Bab1-Bab 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Prakering adalah pola penyelenggaraan Pendidikan yang dikelola bersama-
sama antara SMK dengan dunia usaha/Dunia industri/Asosiasi Profesi, Pemerintah
sebagai Institusi Pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
tahap Evaluasi dan Sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, dikuti pula dengan
perkembangan telekomunikasi. Dua media jaringan telekomunikasi yang kita kenal
saat ini yaitu kabel dan nirkabel, mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-
masing, dan tergantung pada kondisi lapangan yang memungkinkan untuk mamakai
salah satu dari media jaringan tersebut. Didaerah perkotaan besar seperti Jakarta,
infrastruktur jaringan yang paling memungkinkan adalah menggunakan media kabel,
salah satunya adalah kabel Fiber Optic atau biasa disingkat menjadi FO. Penggunaan
FO lebih memungkinkan dikarenakan tata ruang Kota Jakarta dimana terdapat banyak
gedung pencakar langit. Kabel fiber optik atau FO digunakan untuk mengirimkan
sinyal cahaya dalam jaringan telekomunikasi. Kabel ini memiliki kecepatan transmisi
yang sangat cepat dan memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan
kabel tembaga. Oleh karena itu, penggunaan kabel fiber optik atau FO semakin
populer dalam industri telekomunikasi. Namun, instalasi dan penyambungan kabel
fiber optik memerlukan keterampilan dan keahlian yang khusus.

1.2. DASAR HUKUM


Adapun dasar hukum yang mengatur tentang pengaturan praktek kerja industri
atau PKL, diantaranya:

1
1. Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. PP. Nomor: 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan menengah atas.
3. Kep. Menaker No: 285/MEN/1991 tentang Pelaksanaan Permagangan
Nasional.
4. PP. Nomor: 39 / 1992 tentang peranan masyarakat dalam Pendidikan
Nasional.
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0490/U/1992 tentang Sekolah
Menengah Kejuruan
6. Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 080/U/1993 tentang Kurikulum SMK
sebagaimana telah diubah menjadi Kurikulum SMK Edisi 1999.
7. Permendikbud No. 50 Tahun 2020 tentang Praktek Kerja Lapangan bagi
Peserta Didik.

1.3. TUJUAN
Tujuan dari instalasi dan penyambungan kabel fiber optik adalah sebagai berikut:

1. Memahami secara mendalam tentang fiber optik, mulai dari jenis-jenisnya,


karakteristik, hingga aplikasinya di berbagai sektor.
2. Mengetahui proses instalasi kabel fiber optik dengan benar, mulai dari
persiapan, pelaksanaan, hingga pengujian kabel.
3. Memahami teknik penyambungan kabel fiber optik dengan metode fusion
splicing dan mechanical splicing, serta mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing teknik tersebut.
4. Mampu melakukan instalasi dan penyambungan kabel fiber optik dengan
benar dan aman, serta memperbaiki kesalahan yang terjadi selama proses
instalasi dan penyambungan.

2
5. Mengenal dan memahami standar keselamatan dan regulasi yang terkait
dengan instalasi dan penyambungan kabel fiber optik.
6. Mampu berkomunikasi dengan baik dengan klien atau pelanggan,
memberikan solusi dan rekomendasi yang tepat terkait instalasi dan
penyambungan kabel fiber optic

1.4. MANFAAT
1. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan PKL pada instalasi dan
penyambungan kabel fiber optik akan memberikan kesempatan bagi siswa
atau mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di
bidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Dengan memperoleh
pengetahuan yang lebih luas tentang kabel fiber optik dan cara menginstal
serta menyambungkannya, para peserta PKL dapat mengembangkan
kemampuan mereka di bidang ini.
2. Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Selama PKL, para peserta
akan dihadapkan pada situasi yang mungkin berbeda dari apa yang mereka
pelajari di dalam kelas. Dalam melakukan instalasi dan penyambungan
kabel fiber optik, peserta PKL harus memecahkan masalah yang muncul
sepanjang proses instalasi. Hal ini akan mengasah kemampuan mereka
dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan kreativitas mereka dalam
mencari solusi.
3. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Kolaborasi PKL pada instalasi
dan penyambungan kabel fiber optik juga melibatkan kolaborasi dengan
orang lain. Dalam melakukan instalasi dan penyambungan kabel fiber optik,
peserta PKL akan bekerja dalam tim dan harus belajar untuk berkomunikasi
dengan baik dan efektif dengan anggota tim mereka. Kemampuan untuk
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik adalah keterampilan yang
sangat berharga dalam lingkungan kerja.

