Makalah Profesi Keguruan (Vina)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU


Diajukan untuk Dipersentasikan dalam Mata Kuliah
Pengembangan Profesi Guru dan Keguruan Lokal V Prodi
PIAUD C

Oleh :

VINA ANDINI (2020155543)

Dosen Pengampu:
Dra. Okdanasmita, M.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN ILMU KEGURUAN
TAHUN 2022
2

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta
hidayahnya sehinga penulis dapat menyelesaikan tugas makah mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran AUD yang berjudul Lingkup
Perkembangan Anak Sesuai dengan STPPA

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini untuk memenuhi tugas


Ibu Novi Susanti, S.Pd, M.Pd selain itu makalah ini bertujuan untuk
mengetahui lingkup perkembangan anak sesuai dengan standar tingkat
pencapaian perkembangan anak (STPPA)

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bunda Novi Susanti,


S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memeberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah terlibat dalam pembuatan makalah ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas dari dosen pengampu. Penulis juga menyadari,
makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karna
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian profesi keguran.....................................................5
B. Pentingnya profesionalisme dalam pekerjaan.........................5
C. Faktor-fakor yang mempengaruhi profesionalisme
guru PAUD...............................................................................6
D. Contoh-contoh kasusu guru PAUD yang
tidak profesionalisme..............................................................8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................9
B. Saran .......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................10
4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Guru memiliki peran yang sangat esensial bagi mutu pendidikan di
Indonesia karena guru menjadi salah satu faktor yang menentukan
berhasil atau tidaknya proses pembelajaran disamping kurikulum dan
sarana prasarana. Guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, dan mengevaluasi peserta didik. Tugas utama tersebut
akan menjadi efektif apabila guru memiliki derajat profesionalitas
tertentu yang meliputi kompetensi yang harus dimiliki guru disertai
dengan kode etik tertentu. Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun
2005 kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. keempat kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan
satu kesatuan yang utuh. Guru profesional sudah seyogyanya mampu
menguasai keempat kompetensi tersebut. Dalam kaitannya dengan
mutu pendidikan, kompetensi guru memiliki hubungan yang positif.
Semakin guru menguasai kompetensi minimal yang harus dimilikinya
maka mutu pendidikan di Indonesia juga akan meningkat. Namun
melihat fenomena yang ada sekarang, masih banyak ditemukan kasus
yang mencerminkan masih rendahnya tingkat profesionalitas guru di
Indonesia. Salah satunya dapat dilihat dari masih banyak guru yang
menggunakan metode pembelajaran yang monoton tanpa adanya
inovasi dalam pembelajaran, masih benyak guru yang belum
mempunyai kualifikasi S1dan masih banyak persolan lainnya.
Pengembangan guru di Indonesia juga masih rendah. Banyak guru-
guru dalam bidang skill (kemampuan mengajar) masih kurang,
kurangnya pengembangan dan peningkatan organisasi serta kurangnya
pengembangan dan peningkatan keperibadian (motivasi berprestasi).
Padahal peran guru demikian penting dalam peningkatan mutu
pendidikan.

B. Rumusan masalah
a. Pengertian Prosfesi Keguruan
b. Mengapa Penting Profesionalisme Dalam Pekerjaan
c. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru
PAUD
d. Contoh-Contoh Kasus Guru Yang Tidak Profesionalisme
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi Keguruan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi bisa diartikan
dengan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
keterampilan, kejuruan, tertentu. Selain istilah profesi kita mengenal
istilah profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Ketiga istilah
tersebut memiliki definisi masing-masing. Sudarwan Danim(2011:103)
membedakan ketiga istilah tersebut sebagai berikut : Profesional
merujuk pada dua hal yaitu orang yang menyandang suatu profesi dan
kinerja dalam melakukan pekerjaan yang sesuai denga profesinya.
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu. Sedangkan
profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau
kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai
kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan
oleh profesinya itu.
Keguruan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa diartikan
perihal (yang menyangkut) pengajaran, pendidikan, dan metode
pengajaran. Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
Profesi keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.

