Illiyin Damanik - 1901103010085 - Tugas PKI PDF
Illiyin Damanik - 1901103010085 - Tugas PKI PDF
Illiyin Damanik - 1901103010085 - Tugas PKI PDF
Proposal Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan
Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Illiyin Damanik
NIM : 1901103010085
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan
judul “Pengaruh Laba per Saham dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga
Saham pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
matakuliah penulisan karya ilmiah yang turut membantu dalam kelancaran
penyusunan skripsi ini, Bapak Dr.Muhammad Arfan, S.E.,M.Si.Ak.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu pun yang
sempurna. Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun sehubungan dengan kekurangan dalam proposal skripsi ini. Penulis
berharap proposal skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak lain di masa yang akan
datang.
Illiyin Damanik
1901103010085
i
ABSTRAK
Kata Kunci: Laba per Saham, Pertumbuhan Penjualan dan Harga Saham
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2.2 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham ................. 20
2.2.3 Pengaruh Laba Per Saham dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga
Saham ................................................................................................................. 21
2.3 Hipotesis Penelitian. ................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 23
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 23
3.1.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 23
3.1.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian ................................... 23
3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................. 23
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 26
3.4 Operasionalisasi Variabel ....................................................................... 26
3.4.1 Variabel Independen ..................................................................... 26
3.4.2 Variabel Dependen ........................................................................ 27
3.5 Metode Analisis dan Rancangan Pengujian Hipotesis................................ 27
3.5.1 Metode Analisis ............................................................................. 27
3.5.2 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 31
DAFTAR PUSTKA ................................................................................................. 35
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-Rata Laba Per Saham, Pertumbuhan Penjualan dan Harga Saham
Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen Periode Tahun 2014-
2019.........................................................................................................................3
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu...........................................................16
Tabel 3.1 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen.....................24
Tabel 3.2 Kriteria Perusahaan yang Menjadi Sampel .........................................33
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ................................................................................33
Tabel 3.4 Operasional Variabel Pengaruh Laba Per Saham dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Harga Saham ........................................................................27
Tabel 3.5. Pengambilan Keputusan Autokorelasi ................................................30
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Konstelasi Penelitian………………………………………………22
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal merupakan salah satu sarana alternatif yang dapat digunakan
oleh para pemilik modal/investor/perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang. Hal ini terkait erat dengan dua fungsi yang dijalankan, yaitu
fungsi ekonomi dalam menjembatani hubungan antara investor dan perusahaan go
public. Perusahaan besar maupun kecil membutuhkan dana untuk menjalankan
kegiatan usahanya. Dana yang dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui
pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun pembiayaan dari
luar perusahaan (external financing) (Gitosudarmo, 2014).
Perkembangan pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik
dari perusahaan yang akan menjual sahamnya maupun pihak-pihak lain yang
terlibat dalam kegiatan pasar modal. Ini berarti bahwa tanpa adanya partisipasi
yang aktif dari perusahaan-perusahaan yang potensial untuk go public, tidak
adanya investor yang bergairah untuk menanamkan dananya dalam surat
berharga, dan kurang aktifnya lembaga-lembaga penunjang pasar modal, maka
suatu pasar modal tidak akan berkembang dengan baik. Dengan adanya partisipasi
yang aktif dari masing-masing pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal,
tetapi tanpa disertai dengan kualitas yang memadai, perilaku yang baik, dan rasa
tanggung jawab sosial yang besar maka akan mengakibatkan perkembangan yang
kurang baik bagi pasar modal (Rijanto, 2001:97).
Pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang
kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Pasar modal memiliki fungsi
keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih (Darmadji, 2001:2).
Analisis terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar yang harus
1
dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi. Dalam menganalisis saham
digunakan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental
merupakan analisis yang digunakan untuk mencoba memperkirakan harga saham
dimasa yang akan datang dengan: (1) Mengestimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang; dan (2)
Mengharapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran
harga saham. Model ini sering disebut sebagai Share Price Forecasting Model.