3
4. Memperluas Jaringan dan Pengalaman Kerja Selama PKL, peserta akan
bertemu dengan berbagai orang dan organisasi yang terkait dengan instalasi
dan penyambungan kabel fiber optik. Hal ini akan memperluas jaringan
mereka dan memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang
lain. Selain itu, PKL juga memberikan pengalaman kerja yang sangat
berharga yang dapat membantu peserta dalam mencari pekerjaan di masa
depan.
5. Memberikan Kontribusi pada Pengembangan Teknologi Instalasi dan
penyambungan kabel fiber optik merupakan bagian dari teknologi informasi
dan telekomunikasi yang terus berkembang. Dengan mengambil bagian
dalam PKL ini, peserta dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
teknologi ini dengan memperkenalkan teknologi terbaru dan memberikan
saran atau masukan yang bermanfaat bagi perusahaan atau organisasi yang
mereka kerjakan.

4
BAB II
TINJAUAN UMUM LOKASI PRAKERING

2.1 Profil perusahan

2.1.1 Latar belakang PT Conexim Internetindo


ConeximNet adalah suatu perusahan serangkaian lompatan di ambil
dalam rangka berinovasi pada bisnis telekomunikasi dengan tingkat
availability dan reliability yang konsisten. Dengan komitmen untuk
selalu memberikan layanan informasi dan teknologi yang terbaik bagi
pelanggan.

Gambar 1 Kantor PT. Conexim Internetindo

2.1.2 Sejarah PT Conexim Internetindo


Berawal dari keprihatinan terhadap kurangnya perkembangan IT
propinsi Sulawesi Tengah umumnya dan Kota Palu khususnya serta
kesediaan layanan internet yang sangat sulit. Serta yang memprihatinkan
akses yang ada sangat mahal, Maka dengan bermodalkan pengalaman
selama beberapa tahun menagani warnet pos (Palu Milenium Net) dan
WNet Palu, dan dengan di Bantu oleh kawan-kawan yang turut ingin
memajukan IT Kota Palu. Maka pada awal tahun 2007 tepatnya pada

5
tanggal 19 juli 2007 bertempat di jalan Danau Talaga No.9 Palu kami
sepakat untuk mendirikan sebuah wireless internet service provider
(WISP) di Kota Palu dan lokasi inilah kami sepakat untuk menjadi
kantor kami.
WISP adalah pelayanan internet dengan menggunakan
Teknologi wireless 2.4 Ghz dimana teknologi ini menggunakan
Frekuensi yang telah bebas digunakan di Indonesia tanpa campur tangan
Pemerintah. Untuk menindak lanjuti Rencana ini maka pada awal
januari 2007 kami mulai mempersiapkan hal-hal apa saja yang di
perlukan antara lain harus menyediakan sebuah Tower dengan
ketinggian 60 meter sebagai titik pusat akses Internet serta koneksi
Internet. Berhubung karena keterbatasan dana yang ada maka kami
berusaha mencari alternatif akses internet dengan peralatan murah, maka
disepakati untuk menggunakan teknologi DVB-IP atau koneksi Internet
Downstream dengan Digital Video Broadcasting, untuk koneksi
Upstream digunakan akses Internet yang disediakan oleh PT. Telkom
dan untuk koneksi Downstream digunakan akses internet melalui Satelit
JCSAT3 yang berpusat di Hawaii.

2.1.3 Produk dan Service PT. Conexim Internetindo


1. Wireless Broadband
Paket layanan internet berbasis teknologi wireless yang beroperasi
di frekuensi standar radio dari frekuensi 2,4 hingga 5,8Ghz, dimana
perangkat wireless dipinjamkan dari pihak CONEXIMNET sehingga
pihak pelanggan tidak perlu mengeluarkan investasi modem maupun
perangkat khusus lainnya. Layanan ini juga tidak memerlukan
sambungan telpon, sehingga akses layanan internet dapat dinikmati 24
jam sehari dengan biaya pemakaian flat dan tetap setiap bulan tanpa
perlu kuatir adanya biaya tambahan akibat kelebihan penggunaan.

6
Layanan ini khusus diperuntukkan bagi kantor maupun warnet yang
membutuhkan layanan internet berkualitas tinggi selama 24 jam 7 kali
seminggu. Kapasitas bandwidth yang didapat tetap (dedicated )
sehingga kualitas dan stabilitas layanan lebih terjamin. Layanan ini
juga didukung dengan semakin banyaknya jumlah POP ( Point of
Presence ) ConeximNet yang tersebar secara merata. Koneksi antar
POP ConeximNet menggunakan media Fiber Optic dengan sistem
ring yang saling mendukung apabila terjadi masalah pada salah satu
POP. Layanan broadband wireless ConeximNet dapat mencapai jarak
maksimal udara hingga 35 KM dari lokasi POP terdekat, selain itu
dengan menggunakan teknologi terbaru saat ini jaringan broadband
wireless ConeximNet tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca maupun
gangguan signal lain.
Keuntungan layanan :
 Unlimited Internet Access
Akses internet tanpa batas selama 24jam sehari 7 kali seminggu.
 High speed and reliability
Layanan internet berkecepatan tinggi dengan kualitas jaringan yang
lebih stabil sehingga tingkat gangguan yang terjadi sangat jarang.
Kecepatan yang didapat tetap (dedicated), ratio 1:1 untuk kecepatan
download dan upload data. Kapasitas bandwidth besar. Sangat cocok
digunakan untuk aplikasi game online, aplikasi keuangan online,
aplikasi database online, mail dan web server.
 Customize bandwidth
Berbagai macam pilihan paket layanan yang kecepatan nya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Paket layanan juga dapat
diupgrade maupun di downgrade sesuai kebutuhan pelanggan tanpa
dikenakan biaya tambahan.

7
 Low cost
Tanpa menggunakan jaringan telpon maupun penyedia jaringan pihak
ketiga lainnya, sehingga biaya lebih murah. Selain itu tarif biaya yang
dibebankan sifatnya tetap (fixed cost), pelanggan tidak perlu kuatir
dengan adanya biaya tambahan akibat kelebihan penggunaan.
 No extra investment
Semua peralatan wireless dipinjamkan dari pihak ConeximNet, tidak
menggunakan perangkat modem. Layanan langsung aktif pada saat
disambungkan ke komputer tanpa adanya pengaturan khusus.
 Fast installation
Proses pemasangan yang mudah dan cepat, tanpa perlu adanya
konfigurasi secara khusus di sisi pelanggan. Proses upgrade dan
downgrade layanan lebih mudah.

2. HOTSPOT
Hotspot lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile computer
(seperti laptop atau PDA) tanpa mengguakan koneksi kabel dengan
tujuan suatu jarigan seperti internet. Jaringan nirkabel menggunakan
radio frekuensi untuk melakukan komunikasi antara perangkat
komputer dengan akses point dimana pada dasarnya berupa penerima
dua arah yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz (802.11b, 802.11g) dan
5.4 GHz (802.11a) Pada umumnya peralatan wifi hotspot
menggunakan standarisasi IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g dengan
menggunakan beberapa level keamanan seperti WEP dan/atau WPA.
Perangkat laptop sudah banyak yang dilengkapi dengan adapter IEEE
802.11b atau IEEE
802.11g. Akan tetapi dapat juga digunakan peralatan wireless dalam
bentuk PCMCIA atau USB.

8
3. VOIP
Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang
menjadikan media internet untuk bisa melakukan komunikasi suara
jarak jauh secara langsung. Sinyal suara analog, seperti yang anda
dengar ketika berkomunikasi di telepon diubah menjadi data digital
dan dikirimkan melalui jaringan berupa paket-paket data secara real
time. Dalam komunikasi VoIP, pemakai melakukan hubungan telepon
melalui terminal yang berupa PC atau telepon biasa. Dengan
bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat
diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif
telepon Tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk
hubungan internasional dapat ditekan hingga 70%. Selain itu, biaya
maintenance dapat di tekan karena voice dan data network terpisah,
sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini
karena VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address,
tidak seperti telepon konvensional yang harus mempunyai port
tersendiri di Sentral atau PBX (Private Branch Exchange). Bentuk
paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer
terhubung dengan internet. Syarat-syarat dasar untuk mengadakan
koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung
ke internet, mempunyai sound card yang dihubungkan dengan speaker
dan mikropon. Dengan dukungan software khusus, kedua pemakai
komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain.
Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara,
gambar. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya
dalam bentuk suara. Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP
mengalami evolusi. Bentuk peralatan pun berkembang, tidak hanya
berbentuk komputer yang saling berhubungan, tetapi peralatan lain
seperti pesawat telepon biasa terhubung dengan jaringan VoIP.

9
Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan
berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telepon biasa.
Komunikasi antara komputer dengan pesawat (extension) di kantor
adalah memungkinkan. Bentuk komunikasi bukan cuma suara saja.
Bisa berbentuk tulisan (chating) atau jika jaringannya cukup besar
bisa dipakai untuk Video Conference. Dalam bentuk yang lebih lanjut
komunikasi ini lebih dikenal dengan IP Telephony yang merupakan
komunikasi bentuk multimedia sebagai kelanjutan bentuk komunkasi
suara (VoIP). Keluwesan dari VoIP dalam bentuk jaringan, peralatan
dan media komunikasinya membuat VoIP menjadi cepat popular di
masyarakat umum.

4. CCTV
Closed Circuit Television (CCTV) merupakan teknologi pengawasan
yang menggunakan media kamera sebagai penerima gambar ( input )
dan televisi sebagai penghasil gambar (output ). Teknologi CCTV
biasa digunakan di lokasi yang luas dengan arstitektur bersekat,
seperti gedung apartemen, pergudangan, dan hotel. Dengan
berkembangnya teknologi internet, kini layanan CCTV dapat
dijalankan dengan protocol IP. Adanya teknologi IP Camera telah
meningkatkan jangkauan layanan CCTV menjadi lebih luas. Tampilan
dari IP Camera dapat secara langsung disebarkan melalui jaringan
internet, sehingga pengguna dapat mengakses tampilan tersebut dari
mana saja dengan jaringan internet yang tersedia. ConeximNet
memberikan solusi layanan IP Camera bagi pelanggan yang ingin
mengawasi lokasi tertentu namun tidak terbatas pada jarak dan
tempat. Layanan ini sangat cocok bagi pelanggan yang memiliki
kantor cabang, gudang, pabrik, maupun rumah tinggal yang ingin
diawasi secara 24jam penuh dari lokasi lain yang terpisah.