B. Pentingnya Profesonalime Dalam Pekerjaan


Urgensi program pengembangan guru sendiri didasarkan pada
sebuah asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang
dihasilkant 5 elah memenuhi kriteria guru profesional. Dengan
berdasarkan pada asumsiasumsi tersebut, agar guru dapat
memberikan kontribusinya secara maksimal bagi pencapaian tujuan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka harus
ada upaya pengembangan profesi guru yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan (terus-menerus). Kegiatan pembinaan
dan pengembangan profesi guru dilakukan atas prakarsa pemerintah,
pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru,
dan guru secara pribadi.
Profesi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional
seperti tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu: ”Profesi guru dan dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip
profesional sebagai berikut:
6

a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.


b) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya.
c) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugasnya.
d) Mematuhi kode etik profesi.
e) Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerjanya.
g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan.
h) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
i) Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Guruu PAUD


Profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan merupakan permasalahan, yaitu faktor “kualifikasi standar
guru dan relevansi antara bidang keahlian gurudengan tugas
mengajar (Taufik, 2002:244). Gibson et al (1985:51-53)
mengemukakan bahwa “ada tiga kelompok variabel yang
mempengaruhi profesional guru , yaitu pertama variabel individu,
variabel organisasi dan variabel psikologis individu”.Cascio
(Sukmadinata, 2004:21) menyatakan bahwa “abilitas dan motivasi
merupakan faktor-faktor yang berinteraksi dengan kinerja,
profesionalisme berhubungan dengan kinerja.”
Faktor-faktor yang tidak langsung mempengaruhi kinerja ialah
manusia, modal, metode, produksi, lingkungan organisasi, lingkungan
negara, lingkungan regional dan umpan balik.Selain faktor-faktor
tersebut di atas yang perlu diperhatikan dan dikuasai guru agar
profesional dan berkinerja tinggi di era informasi, guru juga perlu
menguasai sejumlah standar kompetensi dan penjabaran berbagai
sub kompetensi dan pengalaman belajar yang terkandung dalam
kompetensi pedagogik, sosial dan kepribadian sesuai rumusan yang
dihasilkan oleh Asosiasi LPTKI Indonesia tahun 2006. Masalah
kualifikasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
profesionalisme dan kinerja guru untuk menunjukkan profilnya
sebagai guru berkualitas sesuai dengan tuntutan era informasi
dalam era globalisasi. Faktor-faktorYang Mempengaruhi
Profesionalisme Guru dilihat dari perspektif Input-Proses-Ouput.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru
dapat dibedakan/dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu dari
perspektif masukan (input), proses dan perspektif keluaran (output).
Yang dimaksud dengan perspektif masukan adalah hal-hal yang
terdapat dalam pribadi guru yaitu mencakup kualifikasi atau tingkat
pendidikan guru, masa kerja, pengalaman kerja, latihan yang
7

