Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun 8,751,178,274.85 - 5,382,380,738.94 29.11 6,194,500,443.17 (239.44)
belum terselesaikan

3.3. KERANGKA PENDANAAN


Dalam mewujudkan visi, misi, isu, sasaran strategis dan prioritas
pembangunan sangat dibutuhkan dana yang cukup. Namun dalam pemanfaatan
dana yang tersedia sangat pula dibutuhkan kebijakan anggaran, sehingga dengan
dana yang tersedia visi, misi, isu, sasaran strategis dan prioritas pembangunan
dapat terwujud dan tidak keluar dari kebijakan yang telah disusun.
Dalam menyusun kerangka pendanaan 2012-2016 sangat dibutuhkan
analisis terhadap pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama
yang akan dilakukan. Selain itu, proyeksi anggaran 2012-2016 harus melihat
kapasitas riil kemampuan pendanaan dan bagaimana rencana dalam
menggunakan kapasitas riil yang ada. Berikut akan disajikan analisis pengeluaran
periodik wajib dan mengikat serta perioritas utama, proyeksi anggaran, kapasitas
riil dan rencana menggunaklan kapasitas riil kemampuan pendanaan dalam
pembangunan Kabupaten Landak 2012-2016.

3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kompoenen pengeluaran periodik wajib dan mengikat, serta pengeluaran
periodik prioritas utama terdiri dari belanja tidak langsung, belanja langsung dan
pembiaayaan pengeluaran. Komponen belanja tidak lngsung, yang menjadi
wajib,mengikat dan prioritas utama, terdiri dari belanja gaji, tunjangan dan belanja
bunga. Adapun komponen belanja langsung terdiri dari belanja barang dan jasa,
serta belanja modal. Sedang komponen pembiayaan pengeluaran terdiri dari
penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah dan pembayaran pokok hutang.
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat dilakukan untuk
menghitung kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang
tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran.
Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib
dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh
Pemerintah Daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan,
bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang
atau belanja sejenis lainnya.
Belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang harus dibayar
setiap periodik oleh Pemerintah Daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan
dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan,
seperti honorarium guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.
Dari Tabel 3.8. dapat dilihat bahwa proyeksi total anggaran wajib, mengikat
dan prioritas utama untuk 2012 sebesar Rp. 597,256,581,707.17. Pengeluaran ini
naik 2% dibandingkan tahun 2011. Kecilnya angka kenaikan pengeluaran
dilakukan dalam upaya pemerintah Kabupaten Landak menekan angka
pengeluaran untuk menuju anggaran yang berimbang tahun 2012-2016.
Dari Tabel 3.8. terlihat pula bahwa belanja tidak langsung sebesar 38,38%.
Pengeluaran belanja tidak langsung lebih kecil dari dari belanja langsung yaitu
52,23%. Kebijakan ini dilakukan guna memberikan pelayanan publik yang lebih
besar kepada masyarakat, sehingga visi, misi dan tujuan pembangunan dapat
tercapai.
Selain itu pengeluaran periodik wajib, mengikat serta perioritas utama juga
memberikan proporsi yang cukup besar untuk pembayaran pokok utang yaitu
sebesar Rp. 63.000.000.000,00. Hal ini dilakukan guna mengurangi beban
pemerintah daerah Kabupaten Landak serta menekan defisit anggaran dalam
tahun yang berjalan.

Tabel 3.8.
Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Landak

Rata-rata
2012
No Uraian Pertumbuhan
(Rp)
(%)

Belanja Tidak Langsung 266.020.775.959,43 38,38


Belanja Gaji dan Tunjangan 276.158.126.401,94 39,84
Belanja Bunga 2.530.305.555,56 0.37
Belanja Langsung 362.058.014.827,86 52,23
Belanja Barang Dan Jasa 162.785.875.951,86 23,48
Rata-rata
2012
No Uraian Pertumbuhan
(Rp)
(%)
Belanja Modal 199.272.138.876,00 28,75
Pembiayaan Pengeluaran 65.100.000.000,00 9,39
Penyertaan Modal (Investasi) 2.100.000.000,00 0.30
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang 63.000.000.000,00 11,31
TOTAL 693.178.790.787,29 100.00

3.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu


Proyeksi pendapatan, proyeksi belanja tidak langsung dan belanja langsung yang periodik,
wajib, mengikat serta prioritas utama diambil setelah mencermati proyeksi data-data APBD 2007-
2011. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.9. berikut:

Tabel 3.9.
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
untuk Mendanai Pembangunan Daerah

No. Uraian Proyeksi

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 Pendapatan
Pendapah
Daerahtan 764.439.815.403,88 840.883.796.944,27 924.972.176.638,70 1.109.966.611.966,43 1.331.959.934.359,72
Pemerintah
Swasta
150.000.000.000,00 165.000.000.000,00 181.500.000.000,00 403.493.322.393,29 484.191.986.871,94
2 Pencairan dana -
cadangan (sesuai
Perda)
3 Sisa Lebih Riil
Perhitungan 33.444.241.923,92 36.788.666.116,31 40.467.532.727,94 48.561.039.273,53 58.273.247.128,24
Anggaran
Total penerimaan 947.884.057.328 1.042.672.463.060,58 1.146.939.709.366,64 1.562.020.973.633,25 1.874.425.168.359,90
4 Belanja dan
Pengeluaran 711.158.790.787,29 746.716.730.326,66 784.052.566.842,99 862.457.823.527,29 948.703.605.880,02
Pembiayaan yang
Wajib dan
Mengikat serta
Prioritas Utama

Kapasitas Riil
Kemampuan 236.725.266.540,51 295.955.732.733,93 362.887.142.523,65 699.563.150.105,97 925.721.562.479,89
Keuangan

Dari proyeksi APBD 2007-2011, maka proyeksi pendapatan tahun 2012


mengalami kenaikan 20% atau Rp. 947.884.057.328, pendapatan kembali naik
masing-masing 10% atau sebesar Rp 1.042.672.463.060,58 dan Rp
1.146.939.709.366,64 pada tahun 2013 dan tahun 2014 naik. Pada tahun 2014
dan tahun 2015 kembali naik masing-masing sebesar 20% atau Rp
1.562.020.973.633,25 dan Rp 1.874.425.168.359,90. Proyeksi kenaikan
pendapatan ini, selain pendapatan rutin dari pajak, penerimaan dari APBN, juga
diharapkan ditunjang pendapatan dari sektor swasta.
Dalam proyeksi 2012-2016 ini diproyeksi pula SiLPA masing-masing
mengalami kenaikan 10-20% pada tahun 2012-2016. Dengan demikian proyeksi
kepasitas riil kemampuan keuangan Kabupaten Landak selama 5 tahun kedepan
berada pada posisi surplus keuangan daerah yaitu sebesar Rp 925.721.562.479,89
pada akhir periode tahun 2016.
Sedangkan untuk belanja dan pembiayaan pengeluaran yang periodik wajib,
mengikat serta perioritas utama mengalami kenaikan fluktuatif antara 5% - 34%.
Pada tahun 2012 belanja dan pembiayaan pengeluaran yang periodik wajib,
mengikat serta perioritas utama diproyeksikan sebesar Rp 711.158.790.787,29.
Tentunya adanya proyeksi persentase dan besar kecilnya proyeksi kenaikan,
serta kemungkinan terjadinya proyeksi surplus kemampuan riil pendanaan pada
tahun 2012-2016 didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut:
1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak setiap tahun
mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Landak
mencapai 4,76% dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 4,89%
(angka proyeksi). Melihat pertumbuhan ekonomi yang terus naik, maka
diyakini bahwa pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Landak
diproyeksikan mencapai 5,50%. Keyakinan ini didasari pada kemampuan
pemerintah daerah melakukan koordinasi dan efektivitas kebijakan fiskal.
2) Pendapatan daerah juga diperoleh dari sektor swasta yang melakukan
investasi di Kabupaten Landak. Swasta menyumbangkan antara 15,48%-
20,00% dari nilai investasinya untuk pembangunan sasara dan prasarana
jalan, jembatan, rumah dan lainnya. Serta juga memberikan kontribusi pada
peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Landak yang bekerja di
sektor swasata ini.
3) Anggaran pembangunan Kabupaten Landak pada akhir masa periode 2007-
20011 masih mengalami defisit yang cukup besar yaitu Rp.
34,918,330,835.13. Besarnya defisit riil kemampuan pendanaan daerah ini
menyebabkan pemerintah daerah berupaya menutup defisit riil tersebut
dengan meningkatkan pendapatan asli daerahnya.
4) Proyeksi pendapatan mengalami kenaikan 20% pada tahun 2015-2016
dengan asumsi bahwa usaha-usaha mengerakan ekonomi kerakyatan,
investasi dan penghematan anggaran berjalan sesuai dengan kebijakan
yang diambil.
5) Proyeksi belanja langsung yang periodik wajib, mengikat serta perioritas
utama yaitu sebesar 52,23%. Proyeksi ini lebih besar dibandingkan belanja
tidak langsung untuk pemenuhan gaji pegawai, tunjangan dan belanja
bunga yaitu hanya sebesar 38,38%. Besarnya proyeksi belanja langsung ini
diharapkan dapat menjadi daya dukung pemerintah untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah. Selain itu, proyeksi kecilnya kenaikan belanja tidak
langsung dan pengeluaran pembiayaan ini dapat dilakukan dengan asumsi
tidak terjadi penambahan penerimaan pegawai yang besar pada tahun 2012-
2014, sehingga biaya-biaya pemenuhan kebutuhan aparatur dapat ditekan
maksimal.
Proyeksi-proyeksi kenaikan pendapatan dan belanja serta terjadinya surplus
kemampuan riil pendanaan pemerindah daerah Kabupaten Landak berdasarkan
asumsi-asumsi di atas sangat memungkinkan terjadi dengan kebijakan yang
diambil oleh Pemerintah Kabupaten Landak. Adapun kebijakan-kebijakan yang
diambil Pemerintah Daerah sebagai berikut:
1) Mengerakan industrir hilir maupun industri hulu di Kabupaten Landak
dengan cara mengundang para investor, baik dalam maupun luar negeri,
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
2) Membangun industriliasasi pada kawasan centra industri di Kabupaten
Landak untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mewujudkan
kemampuan daerah membiaya pembangunannya sendiri.
3) Mengerakan pendapatan asli daerah melalui usaha-usaha daerah yang sah
seperti PDAM, PLTA dan Parawisata.
4) Menggerakan ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan sumber-sumber
pendanaan yang ada dari dalam maupun luar negeri.
5) Melakukan kebijakan penghematan belanja dan pengeluaran pembiayaan
sekecil mungkin, sehingga terjadi surplus anggaran pada tahun 2012-2016.
6) Meningkatkan kapasitas aparatur yang mampu menjawab berbagai
tantangan dalam pembangunan ke depan. Dengan kemampuan yang
memadai menjawab berbagai tantangan aparatur pemerintah daerah dapat
dengan mudah meningkatkan pendapatan daerah dan dengan demikian
dapat pula memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
7) Menggerakan potensi pembiayaan pembangunan dari pihak swasta
maupun swadaya masyarakat.

3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan


Perhitungan kerangka pendanaan yang termuat dalam RPJMD Kabupaten
Landak tahun 2012-2016 bertujun untuk mengetahui kapasitas riil kemampuan
keuangan daerah dan rencana penggunaannya. Rencana penggunaan kapasitas riil
kemampuan keuangan daerah dialokasikan untuk program/kegiatan tahun 2012-
2016 berdasarkan skala prioritas. Dari total dana alokasi pagu indikatif yang
tersedia, pemerintah Kabupaten Landak mengalokasikan dana ke berbagai
program/kegiatan sesuai urutan prioritas. Dalam RPJMD ini alokasi anggaran
terbagi atas 3 prioritas yaitu Prioritas I, Prioritas II dan Prioritas III. Di mana
Prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Prioritas III
mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan
dananya. Adapun uraian pembagian ketiga prioritas tersebut sebagai berikut:

1) Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau


program unggulan (dedicated) Kabupaten Landak sebagaimana diamanatkan dalam
RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh
daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20%
(duapuluh persen). Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki
kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada
masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di
samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Prioritas II merupakan program prioritas ditingkat SKPD yang merupakan


penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan
program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-
masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan
fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan
dengan itu.

3) Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-


belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja
bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada
provinsi dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga. Pengalokasian dana
pada prioritas III ini memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada
prioritas I dan II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.
Berikut program kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Landak 2012-2016
sebagai bentuk rencana penggunaan kepasitas riil kemampuan daerah sebagai
mana terlihat pada Tabel 3.10. berikut:

Tabel 3.10.
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Kabupaten Landak

NO URAIAN PROYEKSI
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
I Kapasitas riil
kemampuan 248.561.529.867,54 260.989.606.360,91 287.088.566.997,00 315.797.423.696,70
keuangan 236.725.266.540,51
II Rencana alokasi
pengeluaran
prioritas I
II.a Belanja Lang-
sung 387.551.068.321,86 406.928.621.737,95 427.275.052.824,85 470.002.558.107,34 517.002.813.918,07
II.b Pembentukan
dana cadangan 6.688.848.384,78 7.023.290.804,02 7.374.455.344,22 8.111.900.878,64 8.923.090.966,51
Ii.c Belanja langsung
yang wajib dan 362.058.014.827,86 413.595.259.897,96 429.039.306.853,02 456.569.863.535,13 499.247.005.096,53
mengikat serta
prioritas utama
II.d Pengeluaran
pembiayaan 65.100.000.000,00 68.355.000.000,00 71.772.750.000,00 78.950.025.000,00 86.845.027.500,00
yang wajib
mengikat serta
prioritas utama
Ii Total rencana
pengeluaran 97.281.901.878,78 102.145.996.972,72 107.253.296.821,36 117.978.626.503,49 129.776.489.153,84
prioritas i
(II.a+II.b-II.c-II.d)
Sisa kapasitas
riil kemampuan 139.443.364.661,73 146.415.532.894,82 153.736.309.539,56 169.109.940.493,51 186.020.934.542,86
keuangan dae-
rah setelah
menghitung
alokasi penge-
luaran prioritas I
(I-II)
Rencana alokasi - - - -
pengeluaran
prioritas II
III.a Belanja Tidak
Langsung 328.633.681.303,60 345.065.365.368,78 362.318.633.637,22 398.550.497.000,94 438.405.546.701,04
Dikurangi: - - - -
III.b Belanja tidak
langsung yang 304.023.743.953,63 319.224.931.151,31 335.186.177.708,88 368.704.795.479,77 405.575.275.027,74
wajib dan
mengikat serta
prioritas utama
III Total rencana
pengeluaran 24.609.937.349,97 25.840.434.217,47 27.132.455.928,34 29.845.701.521,18 32.830.271.673,29
prioritas II (III.a-
III.b)
Surplus
anggaran riil 114.833.427.311,76 120.575.098.677,35 126.603.853.611,22 139.264.238.972,34 153.190.662.869,57
atau Berimbang
(I-II-III)*
Rencana Alokasi - - - -
Pengeluaran
Perioritas III
Tambahan
penghasilan PNS 25.493.053.494,00 26.767.706.168,70 28.106.091.477,14 30.916.700.624,85 34.008.370.687,33
IVb Belanja hibah
30.615.292.143,96 32.146.056.751,16 33.753.359.588,72 37.128.695.547,59 40.841.565.102,35
IVc Belanja bantuan
sosial organisasi 2.520.073.200,00 2.646.076.860,00 2.778.380.703,00 3.056.218.773,30 3.361.840.650,63
kemasyarakatan
IVd Belanja Bantuan
Keuangan Ka- 28.077.540.000,00 29.481.417.000,00 30.955.487.850,00 34.051.036.635,00 37.456.140.298,50
bupaten dan
Pemerintah
Desa
Ive Belanja tidak
terduga 1.400.000.000,21 1.470.000.000,22 1.543.500.000,23 1.697.850.000,25 1.867.635.000,28
IV Total Rencana
Pengeluaran 88.105.958.838,17 92.511.256.780,08 97.136.819.619,08 106.850.501.580,99 117.535.551.739,09
Perioritas III
Surplus 26.727.468.473,59 28.063.841.897,27 29.467.033.992,13 32.413.737.391,35 35.655.111.130,48
Anggaran Riil
atau Berimbang
(I-II-III-IV)

Dari Tabel 3.10. terlihat rencana anggaran berdasarkan kemampuan riil


pendanaan pemerintah Daerah Kabupaten Landak tahun 2012-2016 diproyeksikan
mengalami perkembangan setiap tahunnya masing-masing sebesar Rp.
236.725.266.540,51 pada tahun 2012, Rp. 248.561.529.867,54 pada tahun 2013,
Rp. 260.989.606.360,91 pada tahun 2014, Rp. 287.088.566.997,00 pada tahun
2015 dan Rp 315.797.423.696,70 pada tahun 2016. Demikian juga, Surplus
Anggaran diproyeksikan terus terjadi pada setiap tahunnya yaitu masing-masing
sebesar Rp. 26.727.468.473,59 pada tahun 2012, Rp. 28.063.841.897,27 pada
tahun 2013, Rp 29.467.033.992,13 pada tahun 2014, Rp. 32.413.737.391,35
pada tahun 2015, dan Rp 35.655.111.130,48 pada tahun 2016.
Terjadinya surplus anggaran dikarenakan sudah terjadi perimbangan
keuangan antara pembiayaan anggaran untuk belanja langsung dan belanja tak
langsung. Selain itu, upaya peningkatan pendapatan melalui pengembangan
industrilisasi, gerakan ekonomi rakyat, pengembangan industri hilir maupun hulu
berjalan sesuai dengan kebijakan yang diambil.
Alokasi belanja langsung dan pembentukan dana cadangan pada tahun 2012
sebesar Rp. 387.551.068.321,86 dan Rp. 6.688.848.384,78. Kalau anggaran
belanja langsung dan pembentukan cadangan ini dikurangi dengan anggaran
Belanja Langsung yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama dan Pengeluaran
Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama, maka yaitu masing
masing sebesar Rp 362.058.014.827,86 dan Rp 65.100.000.000,00, maka total
pengeluaran untuk program prioritas I tahun 2012 ini sebesar Rp
97.281.901.878,78. Sisa kapasitas riil pendanaan sebesar Rp 139.443.364.661,73.
Adapun rencana alokasi rencana anggaraan untuk pemenuhun program
pada Prioritas II tahun 2012 mencapai Rp. 24.609.937.349,97. Apabila prioritas II
dikurangi dengan dana yang tersisa dari kapasitas riil pendanaan, maka masih ter-
sisa anggaran pendanaan sebesar Rp. 114.833.427.311,76.
Rencana alokasi dana untuk pemenuhan Prioritas III sebesar Rp.
88.105.958.838,17. Apabila sisa anggaran Prioritas I dan Priotas II ini dikurangi
dengan pembiayaan untuk Prioritas III, maka terjadi surplus anggaran sebesar Rp.
26.727.468.473,59 pada tahun 2012. Surplus diproyeksikan terus naik setiap
tahunnya sampai pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp. 35.655.111.130,48.
Pendanaan pembangunan Kabupaten Landak diproyeksikan mengalami
surplus pada tahun 2012-2016. Surplus ini terjadinya disebabkan usaha-usaha
peningkatan pendapatan yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Landak
menuai hasil sebagaimana ditargetkan.
Kerangka pendanaan yang diproyeksikan pemerintah Kabupaten Landak
tahun 2012-2016 memang membutuhkan kerja keras dan komitment yang tinggi
dari setiap SKPD. Potensi untuk meningkatkan pendapatan masih terbuka luas.
Berbagai pihak, baik dari nasional maupun regional, yang berminat menanamkan
modalnya di Kabupaten Landak cukup tinggi. Namun untuk dapat mengertakan
potensi dari luar dibutuhkan infrastruktur yang menunjang. Untuk itulah pada
tahun-tahun awal rencana kerangka pendanaan diarahkan pada pembangunan
infrastruktur seperti jalan dan jembatan.
Selain masih terbuka luasnya potensi untuk meningkatkan pendapatan,
tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Landak juga tidak kecil.
Ancaman krisis finasial global sewaktu-waktu dapat mempengaruhi rencana
kerangka pendanaan yang telah direncanakan. Ancaman krisis global dapat
menyebabkan inflasi Kabupaten Landak yang tinggi, sehingga konsekuensinya
akan mempengaruhi nilai besaran dari anggaran yang telah direncanakan.
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Analisa isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan


dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi
tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan
bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat
dioperasionalkan dan secara moral dan etika birokratis dapat
dipertanggungjawabkan.
Selain itu, Isu strategis juga merupakan salah satu pengayaan analisis
lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Jika dinamika eksternal,
khususnya selama 5 (lima) tahun yang akan datang, diidentifikasi dengan baik,
maka pemerintahan daerah akan dapat mempertahankan/meningkatkan
pelayanan pada masyarakat. Pemerintahan daerah yang tidak menyelaraskan diri
secara sepadan atas isu strategisnya akan menghadapi potensi kegagalan dalam
melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi
tanggungjawabnya atau gagal dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Dengan demikian, Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang.
Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya,
dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, dalam melakukan perumusan isu strategis ini dilakukan
terlebih dahulu mencermati berbagai fakta dan informasi mengenai kinerja
Pemerintahan Kabupaten Landak 5 tahun yang lalu. Fakta dan informasi ini
diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis.
Dalam merumuskan isu strategis ini dicermati pula visi, misi dan program
kepala daerah terpilih, dan RPJMN agar rumusan isu yang dihasilkan selaras
dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam janka menengah.

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN


4.1.1. Analisa Lingkungan Eksternal
Analisa lingkungan eksternal Kabupaten Landak dilakukan untuk
mengidentifikasi peluang yang tersedia dan ancaman yang mungkin muncul dalam
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan Kabupaten Landak dalam
lima tahun mendatang ( 2012 - 2016).

1. Analisa Peluang Daerah


a. Tersedianya dana-dana tugas pembantuan, desentralisasi serta dana
dekonsentrasi dalam bentuk program-program pembangunan yang dipadukan
dengan pendapatan asli daerah dapat menjadi modal dalam mempercepat
pembangunan sehingga pengentasan kemiskinan dapat terwujud.
b. Besarnya minat investor dalam dan luar negeri dengan menyediakan dana,
ketrampilan, dan teknologi yang dimiliki untuk mengolah sumberdaya alam.
c. Perluasan pasar regional dan internasional untuk meningkatkan kegiatan
investasi, produksi, dan perdagangan terutama komoditi unggulan.
d. Perluasan jaringan dan kerjasama antar wilayah di berbagai bidang
pembangunan berbasis teknologi informasi akan dapat menciptakan peluang bagi
perluasan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi lokal.
e. Termasuk dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
Khatulistiwa dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).
f. Adanya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang mengatur
pembangunan daerah.

2. Analisa Ancaman Daerah


a. Para investor yang kurang memberdayakan masyarakat lokal dan tidak sesuai dengan
rencana investasi menyebabkan terjadinya konflik dengan masyarakat dan kerusakan
lingkungan.
b. Pangsa pasar internasional yang tidak resmi akan mendominasi pasar lokal dan pasar
dalam negeri akan berdampak bagi menurunnya produksi dan pendapatan para
pelaku usaha.
c. Perubahan regulasi yang kerap kali terjadi.
d. Krisis internasional yang turut berdampak pada rendahnya nilai tukar rupiah
dipasaran.

