Buku Pak TEDY
Buku Pak TEDY
Buku Pak TEDY
PENULIS
Pendidikan
- SMA 1962
- Akmil Magelang 1965
- Sesko AD 1978
- Sesko ABRI 1987
- Lemhanas 1994
Pengalaman
- Jabatan dalam jajaran TNI AD 1962 – 1994
- Anggota DPR RI Fraksi ABRI 1994 – 1997
- Ketua Umum PSMTI 1998 – 2009
- Direktur TBT – TMII 2004 sampai sekarang
- Ketua Umum PEXI 2009 – 2013
Budaya Tionghoa Indonesia III
PENGANTAR
Penulis bukan Pakar bidang Sosial Budaya, terpanggil untuk menulis buku
ini pada saat Lockdown dirumahkan karena dilanda virus Covid 19 :
- Ada gejala mereka mengadopsi Budaya Barat yang belum tentu sesuai
dengan filosofi yang dianut orang Tionghoa pada umumnya.
Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar generasi muda menyimak kembali
Budaya kita yang luhur dan bermartabat, ada kebanggaan sebagai orang
Tionghoa yang memiliki akar Budaya dan Tradisi lebih dari 4000 tahun.
Buku ini juga bermanfaat bagi orang yang bukan Tionghoa yang ingin
mengetahuinya, menjalin hubungan keluarga dengan orang Tionghoa,
kerjasama dalam Kantor atau Rekan Bisnis agar lebih serasi, saling
pengertian, tidak kenal maka tidak sayang.
Dalam tulisan ini diselingi bahasa Mandarin, agar bila ada keragu – raguan
karena perbedaan dialek dalam bahasa Indonesia bisa digunakan untuk
konfirmasi.
PENGANTAR 序言
Budaya sebagai Identitas Kepribadian dan Jatidiri
文化作为人格认同与定位
Sejak Reformasi 1998 saya dengan Penulis mempunyai Visi dan Misi yang
sama dalam menyongsong Era yang lebih Demokratis, dan menjunjung
Tinggi Hak Azasi Manusia.
Selama lebih 30 tahun, karena situasi menyebabkan anak – anak kita tidak
familier dengan Budaya nya sendiri.
自 1998 年改革以来,我和作者在面对更加民主的时代和维护人权方
面有着相同的愿景和使命。
30 多年来,由于某种情况导致我们的孩子们不熟悉他们自己的文化。
我知道一位有着印尼国民军战士背景的作家突然写了一本关于我们
今天真正需要了解有关中华文化的书,面对全球化时代,我们的孩
子们可能会失去他们作为华人的身份。
我个人感谢作者利用新冠疫情而完成编写本书。
但愿对塌架大家都有益。谢谢。
Budaya Tionghoa Indonesia V
PENGANTAR
Menggapai Visi dan Misi PSMTI
Buku ini diharapkan dapat memberi wawasan bagi kita semua bahwa
sebagai bagian dari Indonesia, sudah menjadi kewajiban kita untuk
memiliki pandangan hidup, nilai-nilai luhur dan bermartabat serta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan Generasi Muda
yang merupakan penerus Bangsa.
Terimakasih.
VI Budaya Tionghoa Indonesia
2. Para Sponsor
- Museum Hakka Indonesia
- Panitia Pembangunan Pagoda Marga Zhang
- Perkumpulan 12 Shio Indonesia
- PT. Ajidharma Corporindo
- Keluarga Besar Almarhum Suparno
3. Percetakan
Intan Printing - Bpk. Tirtahadi Sandjaja
4. Seting Naskah
- Yansen Tirta Putra
- Fuad
5. Editor
Musiyati Tessa
6. Gambar dan Ilustrasi
- Tulus Mahardono
- Kris Ariwibowo
- Estu Widodo
7. Juru Tik
Mohamad Yunus
8. Sumber – sumber formal dan informal
Budaya Tionghoa Indonesia VII
DAFTAR ISI
A. Penulis II
B. Pengantar III
C. Ucapan Terima Kasih VI
1. Manusia dan Budaya 1
2. Kehadiran orang Tionghoa di Nusantara 5
3. Istilah orang Cina dan orang Tionghoa 11
4. Konsep Asimilasi, Integrasi dan Sinergi 15
5. Kondisi orang Tionghoa di Indonesia 19
6. Orang Tionghoa sebagai etnis Bangsa Indonesia 23
7. Pandangan hidup bermasyarakat 27
8. Legenda untuk diambil Hikmahnya 37
a. Sam Kok 三国演义 38
b. Si You Ci 西游记 39
c. Oh Pek Cua 白蛇传 40
d. Sam Pek Eng Tay 梁山伯祝英台 41
e. Judge Bao 包青天 42
f. Pendeta Chi Kung 济公活佛 43
g. Impian Bangsal Merah 红楼梦 44
h. Batas air 水浒传 44
9. Memperingati Hari Besar 47
a. Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 农历新年和元宵节 48
b. Ceng Beng, Hari nyekar Makam 清明节 55
c. Pe Cun, Festival Lomba Perahu 赛船,端午节 57
d. Chong Yuen Cie 中元节 59
e. Cung Ciu, Festival Kue Bulan 中秋节 61
f. Tang Ce, Hari Ibu 冬至 64
10. Merayakan Hari–hari Bahagia 67
a. Kelahiran 68
b. Ulang Tahun 70
c. Pernikahan 74
11. Peletakan Batu Pertama dan Meresmikan Gedung 89
12. Kedukaan dan Perlakuan terhadap arwah Leluhur 93
13. Agama dan Kepercayaan 99
14. Kearifan Lokal 121
15. Konsep Keadilan, Sumpah dan Balas Dendam 127
16. Lambang dan Simbol 131
17. Kalender Tionghoa 145
18. 12 Shio 十二生肖 149
VIII Budaya Tionghoa Indonesia
BAB 1.
MANUSIA DAN BUDAYA
Sebuah keluarga mengungsi mencari tempat yang lebih aman untuk bermukim dan
mencari nafkah, dipimpin oleh laki – laki yang tertua usianya.
Budaya Tionghoa Indonesia 5
BAB 2.
KEHADIRAN ORANG TIONGHOA DI NUSANTARA
6 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Menghindari Peperangan
Dinasti di Tiongkok berganti rata – rata tiap 300 tahun, ditandai dengan
merosotnya Kewibawaan Kerajaan yang berkuasa dan munculnya
pemberontakan untuk merebut kekuasaan. Pihak yang kalah biasanya
menghapus Identitas dan melarikan diri sejauh mungkin untuk
menghindari pembantaian.
b. Berdagang
- Emas, Perak
- Kayu Cendana / Gaharu
- Kemenyan dan wangi – wangian tertentu
- Rempah – rempah dan pengawet makanan
- Mutiara
- Bulu – bulu burung untuk hiasan topi –topi dan pakaian Kebesaran
- Bahan untuk obat – obatan dari tanaman dan binatang tertentu
Laksamana Cheng Ho
BAB 3.
ISTILAH ORANG CHINA DAN ORANG TIONGHOA
a. China
China adalah istilah resmi yang diinginkan oleh Negara People Republik
of China 中华人民共和国 melalui Kedutaannya di Jakarta, sebagai nama
Negara dalam huruf Latin / Inggris yang berlaku Internasional, mereka
menolak istilah Cina.
b. Tiongkok ( 中国 )
c. Tionghoa ( 华人 )
Dalam UUD 1945, terdapat istilah Orang Indonesia Asli, sesuai yang
tercantum dalam UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan, yang
dimaksud dengan orang Indonesia Asli adalah tiap orang Warga Negara
Indonesia yang diperoleh Kewarganegaraannya sejak kelahirannya, kedua
orang tuanya adalah Warga Negara Republik Indonesia.
Catatan :
- Orang – orang keturunan Tionghoa di Indonesia secara Kebangsaan
disebut sebagai Orang Indonesia / Bangsa Indonesia ( 印 尼 公 民 ),
sedangkan secara Etnisitas disebut sebagai orang Tionghoa ( 印 尼
华 人 ), Indonesia adalah Negara multi Etnis / banyak Suku, jadi bisa
disebut sebagai Etnis Tionghoa atau Suku Tionghoa yang setara
dengan suku Jawa, Sunda dan sebagainya.
14 Budaya Tionghoa Indonesia
- Seorang Tionghoa yang lahir dari kedua orang tuanya WNI, sesuai UUD
No. 12 Tahun 2006, digolongkan sebagai orang Indonesia Asli, dan
berhak dipilih sebagai Presiden Republik Indonesia.
e. Taiwan ( 台湾 )
BAB 4.
KONSEP ASIMILASI, INTEGRASI DAN SINERGI
a. Asimilasi ( 同化 )
Hal ini antara lain disebabkan dalam menyusun Piagam Asimilasi tidak
melibatkan Tokoh – tokoh Adat dan Suku – suku Bangsa Indonesia
lainnya, maka tatkala seorang Tionghoa karena lahir ditempat tertentu
dan telah meninggalkan Budaya Tionghoa, dan menganut Budaya Suku
setempat, ingin mengaku sebagai anggota Suku ditempat dia dilahirkan,
tidak mendapatkan pengakuan secara wajar, tetap menganggap ia adalah
orang Tionghoa sesuai apa adanya.
b. Integrasi ( 团结 )
Konsep ini terwujud dalam bentuk Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di Ploklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, sebagai
Bangsa Indonesia dalam Wilayah Kesatuan Republik Indonesia dari
Sabang sampai Merauke Berbahasa Indonesia, tanpa harus menghapus
Bahasa daerahnya / Bahasa Ibu sukunya masing – masing.
Budaya Nasional adalah puncak dari Budaya tiap Suku Bangsa Indonesia.
Sesuai Keputusan Presiden tahun 2000 yang di Tanda Tangani oleh
Presiden KH. Abdurahman Wahid yang mencabut Instruksi Presiden No.
16 untuk memulihkan Hak orang Tionghoa untuk menganut Budayanya
dan Kepercayaannya.
Bersuku - suku, mempunyai cita - cita yang sama, Bhineka Tunggal Ika
18 Budaya Tionghoa Indonesia
c. Sinergi ( 协同合作 )
Bangsa yang kuat dan maju dan mampu bersaing dengan Bangsa –
bangsa lain di Dunia, harus mampu mengerahkan seluruh potensi
Sumber Daya Manusia Warga Negaranya untuk mencapai tujuan Nasional
tanpa membedakan Ras, Suku, Agama, dan Golongan.
Cari Kucing yang bisa menangkap Tikus, bukan pilih – pilih warna
Budaya Tionghoa Indonesia 19
BAB 5.
KONDISI ORANG TIONGHOA DI INDONESIA
b. Penyebaran
Mereka bisa kita kenali dari bahasa daerahnya, dan juga profesinya,
Hakka biasanya buka toko Sembako, Hokian bidang Tekstil, Keuangan,
Tiaw Ciu bidang Restoran, Penginapan, Kong Hu bidang Meubel dan
Budaya Tionghoa Indonesia 21
Pengrajin, Hing Hua bidang Bengkel dan Onderdil, Yung Ting bidang obat
- obatan dan sebagainya.
f. Reformasi
Orang Tionghoa mulai belajar bahasa Mandarin, mencari Jati diri sebagai
orang Tionghoa dalam bingkai Bangsa Indonesia, maka pada Era tahun
2000, muncul orang Tionghoa yang mulai menekuni dunia Politik dan
menjadi Aktifis Partai Politik, kemudian menjadi Anggota DPR dan DPRD
juga ikut dalam pemilihan Kepala Daerah.
Catatan :
Dari beberapa Sub Etnis orang Tionghoa, yang berminat dalam bidang
Pengabdian Negara, menjadi Politisi atau Tentara pada umumnya dari
etnis Hakka.
BAB 6.
ORANG TIONGHOA SEBAGAI ETNIS
BANGSA INDONESIA
Istilah orang Indonesia Asli adalah orang yang ber Warga Negara
Indonesia sejak kelahirannya, yaitu orang yang dilahirkan dari kedua
orang tuanya Warga Negara Indonesia.
Indonesia terdiri dari berbagai Suku dan memeluk Agama dan Kepercayaan yang berbeda
Suku adalah Kelompok Masyarakat yang mempunyai ciri – ciri yang sama
berdasarkan kesamaan keturunan, asal daerah, bahasa dan Budaya
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Budaya Tionghoa Indonesia 25
BAB 7.
PANDANGAN HIDUP BERMASYARAKAT
Tiap Etnis suatu Bangsa muncul Pemimpin yang menjadi Panutan, Tokoh
– tokoh Pemikir, Sastrawan, Pahlawan, Cerdik Pandai dan orang Bijak,
termasuk para Ulama dan Rohaniwan, dimana Ajaran atau Petunjuknya
menjadi dasar dari Pola Berpikir dan Pola tindak dalam lingkungan Etnis
yang bersangkutan dan tata cara berhubungan dengan golongan lain
dalam masyarakat.
28 Budaya Tionghoa Indonesia
Khong Hu Cu
Lao Tze membuka mulutnya, meminta muridnya melihat apa yang ada
dalam mulutnya, Lao Tze waktu itu umurnya sudah sangat tua, muridnya
melihat dalam mulut gurunya hanya ada lidah, giginya sudah tidak ada.
Lao Tze memberikan penjelasan bahwa Lidah dan Gigi ada di tempat yang
sama puluhan tahun, beberapa kali Gigi telah menggigit dan menyakiti
Lidah, Lidah tidak bisa membalas, bahkan membantu Gigi kalau ada
makanan yang menyangkut, pada saatnya semua Gigi akan tanggal, Lidah
tetap ada seperti semula.
Maka dalam interaksi dengan orang lain, Pendekatan yang Lunak bisa
mengalahkan yang Keras.
