Laporan PKL PT - Dil
Laporan PKL PT - Dil
Laporan PKL PT - Dil
Oleh :
NUR INSANI
2040201031
Oleh :
NUR INSANI
2040201031
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh :
NUR INSANI
2040201031
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Oleh :
NUR INSANI
2040201031
Mengetahui :
Wakil Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka saya
dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul
Teknik Panen dan Pengangkutan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq ) di PT.
Dharma Intisawit Lestari, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, untuk memenuhi
persyaratan dalam pengajuan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam laporan ini saya
merasa masih banyak kekurangan pada teknis penulisan materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat saya butuhkan dan harapkan demi penyempurnaan pembuatan
laporan ini. Dan kegiatan PKL ini juga diharapkan agar mampu membuat mahasiswa
secara langsung terjun kelapangan dan memperoleh pengalaman. Harapannya, setelah
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan , mahasiswa bisa terjun kelapangan secara langsung.
Laporan kegiatan PKL ini disusun sebagai pertanggung jawaban tertulis atas
terlaksananya kegiatan. Dimana durasi kegiatan PKL kurang lebih 50 hari mulai dari hari
senin,20 juni 2022 sampai dengan hari sabtu, 06 juli 2022. Selama periode PKL, aktivitas
yang dilakukan mahasiswa adalah terjun langsung kelapangan dan dibawah pengawasan
Dewan Pendamping Lapangan (DPL) pihak instansi. Kelancaran kegiatan PKL ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak yang telah membantu saya selama berjalannya Praktik Kerja Lapangan (PKL)
sampai penyusun laporan ini, khususnya kepada :
1. Dr. Nur Indah Mansyur,S.P.,M.P, selaku Ketua Program Studi Agroteknologi.
2. Dr. Titik Ismandari,.S.P,.M.Sc, selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan yang selalu
mengajari dan membimbing saya.
3. Herman Marpaung,SP Selaku Pendamping Lapangan Kegiatan PKL.
4. Kepada seluruh pihak yang bersangkutan selama kegiatan PKL berlangsung.
iv
Dan secara khusus saya menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada saya, baik
dalam mengikuti perkuliahan dan juga dalam penyelesaian laporan ini.
NUR INSANI
2040201031
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUl................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKL........................................................................................................4
1.3 Manfaat PKL......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5
2.1 Kelapa Sawit...................................................................................................... 5
2.1.1 Kalasifikasi Tanaman Kelapa Sawit........................................................ 5
2.1.2 Bontani Kelapa Sawit...............................................................................5
2.1.3 Morfologi Tanaman Kelapa Sawit........................................................... 6
2.1.4 Ekologi Tanaman Kelapa Sawit...............................................................8
2.2 Panen.................................................................................................................9
2.3 Pengakutan Tandan Buah Segar (TBS)............................................................. 10
BAB III METODE PENELETIAN......................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat PKL.................................................................................... 12
3.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan..........................................................................12
3.3 Metode PKL.......................................................................................................13
3.4 Rencana Evaluasi Kegiatan................................................................................13
3.5 Pelaksanaan Kegiatan........................................................................................ 14
3.5 Bagan Alir Kegiatan......................................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 16
4.1 Sejarah DSN Group (PT.DIL)........................................................................... 16
4.2 Gambaran Lokasi di PT.DIL..............................................................................17
vi
4.3 Visi dan Misi......................................................................................................18
4.4 Struktur Organisasi PT.DIL............................................................................... 19
4.5 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.................................................................20
4.5.1 Panen........................................................................................................20
4.5.2 Pengangkutan Tandan Buah Segar.......................................................... 33
4.6 Evaluasi Pelaksanaan PKL................................................................................ 38
BAB V PENUTUP................................................................................................. 39
5.1 Kesimpulan........................................................................................................ 39
5.2 Saran.................................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................41
LAMPIRAN............................................................................................................42
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
minyak nabati lainny. Konsumsi per kapita minyak nabati dunia mencapai 25
kg/tahun setiap orangnnya. Kebutuhan ini akan terus meningkat sejalan dengan
pertumbuhan penduduk dan meningkatnya konsumsi per kapita.
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang sekarang ini banyak
diusahakan baik oleh petani pekebun maupun perusahaan. Pekerjaan pemanen
merupakan pekerjaan utama diperkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi
sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit
(MKS) dan inti kelapa sawit (IKS). Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah
2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.Tandan buah dapat dipanen
jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen,
yanng dilapangan diperkirakan dalam 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang
panen. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit
yang disebut tandan buah segar (TBS).
