S IPS 1102460 Chapter3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

37

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti akan memaparkan mengenai lokasi penelitian dan
subjek penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian, teknik yang digunakan peneliti ketika
mengumpulkan data di lapangan, serta cara pengolahan dan analisis data.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian


Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di SMPN 1 Bandung yang terletak Jl.
Kesatriaan No.1 Bandung. Kolabolator penelitian ini adalah guru mata pelajaran
IPS di kelas VIII. Subjek dari penelitian tepatnya para siswa di kelas VIII-1
dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 20 siswa
perempuan. Alasan pemilihan lokasi ini, karena SMPN 1 Bandung merupakan
salah satu sekolah yang strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti, serta kelas
VIII-1 merupakan kelas yang memiliki kecocokan permasalahan dalam penelitian.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah mix metode, dengan
pengolahan data kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan dan seimbang.
Melalui pendekatan kualitatif penelitian dilakukan guna meneliti kondisi objek
secara alamiah. “Penelitian kualitatif adalah pengumpulan dan analisis dari data
secara ekstensif dalam rangka pencapaian pemahaman dan wawasan dalam situasi
yang menarik yang tidak dapat diperoleh dari jenis penelitian lain” (Suprapto,
2013, hlm. 34). Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang
bertujuan memperoleh gambaran yang rasional dan lebih mendalam dengan
perolehan data yang ekstensif pada beberapa variabel dengan pendekatan
naturalistik inkuiri. Sementara, pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengolah
data statistik sederhana yang diperoleh berdasarkan hasil tes yang mengukur
perubahan sikap subyek penelitian secara keseluruhan.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38

Dalam hal ini, desain penelitian yang digunakan berupa Penelitian


Tindakan (Action Research). Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Sukardi,
2013, hlm. 3) ‘action research is, the way groups of people can organize the
condition under which they can learn from their own experiences and make their
experience accessible to other’ (penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok
atau seseorang dalam mengorganisasi sebuah kondisi dimana mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses
oleh orang lain).
Jenis penelitian tindakan yang dilakukan ialah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Clasroom Action Research (CAR) atau PTK adalah
Action Reaseacrh (penelitian tindakan) yang dilaksanakan oleh guru di dalam
kelas. Menurut John Elliot (dalam Elfanany, 2013, hlm. 20) bahwa ‘yang
dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya’.
Widayati (2000, hlm. 45) memaparkan bahwa penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu kegiatan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan
untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta mencobakan hal-hal baru dalam
pembelajaran demi meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada hakikatnya dapat dilaksanakan baik secara individu
maupun kolaboratif.
Lebih lanjutnya, dijelaskan oleh Harjodipuro (dalam Elfanany, 2013, hlm.
21) bahwa ‘PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui
perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya
sendiri, agar permasalah dalam pembelajaran dapat diatasi’. Dengan demikian
PTK lebih menekankan pada proses pengkajian praktis yang lebih fokus pada
teknis perbaikan dari permasalahan-permasalahan secara sistematik dalam ruang
lingkup yang meliputi kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan desain model Kemmis dan
McTaggart. Seperti yang dijabarkan oleh Arikunto (2010, hlm. 16) model ini
terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, serta

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39

pada pelaksanaannya hanya membutuhkan satu kali tindakan saja dalam setiap
siklusnya.
Gambar 3.1. Model Kemmis dan McTaggart

(Sumber: Sukardi, 2013, hlm. 26)


Berdasarkan gambar diatas dapat terlihat bahwa model ini memiliki empat
tahapan yang dimulai dari perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observe),
dan refleksi (reflect) dalam suatu sistem spiral yang saling terkait antara langkah
satu dengan berikutnya. Tahap awal penelitian tindakan dilakukan dengan
melakukan perencanaan terlebih dahulu. Dimana dalam perencanaan peneliti
mengkaji silabus sebagai acuan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran di kelas.
Selain itu dalam tahap perencanaan juga peneliti merumuskan serta menyusun
instrumen penelitian yang dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam
memperoleh data penelitian di lapangan.
Tahap kedua dalam penelitian tindakan adalah pelaksanaan, dimana dalam
tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan yang telah peneliti siapkan sebelumnya

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40

dalam perencanaan. Pada tahap pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari
beberapa siklus yang disesuaikan oleh berhasil atau tidaknya penggunaan model
EL yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam
menjaga kebersihan lingkungan kelas.
Selanjutnya, tahap ketiga dalam penelitian ini yaitu observasi, dalam
tahapan ini peneliti bekerjasama dengan observer atau mitra peneliti guna
mengamati proses pembelajaraan pada saat dilaksanakannya tindakan. Hal
demikian dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis keberhasilan
atau tidaknya tindakan yang telah dilakukan, serta menjadi acuan bagi peneliti
dalam merancang dan melaksanakan siklus selanjutnya. Dan untuk tahap keempat
atau terakhir yaitu tahap refleksi, dimana dalam tahap ini peneliti dapat melihat
hasil dari pelaksanaan tindakan pertama, dan mendiskusikan kembali mengenai
perencanaan yang akan dilakukan pada siklus tahap berikutnya, sebagai upaya
dalam memecahkan permasalahan yang sedang diteliti.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Dalam pelaksanaan penelitian dibutuhkan prosedur guna menjabarkan
langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya
penelitian. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan
dilakukan peneliti pada setiap siklusnya yaitu sebagai berikut.
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti menyusun serangkaian rencana
kegiatan tindakan yang akan dilaksanakan bersama guru mutra untuk
mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang diperoleh saat
melakukan observasi awal di SMPN 1 Bandung.
Di bawah ini merupakan beberapa rancangan rencana penelitian yang
dirumuskan oleh peneliti, diantaranya:
a. Melakukan observasi pra-penelitian di kelas yang disediakan oleh sekolah,
saat itu observasi awal dilakukan di kelas VIII-1 SMPN 1 Bandung.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41

b. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu


kelas VIII-1, peneliti memilih kelas ini dengan alasan bahwa kelas VIII-1
merupakan kelas yang memiliki kecocokkan permasalah dalam penelitian.
c. Melakukan komunikasi dengan guru mata pelajaran IPS untuk meminta
menjadi kolabolator peneliti dalam melaksanakan penelitian.
d. Menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian.
e. Mendiskusikan langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan model
EL yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas bersama dengan
dosen pembimbing atau guru mitra.
f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
g. Menentukan materi dapat disesuaikan dengan penggunaan model EL untuk
meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
kelas.
h. Menyusun insrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk
meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
kelas, yaitu dengan menyiapkan lembar wawancara, observasi dan tes.
i. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari
diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator.
j. Melakukan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan
tindakan dalam penelitian.

2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan
dirancang sebelumnya. Dalam tahap pelaksanaan juga dilakukan observasi dengan
menggunakan lembar observasi sebagai penilaian dalam proses pembelajaran
yang berlangsung, selain itu juga dalam tahap pelaksanaan dilakukan wawancara
kepada observer atau mitra peneliti setelah proses pembelajaran di kelas berakhir.
Adapun tahapan dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti meliputi
beberapa langkah kegiatan sebagai berikut:

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah di rancang oleh


peneliti sebelumnya yaitu pelaksanaan tindakan sesuai dengan RPP yang
telah disusun.
b. Menerapkan model EL dalam pelajaran IPS.
c. Menggunakan insrumen yaitu lembar observasi dan format penilaian guru
saat pelaksanaan tindakan untuk mengamati partisipasi siswa sebagai
upaya meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan kelas.
d. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra atau observer terhadap
hasil pengamatan yang telah dilakukan.
e. Merencanakan perbaikan tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi
balikan dengan guru mitra atau observer berdasarkan tindakan yang telah
dilakukan.
f. Melaksanakan pengolahan data dan analisis data dari hasil tindakan yang
telah dilakukan.

3. Observasi
Pada tahap pengamatan atau observasi dilakukan dengan menggunakan
format observasi guna untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model EL
kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kelas mengalami
peningkatan. Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Selanjutnya, pada tahap ini juga observer melakukan pengamatan terhadap
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observer juga bertugas
mencatat segala sesuatu yang terjadi ketika pelaksanaan tindakan berlangsung dan
bertugas mengumpulkan data yang dilakukan dengan menggunakan format
observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Beberapa tahapan kegiatan pada pelaksanaan observasi, diantaranya:
a. Mengamati kelas VIII-1 yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
b. Mengamati proses berjalannya kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model EL dalam penyampaian materi.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43

c. Mengamati partisipasi siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung


dengan menggunakan model EL dalam pelajaran IPS, serta mengamati
kegiatan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan kelasnya. Dalam hal
ini, keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung juga
diperhatikan, seperti kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, memberikan pendapat maupun menyanggah
sebagai salah satu indikator bahwa siswa memahami materi dengan
menggunakan model EL dan memiliki kesadaran lingkungan.

4. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil
observasi yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran dengan
menggunakan model EL, untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan kelas. Kemudian, peneliti bersama observer atau mitra
berdiskusi untuk mengetahui kekurangan dan memperbaikinya. Adapun dalam
tahap refeleksi kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan diskusi antara peneliti dan kolaborator serta siswa setelah
pelaksanaan tindakan.
b. Menyimpulkan hasil dari diskusi, yang bertujuan apakah penelitian dapat
dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.
c. Mendiskusikan hasil observasi dengan dosen pembimbing.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Insrumen Penelitian


Dalam pelaksanaan penelitian memerlukan perangkat-perangkat yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan kesadaran
lingkungan siswa, baik itu pra-penelitian maupun pada saat melaksanakan
tindakan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat digunakan sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi yang berupa pengamatan secara langsung di tempat penelitian
atau objek penelitian untuk mengetahui secara langsung gejala sosial, proses,

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44

situasi, kondisi dan aktivitas dari yang diteliti. Definisi observasi menurut Sanjaya
(2009, hlm. 86) merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Teknik pengumpulan data
observasi ini termasuk ke dalam jenis observasi terstruktur, yaitu observasi yang
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan
dimana tempatnya (Sugiono dalam Jaelani, 2013, hlm. 38). Observasi ini dibuat
dalam bentuk check list, jadi observer hanya mengisi tanda check list pada kolom
yang telah disediakan.
Lembar panduan observasi ini merupakan perangkat atau alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data baik itu pra-penelitian maupun pada saat
pelaksanaan tindakan. Data yang diperoleh adalah data pada saat mengamati
aktivitas guru dan siswa pada saat proses pelajaran IPS di SMPN 1 Bandung pada
kelas VIII-1.
Tabel 3.1. Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan Kelas
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari, tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda centang atau checklist (√) pada pilihan yang menurut bapak/ibu
paling sesuai!

Keterangan
No Jenis Kegiatan
Baik Cukup Kurang
1 Siswa memungut dan membuang sampah yang
berserakan di lantai kelas dan laci meja
sebelum guru masuk kelas.
2 Siswa menghapus coretan di papan tulis ketika
guru akan masuk kelas.
3 Siswa merapikan meja guru dan meja belajar

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45

siswa sebelum guru masuk kelas.


4 Siswa menyapu kelas terlebih dahulu, jika
lantai kelas dianggap terlalu kotor dan perlu
disapukan sebelum guru masuk kelas.
5 Siswa mengelap kaca jendela terlebih dahulu,
jika dianggap terlalu banyak debu sebelum
guru masuk kelas.
6 Siswa antusias ketika membersihkan ruang
kelas.
7 Siswa bersemangat dan siap untuk
melaksanakan kegiatan piket dengan penuh
tanggung jawab.
8 Siswa bersemangat ketika mengikuti kegiatan
jumsih, terutama dalam membersihkan ruangan
kelas.
9 Siswa tidak mencoret-coret meja atau dinding
ketika guru sedang menjelaskan materi.
10 Siswa berperan aktif dan bertanggung jawab
dalam menjaga fasilitas yang disediakan
sekolah.

Tabel 3.2. Rubrik Lembar Observasi Kegiatan Siswa dalam Menjaga


Kebersihan Lingkungan Kelas
No Jenis Kegiatan Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
1 Siswa memungut dan Siswa Siswa kurang Siswa tidak
membuang sampah yang bersemangat bersemangat memungut
berserakan di lantai kelas untuk untuk dan
dan laci meja sebelum memungut memungut membuang
guru masuk kelas. dan dan sampah yang
membuang membuang berserakan di
sampah yang sampah yang lantai kelas

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46

berserakan di berserakan di dan laci meja.


lantai kelas lantai kelas
dan laci meja. dan laci meja.
2 Siswa menghapus coretan Siswa selalu Siswa Siswa
di papan tulis ketika guru menghapus terkadang membiarkan
akan masuk kelas. coretan di menghapus coretan di
papan tulis coretan di papan tulis
ketika guru papan tulis ketika guru
akan masuk ketika guru akan masuk
kelas. akan masuk kelas.
kelas.
3 Siswa merapikan meja Siswa selalu Sebagian Siswa tidak
guru dan meja belajar merapikan siswa merapikan
siswa sebelum guru meja guru dan merapikan meja guru dan
masuk kelas. meja belajar meja guru dan meja belajar
siswa sebelum meja belajar siswa sebelum
guru masuk siswa sebelum guru masuk
kelas. guru masuk kelas.
kelas.
4 Siswa menyapu kelas Siswa selalu Siswa Siswa tidak
terlebih dahulu, jika menyapu terkadang pernah
lantai kelas dianggap kelas terlebih menyapu menyapu
terlalu kotor dan perlu dahulu, jika kelas terlebih kelas terlebih
disapukan sebelum guru lantai kelas dahulu, jika dahulu, jika
masuk kelas. dianggap lantai kelas lantai kelas
terlalu kotor dianggap dianggap
dan perlu terlalu kotor terlalu kotor
disapukan dan perlu dan perlu
sebelum guru disapukan disapukan
masuk kelas. sebelum guru sebelum guru

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47

masuk kelas. masuk kelas.


5 Siswa mengelap kaca Siswa selalu Siswa Siswa tidak
jendela terlebih dahulu, mengelap terkadang pernah
jika dianggap terlalu kaca jendela mengelap mengelap
banyak debu sebelum terlebih kaca jendela kaca jendela
guru masuk kelas. dahulu, jika terlebih terlebih
dianggap dahulu, jika dahulu, jika
terlalu banyak dianggap dianggap
debu sebelum terlalu banyak terlalu banyak
guru masuk debu sebelum debu sebelum
kelas. guru masuk guru masuk
kelas. kelas.
6 Siswa antusias ketika Semua siswa Sebagian Semua siswa
membersihkan ruang antusias siswa antusias tidak antusias
kelas. ketika ketika ketika
membersihkan membersihkan membersihkan
ruang kelas. ruang kelas. ruang kelas.
7 Siswa bersemangat dan Semua siswa Sebagian Siswa tidak
siap untuk melaksanakan bersemangat siswa bersemangat
kegiatan piket dengan dan siap untuk bersemangat dan siap untuk
penuh tanggung jawab. melaksanakan dan siap untuk melaksanakan
kegiatan piket melaksanakan kegiatan piket
dengan penuh kegiatan piket dengan penuh
tanggung dengan penuh tanggung
jawab. tanggung jawab.
jawab.
8 Siswa bersemangat ketika Siswa selalu Siswa Siswa tidak
mengikuti kegiatan membersihkan terkadang pernah
jumsih, terutama dalam kelas ketika membersihkan membersihkan
membersihkan ruangan jumsih. kelas ketika kelas ketika

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48

kelas. jumsih. jumsih.


9 Siswa tidak mencoret- Siswa tidak Beberapa Siswa selalu
coret meja atau dinding mencoret- siswa tidak mencoret-
ketika guru sedang coret meja mencoret- coret meja
menjelaskan materi. atau dinding coret meja atau dinding
ketika guru atau dinding ketika guru
sedang ketika guru sedang
menjelaskan sedang menjelaskan
materi. menjelaskan materi.
materi.
10 Siswa berperan aktif dan Semua siswa Sebagian Semua siswa
bertanggung jawab dalam berperan aktif siswa tidak berperan
menjaga fasilitas yang dan berperan aktif aktif dan
disediakan sekolah. bertanggung dan bertanggung
jawab dalam bertanggung jawab dalam
menjaga jawab dalam menjaga
fasilitas yang menjaga fasilitas yang
disediakan fasilitas yang disediakan
sekolah. disediakan sekolah.
sekolah.
Keterangan skor:
Baik (B) =3
Cukup (C) =2
Kurang (K) =1

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49

Tabel 3.3. Format Lembar Observasi Kegiatan Guru


Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari, tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda centang atau checklist (√) pada pilihan yang menurut bapak/ibu
paling sesuai!

