I Made Arie Mahardika Adiputra
I Made Arie Mahardika Adiputra
I Made Arie Mahardika Adiputra
Nim : 21156540302
No.Absen : 15
Kelas : 2C Perpajakan
SOAL
1. Bapak David direktur PT. Gita Gayatri , pada tahun pajak 2018 PT. Gita Gayatri telah
dilakukan pemeriksaan dan terbit Surat Ketetapan pajak PPh badan sebesar 1,5 milliar. Bapak
David, berkeinginan ingin mengajukan upaya hukum atas terbitnya surat ketetapan pajak
tersebut namun ragu-ragu karena belum memahami konsekwensi dari upaya hukum yang akan
ditempuh, jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menempuh upaya hukum, sehingga
upaya hukum yang akan ditempuh baik untuk bapak David ?
2. Bapak Ngurah sebagai penanggung pajak PT. Mutiara Indah memiliki tunggakan pajak
sebesar 2 milliar, dan atas tunggakan tersebut belum dilunasi, pihak fiscus telah melakukan
penagihan seketika sekaligus, jelaskan alasan fiscus melakukan tindakan penagihan seketika
sekaligus sedangkan Bapak Ngurah belum pernah menerima surat teguran serta tunggakan
tersebut belum jatuh tempo penagihan ?
3. Jelaskan dasar-dasar pertimbangan pengajuan permohonan penghapusan sanksi, dilihat dari
dalil dalil yang diajukan dalam pengajuan permohonan penghapusan sanksi .
4. Jelaskan persamaan dan perbedaan kerangka konsepsual surat permohonan banding dengan
gugatan.
5. Ibu Septia direktur PT. Bintang Santosa , menerima surat ketetapan pajak atas pajak
pertambahan nilai sebesar 4 milliar, dasar koreksi pemeriksa adalah adanya arus uang yang
menurut ibu Septia bukan penjualan namun pinjaman pihak ketiga yang dibuktikan dngan
perjanjian pinjaman sehingga menurut wajib pajak tidak terutang. Surat ketetapan pajak
tertanggal 4 Maret 2022, dikirimkan kepada wajib pajak tanggal 6 Maret 2022, dan diterima
oleh wajib pajak tertanggal 15 Maret 2022, wajib pajak mengajukan keberatan tertangggal 14
Juni 2022. Jelaskan menurut pendapatan anda terhadap kasus tersebut ?.
Jawaban Uas
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP),
maka akan diterbitkan suatu surat ketetapan pajak, yang dapat mengakibatkan pajak
terutang menjadi kurang bayar, lebih bayar, atau nihil. Jika Wajib Pajak tidak
sependapat maka dapat mengajukan keberatan atas surat ketetapan tersebut.
Selanjutnya apabila belum puas dengan keputusan keberatan tersebut maka Wajib
Pajak dapat mengajukan banding. Langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh Wajib
Pajak dalam sengketa pajak adalah peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.
2. Tindakan Penagihan Seketika dan Sekaligus memiliki dasar hukum Undang-undang (UU)
Nomor 19 tahun 2000, yang kemudian diperkuat melalui Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 189/PMK.03/2020. Dalam PMK Nomor 189/PMK.03/2020, Penagihan
Seketika dan Sekaligus didefinisikan sebagai tindakan penagihan pajak yang
dilaksanakan oleh fiskus kepada wajib pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo
pembayaran yang meliputi seluruh. Penagihan ini dilakukan untuk seluruh utang pajak,
dari semua jenis pajak, masa pajak dan tahun pajak. Berdasarkan definisi ini, maka bisa
dikatakan Penagihan Seketika dan Sekaligus dilakukan oleh fiskus sebelum menerbitkan
Surat Paksa. Meski demikian, tidak selalu penerbitan Surat Paksa didahului oleh
Penagihan Seketika dan Sekaligus. Sebab, upaya Penagihan Seketika dan Sekaligus
diambil apabila muncul kondisi tertentu. Bahkan surat perintah Penagihan Seketika dan
Sekaligus dapat dilakukan tanpa adanya Surat Teguran. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 9
Ayat (1) PMK Nomor 189/PMK.03/2020, yang menyebutkan sifat surat perintah Penagihan
Seketika dan Sekaligus antara lain:
• Sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran
• Tanpa didahului Surat Teguran
• Sebelum jangka waktu 21 hari sejak Surat Teguran disampaikan
• Sebelum penerbitan Surat Paksa
3. Sesuai dengan Pasal 3 ayat (1) PMK 8/2013, penyampaian surat permohonan dapat
dilakukan secara langsung, melalui pos dengan bukti pengir iman surat, atau dengan
cara lain seperti melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat atau e-filing.
Untuk pengiriman surat permohonan secara langsung, wajib pajak akan diberikan
bukti penerimaan surat oleh KPP. Sementara untuk pengiriman surat melalui pos atau
jasa kurir, wajib pajak akan memperoleh bukti penerimaan elektronik.
Lebih lanjut, merujuk pada Pasal 5 ayat (6) PMK 8/2013, permohonan pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi pajak yang tercantum dalam Surat Ketetapan
Pajak (SKP) atau Surat Tagihan Pajak (STP) harus memenuhi 5 persyaratan sebagai
berikut:
sebanyak 1 permohonan hanya dapat diajukan untuk 1 SKP atau STP. Untuk STP yang
disebabkan adanya pajak yang kurang dibayar, sepanjang terkait dengan SKP yang
sama, 1 permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1 STP;