Aliran Teologi Islam - Ilmu Tauhid
Aliran Teologi Islam - Ilmu Tauhid
Aliran Teologi Islam - Ilmu Tauhid
PERKEMBANGAN ISLAM
Bissmillahirohmanirrohim,...
Ikhwah fillah, pembahasan aliran-aliran dalam teologi islam ini pembahasan yang penting
dan harus difahami dengan pemahaman yang benar dan proporsional yang disandarkan
kepada pemahaman ulama ahlussunnah wal jamaah, yang mendudukan setiap permasalahan
sesuai dengan keluhuran al quran dan al hadis yang diturunkan untuk menjadi rahmat, kasih
sayang, bingkai ukhuwah dan persatuan serta menegakkan maqosid syariyah al khomsah (5
kemaslahatan manusia) yaitu :
Hifdz Ad-Din, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara agama.
Hifdz An-Nafs, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara atau melindungi
jiwa.
Hifdz Al’Aql, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara akal pikiran.
Hifdz An-Nasb, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara keturunan.
Hifdz Al-Maal, adalah tujuan dari Maqasid Al-Syariah untuk memelihara harta benda.
Sebaiknya pembahasan dan diskusinya secara tatap muka untuk menghindari salah dalam
memahami pendapat dari masing-masing aliran diatas, yang akan berdampak pada
melencengnya pemahaman bahkan bisa menyebabkan seseorang rusak aqidah/keluar dari
manhaj islam yang benar. Karena situasi dan kondisi, kajiannya kita lakukan online dan
sengaja diakhir pembahasan disampaikan pendapat ahlussnah wal jamaah yang menjadi
rujukan kita walaupun hanya secara global.
Menurut Prof. Harun Nasution, kemunculan persoalan aliran-aliran ini dipicu oleh
persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan ‘Utsman bin Affan yang berbuntut
pada penolakan Mu’awiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadi
perang Siffin yang berakhir pada keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima
tipu muslihat Amr bin Al-Ash, utusan dari pihak Mu’awiah dalam peristiwa tahkim,
sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka
memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan
barisannya. Mereka inilah yang disebut dengan Khawarij dan menjadi aliran Khawarij. Dan
mereka yang tetap mendukung Ali mereka disebut Syiah dan menjadi aliran Syiah. Kemudian
Harun Nasution lebih lanjut melihat bahwa persoalan aliran Islam yang pertama kali muncul
adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir.
1. Mereka mempunyai sikap wasathiyah (pertengahan) di antara ifraath (melampaui batas) dan
tafriith (menyia-nyiakan); dan di antara berlebihan dan sewenang-wenang, baik dalam
masalah ‘aqidah, hukum atau akhlak. Maka mereka berada di pertengahan antara golongan-
golongan lain, sebagaimana juga ummat ini berada dipertengahan antara agama-agama yang
ada.
2. Sumber pengambilan pedoman bagi mereka hanyalah al-Qur-an dan as-Sunnah, Mereka pun
memperhatikan keduanya dan bersikap taslim (menyerah) terhadap nash-nashnya dan
memahaminya sesuai dengan manhaj Salaf.
3. Mereka tidak mempunyai imam yang diagungkan, yang semua perkataannya diambil dari
meninggalkan apa yang bertentangan dengan kecuali perkataan Rasulullah shalallahu'alaihi
wassalam . Dan Ahli Sunnah itulah yang paling mengerti dengan keadaan
Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam perkataan dan perbuatannya. Oleh karena itu,
merekalah yang paling mencintai sunnah, yang paling peduli untuk mengikuti dan paling
lolal terhadap para pengikutnya.
4. Mereka meninggalkan persengketaan dan pertengkaran dalam agama sekaligus menjauhi
orang-orang yang terlibat di dalamnnya, meninggalkan perdebatan dan pertengkaran dalam
permasalahan tentang halal dan haram. Mereka masuk ke dalam dien (Islam) secara total.
5. Mereka mengagungkan para Salafush Shalih dan berkeyakinan bahwa metode Salaf itulah yang
lebih selamat, paling dalam pengetahuannya dan sangat bijaksana.
6. Mereka menolak ta'wil (penyelewengan suatu nash dari makna yang sebenarnya) dan
menyerahkan diri kepada syari'at, dengan mendahulukan nash yang shahih daripada akl
(logika) belaka dan menundukkan akal di bawah nash.
7. Mereka memadukan antara nash-nash dalam suatu permasalahan dan mengembalikan (ayat-
ayat) yang mutasyabihat (ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian/tidak jelas)
kepada yang muhkam (ayat-ayat yang jelas dan tegas maksudnya).
8. Mereka merupakan figur teladan orang-orang yang shalih, memberikan petunjuk ke arah jalan
yang benar dan lurus, dengan kegigihan mereka di atas kebenaran, tidak membolak-balikkan
urusan ‘aqidah kemudian bersepakat atas penyimpangannya. Mereka memadukan antara ilmu
dan ibadah, antara tawakkal kepada Allah dan ikhtiar (berusaha), antara berlebih-lebihan dan
wara' dalam urusan dunia, antara cemas dan harap, cinta dan benci, antara sikap kasih sayang
dan lemah lembut kepada kaum mukminin dengan sikap keras dan kasar kepada orang kafir,
serta tidak ada perselisihan diantara mereka walaupun di tempat dan zaman yang berbeda.
9. Mereka tidak menggunakan sebutan selain Islam, Sunnah dan Jama'ah.
10. Mereka peduli untuk menyebarkan ‘aqidah yang benar, agama yang lurus, mengajarkannya
kepada manusia, memberkan bimbingan dan nasehat kepadanya serta memperhatikan urusan
mereka.
11. Mereka adalah orang-orang yang paling sabar atas perkataan, ‘aqidah dan dakwahnya.
12. Mereka sangat peduli terhadap persatuan dan jama'ah, menyeru dan menghimbau manusia
kepadanya serta menjauhkan perselisihan, perpecahan dan memberikan peringatan kepada
manusia dari hal tersebut.
13. Allah Ta'ala menjaga mereka dari sikap saling mengkafirkan sesama mereka, kemudian
mereka menghukumi orang selain mereka berdasarkan ilmu dan keadilan.
14. Mereka saling mencintai dan mengasihi sesama mereka, saling tolong menolong diantara
mereka, saling menutupi kekurangan sebagian lainnya. Mereka tidak loyal dan memusuhi
kecuali atas dasar agama.
Secara garis besarnya, ahlus sunnah wal jama'ah adalah manusia yang paling baik akhlaknya,
sangat peduli terhadap kesucian jiwa mereka dengan berbuat ketaatan kepada Allah Ta'ala, paling
luas wawasannya, paling jauh pandangan, paling lapang dadanya dengan khilaf (perbedaan
pendapat) dan paling mengetahui tentang adab-adab dan prinsip-prinsip khilaf.
KESIMPULAN
1. Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Thalib dan
keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw wafat
2. Khawarij berarti orang-orang yang keluar barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan ini
menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan semata-
mata untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun pada awalnya khawarij muncul karena
persoalan politik, tetapi dalam teapi dalam perkembangannya golongan ini banyak
berbicara masalah teologis
3. Aliran Murji’ah bisa bernama Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda
persoalan konflik antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum
Khawarij pada hari perhitungan kelak.
4. Aliran Qadariyah yang menganggap bahwa manusia mempunyai qudrah atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan nberasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Allah. Dalam sejarah perkembangan
teologi Islam, tidak diketahui secara pasti kapan aliran ini muncul
5. Nama Jabariyah pada aliran Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung sarti
memaksa. Smenurut al-Syahrastani, Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari
hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah.
6. Aliran Mu’tazilah muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij dan
aliran Murji’ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar.
7. Ahlussunah waljama’ah dalam pengertian umum adalah lawan kelompok syiah.
Dalam pengertian ini, Mu’tazilah-sebagaimana juga Asy’ariayah-masul dalam barisan
sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mahzhab yang berada dalam barisan
Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah. Selanjutnya, term Ahlussunah banyak
dipakai setalah munculnya aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah, dua aliran yang
menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.
DAFTAR PUSTAKA
Rozak, Abdul, Dkk, Ilmu Kalam, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2007.
Aldul Rahman, Roli, Dkk, Aqidah Akhlak MA 2, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.
Nasution, Harun, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta, UI
Press, 1986.
Hanafi, A., Pengantar Theologi Islam, Jakarta, PT. Al Husna Zikra, 1995.
القرآن الكريم
الزركشي ,أمل فتح هللا ,دراسة في علم الكالم ,مطبعة دارالسالم ,كونتور فونوروكو. 2011 ,
حلمي ,دكتور مصطفي ,الخوارج ,مطبعة التقدم ,دار األنصار ,القاهرة. 1977 ,
الفيّومي ,الدكتور محمد إبراهيم ,الخوارج و المرجئة ,دارالفكر العربي ,القاهرة. 2003 ,
الضويحي ,الدكتور علي بن سعد بن صالح ,آراء المعتزلة األصوليّة ,مكتبة الرشد ,الرياض2000 ,
لجتة المنهج الدراسي بكليّة المعلّمين اإلسالميّة ,كتاب التّوحيد للصفّ الخامس ,مطبعة دارالسالم ,كونتور فونوروكو .