Tahap Fokus Penelitian dan Penilaian Pada Keterangan


Pembelaj Guru Baik Cukup Kurang
aran
Kemam- Guru memberikan salam ketika masuk
puan kelas dan memulai pelajaran dengan
membu- membaca do’a.
ka Guru mengecek daftar kehadiran siswa.
pelajaran Guru memeriksa kebersihan kelas sebelum
memulai pelajaran.
Guru melakukan stimulus dengan
memberikan motivasi atau pertanyaan
yang berkaitan dengan materi.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang berkaitan dengan model EL.
Guru menjelaskan materi dengan
menggunakan model EL.
Proses
Guru menggunakan bahasa yang mudah
Pembela-
dipahami siswa ketika menginstruksikan
jaran
untuk melakukan kegiatan pembelajaran
yang mengaitkan materi dengan
lingkungan siswa.
Guru mampu mengarahkan siswa pada saat

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50

metode pembelajaran dilakukan terutama


yang berkaitan dengan lingkungan siswa,
misalnya: guru meminta siswa untuk
berpendapat mengenai materi yang sedang
dijelaskan dikaitkan dengan lingkungan
terdekatnya (kelas, sekolah).
Guru mampu memotivasi siswa untuk
berperan aktif dan bertanggung jawab
dalam menjaga kebersihan kelas, dikaitkan
dengan materi yang sedang disampaikan.
Jika belajar berkelompok, apakah guru
mampu mengarahkan siswa untuk
bertanggung jawab terhadap kelompok,
dan aktif dalam mencari informasi yang
berkaitan dengan materi dan lingkungan
(kelas, sekolah).
Guru memberikan perhatian yang sama
terhadap seluruh siswa di kelas ketika
pembelajaran dengan model EL sedang
berlangsung.
Guru memberikan reward kepada siswa
yang ikut berpartisipasi secara aktif dalam
menjaga kebersihan kelasnya.
Guru dapat mengklarifikasi jawaban dan
pendapat siswa yang dinilai kurang tepat,
ketika siswa memberikan argumen
mengenai keterkaitan antara materi dengan
lingkungannya (kelas, sekolah).
Penutup Guru mampu menyimpulkan materi
pembelajaran yang menggunakan model

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51

EL dan mengaitkannya dengan lingkungan


siswa (kelas).

Guru menutup pembelajaran dengan


mengucap salam dan membaca do’a.

Tabel 3.4. Rubrik Lembar Observasi Kegiatan Guru


Kegiatan Guru Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Guru memberikan Guru memberikan Guru memberikan Guru tidak
salam ketika masuk salam dan salam tapi tidak memberikan
kelas dan memulai memulai memulai salam dan tidak
pelajaran dengan pembelajaran pembelajaran memulai
membaca do’a. dengan do’a. dengan do’a. pembelajaran
dengan do’a.
Guru mengecek daftar Guru mengecek Guru mengecek Guru tidak
kehadiran siswa. daftar hadir siswa daftar hadir siswa mengecek daftar
dan menanyakan tapi tidak hadir siswa.
keadaan siswa menanyakan
yang tidak hadir keadaan siswa
pada temannya. yang tidak hadir
pada temannya.
Guru memeriksa Guru memeriksa Guru memeriksa Guru tidak
kebersihan kelas kebersihan kelas kebersihan kelas memeriksa
sebelum memulai dan meminta tapi membiarkan kebersihan kelas.
pelajaran. siswa siswa tidak tidak
merapikannya merapikannya.
terlebih dahulu.
Guru melakukan Guru melakukan Guru melakukan Guru tidak
stimulus dengan stimulus dengan stimulus tapi melakukan
memberikan motivasi memberikan tidak memotivasi stimulus.
atau pertanyaan yang motivasi atau siswa.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52

berkaitan dengan pertanyaan bagi


materi. siswa.
Guru menjelaskan Guru menjelaskan Guru menjelaskan Guru tidak
tujuan pembelajaran tujuan tujuan menjelaskan
yang berkaitan dengan pembelajaran pembelajaran tujuan
model EL. yang berkaitan yang berkaitan pembelajaran
dengan model EL dengan model EL yang berkaitan
secara jelas. tapi kurang jelas. dengan model EL.
Guru menjelaskan Guru menjelaskan Guru menjelaskan Guru tidak
materi dengan materi dengan materi dengan menjelaskan
menggunakan model menggunakan menggunakan materi dengan
EL. model EL secara model EL tapi menggunakan
jelas. kurang jelas. model EL.
Guru menggunakan Guru Sebagian instruksi Guru
bahasa yang mudah menggunakan guru sulit menggunakan
dipahami siswa ketika bahasa yang dipahami siswa bahasa yang sulit
menginstruksikan mudah dipahami ketika melakukan dipahami siswa
untuk melakukan siswa ketika kegiatan ketika
kegiatan pembelajaran menginstruksikan pembelajaran menginstruksikan
yang mengaitkan untuk melakukan yang mengaitkan untuk melakukan
materi dengan kegiatan materi dengan kegiatan
lingkungan siswa. pembelajaran lingkungan siswa. pembelajaran
yang mengaitkan yang mengaitkan
materi dengan materi dengan
lingkungan siswa. lingkungan siswa.
Guru mampu Guru mampu Guru kurang Guru tidak
mengarahkan siswa mengarahkan mampu mampu
pada saat metode siswa pada saat mengarahkan mengarahkan
pembelajaran dilakukan metode siswa pada saat siswa pada saat
terutama yang pembelajaran metode metode