Bentuk uang logam kuno Tiongkok adalah bulat dengan lubang persegi
empat ditengahnya, mengandung filosofi sebagai berikut:
- Air mengalir dari atas ke bawah, kita sebagai atasan, pimpinan, atau
yang lebih pandai atau lebih mampu harus membantu bawahan
kita atau orang yang kurang mampu, jangan sebaliknya, tidak ada
air yang mengalir keatas (Atasan tidak boleh menerima hadiah dari
bawahan).
Air sumur yang tidak ditimba, airnya akan menjadi jenuh dan kotor,
akhirnya sumur itu tidak bisa digunakan lagi.
32 Budaya Tionghoa Indonesia
Orang yang sedang menjabat, seperti naik Kuda, dia ingat kapan dia naik,
tetapi juga harus tahu kapan dia harus turun, sebab Kuda yang dinaiki
pada saatnya akan berubah menjadi Macan.
Saat Kuda sudah berubah menjadi Macan, penunggang akan resah, kalau
turun dia akan dimakan Macan yang dinaiki.
Orang yang menjabat suatu jabatan harus tahu, kapan ia harus turun
sebelum Kuda menjadi Macan, kalau terlambat ia akan diturunkan
bawahannya atau oleh rakyat.
Nilai satu kilo gram Emas bila dikonpensasi dengan Tanah lahan mungkin
bisa mencapai 10. 000 m2, lahan ini bila ditanami buah – buahan, atau
tanaman lain akan memberi manfaat bagi orang banyak. Hidup ini jadilah
seperti tanah lahan, memberi manfaat bagi orang banyak, jangan seperti
Emas hanya untuk diri sendiri.
Budaya Tionghoa Indonesia 33
Perhiasan hanya untuk diri sendiri, kebun buah – buahan akan memberi manfaat bagi
banyak orang.
Orang mempunyai cita – cita atau wacana, maka harus dimulai, cita – cita
akan menjadi kenyataan. Bila tidak dimulai dengan langkah pertama, cita
– cita itua kan tetap sebagai cita – cita, jangan mengharapkan dapat dan
terwujud, ia akan tetap sebagai wacana saja.
Ada ungkapan yang senada, jalan yang ada sekarang ini, pada mulanya
adalah hutan, menjadi jalan, karena sering dilewati orang ( 路是人用脚
踏出来的 )
Mau mencapai cita – cita, harus mulai melangkah, suatu hari akan sampai
34 Budaya Tionghoa Indonesia
Yim Yang adalah konsep keseimbangan antara Yim dan Yang. Yim
mempunyai sifat Negative seperti dingin, gelap, pasif, kelembutan dan
sebagainya, dan Yang, yang sifatny apositif seperti panas, terang, aktif,
kekerasan dan sebagainya. Perempuan adalah Yim, laki – laki adalah
Yang.
1) Atasan atau yang lebih tua harus mendekat pada bawahannya atau
yang lebih muda. Tidak sebaliknya.
Jempol tangan mudah mendekat pada jari – jari lain, sebaliknya jari
tangan yang lain, susah mendekat pada jari Jempol.
Budaya Tionghoa Indonesia 35
2) Pimpinan, orang tua, anak, bisa berpisah, tetapi istri tidak bisa
berpisah.
Jempol mewakili Orang Tua, Telunjuk mewakili Pimpinan / Atasan,
Jari Manis mewakili Pasangan Hidupnya, Jari Kelingking mewakili
Anak – anak.
Tangan dirapatkan dengan jari tengah ditempel tanda menikah. Maka
jari – jari yang lain bisa direnggangkan, tetapi jari manis tidak bisa.
36 Budaya Tionghoa Indonesia
j. Panca Indra
Mulut hanya satu, itu pun fungsinya banyak, tidak saja untuk bicara,
tetapi untuk Menyanyi, Makan, Minum dan bernafas.
Diajarkan pada kita bicara harus hati – hati, bicara seperlunya, bicara
yang membangun dan bermanfaat bagi orang lain.
Budaya Tionghoa Indonesia 37
BAB 8.
LEGENDA UNTUK DIAMBIL HIKMAHNYA
Orang Tua saya, menasehati saya agar sedikitnya ada 8 buku wajib dibaca
dan diambil hikmahnya.
Untuk itu Dewa mengutus Siluman Sun Go Kong ( 孙悟空 ), Zhu Ba Jie ( 猪
八戒 ) dan Zho Wu Jing ( 沙悟净 ) untuk mengawal Biksu ini, disamping
itu seekor Naga yang berupa Kuda Putih ( 白龙马 ) untuk menjadi Kuda
tunggangan bagi Biksu ini dalam perjalanan yang penuh tantangan dan
bahaya.
Biksu Tong dikawal tiga muridnya melakukan perjalanan ke Barat untuk mengambil Kitab Suci
Sun Go Kong
Cerdik, mempunyai ilmu yang tinggi tetapi emosional.
Zhu Ba Jie
Loyal tapi sering terganggu karena mudah tergoda wanita.
Sha Wu Jing
Patuh dan jujur, bisa diajak diskusi
40 Budaya Tionghoa Indonesia
Dikisahkan ada seekor Ular Putih setelah bertapa ratusan tahun, akhirnya
menjadi Siluman bernama Bai Su Zhen ( 白 素 贞 ), dia hidup bersama
adiknya seekor Ular Hijau yang bertapa juga bernama Shiao Ching ( 小青 ).
Bai Su Zhen ( 白 素 贞 ) bertapa karena ingin jadi manusia, akhirnya cita
– citanya tercapai dan ia jatuh cinta pada seorang pemuda penjual obat
Herbal tradisional bernama She Sien ( 许 仙 ), dia tidak mengetahui
bahwa wanita cantik yang jadi istrinya adalah Siluman Ular.
Setelah diketahui bahwa ini perbuatan Siluman Ular, maka para Biksu ini
berusaha untuk menangkapnya, dengan memanfaatkan suaminya yang
tidak mengetahui istrinya adalah siluman.
Dari buku ini kita bisa menarik hikmahnya, bahwa Binatang sesungguhnya
ingin mejadi manusia, Binatang juga mempunyai kasih sayang dan
kesetiaan, bahkan manusia ada yang jahat melebih kejahatan Binatang.
Dia diijinkan oleh ayahnya sekolah dengan menyamar sebagai anak laki –
laki. Diam – diam dia jatuh cinta pada temannya laki – laki yang bernama
Yang Sam Pek ( 梁 山 伯 ) setelah mereka lulus dan berpisah, Sam Pek
mengunjungi Eng Tay, Sam Pek menjadi tau kalau Eng Tay adalah wanita
yang cantik dan mereka jatuh cinta satu sama lain.
Pada Zaman itu, masalah jodoh ditentukan oleh orang tua, Eng Tay sudah
dijodohkan dengan orang lain, hal ini diketahui oleh Sam Pek sehingga
sakit dan meninggal.
Eng Tay pada saat menuju tempat calon suaminya untuk melaksanakan
pernikahan, singgah dimakam Sam Pek, Makam itu tiba – tiba terbuka
dan Eng Tay meloncat masuk dalam Makam, Makam itu pun menutup
kembali, mereka berdua hilang dalam satu lubang Makam arwahnya
42 Budaya Tionghoa Indonesia
Catatan : Kisah ini menunjukan bahwa sejak dahulu kala ada emansipasi
wanita, yang menuntut kesamaan antara lain untuk sekolah dan menikah
dengan laki – laki yang dia cintai.
Cerita tentang Judge Bao ini ditujukan kepada yang menerima tugas
sebagai Penegak Hukum untuk berbuat jujur, membela kebenaran dan
keadilan tanpa pandang bulu.
Dan kepada penjahat, bisa kena batunya bila jumpa dengan Penegak
Hukum seperti Jadge Bao.
Buku ini menyindir para Ulama dan Rohaniawan yang hanya berdiam
dalam Rumah Ibadah, Khotbah, Berdoa dan memberi nasihat, tapi tidak
berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat dan masyarakat yang ada
dilingkungannya.
Karya Sastra terkenal dari zaman Dinasti Qing ( 清代 ) tahun 1754 ditulis
oleh Gao Xueqin ( 曹雪芹 )
Buku ini mengisahkan adanya 108 Pendekar yang dipimpin oleh Song
Jiang ( 宋江 ) zaman akhir Dinasti Yuan ( 元末明初 ) mereka berkumpul
disuatu tempat di Santung ( 山东 ) bersikap menentang ke Kaisaran yang
korup, tetapi dengan berbagai intrik Song Jiang menyerah pada Kaisar,
apa motif nya disini pembaca mentafsirkan sendiri
Budaya Tionghoa Indonesia 45
BAB 9.
MEMPERINGATI HARI – HARI BESAR
Hari Raya Imlek ( 农历新年 ) atau Tahun Baru Imlek pada tanggal 1 bulan
ke 1 tahun Imlek ( 正 月 初 一 ) bertepatan dengan pergantian tahun
Imlek yang berdasarkan perhitungan Lunar (peredaran Bulan), yang
dikombinasikan dengan perhitungan berdasarkan peredaran Matahari
dan pergantian Musim, dari Musim Dingin ke Musim Semi.
Imlek tahun 2020 jatuh pada tanggal 25 Januari 2020, adalah tahun Tikus
dan tercatat sebagai tahun 2571, diambil dari tahun kelahiran Khong Hu
Cu pada tahun 551 sebelum Masehi.
Orang tua menyiapkan pakaian baru untuk anak – anaknya, juga untuk
pembantu, sopir, dan pekerja lainnya di rumah.
Pada Hari Raya Imlek, tiap rumah tidak menyapu didalam rumah dan
tidak membuang Sampah, maknanya agar rejeki tidak terbuang, juga
mempunyai makna lain, yaitu walaupun hanya Sapu, perlu istirahat satu
hari dalam satu tahun.
Semua orang berpakaian baru dan rapi, anak – anak memberi hormat
pada orang tuanya dengan cara Tionghoa Pai ( 拜 ) Pada Orang Tua,
Kakek, Nenek, dengan ucapan selamat panjang umur, murah rejeki, dan
lain – lain.
Pada Tahun Baru Imlek sampai Cap Go Meh selama 15 hari, baik
spanduk, iklan Surat Kabar atau Kiriman Kartu ada kata – kata ucapan
Budaya Tionghoa Indonesia 51
Selamat Tahun Baru Imlek, biasanya disertai kata – Atau Gong Xi Fat Cai.
( 恭喜发财 ) artinya Banyak Rezeki, atau Xin Nien Kuai Le ( 新年快乐 )
artinya Selamat Tahun Baru.
Makanan, kue – kue kecil, agar- agar, manisan, dan lain – lain disiapkan
dimeja untuk menjamu tamu yang datang berkunjung. Makanan yang
dihidangkan masing – masing mempunyai makna antara lain : Buah Atep
atau Kolang Kaling agar kehidupan mantep, manisan Cerme agar tokonya
rame, Agar – agar berbentuk Bintang agar rejeki dan kariernya terang
seperti Bintang, Kue Keranjang lengket dan manis berarti keluarga manis
– manis dan saling mengasihi dan apabila tamu tersebut membawa anak,
maka anak tersebut diberi Angpau.
Tari Liong atau Barongsai pada mulanya adalah prosesi pengusiran Bala,
saat ini sudah bergeser sebagai pertunjukan kesenian yang bermutu dan
patut ditonton, bahkan telah dipertandingkan di tingkat Internasional.
Ceng Beng berarti bersih dan terang dirayakan tiap tanggal 4 atau 5 April
tahun Masehi.
Zaman sekarang Pada hari Ceng Beng, Makam yang tidak diziarahi,
upacara sembahyang diselenggarakan secara massal oleh panitia atau
lembaga yang mengurusi Tanah Makam.
56 Budaya Tionghoa Indonesia
Pada hari Ceng Beng menetapkan makan dingin, jadi khusus hari tersebut
tidak menyalakan api dapur untuk memperingati kejadian pembakaran
Hutan. Ada tradisi lain yaitu piknik setelah ziarah dan bermin layang –
layang hias.
Budaya Tionghoa Indonesia 57
c. Pe Cun ( 端午节,赛船 )
Pe Cun jatuh pada bulan 5 tanggal 5 Imlek. Pe Cun berasal dari suatu
legenda. Alkisah adalah seorang Patriot dan Pujangga bernama Kut
Guan ( 屈 原 ), ia sangat berduka menyaksikan negaranya hancur akibat
serangan musuh. Kut Guan bunuh diri dengan menyeburkan diri kedalam
sungai, mati dan hanyut terbawa air.
Dalam bulan ini pada masa tahun 1950 an, masih ada yang
menyelenggarakan ritual Cai Lan Kung ( 菜 蓝 公 / 神 ) yaitu acara
memanggil roh / arwah dengan menggunakan Keranjang Sayur yang
diberi pakaian, digantungi kunci rumah dan dipasangi Hio, roh yang
masuk bisa diajak berkomunikasi, roh tersebut mampu menggerakan
Keranjang ke kiri dan ke kanan, bergoyang, bahkan bisa menulis sesuai
permintaan yang memanggil roh tersebut. Hal ini sekarang sudah tidak
dilakukan lagi, karena jika perlakuan kita pada Roh tersebut secara tidak
patut, dapat membawa bencana bagi keluarga yang memanggil roh
tersebut.
Catatan :
Agama yang dianut dan diyakini orang Tionghoa hanya untuk kalangan
sendiri, tidak ada kewajiban untuk disiarkan pada Umat lain, sehingga
tidak terjadi masalah dengan penganut agama lain setempat, prinsipnya
Agama yang dianut itu untuk kelompok sendiri, tidak perlu orang lain
turut menjadi umatnya.
Hari Raya ini disebut juga sebagai Hari Bulan Purnama, jatuh pada bulan
8 tanggal 15 Imlek, pada malam tersebut bulan terlihat bulat, putih,
jernih dan terang. Apabila seseorang tidak diketahui hari lahirnya, maka
hari ini ditetapkan sebagai hari ulang tahunnya.