4.1.2. Analisa Lingkungan Internal

Analisa lingkungan internal Kabupaten Landak dilakukan untuk mengidentifikasi


berbagai kekuatan yang tersedia seperti posisi geografis, sumber daya alam, sumber daya
manusia, prasarana dan sarana, serta berbagai kelemahan yang dapat menghambat
upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Landak
dalam lima tahun mendatang (2012-2016).

1. Analisa Kekuatan Daerah


a. Potensi pengembangan sangat besar yang berbasis kepada sumber daya alam.
b. Lahan yang cukup tersedia untuk mengembangkan usaha pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan dan industri.
c. Penduduk yang memiliki karakteristik dan dapat menerima perubahan dan
mudah berinteraksi dengan pihak luar.
d. Kondisi kehidupan politik dan keamanan yang stabil sebagai jaminan
keberlangsungan demokratisasi di bidang politik, sosial, dan ekonomi, serta
desentralisasi dalam pemerintahan dan pembangunan.
e. Kelembagaan daerah yang sudah memadai.
f. Keinginan yang kuat dari pemerintah daerah maupun masyarakat untuk
membangun wilayahnya, terutama dalam upaya pengentasan kemiskinan
dan pengangguran.

2. Analisa Kelemahan Daerah


a. Pengelolaan sumber daya alam belum memberikan dampak yang signifikan baik
bagi kemajuan daerah maupun tingkat kesejahteraan penduduk.
b. Pembangunan yang dilakukan secara kurang bijak terutama pembangunan yang
mengeksploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan fungsi daya dukung
dan daya tampung lingkungan telah mengakibatkan kerusakan lingkungan
hidup yang cukup serius pada beberapa kawasan.
c. Keterbatasan jaringan infrastruktur menyebabkan masih banyak daerah terisolir
dan hasil pembangunan belum dapat dinikmati masyarakat secara optimal.
d. Rendahnya kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai
menyebabkan IPM Landak masih rendah sebesar 67,55 dan menduduki urutan
ke 9 (sembilan) dari 14 (empat belas) Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat.
e. Kondisi masyarakat yang kurang memiliki keterampilan dalam mengembangkan
usaha dan kurang memiliki semangat wirausaha serta rendahnya partisipasi
dalam ekonomi pasar sehingga kalah dalam bersaing.
f. Kepekaan para birokrat yang masih rendah terhadap kebutuhan mendesak
masyarakat yang menjadi kendala dalam pengentasan kemiskinan.
g. Proses konsultasi antara Pemerintah Daerah, DPRD, dengan masyarakat sipil
yang memerlukan waktu yang panjang, bertahap, dan tidak pasti menimbulkan
dampak pada lambatnya pengambilan keputusan serta peran partai politik yang
cenderung dominan berdampak pada melemahnya tingkat partisipasi
masyarakat dan cenderung mengaburkan aspirasi masyarakat.
h. Pelaksanaan otonomi daerah menimbulkan dampak negatif berupa inkonsistensi
produk peraturan daerah dan pemilihan kepala daerah secara langsung. Isu
pemilukada tersebut memiliki dampak yang cukup panjang karena dapat
menimbulkan konflik yang mengganggu keamanan termasuk diantaranya konflik
batas antarwilayah administrasi.
i. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah karena belum optimalnya penggalian
sumber-sumber PAD

4.2. ISU STRATEGIS DAERAH


Dengan memperhatikan analisa lingkungan eksternal dan internal, isu
strategis pemerintah daerah Kabupaten Landak dalam lima tahun (2012-2016)
mendatang adalah sebagai berikut:
1. Masih tingginya angka kemiskinan dan angka pengangguran yang
merupakan konsekuesi logis dari belumnya tumbuhnya ekonomi secara baik,
belum optimalnya penciptaaan lapangan kerja dan usaha-usaha
kewirausahaan dan belum maksimalnya pelayanan-pelayanan masyarakat
seperti pendidikan, kesehatan, energi dan air bersih.
2. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia yang merupakan
konsekuensi tidak meratanya akses terhadap pendidikan dasar dan
menengah, rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat, serta tidak
meratanya pendapatan per kapita di Kabupaten Landak.
3. Belum optimalnya pengembangan sektor dan komoditas unggulan (pertanian,
perkebunan, perikanan dan perternakan) yang ditunjukkan dengan belum
optimalnya industri pengolahan komoditas unggulan sebagai motor
penggerak perekonomian kerakayatan di Kabupaten Landak.
4. Masih kurangnya sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan dan irigasi di
setiap kecamatan, terutama jalan dan jembatan yang menghubungankan
antara desa dan antara kota kecamatan, yang menjadi penggerak utama
pengembangan ekonomi, barang dan jasa.
5. Belum terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, khususnya pelayanan
kesehatan, pendidikan, air bersih dan listrik.
6. Masih rendahnya kinerja BUMD (PDAM, Bank Kalbar Cabang Landak) untuk
secara optimal membiayai pembangunan daerah sehingga terciptanya
anggaran darah yang berimbang.
7. Belum optimalnya tata pemerintahan yang baik yang ditandai masih
kurangnya integritas dan kinerja pejabat dalam koridor otonomi daerah guna
memberikan pelayanan yang efektif dan efisien bagi masyarakat.
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

5.1. V I S I

Dengan memperhatikan isu strategis dalam lima tahun mendatang dan


mengacu pada arahan RPJPD Landak Tahun 2007-2027 serta mempertimbangkan
cerminan hati sanubari rakyat Landak untuk mewujudkan kehidupan yang
sejahtera lahir dan batin, maka rumusan Visi Pembangunan Landak Tahun 2012 -
2016 adalah :
“ Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas dan Berdaya Saing ”
Cerdas adalah kemampuan olah pikir, olah batin, olah raga dan olah rasa
masyarakat Kabupaten Landak, sehingga dapat menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki sikap takut akan Tuhan (beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
YME), sehat, dan sejahtera serta berkebudayaan. Dengan kecerdasan ini
masyarakat Kabupaten Landak diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pembangunan di daerahnya.
Berdaya Saing adalah keunggulan (advantages) sumber daya manusia Kabupaten
Landak dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Dengan keunggulan
sumber daya manusia yang dimilikinya diharapkan dapat menjadi kunci utama
keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pem-
bangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berke-
lanjutan.

5.2. M I S I

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Landak, maka misi


pembangunan Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Mewujudkan pembangunan industri yang berbasis agro dan mineral.
3. Mewujudkan peningkatan ekonomi rakyat berkelanjutkan melalui
pembangunan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
4. Mewujudkan pembangunan prasarana wilayah.
5. Mewujudkan pelestarian lingkungan hidup dan ketahahan budaya.
6. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik.

5.3. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten


Landak Tahun 2012-2016 adalah sebagai berikut:
1. Misi Pertama yaitu mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Tujuan dari misi pertama ini yaitu:
a. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, berkapasitas,
kreatif dan inovatif guna membangunan Kabupatan Landak yang adil
dan sejahtera, dengan sasaran:
1) Tamatan S1 Jurusan Keguruan dan Ilmu Pendidikan sesuai dengan
kubutuhan diangkat menjadi tenaga pendidik di Kabupaten Landak.
2) Para Guru SD dan SMP berkualitas, berkapasitas, kreatif dan
inovatif dalam memberikan pendidikan kepada para peserta didik.
3) Siswa-siswi PAUD, SD, SMP, SMA maupun SMK memiliki sekolah,
ruang kelas, perpustakaan dan perlengkapan sekolah lainnya dalam
kondisi baik.
4) Kepsek dan Guru SD memiliki perumahan yang layak huni.
5) Masyarakat yang belum melek hurup yang berada di pedesaan dan
terpencil yang memerlukan layanan pendidikan dari Pemerintah
Kabupaten Landak.
6) Beasiswa dikhususkan untuk keluarga-keluarga yang tidak mampu
dari mulai SD sampai dengan tahap pendidikan melanjutkan S3.
7) Kaum muda Kabupaten Landak yang berusia antara 15 tahun
sampai usia 45 tahun memiliki mentalitas enterpreniurship untuk
berwirausahan, tangguh, penuh percata diri, religius, bermoral,
menghargai dan menghormati adat istiadat, seni budaya serta kea-
rifan local.
8) Masyarakat yang masih buta aksara antara umur 15 tahun ke atas
sampai dengan usia 45 tahun, sehingga memiliki daya kritis.
9) Siswa-siswI dari mulai sekolah dasar sampai tingkat menengah
memiliki sikap sportif, tangguh dan percaya diri yang muncul dari
dampak kegiatan olah raga yang dilaksanakan.

b. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera,


dengan sasaran:
1) Masyarakat Kabupaten Landak yang sehat dan sejahtera, sehingga
berkemampuan membangun Kabupaten Landak secara maksimal.
2) Tenaga-tenaga kesehatan (dokter, bidan, mantri) memberikan
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
3) Tamatan sekolah kedokteran sesuai dengan kebutuhan diangkap
menjadi tenaga-tenaga kesehatan di Kabupaten Landak.
4) Tamatan sekolah kebidanan sesuai dengan kebutuhan diangkat
menjadi tenaga medis di Kabupaten Landak.
5) Ahli-ahli pengobatan tradisional yang telah ikut ambil bagian dalam
menyehatkan masyarakat di Kabupaten Landak.
6) Masyarakat Kabupaten Landak yang masih berada di bawah garis
kemiskinan sebanyak 45,50 persen.
7) Sarana dan prasarana medis Rumah Sakit yang berada di Kota
Ngabang, Kota dari Kabupaten Landak, yang standard dan mampu
memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.
8) Puskesmas dan Polindes di seluruh Kecamatan di Kabupaten
Landak dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.

2. Misi Kedua yaitu mewujudkan pembangunan industri yang berbasis


agro dan mineral.
Tujuan dari misi Kedua ini yaitu:
a. Mewujudkan peningkatan Pendapatan Daeerah menuju pendapatan
daerah yang surplus dan berimbang, dengan sasaran:
1) Kawasan industri di Kecamatan Mandor yang mampu memberikan
kontribusi penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan daerah
dan mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Landak.
2) Industri kecil dan menengah yang mampu memberikan kontribusi
terhadap pendapatan daerah.
3) Masyarakat Kabupaten Landak di seluruh kecamatan memberikan
perhatian besar terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan
pendapatan, mengurangi pengangguran dan penyerapan tenaga
kerja.
b. Mewujudkan pengurangan angka kemiskinan dan angka
penggangguran, dengan sasaran:
1) Masyarakat yang saat ini berada di bawah garis kemiskinan sebesar
45,50 dapat meningkatkan kehidupannya menjadi masyarakat yang
sejahtera.
2) Masyarakat yang saat ini masih menganggur, yang masuk pada
kategori usia angka kerja antara 15 tahun- 45 tahun, dapat
memperoleh pekerjaan untuk membiayai kehidupannya.
3) Seluruh Keluarga yang ada di Kabupaten Landak terlihat aktif dalam
upaya pengurangan angka kemiskinan.
4) Lembaga keuangan rakyat (CU dan Koperasi) memberikan kontribusi
yang besar dalam penyaluran bantuan atau pinjaman modal usaha
dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten
Landak.
c. Membangunan managemen BUMD dan usaha-usaha lain yang sah, yang
berdaya-saing dan kompetitif, dengan sasaran:
1) Para tenaga ahli dalam bidang pengembangan ekonomi dapat
memberikan sumbangan pemikiran, membangun managemen BUMD
yang baik dan melakukan usaha-usaha yang dapat mendatang
investasi di Kabupaten Landak.
2) Kalangan investor yang berminat menanamkan modalnya guna
memberikan kontribusi pada pendapatan daerah, pengurangan
kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Landak.
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah guna mewujudkan
kesejehteraan dan pertumbuhan indistri melalui koperasi, industri,
perdagangan dan UKM, dengan sasaran:
1) Kelembagaan UKM dan koperasi yang memiliki daya saing, sehat dan
menguntungkan, sehingga mampu berkontribusi dalam
meningkatkan pendapatan daerah dan mewujudkan kesejahteraan di
Kabupaten Landak.
2) Industri Kecil mampu tumbuh dan berkembang, sehingga ikut
berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Landak.
3) Kalangan swasta memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan
pendapatan daerah dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat
di Kabupaten Landak.
4) Masyarakat di Kec. Mandor, Kec. Menjalin, Kec. Sompak, Kec.
Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec. Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec.
Air Besar, Kec. Jelimpo, Kec. Sengah Temila, Kec. Mempawah Hulu,
dan Kec. Menyuke ikut aktif dalam upaya meningkatkan pendapatan
daerah dan menciptakan kesejahteraan masyarakat di seluruh
kecamatan.
5) Bank dan CU memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat
yang ingin meningkatkan usahanya sehingga mampu meningkatkan
pendapatan daerah dan menciptakan kesejahteraan masyarakat.
e. Menggalakan industri pariwisata guna meningkatkan pendapatan
daerah dan kesejahteraan masyarakat, dengan sasaran:
1) Tempat-tempat wisata di Kec. Air Besar dan beberapa wilayah wisata
lainnya menjadi tempat kunjungan wisata, baik wisatawan dalam
negeri maupun luar negeri, sehingga mampu memberikan kontribusi
terhadap pendapatan daerah dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
2) Masterplan Pariwasata beberapa kawasan wisata air terjun di Kec.
Air Besar guna pengembangan lokasi wiasata yang berdaya saing,
sehingga menjadi daerah kunjungan wisata, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri.
3) Kerjasama dengan biro-biro perjalanan untuk meningkatkan
kunjungan wisata, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
4) Kalangan swasta yang berminat mengembangkan pariwisata di
Kabupaten Landak, baik dalam bidang perhotelan, restoran dan
jasa-jasa pariwisata lainnya.
5) Aparatur pemerintah yang memiliki komitment untuk meningkatkan
dan mengembangkan pariwisata, sehingga Kabupaten Landak
menjadi daerah kunjungan wisata, baik dri dalam negeri maupun
luar negeri.

3. Misi Ketiga yaitu mewujudkan peningkatan ekonomi rakyat


berkelanjutkan melalui pembangunan di bidang pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan,
Tujuan dari misi ketiga ini yaitu :
a. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Landak dalam
upaya menurunkan angka kemiskinan, dengan sasaran:
1) Keluarga sejahtera dan Keluarga prasejahtera ikut secara aktif
melakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dalam bidang
pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan, sehingga mampu
menjadi Kabupaten Landak sebagai Kabupaten yang sejahtera.
2) Para petani, nelayan dan peternak terlibat aktif mengembangkan
usaha-usaha dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan, sehingga tercipta peningkatan pendapatan ekonomi
rakyat yang berkelanjutan di Kabupaten Landak.
b. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Landak
yang masih menganggur, dengan sasaran:
1) Masyarakat Kabupaten Landak berusia 15 tahun ke atas memiliki
kesempatan kerja, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pendapatan daerah.
2) Angkatan kerja yang masih menganggur memiliki pekerjaan, sehinga
mampu meningkatkan kesejahteraannya.
c. Meningkatkan pertanian, ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses,
mutu dan keamanan pangan, dan peningkatan iklim usaha bagi sektor-
sektor unggulan sebagai faktor penggerak utama perekonomian, dengan
sasaran:
1) Para petani di Kec. Mandor, Kec. Menjalin, Kec. Sompak, Kec.
Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec. Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec.
Air Besar, Kec. Jelimpo, Kec. Sengah Temila, Kec. Mempawah Hulu,
dan Kec. Menyuke berupaya meningkatkan produksi pertanian dan
ketersediaan pangan, sehingga menjadi daerah surplus dalam bidang
pertanian di Kabupatyen Kalimantan Barat.
2) Kalangan wiraswasta yang bergerak di bidang agro-bisnis dan agro-
industry secara aktif ikut mengembangkan dan meningkatkan
bidang pertanian di Kabupaten Landak.
d. Meningkatkan usaha perkebunan guna menciptakan kesejahteraan dan
mendukung pembangunan industri, dengan sasaran:
1) Masyarakat Kabupaten Landak secara umum berkontribusi
meningkatkan usaha-usaha dalam bidang perkebunan dan
mendukung pembangunan industri guna menciptakan Kabupaten
Landak sebagai produsen hasil-hasil perkebunan di Kalimantan
Barat.
2) Para Petani yang merupakan mata pencaharian terbesar di
Kabupaten Landak terlibat aktif meningkatkan usaha-usaha
perkebunan dalam upaya mendukung industri di Kabupaten
Landak, sehingga tercipta kesejahteraan dalam masyarakat.
3) Pelaku agri-bisnis terlibat aktif mengupayakan peningkatan dalam
bidang perkebunan, sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat.
4) Reboisasi dalam bentuk penanaman kembali hutan untuk kawasan-
kawasan yang dihuni masyarakat berada di sekitar hutan lindung,
masyarakat yang tinggal di DAS dan hulu sungai serta masyarakat
yang tinggal di daerah rawan banjir.
e. Meningkatkan usaha peternakan guna terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dan tumbuhnya industri peternakan, dengan sasaran:
1) Masyarakat Kabupaten Landak ikut ambil bagian secara aktif dalam
usaha-usaha peningkatan peternakan dan membangun industri
peternakan di Kabupaten Landak dalam Kabupaten Landak sebagai
produsen ternak di Kalimantan Barat.
2) Para peternak sapi, babi dan jenis ternak lainnya di Kabupaten
Landak berupaya meningkatkan usahanya, sehingga terwujud
masyarakat Kabupaten Landak yang sejahtera.
f. Meningkatkan usaha perikanan guna terwujudnya kesejahteraan
masyarakat dan tumbuhnya industri perikanan, dengan sasaran:
1) Nelayan yang bergerak dalam bidang perikanan darat dalam bentuk
kolam, keramba dan lainnya secara aktif meningkatkan usaha-
usahanya guna mewujudkan Kabupaten Landak yang sebagai
produsen ikan darat di kalimantan Barat.
2) Para pengusaha di bidang perikanan di Kabupaten Landak di
Kabupaten Landak berupaya meningkatkan usahanya, sehingga
terwujud masyarakat Kabupaten Landak yang sejahtera.
g. Meningkatkan kapasitas energi guna mendukung industri dan
kesejahteraan masyarakat, dengan sasaran:
1) Masyarakat Kabupaten Landak secara umum, dan khususnya
masyarakat kabupaten Landak yang belum terpenuhi kebutuhan
akan energi listrik, sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraannya.
2) Pembangkit listrik tenaga diesel Unit pelayanan PLTD di Kec.
Ngabang, Pahauman, Senakin, Mandor, Kec. Menjalin, Karangan,
Darit, Banyuke Hulu, Serimbu, yang mampu mensuplai kebutuhan
akan listrik bagi masyarakat.
3) Pembangunan PLTMH Mananggar/ PLTA Pade Kembayung di Kec.
Air Besar yang mampu memberikan suplai listrik bagi masyarakat di
Kabupaten Landak dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya.
4) Objek wisata dan daerah-daerah yang belum berlistrik di seluruh
wilayah Kab. Landak, sehingga menjadi obyek wisata yang memiliki
daya saing dan layak dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam
maupun luar negeri.
5) Pembangunan Gardu Distribusi PLTD di Kec. Sengah Temila, Kec.
Mempawah Hulu, Kec. Menyuke yang mampu memberikan suplai
listrik bagi masyarakat, sehingga kebutuhan akan energi listrik
dapat terpenuhi.
h. Meningkatkan kapasitas air bersih guna memberikan pelayanan yang
maksimal kepada masyarakat, dengan sasaran:
1) Calon pelanggan PDAM dapat berlangganan air bersih secara aktif,
sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan
daerah di Kabupaten Landak.
2) Para pelanggan PDAM mendapatkan pelayanan yang baik, sehingga
mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan
daerah di Kabupaten Landak.
3) Staf PDAM yang berkomitment meningkatkan kapasitas air bersih
untuk masyarakat melalui pelayanan yang maksimal, sehingga
pendapatan daerah melalui PDAM terpenuhi.
4) Masyarakat berada di perkotaan dan di pedesaaan memiliki air
bersih, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.
5) PDAM Kabupaten Landak menjadi produsen air minum untuk
kabupaten-kabupaten sekitarnya, sehingga peningkatan pendapatan
daerah terwujud.

4. Misi ke empat yaitu mewujudkan pembangunan prasarana wilayah.


Tujuan dari misi keempat ini yaitu
a. Mewujudkan lancarnya arus produksi, barang dan jasa guna
menciptakan masyarakat yang sejahtera, dengan sasaran:
1) Semua desa dan kecamatan di Kabupaten Landak memiliki jalan dan
jembatan sehingga arus produksi, barang dan jasa menjadi lancar.
2) Pembangunan Jaringan jalan yang menghubungkan antar
Kabupaten dan Provinsi: Pal 20-Sei. Ambawang, Jl. Meranti
Bentiang, Jl/ Serimbu Muara Ilai, Jl. Serimbu Entikong untuk
membuka akses daerah Kabupaten Landak.
3) Pembangunan Jarigan rel kereta api Sosok-Ngabang-Sei. Pinyuh
berserta sarana dan prasarananya untuk melancarkan arus
produksi, barang dan jasa.
b. Mewujudkan terbukanya daerah-daerah terisolir, pedalaman dan
tertinggal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan
sasaran:
1) Wilayah di Kabupaten Landak yang masih terisolir dan jauh dari
akses informasi serta komunikasi, sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraannya.
2) Masyarakat di wilayah Kabupaten Landak yang tinggal di pedalaman
dan masih tertinggal dalam berbagai bidang transportasi, sehingga
mampu mengakses berbagai kebutuhan guna meningkatkan
kesejahteraaannya.

5. Misi Kelima yaitu mewujudakan pelestarian lingkungan hidup dan


ketahahan budaya.
Tujuan dari Misi ke lima ini yaitu :
a. Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak yang berwasasan
lingkungan hidup, dengan sasaran:
1) Pengimplementasian Rencana Tata Ruang Kabupaten (RUTRK)
Landak sehingga program pembangunan dapat terencana dengan
baik.
2) Areal eks-pertambangan emas di wilayah Mandor dan sekitarnya
menjadi kawasan industri (industrial estate) yang ramah lingkungan.
3) Sebanyak 156 Desa di Kabupaten Landak terlibat dalam upaya
pelestarian lingkungan, sehingga menjadikan Kabupaten Landak
yang ramah lingkungan.
4) Kawasan-kawasan pertambangan rakyat yang terorganisir, sehingga
kerusakan lingkungan dapat dikendalikan.
5) Daerah yang berada di wilayah rawan bencana menjadi daerah yang
aman dengan melakukan pelestarian lingkungan di wilayah tersebut.
6) Daerah resapan air dan hutan lindung yang memerlukan penjagaan,
sehingga kebutuhan air bersih selalu tersedia di Kabupaten Landak.
7) Pengelolaan limbah keluarga maupun pabrik dapat terorganisir
dengan baik, sehingga terciptanya lingkungan lestari dan limbah
dapat bernilai ekonomis.
8) Kawasan Hutan lindung menjadi kawasan yang terjaga
kelestariannya, sehingga berkontribusi terhadap pencegahan
kerusakan hutan di Indonesia.
9) Kawasan suaka alam dan cagar budaya yang memerlukan
penyelamatan, sehingga manjadi kawasan yang tetap terjaga
kelestariannya.
10) Kawasan DAS yang memerlukan pengamanan dari kerusakan
lingkungan, sehingga menjadi sumber air bagi masyarakat di
sekitarnya.
b. Mewujudkan pembangunan Kabupaten Landak berwawasan budaya dan
kearifan lokal, dengan sasaran:
1) Rumah panjang, panyugu, tempat-tempat keramat dan sejenisnya
dapat terjaga dengan baik, sehingga generasi muda memiliki
eksistensi dalam membangun kabupaten Landak ke depan.
2) Masyarakat Adat Kabupaten Landak mampu menjaga budaya dan
kearifan lokalnya, sehingga menjadi salah satu landasan dalam
pembangunan di Kabupaten Landak.

6. Misi Keenam yaitu mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik.


Tujuan dari misi ke enam ini yaitu:

a. Mewujudkan tata pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, jujur,


bertanggung jawab, berintegritas dan akuntabel dengan sasaran:
1) Aparatur pemerintahan memiliki sikap yang demokratis, berkeadilan,
jujur, bertanggungjawab dan berintegritas dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
2) Tenaga kependidikan dan tenaga kesehatan mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat, sehingg derajat pendidikan dan
kesehatan masyarakat dapat terpenuhi di kabupaten Landak.
b. Menerapkan pelayanan publik, sistem informasi terpadu, dan penjamin
mutu yang berkualitas dan efisien, dengan sasaran:
1) Seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Landak dapat terlayani
dengan mudah, cepat dan tepat, sehingga kebutuhan masyarakat
dapat terlayani dengan baik.
2) Aparatur pemerintah daerah Kabupaten Landak memberikan
pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, sehingga terwujud
pemerintahan yang baik.
c. Membangun kepastian hukum guna menunjang iklim investasi, dengan
sasaran:
1) Masyarakat Kabupaten Landak mengetahui hukum dan
perundangan-undangan yang berlaku, sehingga terwujud Kabupaten
Landak yang aman bagi iklim investasi.
2) Aparatur pemerintahan melakukan sosialisasi kepada masyarakat,
sehingga masyarakat kabupaten Landak mengetahui hukum dan
perundang-undangan yang berlaku.
3) Para investor dan kalangan swasta memiliki rasa aman dalam
melakukan usahanya di Kabupaten Landak, sehingga terwujud
peningkatan pendapatan daerah dan mengurangi angka kemiskinan
di kabupaten Landak.
d. Membangun perpolitikan di daerah yang kondusif guna mendukung
kinerja pemerintahan daerah, dengan sasaran:
1) Partai-partai politik yang ada di Kabupaten Landak bersama
pemerintah daerah bekerjasama menciptakan kondisi perpolitikan
yang kondusif, sehingga mampu mewujudkan pembangunan di
Kabupaten Landak.
2) Aparatur pemerintah daerah Kabupaten Landak terlibat aktif dalam
membangun kerjasama dengan berbagai pihak, sehinga tercipta
kondisi yang harmonis di Kabupaten Landak.
3) Kalangan perempuan terlibat aktif dalam pembangunan di
Kabuapten Landak, sehingga terjadi kesetaraan gender dalam
program pembanunan.
4) Masyarakat Kabupaten Landak secara umum memliki kesadaran
yang kritis dalam ikut membangun Kabupaten Landak.
e. Membangun kondisi keamanan yang kondusif guna menumbuhkan
iklim investasi dan pembangunan berjalan dengan lancar, dengan
sasaran:
1) Para investor yang tertarik menanamkan investasinya di Kabupaten
Landak, sehingga mampu mendukung peningkatan pendapatan
daerah dan mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Landak.
2) Aparatur pemerintah daerah memberikan rasa aman bagi para
investor, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan
peningkatan pendapatan daerah dapat terwujud.
3) Masyarakat Kabupaten Landak secara aktif membangun kondisi
yang aman guna menumbuhkan iklim berinvestasi dan
pembangunan dapat terlaksana dengan lancar.
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan


komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran
RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi
juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, reformasi,
dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan
aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk
di dalamnya upaya memberbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem
manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Rumusan perencanaan komperhensif yang dituangkan dalam bentuk
strategi dan arah kebijakan ini dilakukan dalam upaya mewujudkan visi, misi,
tujuan, dan sasaran pembangunan menuju Landak yang Cerdas, Bermoral,
Mandiri dan Berdaya Saing Secara Ekonomi perlu strategi yang mendasar,
terencana dan terukur. Strategi dan arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Landak
Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:

6.1 Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Pertama: “


Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia”.

6.1.1. Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi pertama, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Melakukan penambahan guru baru.
b. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik.
c. Membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan mulai
dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK.
d. Memberikan alternatif layanan pendidikan menengah untuk daerah-
daerah perdesaan dan terpencil.
e. Menyediakan beasiswa bagi keluarga tidak mampu dari mulai SD sampai
dengan tahap S3.
f. Melakukan pelatihan-pelatihan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang
bertujuan membangun mentalitas kaum muda sehingga terbentuk kaum
muda Landak yang tangguh dan percaya diri,
g. Melakukan pendidikan non formal atau popular education (Pendidikan
Orang Dewasa) yang bertujuan untuk membangun daya kritis
masyarakat.
h. Memberikan pelayanan kesehatan yang standard kepada masyarakat.
i. Membangunan dan meningkatan sarana dan prasarana kesehatan bagi
masyarakat.

6.1.2. Arah Kebijakan


Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
pertama, yaitu :
a. Peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai standar nasional dan
internasional.
b. Perluasan lembaga pendidikan formal dan non formal serta pendidikan
informal yang bermutu di berbagai Kecamatan dibarengi dengan
perluasan subsidi pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia wajib
belajar.
c. Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan
dan lembaga pendidikan yang mampu meningkatkan wawasan,
keterbukaan dan toleransi.
d. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang
mampu meningkatkan mutu pendidikan.
e. Peningkatan jumlah tenaga-tenaga medis yang mampu memebrika
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
f. Peningkatan dan pemerataan infrastruktur/fasilitas kesehatan dengan
dilengkapi sarana pendukung kesehatan serta peningkatan kualitas
manajemen kesehatan.

6.2. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Kedua: “Mewujudkan
pembangunan industri yang berbasis agro dan mineral”

6.2.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi kedua, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Membangun pusat industri di Kecamatan Mandor, yang mampu
menyerap income bagi daerah dan menyerap tenaga kerja.
b. Mengembangkan industri hilir dan hulu yang mampu memanfaatkan nilai
ekonomi dari sumber daya alam.
c. Memberikan bantuan pengembangan industri kecil dan menengah.
d. Meningkatkan kemampuan teknologi industri yang dilakukan masyarakat
Landak.
e. Memberikan bantuan guna meningkatkan pendapatan dan daya beli
keluarga dengan dengan memperbanyak potensi income (penghasilan)
tambahan keluarga melalui usaha-usaha produktif.
f. Meningkatkan peranan lembaga keuangan rakyat (CU dan Koperasi)
melalui sosialisasi dan promosi yang massif serta penyadaran masyarakat
untuk pentingnya mengakses lembaga keuangan.
g. Melakukan penataaan kawasan produksi rakyat dan pembentukan modal
pada tingkat akar rumput.
h. Meningkatkan kesempatan kerja dengan cara membuka projek-projek
investasi padat karya, sehingga serapan tenaga kerja menjadi maksimal.

6.2.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
kedua, yaitu :
a. Penataan kembali sistem perijinan.
b. Penyediaan lahan bagi wilayah pengembangan industri.
c. Pengupayaan kepastian hukum bagi para investor.
d. Peningkatan komitment aparatur pemerintah, BUMD, Swasta dan
masyarakat untuk mendukung pengembangan industri.
e. Penggalangan sumber daya pendanaan, baik ke dalam maumpun ke luar
negeri.

6.3. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Ketiga:


“Mewujudkan peningkatan ekonomi rakyat berkelanjutkan melalui
pembangunan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan”.

6.3.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi ketiga, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Meningkatnya pendapatan dan daya beli keluarga dengan dengan
memperbanyak potensi income (penghasilan) tambahan keluarga melalui
usaha-usaha produktif.
b. Meningkatkan peranan lembaga keuangan rakyat (CU dan Koperasi)
melalui sosialisasi dan promosi yang massif serta penyadaran masyarakat
produksi rakyat dan pembentukan modal pada tingkat akar rumput
untuk membangun ketahanan pangan.
c. Membangun kawasan industri guna meningkatkan pendapatan asli
daerah dan membuka peluang kerja bagi masyarakat.
d. Meningkatkan kesempatan kerja dengan cara membuka projek-projek in-
vestasi padat karya, sehingga serapan tenaga kerja menjadi maksimal.
e. Mengembangkan kawasan agro-bisnis terpadu dalam menjadikan
kabupaten Landak sebagai lumbung padi di Kalbar,
f. Mengembangakan dan meningkatkan usaha-usaha di bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.
g. Memelihara dan menjaga kawasan hutan lindung, DAS dan daerah
resapan air lainnya.
h. Membangun jaringan transmisi dan distribusi listrik sampai tingkat desa,
terutama pada desa yang terdapat objek wisata dan daerah-daerah
yang belum berlistrik di seluruh wilayah Kab. Landak
i. Meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih dengan memanfaatkan
sumber daya air yang ada di Kabupaten Landak.
j. Membangun sarana dan prasarana tempat wisata.

6.3.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
ketiga, yaitu :
a. Pengembangan kawasan industri yang didukung oleh pemerintah daerah,
pemerintah provinsi, pemerintah pusat, para investor dan masyarakat.
b. Pengembangan ketersediaan bahan pangan, distribusi, akses, mutu dan
keamanan pangan.
c. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
d. Peningkatan iklim usaha bagi sektor-sektor unggulan sebagai faktor
penggerak utama perekonomian.
e. Pembangunan kelistrikan khususnya bagi wilayah yang sulit terjangkau
jaringan listrik PLN.
f. Meningkatkan pelayanan PDAM bagi wilayah-wilayah yang kesulitan air
bersih.
g. Peningkatan usaha-usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
h. Pembangunan industri pariwisata yang dapat meningkatan pendapatan
daerah dan masyarakat.

6.4. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Keempat:


“Mewujudkan pembangunan prasarana wilayah”.

6.4.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi keempat, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Meningkatkan dan mengembangkan pembangunan infrastruktur dasar
(jalan dan jembatan, jaringan irigasi, jalan pertanian, pelabuhan,
dermaga infrastruktur listrik dan infrastruktur dasar lainnya) baik yang
didanai oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten maupun keterlibatan
swasta dan swadaya masyarakat.
b. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, dalam dan luar negeri,
untuk membangun sarana dan prasarana.
c. Menggerakan peran swasta dan swadaya dalam membangunan sarana
transportasi di Kabupaten Landak.

6.4.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
keempat, yaitu :
a. Peningkatan dan pengembangan pembangunan infrastruktur dasar
(jalan dan jembatan, jaringan irigasi, jalan pertanian, pelabuhan,
dermaga infrastruktur listrik dan infrastruktur dasar lainnya) baik yang
didanai oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten maupun keterlibatan
swasta dan peran serta masyarakat.
b. Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan publik.
c. Pengurangan ketimpangan pembangunan antar-wilayah.
d. Peningkatan jalan dan jembatan untuk menunjang pembangunan
industri dan ekonomi rakyat.

6.5. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Kelima:


“Mewujudkan pelestarian lingkungan hidup dan ketahahan budaya”.

6.5.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi kelima, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Kabupaten (RUTRK) Landak
yang berbasis lingkungan hidup dan kearifan lokal dan (RDTRK) rencana
detil tataruang kabupaten untuk diusulkan sebagai rencana revisi
tataruang.
b. Menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan hidup dan budaya di
Kabupaten Landak.
c. Menangulangi daerah rawan bencana.