Menurut Yahya (1990) untuk mencapai produksi yang maksimal maka
usaha pembudidayaan tanaman sejak persiapan lahan sampai dengan panen dan
hasil siap dipasarkan serta luas pemasarannya perlu mendapat perhatian yang
khusus. Pengelolaan perkebunan harus dilakukan secara keseluruhan untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Kegiatan budidaya yang utama harus
dilakukan meliputi pembibitan, pemeliharaan tanaman, dan panen serta
penanganan setelah panen. Kegiatan pemanen sangat perlu diperhatikan untuk
mendapatkan hasil tandan buah segar (TBS) yang bermutu baik dan tinggi.
Teknik budidaya yang diterapkan dikebun terdiri atas kegiatan pembukaan
lahan hingga penanganan pasca panen. Salah satu teknik budidaya utama dalam
pengusahaan kelapa sawit adalah pemanen. Panen adalah serangkaian kegiatan
mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen,
mengumpulkan dan mengutip berondolan serta menyusun tandan di tempat
pengumpulan hasil (TPH) berikut berondolannya (SPO 2007). Menurut Lubis
(1992), pengolahan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi dipohon yang
tinggi tidak ada artinya jika panen tidak dilaksanakan secara optimal. Oleh karena
itu apabila ada buah matang yang tidak terpanen, mutu buah yang tidak sesuai
dengan kriteria matang panen, dan buah yang dipanen tidak sdapat segera dikirim
ke pabrik agar dicari solusinya.
2
Kegiatan pemanen memiliki tujuan untuk mendapat hasil panen dengan
mutu yang baik. Tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan pemanen antara
lain yaitu : (1). pelaksanaan ketentuan panen seperti sistem panen, rotasi panen,
kriteria matang panen dan persentasi berondolan, (2). pelaksanaan angkutan panen
segera mungkin kepabrik dan (3). pelaksanaan pengolahan secepat mungkin
(Astra Agro Niaga, 1996).
Memanen kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang penting pada
pengelolaan tanaman kelapa sawit, keberhasilan panen akan menunjang
pencapaian produktivitas tanaman, sebaliknya kegagalan panen akan menghambat
pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Panen memerlukan teknik
tertentu agar mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Cara yang tepat akan
mempengaruhi kuantitas produksi, sedangkan waktu yang tepat akan
mempengaruhi kualitas produksi, kegiatan panen kelapa sawit meliputi persiapan
panen, kriteria matang panen, cara pelaksanaan panen, rotasi dan sistem panen,
kerapatan panen, penanganan buah selepas panen, pemeriksaan panen,
pengangkutan TBS ke pabrik.
Setelah kegiatan panen selesai TBS yang terletak pada TPH segera dimuat
dan diangkut ke PKS pada hari yang sama, selanjutnya di proses menjadi minyak
sawit mentah (CPO). Pengangkutan TBS dari kebun memperhatikan aspek
keselamatan kerja dan aspek lingkungan yang di atur sesuai dengan prosedur.
Panen dan Pengangkutan TBS merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh
dalam penentuan mutu produk crude palm oil (CPO), oleh karena itu diperlukan
pengawasan pada prioritas tertinggi. Dalam pengelohan kebun kelapa sawit faktor
transportasi mendapat perhatian khusus. Keterlambatan (Restan) pengangkutan
TBS ke PKS akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah, dan mutu
produk akhir. Transport yang lancar menyebabkan program perawatan tanaman
(khususnya pemupukan) sesuai dengan rencana sehingga unit kendaraan kebun
dapat dialokasikan seluruhnya pada kegiatan transport TBS pada bulan produksi
puncak. Pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS dengan dua sistem :
pengangkutan dengan kendaraan kebun yaitu pengangkutan TBS dilaksanakan
dan diawasi oleh kebun. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pengangkutan TBS
dilakukan oleh kontraktor. Biaya angkut dihitung berdasarkan harga per kilogram
3
TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di PKS. Khusus
pengiriman TBS jarak jauh yang melewati jalan raya, harus ditimbang sebelum
dikirim dan dilengkapi jaring dandiberikan segel yang hanya dapat dibuka oleh
petugas di pabrik untuk mencegah adanya pencurian TBS dijalan.
