JURNAL Perkembangan Manusia
JURNAL Perkembangan Manusia
JURNAL Perkembangan Manusia
ABSTRAK
ABSTRACT
Salah satu regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah untuk membatasi mobilisasi
masyarakat dikenal dengan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Adapun pada
regulasi ini membatasi berbagai kegiatan baik dalam bidang keagamaan, ekonomi, hingga
bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan juga turut terimbas dengan adanya pandemic ini.
Semua jenjang pendidikan dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga perguruan
tinggi tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Hal ini menjadi
salah satu upaya untuk memutus rantai penyebaran virus covid-19 ini. Pembelajaran daring
atau online learning menjadi solusi yang dianjurkan di masa pandemi ini. Tetapi setelah
Covid-19 menyebar di Indonesia pemerintah menutup sekolah dan menghentikan proses
pembelajaran tatap muka, utamanya sekolah-sekolah yang berada dalam zona merah
penyebaran virus ini. Dengan adanya Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SE
Mendikbud) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Covid-19 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (SE Sekjen Kemendikbud) Nomor 15 Tahun 2020 Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19
memperjelas tentang tata cara pelaksanaan pendidikan jarak jauh. (Gunawan, 2020).
Tingkat penyebaran virus pandemic covid-19 diIndonesia pada bulan Juli 2021 masih
cukup tinggi. Dikutip dari salah satu lama berita online merdeka.com memberitakan bahwa
kasus positif covid pada bulan juli mencapai rekor baru dan terus meningkat. Hal ini
membuat pemerintah tetap melakukan pembetasan dengan adanya PPKM (Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dengan berbagai aturan-aturannya. Selain itu dengan
adanya upaya vaksinasi massal terhadap seluruh warga Negara Indonesia khususnya para
pendidik dan tenaga pendidikan. Semua ini merupakan upaya agar laju penyebaran covid-19
dapat dihambat.
Pembelajaran daring menjadi satu-satunya solusi terbaik pada watu pandemi dengan
mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan namun proses pendidikan tetap berjalan.
Pada masa pandemi ini proses pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran online
atau sistem daring yang pada kenyataannya banyak mengalami kendala. Pelaksanaan
pembelajaran secara daring memiliki tantangan tersendiri bagi siswa dan guru tak terkecuali
orang tua/wali murid. Menurut (Mulyani, 2020) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
membuat proses pelaksanaan jarak jauh atau pembelajaran daring menjadi terhambat yaitu
kondisi ekonomi siswa, kondisi geografis sebagai penyebab stabil tidaknya jaringan, dan
penguasaan teknologi yang menyokong terlaksananya pembelajaran online masih terbilang
rendah.
Problema lain selain pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan adalah terkait karakter
peserta didik. Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang
membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui model, dan pengajaran
karakter yang baik melalui nilai-nilai universal (Santika, 2020). Pada umumnya pendidikan
karakter banyak dilaksanakan guru melalui pembelajaran tatap muka dengan langsung
memberikan stimulus berupa mencontohkan perilaku yang baik kepada peserta didik. Pada
masa pandemi guru harus bekerja lebih ekstra karena harus mengontrol peserta didik dari
jarak jauh sehingga pembelajaran secara kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.
Setelah melakukan wawancara dan observasi singkat terhadap proses pembelajaran daring
kepada guru dan beberapa peserta didik SMAN 15 Bulukumba didapatkan informasi bahwa
banyak perbedaan karakter peserta didik antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran
daring. Hal-hal yang terlihat berubah adalah kemandirian peserta didik karena beberapa
peserta didik terlihat malas mengerjakan tugas sehingga membuat kedisiplinan peserta didik
juga menurun. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu untuk dianalisis lebih lanjut
agar dapat digunakan sebagai bahan analisis untuk mengatasi berbagai permasalahan ke
depannya. Sehingga dengan dilaksanakannya penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan gambaran terkait perubahan karakter kemandirian, kedisiplinan, dan
kesopanan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 di
SMAN 15 Bulukumba.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dilakukan pada
kondisi alamiah yang mengandung nilai atau makna (Sugiyono, 2016). Penelitian ini
dilaksanakan di SMAN 15 Bulukumba pada bulan Juli-Agustus 2022. Adapun sumber data
atau informan dalam penelitian ini adalah peserta didik dan guru SMAN 15 Bulukumba
sebagai informan kunci dan orang tua siswa sebagai informan penunjang. Informan ini akan
memberikan informasi terkait perubahan karakter peserta didik dalam hal kemandirian,
kedisiplinan, dan percaya diri yang dimiliki oleh peserta didik SMAN 15 Bulukumba.
Adapun pengumpulan data akan dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data yang
didapatkan berupa data lapangan yang dimuat dalam bentuk kalimat dari lembar observasi
dan transkrip wawancara. Adapun hasil data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara
kualitatif melalui beberapa aktivitas berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Analisa ini dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yang telah direncanakan
sebelumnya.
Hasil wawancara dengan guru mengungkapkan bahwa peserta didik pada masa
pembelajaran jarak jauh dituntut untuk tidak bergantung pada penjelasan guru tetapi harus
mempelajari materi sendiri untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Adapun
penjelasan dari guru hanya sebuah pengantar untuk memahami materi pembelajaran.
Begitupun wawancara dengan peserta didik di SMAN 15 Bulukumba yang mengungkapkan
bahwa peserta didik belajar sendiri dari rumah, bahkan sangat jarang ada orang tua yang
mendampingi karena kesibukan orang tua untuk bekerja dan mengurus hal-hal lainnya di
rumah. Hal-hal inilah yang membuat karakter mandiri peserta didik meningkat saat
pembelajaran jarak jauh. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prananto, 2019)
yang hasilnya bahwa penerapan pembelajaran daring dinilai efektif dalam memutuskan rantai
penyebaran Covid-19 dan memunculkan kemandirian belajar siswa sekolah dasar.
Kurang ketatnya aturan dan regulasi pembelajaran jarak jauh karena berbagai
hambatan yang dihadapi memaksa untuk melonggarkan berbagai peraturan pembelajaran.
Salah satunya adalah terkait pengumpulan tugas. Namun ini juga memberikan dampak
negatif kepada karakter kedisiplinan anak. Keringanan ini membuat anak menggampangkan
tugas-tugas yang diberikan dan lebih memilih mengerjakan hal-hal yang lainnya. Hal yang
paling berpengaruh juga terhadap kedisiplinan peserta didik adalah karena perserta didik
lebih suka menggunakan perangkat teknologi seperti handphone dan laptopnya hanya untuk
bersenang-sennag seperti bermain sosial media. Kurangnya kontrol guru dan orang tua
semakin berdampak buruk terhadap kedisiplinan peserta didik. Hasil penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh (Ardiansyah, 2021) menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar
murid di Era Pandemik Covid-19 pada SD Inpres 5/81 Kampuno Kecamatan Barebbo
Kabupaten Bone yaitu tingkat kedisiplinan murid belum maksimal dalam mengikuti
pembelajaran.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh (Nabilah, 2020)
yang mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang
dilaksanakan selama pandemi Covid-19 ini, terdapat masalah-masalah baru yang muncul dari
sisi kesopanan mahasiswa dalam mengikuti kelas. Banyak mahasiswa yang cenderung
melakukan hal-hal yang melanggar norma kesopanan, misalnya tidur saat kelas, bermain
media sosial, makan, dll. Tingkat kesopanan mahasiswa telah menurun dibanding saat
pembelajaran offline dilakukan.
Hal ini juga sedikit terbawa pada pembelajaran tatap muka di sekolah pasca
pembelajaran jarak jauh. Terlihat banyak peserta didik yang menggunakan media sosial
walau pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu perilaku 5S juga tidak tampak pada
proses pembelajaran di sekolah berupa senyum, sapa, salam, sopan, dan santun.
Maka dari itu lingkungan sekolah perlu untuk memberikan penekanan sebagai bentuk
pemulihan karakter peserta didik. Kerja sama semua pihak dibutuhkan agar hal-hal seperti ini
dapat segera di atasi. Salah satu contohnya adalah memberikan materi terkait sopan santun
dalam proses pembelajaran , contoh siswa yang memiliki sopan santun, manfaat sopan
santun, dampak yang terjadi jika tidak memiliki sopan santun dan sharing pengalaman
kepada siswa agar tidak hanya materi saja yang mereka peroleh, namun mereka dapat
memahami dan menerapkannya karena terdapat contoh dan pengalaman dari masing masing
siswa. Selain itu guru perlu menjadi role model yang dapat digugu dan ditiru oleh peserta
didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan paparan hasil penelitian terkait perubahan-perubahan karakter peserta
didik seperti karakter kemandirian, kedisiplinan, dan kesopanan peserta didik setelah
pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid 19 di SMAN 15 Bulukumba ternyata
mengarah pada perubahan positif dan perubahan ke arah yang negatif. Adapun
kesimpulannya sebagai berikut:
1. Kemandirian peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid
19 di SMAN 15 Bulukumba mengalami peningkatan ke arah yang positif terlihat dari
kemandirian peserta didik dalam belajar dan mengerjakan tugas tanpa pendampingan
penuh dari guru dan orang tua siswa.
2. Kedisiplinan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid
19 di SMAN 15 Bulukumba mengalami penurunan hal ini terlihat dari banyaknya
peserta didik yang terlambat ke sekolah dan terlambat mengerjakan tugas. Hal ini
karena terbawa oleh kebiasaan saat PJJ yang selalu diberikan kemudahan dan waktu
yang lebih lama untuk mengerjakan tugas.
3. Kesopanan peserta didik setelah pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi covid
19 di SMAN 15 Bulukumba mengalami penurunan hal ini terlihat dari minimnya
penerapan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun) kepada warga sekolah
utamanya kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. (2021). Kedisiplinan Belajar Murid di Era Pandemi Covid-19 SD Inpres 5/81
Kampuno Kabupaten Bone. Pps UNM, 1(1), 1–16.
Gunawan, B. (2020). Analisis Yuridis Pendidikan Jarak Jauh dalam Perspektif Hak Asasi
Manusia dalam Undang-Undang Dasar NRI 1945 pada Masa Pandemi Covid-19 di
Indonesia. Jurnal HAM, 11(3), 387. https://doi.org/10.30641/ham.2020.11.387-404
Handayani, L. (2016). Jurnal Paedagogy. 3(3), 36–40.
Mulyani, S. (2020). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Guna
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Masa Pandemi Covid 19. Navigation Physics :
Journal of Physics Education, 2(2), 84–89. https://doi.org/10.30998/npjpe.v2i2.489
Nabilah, A. J. (2020). Budaya Sopan Santun dalam Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ ).
November, 0–11.
Prananto, I. W. (2019). Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Dasar Selama Pembelajaran
Daring. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 1(5), 25–30.
https://www.researchgate.net/profile/Rully_Prahmana/publication/304022469_PENING
KATAN_KEMAMPUAN_PENALARAN_MATEMATIS_SISWA_MENGGUNAKA
N_PENDEKATAN_PENDIDIKAN_MATEMATIKA_REALISTIK/links/
5763a4e508ae192f513e458e.pdf
Santika, I. W. E. (2020). Efektifitas. Indonesian Values and Character Education Journal,
3(1), 8–19.
Setyawatiningsih, K. (2020). Penerapan Pendidikan Karakter Kedisiplinan Dan Tanggung
Jawab Siswa Di SD Negeri 3 Giritontro Tahun Pelajaran 2018 / 2019. SHEs:
Conference Series, 3(4), 987–991.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta.
Zakaria, A. M., & Rachmat, M. (2022). Penguatan Karakter Kedisiplinan Siswa Pasca
Pandemi Covid-19 ( Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Secang ). Jurnal Dinamika,
3(1), 83–93.