Ergonomics and Workstation Design

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Ergonomics and

Workstation Design

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM NISA ISROFI, S.T., M.T.


“Sebelum melakukan
working design atau
desain stasiun kerja
penting memperhatikan
 konsep tata kerja,
ergonomi dan
lingkungan yang
aman”
Ergonomic ( Tata Cara Kerja)
Tata Cara Kerja ilmu yang terdiri dari
atas teknik-teknik dan prinsip prinsip
untuk mendapatkan rancangan (design)
terbaik dari sistem kerja.

Ruang lingkup ilmu teknik tata cara kerja dapat dibagi kedalam dua
bagian besar, yaitu:

Perancangan metode kerja (method design) ,  prinsip-


prinsip pengaturan komponen sistem kerja untuk
mendapatkan alternatif system kerja yang terbaik.

Pengukuran kerja (work measurement)  menetapkan


waktu penyelesaian suatu pekerjaan secara pantas oleh
pekerja yang normal dengan metode kerja yang sudah
dirancang dengan baik.
ERGONOMI → mempelajari hubungan antara pekerja Ergonomic ( Ergonomi
(worker), tempat kerja (workplace) dan desain pekerjaan (job
design).
Tata Letak)

• Banyak pekerja menderita luka-luka dan


penyakit (hasil dari pekerjaan manual dan
peningkatan mekanisasi kerja)
• Ergonomi melihat cara untuk membuat
pekerjaan sesuai dengan pekerja,
bukannya memaksa pekerja sesuai
pekerjaan.
• Bagi pekerja, manfaatnya lebih sehat dan lebih aman • Ergonomi dapat digunakan untuk
kondisi dalam bekerja. memperbaiki kondisi kerja yang buruk. 
• Bagi perusahaan, manfaat paling jelas adalah peningkatan mencegah desain bangunan, alat atau
workstation yang jelek..
produktivitas.
• Tanpa penerapan prinsip-prinsip ergonomi,
pekerja sering dipaksa menyesuaikan diri
dengan kondisi kerja yang buruk.
Workstation dirancang dengan baik untuk mencegah
penyakit (kondisi kerja yang buruk), serta untuk
Ergonomic memastikan pekerjaan yang produktif  pekerjaan
dapat dilakukan dengan nyaman, lancar dan efisien.
(Tempat Kerja)
Desain tata letak sebuah workstation yang ergonomis:
• Mengakomodasi baik pekerja kanan dan kiri-tangan
(menyediakan layout kerja yang baik dan alat-alat
yang sesuai dengan kebutuhan).
• Workstation masing-masing dengan kursi bahkan
jika pekerjaan dilakukan sambil berdiri.
• Menghilangkan silau dan bayangan. pencahayaan
yang baik adalah penting.
• Desain Workstation yang benar memungkinkan
pekerja berada pada postur tubuh yang benar dan
nyaman.
• Sejumlah faktor ergonomis yang perlu
dipertimbangkan ketika mendisain sebuah
workstation (tinggi kepala, tinggi bahu, mencapai
lengan, tinggi siku, tinggi tangan, panjang kaki, dan
tangan dan ukuran tubuh.)
Ergonomi
Simple Portfolio
(Job Design)
Poin yang perlu dalam desain kerja
Presentation • Desain kerja yang baik  mempertimbangkan karakteristik
mental dan fisik serta kondisi kesehatan dan keselamatan
Designed pekerja
• Desain kerja menentukan apakah pekerjaan bervariasi atau
berulang-ulang, (memungkinkan pekerja nyaman atau terpaksa
dengan cara posisi yang aneh, dan apakah tugas yang menarik
atau monoton)
Get a modern PowerPoint
• Faktor ergonomis yang harus dipertimbangkan ketika
Presentation that is
beautifully designed.
mendesain atau mendesain ulang pekerjaan(jenis tugas,
bagaimana mereka harus melakukannya, dan jenis peralatan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas)
• Sebuah desain kerja yang baik harus memungkinkan pekerja
You can simply impress your bekerja dengan posisi tubuh yang bervariasi, memberikan
audience and add a unique zing
wewenang kepada pekerja untuk mengambil keputusan,
and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and memberikan keinginan berprestasi, pelatihan; menyediakan
Text. Get a modern PowerPoint waktu istirahat, dan memberikan toleransi waktu penyesuaian
Presentation that is beautifully
untuk tugas-tugas pekerj
designed. You can simply impress
your audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
Ergonomic
Daerah Tempat Kerja (Work Area)
Desain tempat kerja haruslah
disesuaikan peranan dan
fungsi pokok dari komponen-
komponen sistem kerja yang
terlibat yaitu manusia, mesin /
peralatan dan lingkungan fisik
kerja
Untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam
wilayah kerja yang normal, maka tidak cukup dengan
mengoptimalkan Tata letak (lay-out) tempat
kerja. Namun demikian lay-out tersebut seharusnya
juga menghasilkan posisi anatomi alami yang baik
Ergonomic
Lingkungan Fisik Kerja
Lingkungan fisik kerja yang baik mempengaruhi kinerja, keamanan, dan kualitas pekerjaan serta
merupakan hak setiap pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja
(UU RI No.13/2003).
Lingkungan fisik kerja yang harus diperhatikan adalah: penerangan, kebisingan dan getaran,
kelembaban, kualitas udara, dan suhu (tingkat produktifitas yang paling tinggi 24-270C)
Ergonomic
WORK DESIGN
Stasiun kerja yang direncanakan dengan sebaik-
baiknya akan mendatangkan beberapa
keuntungan, yaitu antara lain sebagai berikut :

• Mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu


dalam pengangkatan material keluar masuk
stasiun kerja.
• Menaikkan moral kerja dari operator ( tempat
kerja terasa cukup menyenangkan.)
• Mempermudah pengelolaan pabrik (segala
sesuatunya serba teratur rapi dan baik.)
• Mengurangi bahaya kerusakan dari mesin atau
peralatan produksi lainnya yang disebabkan
oleh operator karena disini gerakan telah diatur
secara efektif, efisien dan aman.
• Faktor keselamatan kerja lebih terjamin
• Memperbesar output tanpa menambah jumlah
operator disebabkan produktivitas kerja yang
lebih tinggi.
Desain Kebutuhan Luas Lantai
Komponen yang harus diperhatikan dalam perencanaan kebutuhan luas lantai  luasan mesin, luasan
ruang gerak operator, luasan penumpukan bahan yang akan diproses dan kelonggaran (allowance) yang
bertujuan mendukung kelancaran produksi.
• Total area yang diperlukan diberikan kelonggaran (allowance) sebesar 150% dari total
ukuran luas yang dibutuhkan .
• Allowance digunakan untuk jalan, work in process dan bermacam-macam
ruang/celah kecil yang dibutukan. Allowance tidak termasuk ruang istirahat, ruang
makan, ruang P3K, maintenance, tool room, kantor, storage/warehouse, receiving dan
shipping. Untuk kebutuhan hal ini dibahas pada bab 8 tentang layout fasilitas pendukung
produksi.
Referensi
• Heragu, S. (2008). Facilities Design (3rd
Ed.). CRC Press.
• Tompkins, White, Bozer and
Tanchoco. (2010). Facilities
Planning (4th Ed.). New York:
Wiley.
THANK YOU

Call me
082331283397

Email me
[email protected]

Anda mungkin juga menyukai