Untuk bisa memperhatian teknik panen dan pengangkutan pada tanaman
kelapa sawit, maka mahasiswa dapat melakukannya dalam kegiatan praktik kerja
lapangan (PKL). Praktik kerja lapangan (PKL) merupakan program wajib yang
diadakan oleh Universitas Borneo Tarakan salah satunya untuk Fakultas Pertania
n dimana mahasiswa mempraktikan secara langsung teori - teori yang telah
didapatkan di dalam kelas. Kegiatan PKL ini masuk kedalam semester 5 dengan
bobot 2 sks. Melalui kegiatan PKL ini mahasiswa diharapkan mampu
meningkatkan ilmu praktik di lapangan.
4
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
5
Tanaman kelapa sawit dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat
diklasifikasikan ke dalam, ordo Palmales; Famili Palmee; Sub-famili Cocoidea;
Genus Elaeis: Spesies : 1.Elais Gueneensis Jacq. (kelapa sawit Afrika) dan
2.Elais melanococca atau corozo oleifera. Verietas/tipe dapat dibedakan
berdasarkan : 1. Tebal dan tipisnya cangkang (endocarp) yaitu Dura, Pisifera, dan
Tenera, dan 2. warna buah yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens
(Setyamidjaja,1998). Tipe dura memiliki daging buah (mesocarp) yang tebalnya
2-6 mm, sedangkan cangkaknya (pericarp) tebalnya 2-5 mm. Pisifera memiliki
daging buah yang tebal 5-10 mm tetapi tidak memiliki cangkang. Hasil
persilangan Dura dan Pisifera disebut Tenera yang memiliki daging buah yang
tebal 3-10 mm dan cangkang yang tipis dengan ketebalan 1-2,5 mm
(Adiwiganda,2007).
Menurut Pahan (2008) buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada
waktu muda dan berubah menjadi jingga kehitam - hitaman pada waktu matang.
Tipe buah nigrescens hampir dominan ditemukan pada varietas tenera yang
ditanaman secara komersial di indonesia. Buah virescens berwarna hijau pada
waktu muda dan ketika matang warnanya berubah menjadi jingga kemerahan,
tetapi ujungnya tetap kehijau- hijauan. Buah albescens berwarna keputih - putihan,
sedangkan setelah matang berubah menjadi kekuning - kuningan dan ujungnya
tetap kehijaun- hijauan.
6
2. Batang
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang,
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh batang kelapa sawit
hanya satu, terletak dipucuk batang, terlwtak dalam tajuk daun, berbentuk seperti
kubis, dan enak dimakan. Pada batang terdapat pangkal pelepah -pelepah daun
yang melekat kukuh dan sukar terlepas, walaupun daun telah kering dan mati.
Pada tanaman tua, pangkal - pangkal pelepah yang masih tertinggal pada
batang dan terkelupas sehingga kelihatan batang kelapa sawit berwarna hitam
beruas. Pembengkakan pangkal batang terjadi karena ruas batang dalam masa
pertumbuhan awal tidak memanjang, sehingga pangkal - pangkal pelepah daun
yang tebal menjadi berdesakan. Bongkol batang ini membantu memperkokoh
posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam 1-2 tahun pertama
perkembangan batang lebih mengarah ke atas sehingga diameter batang hanya
sekitar 40 cm dan pertumbuhan meninggi lebih cepat. Namun, pemanjangan
batang kelapa sawit berlangsung relative lambat (Sunarko,2014).
3. Daun
Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu
burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras dikedua sisinya. Anak - anak daun (foliange leaflet)
tersusun bebaris dua sampai keujung daun. Di tengah - tengah setiap anak
terbentuk lidi sebagai tulanng daun.
4. Bunga dan Buah
Tanaman kelapa sawit yang berumur 3 tahun sudah mulai dewasa dan
mulai mengeluarkan bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan
bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang
(cross pollination), artinya bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga
jantan dari pohon yang lainnya dengan perantara angin dan atau serangga
penyerbukan.
Buah kelapa sawit tersusun dari kulit buah yang licin dan keras (epicarp),
daging buah (mesocrap) dari susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak,
kulit biji (endocrap) atau cangkang atau tempurung yang berwarna hitam dan
7
keras, daging biji (endosperm) yang berwarna putih dan mengandung minyak,
serta lembaga (embryo).
Lembaga (embryo) yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua
arah, yaitu :
1. Arah tegak lurus ke atas (fototropy), disebut dengan plumula yang selanjutnya
akan menjadi batang dan daun.
2. Arah tegak luru ke bawah (geotrophy), disebut dengan radicula yang
selanjutnya akan menjadi akar.
Plumula tidak keluar sebelum radikulanya tumbuh sekitar 1 cm. Akar -
akar adventif pertama muncul disebuah ring diatas sambungan radikula - hipokotil
dan seterusnya membentuk akar - akar sekunder sebelum daun pertama muncul.
Bibit kelapa sawit memerlukan waktu 3 bulan untuk memantapkan dirinya
sebagai organisme yang mampu melakukan fotosintesis dan menyerap makanan
dari dalam tanah.
Buah yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya
berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah
matang menjadi merah kuning (orange). jika sudah berwarna orange, buah mulai
rontok dan berjatuhan (buah berondolan).
5. Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda.
Biji dura afrika panjangnya 2-3 cm dan bobot rata - rata mencapai 4 gram,
sehingga dalam 1 kg terdapat 250 biji. Biji dura deli memiliki bobot 13 gram per
biji, dan biji tenera afrika rata - rata memiliki bobot 2 gram per biji.
Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman (masa non-aktif).
Perkecambahannya dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan keberhasilan
sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat
keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pre-treatment.
8
20°C pertumbuhan akan terhambat. Produksi TBS akan didapat pada suhu
berkisar antara 25 - 27 °C, karena pada suhu tersebut produksi buah meningkat
dan mencapai maksimal. Tanaman itu tumbuh sempurna di ketinggian 0 - 500 m
dari permukaan laut dengan kelembaban 80 - 90% sawit membutuhkan iklim
dengan curah hujan stabil, 200 - 2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak
tergenang air hujan saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah
hujan tahunan mempengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit
(Sunarko,2004).
Tanaman kelapa sawit termaksud tanaman heliofil atau menyukai cahaya
matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah
kelapa sawit. Lama penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap
perkembangan buah kelapa sawit. Lama penyinaran matahari rata - rata 5-7
jam/hari. Sangat baik membantu penyerbukan. Pertumbuhan tanaman kelapa
sawit antara 5 - 6 km/jam. Sangat baik untuk membantu penyerbukan.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah,
yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air
pada musim hujan. Jenis tanah yang baik untuk tanaman kelapa sawit adalah
tanah latosol, podsolis merah kuning, hidromof kelabu, alluvial dan gambut
(Setyamidjaja,2006). Dilahan - lahan yang permukaan air tanahnya tinggi atau
tergenang, akar - akar busuk. Selain itu pertumbuhan batang dan daunnya tidak
mengidikasikan produksi buah baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat
mutlak bagi perkebunan kelapa sawit.
2.2 Panen
Menurut Lubis (1992) panen merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Keberhasilan
panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit.
Pengelolaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi dipohon yang tinggi,
tidak ada artinya jika panen tidak dilaksanakan secara optimal.
Kegiatan panen kelapa sawit meliputi pemotongan tandan, memungut atau
mengumpulkan dan mengangkut. Cara panen mempengaruhi kuantitas dan
kualitas produksi, sebab menurut Pahan (2006), selama kegiatan panen dan
9
pengangkutan tandan, asam lemak bebas (ALB) bisa naik dengan cepat, yaitu
dengan adanya luka - luka pada buah karena benturan mekanis yang dapat
mempercepat proses hidrolisis serta meningkatkan proses oksidasi. Hasil panen
yang baik ditentukan oleh manajmen yang baik, mulai dari pembukaan lahan
hingga pemanenan kelapa sawit itu sendiri.
Sistem panen juga mempengaruhi hasil akhir dari kegiatan panen TBS.
Secara umum, sistem panen ini terbagi menjadi sistem ancak giring dan ancak
tetap. Ancak panen adalah luasan tertentu dari areal tanaman dimana kegiatan
panen dilaksanakan oleh satu pemanen. Ancak tetap merupakan ancak yang
diberikan kepada pemanen untuk diselesaikan pada hari tersebut tanpa ada
perpindahan dan akan dikerjakan terus menerus oleh pemanen yang sama
padasetiap rotasi. Keuntungan menerapkan ancak tetap yaitu, ancak terjaga
kondisi pohonnya, ancak terjaga bersih, buah memungkinkan terpanen tuntas, bila
terdapat kesalahan maka pelacakan akan mudah serta pemanen memiliki rasa
tanggung jawab karena merasa memiliki ancak tersebut. Kekurangannya bila
musim panen rendah, pemanen sulit mendapatkan target janjang sehingga
sehingga biaya panen akan tinggi, buah akan terlambat diangkut ke pabrik karena
pemanen mengumpulkan hasil ke TPH bila panen sudah selesai, serta
kemungkinan buah mentah dipanen tinggi (Sinaga,2011).
Hancak giring adalah sistem hancak panen giring tetap per kemandoran,
yaitu menempatkan pemanen dengan cara giring dari satu hanca ke hanca
selanjutnya dalam seksi panen yang telah ditetapkan pada hari tersebut. Ancak
masing - masing pemanen luasnya 2.5-3 ha pada setiap seksi panen. Seksi panen
adalah luas areal satu afdeling yang harus selesai dipanen dalam satu hari.
10
segar hanya mengandung 0.1% asam lemak. Tetapi buah - buah yang sudah
memar atau pecah dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50%, hanya
dalam waktu beberapa jam saja. Oleh karena itu, pengangkutan tandan buah segar
(TBS) sangat mempengaruhi kualitas dari TBS (Pahan,2006).
Menurut Pahan (2006) pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan
pengangkutan dari tempat penampungan hasil (TPH) ke parik kelapa sawit pada
setiap hari panen. Pada prinsipnya TBS dan berondolan harus diangkut secepatnya
ke PKS untuk diolah pada hari itu juga. Hal ini dilakukan supaya minyak yang
dihasilkan tetap bermutu baik. Oleh karena itu, pengangkutan panen mrupakan
unsur yang sangat penting agar tandan dapat masuk segera ke pabrik untuk diolah
pada hari panen. Pengelolaan panen sejak mulai dari persiapan panen hingga
pengangkutan tandan buah segar ke pabrik kelapa sawit perlu mendapatkan
penanganan yang baik, khususnya pada areal perkebunan dilahan gambut. Hal ini
berkaitan dengan kendala lingkungan fisik yang lebih berat dibandingkan di lahan
kering tanah mineral.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL
12
3.3 Metode PKL
Metode yang digunakan dalam melakukan praktik kerja lapangan yaitu :
A. Metode Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung dan pengambilan data di
lapangan.
B. Metode Studi Pustaka
Metode dengan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur yang ada.
C. Metode Dokumentasi
Melakukan pengambilan gambar dan video selama melaksanakan kegiatan
dilapangan untuk memperkuat isi dari laporan yang nanti akan disusun.
13
3.5 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Nama : Nur Insani
NPM : 2040201031
Program Studi : Agroteknologi
Tugas : melakukan kegiatan teknik panen dan
pengangkutan mulai dari perawatan (prunning)
dengan menurunkan pelepah dan membuangnya ke
gawang yang kosong, pemanenan yaitu menurunkan
buah yang sudah matang, dan pengangkutan yaitu
mengangkat buah yang sudah di panen ke TPH dan
diangkut menggunakan fram Track ke loading rem
dan di angkut menggunakan DT ke PKS. Juga
memasang jaring dan segel.
14
3.6 Bagan Alir Kegiatan
Melakukan Persiapan
Melakukan Perawatan Peralatan dan Alat
(prunning) Perlindungan Diri.
Evaluasi PKL
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
Intisawit Nugraha, PT. Dharma Agrotama Nusantara dan beberapa anak usaha
lainnya. Perluasan lahan dikalimantan timur terus dilakukan hingga menjadi
hamparan sawit yang menyatuh dengan luas sekitar 52.000 hektar dan menjadi
keunggulan perusahaan saat ini. Pada tahun 2002 DSN mulai mendirikan pabrik
kelapa sawit pertama dikalimantan timur dengan kapasitas produksi 45 ton tandan
buah segar/jam dari kalimantan timur kebun kelapa sawit terus meluas hingga saat
ini DSN Group telah memiliki lebih dari 85.000 hektar kebun sawit, 6 pabrik
kelapa sawit dengan total kapasitas poduksi 390 ton/jam telah didirikan dan akan
terus bertambah seiring dengan meningkatnya luas lahan yang telah tertanam.
Sistem manajemen dan ramah lingkungan yanng diakui secara nasional dan
internasional terbukti dengan diraihnya sertifikasi.
Dimulai dari niat menjadikan perusahaan terus hidup dan selalu
berkembang dari generasi ke generasi serta selalu meningkatkan nila tambah
kepada seluruh pemangkuh kepentingan maka pada tanggal 14 juni 2013 DSN
Group memasuki tahap di bursa efek Indonesia dan menjadi perusahaan publik
dengan kode saham DSN G. Dengan berjalannnya waktu melalui kerja keras dan
konsisten memegang teguh budaya didasari nilai – nilai DSN Group menepatkan
integritas sebagai nila utama dalam bekerja, bertindak dengan sepenuh hati,
mengupayakan yang terbaik mengharga karyawan masyarakat dan lingkunan,
serta mewujudkan sinergi dan keterpaduan dalam keberagaman.
