JURNAL Perkembangan Manusia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Perubahan Karakter Peserta Didik setelah Pembelajaran Jarak Jauh selama

Masa Pandemi Covid 19 di SMAN 15 Bulukumba

Siti Hajar1, Ridha Ichwanty Sabir2,Nurfadila MY3

Universitas Muhammadiyah Bulukumba1 2, Universitas Muhammadiyah Makassar3


[email protected] 1, [email protected] 2, [email protected] 3

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perubahan pelaksanaan pembelajaran dari pembelajaran


tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh melalui pemanfaatan teknologi digital lalu
berubah kembali menjadi pembelajaran tatap muka. Berganti-gantinya pelaksanaan
pembelajaran juga turut membawa pengaruh terhadap perubahan karakter peserta didik.
Penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran terkait perubahan
karakter kemandirian, kedisiplinan, dan kesopanan peserta didik setelah pembelajaran jarak
jauh selama masa pandemi covid 19 di SMAN 15 Bulukumba. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian studi kasus. Adapun
pengumpulan data akan dilakukan melalui observasi dan wawancara yang kemudian
dianalisis secara kualitatif melalui beberapa aktivitas berupa reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan kemandirian peserta didik
setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 mengalami peningkatan,
kedisiplinan peserta didik mengalami penurunan , dan kesopanan peserta didik setelah
pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 di SMAN 15 Bulukumba juga
mengalami penurunan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan karakter
kemandirian, kedisiplinan, dan kesopanan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh
selama masa pandemi covid 19 di SMAN 15 Bulukumba.

Kata Kunci : Karakter, PJJ, Covid-19

ABSTRACT

This research is motivated by changes in the implementation of learning from face-to-face


learning to distance learning through the use of digital technology and then changing back to
face-to-face learning. Alternating the implementation of learning also influences the character
of students. This research aims to provide an overview regarding changes in the character of
independence, discipline, and politeness of students after distance learning during the Covid-
19 pandemic at SMAN 15 Bulukumba. This research is a type of qualitative research using a
case study research approach. While data collection will be carried out through observation
and interviews which are then analyzed qualitatively through several activities in the form of
data reduction, data presentation, and concluding. The results of this study show that the
independence of students after distance learning during the covid 19 pandemic has increased,
the discipline of students has decreased, and the politeness of students after distance learning
during the covid 19 pandemic at SMAN 15 Bulukumba has also decreased. So it can be
concluded that there were changes in the character of independence, discipline, and
politeness of students after distance learning during the Covid-19 pandemic at SMAN 15
Bulukumba.

Keywords: Character, PJJ, Covid-19


PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 telah mentransformasikan berbagai aspek di lini kehidupan secara


drastis sepanjang sejarah kehidupan manusia. Sejak World Health Organization menetapkan
status virus corona atau covid-19 dari epidemi menjadi pandemi tatanan kehidupan menjadi
terbatas dengan berbagai regulasi yang diberlakukan. Adanya bencana yang berat bagi dunia
dengan munculnya pandemi yang memberi dampak yang signifikan ke seluruh sector dalam
kehidupan manusia. Perubahan yang luar biasa tak dapat terhindarkan baik pada bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan tak terkecuali di bidang pendidikan. Berbagai penyesuaian
dilakukan demi berlangsungnya proses pendidikan di masa ini. Berdasarkan himbauan dari
pemerintah yang menganjurkan untuk warga masyarakat untuk tetap di rumah atau dikenal
dengan stay at home. Tiap individu diharapkan untuk mengurangi mobilisasi ataupun tidak
melakukan aktivitas di luar rumah terkecuali untuk hal-hal yang sifatnya penting.

Salah satu regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah untuk membatasi mobilisasi
masyarakat dikenal dengan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Adapun pada
regulasi ini membatasi berbagai kegiatan baik dalam bidang keagamaan, ekonomi, hingga
bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan juga turut terimbas dengan adanya pandemic ini.
Semua jenjang pendidikan dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga perguruan
tinggi tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Hal ini menjadi
salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 ini. Pembelajaran daring
atau online learning menjadi solusi yang dianjurkan di masa pandemi ini. Tetapi setelah
Covid-19 menyebar di Indonesia pemerintah menutup sekolah dan menghentikan proses
pembelajaran tatap muka, utamanya sekolah-sekolah yang berada dalam zona merah
penyebaran virus ini. Dengan adanya Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SE
Mendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (SE Sekjen Kemendikbud) Nomor 15 Tahun 2020 Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
memperjelas tentang tata cara pelaksanaan pendidikan jarak jauh. (Gunawan, 2020).

Tingkat penyebaran virus pandemic covid-19 diIndonesia pada bulan Juli 2021 masih
cukup tinggi. Dikutip dari salah satu lama berita online merdeka.com memberitakan bahwa
kasus positif covid pada bulan juli mencapai rekor baru dan terus meningkat. Hal ini
membuat pemerintah tetap melakukan pembetasan dengan adanya PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan berbagai aturan-aturannya. Selain itu dengan
adanya upaya vaksinasi massal terhadap seluruh warga Negara Indonesia khususnya para
pendidik dan tenaga pendidikan. Semua ini merupakan upaya agar laju penyebaran covid-19
dapat dihambat.

Pembelajaran jarak jauh melalui sistem pembelajaran dalam jaringan memberikan


tantangan sendiri bagi semua elemen yang terlibat di dalamnya. Guru, siswa, dan orang tua
harus melaksanakan perannya masing-masing demi berlangsungnya proses pendidikan agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kunci keberhasilan dari
pembelajaran ini yaitu adanya kolaborasi yang masimal antara pendidik, peserta didik, dan
orang tua atau wali siswa. Proses pelaksanaan pembelajaran tentunya berbeda dengan
pembelajaran yang biasa dilaksanakan sebelumnya. Menurut (Handayani, 2016) pada
dasarnya kegiatan pembelajaran merupakan proses hubungan dua arah atau interaksi antara
tenaga pendidik dan murid atau peserta didik pada suatu satuan pendidikan, dimana
merupakan komponen pembelajaran yang berfungsi sebagai fasilitator, moderator, dan
pendidik.

Pembelajaran daring menjadi satu-satunya solusi terbaik pada watu pandemi dengan
mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan namun proses pendidikan tetap berjalan.
Pada masa pandemi ini proses pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran online
atau sistem daring yang pada kenyataannya banyak mengalami kendala. Pelaksanaan
pembelajaran secara daring memiliki tantangan tersendiri bagi siswa dan guru tak terkecuali
orang tua/wali murid. Menurut (Mulyani, 2020) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
membuat proses pelaksanaan jarak jauh atau pembelajaran daring menjadi terhambat yaitu
kondisi ekonomi siswa, kondisi geografis sebagai penyebab stabil tidaknya jaringan, dan
penguasaan teknologi yang menyokong terlaksananya pembelajaran online masih terbilang
rendah.

Problema lain selain pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan adalah terkait karakter
peserta didik. Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang
membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui model, dan pengajaran
karakter yang baik melalui nilai-nilai universal (Santika, 2020). Pada umumnya pendidikan
karakter banyak dilaksanakan guru melalui pembelajaran tatap muka dengan langsung
memberikan stimulus berupa mencontohkan perilaku yang baik kepada peserta didik. Pada
masa pandemi guru harus bekerja lebih ekstra karena harus mengontrol peserta didik dari
jarak jauh sehingga pembelajaran secara kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.
Setelah melakukan wawancara dan observasi singkat terhadap proses pembelajaran daring
kepada guru dan beberapa peserta didik SMAN 15 Bulukumba didapatkan informasi bahwa
banyak perbedaan karakter peserta didik antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
daring. Hal-hal yang terlihat berubah adalah kemandirian peserta didik karena beberapa
peserta didik terlihat malas mengerjakan tugas sehingga membuat kedisiplinan peserta didik
juga menurun. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu untuk dianalisis lebih lanjut
agar dapat digunakan sebagai bahan analisis untuk mengatasi berbagai permasalahan ke
depannya. Sehingga dengan dilaksanakannya penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan gambaran terkait perubahan karakter kemandirian, kedisiplinan, dan
kesopanan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 di
SMAN 15 Bulukumba.

METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dilakukan pada
kondisi alamiah yang mengandung nilai atau makna (Sugiyono, 2016). Penelitian ini
dilaksanakan di SMAN 15 Bulukumba pada bulan Juli-Agustus 2022. Adapun sumber data
atau informan dalam penelitian ini adalah peserta didik dan guru SMAN 15 Bulukumba
sebagai informan kunci dan orang tua siswa sebagai informan penunjang. Informan ini akan
memberikan informasi terkait perubahan karakter peserta didik dalam hal kemandirian,
kedisiplinan, dan percaya diri yang dimiliki oleh peserta didik SMAN 15 Bulukumba.
Adapun pengumpulan data akan dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data yang
didapatkan berupa data lapangan yang dimuat dalam bentuk kalimat dari lembar observasi
dan transkrip wawancara. Adapun hasil data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara
kualitatif melalui beberapa aktivitas berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Analisa ini dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah direncanakan
sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembelajaran daring membawa banyak sekali perubahan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terkait pemberlakuan pembelajaran
jarak jauh atau study at home menyebabkan urusan pendidikan peserta didik yang dahulunya
sebagian besar diserahkan kepada guru dan pihak sekolah kini diserahkan kepada orang tua.
Hal ini menimbulkan kebingungan bagi orang tua utamanya orang tua yang memiliki
berbagai kesibukan pekerjaan. Situasi peserta ini sangat berdampak terhadap proses
pembelajaran peserta didik. Didapatkan informasi bahwa kurangnya pendampingan kepada
anak sangat berdampak terhadap karakter peserta didik yang kemudian terbawa hingga pada
pembelajaran tatap muka setelah pembelajaran daring yang dilaksanakan di masa pandemi.
Adapun hasil data wawancara dan observasi lebih jelasnya terkait perubahan karakter peserta
didik setelah pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh selama pandemi akan
dipaparkan pada pembahasan berikut.

Perubahan Karakter Kemandirian Peserta Didik setelah Pembelajaran Jarak Jauh


selama Masa Pandemi Covid 19 di SMAN 15 Bulukumba
Masa sebelum pandemi melanda dunia termasuk Indonesia pembelajaran
dilaksanakan secara tatap muka dengan pembelajaran dan pembinaan dilakukan di
lingkungan sekolah secara langsung oleh guru. Pembelajaran daring ini banyak membawa
dampak terhadap dunia pendidik baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu
karakter atau perilaku yang mendapatkan dampak positif dari pembelajaran jarak jauh adalah
karakter mandiri peserta didik. Saat pembelajaran di sekolah peserta didik dapat didampingi
secara langsung, kemudian pada masa pandemi pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh
atau daring dengan memanfaatkan berbagai flatform teknologi. Ini menjadi tantangan
tersendiri kepada peserta didik terkait sikap mandiri karena berbagai hal harus dilakukan
sendiri seperti mengikuti pembelajaran dari rumah tanpa arahan lagi dari pihak sekolah tapi
melakukannya dengan kesadaran diri.