dijalani, penguasaan kompetensi sosial, pedagogik dan


keterampilan. Selain itu ada pula faktor input yang berasal dari
lingkungan di sekitar guru seperti faktor kepemimpinan kepala
sekolah, iklim kerja di sekolah, dukungan dari keluarga,
dukungan dari dewan sekolah/komite sekolah, peserta didik dan
masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru dilihat dari
perspektif proses belajar-mengajar di kelas mencakup faktor-faktor
motivasi mengajar dan mendidik yang tinggi pada diri guru,
motivasi dan minat belajar yang tinggi pada diri peserta didik
untuk belajar di sekolah, ketersediaan media dan sumber belajar
di sekolah yang memadai, penguasaan guru dalam aplikasi
psikologi pendidikan dalam proses pembelajaran di kelas,
penguasaan guru dalam aplikasi pengetahuan tentang
perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas,
penguasaan guru terhadap landasanpendidikan di kelas, penguasaan
guru dalam aplikasi berbagai metode, strategi pembelajaran yang
inovatif di kelas, penguasaan guru tentang berbagai teori belajar
mutakhir yang relevan dalam pembelajaran di kelas, penguasaan
guru terhadap aplikasi metode evaluasi proses dan hasil
pembelajaran yang inovatif, penguasaan guru terhadap aplikasi
teori bimbingan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik, penguasaan guru dalam aplikasi teori administrasi
pendidikan dalam pembelajaran di kelas, kemampuan guru
menguasai materi pelajaran dan mengelola PBM secara
profesional, kedisiplinan guru dan peserta didik dalam belajar,
bekerja dan mengajar di kelas, kemampuan guru dalam mengkaji
metodologi keilmuan bidang studi, kemampuan guru dalam
menguasai struktur dan materi kurikulum, kemampuan guru
mengidentifikasi substansi materi bidang studi sesuai perkembangan
dan potensi peserta didik, kemampuan guru memilih substansi,
cakupan dan tata urut materi pembelajaran secara konstekstual,
kemampuan guru menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
dalam pembelajaran secara kontekstual, kemampuan guru
dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, kemampuan guru
dalam berkomunikasi sosial dengan peserta didik di kelas, dan
kemampuan guru dalam mendesain peningkatan mutu
pembelajaran sesuai hasil penelitian tindakan kelas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi profesionalisme guru
dilihat dari perspektif keluaran (output) yaitu mencakup faktor-
faktor profesionalitas dan kinerja lulusan sekolah di dunia kerja
atau di masyarakat, respon dan penghargaan masyarakat dan
dunia kerja terhadap lulusan sekolah, dan perilaku teladan yang
ditunjukkan oleh para lulusan sekolah di dunia kerja dan di
masyarakat.
8

D. Contoh-Contoh Kasus Guru PAUD Yang Tidak Profesionalisme


faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru
antara lain:
a) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh.Hal
ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja diluar jam kerjanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk
membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada
b) Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta
sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa
mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga
menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi
keguruan
c) Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena
guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan
pada dosen di perguruan tinggi.

Secara lebih rinci, Akadum (1999) (Mustofa,2007) mengemukakan


bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru:
a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total
b. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika
profesi keguruan
c. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih
setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat.
Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan
pencetak tenaga keguruan dan kependidikan
d. Masih belum ada kesepakatan pendapat tentang proporsi materi
ajar yang diberikan kepada calon guru
e. Masih belum berfungsinya PGRI sebagai organisasi profesi yang
berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme
anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak
bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat
meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namundemikian di masa
mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan
profesionalisme para anggotanya.
9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urgensi program pengembangan guru sendiri didasarkan pada
sebuah asumsi bahwa tidak semua guru dan tenaga kependidikan yang
dihasilkant 5 elah memenuhi kriteria guru profesional. Dengan
berdasarkan pada asumsiasumsi tersebut, agar guru dapat
memberikan kontribusinya secara maksimal bagi pencapaian tujuan
pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, maka harus
ada upaya pengembangan profesi guru yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan (terus-menerus). Kegiatan pembinaan
dan pengembangan profesi guru dilakukan atas prakarsa pemerintah,
pemerintah daerah, penyelenggara satuan pendidikan, asosiasi guru,
dan guru secara pribadi.
Profesi guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen harus memiliki prinsip-prinsip profesional
seperti tercantum pada pasal 5 ayat 1, yaitu: ”Profesi guru dan dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip
profesional sebagai berikut:

j) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.


k) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugasnya.
l) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugasnya.
m)Mematuhi kode etik profesi.
n) Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas.
o) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerjanya.
p) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara
berkelanjutan.
q) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
r) Memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, akhir kata menyadari
bahwa makalah ini masih banyak memerlukan perbaikan, karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya makalah kami yang selanjutnya
10

DAFTAR PUSTAKA

Nadia Oktaviani, Pentingnya Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan


Kualitas Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat
(Banjarmasin)
Sevrilla Difa Putri, Fajar Nur Arfian, Risa Nur Fauzi, Fatimatus Solichah.
Pengembangan Profesi Keguruan, (Yogyakarta), 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai