S IPS 1102460 Chapter3
S IPS 1102460 Chapter3
S IPS 1102460 Chapter3
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini, peneliti akan memaparkan mengenai lokasi penelitian dan
subjek penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian, teknik yang digunakan peneliti ketika
mengumpulkan data di lapangan, serta cara pengolahan dan analisis data.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah mix metode, dengan
pengolahan data kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan dan seimbang.
Melalui pendekatan kualitatif penelitian dilakukan guna meneliti kondisi objek
secara alamiah. “Penelitian kualitatif adalah pengumpulan dan analisis dari data
secara ekstensif dalam rangka pencapaian pemahaman dan wawasan dalam situasi
yang menarik yang tidak dapat diperoleh dari jenis penelitian lain” (Suprapto,
2013, hlm. 34). Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang
bertujuan memperoleh gambaran yang rasional dan lebih mendalam dengan
perolehan data yang ekstensif pada beberapa variabel dengan pendekatan
naturalistik inkuiri. Sementara, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah
data statistik sederhana yang diperoleh berdasarkan hasil tes yang mengukur
perubahan sikap subyek penelitian secara keseluruhan.
pada pelaksanaannya hanya membutuhkan satu kali tindakan saja dalam setiap
siklusnya.
Gambar 3.1. Model Kemmis dan McTaggart
dalam perencanaan. Pada tahap pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari
beberapa siklus yang disesuaikan oleh berhasil atau tidaknya penggunaan model
EL yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam
menjaga kebersihan lingkungan kelas.
Selanjutnya, tahap ketiga dalam penelitian ini yaitu observasi, dalam
tahapan ini peneliti bekerjasama dengan observer atau mitra peneliti guna
mengamati proses pembelajaraan pada saat dilaksanakannya tindakan. Hal
demikian dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis keberhasilan
atau tidaknya tindakan yang telah dilakukan, serta menjadi acuan bagi peneliti
dalam merancang dan melaksanakan siklus selanjutnya. Dan untuk tahap keempat
atau terakhir yaitu tahap refleksi, dimana dalam tahap ini peneliti dapat melihat
hasil dari pelaksanaan tindakan pertama, dan mendiskusikan kembali mengenai
perencanaan yang akan dilakukan pada siklus tahap berikutnya, sebagai upaya
dalam memecahkan permasalahan yang sedang diteliti.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan
dirancang sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan juga dilakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi sebagai penilaian dalam proses pembelajaran
yang berlangsung, selain itu juga dalam tahap pelaksanaan dilakukan wawancara
kepada observer atau mitra peneliti setelah proses pembelajaran di kelas berakhir.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti meliputi
beberapa langkah kegiatan sebagai berikut:
3. Observasi
Pada tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan
format observasi guna untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model EL
kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kelas mengalami
peningkatan. Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Selanjutnya, pada tahap ini juga observer melakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observer juga bertugas
mencatat segala sesuatu yang terjadi ketika pelaksanaan tindakan berlangsung dan
bertugas mengumpulkan data yang dilakukan dengan menggunakan format
observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Beberapa tahapan kegiatan pada pelaksanaan observasi, diantaranya:
a. Mengamati kelas VIII-1 yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b. Mengamati proses berjalannya kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model EL dalam penyampaian materi.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil
observasi yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan
menggunakan model EL, untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan kelas. Kemudian, peneliti bersama observer atau mitra
berdiskusi untuk mengetahui kekurangan dan memperbaikinya. Adapun dalam
tahap refeleksi kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan diskusi antara peneliti dan kolaborator serta siswa setelah
pelaksanaan tindakan.
b. Menyimpulkan hasil dari diskusi, yang bertujuan apakah penelitian dapat
dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.
c. Mendiskusikan hasil observasi dengan dosen pembimbing.
1. Observasi
Observasi yang berupa pengamatan secara langsung di tempat penelitian
atau objek penelitian untuk mengetahui secara langsung gejala sosial, proses,
situasi, kondisi dan aktivitas dari yang diteliti. Definisi observasi menurut Sanjaya
(2009, hlm. 86) merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Teknik pengumpulan data
observasi ini termasuk ke dalam jenis observasi terstruktur, yaitu observasi yang
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan
dimana tempatnya (Sugiono dalam Jaelani, 2013, hlm. 38). Observasi ini dibuat
dalam bentuk check list, jadi observer hanya mengisi tanda check list pada kolom
yang telah disediakan.
Lembar panduan observasi ini merupakan perangkat atau alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data baik itu pra-penelitian maupun pada saat
pelaksanaan tindakan. Data yang diperoleh adalah data pada saat mengamati
aktivitas guru dan siswa pada saat proses pelajaran IPS di SMPN 1 Bandung pada
kelas VIII-1.
Tabel 3.1. Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan Kelas
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari, tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda centang atau checklist (√) pada pilihan yang menurut bapak/ibu
paling sesuai!
Keterangan
No Jenis Kegiatan
Baik Cukup Kurang
1 Siswa memungut dan membuang sampah yang
berserakan di lantai kelas dan laci meja
sebelum guru masuk kelas.
2 Siswa menghapus coretan di papan tulis ketika
guru akan masuk kelas.
3 Siswa merapikan meja guru dan meja belajar
keterkaitan antara
materi dengan
lingkungannya (kelas,
sekolah).
Guru mampu Guru mampu Guru mampu Guru tidak
menyimpulkan materi menyimpulkan menyimpulkan menyimpulkan
pembelajaran yang materi materi materi
menggunakan model pembelajaran pembelajaran pembelajaran
EL dan mengaitkannya yang yang yang
dengan lingkungan menggunakan menggunakan menggunakan
siswa (kelas). model EL dan model EL tapi model EL.
mengaitkannya tidak
dengan mengaitkannya
lingkungan siswa. dengan
lingkungan siswa
Guru menutup Guru menutup Guru menutup Guru tidak
pembelajaran dengan pembelajaran pembelajaran menutup
mengucap salam dan dengan mengucap dengan mengucap pembelajaran
membaca do’a. salam dan salam tapi tidak dengan mengucap
membaca do’a. membaca do’a. salam dan tidak
membaca do’a.
Keterangan skor:
Baik (B) =3
Cukup (C) =2
Kurang (k) =1
2. Wawancara
Pedoman wawancara merupakan perangkat yang digunakan untuk
memperoleh data yang berkenaan dengan pelaksanaan tindakan. Wawancara
dilakukan terhadap siswa dan guru mata pelajaran IPS di SMPN 1 Bandung.
Wawancara ini merupakan wawancara yang sifatnya tidak terstruktur. Hal ini
3. Catatan Lapangan
Menurut Wiriaatmadja (2012, hlm, 125) catatan lapangan merupakan
catatan berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas,
hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, mungkin
juga hubungan dengan orangtua siswa, iklim sekolah, kepala sekolah; demikian
pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan,
pelaksanaan, diskusi, dan refleksi, semuanya dapat dibaca kembali dari catatan
lapangan ini.
4. Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur sikap kesadaran lingkungan siswa. Tes
dipilih dengan maksud supaya sikap kesadaran lingkungan siswa dapat diukur
dengan pasti. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiono (dalam Jaelani, 2013,
hlm. 38) bahwa teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes ini merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur.
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti
menjadi jelas.
Tabel 3.9
Interpretasi Skor Rata-rata Insrumen Observasi
Keterangan Skor Persentase
Kurang 0% - 33,3%
Cukup 33,4% - 66,6%
Baik 66,7% - 100%
Hasil rata-rata yang menunjukkan titik keberhasilan suatu penelitian
dilihat dari rata-rata hasil persentase 66,7% - 100 %.
hasil atau jawaban responden, dalam menjawab setiap pertanyaan yang telah
disediakan oleh peneliti.
d. Validitas Data
Untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian
diperlukan sebuah validitas data. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa
apa yang telah diamati peneliti adalah sesuai dengan yang sesungguhnya ada dan
terjadi. Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 165) berpendapat bahwa ada
bentuk-bentuk validitas yang dapat dilakukan dalam PTK, diantaranya:
1) Triangulasi Data, yaitu memeriksa kebenaran data dengan menggunakan
sumber lain, misalnya membandingkan kebenaran data dengan data yang
diperoleh dari sumber lain (guru lain dan siswa), atau membandingkan data
yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui
derajat kepercayaan yang maksimal. Dalam penelitian ini, triangulasi
dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut
pandang siswa, dan sudut pandang peneliti yang melakukan pengamatan.
2) Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
narasumber (guru, siswa, dll), apakah keterangan atau informasi itu sifatnya
tetap atau tidak sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data tersebut
terperiksa kebenarannya.
3) Saturation, yaitu situasi pada saat data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data
lain yang dapat dikumpulkan, untuk mencapai kriteria yang lebih tinggi dari
data yang sudah diperoleh.
4) Expert Opinion, dilakukan dengan cara meminta masukan atau
mengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli. Dalam penelitian ini,
peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing.
5) Interpretasi Data, dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan
penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah
disepakati mengenai proses pembelajaran.
a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor
maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi.
b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor
minimal ideal = jumlah skor x skor terendah.
c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: rentang skor
= skor maksimal ideal – skor minimal ideal.
d. Mencari interval skor dengan rumus: interval skor = rentang skor/3.