Legenda tentang Hari Raya Bulan tersebut, konon pada zaman Purba Kala
Matahari ada 10 buah, suhu bumi panas luar biasa, ada seorang satria
yang ahli memanah bernama Hou Yi ( 后羿 ), ia menolong umat manusia
yang kepanasan, dengan memanah jatuh 9 buah Matahari, disisakan
1 buah untuk kehidupan manusia, atas jasanya tersebut ia diangkat
menjadi Raja, tetapi disayangkan bahwa ia menjadi Raja yang kejam dan
lalim.
62 Budaya Tionghoa Indonesia
Dewa Pengatur Jodoh ini marah dan pergi, pada saat itu Raja ini malah
mencuri Buli - buli yang berisi obat sakti yang ada dipunggungnya.
Legenda ini sering disebut Chang E Ben Yue ( 嫦娥奔月 ) artinya Chang
Oh menuju Bulan. Dengan kepergian Permaisuri ke bulan, Raja menyesal
akan perbuatannya dan ia bertobat dengan melepaskan diri sebagai Raja.
Atas kesungguhannya, Dewa menempatkannya di Matahari, maka secara
bergantian Matahari dengan Bulan menerangi bumi.
f. Tang Cie ( 冬至 )
Tang Cie jatuh pada tanggal 22 Desember, kecuali pada tahun Kabisat
jatuh pada tanggal 21 Desember. Tang Cie berarti tibanya Musim Dingin,
merupakan hari yang paling dingin ditahun itu. Setelah Tang Cie, cuaca
mulai berubah menghangat.
Pada malam hari sebelum Tang Cie, ibu – ibu membuat Ronde yang
terbuat dari Tepung Beras Ketan diberi warna Merah, Putih dan Hijau
berbentuk bulat. Pada esok hari pagi – pagi Ronde tersebut direbus,
dimasukan dalam air Gula dan Jahe, pertama – tama diberikan pada ibu
sebanyak 2 butir, selanjutnya dibagikan pada sanak keluarga dengan
jumlah sesuai usianya masing – masing ditambah 1, seorang yang usianya
57 diberi Ronde besar 5 butir, ditanbah Ronde kecil 8 butir. Ronde –
Ronde tersebut juga dikirim pada keluarga dekat atau yang lebih tua.
Bagi keluarga yang sedang berkabung tidak membuat Ronde, apabila ada
keluarga yang sedang hamil, ia dapat membakar butir Ronde yang belum
direbus kedalam Api, bila Ronde tersebut tetap bulat utuh, anak yang
dikandung mungkin laki – laki, apabila Ronde tersebut pecah, berarti
anak yang dikandung perempuan.
Karena hari Tang Cie adalah hari yang paling dingin, setelah Tang Cie
cuaca berangsur – angsur hangat, maka mempunyai makna untuk
mempersiapkan segala sesuatu menyongsong Musim Semi.
Budaya Tionghoa Indonesia 65
Ronde ( 汤圆 )
Hikayat Tang Cie konon seorang pemuda sebagai Tabib, pada suatu
saat mencari ramuan obat di hutan, karena suatu kesalahan yang tidak
disengaja, racun tanaman menyebabkan kedua matanya buta, seorang
yang menemukannya di hutan mengantar kembali kerumahnya.
Ibunya yang sudah tua sangat mengasihi anaknya, pada saat anaknya
tidur ia mencongkel kedua matanya untuk menggantikan mata anaknya,
setelah anaknya bangun dari tidurnya dan bisa melihat, akhirnya ia
mengetahui bahwa matanya adalah pemberian ibunya.
Catatan:
Suatu kebetulan bahwa di Indonesia tanggal 22 Desember tiap tahun
dirayakan sebagai Hari Ibu, untuk memperingati hari Emansipasi Wanita,
karena pada tanggal 22 Desember 1928 diselenggarakan Kongres
Perempuan Indonesia Pertama di Yogyakarta, hari itu ditetapkan sebagai
Hari Ibu oleh Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun
1953
Budaya Tionghoa Indonesia 67
BAB 10.
MERAYAKAN HARI – HARI BAHAGIA
a. Kelahiran
Istri yang sedang hamil kadang – kadang minta sesuatu barang atau
makanan yang tidak biasa, gejala ini disebut Gidam, suami perlu dengan
bijaksana mencarikan apa yang diminta istrinya, bila tidak dipenuhi maka
istri akan kecewa dan anaknya akan banyak liur dari mulutnya, dan bisa
mempunyai sifat yang pesimistis.
Istri yang sedang hamil bila suka bersolek dan bentuk perutnya terkesan
bulat, maka anak yang dikandung biasanya perempuan, bila sebaliknya,
mungkin tingkah lakunya agak kasar, dan bentuk perutnya menonjol
kedepan, maka anak yang dikandung mungkin laki – laki.
Hidangan yang khas adalah Rujak terbuat dari tujuh macam buah
– buahan, dibuat oleh calon ibu yang sedang hamil, Rujak tersebut
dibagikan pada yang hadir, jika dirasakan sedap, biasanya anak yang
dikandung Perempuan, tapi bila rasanya kurang enak, maka anak yang
dikandung biasanya Laki –Laki.
Pada hantaran tersebut disertai dua buah Telur Rebus yang diberi warna
merah, serta sebuah kartu pemberitahuan dengan mencantumkan nama
anak yang baru lahir, maksudnya agar dicatatkan pada buku silsilah
keluarga.
Ari – ari dari anak yang dilahirkan ditanam atau dihanyutkan di sungai,
ada juga kepercayaan bahwa potongan Tali Pusat setelah kering,
disimpan dalam kotak dan dijadikan satu dengan potongan Tali Pusat
70 Budaya Tionghoa Indonesia
saudara kandung yang lain, dengan harapan agar mereka rukun, saling
mengasihi satu dengan yang lain.
Satu bulan setelah anak lahir, biasanya mengundang orang tua dan
saudara – saudara untuk diperkenalkan, pada saat itu anak tersebut
dicukur rambutnya, maksudnya agar mulai saat ini ia akan tumbuh
cepat dan sehat, anak tersebut diberi pakaian baru, saudara – saudara
yang datang memberi Angpau dan hadiah – hadiah, Kakek – Nenek nya
memakaikan Kaos Kaki dan pakaian, dengan harapan agar anak ini kelak
akan menjadi orang yang tergolong mampu mempunyai derajat dan
panjang usia. Hidangan yang disediakan berupa Mie dengan Telur Merah,
sebagai simbol kesejahteraan dan umur panjang.
b. UlangTahun
Pilihan itu biasanya akan menjadi profesi anak itu dikemudian hari,
atraksi ini menjadi hiburan bagi para undangan yang menyaksikan.
2) Peringatan ulang tahun pada saat anak memasuki usia remaja atau
mulai akil balig.
Untuk anak laki – laki, ulang tahun biasanya berusia 15 atau 16,
dirayakan secara khusus didalam keluarga dengan mengundang
keluarga dekat. Acaranya adalah bapak dari anak tersebut
menyerahkan Payung dan Bungkusan Kain yang di dalamnya berisi
Baju, Sepatu, Buku, dan perlengkapan kerja sesuai profesi orang tua
nya, juga ada Angpau.
Pada kesempatan tersebut kedua orang tua dan orang yang lebih
tua lainnya memberikan ucapan selamat dan nasihat bahwa ia
sudah Remaja, bukan anak – anak lagi, harus ikut membantu orang
tua mencari nafkah dan turut bertanggung jawab dalam kehidupan
keluarganya.
72 Budaya Tionghoa Indonesia
Acara seperti ini juga diacarakan pada anak perempuan pada usia
12 tahun atau saat mulai Menstruasi, barang yang diberikan ibunya
berupa alat – alat kecantikan, alat dapur dan lain – lain, Nasihat yang
diberikan bahwa ia sudah Remaja, harus mempunyai tanggung jawab
membantu ibunya dalam mengurus rumah tangga dan harus pandai
memelihara dan merias diri, agar selalu terlihat bersih, rapi dan
cantik serta harus membatasi diri dalam pergaulan.
Pada Hari ulang tahun ke 81, biasanya sudah tidak lagi berkarya,
maka pada saat itu anak – anak yang memberi Angpau pada ayahnya.
Bila Ibunya yang berulang tahun diberi hadiah perhiasan Emas juga
dibagikan kue jenis Bakpau atau Kue lainnya dengan warna merah,
dan Tosh minum Arak Ketan Merah atau Anggur.
Catatan :
Usia orang Tionghoa senantiasa ditambah 1 (satu) tahun, karena saat
hamil sudah mulai dihitung usianya, begitu lahir ia sudah terhitung
berusia 1 (satu) tahun.
- Pada peringatan hari ulang tahun tidak dianjurkan untuk tiup Lilin dan
potong Kue, budaya Tionghoa Lilin harus tetap hidup melambangkan
panjang usia. Memotong Kue melambangkan perpisahan. Jadi lilin
dipindahkan digelas atau tempat tertentu agar menyala terus sampai
habis.
c. Pernikahan
- Suku / Etnis
- Agama
- Pendidikan
- Profesi orang tuanya dan calon pekerjaan menantunya itu
- Marga (biasanya menghindari perkawinan dengan Marga yang sama)
- Umur (hari lahir) atau Shio
- Kesehatan dan sopan santunnya
- Tingkah laku, cara bicara dan lain – lain.
3) Lamaran
Hal yang penting pada acara ini adalah sajian teh dan makanan
kecil untuk tamu agar di sajikan oleh gadis yang dilamar. Teh dan
makanan kecil yang dihidangkan tersebut baru diminum dan
dimakan setelah lamaran diterima oleh orang tua gadis, dan
kalungnya telah dipakaikan pada gadis yang dilamar.
4) Sangjit ( 送礼 )
Pada hari yang disepakati, orang tua pihak laki – laki dengan
beberapa keluarga yang setengah baya menyiapkan enam atau
delapan orang pemuda pemudi dengan pakaian yang baik dan
rapi, serta beberapa saudara kandung calon mempelai laki – laki
mengunjungi rumah pihak perempuan dengan membawa enam
Budaya Tionghoa Indonesia 77
5) Cio Tao ( 教道 )
Sebelum acara Cio Tao dimulai, bila ada kakaknya calon mempelai
yang belum menikah, pada kesempatan ini calon mempelai minta
ijin untuk menikah lebih dahulu dengan memberi Cindera Mata
berupa pakaian disertai Gunting. Gunting tersebut untuk memotong
pita yang dipasang dipintu kamar tidur kakaknya agar jodoh
kakaknya juga terbuka.
80 Budaya Tionghoa Indonesia
Selesai Cio Tao, dia berganti pakaian yang berwarna dan bisa
bercengkrama dengan teman- teman sebaya untuk terakhir kalinya
sebagai gadis lajang, besok harinya ia sudah menjadi istri orang dan
tidak sebebas seperti dulu.
Bagi tamu – tamu yang hadir biasanya makan malam dan makanan
kecil seperti Kacang, Kwaci, main Catur, Maciok, atau Kartu sambil
mengobrol. Acara ini kadang – kadang berlangsung semalam
suntuk.
6) Menjemput Mempelai
Kedua orang tua mempelai laki – laki sudah siap dikursi untuk
menerima penghormatan Tee Pai. Di sini mempelai laki – laki yang
memegang tampan, mempelai perempuan yang menyajikan Teh,
sambil menyapa dengan sapaan sesuai ketentuan masyarakat
Tionghoa kepada mempelai juga diberi angpau.
Catatan :
Untuk praktisnya pelaksanaan Tee Pai dapat dilaksanakan sekaligus
disuatu ruangan ditempat pesta sebelum pelaksanaan pesta Nikah
dimulai.
7) Acara Agama
8) Pencatatan Pernikahan
9) Resepsi Pernikahan
Orang tua mempelai laki – laki dan orang tua mempelai perempuan,
serta kedua mempelai menyambut tamu dipintu masuk Rumah
Pesta dan menerima ucapan selamat dari tamu – tamu. Tamu dapat
memberi hadiah atau Ang Pau.
Catatan :
U ntu k me n gh o rm ati tam u , s eb ai knya p esta p er n i ka h a n
diselenggarakan dengan Makan Meja, sebelum makan selesai Orang
tua mempelai pria dengan mempelai keliling tiap meja untuk Tosh
dan mengucapkan terima kasih pada tamu yang hadir sekaligus
foto bersama ditiap – tiap meja. Tamu yang meninggalkan Tempat
Jamuan, diberi Cindra Mata
Dalam hal ini tidak ada tata cara yang khas dalam upacara pesta
perkawinan tersebut, biasanya hanya jamuan makan siang atau
makan malam dengan Tosh Anggur bersama keluarga dan tamu –
tamu.
Mempelai mengantar Kue ke Meja – meja Tamu, sambil Tosh dan foto bersama sebagai
Ucapan Terima Kasih atas kehadirannya
Catatan :
- Pada acara Pesta Nikah atau Ulang Tahun Perkawinan, sesuai adat
orang Tionghoa tidak diadakan peniupan lilin dan potong kue, (lilin
mati tidak baik, memotong berarti perpisahan).
88 Budaya Tionghoa Indonesia
BAB 11.
PELETAKAN BATU PERTAMA DAN PERESMIAN
BANGUNAN ATAU BUKA USAHA
Catatan :
- Di Indonesia mayoritas pekerja adalah Muslim, biasa diacarakan Doa
Selamatan tersendiri secara Agama Islam oleh Kontraktor dan pekerja
Budaya Tionghoa Indonesia 91
b. Peresmian
- Sambutan oleh tuan rumah sebagai ucapan Syukur pada Tuhan Yang
Maha Kuasa dan ucapan terimakasih kepada para pekerja
- Tanda tangan Serah Terima bangunan
- Acara Doa bersama
- Pengguntingan Pita oleh pemilik, pejabat dan undangan
- Peninjauan keliling
- Bila mungkin setelah gunting pita, ada sepasang Barongsai masuk
terlebih dahulu keliling bangunan, kemudian diikuti oleh yang hadir
- Jamuan ucapan Syukur
- Pembagian Cindera Mata.