Hasil wawancara dengan guru mengungkapkan bahwa peserta didik pada masa
pembelajaran jarak jauh dituntut untuk tidak bergantung pada penjelasan guru tetapi harus
mempelajari materi sendiri untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Adapun
penjelasan dari guru hanya sebuah pengantar untuk memahami materi pembelajaran.
Begitupun wawancara dengan peserta didik di SMAN 15 Bulukumba yang mengungkapkan
bahwa peserta didik belajar sendiri dari rumah, bahkan sangat jarang ada orang tua yang
mendampingi karena kesibukan orang tua untuk bekerja dan mengurus hal-hal lainnya di
rumah. Hal-hal inilah yang membuat karakter mandiri peserta didik meningkat saat
pembelajaran jarak jauh. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prananto, 2019)
yang hasilnya bahwa penerapan pembelajaran daring dinilai efektif dalam memutuskan rantai
penyebaran Covid-19 dan memunculkan kemandirian belajar siswa sekolah dasar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMAN 15 Bulukumba pada tahun


ajaran 2022/2023 telah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka namun tetap
memperhatikan protokol kesehatan agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Terlihat
pula bahwa kemandirian peserta didik tetap terbawa dari pembelajaran jarak jauh. Seperti
saat diberikan tugas peserta didik sudah mampu mandiri untuk mencari sumber belajar
sendiri seperti di internet, youtube, dan berbagai sumber belajar lainnya.

Perubahan Karakter Kedisiplinan Peserta Didik setelah Pembelajaran Jarak Jauh


selama Masa Pandemi Covid 19 di SMAN 15 Bulukumba

Pendidikan karakter pada pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan memberikan


contoh secara langsung, memberikan apresiasi, serta menitipkan pesan moral saat proses
pembelajaran. Namun hal ini berubah saat pembelajaran jarak jauh secara langsung. Pada
pembelajaran jarak jauh maka peserta didik dituntut untuk lebih kedisiplinan karena tidak ada
pendampingan secara langsung dari guru maupun dari orang tua apalagi usia peserta didik
yang sudah berada pada tingkatan sekolah menengah atas. Adapun hasil wawancara bersama
guru terkait kedisiplinan peserta didik diungkapkan bahwa beberapa peserta didik terlambat
masuk kelas online atau bahkan tidak mengikutinya. Dikonfirmasi dari peserta didik
mengungkapkan bahwa kurang kedisiplinannya peserta didik mengirim tugas atau mengikuti
pembelajaran daring salah satunya disebabkan oleh sulitnya akses jaringan internet di
rumahnya. Ini menjadi salah satu kendala yang paling sering ditemui dalam proses
pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi digital yang semuanya membutuhkan
akses data jaringan internet.

Kurang ketatnya aturan dan regulasi pembelajaran jarak jauh karena berbagai
hambatan yang dihadapi memaksa untuk melonggarkan berbagai peraturan pembelajaran.
Salah satunya adalah terkait pengumpulan tugas. Namun ini juga memberikan dampak
negatif kepada karakter kedisiplinan anak. Keringanan ini membuat anak menggampangkan
tugas-tugas yang diberikan dan lebih memilih mengerjakan hal-hal yang lainnya. Hal yang
paling berpengaruh juga terhadap kedisiplinan peserta didik adalah karena perserta didik
lebih suka menggunakan perangkat teknologi seperti handphone dan laptopnya hanya untuk
bersenang-sennag seperti bermain sosial media. Kurangnya kontrol guru dan orang tua
semakin berdampak buruk terhadap kedisiplinan peserta didik. Hasil penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh (Ardiansyah, 2021) menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar
murid di Era Pandemik Covid-19 pada SD Inpres 5/81 Kampuno Kecamatan Barebbo
Kabupaten Bone yaitu tingkat kedisiplinan murid belum maksimal dalam mengikuti
pembelajaran.

Dari hasil observasi menunjukkan bahwa menurunnya karakter kedisiplinan peserta


didik terbawa ke proses pembelajaran tatap muka yang diselenggarakan oleh SMAN 15
Bulukumba. Hal ini terlihat dari keterlambatan peserta didik mengikuti proses pembelajaran.
Setelah dikonfirmasi kepada siswa ternyata ketidakkedisiplinanan ini karena sudah terbiasa
dengan belajar di rumah saja yang tidak menuntut untuk mempersiapkan diri dengan cepat ke
sekolah. Hal ini membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak agar tidak terus
berlangsung. Menurut (Zakaria & Rachmat, 2022) yang mengungkapkan bahwa perlu
adanya kerja sama antara guru dan orang tua siswa untuk kembali menekankan kedisiplinan
peserta didik baik dalam belajar maupun aktivitas keseharian yang lainnya. Sinergi ini
sangatlah penting agar hal-hal buruk yang terjadi pada saat pembelajaran jarak jauh di masa
pandemi covid-19 dapat diminimalisir termasuk ketidakkedisiplinanan peserta didik dalam
proses pembelajaran.

Perubahan Karakter Kesopanan Peserta Didik setelah Pembelajaran Jarak Jauh


selama Masa Pandemi Covid 19 di SMAN 15 Bulukumba

Pembelajaran yang dilaksanakan secara daring memberikan dampak positif dan


negatif kepada karakter anak. Perubahan demi perubahan di berbagai lini kehidupan tak
terkecuali pelaksanaan pendidikan. Salah satu yang paling nampak adalah karakter dari segi
sopan santu peserta didik yang menurun. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh dan Belajar
Dari Rumah atau  PJJ-BDR yang antara lain dikelola melalui akses dalam jaringan (daring)
telah berlangsung lama. Berbagai dilema dihadapi satuan pendidikan, orang tua, dan
masyarakat. Satu hal penting yang sangat dikhawatirkan adalah, melemahnya karakter
peserta didik selama melaksanakan PJJ-BDR. Selama ini, satuan pendidikan atau sekolah
sudah berupaya seoptimal mungkin dalam melaksanakan penguatan pendidikan karakter atau
PPK. Karakter merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta
membedakan antara individu yang satu dengan individu lainnya(Setyawatiningsih, 2020).

Dari hasil wawancara bersama guru di SMAN 15 Bulukumba mengungkapkan


bahwa terjadi penurunan karakter sopan santun saat pembelajaran jarak jauh pada masa
pandemi covid-19 contohnya kurang rasa penghargaan terhadap guru dalam mengajar
secara online, terlihat ada peserta didik yang tertidur atau rebahan saat guru mengajar,
adajuga peserta didik yang sambil makan, bahkan meninggalkan perangkat yang digunakan
virtual meeting sehingga peserta didik tidak menjawab pertanyaan guru, hanya bergabung
dalam zoom tapi ternyata ditinggal, tidak mengindahkan perintah orang tua dengan alasan
sedang belajar padahal tidak, berteriak ketika memanggil guru, berbicara sendiri ketika guru
sedang mengajar dan perilaku lain yang kurang santun baik kepada guru maupun kepada
orang tua. Selain kasus-kasus di atas banyaknya pengaruh buruk yang sumbernya dari media
sosial. Banyak perilaku ataupun bahasa yang tidak patut untuk disampaikan tetapi sudah
dianggap lumrah oleh peserta didik karena pengaruh media sosial tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh (Nabilah, 2020)
yang mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang
dilaksanakan selama pandemi Covid-19 ini, terdapat masalah-masalah baru yang muncul dari
sisi kesopanan mahasiswa dalam mengikuti kelas. Banyak mahasiswa yang cenderung
melakukan hal-hal yang melanggar norma kesopanan, misalnya tidur saat kelas, bermain
media sosial, makan, dll. Tingkat kesopanan mahasiswa telah menurun dibanding saat
pembelajaran offline dilakukan.

Hal ini juga sedikit terbawa pada pembelajaran tatap muka di sekolah pasca
pembelajaran jarak jauh. Terlihat banyak peserta didik yang menggunakan media sosial
walau pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu perilaku 5S juga tidak tampak pada
proses pembelajaran di sekolah berupa senyum, sapa, salam, sopan, dan santun.

Maka dari itu lingkungan sekolah perlu untuk memberikan penekanan sebagai bentuk
pemulihan karakter peserta didik. Kerja sama semua pihak dibutuhkan agar hal-hal seperti ini
dapat segera di atasi. Salah satu contohnya adalah memberikan materi terkait sopan santun
dalam proses pembelajaran , contoh siswa yang memiliki sopan santun, manfaat sopan
santun, dampak yang terjadi jika tidak memiliki sopan santun dan sharing pengalaman
kepada siswa agar tidak hanya materi saja yang mereka peroleh, namun mereka dapat
memahami dan menerapkannya karena terdapat contoh dan pengalaman dari masing masing
siswa. Selain itu guru perlu menjadi role model yang dapat digugu dan ditiru oleh peserta
didik.

KESIMPULAN
Berdasarkan paparan hasil penelitian terkait perubahan-perubahan karakter peserta
didik seperti karakter kemandirian, kedisiplinan, dan kesopanan peserta didik setelah
pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 di SMAN 15 Bulukumba ternyata
mengarah pada perubahan positif dan perubahan ke arah yang negatif. Adapun
kesimpulannya sebagai berikut:
1. Kemandirian peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid
19 di SMAN 15 Bulukumba mengalami peningkatan ke arah yang positif terlihat dari
kemandirian peserta didik dalam belajar dan mengerjakan tugas tanpa pendampingan
penuh dari guru dan orang tua siswa.
2. Kedisiplinan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid
19 di SMAN 15 Bulukumba mengalami penurunan hal ini terlihat dari banyaknya
peserta didik yang terlambat ke sekolah dan terlambat mengerjakan tugas. Hal ini
karena terbawa oleh kebiasaan saat PJJ yang selalu diberikan kemudahan dan waktu
yang lebih lama untuk mengerjakan tugas.
3. Kesopanan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid
19 di SMAN 15 Bulukumba mengalami penurunan hal ini terlihat dari minimnya
penerapan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) kepada warga sekolah
utamanya kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. (2021). Kedisiplinan Belajar Murid di Era Pandemi Covid-19 SD Inpres 5/81
Kampuno Kabupaten Bone. Pps UNM, 1(1), 1–16.
Gunawan, B. (2020). Analisis Yuridis Pendidikan Jarak Jauh dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia dalam Undang-Undang Dasar NRI 1945 pada Masa Pandemi Covid-19 di
Indonesia. Jurnal HAM, 11(3), 387. https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.387-404
Handayani, L. (2016). Jurnal Paedagogy. 3(3), 36–40.
Mulyani, S. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Guna
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Masa Pandemi Covid 19. Navigation Physics :
Journal of Physics Education, 2(2), 84–89. https://doi.org/10.30998/npjpe.v2i2.489
Nabilah, A. J. (2020). Budaya Sopan Santun dalam Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ).
November, 0–11.
Prananto, I. W. (2019). Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Dasar Selama Pembelajaran
Daring. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1(5), 25–30.
https://www.researchgate.net/profile/Rully_Prahmana/publication/304022469_PENING
KATAN_KEMAMPUAN_PENALARAN_MATEMATIS_SISWA_MENGGUNAKA
N_PENDEKATAN_PENDIDIKAN_MATEMATIKA_REALISTIK/links/
5763a4e508ae192f513e458e.pdf
Santika, I. W. E. (2020). Efektifitas. Indonesian Values and Character Education Journal,
3(1), 8–19.
Setyawatiningsih, K. (2020). Penerapan Pendidikan Karakter Kedisiplinan Dan Tanggung
Jawab Siswa Di SD Negeri 3 Giritontro Tahun Pelajaran 2018 / 2019. SHEs:
Conference Series, 3(4), 987–991.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta.
Zakaria, A. M., & Rachmat, M. (2022). Penguatan Karakter Kedisiplinan Siswa Pasca
Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Secang ). Jurnal Dinamika,
3(1), 83–93.

Anda mungkin juga menyukai