Nama: Andi Anggun Reka NIM: 2320203870232020 Prodi: Bimbingan Konseling Islam Aliran-Aliran Dalam Pemikiran Kalam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANDI ANGGUN REKA

NIM : 2320203870232020
PRODI : BIMBINGAN KONSELING ISLAM

ALIRAN-ALIRAN DALAM PEMIKIRAN KALAM

Ilmu kalam berasal dari dua kata yaitu, Ilmu dan Kalam. Ilmu kalam merupakan suatu
cabang ilmu yang merupakan bagian dari displin ilmu-ilmu berlatar Islam sebelum terlampau
jauh membicarakan tentang ilmu ini. Kata Ilmu merupakan kata yang salah satu nama-Nya. Al-
Ilmu juga berarti maha mengetahui. Kata ilmu berakar dari 3 huruf. Sedangkan kata kalam
merupakan kata yang penuh makna. Kalam berarti pengucapan atau ucapan. 5 Ilmu kalam
membahas ajaran-ajaran dasar di dalam agama Islam. Ajranajaran dasar itu menyangkut wujud
Allah, Kerasulan Muhammad, dan Al-Quran, serta orang yang percaya dengan tiga hal itu, yakni
orang muslim dan mukmin, serta orang yang tidak percaya, yakni kafir dan musyrik, soal surga
dan neraka, dll. Adapun aliran-aliran dalam pemikiran kalam:

1. Aliran Khawarij
Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan di
sana karena tidak mau menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang terjadi wantara
Ali dan Mu’awiyah dalam upaya penyelesaian persengketaan antara keduanya tentang
masalah khalifah.
Khawarij berasal dari kata kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan
disini ialah mereka yang keluar dari barisan Ali sebagai diterimanya arbitse oleh Ali.
Tetapi sebagaian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan kepada mereka, karena
mereka keluar dari rumah-rumah mereka dengan maksud berjihad di jalan Allah. Hal ini
di dasarkan pada QS An-Nisa: 100. Berdasarkan ayat tersebut, maka kaum khawarij
memandang kaum khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan
rumah atau kampung halamannya untuk berjihad. Tokoh-tokoh Dalam Aliran Khawarij:
Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa'ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin
al-Azraq, dan 'Abdullah bin Basyir. Adapula doktrin-doktrin aliran Khawarij, yakni
sebagai berikut:
1. Khalifah harus dipilih bebas seluruh umat Islam
2. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab
3. Dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila melakukan
kedzaliman.
4. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh Ustman dianggap
menyeleweng. Dan khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia
dianggap menyeleweng.
5. Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng
dan telah menjadi kafir.
6. Pasukan perang jamal yang melawan Ali kafir.
7. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh dan
seseorang muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lainnya
yang telah dianggap kafir.
8. Setiap Muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
9. Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
10. Orang yang baik harus masuk surge dan orang yang jahat masuk ke neraka.
11. Qur’an adalah makhluk
12. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan.
2.Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau penangguhan.
Karena sekte yang berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai
“orang-orang yang diam”. Mereka meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan atau
pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa hukuman atau dosa tidak berlaku selamanya.
Oleh karena itu, ia menunda atau menahan pemutusan dan penghukuman pelaku dosa di
dunia ini. Hal ini mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah politik. Satu
diantara doktrin mereka adalah shalat berjamaah dengan seorang imam yang diragukan
keadilannya adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni namun tidak untuk
kalangan syiah. Adapula doktrin-doktrin aliran Murji’ah, yakni sebagai berikut:
1. Orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara
lisan tidaklah menjadi kafir, karena kufur dan iman letaknya di hatiku
2. Menurut murjiah ekstrem ini, iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur tidak tahu
pada Tuhan. Sejalan dengan itu shalat bukan merupakan ibadat bagi mereka, karena
yang disebut ibadat adalah iman kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan.
3. Aliran Jabbariyah
Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan
mengharuskannya melaksanakan sesuatu atau secara harfiah dari lafadz aljabr yang
berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai sifat Aljabbar (dalam bentuk
mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa. Selanjutnya kata jabara setelah ditarik
menjadi jabariyah memiliki arti suatu aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan menegaskan
bahwa paham Al jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang
sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah, Dengan kata lain manusia
mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada Allah
SWT. Jabariyyah menurut mutakallimin adalah sebutan untuk mahzab al-kalam yang
menafikkan perbuatan manusia secara hakiki dan menisbatkan kepada Allah SWT
semata. Tokoh-tokoh Aliran Jabbariyah: Al-Ja‟ad bin Dirham, Jahm bin Sofwan, Adh-
Dhirar, Husain bin Muhammad al-Najjar. Adapula doktrin-doktrin aliran Jabbariyah,
yakni sebagai berikut:
1. Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
2. Kalam Tuhan adalah makhluk
3. Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat
4. Surga Neraka tidak kekal
4. Aliran Qaddariyah
Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan kemampuan
dan memiliki kekuatan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam. Qadariyah adalah
nama yang dipakai untuk salah satu aliran yang memberikan penekanan terhadap
kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam
paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai Qudrat atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan.
Adapun menurut pengertian terminologi Qodariyyah adalah suatu aliran yang
mempercayai bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini
juga berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia
dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendak sendiri. Berdasarkan
pengertian tersebut, qodariyyah merupakan nama suatu aliran yang memberikan suatu
penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatannya.
Harun Nasution menegaskan bahwa kaum qodariyyah berasal dari pengertian bahwa
manusia mempunyai qodrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, akan tetapi
bukan berarti manusia terpaksa tunduk paada qodrat Tuhan. Kata qadar dipergunakan
untuk menamakan orang yang mengakui qadar digunakan untuk kebaikan dan keburukan
pada hakekatnya kepada Allah. Tokoh-tokoh Aliran Qadariyah: Ma’bad al-Jauhani dan
Ghailan al-Dimasyqi. Adapula doktrin-doktrin aliran Qaddariyah, yakni sebagai berikut:
1. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
2. Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
3. Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan manusia
4. Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah.
5. Aliran Mu’tazillah
Kata mu‟tazilah berasal dari kata I‟tazala dengan makna yang berarti menjauhkan
atau memisahkan diri dari sesuatu. Kata ini kemudian menjadi nama sebuah aliran di
dalam ilmu kalam yang para sarjana menyebutnya sebagai Mu‟tazillah berdasarkan
peristiwa yang terjadi pada Washil ibn Atha (80 H/699 M- 131 H/748 M) dan Amr ibn
Ubayd dengan al-Hasan al-Bashri. Dalam majlis pengajian al-Hasan al-Bashri muncul
pertanyaan tentang orang yang berdosa besar bukanlah mu‟min dan juga bukanlah orang
kafir, tetapi berada diantara dua posisi yang istilahnya al Manzillah bayn al-manzilatayn.
Dalam uraian di atas bisa dipahami pemimpian tertua di aliran Mu‟tazillah adalah
Washil ibn Atha. Ada kemungkinan washil ingin mengambil jalan tengah antara khawarij
dan murjiah, melainkan berada di dua posisi. Alasan yang dikemukakan adalah bahwa
orang yang berdosa besar itu masih ada imannya tetapi tidak pula dapat dikatakan
mu‟min karena ia telah berdosa besar. Orang yang serupa itu apabila meninggal dunia
maka ia akan kekal di dalam neraka, hanya azabnya saja yang lebih ringan dibandingkan
orang kafir. Itulah pemikiran Washil yang pertama sekali muncul. Tokoh-tokoh Aliran
Mu‟tazillah: Wasil bin Ata‟, Abu Huzail al-allaf, An-Nazzam, dan Al-Jubba‟i. Adapula
doktrin-doktrin aliran Mu’tazillah, yakni sebagai berikut:
1. Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas Waktunya
2. Akal yang menetukan perlu tidaknya dibentu negara
6. Aliran Syiah
Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau
pengikut sahabat atau penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai pengertian
tertentu. Setiap kali orang menyebut syiah, maka asosiasi pikiran orang tertuju kepada
syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang amat memihak Ali dan dan memuliakannya
beserta keturunannya. Kelompok tersebut lambat laun membangun dirinya sebagai aliran
dalam Islam. Adapun ahl al-bait adalah “family rumah nabi”. Menurut syiah yang
dinamakan ahl bait itu adalah Fatimah, suaminya Ali, Hasan dan Husein anak
kandungnya, menantu dan cucu-cucu Nabi, sedang isteri-isteri nabi tidak termasuk Ahl
alBait. Tokoh-tokoh Aliran Syiah: Jalaludin Rakhmat, Haidar Bagir, Haddad Alwi, Nashr
bin Muzahim, Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy’ari. Adapula doktrin-doktrin aliran
Syiah, yakni sebagai berikut:
1. Kepala negara diangkat dengan persetujuan rakyat melalui lembaga ahl al-hall wa
al-‘aqd.
2. Kepala negara atau imam berkuasa seumur hidup, bahkan mereka meyakini
kekuasaan imam mereka ketika ghaib dan baru pada akhir jaman kembali kepada
mereka.
3. Kepala negara (imam) sebagai pemegang kekuasaan agama dan politik berdasarkan
petunjuk Allah dan wasiat Nabi.
4. Kepala negara memegang otoritas sangat tinggi.
7.Aliran Asy’ariyyah
Asy’ariyah adalah nama aliran di dalam islam, nama lain dari aliran ini adalah
Ahlu Sunnah wal Jamaah. Aliran Asy’ariyyah adalah aliran teologi yang dinisbahkan
kepada pendirinya, yaitu Abu al-Hasan Ali ibn Islmail alAsy‟ari. Ia dilahirkan di
Bashrah, besar dan wafat di Baghdad. Ia berguru pada Abu Ali al-Jubbai, salah seorang
tokoh Mu‟tazillah yang setia selama 40 tahun. Setelah itu ia keluar dari Mu‟tazillah dan
menyusun teologi baru yang berbeda dengan Mu‟tazillah yang kemudian dikenal dengan
sebutan Asy‟ariyyah, yakni aliran atau paham Asy‟ari. Kasus keluarnya Asy‟ari ini
menurut suatu pendapat karena ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang berkata
kepadaya, bahwa Mu‟tazillah itu salah dan yang benar adalah pendirian al-Hadis. Tokoh-
tokoh Aliran Asy‟riyah: Al-Baqillani, Al-Juwaini dan AlGhazali. Adapula doktrin-
doktrin aliran Asy’ariyyah, yakni sebagai berikut:
1. Tuhan dan Sifat-sifatnya
2. Kebebasan dalam berkehendak
3. Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk
8.Aliran Maturidiyyah
Aliran Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap pemikiran-
pemikiran mu‟tazzilah yang rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan dengan pemikiran
yang yang diberikan oleh al-asy‟ari. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa
pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan makna teks nash agama (Quran
dan Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang mazhab Habafi yang dianutnya
banyak menggunakan takwil. Adapula doktrin-doktrin aliran Maturidiyyah, yakni sebagai
berikut:
1. Orang Mukmin melakukan dosa besar tetap Mukmin
2. Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak
9.Aliran Ahlusunnah
Ahlussunnah wal Jama’ah, terdiri dari dua kata inti yaitu Ahlussunnah yang
artinya : ahli mengamalkan sunnah, penganut sunnah, atau pengikut sunnah. Dan wal
Jama’ah yang artinya : dan jama’ah, maksudnya adalah jama’ah sahabat-sahabat Nabi.
Ahlussunnah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisten semua jejak-langkah yang
berasal dari Nabi Muhammad SAW. Dan membelanya. Dari definisi di atas jelas, bahwa
Ahlussunnah wal Jama’ah itu tidak hanya terdiri dari satu kelompok aliran, tapi ada
beberapa sub-aliran, ada beberapa faksi di dalamnya. Adapula doktrin-doktrin aliran
Ahlusunnah, yakni sebagai berikut:
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisannya
2. Ucapan itu diikuti kepercayaan dengan hatinya
3. Dan dibuktikan dengan amal yang nyata

Anda mungkin juga menyukai