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53

berkaitan dengan dilakukan pembelajaran pembelajaran


lingkungan siswa, terutama yang dilakukan dilakukan
misalnya: guru berkaitan dengan terutama yang terutama yang
meminta siswa untuk lingkungan siswa. berkaitan dengan berkaitan dengan
berpendapat mengenai lingkungan siswa. lingkungan siswa.
materi yang sedang
dijelaskan dikaitkan
dengan lingkungan
terdekatnya (kelas,
sekolah).
Guru mampu Guru mampu Guru kurang Guru tidak
memotivasi siswa memotivasi siswa mampu mampu
untuk berperan aktif untuk berperan memotivasi siswa memotivasi siswa
dan bertanggung jawab aktif dan untuk berperan untuk berperan
dalam menjaga bertanggung aktif dan aktif dan
kebersihan kelas, jawab dalam bertanggung bertanggung
dikaitkan dengan menjaga jawab dalam jawab dalam
materi yang sedang kebersihan kelas, menjaga menjaga
disampaikan. dikaitkan dengan kebersihan kelas, kebersihan kelas,
materi yang dikaitkan dengan dikaitkan dengan
sedang materi yang materi yang
disampaikan. sedang sedang
disampaikan. disampaikan.
Jika belajar Guru mampu Guru kurang Guru tidak
berkelompok, apakah mengarahkan mampu mampu
guru mampu siswa untuk mengarahkan mengarahkan
mengarahkan siswa bertanggung siswa untuk siswa untuk
untuk bertanggung jawab terhadap bertanggung bertanggung
jawab terhadap kelompok, dan jawab terhadap jawab terhadap
kelompok, dan aktif aktif dalam kelompok, dan kelompok, dan

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54

dalam mencari mencari informasi aktif dalam aktif dalam


informasi yang yang berkaitan mencari informasi mencari informasi
berkaitan dengan dengan materi yang berkaitan yang berkaitan
materi dan lingkungan dan lingkungan. dengan materi dengan materi
(kelas, sekolah). dan lingkungan. dan lingkungan.
Guru memberikan Guru memberikan Guru memberikan Guru tidak
perhatian yang sama perhatian yang perhatian yang memberikan
terhadap seluruh siswa sama terhadap lebih pada perhatian kepada
di kelas ketika seluruh siswa di sebagian siswa di siswa ketika
pembelajaran dengan kelas, ketika kelas, ketika pembelajaran
model EL sedang pembelajaran pembelajaran dengan model EL
berlangsung. dengan model EL dengan model EL sedang
sedang sedang berlangsung.
berlangsung. berlangsung.
Guru memberikan Guru selalu Guru terkadang Guru tidak
reward kepada siswa memberikan memberikan memberikan
yang ikut berpartisipasi reward kepada reward kepada reward kepada
secara aktif dalam siswa yang ikut siswa yang ikut siswa yang ikut
menjaga kebersihan berpartisipasi berpartisipasi berpartisipasi
kelasnya. secara aktif dalam secara aktif dalam secara aktif dalam
menjaga menjaga menjaga
kebersihan kebersihan kebersihan
kelasnya. kelasnya. kelasnya.
Guru dapat Guru dapat Guru kurang Guru tidak
mengklarifikasi mengklarifikasi mampu mengklarifikasi
jawaban dan pendapat jawaban dan mengklarifikasi jawaban dan
siswa yang dinilai pendapat siswa jawaban dan pendapat siswa
kurang tepat, ketika yang dinilai pendapat siswa yang dinilai
siswa memberikan kurang tepat. yang dinilai kurang tepat.
argumen mengenai kurang tepat.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

keterkaitan antara
materi dengan
lingkungannya (kelas,
sekolah).
Guru mampu Guru mampu Guru mampu Guru tidak
menyimpulkan materi menyimpulkan menyimpulkan menyimpulkan
pembelajaran yang materi materi materi
menggunakan model pembelajaran pembelajaran pembelajaran
EL dan mengaitkannya yang yang yang
dengan lingkungan menggunakan menggunakan menggunakan
siswa (kelas). model EL dan model EL tapi model EL.
mengaitkannya tidak
dengan mengaitkannya
lingkungan siswa. dengan
lingkungan siswa
Guru menutup Guru menutup Guru menutup Guru tidak
pembelajaran dengan pembelajaran pembelajaran menutup
mengucap salam dan dengan mengucap dengan mengucap pembelajaran
membaca do’a. salam dan salam tapi tidak dengan mengucap
membaca do’a. membaca do’a. salam dan tidak
membaca do’a.
Keterangan skor:
Baik (B) =3
Cukup (C) =2
Kurang (k) =1

2. Wawancara
Pedoman wawancara merupakan perangkat yang digunakan untuk
memperoleh data yang berkenaan dengan pelaksanaan tindakan. Wawancara
dilakukan terhadap siswa dan guru mata pelajaran IPS di SMPN 1 Bandung.
Wawancara ini merupakan wawancara yang sifatnya tidak terstruktur. Hal ini

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara lebih mendalam.


Pertanyaan dalam wawancara ini berisi tentang pengetahuan guru mata pelajaran
IPS dan siswa mengenai pelajaran IPS yang sudah dilakukan, sekaligus menggali
informasi mengenai pengetahuan siswa dan guru tentang model EL dalam
pelajaran IPS. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada saat pra-penelitian.
Tabel 3.5. Pedoman Wawancara Untuk Guru
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana pandangan ibu terkait proses pelajaran IPS
selama ini?
2. Apa saja metode inovatif yang ibu gunakan dalam proses
pelajaran IPS?
3. Bagaimana respon siswa terhadap metode inovatif
pelajaran IPS yang sudah ibu terapkan?
4. Apa yang menjadi kendala terbesar dalam proses
pengajaran IPS dikelas?
5. Bagaimana cara ibu menyelesaikan berbagai kendala
pengajaran tersebut?
6. Apakah ibu sudah mulai mengaitkan materi IPS dengan
lingkungan keseharian siswa (lingkungan sekolah, kelas)?
7. Bagaimana efektifitas kelompok belajar siswa terhadap
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik?
8. Apakah faktor penyebab minimnya karakter dalam
kepedulian terhadap permasalahan yang dekat
(kontekstual) dengan siswa (kesadaran lingkungan)?
9. Apakah ibu mengetahui mengenai pentingnya kesadaran
lingkungan dalam diri siswa?
10. Menurut ibu, apakah pelajaran IPS memberikan pengaruh
terhadap karakter siswa, terutama dalam pengembangan
kesadaran lingkungan, khususnya dalam menjaga
lingkungan kelas?

