TUGAS KELOMPOK Rajal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

NAMA KELOMPOK
1. ASTERINA TRY AYUNING T
2. DINA AMALIA W.H
3. WAHYU KHOLIFATUL J
4. DELLA VELANIA ARIFIN
5. NIDA ALUVI Z

1. Cara mempermudah untuk monitoring penyimpanan obat secara FEFO


2. Cara pengelolaan sediaan farmasi yang inovatif
3. Cari bentuk-bentuk penyimpanan terkait kesalahan, termasuk kategori apa (ex.
KFC,KRD,dll). Berikan contohnya
4. Cari kriteria obat emergency KIT dan obat yang tidak boleh masuk ke emergency KIT
5. Obat apa saja yang disimpan di high alert
Jawaban:

1. FEFO (First Expired First Out) penyimpanan perbekalan farmasi berdasarkan masa
kadaluarsa yang lebih cepat harus dikeluarkan lebih dahulu dan peletakannya
ditempatkan paling terluar sehingga mudah diambil dan keluar pertama.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk mempermudah monitoring penyimpanan obat
secara FEFO.
1. Setiap melakukan penyimpanan dan penataan barang yang baru datang, ED yang
paling dekat ditaruh depan.
2. Melakukan pemisahan obat/alkes/BMHP yang memiliki ED pendek (Misalnya
kurang dari satu tahun) dalam etalase atau ruang tersendiri untuk mempermudah
mengontrol apa saja yang hampir ED untuk segera diambil atau digunakan terlebih
dahulu.
3. Mencatat obat/alkes/BMHP apa saja yang hampir ED

2. Siklus pengelolaan perbekalan sediaan farmasi yakni terdiri dari perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, serta
administrasi yang berisi pencatatan dan pelaporan (Peraturan Menteri Kesehatan No. 58
Tahun 2014).
1. Perencanaan Obat  Perencanaan merupakan kegiatan dalam menentukan jumlah
dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat
jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien (Permenkes, 2014).
2. Pengadaan Obat  Pengadaan adalah suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
obat sesuai dengan kebutuhan operasional yang telah ditetapkan di dalam proses
perencanaan (Permenkes, 2014) Pengadaan obat memiliki tiga syarat penting yang
harus dipenuhi, antara lain : sesuai rencana; sesuai kemampuan; sistem atau cara
pengadaan sesuai ketentuan (Seto et al, 2012)
3. Penerimaan Obat dan Penyimpanan Obat  Penerimaan merupakan kegiatan
untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan
harga yang tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
diterima.
4. Penyimpanan obat  adalah proses dimana setelah barang diterima di instalasi
farmasi dan sebelum akan dilakukan pendistribusian barang tersebut.
5. Pendistribusian Obat  Pendistribusian merupakan suatu rangkaian dalam rangka
menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan, BHP Medis dari tempat penyimpanan
sampai kepada unit pelayananatau pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas,
jenis, jumlah, ketepatan waktu.
6. Pemusnahan Obat  Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai bila produk tidak memenuhi persyaratan mutu, produk
telah kadaluwarsa, produk tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam
pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan, produk tersebut dicabut izin
edarnya.
7. Pencatatan dan Pelaporan  Adminisitrasi harus dilakukan secara tertib dan
berkesinambungan guna memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlalu.Salah
satu kegiatan administrasi yakni pencatatan dan pelaporan.

Manajemen obat merupakan kemampuan dari rumah sakit untuk


mengoptimalkan dalam penggunaan obat. Manajemen obat dengan syarat lima
ketepatan yakni tepat produk, tepat pasien, tepat waktu, tepat penggunaan dan tepat
jumlah dapat menjamin keselamatan pasien. Ketepatan tersebut juga didampingi
dengan tepat komunikasi, tepat alasan dan tepat pendokumentasian (Romero, 2013)

3. ????
4. Kriteria obat emergency KIT dan obat yang tidak boleh masuk ke emergency KIT
Emergency Preparedness Kit atau secara umum dikenal dengan nama Tas Siaga
bencana adalah kumpulan barang - barang kebutuhan dasar rumah tangga yang
dipersiapkan sebelum terjadi bencana dan diperlukan dalam keadaan darurat. 
Pastikan Tas Siaga anda dilengkapi dengan barang / item pada daftar tabel ceklist di
bawah ini. Sebagian besar barang tersebut murah dan mudah ditemukan.
Kriteria obat-obatan emergency:
- Obat obatan untuk resusitasi jantung paru
- Obat obatan untuk perbaikan sirkulasi
- Golongan lain
Obat yang tidak boleh ke emergency:
- Obat bebas terbatas
- Obat bebas
- Obat yang mekanisme kerjanya long acting
- Obat seperti analgesik bebas terbatas
Menurut Permenkes nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, pengelolaan obat emergensi harus menjamin beberapa hal sebagai berikut:
1. Jumlah dan jenis obat emergensi sesuai dengan standar/daftar obat emergensi yang
sudah ditetapkan rumah sakit
2. Tidak boleh bercampur dengan persediaan obat untuk kebutuhan lain
3. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti
4. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluarsa
5. Dilarang dipinjam untuk kebutuhan lain
Dalam pengelolaan obat emergensi, rumah sakit seharusnya memiliki kebijakan maupun
prosedur agar lebih mudah dan tertata dalam pelaksanaannya. Beberapa hal yang  perlu
diperhatikan  terkait  dengan  pengelolaan obat emergensi  di antaranya  adalah penentuan
jenis serta jumlah sediaan emergensi, penyimpanan, penggunaan, dan penggantian
sediaan emergensi.
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor hk.01.07/menkes/4799/2021
tentang daftar obat keadaan darurat medis.

No Nama obat Bentuk dan kandungan sediaan


1 Epinefrin (Adrenalin) Inj 1mg/mL
2 lidocain Inj 2%
3 Atropine Inj 0,25mg/mL
4 Isosirbid dinintrat - Tab 5mg
- Tab 10mg
5 NaCl 0,9% Inf
6 Deksametason Inj 5mg/mL
7 Salbutamol Cairan 1 mg/mL
8 Ringer lactat Inf
9 Glucose 40% Inf
10 Diazepam - Inj 5mg/mL
- Enema 5mg/ 2,5 mL
- Enema 10mg/2,5 mL
11 Klopromazin Inj 5mg/mL (i.m)
12 Ketoprofen Supp 100mg
13 Paracetamol - Supp 80mg
- Supp 125mg
- Drops 100mg/mL
14 Propranolol - Tab 10mg,
- Inj 1mg/mL
15 Fitomenadion - Inj mg/mL (i.m),
- Inj 10mg/mL (i.m)
16 Magnesium sulfat Inj 40%
17 Nifedipine Tab 10mg
18 Gliseril trinitrate Tab subluigual 500 mcg
5. Daftar obat high alert
High-alert medication adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadi kesalahan atau kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD).
1. Adrenergic agonis, iv (ex. Epinephrine, phenylephrine, norepinephrine)
2. Adrenergic antagonis,iv(ex. Propranolol, metoprolol, labetalol)
3. Agen anastesi (general,inhaled,iv) ex. Propofol,ketamine
4. Anti trombotik
5. Antikoagulan (ex. Warfarin,heparin dengan molekul rendah, heparin yang tdak
pecah)
6. Xa inhibitor (ex. Fondaparinux)
7. Penghambat thrombin(ex. Argatroban, lepirudin, bivalirudin)
8. Thrombolitik (ex. Alteplase,reteplase,tenecteplase)
9. Penghambat glikoprotein (ex. Eptifibatide)
10. Larutan kardioplegia
11. Obat-obat kemotrapik parenteral dan oral
12. Dextrose >20%/ hypertonik
13. Larutan dialysis, peritoneal dan hemodialysis
14. Obat epidural dan intratekal
15. Obat-obat Hipoglikemi oral
16. Obat inotropic ( ex. Digoxin, milrinone)
17. Obat liposomal(ex. Liposomal amphotericin B)
18. Obat sedasi sedang ( midazolam, lorazepam, dexmedetomidine)
19. Obat sedasi ringan oral untuk anak(ex. Chloral hydrate)
20. Narkotik/opiates,iv,transdermal,oral( termasuk konsentrat cair)
21. Neuromuscular bloker (ex. Succinycoline, rocuronium,vecuronium)
22. Radiokontras agen,iv
23. Total parenteral nutrisi
24. Nacl injeksi dengan konsentrasi tinggi atau lebih dari 0,9%
25. Insulin, subkutan dan iv
26. WFI dalam wadah sebanyak 100 ml atau lebih
27. Immunosuppressant agent ( ex. Azathioprine, cyclosporine,tacrolimus)
28. Opiods, semua jenis
29. Pediatric liquid yang memerlukan pengukuran
30. Pregnancy category X (ex. Bosentan,isotretinoin)
31. Antiretroviral (ex. Efavirens, lamiulidine)

Anda mungkin juga menyukai