Makalah Managemen Kelas Kel.2
Makalah Managemen Kelas Kel.2
Makalah Managemen Kelas Kel.2
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Pada
Mata Kuliah Manajemen Kelas
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PENDAHULUAN....................................................................................3
A. Simpulan.......................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah penentu keberhasilan pendidikan dalam suatu lembaga
pendidikan. berhasil atau tidaknya peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran ditentukan oleh seorang guru. oleh karena itu, seorang guru
dituntut untuk bisa untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik
berada pada tingkat yang optimal. Hasil belajar yang optimal ditentukan oleh
kondisi belajar yang optimal pula. kondisi belajar yang optimal dapat tercapai
jika seorang guru mampu mengelola kelas dengan baik. Pengelolaan kelas
dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran
yang mendasar.
Aktivitas pengelolaan yang dilakukan oleh guru dalam rangka
menciptakan kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dapat berupa hubungan interpersonal yang baik
antara guru dan peserta didik maupaun peserta didik dengan peserta didik
lainnya. masalah akan muncul pada saat guru masuk ke dalam kelas, baik
masalah yang bersangkutan dengan pembelajaran maupun yang bersangkutan
dengan manajemen. masalah pembelajaran berkaitan dengan membuat RPP,
penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, dan evaluasi. sedangkan
masalah yang berkaitan dengan manajemen adalah usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya, memberi
penguatan, mengembangkan hubungan guru dan peserta didik, membuat tata
tertib kelas yang produktif.
Masalah pembelajaran harus diatasi dengan cara pembelajaran, dan
masalah pengelolaan kelas harus diatasi dengan cara pengelolaan. beberapa
alasan seorang guru harus melakukan pengelolaan kelas, diantaranya: (1) m
1
ewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun
sebagai kelompok belajar yang memungkinkan Peserta Didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin; (2) Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar; dan (3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar
yang mendukung dan memungkinkan Peserta Didik belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual Peserta Didik dalam kelas
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan dalam manajemen kelas ?
2. Apa saja pendekatan dalam manajemen kelas ?
3. Apa saja hambatan dalam pengelolaan dikelas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam manajemen kelas.
2. Untuk mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam pengelolaan dikelas.
2
BAB II
PENDAHULUAN
3
normal maupun ketika ada muncul hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha guru untuk menciptakan suasana
kegiatan belajar mengajar yang kondusif agar tercapai kondisi yang optimal
sesuai dengan yang diharapkan dan mengendalikannya apabila terjadi
gangguan dalam pembelajaran. Dengan kata lain, pengelolaan kelas
merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pembelajaran.
B. Jenis-jenis Pendekatan Manajemen Kelas
Masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu masalah individu dan kelomppok. masalah-masalah
tersebut terjadi ketika seorang peserta didik ingin agar tingkah lakunya dapat
diterima oleh orang lain. ketika tingkahlaku peserta didik tersebut tidak
diterima oleh orang lain, maka mereka cenderung melakukan atau bertindak
dengan hal-hal yang kurang wajar.
Di antara tindakan atau perbuatan asosial yang bersifat individu menurut
Direkurs adalah sebagai berikut:
1. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain misalnya
membadut aktif di kelas, atau berbuat serba lamban.
2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan misalnya selalu mendebat
atau kehilangan kendali emosional.
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, misalnya mengata-
ngatai.
4. Peragaaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak
untuk mencoba melakukan apa pun karena yakin bahwa kegagalan yang
menjadi bagiannya.
Kemudian masalah-masalah kelompok dalam pengelolaan kelas adalah
1. Kelas kurang kohesif.
2. Kelas memberikan reaksi negative terhadap salah seorang Peserta Didik.
3. Kelas memberikan support kepada anggota kelas yang melanggar norma
atau disiplin.
4
4. Kelas mudah dialihkan konsentrasinya kepada hal-hal yang tidak ada
hubungan dengan kegiatan pembelajaran
5. Semangat kerja rendah.
6. Kelas kurang mampu beradaptasi dengan kondisi yang baru.
Melihat dari permasalah tersebut, seorang guru yang profesional harus
mengetahui permasalahan yang terjadi serta mampu memecahkan masalah
tersebut. kelas yang baik ditandai dengan interaksi yang baik pula. interaksi
yang baik bergantung pada pendekatan yang guru lakukan sebagai bagian dari
pengelolaan kelas yang epektif. Menurut Syaiful Bahri, pendekatan yang
harus dilakukan oleh seorang guru meliputi pendekatan otoriter, pendekatan
intimidasi, pendekatan permisif, pendekatan intruksional, pendekatan resep,
pendekatan pembelajaran , pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan
sosial emosional, pendekatan proses kelompok dan pendekatan elektis atau
pluralistik.
1. Pendekatan Otoriter
Pengelolaan kelas bertujuan untuk mengontrol tingkah laku peserta
didik sesuai yang dikehendakioleh guru. peran guru dalam pendekatan ini
yaitu menciptakan dan mempertahankan kedisiplinan peserta didik. dalam
kegiatan pembelajaran,, kedisiplinan merupakan faktor penentu dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif. dalam hal ini, guru harus
menekankan pentingnya peserta didik untuk menaati peraturan. berbagai
peraturan tersebut ibaratnya adalan "penguasa" yang harus ditaati oleh
peserta didik. dalam pendekatan ini, biasanya guru melakukan
kesepakatan-kesepakatan dengan peserta didik di awal pembelajaran,
mengenai pa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
namun, tak hanya peserta didik, guru pun harus konsisten dalam
melaksanakannya.
2. Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi juga bermaksud untuk mengontrol tingkah
laku peserta didik selama proses pembelajaran, namun perbedaannya
pendekatan ini dilakukan dengan cara memberikan ancaman kepada
5
peserta didik, misalnya melarang, ejekan, sindiran dan memaksa.
pendekatan ini dilakukan ketika kondisi kelas benar-benar sudah tidak
dapat dikendalikan. jika seorang guru masih mampu memecahkan masalah
dengan pendekatan lain, maka pendekatan ini dapat ditangguhkan.
pendekatan ini harus dilakukan dalam taraf kewajaran, jika berlebihan
dimungkinkan bahwa peserta didik akan lebih bersikap represif dan
melukai perasaan peserta didik
3. Pendekatan Permisif
Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya
memaksimalkan kebebasan peserta didik. Tema sentral dari pendekatan ini
adalah apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta
didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru
adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan
membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur tangan guru hendaknya
seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan
potensi peserta didik secara penuh.
4. Pendekatan Intruksional
Pendekatan intruksional adalah pendekatan yang mendasarkan
kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan
dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar manajerial kelas.
Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil
perencanaan pengajaran yang bermutu. Dengan demikian peranan guru
adalah merencanakan dengan teliti pelajaran yang baik, kegiatan belajar
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.
Oleh karena itu, para pengembang pendekatan instruksional menyarankan
guru dalam mengembangkan strategi manajemen kelas memperhatikan
hal-hal berikut ini:
1. Menyampaikan kurikulum dan pembelajaran yang menarik, relevan
dan sesuai
2. Menerapkan kegiatan yang efektif
3. Menyediakan daftar kegiatan rutin kelas
6
4. Memberikan pengarahan yang jelas
5. Menggunakan dorongan yang bermakna
6. Memberikan bantuan mengatasi rintangan
7. Merencanakan perubahan lingkungan
8. Mengatur kembali struktur situasi;
5. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan ini didasarkan pada suatu tanggapan bahwa dalam suatu
perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah
laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
Pendekatan ini manganjurkan tingkah laku guru dlam mengajar untuk
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.
Peranan guru adalah perencanaan dan mengimplemantasikan pelajaran
yang baik.
6. Pendekatan Resep
Pendekatan ini berbentuk rekomendasi yang berisi daftar hal-hal
yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru
apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar
tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan ini
biasanya dapat ditemukan dalam artikel. Karena daftar ini sering
merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai
pendekatan “bukumasak”.
7. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-
prinsippsikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan
ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik
bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang. Tugas
pokok guru adalah menguasai dan menerapkan keempat proses yang telah
terbukti (bagi kaum behavioris) merupakan pengontrol tingkah laku
manusia, yaitu: penguatan positif (memberikan stimulus positif, berupa
ganjaran atau pujian terhadap perilaku atau hasil yang memang diharapkan
), penghukuman ( pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
7
menghilangkan dengan segera perilaku peserta didik yang tidak
dikehendaki ), penghilangan (upaya mengubah perilaku peserta didik
dengan cara menghentikan pemberian respon terhadap suatu perilaku
peserta didik yang semula dilakukan dengan respon tersebut ) dan
penguatan negatif ( peniadaan tingkah laku yang tidak disukai (biasanya
berupa hukuman) yang selalu diberikan kepada peserta didik ).