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57

11. Bagaimana menurut ibu terkait kesadaran lingkungan,


khususnya dalam menjaga lingkungan kelas (kepedulian
lingkungan) dalam mata pelajaran IPS?
12. Bagaimana cara menumbuhkan kesadaran lingkungan
dalam diri siswa?
13. Apakah ibu mengetahui model pembelajaran EL sebagai
salah satu alternatif dalam menumbuhkan kesadaran
lingkungan siswa?

Tabel 3.6. Pedoman Wawancara Untuk Siswa


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu suka dengan mata pelajaran IPS?
2. Apa alasan kamu menyukai/tidak menyukai
pelajaran IPS?
4. Apa tantangan terbesar dalam mata pelajaran
IPS?
5. Bagaimana aktivitas berkelompok dalam mata
pelajaran IPS?
6. Bagaimana struktur anggota kelompok yang
kamu harapkan?
7. Dalam berkelompok kamu lebih menyukai
berdiskusi saja atau ada kegiatan menantang
lainnya?
8. Apakah dalam berkelompok kamu pernah
berselisih paham dengan teman lainnya?
9. Apakah kamu mengetahui tentang kesadaran
lingkungan terutama dalam menumbuhkan
individu yang bisa menyelesaikan atau
berkontribusi terhadap lingkungan terdekat
(kelas)?

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58

10. Apakah kamu mengetahui model pembelajaran


EL dalam pelajaran IPS?

3. Catatan Lapangan
Menurut Wiriaatmadja (2012, hlm, 125) catatan lapangan merupakan
catatan berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas,
hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, mungkin
juga hubungan dengan orangtua siswa, iklim sekolah, kepala sekolah; demikian
pula kegiatan lain dari penelitian ini seperti aspek orientasi, perencanaan,
pelaksanaan, diskusi, dan refleksi, semuanya dapat dibaca kembali dari catatan
lapangan ini.

Tabel 3.7. Pedoman Catatan Lapangan


Hari/Tanggal/Bulan :
Kelas/Sekolah :
Mata Pelajaran :
Waktu :
Waktu Deskripsi Komentar
Dicatat Deskripsikan kegiatan yang dianggap Berikan komentar,
setiap penting tersebut. masukan atau solusi pada
waktunya kegiatan yang sedang
saat terjadi.
pelaksanaan
tindakan,
atau ketika
ada hal
penting
yang perlu
dicatat saat
pelaksanaan
penelitian.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59

4. Tes
Tes ini digunakan untuk mengukur sikap kesadaran lingkungan siswa. Tes
dipilih dengan maksud supaya sikap kesadaran lingkungan siswa dapat diukur
dengan pasti. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiono (dalam Jaelani, 2013,
hlm. 38) bahwa teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes ini merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur.

a. Uji Coba Alat Ukur


Sebelum digunakan pada subyek penelitian yang telah ditetapkan, terlebih
dahulu alat ini ditimbang oleh dua orang ahli/ dosen dari Program Studi
Pendidikan IPS, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Pendidikan Indonesia, yaitu Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd., dan Drs. Jupri, MT, hal
itu dilakukan untuk mengetahui kelayakan alat tersebut. Selanjutnya masukan dari
kedua dosen itu dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data
yang dibuat.
Kemudian alat pengumpul data tersebut diujicobakan pada 36 orang siswa
kelas VIII SMPN 1 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015. Uji coba ini dimaksudkan
untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat
ukur yang telah disusun dan akan digunakan penelitian.

b. Uji Keterbacaan Item


Sebelum instrumen kesadaran lingkungan siswa diuji validitas, instrumen
tersebut di uji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada tiga orang siswa
SMP untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen tersebut oleh siswa
SMP khususnya kelas VIII.
Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak
dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti
oleh siswa usia SMP dan kemudian dilakukan uji validitas.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60

c. Uji Validitas Item


Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data yang valid dan dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Semakin tinggi nilai validitas, semakin valid instrumen tersebut digunakan di
lapangan.

Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan terhadap siswa yang bukan


subjek penelitian sebenarnya, namun memiliki karakteristik yang relatif sama
dengan subjek penelitian yang sebenarnya. Untuk keperluan uji coba instrumen
penelitian, diambil responden sebanyak 36 orang siswa dari usia remaja tepatnya
siswa yang duduk di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.

Langkah uji validitas butir pernyataan dilakukan dengan menggunakan


teknik pengolahan statistik yakni korelasi item-total product moment (Pearson).
Penghitungan validitas butir pernyataan dilakukan dengan bantuan program
komputer Microsoft Excel 2007 (hasil terlampir). Berdasarkan hasil penghitungan,
diperoleh butir pernyataan yang tidak valid berjumlah 6 butir. Oleh karena itu
jumlah item instrumen yang semula berjumlah 35 item setelah di ujicoba
berkurang menjadi 29 item.

d. Uji Reliabilitas Item


Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran (Syaodih, 2005, hlm. 65). Suatu instrumen memiliki tingkat
reliabilitas yang memadai apabila digunakan mengukur aspek yang diukur
beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama. Instrumen yang dapat dipercaya
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrumen secara
operasional dinyatakan sebagai koefisien korelasi (r) (Suryabrata, 1999, hlm. 41).

