Makalah Liabilitas Lancar Kel 9
Makalah Liabilitas Lancar Kel 9
Makalah Liabilitas Lancar Kel 9
Dosen Pengampu:
Rossan Fitria Miranti, S.E.,M.Ak
Disusun Oleh:
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................1
2.1 Pengertian Liabilitas Lancar.......................................................................2
2.2 Jenis-Jenis Liabilitas Lancar.......................................................................2
2.3 Mengapa tanggung jawab lancar itu penting?..........................................6
BAB III
PENUTUPAN.........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
berarti pembeli akan mendapatkan potongan 1% dari harga faktur bila
pembeli melunasi sebelum akhir bulan dengan jangka waktu kredit
selama 60 hari.
2. Utang Wesel (Notes Payable)
Utang wesel (notes payable) adalah kewajiban yang didukung dengan
janji tertulis untuk membayar kepada pihak lain dalam jumlah tertentu
yang ditetapkan. Dari sisi pembeli, janji tertulis ini disebut promes atau
wesel bayar, sedangkan dari sisi penjual janji tertulis ini disebut
dengan piutang wesel atau wesel tagih.
Jangka waktu wesel kurang dari satu tahun dikelompokkan sebagai
kewajiban/utang lancar. Ada dua jenis wesel, yaitu wesel berbunga dan
wesel tidak berbunga.
a. Wesel Berbunga
Wesel berbunga berarti pemegang wesel bayar akan dikenakan
bunga sebesar yang tercantum dalam wesel. Bunga wesel adalah
selisih antara jumlah yang dibayar pada tanggal Jatuh dan jumlah
pinjaman yang diterima pada saat wesel ditandatangani. Nila tuna
adalah nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi
bunga atau diskonto yang dibebankan oleh pihak pemberi pinjaman
selama jangka waktu wesel.
Utang wesel dalam neraca disajikan dalam kelompok tang lancar
dan dinvatakan sebesar harga nominal. Namun, jika jatuh tempo
wesel bayar lebih dari satu tahun seiak tanggal neraca, wesel
tersebut disajikan dalam Kelompok tang jangka panjang.
b. Wesel Tidak Berbunga
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menvebutkan
tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Peminjam diwajiban membayar jumlah yang lebih besar pada
tanggal jatuh tempo dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang
diterimanya.
3. Utang Penghasilan
3
Utang penghasilan atau pendapatan diterima di muka adalah
penerimaan untuk pembayaran barang/jasa yang akan diserahkan
kepada pihak lain pada periode yang akan datang. Dengan kata lain,
pendapatan yang belum menjadi hak tetapi uangnya sudah diterima.
Penerimaan pendapatan di muka dalam waktu tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal neraca harus dicatat dalam akun sendiri dan
dikelompokkan dalam utang jangka pendek. Perusahaan kadang-
kadang menerima pembayaran uang muka lebih dahulu atas penjualan
barang dagangan atau atas penyerahan jasa kepada pelanggannya.
Perusahaan kadang-kadang menerima pembayaran di muka atas barang
atau jasa yang penyerahannya akan dilakukan di waktu yang akan
datang.
Penerimaan kas yang terjadi sebelum barang atau jasa diserahkan
kepada pembeli harus diperlakukan sebagai utang.
Alasannya, penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang
atau jasa di waktu yang akan datang.
4. Utang Pajak (Tax Payable)
Utang Pajak adalah tagihan pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak
atau yang biasanya disebut dengan tunggakan pajak. Utang pajak
terjadi karena adanya peraturan di mana pihak pemerintah dapat
memaksa pembayaran utang pada setiap Wajib Pajak yang merupakan
dasar kewajiban pemberlakuan penagihan pajak oleh jurusita.