Acara pemberian Cindera Mata pada Kontraktor dan orang yang membantu
pembangunan tersebut
Catatan:
Orang Tionghoa mempunyai tradisi bila menyumbang jalan, Jembatan
atau fasilitas umum lainnya seperti tempat ibadah, tempat berteduh
dan lain – lain, akan mendapat Pahala baik bagi dirinya maupun
keturunannya, antara lain diberikan karunia kemudahan dan kelancaran
dalam usaha untuk menggapai cita – citanya.
Budaya Tionghoa Indonesia 93
BAB 12.
KEDUKAAN DAN PERLAKUAN TERHADAP
ARWAH LELUHUR
a. Kematian
Kematian adalah suatu keniscayaan yang harus dialami oleh tiap manusia,
yang belum kita ketahui adalah kapan, dimana dan apa penyebabnya.
Orang Tionghoa secara tradisi percaya ada Inkarnasi, yaitu setelah suatu
proses pengadilan dan hukuman di Akhirat, ia akan lahir kembali ke dunia
sebagai Manusia dan juga bisa berupa binatang.
Pada mata, lubang hidung, dan mulut diberi Mutiara kecil, maksudnya
agar terang dalam perjalanan ke Akhirat.
Sanak keluarga dekat, istri, anak, mantu, cucu memakai Baju Putih,
biasanya terbuat dari kain Blacu, atau Mori putih, sebagai tanda duka
cita. Apabila sudah mempunyai Buyut, Buyut tersebut bisa menyesuaikan
dengan diberi tanda yang berwarna merah, sebagai tanda bahwa yang
meninggal telah menikmati umur panjang hingga mempunyai Buyut.
Mereka menempati diri dikiri dan kanan peti jenazah, menerima tamu –
tamu yang menyampaikan ucapan dukacita.
Pihak yang berduka cita memberi tamu yang hadir kartu kecil sebagai
Budaya Tionghoa Indonesia 95
ucapan terima kasih dan biasanya diikat benang putih, jika yang
meninggal sudah punya Buyut biasanya benangnya berwarna Merah,
sebagai tanda bahwa kedukaan itu selesai sampai disitu saja.
Hari berkabung bagi keluarga yang mengalami musibah yaitu istri atau
suami dan anak – anak menantu dan cucu berkabung untuk jangka waktu
tertentu.
Pada zaman dulu selama tiga tahun, tapi sekarang pada umumnya sampai
Hari Raya Imlek mendatang. Selama masa berkabung memakai baju
bernuansa berkabung, tidak mengadakan pesta dan tidak menghadiri
undangan pesta.
Pada tahun 50 an selama berkabung, pada lengan baju kiri atau kanan
ditempeli kain berwarna Hitam dengan ukuran 1x2 cm sebagai tanda
berkabung, apabila mereka memakai dikanan berarti Ibu nya yang
meninggal, kalau di kiri Bapak nya.
Catatan :
Orang Tionghoa yang Berjasa pada Negara dan berhak dimakamkan di
Makam Pahlawan, menghadapai kesulitan, karena sesuai adat harus
ada Nisan dengan mencantumkan nama istri, anak, menantu. Demikian
juga arah Nisan juga harus sesuai hitungan Hong Sui. Maka biasanya
dimakamkan di tempat Pemakamam Umum atau tempat Pemakaman
Keluarga.
Bagi orang Tionghoa Ajaran ini sudah menjadi Pandangan Hidup dan
Budaya. Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu akan menjadi Hakim
yang adil pada manusia sesuai amal dan perbuatannya selama ia hidup di
dunia.
Orang Tionghoa bahkan menyadari bahwa perbuatan kita yang salah dan
keji pada sesama manusia maupun hewan, pasti diketahui Tuhan dan
para Malaikat, tapi juga diketahui Iblis, Setan, mereka mempunyai alasan
untuk mengganggu kita.
Karma ini akan kita terima selama kita hidup, bahkan akan diterima oleh
anak cucu kita, kalau kita bunuh orang, nanti ada keluarga kita yang
dibunuh, sebaliknya kalau kita suka menolong orang, nanti anak – anak
kita akan menerima pertolongan orang lain.
Catatan :
Ada kisah yang mungkin bisa membantu kita mengerti hal ini :
Dikolong Jembatan ini ada Setan yang menghuni, mengetahui hal ini,
setan ini konon marah pada pemilik Warung Nasi, Setan ini mengajak
Setan – Setan lain untuk mengganggu Warung itu, makanan yang dijual
cepat basi, suaminya sakit dan meninggal.
c. Altar di Rumah
Tradisi orang Tionghoa diruang depan rumah, sering kita jumpai ada
Altar kecil, sebagai Peringatan dan Penghormatan pada leluhur nya yang
sudah meninggal.
Ada juga Abu nya yang ditempatkan dalam Guci kecil di tanam di Makam
Almarhum / Almarhumah yang bersangkutan. Abu yang dimaksud adalah
Abu dari Hio, bukan Abu Kremasi Jenazah.
Budaya Tionghoa Indonesia 99
BAB 13.
AGAMA DAN KEPERCAYAAN
Orang Tionghoa sejak zaman Purbakala menyelidiki dan mencari tahu apa
dan bagaimana keberadaan mereka yang tergolong gaib itu, bagaimana
pengaruhnya dan kaitannya dengan manusia, dari pengalaman hidup
selama ini, melahirkan Kepercayaan – Kepercayaan dalam masyarakat,
ada yang yang kita kenal sebagai Agama l sekarang ini.
100 Budaya Tionghoa Indonesia
Agama yang berasal dari dalam masyarakat Tionghoa sendiri adalah Tao
Ciauw ( 道教 ) yang diajarkan oleh Lao Tze ( 老子 ).
Lao Tze
Kelenteng Kwan Kong di Tuban Dengan Kepiting Raksasa diatas Pintu Gerbang
b. Agama Kong Hu Cu ( 孔教 )
Pada tanggal 16 April 1955 dalam Konfrensi di Solo, Khong Ciauw Cung
Hwee ( 孔 教 总 会 ) diubah menjadi Perserikatan Khung Chiao Hui
Indonesia dan sejak tahun 1967 sampai kini berganti nama Majelis Tinggi
Agama Kong Hu Cu Indonesia (MATAKIN).
3) Agama Budha
Altar Tridharma
4) Agama Hindu
c. Agama Samawi
1) Yudaisme
Tercatat dalam Sejarah ada Kerajaan Tai Ping Tien Kuo ( 太平天国 )
dengan ibu kota di Nan King ( 南 京 ) tahun 1851 – 1864, Rajanya
bernama Hung Siu Cuan ( 洪秀全 ) beragama Katholik.
GKI (Gereja Kristen Indonesia) yang dulu bernama Tionghoa Kie Tok
Kiauw Hwe ( 中华基督教会 ) didirikan tahun 1860 di Jakarta, Gereja
tersebut sampai saat ini masih ada di jalan Perniagaan Jakarta,
sekarang bernama Gereja Kristen Indonesia PERNIAS.
3) Islam
d. Kepercayaan
Yang Maha Esa dilaksanakan pada hari ke – 8 setelah Hari Raya Imlek
berupa Sembahyang Tuhan Allah.
Catatan :
Orang Kristen percaya karena dosanya sudah ditebus oleh Yesus,
arwahnya ke Fidaus dan tidak terjadi Inkarnasi.
3) Arwah
Membakar Uang Kertas dan Sajian untuk Arwah Leluhur dan yang terlantar
Budaya Tionghoa Indonesia 111
4) Yim Yang ( 阴阳 )
Kita melihat ada titik pith dan hitam, maksudnya segala sesuatu tidak ada yang mutlak,
tidak ada yang sempurna.
5) Pat Kua ( 八卦 )
- Sangat berkesan
- Tidak terduga, tidak pernah terpikir sebelumnya
- Berwarna
- Mendekati pagi
- Biasanya setelah terbangun dari mimpi, itu tidak bisa tidur lagi.
Penulis mencatat ada beberapa mimpi yang merupakan firasat
sebagai berikut :
Catatan :
Fenomena diatas adalah dari pengalaman Penulis sendiri, mungkin
tiap orang berlainan.
Mimpi yang merupakan firasat supaya segera bangun dari tidur dan
dicatat karena akan segera lupa.
7) Firasat
e. Rumah Ibadah
2) Vihara ( 寺 )
Patung Budha
3) Lie Tang ( 礼堂 )
Lie Tang adalah tempat ibadah yaitu Aula untuk ibadah, di tempat ini
umat beribadah dan menerima khotbah dan ajaran Kong Hu Cu.
g. Rumah Duka
Lama kelamaan Rumah Duka yang semula diadakan untuk tujuan sosial
itu telah beralih sebagai suatu kegiatan bisnis, Rumah Duka dikelola
lebih nyaman, dilengkapi AC, tempat mandi, tempat tidur, taman parkir
dan lain - lain, menjual Peti Jenazah dengan perlengkapannya serta jasa
merawat Jenazah, Ambulance, fasilitas lainnya seperti kursi, makanan,
minuman untuk yang melayat juga menyiapkan tempat Pemakaman dan
lain – lain.
Dalam rumah orang Tionghoa tradisional, biasanya ada Altar pada ruang
depan, disebut Meja Abu, terdapat foto leluhur yang sudah meninggal,
disediakan tempat pemasangan Hio, Lampu merah dan Sesajian.
Pada saat sekarang ini karena faktor praktis, rumah semakin sempit dan
alasan lainnya, maka meja – meja pemujaan dikumpulkan di Rumah Abu.
Kadang – kadang kita masih melihat ada tempat untuk memasang Hio di
depan rumah atau ditempatkan di tempat yang tidak terlalu menyolok.
Di Bagan siapi api, banyak rumah orang Tionghoa mempunyai Altar Dewa
tertentu, leluhur mereka percaya bahwa orang Tionghoa yang merantau
dari Tiongkok sampai ke Bagansiapi api dan saat ini hidup sejahtera
berkat perlindungan Dewa tersebut.
Dewi Ma Cu
120 Budaya Tionghoa Indonesia
Dewi Kwan Im
Kwan Kong
Budaya Tionghoa Indonesia 121
BAB 14.
KEARIFAN LOKAL
Tiap Etnis ada Kearifan Lokal yang berlaku dalam pri kehidupan yang
bersangkutan secara turun temurun, dipercaya sebagai suatu kebenaran
yang hakiki yang wajib ditaati.
a. Posisi duduk
Di Indonesia Pejabat yang lebih tinggi atau yang menjadi Tuan Rumah
duduk di kanan. Budaya Tionghoa sebaliknya duduk nya di kiri.
Di Indonesia jika kita ikut dalam mobil orang, dan yang mengemudi
bukan supir, maka kita duduk didepan menemani yang mengemudi.
c. Urutan Pidato
Maka kalau kita menyusun suatu acara, Pejabat yang hadir perlu
menyampaikan sambutan, kita persilahkan Protokol Pejabat yang
mengatur acaranya, kita ikuti saja.
d. Diajak Makan
Bila kita bertamu kebetulan tuan rumah sedang makan, dan tuan rumah
ini cukup akrab, bila ia menawarkan makan, dan mereka menyiapkan
piring dan kursi, sebaiknya turut makan walaupun kita sebenarnya sudah
makan.
1) Tidak berbakti pada orang tua, tidak guna rajin ibadah. ( 父母不
孝,奉神无益 )
2) Dengan saudara saja tidak akur, tidak mungkin bersahabat
dengan teman. ( 兄弟不和,交友无益 )
3) Hong Sui tidak berlaku bagi orang yang berprilaku tidak baik. ( 存
心不善,风水无益 )
4) Tindak tanduk tidak baik, percuma sekolah tinggi ( 行止不端,读
书无益 )
5) Orang sombong dan angkuh percuma punya gelar dan titel ( 心高
气傲,博兴无益 )
6) Kerja seenaknya percuma jadi orang pintar ( 作事乖张,聪明无
益)
7) Mohon apa saja, percuma bila belum saatnya ( 时运不通,妄求
无益 )
8) Tidak memelihara kesehatan tidak guna berobat dan makan obat (
不惜元气,服药无益 )
9) Suka mencuri dan menipu, percuma beramal ( 妄取人才,布施
无益 )
10) Suka mengumbar nafsu, percuma berbuat kebaikan. ( 淫 恶 肆
欲,阴骘无益 )
124 Budaya Tionghoa Indonesia
Ada orang berpendapat, semua bisa dibeli dengan uang, ternyata banyak
juga yang tidak bisa dibeli dengan uang, antara lain :
g. Ungkapan Bijak
h. Sabar
Budaya Tionghoa Indonesia 125
Kaligrafi ini, sering kita lihat tergantung di kantor atau di rumah, suatu
nasihat belajar sabar.
Artinya : Kalau kita konflik dengan orang, diam sejenak, badai akan
berlalu, kalau kita ngalah, Laut tenang, Matahari bersinar.
i. Memberi Hormat
Cara orang Tionghoa memberi hormat, adalah Pai ( 拜 ) yang muda Pai
lebih dahulu, kemudian dibalas, kalau setingkat maka melakukan Pai
secara bersamaan.
Cara hormat ini populer 50 tahun yang lalu, mungkin akan populer lagi
karena orang menghindari jabatan tangan, untuk mencegah penularan
Virus tertentu.
126 Budaya Tionghoa Indonesia
BAB 15.
KONSEP KEADILAN, SUMPAH DAN BALAS DENDAM
Dalam Film – film Mandarin Klasik, kita bisa menyimak pikiran Orang
Tionghoa tentang masalah ini, menjadi sebab konflik dalam masyarakat
dari zaman dulu sampai sekarang ini.
128 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Keadilan
Orang Tionghoa memandang adanya orang kaya dan orang miskin tidak
dikaitkan dengan masalah keadilan, tetapi masalah nasib.
Dikatakan tidak adil, apabila orang kuat atau orang yang berkuasa
menindas orang lemah. Orang kaya menindas orang miskin.
Maka muncul tokoh – tokoh baik Pejabat, Ksatria atau Ulama yang tampil
membela yang lemah, miskin dan tertindas.
Kwan Yu dikejar untuk ditangkap, akhirnya ia bersama Tio Fei dan Liu
Fei berontak terhadap pemerintahan yang korup untuk menegakkan
keadilan.
b. Sumpah
Dalam sejarah yang sangat terkenal adalah Janji Setia di Taman Buah
Persik oleh Tiga Kesatria, mereka dihadapan Altar Tuhan dengan pasang
Hio dan Minuman Anggur bersumpah setia sebagai saudara. Walau
mereka tidak lahir pada hari yang sama, tapi akan mati pada hari bulan
dan tahun yang sama, dalam perjuangan mereka mendirikan Negara,
walaupun tidak berhasil dalam mempersatukan seluruh Daratan
Tiongkok tetapi mereka setia sampai mati.
c. Balas Dendam
Apabila terjadi penganiayaan oleh orang kuat kepada yang lemah, tidak
mustahil dikemudian hari, dari keluarga yang teraniaya muncul orang
yang datang untuk membalas dendam.
Contoh :
Seorang kakak kelas di sekolah menganiaya adik kelasnya yang lebih kecil,
20 tahun kemudian adik kelas ini menjadi Pejabat Tinggi dan menjadi
atasan kakak kelas yang pernah menganiaynya, kakak kelas itu setelah
mengetahui hal ini langsung sakit dan terganggu sarafnya.
Kesimpulan : Kedua Guru Besar ini tidak dianjurkan kita untuk membalas
dendam. Seperti yang dianjurkan orang Kuno yang menyebarkan Keadian
adalah ”Gigi ganti Gigi”, Mata ganti Mata”
Catatan :
Konsep Keadilan, Sumpah dan Balas Dendam sekarang dipengaruhi
ajaran Kristen
- Tuhan adil, memberi panas dan dingin pada orang yang baik juga
pada orang yang jahat.
- Keadilan dituntut pada saat ia meninggal.
- Orang tidak perlu bersumpah, katakan iya pada yang iya dan tidak
pada yang tidak.
- Pembalasan adalah hak Tuhan, berikan tempat pada Tuhan untuk
menuntut balas.
Budaya Tionghoa Indonesia 131
BAB 16.
LAMBANG DAN SIMBOL
a. Patung
1) Fu Lu So ( 福禄寿 )
Fu Sejahtera : Kaya dan bahagia dalam keluarga
Lu Terhormat : Mujur, mempunyai Pangkat, Derajat Sosial
dalam masyarakat
So Panjang usia : Panjang usia, sehat, banyak anak cucu.
Wujudnya berupa Kaligrafi, Gambar di dinding atau berupa 3 buah
Patung, sering kita lihat sebagai hiasan di meja.
Fu Lu So bukan untuk disembah tetapi suatu cita – cita hidup di dunia, yaitu
sehat, panjang usia, ada kedudukan Sosial dalam masyarakat dan kaya raya
Look for good in people. Not everything you hear is true. Speak only words of kindness
3) Keteladanan
Orang Tionghoa suka memasang patung atau gambar tokoh – tokoh
tertentu sebagai Panutan dan tidak selalu untuk dipuja.
- Kwan Kong untuk Kesetiaan, Kejujuran dan Jiwa Satria, pembela
Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan.
- Kwan Im untuk diteladani dalam memberi belas kasihnya.
- Sun Go Kong sebagai simbol pengusir roh – roh jahat.
- Khong Hu Cu untuk diingat pengajarannya sebagai Guru sepanjang
masa.
4) Mengandung Harapan
- Patung orang dengan anak – anak kecil disekelilingnya, berarti dia
mendambakan anak dan cucu yang banyak.
134 Budaya Tionghoa Indonesia
b. Gambar
1) Bangau ( 鹭 )
Melambangkan panjang umur, Bangau dianggap bisa hidup lebih dari
100 tahun, bentuk kepalanya yang botak mirip orang lanjut usia.
Budaya Tionghoa Indonesia 135
3) Hong ( 凤凰 )
Sebagai binatang yang berada di Khayangan, melambangkan
Keanggunan, Kemewahan dan Kecantikan. Hong mempunyai sifat
feminim.
136 Budaya Tionghoa Indonesia
4) Kijang ( 鹿 )
Melambangkan Keberuntungan atau Keberhasilan, lambang ini bukan
karena sifat dari binatang tersebut, tetapi diambil yang lafalnya yaitu
Lu.
5) Ikan
Melambangkan Kelebihan, maksudnya penghasilan selalu lebih besar
dari pengeluaran, ini pun diambil dari lafalnya yaitu Yu ( 魚 )
Budaya Tionghoa Indonesia 137
6) Kupu –kupu
Melambangkan cinta kasih suami istri yang abadi,
7) Kelelawar
Diambil bunyinya yaitu Bian Fu ( 蝙蝠 ) berarti kaya dan kesejahteraan
138 Budaya Tionghoa Indonesia
8) Kura – kura
Kura – kura yang bisa hidup ratusan tahun, melambangkan panjang
usia.
c. Tumbuh – tumbuhan
1) Bambu
Sering terlihat dalam lukisan. Bambu sesuai sifatnya melambangkan
keuletan, fleksibel dan kesabaran.
Budaya Tionghoa Indonesia 139
2) Pohon Cemara
Sering terlihat dalam lukisan – lukisan tradisional, sesuai bentuknya
melambangkan umur panjang, walaupun pohon tersebut sudah tua,
tetapi tetap segar dengan daunnya yang hijau, walaupun pada musim
salju.
4) Nanas
Nanas melambangkan keberuntungan biasanya dibuat dalam bentuk
lentera.
5) Jeruk
Jeruk warnanya kuning, lambang Keagungan, bunyinya dalam Bahasa
Mandarin Cie ( 桔 ) artinya mujur.
Budaya Tionghoa Indonesia 141
6) Bunga Bota ( 牡丹 )
Melambangkan keagungan dan kecantikan.
7) Teratai ( 莲花 )
Melambangkan kesucian, tidak terpengaruh lingkungan walaupun
tumbuh di air yang keruh, tetapi daun dan bunganya tetap bersih.
142 Budaya Tionghoa Indonesia
8) Tebu Merah
Ruas – ruas pada Tebu melambangkan banyaknya keturunan, Tebu
makin keatas makin tinggi dan berbunga, biasanya ditempatkan pada
meja Sembahyang atau diikat pada tiang pintu masuk pada saat ada
acara pernikahan.
d. Warna
e. Angka
Angka 8 disukai karena angka ini tidak terputus, lafal angka 8 dalam
bahasa Mandarin Pa ( 发 ) berarti rejeki nomplok.
Kita melihat orang Tionghoa suka memakai kalung, cincin atau gelang
terbuat dari Batu Giok, dipercaya berpengaruh baik yaitu sabar dan
tenang.
Apabila akan terjadi kecelakaan batu itu akan hilang atau pecah, orang
yang memakainya selamat.
Patung – patung atau ukiran dari Batu Giok sebagai hiasan rumah,
dipercaya mendatangkan rasa tenang dan sabar bagi seluruh anggota
rumah itu termasuk tamu – tamu yang datang.
BAB 17.
KALENDER TIONGHOA
Tahun Baru Imlek sama dengan pergantian Musim dari Musim Dingin
menjadi Musim Semi.
Maka kita bisa melihat Kalender Tionghoa, terutama yang dibuat tiap hari
dimana tercantum berbagai informasi yang diperlukan untuk mengetahui
hari baik untuk melakukan suatu kegiatan yang penting seperti mulai
menanam, membangun rumah, buka Toko Baru, menikah dan lain – lain.
Hari – hari baik dan tidak baik untuk suatu kegiatan bahkan
diterjemahkan pada Kalender berbahasa Indonesia.
BAB 18.
12 SHIO ( 十二生肖 )
a. Asal Muasal
Konon Raja Langit ingin memberi nama Tahun, Raja memanggil semua
Binatang datang ke hadiratnya.
b. Unsur Tahun
1) Shio Tikus ( 肖鼠 )
1936, 1948, 1960, 1972, 1984, 1996, 2008, 2020
- Rajin bekerja, bahkan sampai larut malam
- Jujur
- Murah hati
- Pandai bergaul dan banyak teman
2) Shio Kerbau ( 肖牛 )
1937, 1949, 1961, 1973, 1985, 1997, 2009,
2021
- Pekerja ulet dan keras
- Konservatif
- Trampil
- Menjadi inspirasi bagi banyak orang
3) Shio Macan ( 肖虎 )
1938, 1950, 1962, 1974, 1986, 1998, 2010,
2022
- Mampu memimpin dan mempengaruhi orang
- Percaya diri dan berani
- Agak sensitif dan emosional
- Suka mengatur
4) Shio Kelinci ( 肖兔 )
1939, 1951, 1963, 1975, 1987, 1999, 2011
- Simpatik dan disukai orang
- Banyak teman
- Rendah hati dan santai
- Hemat
152 Budaya Tionghoa Indonesia
5) Shio Naga ( 肖龙 )
1940, 1952, 1964, 1976, 1988, 2000, 2012
- Antusias
- Penuh vitalitas dan populer
- Cocok sebagai pimpinan dan pengambil
keputusan
- Percaya diri
6) Shio Ular ( 肖蛇 )
1941, 1953, 1965, 1977, 1989, 2001, 2013
- Ramah dan bijaksana
- Cerdik
- Punya intuisi yang kuat
- Hati – hati dalam berbicara dan bertindak
7) Shio Kuda ( 肖马 )
1942, 1954, 1966, 1978, 1980, 2002, 2014
- Suka bekerja di lapangan
- Pekerja keras dan mandiri
- Fanatik terhadap sesuatu yang dianggap
benar
8) Shio Kambing ( 肖羊 )
1943, 1955, 1967, 1979, 1981, 2003, 2015
- Pemegang teguh pendirian
- Hemat
- Konsekwensi dan berani
- Sulit menerima pendapat orang
Budaya Tionghoa Indonesia 153
9) Shio Monyet ( 肖猴 )
1944, 1956, 1968, 1980, 1982, 1992, 2004,
2016
- Cerdik, suka belajar dan mencari tau
- Disukai banyak orang
- Disiplin
- Murah hati
e. Contoh kasus
Suatu contoh :
Ada seorang kaya, istrinya melahirkan anak laki – laki, pada saat yang
bersamaan pembantunya juga melahirkan anak laki – laki, mereka hidup
bersama, tetapi nasibnya berbeda, anak orang kaya ini dalam hidupnya
banyak kesulitan, setelah di cek ulang ternyata kedua anak ini sama –
sama Shio Tikus.
Karena mereka Shio Tikus, dan lahir pada malam hari, yang lahir
dilingkungan yang gelap lebih baik bagi Tikus untuk mencari rejeki.
Budaya Tionghoa Indonesia 155
g. Organisasi 12 Shio
Dua anak ini foto di salah satu Monumen 12 Shio Taman Budaya Tionghoa Indonesia TMII
Budaya Tionghoa Indonesia 157
BAB 19.
HONG SUI
Hong Sui ( 风 水 ) berarti Angin dan Air. Pengetahuan Hong Sui adalah
Tata Cara Membangun Rumah, Jembatan, Jalan atau Menempatkan
suatu barang dalam rumah sedemikian agar terjadi keserasian dengan
Alam lingkungannya, tujuannya untuk mendatangkan keselamatan dan
kebahagiaan bagi manusia dan lingkungannya.
158 Budaya Tionghoa Indonesia
Hong Sui adalah Ilmu, karena bisa dipelajari, sebagai Seni adalah
ada pengaruh indera dan insting orang yang yang mencari tau dan
mengetrapkannya.
b. Bukan Tahayul
Contoh:
Penulis bukan Ahli Hong Sui, untuk keperluan penulisan buku ini, ada
beberapa kejadian dapat kita jadikan contoh :
- Lantai rumah harus lebih tinggi dari jalan umum yang melintas
didepan rumahnya.
- Di depan Pintu rumah jangan ada air yang mengalir
- Tepat di depan Pintu rumah tidak ada pohon kayu
- Pintu masuk tidak lurus dengan pintu belakang
- Meletakan tempat tidur, WC dengan klosetnya, juga dapur jangan
mengarah kepintu depan.
- Bentuk rumah atau lahan sebaiknya kecil didepan, besar dibelakang.
- Di depan rumah jangan ada Gazebo.
- Dihalaman rumah jangan ada tempat khusus untuk bakar Sampah
- Letak tempat tidur jangan didepan pintu.
Letak rumah yang ideal adalah menghadap air, bersandar pada Pohon – pohon
dan Gunung
160 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 161
BAB 20.
36 STRATEGI SUN TZU
Sun Tzu (544 – 496 SM) seorang Ahli Strategi, menulis buku Zun Tzu Ping
Fa ( 孙子兵法 ) The Art of War, buku ini sebagai karya luar biasa tingkat
dunia sampai sekarang masih relevan dan valid untuk diterapkan dalam
tiap Operasi Militer bahkan dalam Dunia Ekonomi, Politik bahkan dalam
percaturan hidup sehari – hari.
Sun Zhu ( 孙子 )
a. Ada beberapa ungkapan yang terkenal dari Sun Zhu antara lain :
Dasar – dasar perang diajarkan Sun Tzu diakui sebagai hasil pemikiran
yang luar biasa dan relevan sampai saat ini, teori ini diajarkan di Akademi
Militer seluruh dunia antara lain sebagai berikut :
1. 瞒天过海
Melintasi laut tanpa diketahui langit
2. 围魏救赵
Mengepung Wei untuk menyelamatkan Zhao
3. 借刀杀人
Meminjam pisau untuk membunuh orang
4. 以逸待劳
Buat lawan lelah baru diserang
5. 趁火打窃
Bakar rumahnya untuk mencuri barangnya
6. 声东击西
Berpura – pura menyerang bagian Timur, yang di serang bagian
Barat
7. 无中生有
Ada tetapi sepertinya tidak ada (kekuatan sebenarnya dirahasiakan)
8. 暗度陈仓
Pura – pura mempersiapkan jalan A, yang dipakai jalan B
164 Budaya Tionghoa Indonesia
9. 隔暗观火
Pantau konflik intern lawan (jangan ikut campur, kalau perlu adu
domba, sampai lemah sendiri) baru serang.
10. 笑里藏刀
Pura – pura berteman, serang saat yang bersangkutan lengah
11. 李代桃僵
Pohon Prem ditebang untuk mendapatkan pohon Pesik. (Mengalah
dalam pertempuran, untuk memenangkan peperangan)
12. 顺手牵羊
Menarik tali, mencuri kambing
13. 打草惊蛇
Membabat rumput, agar ular yang bersembunyi keluar. (Strategi
untuk mengetahui lokasi dan kekuatan lawan)
14. 借尸还魂
Menghidupkan mayat dengan mengisi arwah lain. (Memasang
nama besar seseorang untuk menakuti lawan)
15. 调虎离山
Memancing macan meninggalkan gunung. (Memisahkan Pemimpin
dari pendukungnya)
16. 欲擒故纵
Tidak semua lawan dibinasakan. (Agar dia membawa berita yang
dapat menurunkan moril lawan)
17. 抛砖引玉
Mengorbankan Batu Bata untuk mendapatkan Batu Giok.
(Memancing lawan untuk merebut suatu objek yang kurang
penting, untuk menguras tenaga lawan).
Budaya Tionghoa Indonesia 165
18. 擒贼擒王
Kalahkan lawan dengan membunuh Pemimpinnya.
19. 斧底抽薪
Jauhkan kayu bakar dari dapur. (Lawan bisa dikalahkan dari
memotong sumber logistiknya)
20. 混水摸鱼
Memancing di air keruh. (Buat kekacauan untuk menangkap
pimpinannya)
21. 金蝉脱壳
Serangga melepas kulitnya dan terbang. (Menipu lawan agar
merebut suatu sasaran yang sudah kosong dan tidak penting)
22. 关门捉贼
Menutup semua pintu untuk menangkap pencuri (Memotong
semua jalan mundur musuh)
23. 远交近攻
Lawan yang jauh diajak bersekutu, agar tidak membantu lawan
yang sedang dihadapi
24. 假道伐虢
Bocorkan rancangan strategi palsu untuk memperdaya lawan.
25. 偷梁换柱
Ganti balok baik dengan kayu kropos agar lawan salah menentukan
sasaran.
26. 指桑骂槐
Mengganggu ulat pada pohon Murbei. (Mengganggu pihak lawan
dengan isu dan adu domba)
27. 假痴不癫
Pura – pura bodoh, agar lawan menganggap enteng dan lengah
166 Budaya Tionghoa Indonesia
28. 上屋抽梯
Orang naik ke atas rumah, tangganya diambil. (Upayakan musuh
memasuki daerah rawan, dan ditutup jalan mundurnya)
29. 树上开花
Menghias pohon dengan bunga palsu. (Mengelabui lawan agar
salah sasaran)
30. 反客为主
Tamu menjadi tuan rumah. (Suatu diplomasi dimana kita
mengambil keputusan untuk lawan)
31. 美人计
Menjatuhkan pemimpin lawan dengan wanita cantik, harta atau
jabatan
32. 空城计
Dalam rangka menghemat sumber daya, beberapa benteng
dikosongkan, tetapi tetap terlihat seperti dijaga pasukan.
33. 反间计
Mata – mata musuh diberi informasi palsu untuk mengelabui
pimpinannya.
34. 苦肉计
Melukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan dari lawan
35. 连环计
Tiap rencana harus ada rencana – rencana cadangan, untuk
menghadapi situasi yang tidak terduga.
36. 走为上
Apabila mustahil bisa menang, hindari konflik atau melarikan diri.
Budaya Tionghoa Indonesia 167
Catatan :
Apa yang Penulis paparkan diatas, adalah pendapat Penulis pribadi, dan
ditulis sangat singkat, silahkan membaca referensi – referensi lainnya
168 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 169
BAB 21.
NAMA DAN SAPAAN
a. Nama
1) Identitas
Bila melihat nama seseorang ada kemungkinan kita bisa mengetahui
identitas dari penyandang nama tersebut antara lain menyangkut:
- Ras, Etnis dan Suku
- Agama
- Latar belakang sosial
2) Marga ( 姓 )
Orang Tionghoa mempunyai Marga, jumlah Marga yang umum
lebih dari 300 Marga, Marga ini bersifat lintas Etnis dan Daerah asal.
Maksudnya orang Hokian ( 福 建 ) ada yang ber Marga Lim ( 林 ),
orang Kong Hu ( 广 府 ) juga ada yang ber Marga Lim, mereka asal
usulnya merupakan satu keturunan. Biasanya selalu menghindari
perkawinan antar Marga yang sama.
tua aslinya, tetapi bila anak tersebut diadopsi sebagai anak, maka
Marganya diganti memakai Marga orang yang menerima adopsi
anak angkat tersebut.
3) Hierarki
Huruf tengah dari 3 huruf Tionghoa biasanya menyatakan Hierarki
dari Keluarga Besar yang bersangkutan. Urutan huruf tengah
tersebut biasanya diambil dari Syair atau kalimat yang dibuat
pujangga sebagai contoh ada yang menggunakan urutan ajaran Li,
Yi, Lian, Chi, Xiao, Ti, Zhong, Xin ( 礼义廉恥 孝悌忠信 ).
4) Harapan
Huruf Ketiga merupakan nama yang bersangkutan. Nama yang
diberikan biasanya merupakan harapan Orang Tua pada Anak yang
dilahirkan, sebagai contoh kita mengharapkan ia pandai bisa diberi
nama Beng ( 阿明 ), jika mengharapkan kaya bisa diberi nama Fu ( 阿
福 ) dan lain – lain.
Nama kecil atau panggilan sehari – hari pada saat ia kanak – kanak
diberi kata A didepan namanya menjadi Abeng, Afu, dan seterusnya,
lama – lama nama ini menjadi panggilan akrab sehari – hari seperti
Ahok ( 阿学 ) mantan Gubernur DKI.
b. Ganti nama
Catatan :
Ada kejadian, seorang Tionghoa pergi ke Australia, kecelakaan dan
meninggal disana. Atas permintaan keluarga yang bersangkutan PSMTI
membuat rekomendasi bahwa ia adalah orang Tionghoa dengan nama
dan Marganya.
Maka dia dilayani acara pemakaman yang baik oleh komunitas orang
Tionghoa di Australia
d. Panggilan
Gusdur Presiden Ke – 4 Republik Indonesia dalam suatu Pidato tahun 2008 mengatakan
bahwa Nenek Moyangnya adalah orang Tionghoa ber Marga Tan ( 陈 )
Menyapa istri dari saudara laki – laki disebut Enso ( 嫂 嫂 ), bisa juga
disambung namanya Enso Lili ( 阿丽嫂 ), atau A Lan So dan seterusnya.
174 Budaya Tionghoa Indonesia
Menyapa kakak atau adik laki – laki ibunya Eng Ku ( 舅 )dan pada istrinya
Eng Kim ( 妗 ).
Menyapa kakak atau adik dari generasi kakek – nenek, adalah sama
dengan panggilan oleh ayah dan ibunya, dengan menambah Kong atau
Po saja, sebagai contoh Thio Kong, Pe Kong, Ipo, Kupo dan seterusnya.
Menyapa Besan (Ayah dan Ibu dari Menantu) yang laki Cinko ( 亲 家 )
yang perempuan Cin Mei ( 亲姆 )
Budaya Tionghoa Indonesia 175
BAB 22.
WARISAN
Tiap Etnis ada tata cara pembagian harta benda warisan, bila orang
tuanya meninggal, warisan diberikan pada istri dan anak – anaknya, bila
istrinya kemudian meninggal, harta bendanya kembali diwariskan pada
anak – anaknya.
176 Budaya Tionghoa Indonesia
Catatan :
1) Nama – nama Anak Cucu yang dicantumkan pada Nisan orang yang
sudah meninggal diakui sebagai anak dan berhak dapat warisan orang
yang meninggal.
BAB 23.
BAHASA DAN AKSARA
Suatu hal yang unik, bahwa orang Tionghoa mempunyai ratusan Bahasa
Daerah atau bahasa Sub Etnis, tetapi Aksara nya sama, bahkan orang
Korea dan Jepang bisa mengenali Aksara huruf Bahasa Mandarin.
180 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Bahasa
b. Aksara
Contoh diambil dimana huruf yang sama dibaca oleh Suku yang berbeda,
bunyi nya menjadi beda.
Matahari
Mata
Pohon
Gunung
Kuda
Pisau
Ikan
Pintu
c. Kaligrafi ( 書法 )
Ada ungkapam bahwa Kaligrafi adalah Tarian Tinta dan Garis Seni Kata,
Musik tanpa Suara, Gambar tanpa Warna.
BAB 24.
BUSANA
Pakaian ini dipakai pada acara Adat Resmi seperti Pemberian Gelar atau
Jabatan yang berkaitan dengan Adat.
b. Pakaian Upacara
c. Pakaian Pernikahan
Sampai saat ini belum ada pakaian khas Tionghoa untuk acara
pernikahan yang disepakati, para muda mudi lebih menyukai berpakaian
model Barat, dengan diberi nuansa merah pada hiasan tutup kepala dan
Bunga Tangan, Dasi, Sarung Tangan atau Bunga di dada yang berwarna
Merah atau Pink
186 Budaya Tionghoa Indonesia
d. Pakaian Resmi
e. Pakaian Harian
- Untuk pria sama dengan pakaian resmi tetapi dengan bahan Katun
atau Batik dengan motif ke-Tionghoa-an seperti Naga, Macan dan
lain – lain. Blus atau Rok bagian kiri dan kanan yang membelah atau
seperti gambar yang tertera ini.
188 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 189
BAB 25.
PENGOBATAN TRADISIONAL
Menurut pola pikir Tradisional orang Tionghoa, sakit karena faktor luar
dan dalam, yaitu :
Sebagai contoh: Dalam otak manusia, ada bagian yang bersifat Yang
(bagian Depan) dan ada bagian yang bersifat Yim (bagian Belakang) bila
keseimbangannya terganggu, yatu bagian Depan lebih dominan dari
bagian Belakang, bisa menyebabkan sakit kepala.
Ada istilah bahwa “Satu obat untuk berbagai Penyakit” hal ini bisa terjadi
karena obat tersebut memperbaiki keseimbangan yang terganggu apabila
keseimbangan kembali normal, sakitnya pun sebelah.
Budaya Tionghoa Indonesia 191
Denyut nadi dikenal ada 20 macam, dimana setiap denyut Nadi itu
menggambarkan kondisi organ tubuh orang tersebut dan penyakit yang
diderita.
Toko Obat
192 Budaya Tionghoa Indonesia
Terapi Akupuntur
Disamping itu juga dikenal berbagai metode pijat untuk patah tulang,
refleksi dan lain – lain, sudah dikenal berbagai kalangan, karena
mempunyai kemampuan memperbaiki otot dan urat yang terkilir sampai
memperbaiki tulang yang patah.
Catatan :
Masalahnya saat ini bahwa ada Bahan Baku obat Tradisional yang
merupakan tumbuh – tumbuhan dan organ Binatang sudah sangat
langka, pengambilan untuk keperluan pengobatan secara massal bisa
mengganggu kelestarian Alam, antara lain seperti Empedu Beruang
Madu, Empedu Tringgiling dan Ular Berbisa, Akar Ginseng dan lain – lain,
Budaya Tionghoa Indonesia 193
BAB 26.
ILMU BELA DIRI
Ilmu Bela Diri bisa untuk memelihara kesehatan, memupuk percaya diri
dan daya juang serta untuk menimbulkan keberanian.
196 Budaya Tionghoa Indonesia
Ilmu Bela Diri ini dibawa oleh tokoh – tokoh Persilatan ke Daerah
Perantauan dengan mendirikan Perkumpulan – perkumpulan Wushu.
Di Jakarta pada tahun 50 an yang terkenal adalah Perkumpulan Wushu
Lauw Banteng, Perkumpulan Wushu Sinse Yang dan lain – lain. Juga kita
kenal aliran Siau Lin Sie ( 少 林 寺 )dan berkembang ilmu bela versi diri
Santung ( 山东 ), Wai Tang Kung ( 外丹功 ), Chi Kung ( 气功 ), Thaici ( 太
极拳 ) dan lain – lain.
Ilmu Bela Diri dengan tangan kosong ada beberapa cabang yang berbeda
satu dengan yang lain :
- Kekuatan / Keras
- Kecepatan
- Kelenturan
- Tenaga Dalam / Pernafasan
Disamping tangan kosong, ilmu bela diri yang terkenal juga menggunakan
Pedang, Tombak, Tongkat pendek dan panjang, juga menggunakan
senjata – senjata yang dilempar dari jarak jauh. Serta Ilmu Totok Syaraf
yang dapat melumpuhkan lawan.
Budaya Tionghoa Indonesia 197
BAB 27.
KULINER
- Snak berupa Kue Satu, Kue Semprong, Kue Mangkok. Kue Cucur,
Ronde dan lain – lain.
- Makanan untuk bekal: Bacang, Bakpau dan lain – lain.
- Makanan harian, biasanya dimasak beberapa saat sebelum
dimakan, dihidangkan dalam keadaan masih panas.
- Makanan yang diawetkan : Telur Asin, Sayur Asin, Dendeng, Sosis
dan lain – lain.
- Makanan halal dimasak tanpa mengandung Babi yang diharamkan
untuk kaum Muslim, atau mengandung daging Sapi atau Kerbau
yang haram untuk kaum Budha Sekte tertentu.
- Makanan untuk kaum Vegetarian atau kaum Pecinta Binatang.
- Mie Bakso
- Siomay
- Berbagai jenis Snak dan Kue.
- Lontong Cap Go Meh
- Bakpau.
- Tahu
- Taoge, Caisim dan lain – lain.
c. Makanan Biasa
- Makanan disajikan diatas meja yang bulat tiap meja 8 orang sampai
12 orang dan bisa berputar.
- Tiap meja ada petugas yang melayani
- Hidangan pembuka biasanya berupa makanan kecil seperti Kacang,
Gorengan dan lain – lain.
- Kemudian makanan dingin, terbuat dari berbagai jenis daging dan
sayur.
- Makanan berikutnya diusahakan kombinasi yang terdiri dari yang
digoreng dan direbus, yang asin dan manis, Binatang Darat seperti
Sapi, Kambing, Babi, yang di Udara seperti Burung Dara, Ayam,
Bebek, ada yang dari Laut seperti Ikan, Udang, Kepiting dan lain –
lain.
- Aneka Sop
- Ada Nasi, Mie, Bihun, atau Kwetiau, berarti jamuan akan segera
berakhir.
202 Budaya Tionghoa Indonesia
h. Menghindari Perasmanan
Saya masih ingat, pada masa kecil, bila bertamu, jumpa dengan Orang
Tua teman, biasanya menanyakan Ce Fan Le Ma ( 吃饭了吗? ) Sudah
kenyang makan belum? ( 吃饱了吗 ?) biasanya tetap disuruh makan,
kalau dirumah tidak ada persediaan, biasanya menyuruh orang untuk
membeli.
Waktu pacaran, saya ajak calon Istri kerumah, Papa sedang makan,
ia mengajak pacar saya makan, saya makan, tapi calon Istri saya tidak
mau makan, Papa saya hatinya kurang senang. Berikutnya saya beri
tahu, kalau diajak makan, makan saja walau sedikit.
Catatan :
- Sumpit tidak boleh diletakkan di meja, harus diletakkan pada
sandarannya berupa keramik kecil.
- Sumpit tidak boleh ditancapkan ke nasi / makanan seperti Hio.
- Sumpit tidak boleh untuk aduk – aduk makanan dan minuman.
- Apa yang diambil tidak boleh diletakan kembali, harus dipindahkan
langsung ke piring atau langsung dimakan.
- Tidak boleh untuk ketok - ketok meja atau piring / mangkok
- Tidak boleh dijilat
Budaya Tionghoa Indonesia 205
BAB 28.
BARONGSAI DAN LIONG
Ada Satuan TNI – AD mempelajari Tari Liong oleh para Prajurit nya,
tujuannya untuk memupuk kerja sama di Satuan mereka. Karena Tari
Liong butuh kerja sama, disiplin dan kepatuhan pada Pimpinan.
206 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Barongsai ( 舞狮 )
Biasanya Barongsai digelar pada Hari Raya Imlek atau acara Pesta resmi
seperti pembukaan Perusahaan, Ulang Tahun dan acara meriah lainnya.
b. Tari Liong ( 舞龙 )
Tari Liong sama seperti Barongsai yang sering dimainkan pada Hari Raya
Imlek atau Hari Bahagia lainnya. Tari Liong melambangkan Kekuatan dan
Kejayaan, karena Liong atau Naga dalam legenda adalah lambang dari
Kerajaan dan Kekuasaan.
Tari Liong diperankan lebih dari 10 orang, dituntut kerjasama yang baik,
agar Liong yang di tarikan terlihat dapat bergerak dengan wajar, lincah
dan hidup.
208 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 209
BAB 29.
PERDAGANGAN, SIPOA DAN BECAK
Sampai saat ini di Pulau Jawa dan Sumatera ada alat transportasi rakyat
berupa Becak yang ditarik oleh tenaga Manusia
210 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Perdagangan
Ada pepatah yang berbunyi “Kuda tidak bisa gemuk bila tidak makan
rumput dimalam hari”, maksudnya adalah anjuran agar orang bekerja
keras sampai berhasil. Namun oleh sementara orang, Pepatah ini
ditafsirkan bahwa bila ingin kaya, harus ada rejeki nomplok, walau untuk
pencapaiannya harus menempuh jalan yang penuh resiko.
Warung Baba di Kota – kota kecil menjual Beras, Minyak, Arang, Kayu
Bakar Kopi, Gula sampai barang – barang yang kecil seperti Benang,
Peniti, Jarum
b. Sipoa ( 算盘 )
c. Becak ( 马车 )
Sejak tahun 1914 muncul alat trasnportasi rakyat yang khas di Pulau Jawa
dan Sumatera berupa Becak
BAB 30.
SASTRA, KESENIAN DAN OLAH RAGA
Tiap Etnis mempunyai Sejarah yang panjang tentang asal usulnya, muncul
Pujangga – pujangga yang berhikmat dan mendatangkan inspirasi,
seperti Pelukis, menciptakan lagu, tarian dan olah raga, kemudian
menjadi identitas Etnis yang bersangkutan.
216 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Sastra
Pertama :
Sastra dan Kesenian yang sudah diadopsi menjadi kesenian Daerah,
tanda – tanda ini bisa kita lihat dari beberapa penampilan kesenian
masyarakat Dayak di Kalimantan, masyarakat Betawi di Jakarta, ada ciri –
ciri yang khas yang berasal dari kesenian Tiongkok.
Kedua :
Sastra dan Kesenian khas masyarakat Tionghoa Peranakan, yang
merupakan campuran dari Sastra dan Kesenian yang dibawa dari Tanah
leluhur dan telah dikawinkan dengan kesenian masyarakat setempat.
Ketiga :
Hasil karya Sastra dan Kesenian yang dibawa secara utuh dari tanah
Leluhur dan diambil hikmahnya.
Pada akhir abad ke – 19, para penulis keturunan Tionghoa telah mulai
mengisi khasanah sastra Indonesia dengan berbagai Novel Saduran,
menyadur dari novel Barat, Timur Tengah maupun dari negeri Tiongkok.
Salah satu nama yang terkenal pada saat itu adalah Lie Kim Hok yang
menulis novel saduran Sobat Anak – anak pada tahun 1884, kemudian
menulis Seribu Satu Malam yang terkenal itu. Selanjutnya sampai dengan
tahun 1960, begitu banyak novel, cerita, naskah sandiwara, cerita silat,
hikayat kerajaan, sejarah dan puisi - puisi yang ditulis oleh pengarang
keturunan Tionghoa.
Beberapa penulis yang cukup terkenal bisa dicatat antara lain yang
telah menulis beberapa novel yang digemari seperti Tjerita si Riboet
dan Boenga Mengandoeng Ratjoen karangan Tan Boen Kim pada tahun
1917. Boenga Roes dari Tjikembar karangan Nio Joe Lan padatahun 1927,
Budaya Tionghoa Indonesia 217
Setelah tahun 1965 tidak banyak buku yang diterbitkan secara khas
sebagai kesusastraan Tionghoa Indonesia, karya – karya yang ada bersifat
kesastraan Indonesia pada umumnya.
Sejak gerakan Reformasi 1998, telah banyak dijual buku – buku saduran
dari cerita – cerita yang berasal dari Tiongkok, seperti Sam Kok, Sie Yu Ci,
bahkan buku – buku tentang Hong Sui dan 12 Shio telah beredar ditoko –
toko buku.
b. Kesenian
1) Musik
Perangkat musik orang Tionghoa Ku Ceng ( 古 筝 ) masih banyak
penggemarnya sampai saat ini.
2) Wayang Orang
Wayang Orang disebut Cing Ci ( 京 剧 ) , jenis Wayang Orang
menampilkan cerita – cerita klasik.
Budaya Tionghoa Indonesia 219
Tari Yapong adalah tari khas Betawi, melihat pakaiannya sangat mirip
dengan pakaian yang dikenakan gadis Etnis Tionghoa pada Zaman
Dinasti Ming ( 明朝 ).
Penari Yapong
Budaya Tionghoa Indonesia 221
Sampai saat ini, bila ada keluarga yang menikahkan anaknya, sering
mengundang rombongan Kesenian Gambang Kromong dengan
Penari Cokek yang terdiri dari gadis – gadis / ibu – ibu orang Tionghoa
dengan pakaian Kebaya dan menggunakan Cukin (semacam kain
panjang untuk menggendong anak atau membawa barang belanja
dari pasar).
c. Lukisan
d. Kerajinan Tangan
e. Olah Raga
- Senam
Pernafasan, Senam Tai Ci, Senam Kipas, dan lainnya
- Loncat Tambang
Olah raga ini berupa gerakan loncat dengan menggunakan seutas tali,
bisa bermain sendiri atau dua orang yang memutar tali tersebut.
224 Budaya Tionghoa Indonesia
f. Permainan
1) Congklak
Digemari oleh anak – anak pada Era tahun 50 an, mungkin saat ini
bisa dimasukan dalam games elektronik.
2) Tien Che
Uang logam yang diikat bulu ayam, cara bermainnya dengan
menggunakan kaki.
Budaya Tionghoa Indonesia 225
3) Gangsing
Gangsing terbuat dari Bambu atau Kayu, diberi Paku Besi agar bisa
berdiri dan berputar, dipertandingkan yang lama mutar nya yang
menang, ada juga Gang Sing yang dibuat sedemikian sehingga bisa
menimbulkan bunyi - bunyi
4) Yoyo
Permainan Yoyo sampai sekarang masih sering kita lihat, bahkan
seorang yang sudah pandai bisa beratraksi dan bermain Yoyo sekaligus
3 buah
226 Budaya Tionghoa Indonesia
5) Layangan ( 风筝 )
Layangan terbuat dari Bambu dan Kertas, saat ini dibuat dari
lembaran Plastik berwarna.
g. Tanaman Bonsai ( 盆栽 )
Bonsai yaitu Tanaman Tua dalam bentuk miniatur, baik ditanam di tanah
maupun menggunakan Pot.
h. Sui Se ( 水石 )
Sui Se adalah batu – batu alami yang dikikis oleh erosi air atau udara,
melalui proses ribuan tahun akhirnya berbentuk atau menyerupai
Binatang atau orang, batu – batu ini dikoleksi sebagai hiasan di taman
maupun di rumah.
i. Merangkai Bunga
Tata cara minum teh untuk memperingati hari – hari tertentu atau
sekedar untuk ngobrol – ngobrol dengan teman.
BAB 31.
XIANG QI, CE KI, MA CIANG DAN WEI QI
象棋,棋牌,麻将,围棋
Saat ini jarang dimainkan karena dianggap suatu perjudian yang dilarang
di Indonesia
232 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Xiang Qi ( 象棋 )
Permainan Catur ini hampir serupa dengan Catur yang biasa kita lihat,
perbedaan nya antara lain : ada pembatas antara 2 Negara dan Raja tidak
bisa meninggalkan Ibu Kota nya.
b. Ma Ciang ( 麻将 )
c. Ce Ki ( 棋牌 )
Generasi orang tua pada Era tahun 1950 an, terutama ibu – bu
gemar bermain Ce Ki, permainan ini dilakukan oleh 4 orang dengan
menggunakan kartu kecil – kecil.
234 Budaya Tionghoa Indonesia
d. Wei Qi ( 围棋 )
BAB 32.
MEMBACA BENTUK TUBUH
DAN MERAMAL NASIB
236 Budaya Tionghoa Indonesia
Orang Tionghoa sejak dahulu kala mengamati kaitan antara bentuk tubuh
seseorang dengan sifat dan nasib orang tersebut.
Sebagai contoh :
Kalau ternyata ada yang tidak sesuai kemungkinan Istri, Anak – anak,
letak Rumah, Makam Orang Tua bisa memberi pengaruh, baik positif
maupun negatif pada perjalanan hidup orang yang bersangkutan.
Tuhan dapat merubah nasib seseorang apabila kita memohon pada Nya.
Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, bila ia sendiri tidak ingin
merubah nasibnya sendiri.
Saat saya usia 21 tahun baru lulus dari AKMIL, berdiri depan rumah
bersama Ayah saya, kita melihat anak – anak sedang bermain, Ayah
menunjuk seorang anak perempuan, kira – kira berusia 7 – 8 tahun dan
berkata, kalau kamu menikah dengan anak itu, kamu akan menjadi orang
kaya, saya katakan, dia itu masih kecil.
Sampai saat ini saya tidak bertemu lagi dengan anak itu, tidak
mengetahui bagaimana nasibnya.
Bagi pembaca yang ingin mempunyai pengetahuan ini baik untuk bahan
pertimbangan dalam mencari jodoh, mencari pegawai atau teman. Dapat
mencari informasi yang kompeten.
238 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Bentuk Muka
Muka orang secara umum, ada yang Lonjong, Bulat, Oval dengan Jidat
lebar, persegi empat, bentuk hati dan wajik.
Kita amati bentuk Hidung, Mata, Telinga, Janggut, Pipi, Alis dan
seterusnya, tiap orang berbeda, agar jelasnya baca catatan Penulis.
Pada tahun 1968 Penulis berusia 25 tahun, berpangkat Letnan Satu, tidak
sengaja jumpa dengan Ahli Hong Sui dan membaca nasib.
Dokter yang merawat saat itu disamping memberi obat paten, juga
memberi obat Tradisional dan bersyukur bisa sembuh.
4) Penulis ambil cuti satu minggu bersama Istri yang sedang hamil dan
bersama 2 anak Balita ke Jakarta, membawa Jeep Toyota, dalam
perjalanan pulang ke Surabaya sekitar jam 03 pagi, melintasi jalan raya
Pantai Utara Semarang Tuban, karena lelah tertidur, tidak tau berapa
lama tertidur. Karena goncangan keras, terbangun ternyata sudah
berada di dalam Kebun Kelapa, rupanya kendaraan menyimpang ke
kanan dan masuk Kebun Kelapa sekitar 100 meter dari jalanan, Tuhan
menjaga tidak menabrak Pohon Kelapa, kalau mobil menyimpang ke
kiri masuk Laut.
Tahi Lalat sering dijumpai ada pada bagian tubuh, seperti telapak kaki,
lengan, paha, leher, termasuk pada wajah seseorang, letak Tahi Lalat
tersebut mempunyai arti tertentu dan menandakan sifat dan nasib dari
orang yang bersangkutan.
d. Panjang Jari
Jika Jari telunjuk lebih pendek dari jari manis, orang ini bila memerintah
tidak langsung ditaati oleh orang yang diperintah.
Bila tangan dibalik, jika Jari Telunjuk menjadi lebih panjang dari Jari
Manis, ini artinya walaupun yang diperintah tidak langsung mentaati,
dalam hatinya ia patuh pada perintahnya.
Budaya Tionghoa Indonesia 241
e. Cara Berbicara
Saat berbicara seseorang ada yang melihat keatas, ada yang melihat ke
kiri dan kanan, ada yang sering melihat kebawah dan ada yang melihat
Mata orang yang sedang diajak bicara, masing – masing menggambarkan
ketulusan seseorang yang diajak bicara.
f. Cara Berjalan
Catatan :
Tanggal dan waktu seseorang dilahirkan juga berpengaruh pada
perjalanan hidup yang bersangkutan.
Contoh : Penulis pada saat berusia 8 tahun, bersama Ayah saya bertamu
dirumah seseorang, orang tersebut seorang yang mengerti hal melihat
Nasib, ia mengatakan bahwa saya mestinya menjadi Tentara, bisa jadi
Jenderal. Profesi saya akhirnya memang Tentara, selama 37 tahun.
Akhirnya Pensiun dengan Brigadir Jendral, mungkin suatu kebetulan saja.
Anak yang baru dilahirkan bila dibagian pantanya ada bercak biru / hijau
dan pada orang usia lanjut diatas 75 tahun muncul bercak – bercak hitam
pada muka dan badannya, itu suatu tanda bahwa ia ada Keturunan
Tionghoa.
242 Budaya Tionghoa Indonesia
Orang Tionghoa diatas usia 76 mulai muncul bercak-bercak dimuka dan badannya
BAB 33.
GUCI DAN BARANG–BARANG DARI KERAMIK
Sejak Abad Ke – 1 Masehi sudah dikenal adanya Jalur Sutra dari Timur
Tengah ke Pantai Timur Tiongkok, orang – orang Arab melalui jalur
Perdagangan ini membawa Emas, Batu Permata, Wangi – wangian dan
Karpet – karpet ke Tiongkok, sebaliknya dari Tiongkok membawa barang–
barang Keramik, Kain Sutra, Kerajinan Tangan lainnya untuk Istana Raja–
raja di Arab.
244 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Guci
Guci dari Keramik merupakan barang – barang yang ada ditiap rumah
masyarakat Tionghoa, mempunyai fungsi sebagai wadah Air atau
makanan, Pot Bunga, Hiasan rumah, bahkan ada yang melambangkan
status sosial dalam masyarakat, ada Guci yang langka dan mahal
harganya. Ada juga yang digunakan untuk menyimpan Abu Jenazah
setelah dikremasi.
Rupanya Guci – guci itu asal Tiongkok dibuat khusus untuk orang Dayak
yang mempunyai arti penting dalam masyarakat mereka, Guci – guci itu
sangat langka, di Tiongkok sendiri tidak ditemukan, rupanya pembuat
Guci waktu itu yang semula untuk wadah makanan / minuman, ternyata
mereka memandang sebagai lambang status sosial dalam masyarakat.
Guci – guci yang besar biasanya dibagian mulut terdapat cincin – cincin
dengan lubang, ternyata fungsinya untuk menggantung di dalam Kapal
Kayu, bila Kapal goyang, isi Guci tidak tumpah.
Keramik dibuat juga untuk Piring, Mangkok sebagai alat Makan, bahkan
untuk membuat Meja Kursi yang mempunyai nilai seni yang tinggi
Ada Guci dan barang Keramik dibuat khusus untuk upeti pada Pejabat,
hadiah Pernikahan, Cindera Mata, dan lain-lain.
BAB 34.
BANGUNAN TRADISIONAL
a. Petak Pecinan
Petak Pecinan ini ditemukan hampir tiap kota di Jawa dan Sumatera,
dibangun dekat pasar atau persimpangan jalan.
Biasanya lantai bawah untuk tempat usaha, lantai atas untuk gudang
atau tempat tinggal
Budaya Tionghoa Indonesia 249
b. Rumah Resmi
d. Pagoda
e. Tu Lou
Tu Lou adalah bangunan orang Hakka, bangunan ini dihuni oleh lebih
dari 30 Kepala Keluarga. Di Indonesia tidak ada yang membangun rumah
model ini.
BAB 35.
SITUS – SITUS BUDAYA TIONGHOA DI INDONESIA
Gedung dengan Arsitektur dan bahan – bahan bangunan dan ukiran yang
berkualitas, saat ini bangunan ini hanya tersisa 40 % dari aslinya.
Di Semarang ada sebuah gedung di Jalan Kyai Saleh Semarang milik Raja
Gula Oey Tiong Ham, Arsitektur luarnya berbentuk rumah Pembesar
Belanda, tetapi dekorasi dalamnya khas Tionghoa.
e. Pagoda di Palembang
Bagansiapi – api ada tradisi Bakar Tongkang sebagai suatu simbol atau
tekad bahwa orang Tionghoa yang terdiri dari satu Kapal 11 orang
mengambil keputusan untuk menetap di Bagansiapi – api dengan cara
membakar Tongkang yang membawa mereka dari Tiongkok.
Di Jalan Kemenangan d/a Toa Sebio terdapat Gereja Katolik Santa Maria
de Fatima dengan Arsitektur Tionghoa Tradisional
260 Budaya Tionghoa Indonesia
BAB 36.
KETAULADANAN TOKOH LEGENDARIS
Ada 3 Tokoh yang Penulis kagumi, kita tidak mampu meneladaninya yaitu
Laksamana Muda John Lie, serta ada 2 Tokoh pada kisah Sam Kok ( 三国
演义 ) yang terjadi pada Abad Ke – 3 di Tiongkok yaitu Kwan Yu dan Zhu
Ge Liang.
John Lie lahir di Manado pada tahun 1911, pada usia 17 tahun bekerja di
Perusahaan Pelayaran Belanda KPM. Atas prestasi kerjanya, pada tahun
1942 John Lie sudah menjadi Juru Mudi dari Kapal Besar yang berlayar
antar Benua.
Tanggal 17 Agustus 1945 John Lie mengetahui dari siaran Radio bahwa
Bung Karno dan Hatta Memproklamirkan Indonesia Merdeka. John Lie
segera meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan, datang ke Yogyakarta
mendaftar sebagai Anggota TNI – AL, John Lie diterima sebagai Anggota
TNI – AL dengan pangkat paling rendah, sebagai Klasi Kelas III. Beliau
menerimanya dengan ikhlas demi membela Negara yang baru di
Proklamirkan.
b. Keteladanan Guan Yu ( 関羽 )
Guan Yu seorang Jenderal pada Era 3 Raja – raja tahun 200 Masehi
Catatan :
- Ada kepercayaan bahwa Guan Yu adalah titisan Dewa, tempat orang
memohon perlindungan dari penganiayaan dan ketidak adilan, bagi
Umat Penganut Tao Pengambilan Sumpah di Pengadilan dihadapan
Altar Guan Yu.
- Tidak benar kalau ada yang menganggap Guan Yu adalah Dewa
Perang.
Zhu Ge Liang hidup pada Zaman Tiga Negara sejarah Tiongkok, dikisahkan
dalam Buku Tiga Negara ( 三国演义 ) , pada Abad ke 3 Masehi.
BAB 37.
ORGANISASI MASYARAKAT TIONGHOA
Semasa Era Orde Baru, Organisasi Tionghoa bubar atau beku, setelah
tahun 1998 Reformasi, dimana tiap warga dijamin haknya untuk
berkumpul dan menyatakan pendapat, maka muncul banyak Organisasi
Tionghoa, baik Tingkat Nasional atau Daerah, dalam buku ini hanya
dicantumkan beberapa saja sebagai contoh.
270 Budaya Tionghoa Indonesia
a. Perkumpulan Kematian
Ikatan antara orang yang mempunyai Marga yang sama, agar bisa saling
kenal dan saling membantu, biasanya membangun Rumah Abu, untuk
menghormati leluhurnya bersama – sama, mereka yakin dahulu kala
mereka mempunyai leluhur yang sama.
Pada Zaman Penjajah, Sekolah hanya untuk orang Belanda dan Elit
tertentu, menggunakan bahasa pengantar bahasa Belanda dengan
latar belakang Agama Kristen / Katolik, sedangkan untuk penduduk asli,
Sekolah Rakyat berlatar belakang agama Islam.
M e r u p a ka n ke b u t u h a n b a g i m a sya ra kat T i o n g h o a u nt u k
menyelenggarakan pendidikan atau sekolahan sendiri yang sesuai
kebutuhan termasuk pendidikan Budi Pekerti Adat dan tradisi orang
Tionghoa serta mempelajari Bahasa Mandarin. Organisasinya adalah
Tiong Hoa Hwee Kwan ( 中华会馆 ) didirikan tahun 1900.
Organisasi ini untuk memelihara Tradisi, Budaya dan Bahasa sub Etnis,
seperti Pekumpulan Hakka Indonesia Sejahtera dan sebagainya.
峇厘客家鄉親會
IL AB
REP
Organisasi ini didirikan oleh orang – orang yang mempunyai hobi yang
sama, Senam, Bernyanyi, Menari, Dansa, Melukis, Merangkai Bunga,
Catur, Silat, Cabang Olahraga dan lain – lain.
k. Organisasi lainnya
BAB 38.
TAMAN BUDAYA TIONGHOA INDONESIA
Bapak H. M. Soeharto Ketua Yayasan Harapan Kita meninjau Gambar – gambar Rancang
Bangun pada saat Acara Peletakan Batu Pertama Taman Budaya Tionghoa – TMII 2006.
Budaya Tionghoa Indonesia 279
Perpustakaan Gusdur
Taman 12 Shio
282 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 283
BAB 39.
BUDAYA BISA BERKEMBANG DAN BERUBAH
Budaya Hanphone dapat mendekatkan yang jauh, tapi jangan menjauhkan yang dekat
Budaya Tionghoa Indonesia 285
BAB 40.
KEBIASAAN HIDUP BARU NEW NORMAL
8) Sering sikat gigi dan berkumur dengan air garam atau cairan Betadin
Gargle.
9) Jaga emosi yang dapat menurunkan daya tahan tubuh sendiri.
10) Ibadah dan doa, mohon Tuhan yang menjauhkan kita dari semua
bibit penyakit.
Catatan :
Pada acara Ulang Tahun pada umumnya diacarakan meniup lilin yang
diletakan diatas kue Tart.
Meniup lilin yang diletakan diatas kue, apalagi ditiup ramai – ramai
memungkinkan Virus menyebar, tidak baik bagi kesehatan.
288 Budaya Tionghoa Indonesia
Acara tiup lilin ditiadakan saja, lilin yang menyala dipindahkan ke gelas, biarkan habis
dan mati sendiri, kue bisa dibagikan kepada hadirin
Budaya Tionghoa Indonesia 289
BAB 41.
TOLERANSI ANTAR BUDAYA
DAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Keindahan dari Produk Budaya suatu Bangsa atau Etnis bersifat Universal,
suatu lukisan hasil pelukis dari Etnis apapun, kalau memang itu bagus,
dapat apresiasi dari semua orang yang melihatnya.
290 Budaya Tionghoa Indonesia
- Politik
Untuk merebut kekuasaan dan pengaruh
- Ekonomi
Untuk menguasai sumber daya ekonomi untuk kepentingan rakyatnya
atau kepentingan sendiri.
- Agama
Untuk memperoleh posisi mayoritas, menguasai penganut Agama
tertentu untuk mendapatkan dukungan politik.
Catatan :
Agama Tao, Khong Hu Cu atau Budha tidak ada kewajiban untuk syiar
Agama, selama ini tidak menimbulkan masalah dengan penganut Agama
lain.
Budaya Tionghoa Indonesia 291
BAB 42.
HARAPAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
292 Budaya Tionghoa Indonesia
Semoga Tuhan Yang Maha Esa Memberkati kita sekalian dalam berbakti
pada Negara Bangsa, dan masyarakat. Amin
Penulis,
Musiyati Tessa
- Kepala Kantor Pengurus Pusat PSMTI
Periode 1998-2009
- Kepala Kantor dan Marketing
Taman Budaya Tionghoa dan
Museum Hakka TMII
Editor :
- Buletin PSMTI
- Buku Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia
- Buku Perjalanan Sejarah PSMTI 9 tahun
- Buku Kacang Mencari Kulitnya edisi 1 & 2
- Buku Seorang Yang Mengasihi Tuhan Yesus
- Buku Orang Tionghoa Dalam Negara
Kesatuan RI
- Buku Budaya Tionghoa Indonesia
294 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 295
296 Budaya Tionghoa Indonesia
Budaya Tionghoa Indonesia 297
298 Budaya Tionghoa Indonesia