8. Pendekatan Kelompok
Membutuhkan kemampun guru dalam menciptakan momentum yang
dapat mendorong kelompok-kelompok di dalam kelas menjadi kelompok
yang produktif. Disamping itu, pendekatan ini juga mengharuskan guru
untuk mampu menjaga kondisi hubungan antar kelompok agar dapat selalu
berjalan dengan baik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, dasar dari Group
Process Approach ini adalah psikologi sosial dan dinamika kelompok yang
mengetengahkan dua asumsi sebagai berikut:1
a. Pengalaman belajar di sekolah bagi peserta didik berlangsung dalam
konteks kelompok sosial. Asumsi ini mengharuskan wali/ guru kelas
dalam pengelolaan kelas selalu mengutamakan kegiatan yang dapat
mengikutsertakan seluruh personal di kelas. Dengan kata lain, kegiatan
kelas harus diarahkan pada kepentingan bersama dan sedikit mungkin
kegiatan yang bersifat individual.
b. Tugas guru terutama adalah memelihara kelompok belajar agar
menjadi kelompok yang efektif dan produktif. Berdasarkan asumsi ini
berarti seorang wali/ guru kelas harus mampu membentuk dan
mengaktifkan peserta didik bekerja sama dalam kelompok (group
studies).
Hal tersebut harus dilaksanakan secara efektif agar hasilnya lebih
baik daripada peserta didik belajar sehari-hari (produktif). Kegiatan guru
sebagai kelompok antara lain dapat diwujudkan berupa regu belajar (team
teaching) yang bertugas membantu kelompok belajar.
1
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006,
Hal.
8
9. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan Eklektik (Eclectic Counseling) menunjuk pada suatu
sistematika dalam konseling yang berpegang pada pandangan teoretis dan
pendekatan (approach), yang merupakan perpaduan dari berbagai unsur
yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi serta pendekatan.
Konselor dalam hal ini guru yang berpegang pada pola eklektik
berpendapat bahwa mengikuti satu orientasi teoretis serta menerapkan satu
pendekatan saja terlalu membatasi ruang gerak peserta didik. Oleh
karenanya dalam pendekatan ini Guru menggunakan variasi dari sudut
pandangan, prosedur, dan teknik sehingga dapat melayani masing-masing
konsep sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ciri khas masalah
yang dihadapi oleh peserta didik.
Dari berbagai pendekatan tesebut, seorang guru berhak memilih dan
mengembangkan berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas sesuai
dengan kemampuannya sendiri. sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
C. Hambatan Pendekatan Manajemen Kelas
Dalam manajemen kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat.
Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, peserta didik, lingkungan
keluarga ataupun karena faktor fasilitas. Dan dari uraian diatas tampaklah
bahwa kewenangan penanganan masalah pengelolaan dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Masalah yang ada dalam wewenang guru.
Ada sejumlah masalah pengelolaan kelas yang ada dalam ruang
lingkup wewenang seorang guru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini
berarti bahwa seorang guru bidang studi yang sedang mengelola proses
pembelajaran dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan dan
mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang
menguntungkan kalau ada gangguan sehingga peserta didik berkesempatan
9
untuk mengambil manfaat yang optimal dari kegiatan belajar yang
dilakukannya.
2. Masalah yang ada dalam wewenang sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Dalam kenyataan sehari-hari di kelas, akan ditemukan masalah
pengelolaan yang lingkup wewenang untuk mengatasinya berada di luar
jangkauan guru bidang studi. Masalah ini harus diatasi oleh sekolah
sebagai suatu lembaga pendidikan. Bahkan mungkin juga ada masalah
pengelolaan yang tidak bisa hanya diatasi oleh satu lembaga pendidikan
akan tetapi menuntut penanganan bersama antar sekolah.