17
Adapun gambaran wilayah izin lokasi yaitu :
1. Lokasi
Desa : Metun Sajau, Jelarai
Kecamatan : Tanjung Palas Timur, Tanjung Selor
Kabupaten : Bulungan
2. Status Tanah : Seluruhnya APL
3. Topografi : Bergelombang- Berbukit
4. Jenis Tanah : Ultisol
5. Curah Hujan : Tipe B (Schmidth dan Ferguson), dengan rata-rata curah
hujan tahunan 3.200 mm.
Sekarang perkebunan ini juga memiliki 9 Afdeling yang di bagi menjadi 6 kebun
inti dan 3 kebun kemitraan Bulungan. Adapun Man Powernya dapat dilihat pada.
Tabel dibawah ini :
STAFF 13 3
3DOWN 73 13
Misi :
Menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dalam industri berbasis sumber
daya alam yang memberi nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan
melalui tata kelola yang baik.
18
4.4 Struktur Organisani PT.Dharma Intisawit Lestari
ASISTEN AFDELING 02
Muh. Habibi
ASISTEN AFDELING 03
Saipul Azhar
ASISTEN AFDELING 04
Lamhot Pasaribu
ASISTEN AFDELING 05
Topan Heru Baskara Siagian
ASISTEN AFDELING 06
Ebrinedy Haloho
19
ASISTEN AFDELING 02
Herman Pelani Siregar
ASISTEN TEKNIK
Nur Hidayatullah
STAFF
CSR
Petrus Agusriantono
20
TPH, pengngkutan TBS dari TPH ke loading rem, dan pengangkutan TBS dari
loading rem ke PKS.
Panen merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman (bibit)
dan pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan faktor penting dalam
pencapaian produktivitas. Adapun hal-hal yang perlu di lakukan dalam persiapan
pelaksanaan pemanenan yaitu : (1). Persiapan kondisi areal, (2). Penyediaan
tenaga pemanen untuk tiap tiap ancak, (3). Pembagian nomor ancak dalam tiap-
tiap blok, (4). Penyiapan alat-alat kerja, dan (5). Penyiapan alat perlindungan diri
(APD).
1) Teknik Panen
A. Angka Kerapatan panen (AKP)
Angka kerapatan panen (AKP) merupakan metode taksasi produksi untuk
memperkirakan jumlah produksi, kebutuhan tenaga panen, dan kebutuhan
transportasi angkut. Angka kerapatan pane (AKP) dilakukan sehari sebelum
melakukan kegiatan panen. Pelaksanaan kegiatan AKP dilakukan Oleh Mandor
Panen. Pelaksanaan kegiatan AKP dilakukan siang atau sore hari. Tahapan dalam
kegiatan AKP dimulai dengan menetapkan Blok Sampel untuk setiap kadvel yang
akan dipanen esok hari. Pengambilan sampel dilakukan pada satu blok sampel
mewakili tiap tahun tanam. Jumlah sampel minimal 10 % dari jumlah pohon
dalam satu sampel.
Adapun tujuan angka kerapatan panen (AKP) yaitu:
1. Untuk mengambil sampel pokok 10% dari rencana panen.
2. Untuk menghitung janjang siap panen.
3. Untuk mencari % AKP.
4. Untuk menghitung estimasi produksi untuk besoknya.
21
Cara mengitung AKP
AKP = (jumlah buah matang/jumlah pohon yang diamati) x 100%
Cara menentukan HK
Jumlah Janjang/Basic Panen = HK
B. Rotasi Panen
Rotasi panen adalah selang waktu untuk kembali panen ke suatu tetapan
luasan tertentu. Rotasi panen yang ideal adalah 7 hari, artinya 7 hari setelah proses
panen selesai maka harus kembali di panen. kegiatan pemanenan memerlukan
rotasi panen untuk mengetahui beberapa hari dalam satu minggu kegiatan panen
harus dilakukan.Rotasi panen bermanfaat menjaga mutu buah dan kualitas buah
yang akan dipanen. Rotasi panen yang terlalu cepat akan mengakibatkan
banyaknya buah yang tidak bisa dipanen atau penurunan potensi buah (buah trek).
Rotasi panen yang terlalu lambat dapat mengakibatkan tingginya losses seperti
buah lewat matang, buah busuk, dan banyaknya berondolan tidak terkutip.
menyatakan Rotasi panen yang panjang akan mengakibatkan banyaknya jumlah
brondolan yang disebabkan banyaknya tandan matang dan lewat matang di pohon.
