Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7
BENTUK DAN SUSUNAN
PANCASILA
OLEH : MUHAMMAD SUDARMIN, S.IP., M.Si.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
TAHUN AKADEMIK 2020/2021 BENTUK DAN SUSUNAN PANCASILA 1. Merupakan suatu kesatuan yang utuh, jadi unsur-unsur unsur unsur yang ada dalam Pancasila menyusun suatu keberadaan keberadaa yang utuh. Dalam masing-masing masing sila membentuk pengertian yang baru namun dalam kelima sila yang ada didalam Pancasila tidak dapat dilepas antara satu dengan yang lainnya. Ini menunjukkan hubungan antara sila sila-sila dalam pancasila merupakan hubungan yang organis. 2. Unsur-unsur unsur yang membentuk pancasila sifatnya mutlak dan membentuk kesatuan bukan unsur yang komplementer. Penjelasannya adalah salah satu sila kedudukannya tidak akan lebih rendah dari sila yang lainnya. Namun demikian pada sila pertama yang merupakan sila ketuhanan tetap merupakan CAUSA PRIMA,, tapi bukan berarti sila yang lain dikesampingkan atau dianggap sebagai pelengkap saja. 3. Sebagai satu kesatuan yang mutlak, sila-sila sila sila dalam Pancasila tidak dapat ditambah ataupun dikurangi, oleh karena itu, itu, P Pancasila tidak dapat diringkas isinya. Pancasila asila sebagai suatu Sistem Nilai tersusun un atas urutan logis keberadaan unsur-unsurnya. unsurnya. Dalam bahasa filsafat, tuhan disebut sebagai CAUSA PRIMA atau sebab pertama, artinya sebab yang tidak disebabkan oleh segala sesuatu. 1. Pada sila pertama, Ketuhnanan Yang Maha Esa ditempatkan pada sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab dengan tujuan mencapai tujuan atau nilai yang didambakan yaitu manusia sebagai pendukung dan pengembang engembang nilai-nilai nilai tersebut. kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 2. Dalam konteks sila kedua, artinya manusia bersiat Monodualis,, yaitu makhluk yang mempunyai susunak k kodrat yang terdiri dari jasmani dan rohani rohani. Sifat kodrat manusia, yaitu sebagai makhluk individu individu dan makhluk sosial. Kedudukan kodrat manusia yaitu sebagai Mahkluk Otonom dan Makhluk Tuhan. 3. Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia dibentuk setelah lah prinsip prinsip-prinsip kemanusiaan dijadikan landasan. Untuk mencapai tujuan yang dicita dicita- citakan, manusia perlu membentuk suatu Masyarakat yarakat atau Negara dan perlu adanya persatuan diantara manusia-manusia manusia tersebut. Persatuan dalam konteks sila ketiga terbentuk bukan atas dasar persamaan suku bangsa, agama, ataupun bahasa, namun dilatarbelakangi oleh faktor historis dan etis. Historis adalah persamaan sejarah, senasi dan sepenanggungan, sedangkan Etis adalah dasar keinginan luhur untuk cita-cita cita moral sebagai bangsa bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 4. Sila keempat yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan mempunyai maksud cara-cara cara yang harus ditempuh oleh suatu negara jika ingin mengambil kebijakan. Kekuasaan bukan merupakan warisan, namun berasal dari rakyat. Jadi rakyatlah yang berdaulat. 5. Sila kelima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Indonesia, ini merupakan tujuan dari Negara Indonesia yang merdeka. MAKNA SILA DALAM PANCASILA 1. Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa a) Pengakuan adanya CAUSA PRIMA (sebab pertama), yaitu Tuhan Yang Maha Esa; b) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing masing-masing dan beribada menurut agamanya; c) Tidak memaksa warga negara untuk beragama tertentu, namun wajib untuk ntuk memeluk agama sesuai dengan hukum yang berlaku; d) Atheisme dilarang hidup dan berkermbag di Indonesia; e) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antarumat beragama dan dalam beragama; f) Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya kembangnya agama dan iman warga negra dan menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama; g) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa; h) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing masing-masing menurut dasar Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; i) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa; j) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; k) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa; l) Mengembangkan sikap saling menghormati menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing masing-masing; m) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. 