Makalah Tifa 32rb
Makalah Tifa 32rb
Makalah Tifa 32rb
KELAS : VIIIA
Puji syukur saya haturkan kehadirat kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah tentang
"Alat Musik Tradisional Tifa".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Landasan Teori........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti
bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri,
bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka
atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap
budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari
kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah /
kebudayaan lokal. Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat benilai karena
selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu
bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah,
maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap
individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan
dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
4. Untuk mengetahui fakta tentang alat musik Tifa !
BAB II
PEMBAHASAN
2
Tifa totobuang adalah musik asli yang sama sekali tidak dipengaruhi budaya luar.
Musik ini merupakan musik khas warga yang tinggal di wilayah mayoritas Kristen.
Dalam beberapa pertunjukan musik ini biasanya disandingkan dengan musik sawat, yang
sebaliknya hanya dapat dimainkan oleh orang-orang yang tinggal di wilayah mayoritas
Muslim.
Masing-masing alat musik dari Tifa totobuang memiliki fungsi yang berbeda-beda
dan saling mendukung satu sama lain hingga melahirkan warna musik yang khas. Namun
musik ini didominasi oleh alat musik tifa. Terdiri dari tifa jekir, tifa dasar, tifa potong,
tifa jekir potong dan tifa bas ditambah dengan gong berukuran besar dan totobuang, yang
merupakan serangkaian gong-gong kecil yang ditaruh pada sebuah meja, dengan
beberapa lubang sebagai penyanggahnya.
Sayangnya musik nan indah ini, sekarang sangat jarang kita nikmati. Bahkan dapat
dikatakan langkah. Musik ini hanya dapat dipertunjukan pada event-event tertentu.
Misalnya acara penyambutan tamu khusus, pertunjukan kesenian daerah Maluku di luar
daerah atau di luar negeri serta pada acara-acara adat. Pemainnya pun umumnya
merupakan pemain yang diajarkan secara turun-temurun oleh orang tua mereka.
3
Memilih pohon linggua yang berkualitas, yang kemudian ditebang dan dipotong
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Kayu linggua ini juga dibuat menyerupai
bentuk gendang. Namun, ukuran serta ketinggiannya berbeda. Tinggi dari alat
musik tifa ini sendiri disesuaikan dengan jenis serta asal pembuatannya.
Pengosongan isi kayu
Setelah membentuk kayu linggua yang sesuai dengan ketinggian serta ukurannya.
Kayu ini kemudian dibuat seperti tabung, yang di mana pada bagian tengah dari
kayu ini dilubangi dan dikosongkan. Tujuan dari dilubangin pada bagian
tengahnya adalah agar menghasilkan bunyi nyaring ketika dipukul. Proses
pengosongan isi kayu tak memakan waktu lama karena menggunakan alat khusus
demi memudahkan setiap prosesnya.
Pengeringan kulit hewan
Pada tahapan ini, kayu yang telah dibentuk dan dilubangi tadi kemudian akan
ditutup pada bagian bawah ujungnya serta pada ujung alat musik ini biasanya
ditutup dengan menggunakan kulit hewan, umumnya menggunakan kulit rusa.
Pada daerah tertentu, penutup dari alat musik tifa ini menggunakan kulit soa-soa
ataupun biawak yang telah dikeringkan sebelumnya.
Pemasangan penutup Tifa
Setelah selesai mengeringkan kulit hewan yang digunakan untuk menutup alat
musik ini, langkah selanjutnya adalah kulit hewan tersebut kemudian dipanaskan.
Tujuannya adalah agar kulit hewan ini tertarik kencang. Menurut pengrajin alat
musik tifa, semakin kering kulit hewan tersebut maka akan semakin bagus juga
bunyi yang dihasilkan, yaitu lebih nyaring dan kuat. Setelah kering, barulah
pemasangan penutup tifa dilakukan.
Pengukiran alat musik Tifa
Selesai menutup bagian ujung dari alat musik, bagian terakhirnya adalah
memberikan sentuhan seni. Kesenian dalam menghiasi tifa ini pada umumnya
disesuaikan dengan daerah pembuatannya.
Alat musik tifa biasanya dikenal oleh banyak orang sebagai musik pengiring saja.
Dengan tambahan alat musik ini, maka suara yang dihasilkan bisa menjadi lebih
terdengar oleh banyak orang. Selain itu, tifa juga bisa dikatakan sebagai salah satu alat
4
musik wajib yang digunakan dalam suatu pelaksanaan upacara adat terutama upacara
adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Papua serta Maluku. Tifa sebagai alat musik
ritmis yang sangat menentukan untuk dapat menghasilkan bunyi tetabuhan yang akan
membuat suasana ritual menjadi lebih hikmat. Tidak hanya itu, jenis tifa yang digunakan
juga harus disesuaikan dengan tarian serta lagu di dalam ritual, sebab bunyi yang
dihasilkan akan mempengaruhi gerakan tariannya.
Penabuh tifa serta alat musik lainnya dalam upacara adat sendiri hanya boleh
dilakukan oleh para laki-laki dewasa. Hal ini dikarenakan mereka dianggap sebagai
sosok pemimpin yang kuat serta pantas memainkan musik ritual. Tak semua orang boleh
memainkan tifa di dalam ritual, terdapat serangkaian prosedur yang harus dilakukan
untuk memperoleh izin dari tetua adat ataupun masyarakat sekitar. Hingga kini, para
perempuan adat masih dilarang memainkan alat musik ini. Aturan memainkan tifa di
dalam ritual juga sudah berlaku secara turun temurun serta terus dijaga. Selain itu, alat
musik tifa merupakan alat musik yang wajib dimainkan saat seseorang hamil,
melahirkan, serta saat seorang anak beranjak dewasa, juga saat seorang meninggal dunia.
Oleh sebab itu, hingga kini, alat musik tifa masih banyak digunakan untuk mengiringi
berbagai upacara adat.
Terdapat beberapa fakta menarik tentang alat musik tifa ini. Berikut fakta-fakta
tentang alat musik tifa, yaitu:
5
Alat musik tifa yang dibuat oleh suku Asmat memiliki ukiran yang fantastis,
mulai dari bawah hingga atas. Umumnya, alat musik tifa dibuat dari kayu yang
penuh dengan pahatan berwarna merah terakota, hitam, serta putih. Kamu sendiri
akan kagum ketika melihat pahat-pahatan indah dari suku Asmat Papua.
Ukiran di tifa mencerminkan banyak makna
Fakta unik lainnya dari tifa adalah semua pahatan atau ukiran pada alat musik ini
memiliki makna serta filosofi yang khas masyarakat Papua. Jadi, pahatan pada
tifa kemudian akan dibedakan sesuai dengan status sosialnya di suku Asmat. Itu
artinya, ukiran pada tifa milik ketua suku yang akan berbeda dengan masyarakat
biasa. Jadi, hanya dengan melihat pahatan atau ukiran pada tubuh tifa, maka
masyarakat akan dengan mudah melihat status sosialnya.
Dibuat dari pohon hutan rawa Papua Material untuk membuat tifa sendiri sendiri
berasa dari kayu hitam yang hanya ditemukan di hutan rawa kawasan Papua.
Sebuah tifa biasanya tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari yang pendek
sekitar 30 cm, hingga yang panjangnya sekitar 150 cm – 200 cm.
6
kambing yang dikeringkan sebagai alas untuk dipukul. Bagian sisi yang lain akan
dibiarkan terbuka saja.
Tihal atau tahito ini biasanya dimainkan dengan cara dipukul menggunakan
tangan, namun bisa juga dimainkan dengan alat seperti tongkat pemukul. Tongkat ini
terbuat dari pelepah pohon kelapa, rotan, dan gaba-gaba yang berbahan dasar pelepah
dahan sagu dengan panjang sekitar 60-100 cm. Untuk tifa yang berasal dari Maluku,
khususnya Maluku tenggara, badan tifa sendiri terbuat dari pohon sukun atau pohon eh.
Baik bentuk dan ukurannya pun dibuat beragam. Sedangkan di pulau Aru, tifa ini
biasanya dikenal dengan nama Titir.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya berasal
dari Maluku dan Papua. Alat musik ini memiliki bentuk yang menyerupai gendang
serta terbuat dari kayu yang di lubangi pada bagian tengahnya. Setelah dilubangi,
kemudian ditutupi dengan kulit hewan (biasanya kulit rusa).
Selain Tifa sebagai alat pengiring musik dan tarian, alat ini juga mempunyai
makna sosial berdasarkan fungsi dan bentuk hiasan ukiran pada badan tifa tersebut.
Seperti pada suku Malin Anim, untuk setiap klan mempunyai bentuk dan motif serta
nama tersendiri untuk masing-masing tifa.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda, kita perlu melestarikan dan menjaga alat musik
tradisional agar kelak generasi yang akan datang nanti masih bisa mengetahui,
mengenal dan memainkan alat musik tifa.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6159809/alat-musik-tifa-berasal-dari-mana-simak-
jawabannya-di-sini#:~:text=Ada%20berbagai%20macam%20jenis%20tifa,memiliki
%20beberapa%20perbedaan%20pada%20bentuknya.
https://student-activity.binus.ac.id/bdm/2021/11/mengenal-tifa-alat-musik-tradisional-dari-
papua-dan-maluku/
https://katadata.co.id/intan/berita/6193bd52254c0/mengenal-alat-musik-tifa-dari-papua-yang-
sakral-dan-erat-dengan-ritual
https://www.gramedia.com/literasi/alat-musik-tifa/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tifa
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbobo.grid.id%2Fread
%2F08679519%2Ftifa-
papua&psig=AOvVaw0kzfGBHv29HHkvTDA4YFVO&ust=1684216657166000&source=i
mages&cd=vfe&ved=0CBMQjhxqFwoTCICkwZPS9v4CFQAAAAAdAAAAABAJ