6.5.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
kelima, yaitu :
a. Perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
b. Penanganan dan pengurangan risiko bencana.
c. Pembangunan wilayah berdasarkan RTWW yang telah tersusun.

6.6. Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Keenam:


“Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik”.

6.6.1.Strategi
Dalam upaya mewujudkan misi keenam, maka strategi pembangunan yang
ditempuh adalah:
a. Mereformasi birokrasi melalui efektitas dan efisiensi
b. Meningkatkan kualitas dan kompetensi aparatur melalui program
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara selektif dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah.
c. Menerapkan sistem disiplin PNS sesuai dengan PP 53 Tahun 2010 secara
ketat, obyektif dan transparan.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sebagai alat kerja aparatur
e. Meningkatkan pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah oleh
seluruh lapisan masyarakat.
f. Melaksanakan prinsip-prinsip good governance dalam setiap proses
pemberian pelayanan publik.
g. Mendorong keterlibatan berbagai lapisan masyarakat dalam
pembangunan di Kabupaten Landak.

6.6.2.Arah Kebijakan
Arah kebijakan yang ditetapkan untuk melaksanakan strategi dari misi
enam, yaitu :
a. Koordinasi jejaring yang lebih efektif secara teknis antar lembaga
pemerintah.
b. Koordinasi, sinkronisasi dan pengawasan melekat terhadap hasil
pembangunan dan perbaikan regulasi.
c. Pemantapan dan pengembangan penerapan E-Gov (DGS).
d. Peningkatan kapasitas kebijakan publik yang proporsional dengan
melibatkan peranserta swasta, perguruan tinggi dan partisipasi
masyarakat.
e. Peningkatan peran masyarakat dalam proses penyusunan kebijakan
publik, fungsi kontrol, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan
publik.
BAB VII
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Program pembangunan yang termuat dalam RPJMD berisi program-program


prioritas yang menjadi acuan bagi SKPD melaksanakan kinerjanya. Dengan
program–program prioritas ini indikator yang dan target sasaran dapat dicapai
sesuai dengan visi dan misi.

7.1. Program Pembangunan untuk Mewujudkan Misi Pertama yaitu


Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Program pembangunan yang akan dilakukan meliputi urusan bidang :

1. Bidang Pendidikan

a. Program penambahan guru baru


b. Program peningkatnya kualitas dan profesionalisme tenaga pendidik
c. Program pembangunan gedung sekolah baru, mulai dari PAUD, SD,
SMP, SMA maupun SMK
d. Program penambahan ruang sekolah PAUD, SD, SMP, SMA maupun
SMK
e. Program pembangunan perpustakaan sekolah PAUD, SD, SMP, SMA
maupun SMK
f. Program pemeliharaan rutin berkala bangunan sekolah PAUD, SD,
SMP, SMA maupun SMK
g. Program pemeliharaan rutin berkala ruang sekolah PAUD, SD, SMP,
SMA maupun SMK
h. Program rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah PAUD, SD, SMP,
SMA maupun SMK
i. Program rehabilitasi sedang/berat ruang sekolah PAUD, SD, SMP, SMA
maupun SMK
j. Program pembangunan rumah dinas Kepsek dan Guru SD
k. Program pengadaan meja belajar SD/SMP
l. Program perlengkapan sekolah SD/SLTP
m. Program sarana berupa Alat Peraga dan TIK
n. Program pengembangan alternatif layanan pendidikan menengah
untuk daerah-daerah perdesaan dan terpencil;
o. Program penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu dari mulai
SD sampai dengan tahap S3.
p. Program pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan di
segala bidang bagi kaum muda dan membangun mentalitas
enterpreniurship untuk berwirausaha.
q. Program kegiatan-kegiatan yang bertujuan membangun mentalitas
kaum muda sehingga terbentuk kaum muda Landak yang tangguh dan
percaya diri.
r. Program kegiatan-kegiatan kerohanian guna membangun masyarakat
yang religius dan bermoral.
s. Program kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat perilaku
menjaga, menghargai dan menghormati adat istiadat, seni budaya dan
kearifan lokal.
t. Program pendidikan non formal atau popular education (Pendidikan
Orang Dewasa) yang bertujuan untuk membangun daya kritis
masyarakat.
u. Program pengembangan dan manajemen olahraga siswa akan
dilaksanakan diseluruh kecamatan

2. Bidang Kesehatan
a. Program kegiatan-kegiatan untuk mendorong kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya kesehatan lingkungan.
b. Program pengembangan apotik hidup desa.
c. Program Lomba Desa Bersih.
d. Program Pengadaan Puskemas keliling.
e. Program pembangunan polindes.
f. Program pembangunan rumah dokter.
g. Program Peningkatan pembangunan RSUD.
h. Program pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit.
i. Program pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan rumah sakit.
j. Pengadaaan tenaga-tenaga dokter.
k. Program pengadaan tenaga bidan.
l. Program pengembangan tradisi pengobatan tradisional.
m. Program pelayanan kesehatan untuk masyarakat berupa Jamkesmas,
Jamkesda dan Ansuransi Kesehatan Masyarakat.

3. Bidang Olah Raga


a. Program peningkatan peran serta kepemudaan.
b. Program peningkatanupaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda.
c. Program pembinaan dan pemasyrakatan olahraga.
d. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga.

4. Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera


a. Program KB.
b. Program kesehatan reproduksi remaja.
c. Program pelayanan kontrasepsi.
d. Program pembinaan peranserta masyarakat dalam pelayanan KB/KR
yang mandiri.
e. Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok
kegiatan di masyarakat.
f. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR.
g. Program peningkatan penanggulan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS.
h. Program pengembngan bahan informasi tentang pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak.
i. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga.
j. Program pengembang model operasional BKB/Posyandu/PADU.

5. Pemberdayaan Perempuan
a. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan
perempuan.
b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan
pengarusutamaan anak (PUA) di berbagai bidang pembangunan.
c. Program peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan perempuan.
d. Program peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan.

7.2. Misi Kedua yaitu Mewujudkan pembangunan industri yang berbasis agro
dan mineral.

Program pembangunan yang akan dilakukan meliputi urusan bidang:

1. Bidang Ekonomi

a. Program pembangunan kawasan industri di Mandor.


b. Program pengembangan industri hilir dan hulu.
c. Program bantuan pengembangan industri kecil dan menengah.
d. Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
e. Program bantuan peningkatan pendapatan dan daya beli keluarga
dengan dengan memperbanyak potensi income (penghasilan) tambahan
keluarga melalui usaha-usaha produktif.
f. Program pendidikan non formal untuk meningkatkan kapabilitas
pengelolaan keuangan keluarga.
g. Program peningkat peranan lembaga keuangan rakyat (CU dan
Koperasi) melalui sosialisasi dan promosi yang massif serta penyadaran
masyarakat untuk pentingnya mengakses lembaga keuangan.
h. Program penataaan kawasan produksi rakyat dan pembentukan modal
pada tingkat akar rumput.
i. Program peningkatan kesempatan kerja dengan cara membuka projek-
projek investasi padat karya, sehingga serapan tenaga kerja menjadi
maksimal.

2. BUMD/PERUSDA
a. Program pengembangan managemen BUMD dan usaha-usaha lain
yang sah, yang berdaya-saing dan kompetitif, dengan sasaran.
b. Program peningkatan pendapatan Pendapatam Asli melalui sosialisasi
kepada kalangan investor menuju keuangan daerah yang berimbang.
c. Program restrukturisasi managemen BUMD guna meningkatkan
pelanggan, pelayanan publik dan pendapatan.
3. Bidang Koperasi, Industri, Perdagangan dan UKM
a. Program pengembangan kelembagaan UKM dan koperasi.
b. Program penciptaan Sentra Industri Kecil.
c. Program pembangunan pasar modern di Kabupaten Landak kota
Ngabang.
d. Program pembangan pusat pertumbuhan dan perdagangan baru di
kecamatan Mandor melalui kerjasama dengan swasta (CSR).
e. Program pengembangan dan peningkatan kawasan industri.
f. Program pengembangan industri pengolahan hasil pertanian di
seluruh kecamatan.
g. Program peningkatan kemampuan teknologi industri.
h. Program peningkatan pusat perdagangan di Kec. Mandor, Kec.
Menjalin, Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec.
Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
i. Program peningkatan pusat perdagangan skala lokal Kec. Sengah
Temila, Kec. Mempawah Hulu, Kec. Menyuke.
j. Program peningkatan pasar tradisional; Kec. Mandor, Kec. Menjalin,
Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec. Sebangki, Kec.
Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
k. Program sosialisasi penyediaan fasilitas permodalan kepada UKM dan
Koperasi yg terdapat di Bank dan CU.
l. Program peningkatan dan pengembangan ekspor.
m. Program perlindungan konsumen dan pengembangan perdagangan.
n. Program pembinaan pedagang Kaki Lima dan Asongan.
o. Program pengembangan industri hilir dan hulu.

4. Bidang Pariwisata
a. Program Pembangunan sarana dan prasarana tempat wisata di Kec.
Air Besar.
b. Program pengembangan industri parawisata yang berbasis argo dan
mineral.
c. Program fasilitasi event-event budaya yang mendukung parawisata.
d. Program sosialisasi parawisata.
e. Program penyusunan Masterplan Pariwasata beberapa kawasan
wisata air terjun di Kec. Air Besar.
f. Program kerjasama dengan berbagai biro perjalanan dalam upaya
pemasaran yang progresif.
g. Program pembentukan pusat informasi pariwisata terpadu dan sistem
informasi manajemen promosi pariwisata daerah.
h. Program penyusunan RIPDA (Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah).
i. Program promosi Kawasan Wisata melalui berbagai media, dan
melaksanakan berbagai event promosi memberi kontribusi pada
pemasasukan kas daerah.
j. Program pengembangan ruang terbuka hijau dan kegiatan pariwisata.
k. Program pengembangan pemasaran pariwisata.
l. Program pengembangan destinasi pariwisata Program pengembangan
kemitraan.

5. Bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu


a. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi.
b. Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.
c. Program penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana
daerah.
d. Program peningkatan pelayanan akta perijinan.
e. Program peningkatan pelayanan perijinan di bidang perijinan tertentu.

6. Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah


a. Program pengembangan data /informasi.
b. Program kerjasama pembangunan.
c. Program pengembangan wilayah perbatasan.
d. Program perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh.
e. Program perencanaan pengembangan kota kota menengah dan besar.
f. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pem-
bangunan daerah.
g. Program perencanaan pembangunan daerah.
h. Program perencanaan pembangunan ekonomi.
i. Program perencanaan social dan budaya.
j. Program perencanaan prasaranawilayah dan sumber daya alam.
k. Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana.
l. Program Pengendalian Pembangunan Daerah.
m. Program Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
n. Program Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan.
o. Program Koordinasi Penanaman Modal dan Investasi.
p. Program Koordinasi Pengendalian Tata Ruang.

7. Bidang Pendapatan Daerah


a. Program intensifikasi dan ekstensifikasi peningkatan PAD.
b. Program pembuatan Peraturan daerah yang dapat meningkatkan PAD.
c. Program sosialisasi peningkatan PAD.

7.3. Misi Ketiga yaitu Mewujudkan peningkatan ekonomi rakyat


berkelanjutkan melalui pembangunan di bidang pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan.
Program pembangunan yang akan dilakukan meliputi urusan bidang:
1. Bidang Pertanian
a. Program pengembangan kawasan Strategis kabupaten (agro-bisnis)
terpadu di Senakin Komplek, Sompak Komplek, Sebangki Komplek
dalam menjadikan kabupaten landak sebagai lumbung padi di Kalbar.
b. Program pembukaan sawah baru untuk menjadikan Kabupaten
Landak sebagai penghasil beras terbesar di Kalbar.
c. Program intensifikasi pertanian.
d. Program pengembangan produk unggulan pertanian.
e. Program peningkatan agri-bisnis yang sesuai dengan potensi
agrikultur wilayah dan mengembangkan potensi agro-industry melalui
penetapan kawasan-kawasan andalan produksi.
f. Program penyediaan bibit-bibit untuk pengembangan agri-bisnis dan
pertanian guna peningkatan pendapatan.
g. Program peningkatan produktivitas pertanian melalui penyediaan dan
pembangunan mesin perontok padi dan mesin bajak petani.
h. Program peningkatan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi
lahan secara optimal dan perbaikan kesuburan tanah dengan
pemanfaatan pupuk organik/pengembangan SRI.
i. Program peningkatan pendapatan petani perlu dikembangkan kualitas
padi hibrida bersertifikat.
j. Pembangunan dan pemeliharaan saluran irigáis.
k. Program pembangunan pengolahan padi di Kec. Mandor, Kec.
Menjalin, Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec.
Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
l. Program pembangunan fasilitas pembenihan padi di Kec. Mandor,
Kec. Menjalin, Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec.
Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
m. Program pembangunan gudang pengumpul dan lahan jemur di Kec.
Mandor, Kec. Menjalin, Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec.
Meranti, Kec. Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
n. Program penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan
lahan, penggunaan pupuk organik, pengangkutan, pengolahan dan
pemasaran serta permodalan.
o. Program Penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

2. Bidang Perkebunan
a. ProgramPerluasan pengembangan perkebunan rakyat meliputi
perkebunan karet, sengon dan perkebunan rakyat lainnya.
b. Program Pelatihan bagi petani/pelaku agribisnis
c. Program Pengembangan perbenihan melalui pembangunan dan
pemeliharaan kebun induk dan kebun entris karet
d. Program pembuatan kawasan resapan air wajib dibangun sumur-
sumur resapan sesuai ketentuan yang berlaku di wilayah-wilayah
perkebunan.

3. Bidang Kehutanan
a. Program pengembangan usaha kehuatanan.
b. Program pembinaan usaha kehutanan.
c. Program pemanfaatan hasil hutan.
d. Program perencanaan kehutanan.
e. Program pengawasan kawasan hutan.
f. Program pengamanan kawasan hutan.
g. Program rehabilitasi hutan dan lahan.
h. Program pengembangan kehutanan sosial.
i. Program pelestarian sumber daya hutan.

4. Bidang Peternakan
a. Program pengembangan populasi ternak sapi dan babi.
b. Program pemberian bibit ternak kepada petani.
c. Program sosialisasi kepada petani berkaitan akses terhadap modal.
d. Program pengembangan kawasan integrasi perternakan – tanaman
pangan dan hortikultura (organic farm).
e. Program pengembangan kawasan integrasi perternakan - perkebunan
(karet, ubi dan kelapa sawit).
f. Program pengembangan kawasan integrasi perternakan - perikanan
g. Program peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peternak,
sesuai dengan UU penyuluhan, sehingga diperoleh peningkatan
populasi dan produksi peternakan yang berdampak terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat.
h. Program pengembangan pakan ternak lokal dengan mengandalkan
hasil pertanian, perkebunan dan perikanan lokal.

5. Bidang Perikanan
a. Program pengembangan sumberdaya perikanan melalui
penyelenggaraan PNPM KP bagi pelaku usaha Masyarakat Perikanan.
b. Program peningkatan kemampuan nelayan dalam pemenfaatan
teknologi.
c. Program pembangunan Keramba Apung dan Keramba Tancap.
d. Program pembangunan kolam/tambak.
e. Program pengadaan benih ikan air tawar.
f. Program pembangunan Usaha Perikanan Rakyat.
g. Program sosialisasi kepada nelayan berkaitan akses terhadap modal.
h. Program pengembangan sentra budidaya perikanan air tawar.
i. Program pengembangan industri pengolahan perikanan
j. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat, meliputi petani/
pembudidaya ikan.
k. Program peningkatan usaha perikanan kolam, sungai, rawa, sawah
l. Program peningkatan pemasaran, standar mutu, dan nilai tambah
produk perikanan.
m. Program penguatan kelembagaan dan tata laksana kelembagaan.
Pemasaran produk perikanan.

6. Bidang Energi da Sumber Daya Mineral


a. Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan.
b. Program pembinaan dan pengawasan bidang minyak dan gas (MIGAS).
c. Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan.
d. Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi
merusak lingkungan.
e. Program pengembangan geologi dan sumber daya mineral.

7. Bidang Air Bersih


a. Program peningkatan pelanggan PDAM.
b. Program restrukrisasi PDAM.
c. Program peningkatan kapasitas pelayanan air bersih dengan
memanfaatkan sumber daya air yang ada di Kabupaten Landak.
d. Program pembangunan sarana air minum di Kec. Mandor, Kec.
Menjalin, Kec. Sompak, Kec. Banyuke Hulu, Kec. Meranti, Kec.
Sebangki, Kec. Kuala Behe, Kec. Air Besar, Kec. Jelimpo.
e. Program penyediaan prasarana dan sarana air minum terutama pada
kawasan rawan air minum di perkotaan dan perdesaan.

7.4. Misi Keempat yaitu Mewujudkan pembangunan prasarana wilayah.

Program pembangunan yang akan dilakukan meliputi urusan bidang:

1. Bidang Pekerjaan Umum


a. Program pembangunan jaringan jalan primer dan sekunder, yang
menghubungkan semua desa dan kecamatan.
b. Program pembangunan jaringan jalan yang menghubungkan antar
Kabupaten dan Provinsi: Pal 20-Sei. Ambawang, Jl. Meranti Bentiang,
Jl/ Serimbu Muara Ilai, Jl. Serimbu Entikong.
c. Program pembangunan jarigan rel kereta api Sosok-Ngabang-Sei.
Pinyuh bersertasarana dan prasarananya.
d. Program pemeliharaan dan peningkatan kondisi jalan yang sudah
dibangun di wilayah Kabupaten Landak.
e. Program pembukaan jalan-jalan baru pada wilayah yang masih
terisolir karena belum dibangunnya Program jalan dan jembatan.
f. fasilitasi pembangunan jalan dan jembatan melalui proyek-proyek
PNPM dan proyek-proyek sah lainnya pada wilayah-wilayah yang
terisolir.
g. Pembangunan sarana irigasi di seluruh kecamatan di Kabupaten
Landak.
2. Bidang Perhubungan dan Telkomunikasi
a. Program fasilitasi perkembangan sarana transportasi umum yang
menghubungkan desa dengan kota kecamatan dan kota kabupaten.
b. Program revitalisasi sarana dan prasarana angkutan sungai untuk
menunjang wisata alam.
c. Pembangunan terminal tipe B di Kecamatan Ngabang.
d. Pembangunan terminal tipe C di Kecamatan Sengah Temila,
Kecamatan Mempawah Hulu, Kecamatan Menyuke; Mandor dan Ai
Besar.
e. Program pembangunan jembatan timbang.
f. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk kegiatan
pemerintahan dan usaha penduduk.
g. Program pembangunan menara telekomunikasi mengikuti peraturan
perundang-undangan dan diperkuat dengan surat keputusan bupati.

7.5. Misi kelima yaitu Mewujudkan pelestarian lingkungan hidup dan


ketahahan budaya.

Program pembangunan yang akan dilakukan meliputi urusan bidang:

1. Bidang Lingkungan Hidup


a. Program pengimplemantasian Rencana Tata Ruang Kabupaten
(RUTRK) Landak yang berbasis lingkungan hidup dan kearifan lokal
dan (RDTRK) rencana detil tataruang kabupaten untuk diusulkan se-
bagai rencana revisi tataruang.
b. Program pengupayaan alih fungsi areal eks-pertambangan emas di
wilayah Mandor dan sekitarnya menjadi kawasan industri (industrial
estate) yang ramah lingkungan.
c. Program penggalakan hutan tanaman rakyat untuk setiap desa
minimal 10 Ha., dengan menanam tanaman keras sebagai upaya
melestarikan keanekaragaman hayati, reboisasi dan perubahan iklim.
d. Program penetapan kawasan-kawasan pertambangan rakyat dengan
mempertimbangan keseimbangan ekosistem.
e. Program penanggulangan bencana.
f. Program Reboisasi daerah resapan air dan hutan lindung.
g. Program pengelolaan limbah (rumah sakit, kawasan industri, dll).
h. Program pngelolaan hutan lindung.
i. Program penentuan kawasan suaka alam dan pelestarian cagar
budaya.
j. Program pemeliharaan kawasan DAS.
k. Program pembuatan ruang terbuka hijau.

2. Bidang Kebersihan Kota


a. Program penanganan kebersihan kota.
b. Program pengolahan sampah (TPS/TPA) di Seluruh Kecamatan.
c. Program pemeliharaan ruang terbuka hijau.
d. Program penyediaan tanah wakaf.

3. Bidang Budaya
a. Program pengembangan nilai budaya.
b. Program pengelolaan kekayaan budaya.
c. Program pengelolaan keragaman budaya.
d. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.

7.6. Misi Keenam yaitu Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik.

Program pembangunan yang akan dilakukan meliputi urusan bidang:

1. Bidang Aparatur Pemerintah Daerah


a. Program penataan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, jujur,
bertanggung jawab, berintegritas dan akuntabel.
b. Program reformasi birokrasi melalui efektitas dan efisiensi SOPD dan
SKPD Kabupaten Landak, perbaikan prosedur kepegawaian
berdasarkan merit system mulai dari perencanaan sampai pension
dan peningkatkan kapasitas, profesionalisme dan system pembinaan
kepegawaian berbasis penghargaan (reward) dan sanksi (punishment)
yang adil.
c. Program repositioning aparatur sesuai dengan kapasitas dan profe-
sionalisme.
d. Program pembinaan mentalitas pegawai yang bersih dan bebas KKN.
e. Program penciptaan kinerja pegawai yang prorakyat.
f. Program peningkatan belanja modal pembangunan menuju
kesejahteraan masyarakat.
g. Program peningkatan kualitas dan kompetensi aparatur melalui
program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara selektif dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
h. Program perumusan sistem penilaian kinerja aparatur sebagai dasar
untuk pembinaan dan pengembangan karier.
i. Program penempatan aparatur sesuai dengan kompetensi serta
pendistribusian yang merata sesuai dengan kebutuhan khususnya
tenaga kependidikan dan tenaga kesehatan.
j. Program penerapan sistem disiplin PNS sesuai dengan PP 53 Tahun
2010 secara ketat, obyektif dan transparan.
k. Program peningkatan sarana dan prasarana sebagai alat kerja
aparatur.

2. Bidang Pelayanan Publik


a. Program pembuatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada setiap
proses pelayanan publik.
b. Program memperpendek jalur birokrasi dalam proses perizinan.
c. Program pembangunan sistem perizinan satu atap secara efisien, efek-
tif dan transparan.
d. Program pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam setiap
proses pemberian pelayanan publik.
e. Program layanan khusus untuk menangani pengaduan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah
Program pembuatan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada setiap
proses pelayanan publik.
f. Program memperpendek jalur birokrasi dalam proses perizinan.
g. Program pembangunan sistem perizinan satu atap secara efisien, efek-
tif dan transparan.
h. Program pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam setiap
proses pemberian pelayanan publik.
i. Program layanan khusus untuk menangani pengaduan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah
daerah.

3. Bidang Hukum
a. Program peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
b. Program legislasi peraturan perundangan-undangan daerah.

4. Bidang Politik
a. Program penyuksesan pemilukada provinsi tahun 2012.
b. Program penyuksesan pemilukada Kabupaten Landak Tahun 2016.
c. Program pembinaan peran perempuan dalam politik.
d. Program pembinaan kaum muda tentang wawasan kebangsaan.
e. Program pembinaan partai-partai politik.
f. Program pendidikan politik rakyat.

5. Bidang Keamanan
a. Program peningkatan keamanan untuk memberikan rasa aman. bagi
tumbuhnya iklim investasi di Kabupaten Landak.
b. Program pemeliharaan ketertiban dan keamanan masyarakat.
c. Program pembinaan peran perempuan dalam politik.
d. Program pembinaan kaum muda tentang wawasan kebangsaan.
e. Program pembinaan partai-partai politik.
f. Program pendidikan politik rakyat.

6. Bidang Sosial dan Ketenagakerjaan


a. Program bantuan untuk panti asuhan.
b. Program penanganan orang gila.
c. Program pembinaan ekonomi produktif kepada PSK.
d. Program penetapan Upah Minimum kabupaten.
e. Program pengadaan balai latihan kerja.
f. Program pembinaan Napi.
7. Bidang Penanggulangan Bencana
a. Program pemetaaan daerah rawan bencana.
b. Fasilitasi tim verifikasi bantuan rehabilitasi dan rekontruksi pasca
bencana.
c. Program pengadaan logistik untuk korban banjir, puting beliung,
longsor, kebakaran dll.
d. Program koordinasi dan mobilisasi penanggulangan bencana dengan
dinas terkait.

8. Bidang Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Landak


a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
c. Program Peningkatan Dispilin Aparatur.
d. Program peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
e. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN
KEBUTUHAN PENDANAAN

Indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan merupakan


penjabaran dari visi, misi, sasaran, tujuan dan isu startegis RPJMD tahun 2012-
2016. Program yang disajikan merupakan program prioritas. Artinya, program baik
wajib maupun pilihan yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan visi dan
misi.
Suatu program prioritas, baik strategis maupun operasional, kinerjanya
merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun, bagi program prioritas yang
dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD dengan
kepala daerah pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan penyelenggaraan aspek
atrategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan
agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap tahun, tidak langsung
dipengaruhi oleh visi dan misi kepala daerah terpilih. Artinya, suatu prioritas pada
beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program kepala daerah
terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan atau diterlantarkan.
Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak
tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada
identifikasi permasalahan pembangunan di seluruh urusan (wajib dan pilihan).
Dalam perumusan program prioritas ini memgandung indikator kinerja yang
menjadi ukuran keberhasilan pembangunan, target-target yang harus dicapai
pertahun, target pada masa akhir perencanaan dan kebutuhan pendanaan dan
SKPD yang bertanggungjawab langsung dari setiap program prioritas.
Adapun indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaannya
dapat dilihat pada Tabel 8.1. berikut ini :
BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Setelah program prioritas dan pendanaan diketahui langkah selanjutnya


adalah menetapkan indikator kinerja daerah. Penetapan indikator kinerja daerah
bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi
dan misi kepala daerah dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
daerah, khususnya dalam memenuhi kinerja pada aspek kesejahteraan, layanan,
dan daya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome
program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat
mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode
RPJMD dapat dicapai.
Indikator kinerja pembangunan merupakan tolok ukur yang digunakan
untuk mengukur pencapaian sasaran RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-
2016 serta mengevaluasi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan seluruh SKPD Kabupaten Landak. Penetapan indikator kinerja
dilakukan dengan mempertimbangkan indikator yang khusus, terukur, dapat
dicapai, rasional dan memperhitungkan waktu pencapaian.
Penetapan indikator kinerja daerah sesuai dengan data yang digunakan
pada Lampiran I Peraturan Menteri No. 54 Tahun 2010. Secara rinci Penetapan
Indikator Kinerja Daerah dapat dilihat pada Tabel 9.1. berikut ini:
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1. PEDOMAN TRANSISI

Dalam upaya mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka


menengah pada akhir jabatan Bupati/Wakil Bupati Landak untuk masa bakti
2012-2016, dapat disusun rancangan program indikatif satu tahun ke depan bila
diperlukan. Berikut adalah rancangan program transisi untuk Tahun 2015-2016.

Tabel 10.1.
Rancangan Program Transisi

No Program Utama Sasaran Indikator


1 Program Pengembangan 1. Meningkatnya jangkauan layanan pendidikan 1. Angka partisipasi sekolah
Pendidikan menengah dan tinggi 2. Angka kelulusan
2. Meningkatnya mutu layanan pendidikan dasar, 3. Angka melek huruf
menengah dan tinggi sesuai dengan standar nasional
dan internasional
2 Program Peningkatan 1. Meningkatnya jangkauan layanan kesehatan 1. Angka kematian bayi
Kesehatan Masyarakat 2. Meningkatnya mutu layanan kesehatan 2. Angka kematian ibu
3. Angka harapan hidup
4. Angka kecukupan
5. Persentase balita bergizi buruk
4 Program Pembangunan 1. Meningkatnya produktivitas pertanian 1. Tingkat produktivitas pertanian
Pertanian 2. Meningkatnya pendapatan petani 2. Pendapatan petani
3. Terwujudnya swasembada pangan dan lumbung 3. Cadangan Pangan
pangan 4. Nilai ekspor hasil pertanian
4. Meningkatnya ekspor pertanian
5 Program Pembangunan 1. Meningkatnya ketersediaan energi 1. Jumlah pasokan energi
Sumberdaya Energi 2. Meningkatnya pendapatan daerah 2. Jumlah desa mandiri energi
3. Terjaganya lumbung energi nasional 3. Pendapatan daerah
4. Meningkatnya penerimaan ekspor 4. Nilai ekspor
6 Pembangunan Industri 1. Meningkatnya produktivitas industri manufaktur 1. Tingkat Produktivitas industri
Pengolahan 2. Meningkatnya pendapatan pekerja dan pengusaha pengolahan
3. Meningkatnya ekspor hasil industri pengolahan 2. Pendapatan pekerja
4. Meningkatnya pendapatan daerah 3. Penerimaan pengusaha
4. Nilai ekspor hasil industri pengeolahan
5. Pendapatan daerah
7 Program Peningkatan dan 1. Berkurangnya angka kemiskinan 1. Jumlah dan persentase penduduk
Pemerataan 2. Berkurangnya daerah tertinggal miskin
Pembangunan 2. Jumlah daerah tertinggal
8 Program Kerjasama 1. Meningkatkan daya saing daerah 1. Nilai investasi PMDN
Ekonom, dan 2. Meningkatnya daya trik daerah 2. Nilai Investasi PMA
Kelembagaan 3. Meningkatkan Investasi domestik (PMDN) dan 3. Jumlah tenaga kerja dari investasi
investasi asing (PMA) PMDN
4. Meningkatnya kesempatan kerja 4. Jumlah tenaga kerja dari investasi PMA
9 Program Pembangunan 1. Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia 1. Tingkat kecepatan layanan
Pemerintahan aparatur 2. Tingkat ketepatan layanan
2. Meningkatnya mutu layanan publik 3. Tingkat kepuasan
3. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan
Sumber : Analisis 2010

10.2. KAIDAH PELAKSANAAN

RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 menjadi pedoman penyusunan


Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Kabupaten
Landak dan pedoman penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Landak setiap tahunnya.
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan,
serta melaksanakan program dan kegiatan yang tercantum dalam RPJMD Landak
Tahun 2012-2016, kaidah-kaidah pelaksanaan adalah sebagai berikut:
a. pelaksanaan RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 diarahkan dan
dikendalikan langsung oleh Bupati Landak dengan Pelaksana Harian Sekretaris
Daerah Kabupaten Landak;
b. dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Bupati Landak
dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Kepala
Bappeda) Kabupaten Landak;
c. seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Landak agar melaksanakan program-program dalam
RPJMD Landak Tahun 2012-2016 dengan sebaik-baiknya;
d. setiap SKPD, berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis SKPD (Renstra-
SKPD) yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan
Kegiatan Pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun
dengan berpedoman pada RPJMD Landak Tahun 2012-2016;
e. setiap SKPD Kabupaten agar mengacu pada RPJMD Kabupaten Landak Tahun
2012-2016 sebagai dasar penyusunan dokumen rencana, dan melaksanakan
program dalam RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 dengan sebaik-
baiknya;
f. penjabaran lebih lanjut RPJM Landak Tahun 2012-2016 untuk setiap tahunnya
harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Landak;
g. penyusunan RKPD Kabupaten Landak harus dilakukan melalui proses
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan
secara berjenjang, yaitu mulai dari Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan,
Forum SKPD, Musrenbang Kabupaten;
h. RKPD Kabupaten Landak harus menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam
menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) yang disusun dengan
pendekatan berbasis kinerja;
i. dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPD Kabupaten
Landak merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran berikutnya terutama sebagai rujukan
dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD, serta penyusunan Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara;
j. Renja-SKPD yang disusun dengan pendekatan berbasis kinerja harus menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD);
k. dalam pelakasanaan RPJMD Landak Tahun 2012-2016, setiap SKPD perlu
memperkuat peran pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan
RPJMD Landak Tahun 2006-2010 ini, dan melakukan sosialisasi baik kepada
aparat Pemerintah Kabupaten Landak, perguruan tinggi, dan masyarakat sipil;
l. dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Kabupaten
Landak Tahun 2012-2016, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
RPJMD Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 sebagai berikut:
1. pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-
masing Pimpinan SKPD;
2. Kepala Bappeda Kabupaten Landak menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing
Pimpinan SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya;
3. Kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana
pembangunan SKPD periode sebelumnya;
4. Kepala Bappeda Kabupaten Landak menyusun evaluasi rencana
pembangunan berdasarkan hasil evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud pada huruf (c);
5. hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf (d) menjadi bahan bagi
penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.
m. Dengan mempertimbangkan berbagai hal yang diluar kendali Pemerintah
Kabupaten Landak dan diperkirakan dapat menghambat pelaksanaan RPJMD
Kabupaten Landak, maka berbagai strategi, arah kebijakan dan program yang
telah dikembangkan dapat ditinjau kembali dan hasilnya harus dikonsultasikan
kepada DPRD Kabupaten Landak untuk mendapatkan pertimbangan lebih
lanjut dalam proses pelaksanaannya.
BAB XI
PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Landak Tahun 2012-2016 ini akan menjadi pedoman dan arahan bersama bagi
seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan di Kabupaten Landak, serta terpadu dan searah dengan
pembangunan nasional selama lima tahun mendatang. RPJMD Kabupaten Landak
Tahun 2012-2015 menjadi pendorong membangun gerakan bersama menuju “
Masyarakat Kabupaten Landak yang Cerdas Dan Berdaya Saing “.
Cita-cita luhur dari visi Kabupaten Landak 2012-2016 ini menjadi total ukur
dari semua kinerja pemerintah dan msyarakat yang ingin dicapai selama lima
tahun. Visi ini diharapkan juga menjadi sebuah daya ungkit untuk mendorong
sebuah gerakan bersama menuju perubahan yang lebih baik ke depan
sebagaimana yang dicita-citakan dalam visi Kabupaten Landak 2012-2016.
RPJMD 2012-2016 memuat visi, misi, sasaran, tujuan, arah kebijakan,
program-program pembangunan, program-program prioritas, kebutuhan
pendanaan, indikator kinerja, pedoman transisi dan kaidah pelaksaaan. RPJMD
yang disusun berdasarkan Permendagri No. 54 Tahun 2010 menjadi acuan penting
dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Landak Tahun 2012-2016.
Keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Landak Tahun 2012-2016 ditentukan oleh dukungan penuh
seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Landak, kerjasama yang kuat
antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat,
komitmen dan dukungan DPRD Kabupaten Landak, serta kerjasama dengan
perguruan tinggi, lembaga swadaya dan masyarakat sipil. Pelaksanaan RPJMD
Kabupaten Landak juga ditentukan kemitraan dengan pihak swasta.

BUPATI LANDAK,

ADRIANUS ASIA SIDOT

Anda mungkin juga menyukai