Hal tersebut mengakibatkan peluang kehilangan hasil berupa tandan matang
tertinggal di pohon dan berondolan tidak dikutip menjadi sangat tinggi sehingga
menurunkan produksi dan priduktivitas. Rotasi panen yang terlalu cepat (dibawah
22
7 hari) dapat mengakibatkan pamanen cenderung memanen buah mentah (under
ripe) untuk memenuhi basis panen.
C. Ancak Panen
Ancak adalah luasan tertentu yang harus diselesaikan pada kerapatan
panen. Pemberian nomor ancak juga untuk mempermudah pengawasan pada
pemanen, kemudian pemanen menuliskan nomor ancak dan jumlah jenjang di
tangkai untuk lebih mudah mengetahui siapa pemilik ancak tersebut.
Ancak panen juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Ancak Tetap
Setiap pemanen melaksanakan panen pada areal yang sama dikerjakan secara
rutin dan pemanen harus bertanggung jawab menyelesaikan sesuai dengan luas
yang ditentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal.
2. Ancak Giring / Ancak Keroyokan
Setiap pemanen melaksanakan panen pada ancak panen kosong yang telah
ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen. pembagian area selalu berubah
disesuaikan dengan kerapatan panen dan kehadiran para pemanen.
23
NO Gambar Nama Fungsinya
24
untuk melindungi diri dari
4.
Sarung dodos mata dodos.
25
untuk memotong
tangkai atau
3. Parang membersihkan bagian
- bagian pohon kelapa
sawit.
untuk mengangkat
4.
Keranjang buah dari bawah
pohon kelapa yang
sudah di panen ke
TPH.
26
F. Pemotongan Buah
Pemotongan buah dilakukan oleh pemanen dengan cara menurunkan buah
yang sudah matang atau memiliki 3 berondolan yang berjatuhan dibagian
pirinngan.
No Nama Gambar
1. Buah Mentah
27
2. Buah Matang
3. Buah Busuk
4. Buah Lewat
Matang
4. Jenjang Kosong
28
tanam tersebut. Jika Out put pemanen tinggi maka pendapatan pemanen juga akan
tinggi.
Adapun yang mempengaruhi output pemanen yaitu :
1. Tonase TBS (Kerapatan Panen.
2. Alat Panen
3. Akses Panen
4. Jumlah pemanen yang di pekerjakan
5. Kondisi Blok (countur )
G. Penyusunan Palepah
Penyusunan palepah dilakukan pada saat pemanen sudah melakukan panen
pada pohon kelapa tersebut. Setelah menurunkan palepah
H. Pemotongan Tangkai
Pemotongan tangkai dilakukan pada buah yang sudah diturunkan / dipanen.
Kemudian tangkai yang panjang dipotong lalu dibuang ke gawang mati.
29
Gambar 9. Tangkai TBS
I. Pemungutan Berondolan
Pemungutan berondolan dilakukan pada saat sudah panen .
J. Penimbangan BJR
Penimbangan BJR adalah penentuan berat janjang rata - rata pada buah
kelapa sawit yang baru dipanen dan sebagai bukti pelaporan berat buah
berbeda-beda, dan dilakukan 3 (Tiga) bulan sekali pada setiap afdeling. Data
penimbangan BJR juga akan di jadikan sebagai acuan untuk penentuan basis
panen . pada tabel dilampiran terlampir ketentuan basis panen dan besar upah
harian lebih.
30
Gambar 11. Penimbangan BJR
31
Kayu Untuk mengangkat karung
yanng diletakkan buah TBS
yang akan di timbang.
K. Pemeriksaan Buah
Pemeriksaan panen dilakukan dilapangan dan ditempat pengumpulan hasil
(TPH). pemeriksaan dilapangan meliputi tandan matang tidak di panen, tandan
dipanen tidak kumpul, berondolan tertinggal dipiringan,brondolan tertinggal di
pasar pikul, buah tertinggal di pelepah. Sedangkan pemeriksaan di TPH meliputi
tanda afkir, tandan mentah, susunan tandan dan berondolan.
32
5.5.2 Pengangkutan
Pengnagkutan adalah sebuah proses memindahkan hasil panen dari TPH
atau Loading Rem ke tempat pengolahan selanjutnya atau kepabrik tempat kelapa
sawit tersebut akan diolah.
Peralatan pengangkutan
No Gambar Nama Fungsi
Segel Untuk mengkunci jaring dari
terjatuhnya TBS atau dari
pencurian TBS selama perjalanan
menuju PKS.
1
33
A. Langsiran Buah Manual
Setelah melakukan panen maka pamenanen malanjutkan penganngkutan
TBS ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dengan menggunakan alat tojok dan
keranjang serta menyiapkan karung untuk penyimpanan berondolan jika terdapat
berondolan.