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan pengujian


dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (α). Proses pengujian reliabilitas
instrumen ini dilakukan secara statistik memakai bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61

Guilford (dalam Furqon, 1999, hlm 97) menyatakan harga reliabilitas


berkisar antara -1 sampai dengan +1, harga reliabilitas yang diperoleh berada di
antara rentangan tersebut. Semakin tinggi harga reliabilitas instrumen maka
semakin kecil kesalahan yang terjadi, semakin rendah harga reliabilitas instrumen
maka semakin besar kesalahan yang terjadi. Sebagai tolak ukur koefisien
reliabilitasnya, digunakan kriteria dari Guilford (Subino, 1987, hlm. 87), yaitu:

< 0,20 : Derajat keterandalannya sangat rendah


0,21 - 0,40 : Derajat keterandalannya rendah
0,41 – 0,70 : Derajat keterandalannya sedang
0,71 – 0,90 : Derajat keterandalannya tinggi
0,91 – 1,00 : Derajat keterandalannya sangat tinggi
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen, diperoleh nilai
reliabilitas sebesar 0,85 Sesuai dengan kriteria Guilford, maka reliabilitas
instrumen ini berada pada kategori tinggi artinya instrumen handal atau dapat
dipercaya sebagai alat pengumpul data.

e. Revisi Akhir Isntrumen Final


Butir item yang memenuhi syarat dihimpun dan direvisi sesuai kebutuhan,
dengan demikian dapat dihasilkan seperangkat instrumen siap pakai untuk
pengumpulan data mengenai profil kesadaran lingkungan serta dapat digunakan
sebagai instrumen pre test dan post test. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen
skala kesadaran lingkungan setelah uji coba dalam tabel 3.8

Tabel 3.8. Kisi-kisi Insrumen Penelitian (Tes)


Variabel Indikator Ruang Pernyataan No. Jml
Lingkup item
Kesadaran Menjaga Pemikiran 1. Saya pikir membawa 1 1
Lingkungan fasilitas / sikap tempat makanan sendiri
kelas untuk jajan terlalu
merepotkan (-)

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62

Perbuatan 1. Setelah menggunakan alat 2 6


kebersihan kelas, saya
menyimpannya kembali
pada tempatnya (+) 3
2. Saya membawa tempat
makanan sendiri ketika
jajan di kantin sekolah
untuk mengurangi sampah
di kelas (+)
3. Saya tidak membuang tisu
sembarangan di kelas (+) 4
4. Saya bertanggung jawab
5
untuk menjaga fasilitas
kelas yang telah disediakan
oleh sekolah (+)
5. Saya merapikan meja 6
belajar saya dan meja guru
ketika terlihat berantakkan
(+)
6. Saya langsung menghapus
7
coretan di papan tulis setiap
kali membuat coretan atau
menggambar (+)
Berperan Pemikiran 1. Saya rasa melaksanakan 8 4
aktif / sikap jumsih tidak begitu berguna
dalam (-)
menjaga 2. Menurut saya tidak perlu 9
kebersihan ada kegiatan jumsih karena
kelas sudah ada piket (-)

Perbuatan 1. Saya melaksanakan piket 10 7


sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan di kelas (+)
2. Saya menyapu lantai ketika 11
saya bertugas untuk piket
(+)
3. Saya mengelap kaca ketika
13
saya bertugas piket (+)
4. Saya mengepel lantai ketika
saya bertugas piket (+)

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63

5. Saya menegur teman yang 14


tidak melaksanakan piket
(+) 15
6. Saya mengikuti kegiatan
jumsih (jum’at bersih)
dengan membersihkan 16
lingkungan kelas (+)
7. Saya menegur teman yang
tidak turut serta 17
membersihkan kelas ketika
kegiatan jumsih
berlangsung (+)
Membuan Pemikiran 1. Menurut saya, membuang 18 2
g sampah / sikap sampah sesuai dengan
pada dengan jenisnya terlalu
tempat merepotkan (-)
sampah 2. Saya marah jika ada yang
sesuai menegur karena membuang 19
dengan sampah sembarangan (-)
jenisnya Perbuatan 1. Saya tidak merobek-robek 20 4
kertas dan membuangnya
sembarangan di dalam kelas
(+)
2. Saya membuang sampah
pada tempat sampah yang 21
telah disediakan (+)
3. Saya membuang sampah
sesuai dengan jenisnya 22
(organik dan an-organik)
pada tempat sampah yang
telah disediakan (+)
4. Saya menegur teman yang
membuang sampah
sembarangan di dalam kelas
(+)
Tidak Pemikiran 1. Saya tersinggung jika ada 23 4
mencoret- / sikap yang menegur karena
coret mencoret-coret dinding (-)
dinding 2. Saya pikir mencoret-coret 24
dan meja atau menggambar di

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64

belajar dinding adalah wajar (-)


kelas. 3. Saya tersinggung jika ada
yang menegur karena 25
mencoret-coret meja (-)
4. Saya pikir mencoret-coret
atau menggambar di meja 26
saat bosan adalah wajar (-)
Perbuatan 1. Saya tidak mencoret-coret 27 3
dinding kelas ketika bosan
(+)
2. Saya menegur teman yang 28
mencoret-coret dinding
kelas (+)
3. Saya menegur teman yang
29
mencoret-coret meja belajar
(+)

E. Pengolahan dan Analisis Data


Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan disesuaikan dengan
jenis data yang diperoleh. Berikut teknik pengolahan data yang digunakan dalam
penelitian ini:

1. Pengolahan Data Kualitatif


Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data kualitatif dengan
menggunakan beberapa teknik, diantaranya: catatan lapangan, lembar observasi,
dan hasil wawancara. Untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data yang
diperoleh, maka peneliti mengkategorikan setiap hasil dari proses pengumpulan
data menjadi beberapa bentuk analisis data. Miles dan Hubermen (1984),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau
informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction),
penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi
(conclusion drawing / verification).

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65

a) Data Reduction (Reduksi Data)


Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b) Data Display (Penyajian Data)


Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan
data. Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk :
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya.
Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display
data for qualitative research data in the pas has been narative text” artinya :
yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif,
display data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

c) Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)


Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya). Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti
menjadi jelas.

a. Reduksi Data dan Kategorisasi dalam Catatan Lapangan


Catatan lapangan adalah salah satu yang terpenting dalam melaksanakan
penelitian ini yang dibuat sedemikian rupa oleh peneliti, untuk memperoleh data
selama melakukan pengamatan di lapangan. Format catatan lapangan terdiri dari
atas; bagaimana keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas, sampai
bagaimana interaksi guru dengan siswa, serta masukkan dari guru mitra selama
penelitian dilaksanakan.
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas dan merubah bentuk data mentah yang ada dalam
catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan
data yang kurang bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga dapat
ditarik kesimpulan akhir dan diverifikasi.
Reduksi data ini merupakan tahap awal dalam penyajian data berupa
sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan diringkas
supaya mudah dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan
penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi.
Kategorisasi dalam penelitian ini dapat dilakukan berdasarkan prosedur
sebagai berikut:
a. Latar dan situasi kelas VIII-1, yaitu berupa informasi umum dan khusus
tentang latar fisik kelas dan pelaku dalam proses pembelajaran.
b. Proses pelajaran IPS di kelas, yang diteliti yaitu berupa informasi tentang
kinerja guru IPS dalam pembelajaran di kelas.
c. Aktivitas, berupa informasi tentang kegiatan siswa kelas VIII-1 selama proses
pembelajaran berlangsung dan kinerja guru IPS dalam proses pembelajaran
tersebut.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67

b. Interpretasi Data Observasi


Pengolahan data observasi dari penelitian ini, merupakan hasil dari
penilaian observasi yang telah dilakukan oleh observer, ketika peneliti melakukan
tindakan atau siklus. Komalasari (dalam Agustini 2014, hlm.43) menuliskan untuk
menghitung perolehan skor dapat dilakukan dengan rumus dibawah ini:
Perhitungan rata-rata (Persentase): Jumlah skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal
Dengan merujuk pada rumus perhitungan skor di atas, untuk memperoleh
skor persentase rata-rata pada tindakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9
Interpretasi Skor Rata-rata Insrumen Observasi
Keterangan Skor Persentase
Kurang 0% - 33,3%
Cukup 33,4% - 66,6%
Baik 66,7% - 100%
Hasil rata-rata yang menunjukkan titik keberhasilan suatu penelitian
dilihat dari rata-rata hasil persentase 66,7% - 100 %.

c. Pengolahan Data Wawancara


Hasil dari kegiatan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya, dapat
dijadikan salah satu bahan untuk mempertimbangkan perencanaan pelaksanaan
penelitian yang akan dilakukan. Pedoman wawancara ini dijadikan sebagai studi
pendahuluan bagi peneliti, untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian. Teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan
baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Dalam penelitian
ini digunakan jenis wawancara bebas terpimpin. Menurut Riduwan (2011, hlm.
74) menyatakan bahwa wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara
bebas dan wawancara terpimpin. Dalam pelaksanaannya pewawancara membawa
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan
ditanyakan. Pengolahan data pada insrumen ini, merupakan pendeskripsian dari

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68

hasil atau jawaban responden, dalam menjawab setiap pertanyaan yang telah
disediakan oleh peneliti.

d. Validitas Data
Untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian
diperlukan sebuah validitas data. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa
apa yang telah diamati peneliti adalah sesuai dengan yang sesungguhnya ada dan
terjadi. Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 165) berpendapat bahwa ada
bentuk-bentuk validitas yang dapat dilakukan dalam PTK, diantaranya:
1) Triangulasi Data, yaitu memeriksa kebenaran data dengan menggunakan
sumber lain, misalnya membandingkan kebenaran data dengan data yang
diperoleh dari sumber lain (guru lain dan siswa), atau membandingkan data
yang dikumpulkan melalui wawancara dengan data yang diperoleh melalui
derajat kepercayaan yang maksimal. Dalam penelitian ini, triangulasi
dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut
pandang siswa, dan sudut pandang peneliti yang melakukan pengamatan.
2) Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari
narasumber (guru, siswa, dll), apakah keterangan atau informasi itu sifatnya
tetap atau tidak sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data tersebut
terperiksa kebenarannya.
3) Saturation, yaitu situasi pada saat data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data
lain yang dapat dikumpulkan, untuk mencapai kriteria yang lebih tinggi dari
data yang sudah diperoleh.
4) Expert Opinion, dilakukan dengan cara meminta masukan atau
mengkonsultasikan hasil temuan kepada para ahli. Dalam penelitian ini,
peneliti mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing.
5) Interpretasi Data, dilakukan untuk menafsirkan terhadap keseluruhan temuan
penelitian berdasarkan acuan normatif praktis dan aturan teoritik yang telah
disepakati mengenai proses pembelajaran.

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69

2. Pengolahan Data Kuantitatif


Hasil penilaian dalam variabel kesadaran lingkungan siswa yang akan
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni rendah, sedang dan tinggi untuk.
Analisis data terkait profil kesadaran lingkungan siswa menggunakan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Tahapan teknik analisis data dijabarkan
sebagai berikut.

a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor
maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi.
b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: skor
minimal ideal = jumlah skor x skor terendah.
c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: rentang skor
= skor maksimal ideal – skor minimal ideal.
d. Mencari interval skor dengan rumus: interval skor = rentang skor/3.

Dari langkah langkah di atas di atas didapatkan interval yang kemudian


didapatkan kategorisasi sebagai berikut.

Tabel 3.10. Kategorisasi Kesadaran Lingkungan Siswa

Kriteria Kesadaran Rentang


Lingkungan
Tinggi X > Min Ideal + 2.Interval
Sedang Min Ideal + Interval < X ≤ Min Ideal + 2.Interval
Rendah X ≤ Min Ideal + Interval
Sumber: (Sudjana, 1996, hlm. 47)

Siti Sarah, 2015


PENERAPAN PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DALAM PELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai