RMK RPS 11 - Kelompok 3
RMK RPS 11 - Kelompok 3
RMK RPS 11 - Kelompok 3
Kelas B3
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Nama Anggota :
1. Pengendalian Internal
Ada empat pengendalian internal bagi utang wesel,yaitu:
a. Penerbitan wesel harus mendapat otorisas/ lebih dahulu. Kewenangan
pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau
manajemen tingkat tinggi. Biasanya diperlukan beberapa tanda tangan
persetujuan dalam perjanjian kredit yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat
bunga, tanggal pembayaran bunga dan angsuran, dan aset yang dijadikan agunan.
Apabila wesel diperbaharui (diperpanjang), diperlukan persetujuan yang sama
seperti halnya penerbitan wesel baru.
b. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman
maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran
pokok pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada
saat wesel diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama
seperti halnya ketika ia menerima copy taktur dari penjual dan laporan
penerimaan barang. Bagian utang akan secara otomatis menerbitkan check atau
electronic funds transfer untuk wesel yang telah jatuh tempo, dengan cara yang
sama seperti ketika ia menyiapkan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
Suatu copy wesel akan menjadi dokumen pendukung pembayaran wesel.
c. Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan
catatan pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh
pejabat yang ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda "Lunas" dan
disimpan oleh pejabat yang berwenang.
d. Verifikasl independen secara periodik. Secara periodik catatan detil wesel
harus direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dergan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab untuk menyelenggarakan catatan detil. Pada saat yang sama, seseorang
yang independen harus melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk
menguji ketelitian catatan pembukuan.
2. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Pengujian transaksi utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan
pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya, Pengujian audit ini merupakan
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi penerimaan
kas dan pengeluaran kas. Tambahan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi seringkali juga dilakukan sebagai bagian dari pengujian rinci saldo karena
materialnya transaksi individual.
Pengujian pengendalian atas utang wesel beserta bunganya harus
dititikberatkan pada pengujian atas empat pengendalian seperti telah diuraikan di
atas. Selain itu, auditor juga harus memeriksa ketelitan catatan penerimaan dari
pencairan pinjaman serta pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.
3. Prosedur Analitis
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian
rinci beban bunga dan utang bunga seringkali dapat ditiadakan apabila hasilnya
memuaskan. Prediksi independen auditor atas beban bunga, dengan menggunakan
saldo utang berjalan dan tingkat bunga, akan membantu auditor dalam menilai
kewajaran beban bunga dan juga menguji kemungkinan adanya utang wesel yang
tidak dicatat. Apabila beban bunga sesungguhnya jauh lebih besar dari estimasi
auditor, salah satu kemungkinan hal ltu disebabkan pembayaran bunga dilakukan atas
utang wesel yang tidak dicatat.
C. EKUITAS PEMILIK
Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik
dengan perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya
biasanya hanya sedikit, transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode
jarang sekali terjadi. Transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa
perubahan ekuitas pemilik karena adanya laba atau rugi tahunan dan pembagian dividen
(kalau ada). Perseroan tertutup jarang membayar dividen, dan auditor hanya
membutuhkan waktu sedikit untuk memeriksa ekuitas pemilik. walaupun auditor tetap
harus menguji catatan perusahaan. Sebaliknya dalam perusahaan perseroan publik,
pengujian akun-akun ekuitas pemilik dalam perseroan publik, meliputi: modal saham
biasa, agio saham, laba ditahan, dan dividen yang bersangkutan.
Pengendalian Internal
a. Otorisasi Transaksi secara Tepat.
Berikut adalah sejumlah transaksi yang biasanya memerlukan otorisasi khusus.
Penerbitan modal saham.
Pembelian kembali modal saham.
Pengumuman dividen.
b. Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Tepat
Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan saham yang
beredar, pengendalian internal harus memadai untuk memastikan bahwa:
Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan.
Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham
perusahaan pada tanggal pencatatan dividen
Potensi terjadinya kecurangan aset diminimalkan.
Master file berfungsi sebagai pengecheck ketelitian catatan sertifikat saham dan saldo
modal saham biasa di buku besar. Pengendalian internal yang mempengaruhi
pembayaran dividen yang meliputi:
Check untuk pembayaran dividen hendaknya disiapkan berdasarkan catatan
sertifikat saham oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab atas catatan modal
saham.
Setelah check disiapkan, selanjutnya dilakukan verifikasi independen tentang
nama pemegang saham dan jumlah rupiah yang tertulis pada check serta
rekonsiliasi jumlah total check untuk pembayaran dividen dengan total dividen
yang diotorisasi dalam notulen rapat.
Sebaiknya diselenggarakan akun imprest dividen yang terpisah untuk mencegah
pembayaran dividen yang lebih besar daripada jumlah yang diotorisasi.
c. Registrar Independen dan Agen Transfer Saham
Setiap perusahaan dengan saham terdaftar di bursa efek diwajibkan memiliki registrar
independen sebagai pengendalian untuk mencegah penerbitan saham yang tidak
sesuai dengan peraturan. Tanggung jawab registrar independen adalah memastikan
bahwa saham diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
anggaran dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris. Apabila
terjadi perubahan dalam pemilikan saham, registrar bertanggungjawab untuk
menandatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan bahwa
sertifikat saham yang lama telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku, sebelum
sertifikat pengganti diterbitkan.
Pengauditan Dividen
Transaksi dividen menjadi titik berat dalam pengauditan dividen. Keenam tujuan
audit transaksi untuk transaksl-transaksi, relevan untuk dividen. Namun demikian, dividen
biasanya diaudit seratus persen.
1) Dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian)
2) Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
3) Dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
4) Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang ada /yang berhak (keterjadian)
5) Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
6) Utang dividen telah dicatat dengan akural (keteliuan)
Audior memeriksa keterjadian dividen yang telah dibukukan dangan memeriksa
otorisasi pada notulen rapat dewan komisaris tentang dividen per lembar saham dan
tanggal pembayaran dividen. Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengan
melakukan rekalkulasi jumlah berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan dengan
jumlah saham beredar. Apabila klien mennyelenggarakan sendirl pencatatan dan
pembayaran dividen, auditor dapat melakukan verifikasi jumlah total dividen dengan cara
melakukan rekalkulasi dan mengacu ke pengeluaran kas. Pengujian untuk utang dividen
harus dilakukan bersamaan dengan pengumuman utang dividen. Semua dividen yang
belum dibayar harus diperlakukan sebagai kewajban.
Jusup, A. H. (2014). AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA), Edisi II. Yogyakarta: STIE
YKPN.