2. Arti dan Makna Sila Kemanusia Yang Adil dan Beradab a) Menempatkan manusia manusia sesuai pada hakikatnya sebagai Makhluk Tuhan. Kemanusiaan mempunyai sifat yang Universal; b) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. Hal ini juga bersifat universal, dan jika diterapkan dalam masyarakat Indonesia sudah tentu bangsa Indonesia Indonesia menghargai hak dari setiap warga negara dalam masyarakat Indonesia. Konsekuensi dari hal ini, dengan sendirinya sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung prinsip menolak atau menjauhi rasialismer (sesuatu yang bersumber pada ras) kemudian mengusahakan mengusahakan kebahagiaan lahir dan bathin. c) Mewujudkan keadilan dan beradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti bahwa yang menjadi tujuan masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif; d) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa; e) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan membeda bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan, sosial, warna kulit dan sebagainya; f) Mengembangkan embangkan sikap saling mencintai sesama manusia; g) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa; h) Mengembangkan sikap tidak semena-mena semena mena terhadap orang lain; i) Menjunjung tinggi nilai-nilai nilai kemanusiaan; j) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; k) Berani membela kebenaran dan keadilan; l) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia; m) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. 3. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia a) Nasionalisme; b) Cinta Bangsa dan Tanah Air; c) Menggalang g Persatuan dan Kesatuan Bangsa; d) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit; e) Menumbuhkan rasa senasib sepenanggungan; f) Mampu menempatkan Persatuan dan Kesatuan serta Kepentingan dan Keselamatan Bangsa dan Negara sebagai sebagai Kepentingan Bersama diatas Kepentingan Pribadi dan Golongan; g) Sanggup dan Rela Berkorban untuk Kepentingan Negara dan Bangsa apabila diperlukan; h) Mengembangkan rasa cinta kepada Tanah Air dan Bangsa; i) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bert bertanah air Indonesia; j) Memelihara Ketertiban Dunia yang berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial; k) Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika; l) Memajukan Pergaulan demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa. 4. Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan a) Hakikat dari sila ini adalah Dmokrasi. Demokrasi dalam arti luas, yaitu Pemerintahan dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat; b) Permusyawaratan artinya mengusahakan putusan secara bulat kemudian bersama sama bersama-sama melakukan tindakan. Kesimpulannya adalah mengusahakan putusan bersama secara bulat. Dengan demikian bahwa Demokrasi yang berdasarkan Pancasila adalah kebulatan mufakat sebagai hasil Kebijaksanaan. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai hasil yang sebaik-baiknya sebaik baiknya maka harus menempatkan nilai nilai nilai-nilai kebijaksanaan musyawarah terlebih dahulu; c) Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara a bulat sehingga membawa konsensi adanya kejujuran; d) Perbedaan secara umum Demokrasi di barat dan di Indonesia terletak pada Permusyawaratan. Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan keputusan keputusan yang bulat. Bentuk Musyawarah di Indonesia telah telah mentradisi dan mengakar pada sendi-sendi sendi masyarakat Indonesia; e) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukanm hak dan kewajiban yang sama; f) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain; g) Mengutamakan musyawarah musyawarah dalam mengambil keputusan untuk keputusan bersama; h) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan; i) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah; j) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah; k) Didalam Musyawarah diutamakan Kepentingan Bersama diatas Kepentingan Pribadi dan Golongan; l) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur; m) Keputusan yang diambil harus harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai nilai nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama; n) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil wakil kil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan. 5. Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia a) Kemakmuran yang merata bagi seluruh Rakyat Indonesia dalam arti dinamis dan meningkat; b) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya diperguna dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing; masing masing; c) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja kerja sesuai dengan bidangnya; d) Mengembangkan perbuatan yang luhur, mencerminakn sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan; e) Mengembangkan ngembangkan sikap adil terhadap sesama; f) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban; g) Menghormati hak orang lain; h) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri; i) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha usaha usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain; j) Tidak menggunakan hak milik untuk hal hal hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah; k) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum; l) Suka bekerja keras; m) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama; n) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.