а. PPN Kurang Bayar (VAT Payable)
Jika PP yang dipungut waktu menyerahkan Barang Kena
Pajak/Jasa Kena Pajak (BKP/JKP) (PPN Keluaran/VAT Outcome)
lebih besar dari PP yang dibayar pada waktu membeli barang kena
pajak/jasa kena pajak yang dapat dikreditkan (PPN Masukan/ VAT
Income), maka selisinya disebut PPN Kurang Bayar (PPN KB/
Utang PPN/VAT Payable).
b. Pajak Penghasilan Pasal 25/29
4
Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan pada
penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak badan atau wajib pajak
orang pribadi dengan tarif tertentu pada akhir periode fiskal. Jumlah
pajak yang terhitung sesuai dengan peraturan perpajakan harus segera
dibayarkan ke kas negara.
c. Pajak Penghasilan Karyawan/Utang Ph Pot/Put
Pajak penghasilan karyawan merupakan pajak yang dikenakan pada
seorang karyawan yang memiliki penghasian berupa gaji. Pajak ini
bisa dipungut perusahaan dari karyawannya.
Selanjutnya, perusahaan akan menyetorkan hasil pemungutan ini
kepada kas negara. Pajak penghasilan karyawan yang sampai tanggal
neraca belum dibayarkan ke kantor kas negara dilaporkan dalam
neraca sebagai utang pajak.
5. Utang Dividen (Dividends Payable)
Dividen adalah bagian laba para pemegang sahamnya sebagai hasil
dari diotorisasikannya pembagian dividen oleh rapat umum pemegang
saham. Utang dividen adalah jumlah yang terutang oleh perseroan
kepada para pemegang sahamnya sebagai hasil dari diotorisasikannya
pembagian dividen oleh rapat umum pemegang saham.
Dalam proses pembagian dividen ini terdapat tiga tanggal yang
berpengaruh terhadap pencatatan akuntansi, yaitu:
а. Tanggal pengumuman atau tanggal disahkannya dan diumumkannya
pembagian dividen,
b. Tanggal pendaftaran saham bagi pemegang saham
c. Tanggal pe Rp840.000,00 mbayaran dividen oleh perusahaan kepada
pemegang saham
6. Utang Beban/Beban Terutang (Accrued Expense)
Utang beban/beban terutang adalah tang karena perusahaan sudah
manfaat tetapi perusahaan belum membayar. Utang biaya merupakan
biaya yang telah menjadi beban pada waktu akuntansi ditutup, tetapi
belum dibayar. Beberapa catatan dalam tang
5
Beban antara lain sebagai berikut.
а. Utang gaji dan upah (expense payable)
Utang gaji adalah kewajiban bagi perusahaan kepada karyawan dalam
bentuk upah atau gaii sebagai balas jasa atau kompensasi
atas hasil kerja.
b. Rasio cepat = (Kas dan setara kas + Investasi jangka pendek + Piutang
usaha)/Kewajiban lancar. Ini komponen menghilangkan tidak likuid seperti
persediaan. Ini juga tidak termasuk biaya dibayar di muka karena tidak
mewakili potensi arus kas masuk dalam jangka pendek.
6
c. Rasio kas = Kas dan setara kas / Liabilitas lancar. Ini adalah rasio
likuiditas yang paling mengkhawatirkan dan hanya menggunakan aset
paling likuid untuk melunasi kewajiban lancar.
Untuk ketiganya, rasio yang lebih tinggi menunjukkan likuiditas yang cukup
untuk membayar kewajiban jangka pendek.
7
perusahaan dapat menunda pembayaran Hutang dagangnya untuk jangka waktu
yang lebih lama tanpa dikenakan sanksi oleh pemasok.
8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Liabilitas lancar merupakan utang-utang atau kewajiban yang harus segera
dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar dalam tempo jangka pendek atau
kurang dari satu tahun.
Ada beberapa jenis dari liabilitas lancar, yaitu:
1. Utang Dagang
2. Utang Wesel ( Wesel berbunga dan tidak berbunga)
3. Utang penghasilan
4. Utang pajak (PPN kurang bayar, pajak penghasilan pasal 25/29, pajak
penghasilan karyawan/utang ph pot/put)
5. Utang Dividen
6. Utang Beban/ beban terutang (Utang gaji dan upah)
Liabilitas lancar ini juga penting untuk menganalisis manajemen modal
kerja, analisis likuiditas, mengevaluasi seberapa cepat perusahaan membayar
pemasoknya, potensi pendapatan di masa depan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10