34
B. Transit TPH ke Loading Rem
Pengangkutan yang kedua yaitu melakukan pengangkutan dengan
menggunakan jonder yang dimana buah di masukkan kedalam jonder dengan
menggunakan tojok. kemudian dibawah ke Loading rem.
35
Gambar Nama gambar
Pemasangan segel.
36
Pemasangan jaring.
37
Mesing hitung TBS.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk memperoleh pengalaman kerja dan keterampilan teknis pada
perusahaan perkebunan kelapa sawit dan memperluas pengetahuan dan wawasan
mahasiswa dalam teknik panen dan pegangkutan kelapa sawit serta mengetahui
bagaimana cara - cara melakukan panen dan pengangkutan pada tanaman kelapa
sawit di PT.Dharma Intisawit Lestari maka hal - hal yang harus kita perhatikan
adalah melihat kegiatan pemanenan mulai dari pemotongan tandan buah segar
(TBS), pemungutan berondolan, penurunan palepah (prunning), pengangkutan
TBS ke TPH, pengngkutan TBS dari TPH ke loading rem, dan pengangkutan TBS
dari loading rem ke PKS.
Sebelum melakukan hal tersebut ada beberapa yang harus di persiapan dari
peralatan panen dan pengangkutan serta alat perlindungan diri dari ujung rambut
smpai mata kaki. Kemudian sebelum berjalannya pengangkutan ada beberapa
yang perlu dilakukan oleh mandor /karani buah yaitu penulisan bontrip yang akan
diberikan kepada pembawa kendaraan dan PKS tempat kelapa sawit tersebut akan
diolah, serta melakukan pemasangan jaring dan segel agar tidak mudah terjadinya
pencurian buah pada saat dalam perjanlanan ke PKS.
5.2 Saran
Kelapa sawit (Elais Guineensis Jacq) merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan devisa negara
melalui kelapa sawit dan minyak kelapa sawit. Maka teknik panen dan
pengankutan sangat penting untuk diperhatikan agar memperoleh hasil produksi
yang lebih tinggi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam panen dan
pengngkutan terutama dari penurunan buah yang sudah matang, pemungutan
berondolan, penyusunan palepah (prunning), pemotongan tangkai, pengangkatan
buah ke TPH, dan pengangkutan buah ke PKS. Untuk itu maka Asisten dan
Mandor - mandor harus lebih tegas lagi dalam melakukan pekerjaan agar SKU
39
yang bekerjaa dapat melakukan pekerjaan panen dan pengangkutan dengan benar
sehingga tidak ada lagi terjadi penurunan buah yang belum matang dan
peninggalan buah serta berondolan di TPH.
40
DAFTAR PUSTAKA
41
LAMPIRAN
Blok H 28 Blok H 30
Baris Sampel A B A B
5 4 29 5 32
15 3 27 2 30
25 4 31 3 32
35 3 29 4 29
45 5 32 4 29
55 3 28 4 31
65 4 30 5 32
42
Tabel 3. Rekapitulasi Pengamatan Angka Kerapatan Panen
Blok Total Pokok Pokok Sampel Tandan Matang di Kerapatan
Pohon Sampel Panen (%)
K - 23 2138 206 26 12.62
43
Tabel 5. Rotasi Panen
44
Tabel 6. Ketentuan Basis Panen dan Upah Hasil Lebih.
Hasil
Acok Premi Rp.jjg Rp.brondolan
panen
Basis panen 105
Hasil panen 301
301 196 106820 24682
Berapa gaji Acok 236502
45
Tabel 7. Contoh Ketentuan Basis Panen
Hasil
Acok Premi Rp.jjg Rp.brondolan
panen
Basis panen 90
Hasil panen 56
236502 56 5320
Berapa gaji Acok
0.62
46
Cara Hitung :
47
48
49
50
51
52
Lokasi PT.Dharma Intisawit Lestari
53
Peta Kemiringan Lereng
54
DOKUMENTASI KEGIATAN
55
Gambar 3. Perkenalan Meneger Baru
56
Gambar 6. Mesin penghitung jjg Gambar 7. Angka Kerapatan Panen
57
Gambar 10. Pemasukan buah ke DT.
58
Gambar 12. Buah yang tinggal Gambar 13. Penyusunan Tandan
Buah Segar (TBS) di TPH.
59
Gambar 16. Pengecetan papan TPSA
60
Gambar 19. Memasukkan buah ke FT Gambar 20. Memasang segel pada DT.
61