10
Keuntungan layanan :
 High Security
Meningkatkan pengawasan terhadap situasi keamanan yang dapat
secara mudah diakses dari lokas manapun dengan sambungan internet
 24 hours online
Dengan layanan internet unlimited dari ConeximNet, pelanggan
dipastikan akan
terhubung 24jam secara langsung ke internet, tanpa harus kuatir
kelebihan biaya akibat penggunaan.
 High speed and reliability
Kecepatan bandwidth yang lebih besar dan stabil serta kapasitas
upload yang besar akan menjamin kualitas gambar yang dikirimkan
melalui internet. Tampilan gambar akan lebih halus dan tidak
terputus-putus.

5. Web Hosting & Design


Website atau biasa disebut dengan homepage, telah menjadi salah satu
cara penyampaian identitas dan informasi dari suatu organisasi,
perusahaan, maupun pribadi seseorang. Website menjadi semakin
berkembang seiring dengan semakin meluasnya jaringan internet di
seluruh dunia. Website menjadi tempat berkumpulnya berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna internet. Dari
informasi sejarah hingga informasi hiburan, semua tersedia di jutaan
website yang tersebar di internet. Tampilan yang menarik serta
informasi yang lengkap menjadi alasan utama suatu website bisa
dikunjungi oleh para pengguna internet.
Oleh karena itu, ConeximNet menyediakan layanan khusus untuk web
design. Layanan yang akan membantu pelanggan yang ingin memiliki

11
website pribadi namun terbatas pada pengetahuan pembuatan dan
pengembangan website. Dengan menggunakan layanan ini, pelanggan
akan mendapatkan tampilan website yang menarik sesuai dengan
selera pelanggan serta aplikasi pendukung lainnya yang akan
meningkatkan efektifitas web tersebut. Selain itu pihak ConeximNet
juga menyediakan layanan web hosting, dimana layanan ini berguna
untuk menampung data data yang telah ada pada website pada server
khusus yang disediakan oleh ConeximNet sehingga akses ke website
akan berjalan lebih lancar dan stabil.

2.1.4 Kegiatan umum PT. Conexim Internetindo

PT. ConeximNetindo menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut.

A. Pengecekan jaringan berkala


Kegiatan ini mewajibkan teknisi pada PT. Conexim Internetindo untuk
melakukan pengecekan dan pemantauan jaringan berkala di beberapa
lokasi di seputaran Sulawesi tengah untuk mengetahui keadaan jaringan di
lapangan, dan juga melakukan perbaikan apabila ada kendala yang
ditemukan di lapangan.

B. Pembaharuan device dilapangan


Kegiatan ini dilakukan apabila device yang digunakan dilapangan
kurang memadai ataupun rusak. Adapun device yang diperbaharui antara
lain seperti router, kabel fiber, konektor, dan TP-link, device diperbaharui
apabila ada permintaan dari customer dan juga keadaan di lapangan yang
memadai untuk pembaharuan device-device tersebut.

12
C. Pemasangan baru dan Penginstalan device pada customer
Pada kegiatan ini akan dilakukan survei area, pemilihan jalur kabel
dan pengecekan jalur kabel yang akan dipasangangi device dan juga
kabel fiber optic,

kemudian pengecekan device yang akan digunakan. Kemudian proses


akan berlanjut pada penyambungan kabel dengan konektor dan
penarikan kabel yang dilakukan oleh teknisi yang berada dilapangan.

2.2. Visi dan misi perusahaan

A. Visi

Menjadikan ConeximNet sebagai internet service provider skala nasional


yang akan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan reabilitas dan kualiatas
layanan yang memuaskan.

B. Misi

Menyediakan kualitas layanan internet yang terbaik bagi pelanggan serta


yang didukung dengan beragam macam fasilitas dan inovasi solusi internet
tanpa harus mengeluarkan biaya mahal

2.3. Struktur organisasi


Struktur organisasi perusahaan disusun sesuai dengan ideologi dan strategi
pengembangan sehingga setiap perusahaan boleh jadi mempunyai susunan
yang berbeda secara fungsional untuk menyesuaikan dengan strategi yang
sedang dikembangkan tetapi secara mendasar ideologi terutama terkait dengan
perangkat organisasi perusahaan yang menunjukkan kesamaan.

13
Struktur organisasi PT. Conexim Internetindo terdiri dari beberapa bidang, tugas, dan
fungsi masing-masing bidang, dan susunan nya sebagai berikut :

Tabel 1.1 susunan kepengurusan PT. Conexim Internetindo

NAMA JABATAN
Ellia Miliangan Direktur Utama
Indah Wonggo Administrator
Rendra Web Developer
Safii Teknisi Dolo Selatan
Hatta Teknisi Dolo dan Sidondo
Hajrin Teknisi Palolo

Tabel 1.2 susunan Team PT. Conexim Internetindo

NAMA JABATAN

Hamsyah Chief Executive Officer

Nabeh Rozan Product Manager

Muh. Shaipul Akbar CTO

Andika Accountant

14
Direktur
utama
Ellia Milliangan

Administrator Web
Indah Wonggo
Developer
Rendra

Teknisi Dolo Teknisi


Selatan Teknisi Dolo palolo
Safii dan Sidondo Hajrin
Hatta
Bagan 1.1 struktur organisasi PT. Conexim Internetindo

15
instalasi
fiber optik

pemasangan penyambung
device baru an kabel
fiber optik

pengecekan pengecekan
area dan device
lokasi secara
pemasangan berkala
device
pemilihan penentuan
rute kabel jalur kabel
fiber optik
pemantauan
device di
pengecekan lapangan
kerusakan

Bagan 1.2 alur kinerja PKL PT. Conexim Internetindo

16
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Waktu dan tempat pelaksanaan

A. Waktu dan Tempat

Waktu Pelaksanaan kegiatan prakering dimulai tanggal 11 Januari 2023


hingga tanggal 19 Mei 2023, sedangkan tempat pelaksanaan kegiatan
prakering atau PKL bertempat di PT. Conexim Internetindo yang bertempat
di Jalan Basuki Rahmat, Lorong Perjuangan, Palu Selatan.

3.2. Kompetensi yang dikerjakan

Selama masa prakering, penulis mengerjakan kopetensi (Pemilihan Rute


Kabel fiber optic, Penentuan Jalur Kabel fiber optic, Penyambungan kabel fiber
optic) dengan cara mempertimbangkan faktor-faktor seperti jarak, kondisi
lingkungan, dan kebutuhan pelanggan. juga harus memperhatikan izin dan regulasi
yang berlaku. Penentuan jalur kabel dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor seperti elevasi, dan tata letak bangunan. Dan Penentuan jalur kabel dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada kabel atau bangunan. Dan
Tahap berikutnya adalah proses penyambungan (splicing). Pada proses ini penulis
melakukan pemilihan ujung kabel dan penyambungan serat optic yang sudah
dilakukan penarikan dan juga penentuan jalur tadi, kemudian penulis melakukan
peyambungan atau (spilicing) dengan menggunakan Fusion Splicer. Dan kemudian
penulis melakukan pengujian apakah kabel serat optic yang sudah melalui proses
tadi berfungsi dengan semestinya pada tahap pengujian dilakukan dengan cara
memasukan ujung konektor yang sudah terpasang dengan kabel serat optic tadi ke
alat ukur (power Meter) untuk mengetahui jarak lokasi yg sdh terpasang, dan tahap

17
selanjunya yang dilakukan adalah pengujian menggunakan alat Red Pen Light
Source, apa bila ada kerusakan kabel serat optic dapat diketahui melalui alat ini.
Lokasi yang pernah dikerjakan penulis antara lain:

1. Di desa walatana kec. Dolo selatan, Kabupaten Sigi selama kurang lebih satu
bulan yang terbagi dalam beberapa kali kunjungan.

2. Di desa bulubete kec. Dolo Selatan, Kabupaten Sigi selama kurang lebih satu
hari kunjungan.

3. Di desa rogo kec. Dolo selatan, Kabupaten Sigi selama kurang lebih dua hari.

4. Di desa baluase kec. Dolo Selatan, kabupaten sigi selama kurang lebih dua
hari.

5. Di desa sibowi kec. Dolo Barat, kabupaten sigi selama kurang lebih empat
hari dalam beberapa kali kunjungan.

6. Di desa sigimpu kec. Palolo, kabupaten sigi selama kurang lebih satu bulan
dalam beberapa kali kunjungan.

7. Di desa bora kec. Sigi biromaru, kabupaten sigi selama kurang lebih satu
hari.

8. Di desa sidera kec. Sigi Biromaru, kabupaten sigi selama kurang lebih tiga
hari dalam beberapa kali kunjungan.

9. Di desa Sibonu kec. Dolo Barat, kabupaten Sigi selama kurang lebih dua
hari.

10. Di desa Bakubakulu kec. Palolo, Kabupaten Sigi selama kurang lebih dua
hari.

18
3.4. Landasan Teori

instalasi dan penyambungan kabel serat optik didasarkan pada beberapa konsep
dan prinsip dasar sebagai berikut:

3.3.1 Teori Utama

A. Penyambungan Kabel Serat Optik.

Penyambungan adalah proses setelah core didapat pada saat melakukan


pengecekan. Tahap berikutnya adalah proses penyambungan (splicing). Pada
proses ini core yang dipilih dibersih kan dengan alcohol kemudian dikupas
dengan stipper dan dipotong dengan cleaver selanjutnya splicing core yang
sudah dibentuk tadi dengan alat splicer. Splicing yang digunakan adalah
model splicing fusion (menggabungkan dengan cara meleburkan dua fiber
menjad i satu). Dan batas toleransi redaman splicing maksimal sebesar 0.02
dB. jika redaman yang dihasilkan saat melakukan proses penyambungan lebih
dari 0.02 dB maka proses peyambungan harus dilakukan kembali.
Peyambungan kabel serat optik dilakukan untuk menghubungkan dua atau
lebih kabel serat optik menjadi satu rangkaian jaringan yang terintegrasi. Ada
beberapa jenis penyambungan kabel serat optik, diantaranya adalah fusion
splicing dan mechanical splicing.

B. Serat Optik.

Serat optik adalah kabel yang terbuat dari bahan kaca atau plastik yang
memiliki kemampuan untuk menghantarkan cahaya. Kabel serat optik
digunakan sebagai media transmisi sinyal dalam jaringan telekomunikasi,

19
dimana informasi dikirimkan dalam bentuk cahaya melalui serat optik
tersebut.

C. Instalasi Kabel Serat Optik.

Instalasi kabel serat optik meliputi penentuan rute kabel, pemasangan


kabel, perlindungan kabel, dan pengujian kabel. Rute kabel harus dipilih
dengan cermat untuk menghindari rintangan dan kerusakan pada kabel.
Pemasangan kabel harus dilakukan dengan benar dan teratur untuk
menghindari putusnya serat optik.

3.3.2 Teori Pendukung

Pengertian Fusion Slicer FO

Fusion Splicer (Fiber Optik) merupakan perangkat dalam sistem komunikasi


yang digunakan untuk menyambungkan ujung fiber optik. Keberadaan alat ini
sangat penting untuk membuat infrastruktur kabel optik menjadi optimal. Dalam
membangun jaringan komunikasi pasti dibutuhkan kabel optik dengan ukuran
yang panjang dari awal hingga tujuan akhir, sehingga dibutuhkan proses
penyambungan. 

Jenis-jenis Kabel Serat Optik.

Kabel serat optik terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah: kabel
single-mode dan kabel multi-mode. Kabel single-mode digunakan untuk
jarak jauh, sementara kabel multi-mode digunakan untuk jarak pendek.

20
3.4. Penyambungan kabel serat optic menggunakan fusion splicer

3.4.1 Lankah-langkah persiapan

A. Pembuatan Konfigurasi

Langkah pertama adalah pembuatan konfigurasi untuk pembuatan jalur


baru. Berikut contoh konfigurasi. Arti Konfigurasi adalah : Existing, yaitu :
Konfigurasi yang sedang dipakai; Rearrangement : Pengaturan ulang (arah
jalur); Konfigurasi yang sedang digunakan (existing) adalah :

 Pada sisi ODF di Mitsun port yang digunakan ODF nomer 1, baris 3,
kolom 8, core 5 dan 6 (ODF1_3/8/5&6

 Pada sisi HH kabel akses tube biru core 1&2 disambung kabel backbone
hitam core 5&6

 Untuk konfigurasi selanjutnya cara bacanya sama. Konfigurasi


Rearrangement Konfigurasi baru versi (rearrangement) adalah :

 Mencari port baru di ODF arah KPI (jaraknya 16 km) pada port 2/7/xx
sampai 3/12/xx (xx artinya 1-12).

 Untuk sisi HH, rencana barunya tube biru core 1&2 disambung kabel
backbone, tube dan core disesuaikan dengan port pada ODF. Selanjutnya
adalah bagian eksekusi. Mulai dari pengetesan core, pengupasan,
penyambungan serta perapihan dan dokumentasi.

B. Mengecek Tube dan Core

Cara mengecek tube dan core benar atau tidaknya bisa dilakukan dengan
melakukan beberapa tes berikut diantaranya :

21
1. Tes Laser Pointer Cara ini cukup mudah karena dibandingkan dengan
cara bending. Bila salah memperkirakan core. Kita dengan mudah
menemukannya dengan cara melihat core mana yang diterangi oleh laser.

2. Bending Tes Bending sendiri memiliki arti tekuk. Artinya tes ini
dilakukan dengan cara menekuk kabel FO tetapi tidak sampai tekuk sudut
siku, karena akan patah tentunya. Penekukkan dilakukan dengan membuat
pola lingkaran pada core terkait. Alat yang digunakan bisa OLS dan OPM
atau OTDR.

Dalam instalasi dan penyambungan kabel serat optik, terdapat beberapa alat dan
bahan yang dibutuhkan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Kabel Serat Optik.


Kabel serat optik adalah bahan utama dalam instalasi dan penyambungan
kabel serat optik. Kabel serat optik terdiri dari serat optik dan lapisan
pelindung untuk melindungi serat optik dari kerusakan fisik.

Gambar 1.1 kabel fiber optic

22
2. Connector.
Connector digunakan untuk menghubungkan dua ujung kabel serat optik.
Connector terdiri dari beberapa jenis, diantaranya SC, LC, dan ST.

Gambar 1.2 Connerctor kabel fiber optic

3. Splice Sleeve.
Splice sleeve digunakan untuk melindungi penggabungan serat optik dari
kerusakan fisik. Splice sleeve umumnya terbuat dari bahan termoplastik yang
tahan panas dan tahan air.

Gambar 1.3 splice sleeve kabel fiber optic

23
4. Fusion Splicer.
Fusion splicer adalah alat yang digunakan untuk menyambungkan dua ujung
serat optik dengan cara menyatukan dan mencairkan kedua ujung serat optik
menjadi satu. Fusion splicer umumnya dilengkapi dengan kamera dan layar
monitor untuk memudahkan pengguna dalam melihat dan mengatur
sambungan serat optik.

Gambar 1.4 fusion spicer yang digunakan dilapangan

5. Cleaver.
Cleaver adalah alat yang digunakan untuk memotong serat optik dengan
presisi tinggi dan membuat permukaan potongan menjadi rata. Cleaver
umumnya dilengkapi dengan pengaturan sudut pemotongan untuk
memastikan hasil potongan serat optik yang baik.

24
Gambar 2.9 Clever alat potong serat optik

6. Power Meter.
Power meter digunakan untuk mengukur kekuatan sinyal yang diterima oleh
serat optik. Power meter digunakan untuk memastikan bahwa sinyal yang
diterima oleh serat optik dalam rentang yang aman dan dapat diterima oleh
perangkat penerima sinyal.

Gambar 1.5 power meter alat ukur kabel fiber

25
7. Light Source.
Light source digunakan untuk mengirimkan sinyal optik ke serat optik dan
menguji kekuatan sinyal yang diterima oleh perangkat penerima sinyal.

Gambar 1.6 Red pen light source

8. Alcohol Swabs.
Alcohol swabs digunakan untuk membersihkan ujung serat optik sebelum
disambungkan. Membersihkan ujung serat optik dengan alcohol swabs akan
membantu memastikan kualitas sambungan yang baik.

26
Gambar 1.7 alcohol swabs digunakan untuk membersihkan ujung serat fiber
optic

9. Labeling Tools.
Labeling tools digunakan untuk memberi label pada ujung serat optik dan
kabel serat optik untuk memudahkan identifikasi dan pemeliharaan kabel di
masa depan.

Gambar 1.8 Labeling Tools digunakan sebagai penanda kabel

3.4.2 Tahapan Pengerjaan

27
A. Survei Lapangan

Survei lapangan perlu dilakukan untuk dapat mengetahui kondisi dari


daerah yang akan dilakukan instalasi sehingga dapat menggunakan tipe
kabel apa yang akan digunakan dan pengguna komponen apa saja yang
diperlukan. Setelah melakukan survei lapangan, selanjutnya pembuatan
as-planning survei yang isinya mengenai lokasi Dolo selatan, Dolo Barat,
Palolo, dan sebagainya untuk melakukan proses instalasi beserta titik
koordinatnya. Dalam proses survei, perlu melakukan pengecekan lokasi
CWDM tujuannya agar mempermudah proses instalasi kabel fiber optic
dari letak CWDM hingga sampai ke lokasi server. Perangkat CWDM tidak
dilakukan instalasi karena bersifat existing, yang artinya bahwa bagian
internal (PT. XYZ) yang melakukan instalasi. Setelah melakukan
pengecekan, selanjutnya pembuatan as planning survey yang isinya
mengenai lokasi CWDM menuju lokasi user untuk melakukan proses
instalasi beserta titik koordinatnya.

B. Tahapan Instalasi

Proses instalasi ini dilakukan dengan cara pemberian perintah kerja


kepada teknisi, survei lapangan, pengecekan letak CWDM,
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, instalasi kabel, jointing
kabel, pengukuran rata-rata daya sinyal di ODF dan OTB, patching core,
konfigurasi, test comissioning, pelabelan, dan lain sebagainya.

28
C. Proses Penyambungan Setelah core didapat

Tahap berikutnya adalah proses penyambungan (splicing). Pada


proses ini core yang dipilih dibersihkan dengan alkohol kemudian
dikupas dengan stipper dan dipotong dengan cleaver selanjutnya splicing
core yang sudah dibentuk tadi dengan alat splicer. Splicing yang
digunakan adalah model splicing fusion (menggabungkan dengan cara
meleburkan dua fiber menjadi satu). Dan batas toleransi redaman splicing
maksimal sebesar 0.02 Db. Core hasil splicing dibungkus dengan tube
splice agar core terhindar kontak lansung dengan benda asing. Kemudian
disusun dan disimpan dalam splice tray. Dalam satu splice tray terdapat
satu hingga dua tube. Tidak lebih namun boleh kurang. Lalu untuk sisa
tube yang tidak digunakan (gantung) hanya dililitkan dalam closure
bersamaan dengan. Bila sudah rapih masukan closure ke dalam HH.

3.4.3 Pengujian

A. Pengetesan Redaman Jalur

Pada waktu berikutnya setelah kegiatan branching dilanjutkan dengan tes


terakhir, yaitu tes kualitas jalur atau biasa disebut test link. Apa saja yang
diukur diantanya, jarak, dan besar redaman pada jalur baru tersebut. Untuk
pengukuran dilakukan menggunakan alat OLS dan OLP, OTDR, dan patch
cord. Pertama kali pastikan jarak yang dites sudah benar jaraknya atau
belum menggunakan OTDR. Setelahnya kita lakukan tes redaman dengan
menggunakan OLS dan OLP.

29
3.5. Factor pendukung dan penghambat pelaksanaan

3.5.1. Faktor Pendukung

A. Komitmen dan dukungan dari manajemen perusahaan dalam


melaksanakan PKL ini.
B. Ketersediaan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
instalasi dan penyambungan kabel fiber optic walau dalam keadaan
terbatas.
C. Pengetahuan yang cukup dan keterampilan teknis dari peserta PKL
mengenai instalasi dan penyambungan kabel fiber optik.
D. Adanya bantuan para mentor atau supervisor selama pelaksanaan PKL
untuk memberikan bimbingan dan supervisi secara berkala.
E. Tersedianya fasilitas yang memadai untuk melakukan pelaksanaan
PKL seperti ruang kerja yang nyaman, alat pengukur dan uji kabel
fiber optik, serta peralatan keselamatan kerja.

3.5.2 Faktor penghanmbat

A. Ketidakmampuan peserta PKL dalam memahami teknologi kabel fiber


optik dan cara instalasi yang benar.
B. Kurangnya mobilitas akibat kekurangan kendaraan operasional
C. Keterbatasan dana dan anggaran yang menyebabkan keterbatasan
dalam pengadaan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
instalasi dan penyambungan kabel fiber optik.
D. Faktor lingkungan seperti cuaca buruk, akses yang sulit, dan kondisi
tanah yang tidak memungkinkan untuk melakukan instalasi dan
penyambungan kabel fiber optik.

30
E. Kurangnya pengawasan dan supervisi dari mentor atau supervisor
selama pelaksanaan PKL sehingga peserta tidak mendapatkan arahan
yang cukup.
F. Kurangnya fasilitas yang memadai mulai dari kendaraan operasional,
dana untuk mobilitas, dan sebagainya
G. Masalah keselamatan kerja, seperti ketidakpatuhan terhadap aturan
keselamatan kerja, kecelakaan, atau cidera yang mengancam peserta
PKL.
H. Komunikasi yang kurang antara peserta PKL dengan mentor atau
supervisor pada saat di lapangan.

BAB IV

4.1. Kesimpulan:

Dari laporan ini dapat disimpulkan bahwa instalasi dan penyambungan kabel
fiber optik merupakan kegiatan yang penting dan kompleks dalam bidang teknologi

31
informasi dan komunikasi dan harus ditekuni dengan sepenuh hati. Pelaksanaan PKL
pada kegiatan ini dapat memberikan pengalaman dan keterampilan teknis yang
berharga bagi Penulis mengenai apa itu fiber optic, Teknik penyambungan yang
benar, kewirausahaan, dan dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

4.2. Saran:

Dalam melakukan instalasi dan penyambungan kabel fiber optik, diperlukan


kerjasama tim yang baik, serta peralatan dan bahan-bahan yang memadai. Oleh
karena itu, disarankan agar perusahaan mempersiapkan tim yang terampil dan
berpengalaman dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, serta menyediakan
anggaran dan dana yang cukup untuk membeli peralatan dan bahan-bahan yang
diperlukan. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan faktor keselamatan
kerja selama pelaksanaan PKL, seperti memberikan pelatihan keselamatan kerja dan
memastikan peserta PKL memahami dan mengikuti aturan keselamatan kerja yang
berlaku. Dengan persiapan dan perhatian yang cukup, diharapkan pelaksanaan PKL
pada kegiatan instalasi dan penyambungan kabel fiber optik dapat berjalan dengan
baik dan memberikan manfaat yang positif bagi perusahaan dan peserta PKL.

DAFTAR PUSTAKA

32
Researcgate. 2020. Instalasi fiber optic dan perangkat switch untuk layanan internet.
Jakarta.
Uns uc. 2011. Istalasi jaringan distribusi fiber optic jalur ungaran-kartasura.
Kartasura
Kominfo. 2012. SKKNI 2012-717 teknisi instalasi fiber optic. Jakarta
Unud ac. 2016. hukum ketenagakerjaan. Jakarta
Usm ac. 2008. Penghantar hukum ketenagakerjaan. Semarang
ITS. 2018. Perancangan jaringan komunikasi fiber optic. Surabaya
Irfan hanif. 2017. Analisis Penyambungan Kabel Fiber Optik Akses dengan Kabel
Fiber Optik Backbone. Jakarta.
Ahmad syahrul. 2019. Instalasi Kabel Fiber Optic dan Perangkat Switch Untuk
Layanan Internet. Jakarta.
Conexim Internetindo. 2007. Struktur Organisasi perusahaan. Palu

33
LAMPIRAN

LAMPIRAN 3 Foto-foto kegiatan

34
35
36
37

Anda mungkin juga menyukai