Dalam model peramalan ini langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-
faktor (seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, laba per saham dan sebagainya)
yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Analisis teknikal yaitu suatu
analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk
berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar
secara keseluruhan (Stella, 2014).
Pada prinsipnya para investor akan mau menanamkan modalnya apabila
tingkat return yang dicapai sesuai yang diharapkan. LPS yang diharapkan oleh
para investor adalah LPS yang tinggi, semakin tinggi LPS yang diterima maka
harga saham akan meningkat. Semakin tinggi LPS akan menggembirakan
pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang
saham (Darmadji, 2015).
Pertumbuhan penjualan perusahaan tidak kalah pentingnya untuk dianalisis,
laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan
mempertahankan keuntungan dalam mendanai kesempatan-kesempatan pada
masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan tinggi, maka akan mencerminkan
pendapatan meningkat sehingga pembayaran dividen cenderung meningkat.
Pemodal sebagai penanam modal, menginvestasikan dananya bertujuan untuk
mendapatkan imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan.
Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan per tahun. Jika
pertumbuhan penjualan per tahun selalu naik maka perusahaan memiliki prospek
yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian kenaikan harga saham
proporsional dengan pertumbuhan penjualan (Husnan, 2015). Oleh karena itu
sebelum investor memutuskan untuk membeli saham, investor perlu juga melihat
2
bagaimana pertumbuhan penjualan suatu emiten.
Adapun data harga saham, laba per saham dan pertumbuhan penjualan
perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014-2019 yang disajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Rata-Rata Laba Per Saham, Pertumbuhan Penjualan dan Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen Periode
Tahun 2014-2019.
Variabel 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Laba Per Saham (Rp) 15.43 17.64 15.56 12.51 24.26 23.55
Pertumbuhan Penjualan (%) 2.85 1.55 -0.23 0.07 0.01 0.08
Harga Saham (Rp) 212.2 231.6 227.2 233.0 217.2 190.6
Sumber: Data yang diolah, 2022
Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa perusahaan manufaktur
sub sektor tekstil dan garmen menunjukkan laba per saham dan pertumbuhan
penjualan dari tahun ke tahun periode 2014-2019 mengalami perubahan kondisi
yang tidak konsisten dan fluktuasi. Pada tahun 2014-2015 nilai rata-rata laba per
saham mengalami peningkatan, begitu juga dengan harga saham pada tahun 2014-
2015 yang mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori Darmadji dan
Hendy (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi LPS maka semakin tinggi
pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, dimana semakin
tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik
akan nilai saham sehingga berdampak pada peningkatan harga saham.
Pada tahun 2014-2015, nilai rata-rata pertumbuhan penjualan mengalami
penurunan, tetapi harga saham pada tahun 2014-2015 mengalami peningkatan.
Pada tahun 2018-2019, rata-rata pertumbuhan penjualan mengalami peningkatan,
tetapi harga saham dan LPS pada tahun 2018-2019 mengalami penurunan. Hal ini
tidak sesuai dengan teori Husnan (2013) yang menyatakan bahwa jika
pertumbuhan penjualan naik maka perusahan memiliki prospek yang baik di masa
yang akan datang, dengan demikian harga saham juga naik.
Berdasarkan uraian latar belakang dan penjelasan tersebut, maka penulis
3
tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul penelitian tentang
“Pengaruh Laba Per Saham dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Harga Saham
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.”
4
kinerja keuangan terhadap harga saham. Penulis juga berharap penelitian ini dapat
digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja perusahaan, terutama untuk
melihat pengaruh laba per saham dan pertumbuhan penjualan terhadap harga
saham sehingga investor tertarik berinvestasi.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
6
memutuskan untuk melakukan investasi, karena para investor pastinya akan
mengharapkan pengembalian yang tinggi dari perusahaan atas investasinya
kepada perusahaan.
Definisi dilusi menurut PSAK No. 56 dalam IAI (2016) adalah penurunan
laba per saham atau peningkatan rugi per saham sebagai akibat dari adanya
asumsi bahwa instrumen yang dapat dikonversikan telah dikonversi, opsi atau
waran telah dilaksanakan, atau saham biasa ditempatkan berdasarkan pemenuhan
syarat tertentu.
Efek berpotensi saham biasa menurut PSAK No. 56 dalam IAI (2016)
adalah “Instrumen keuangan atau kontrak lain yang memungkinkan pemegangnya
memperoleh saham biasa”.
Komponen dari pendapatan setelah pajak (EAT) ialah laba dikuragi pajak.
Menurut Supriyono (2015) laba di bagi menjadi 3 yaitu :
1. Laba Kotor
Yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dengan penjualan dengan harga pokok
penjualan.
2. Laba Dari Operasi
Yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
7
3. Laba Bersih
Yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba atau rugi dimana untuk mencari
laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban-beban.
Menurut Dyckman dkk (2015), laba per saham dapat dibagi menjadi dua
format penyajian yang didasarkan atas struktur modal perusahaan, yaitu struktur
modal sederhana (penyajian LPS tunggal) dan struktur modal rumit (penyajian
LPS ganda). Perusahaan akan memiliki struktur modal sederhana (simple capital
structure) jika ekuitas pemegang saham hanya terdiri dari saham biasa atau jika
tidak ada sekuritas dilutif yang potensial atas konversi atau penggunaan akan
mendilusi (menurunkan) laba per saham. Perusahaan akan memiliki struktur
modal rumit (complex capital structure) jika memiliki sekuritas dilutif potensial
yang beredar termasuk saham preferen konvertibel, obligasi konvertibel,
penerbitan saham biasa kontinjen, hak saham, opsi saham, dan sekuritas lainnya
yang memberikan konversi atau pembelian saham biasa. Pada struktur modal
rumit, diperlukan penyajian LPS ganda yang melaporkan pengaruh dilutif. Dua
jumlah LPS yang dilaporkan adalah laba per saham dasar (basic LPS) dan laba per
saham dilusian (diluted LPS).
8
produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume penjualan dan produksi
Besarnya volume penjualan berpengaruh terhadap volume produksi produk atau
jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya
biaya produksi.
Suharto dan Wibowo (2016) menjelaskan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laba per saham adalah:
1. Pengguna Utang
Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan,
manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan dalam
struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya. Dari
sudut pandang pemegang saham, utang lebih murah dibandingkan dengan
pendanaan ekuitas. Pendapat tersebut didasarkan oleh karena bunga sebagian
besar jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil dari pengembalian yang
diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi
keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu, karena bunga merupakan beban yang
dapat mengurangi pajak sedangkan dividen tidak, dampaknya adalah besarnya
pajak yang ditanggung perusahaan akan semakin kecil sebagai akibat dari
penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya
adalah terjadi kenaikan pada LPS.
9
2.1.2 Pertumbuhan Penjualan
2.1.2.1 Pengertian Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan adalah perubahan penjualan pada laporan
keuangan per tahun. Pertumbuhan penjualan yang di atas rata-rata bagi suatu
perusahaan pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan cepat yang diharapkan
dan industri dimana perusahaan beroperasi (Fabozzi 2015).
Rasio pertumbuhan menurut Kasmir (2016), merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya
ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Menurut Kasmir
(2016: 107), rasio pertumbuhan dibagi menjadi : 1. Pertumbuhan Penjualan; 2.
Pertumbuhan laba bersih; 3. Pertumbuhan pendapatan per saham; 4. Pertumbuhan
dividen per saham.
Home dan Machowiz (2015) mengemukakan bahwa tingkat pertumbuhan
penjualan adalah hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan
penjualan di tahun sebelumnya dengan penjualan di tahun sebelumnya.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penjualan menggambarkan peningkatan penjualan dari tahun ke tahun. Tingginya
tingkat pertumbuhan penjualan menunjukan semakin baik suatu perusahaan dalam
menjalankan operasinya. Dengan kata lain, pertumbuhan perusahaan
menimbulkan konsekuensi pada keputusan investasi dan keputusan pembiayaan.
Untuk meningkatkan angka pertumbuhan, dilakukan penerapan akan angka
jumlah produk atau jasa yang dijual kepada pelanggan.
Penjualan memiliki pengaruh yang strategis bagi sebuah perusahaan karena
penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila
penjualan ditingkatkan maka aktiva pun harus ditambah. Dengan mengetahui
penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya
yang ada. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Pada
tingkat pertumbuhan yang rendah suatu perusahaan tidak membutuhkan
10
pembiayaan eksternal, tetapi jika suatu perusahaan tumbuh lebih pesat maka
modal dari sumber eksternal harus diusahakan. Selanjutnya semakin cepat tingkat
pertumbuhan semakin besar kebutuhan modal (Brigham dan Houston, 2014).
3. Tahap menjadi dewasa, tahap dewasa ini berlangsung lebih lama daripada tahap
sebelumnya dan memberikan tantangan kuat bagi manajemen. Penurunan
pertumbuhan penjualan menyebabkan banyak produsen mempunyai banyak
produk untuk dijual.
11
menghitung tingkat pertumbuhan tahunan majemuk pada saat mempelajari trend
jangka panjang dalam hal penjualan dan variabel-variabel lain. Tingkat
pertumbuhan tahunan majemuk merupakan tingkat yang jika diterapkan setiap
tahun selama kurun waktu tertentu pada saldo awal akan menyebabkan neraca
berkembang sehingga mencapai nilai akhir yang diketahui.
12
1. Saham atas unjuk (brearer stock), pada saham ini nama pemilik tidak tertulis
di atas sertifikatnya. Dengan pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik
sangat mudah untuk memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip
dengan uang.
2. Saham atas nama (registered stock), pada saham ini pemilik tertulis pada
sertifikatnya. Cara peralihannya dengan dokumen peralihan, dan kemudian
nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang memuat daftar nama
pemegang saham.
Menurut Fahmi (2014) jenis saham dibedakan menjadi dua macam sebagai
berikut:
1. Saham Biasa (Common Stock)
Merupakan surat berharga dimana pemegangnya memiliki hak mengikuti Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
(RUPSLB), serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham
terbatas) atau tidak, dan memperoleh keuntungan berupa deviden di akhir tahun.
13
dengan kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan hingga
berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”.
2. Pendekatan Teknikal
Analisis Teknikal (technical analysis) merupakan suatu analisis yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha
mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara
keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang
dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, serta faktor lain yang
bersifat teknis. Dengan demikian analisis teknikal merupakan analisis yang
merupakan data pasar yang dipublikasikan. Fokus analisis teknikal adalah
ketepatan waktu, penekanannya hanya pada perubahan harga.
14
baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.
g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti per laba sebelum akhir
tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal laba per saham (LPS), deviden per
share (DPS), price earning ratio (PER), net profit margin (NPM), return on
assets (ROA) dan lain-lain.
2. Faktor eksternal
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan
deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi
ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Pengumuman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap
manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.
c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider
trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan
trading.
15
Saham pada Perusahaan Property yang Terdapat di Daftar Efek Syariah (Des)”.
Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa secara simultan variabel
profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan Earning Per Share
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial, variabel
profitabilitas tidak berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, variabel
likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, variabel
pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
variabel Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
Hasil dari pengujian dalam penelitian juga membuktikan bahwa sebanyak 78,08%
variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya
sebanyak 21,92% dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian.
Oggi Bagus Suyatna (2015) melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Return On Equity, Pertumbuhan Penjualan, Dividen, dan Inflasi
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage”. Hasil peneltian
menunjukkan bahwa Return on equity, pertumbuhan penjualan dan dividen
berpengaruh positif terhadap harga saham.
Berikut adalah ringkasan penelitian terdahulu yang ditunjukkan dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Metode
No Peneliti Judul Analisis Variabel Hasil
. Penelitian
1 David Pengaruh Analisis Earning penelitian menun
. Hasudu Earning Per Regresi per share Hasil
ngan Share Dan Berganda Pertumbuh
penelitian
Sihomb Pertumbuhan an
ing Penjualan penjualan menunjukkan
(201) Terhadap Harga Harga saham
terdapat
Saham (Studi
Kasus pada pengaruh
Perusahaan Sub earning per
Sektor Semen
Yang Terdaftar share
di Bursa Efek
Indonesia)
16
Metode
No Peneliti Judul Analisis Variabel Hasil Penelitian
.
dan
pertumbuhan
penjualan
terhadap
harga saham.
17
Metode
No. Peneliti Judul Analisis Variabel Hasil Penelitian
dijelaskan oleh
variabel
independen dan
sisanya
sebanyak
21,92%
dipengaruhi
oleh variabel
diluar penelitian.
3 Oggi Pengaruh Analisis retur Return on
Bagus return on Regresi n on equity
Suyatna equity, Berganda equit berpengaruh
(2015) pertumbuhan y positif
penjualan, pertumb terhadap
dividen, uhan harga saham
dan inflasi penjuala Pertumbuha
terhadap n n penjualan
harga saham dividen berpengaruh
pada inflasi positif
perusahaan harga terhadap
food and saham harga saham
beverage dividen
berpengaruh
positif
terhadap
harga saham
inflasi
penjualan
berpengaruh
positif
terhadap
harga saham
4 Dini Pengaruh Analisis return return on
Arvia return on Regresi on equity
Ningrum equity (ROE), Berganda equity (ROE)
dan pertumbuha (ROE) berpengaruh
Leny n penjualan, pertumb positif
Suzan dan earning uhan terhadap
(2015) per share penjuala harga saham
(EPS) n pertumbuha
terhadap earning n penjualan
harga saham per berpengaruh
18
Metode
No. Peneliti Judul Analisis Variabel Hasil Penelitian
positif
terhadap
harga
saham
earning
per share
(EPS)
berpengaru
h positif
terhadap
harga
saham
5 Asep Pengaru Analisis EPS Hasil
Alipudin h EPS, Regresi ROE pengujian
(2016) ROE, Berganda ROA simultan
DER
ROA Harga earning per
dan DER Saham share (EPS),
terhadap return on
Harga equity (ROE),
Saham return on
Pada assets (ROA)
Perusaha dan debt to
an Sub equity ratio
Sektor (DER) secara
Semen bersama-
Yang sama
Terdaftar berpengaruh
di BEI positif
terhadap
harga saham
pada
perusahaan
semen yang
terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
(BEI) periode
2010-2014.
Hal ini
menunjukkan
bahwa
hipotesis H3
terbukti.
19
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Laba Per Saham terhadap Harga Saham
Laba Per Saham (LPS) adalah merupakan rasio dari laba bersih terhadap
jumlah lembar saham. LPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut
mampu memberikan return atas investasi yang dilakukan kepada pemegang
saham. Semakin tinggi LPS suatu perusahaan maka semakin menarik investor
untuk berinvestasi karena LPS menunjukkan informasi mengenai besarnya laba
bersih suatu perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan. Hal ini menyebabkan investor akan memutuskan untuk berinvestasi.
Maka dengan meningkatnya jumlah investor akan menaikkan harga saham
perusahaan tersebut.
Memaksimalkan kekayaan pemegang saham dapat diukur dari pendapatan
per lembar saham sehingga dalam hal ini LPS akan mempengaruhi kepercayaan
investor pada perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Hunjra et al. (2014) yang menyatakan bahwa Laba per saham
berpengaruh positif pada harga saham.
20
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif terhadap harga saham didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Wijaya dan Utama (2010) yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh signifikan pada harga saham.
21
Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan diatas, maka kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2
Pertumbuhan
Penjualan X2 H3
22
BAB III
METODE PENELITIAN
23
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah semua Tekstil dan
Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2019 yaitu sebanyak
15 perusahaan. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen yang
terdaftar di Bursa Efek Indoneisa dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
24
rupiah.
Tabel 3.2 Kriteria Perusahaan yang Menjadi Sampel
No Nama Emiten Kriteria Sampel yang
1 2 3 4 Memenuhi Kriteria
1 Apac Citra Centertex Tbk
25
No Kode Perusahaan Emiten
3 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
4 STAR Star Petrochem Tbk
5 RICKY Ricky Putra Globalindo Tbk
Sumber: www.idx.co.id, 2018
26
b. Pertumbuhan Penjualan
Menurut Kasmir (2016) rasio pertumbuhan “merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di
tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Pertumbuhan penjualan
dirumuskan dengan:
Pertumbuhan Penjualan = Penjualan tahun ini - Penjualan tahun lalu x 100%
Penjualan tahun lalu
27
akan digunakan teknik analisis regresi linear berganda. Sebelum analisis ini
dilaksanakan, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik untuk
menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah. Nilai tersebut akan
terpenuhi jika hasil uji asumsi klasiknya memenuhi asumsi normalitas, serta tidak
terjadi heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
28
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak dimana
model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Salah satu cara untuk melihat distribusi normal adalah dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal (Ghozali, 2015).
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan analisis grafik yang dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
a. Jika data menyebar sekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal
grafik, maka hal ini ditunjukkan pada distribusi normal sehingga model
persamaan regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal grafik maka hal ini tidak menunjukkan pola distribusi normal
sehingga persamaan regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas dapat juga dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov-
Smirnov dengan melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data
diolah. Pendeteksian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak
dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov. Residual dinyatakan terdistribusi
normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0.05.
29
mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
variabel lagi diantara variabel bebas.
Tabel 3.5. Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada Tolak 0<d<dl dl≤d≤du
autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi
No Decision Tolak No 4-dl<d<4-
negatif Tidak ada autokorelasi negatif Decision Tidak Ditolak du≤d≤4-dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif du<d<4-du
30
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2015).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel tidak bebas (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya). Dasar analisisnya
sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Y = α + β1X1 + β2 X2 + e
adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Harga Saham
Α = Konstanta
β1 = Laba per saham,
β2 = Pertumbuhan penjualan
e = Kesalahan Pengganggu
31
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari
analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol) (Ghozali, 2015).
b. Jika thitung > ttabel maka variabel independen secara individual berpengaruh
terhadap variabel dependen
t tabel dapat dihitung mengguakan rumus:
df = n-k Keterangan:
df = derajat kebebasan n = jumlah responden
k = jumlah variabel (bebas dan terikat)
32
Uji t dapat dihitung menggunakan rumus
t= rN
r2
Keterangan:
t = t hitung
r = koefisien korelasi
r2 = koefisien determinasi n = jumlah responden
33
k = jumlah variabel (bebas dan terikat) n = jumlah anggota sampel
Jika hasil uji F menunujukkan hasil yang signifikan, maka model regresi
bisa digunakan untuk prediksi/pengujian secara parsial (individu), sebaliknya jika
hasil menunjukkan non/tidak signifikan, maka model regresi tidak bisa digunakan
untuk prediksi/pengujian secara pasial (individu) Sugiono (2016).
34
DAFTAR PUSTKA
Baridwan, Z. (2013). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, AJ. (2011). Investments and portofolio
Management. Global Edition. New York : The McGraw-Hill Companies,
Inc
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. (2010). Dasar-dasar Manajemen
Keuangan Edisi II, Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Salemba Empat,
Jakarta
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. (2011). Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan Buku 2. Jakarta: Erlangga.
Darmadji, Tj. (2015). Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis. (2010).
Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid I, Terjemahan Emil
Salim. Jakarta: Erlangga
Fabozzi, Frank J. (2010). Manajemen Investasi. Buku Dua. Tim Penerjemah
Salemba Empat. Salemba Empat. Pearson Education Asia Pte. Ltd.
Prentice- Hall
Fahmi, Irham. (2014). Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam. (2015). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Keempat, Universitas Diponegoro. Semarang
Mulyadi. (2015). Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Munawir. (2014).
Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE Niswonger. (2010).
Prinsip-prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Rahmawati. (2010). Akuntansi Pemerintah. Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono. (2016), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Supriyono. (2011). Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya, serta
Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: BPFE.
Syamsuddin, Lukman. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 4. Mitra
Wacana Media, Jakarta.
Website: kemenperin.go.id
35