Masalah-masalah yang ada dibawah wewenang sekolah antara lain
pembagian ruangan yang adil untuk setiap tingkat atau jurusan, pengaturan
upacara bendera pada setiap hari senin dan bila pada hari itu turun hujan
lebat, menegur peserta didik yang selalu terlambat pada saat apel bendera,
mengingatkan peserta didik yang tidak mau memakai seragam sekolah,
menasehati peserta didik yang rambutnya gondrong, memberi peringatan
keras kepada peserta didik yang merokok di kelas atau sekolah dan suka
minum-minuman keras, sampai kepada mendamaikan peserta didik jika
terjadi perselisihan antar sekolah.
3. Masalah yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah.
Dalam mengatasi masalah semacam ini mungkin yang harus terlibat
adalah orang tua, lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat seperti
karang taruna, bahkan para pengusaha dan lembaga pemerintahan
setempat.
Selain hambatan dan masalah diatas ada jug beberapa faktor yang
menjadi penghambat dalam manajemen kelas yaitu
1. Masalah Dari Pendidik
Meski peran guru sebagai pendidik, pembimbing dan contoh bagi
peserta didik. Tidak semua guru dapat menjalankan perannya dengan
maksimal dan pasti akan ada hambatan. Faktor penghambat yang datang
dari sini berupa hal-hal, seperti: tipe kepemimpinan guru yang otoriter,
format belajar mengajar yang tidak bervariasi (monoton), kepribadian guru
10
yang tidak baik, pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru
tentang peserta didik yang kurang.
2. Hambatan Dari Peserta Didik
Masalah yang sering terjadi dari peserta didik yaitu: kurangnya
minat atau kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
kurangnya motivasi dari dalam diri siswa tersebut dan banyak faktor
lainnya. Kurangnya kesasaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan
haknya sebagai anggota kelas atau suatu sekolah akan menjadi masalah
dalam pengelolaan kelas.
Peran guru sangat diperlukan dalam menghadapi hambatan-
hambatan yang dialami siswa, dengan berbagai metode pembelajaran.
Seorang guru dituntut kreatif dalam menghadapi berbagai hambatan dan
masalah yang pada peserta didik.
3. Hambatan Dari Lingkungan Keluarga
Tingkah laku peserta didik di dalam kelas merupakan pencerminan
keadaan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sikap otoriter orang tua akan
tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Di
dalam kelas sering ditemukan ada peserta didik penganggu dan pembuat
ribut, sikap peserta didik biasanya cerminan dari lingkungan dan
pergaulannya.
4. Faktor Dari Fasilitas
Faktor ini meliputi: jumlah peserta didik dalam kelas yang terlalu
banyak dan tidak seimbang dengan ukuran kelas, besar dan kecilnya
ruangan tidak disesuaikan dengan jumlah peserta didiknya, ketersediaan
alat yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang membutuhkannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian Manajemen (Pengelolaan Kelas)
Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tercapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru
berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi kegiatan
pembelajaran. Menurut E. Mulyasa, pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif,
dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Pengelolaan dalam pengertian umum adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Dari beberapa pengertian para ahli, dapat di simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam
menata atau menciptakan dan memelihara sebuah kelas agar suasana
pembelajaran dapat terkendali secara optimal baik ketika pembelajaran
dalam kondisi normal maupun ketika ada muncul hambatan dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas.
2. Jenis-Jenis Pendekatan Manajemen Kelas
Menurut Syaiful Bahri, pendekatan yang harus dilakukan oleh
seorang guru meliputi pendekatan otoriter, pendekatan intimidasi,
pendekatan permisif, pendekatan intruksional, pendekatan resep,
pendekatan pembelajaran , pendekatan perubahan tingkah laku,
pendekatan sosial emosional, pendekatan proses kelompok dan pendekatan
elektis atau pluralistik.
3. Hambatan Pendekatan Mnajemen Kelas
Dalam manajemen kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat.
Hambatan tersebut bisa datang dari guru sendiri, peserta didik, lingkungan
12
keluarga ataupun karena faktor fasilitas. Dan dari uraian diatas tampaklah
bahwa kewenangan penanganan masalah pengelolaan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: (1) masalah yang ada dalam
wewenang guru, (2) masalah yang ada dalam wewenang sekolah sebagai
lembaga pendidikan dan (3) masalah yang ada di luar wewenang guru
bidang studi dan sekolah.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.
Tulisan ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang
“Pendekatan dalam Manajemen Kelas”.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya
dari dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa
demi kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
AJE Toenlioe. 1991. Teori dan Praktek Pengelolaan Kelas. Surabaya:
Usaha Nasional.
14