SKRIPSI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara untuk mendapatkan suatu informasi
yang dapat menjadi bahan penelitian yang diambil. Sugiyono (2016, hlm. 6)
mengemukakan bahwa metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Sedangkan pendapat dari Darmadi (2013, hlm. 153), metode penelitian
adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.

2. Jenis-jenis Metode Penelitian


Metode penelitian terdiri dari beberapa jenis. Menurut Suryana (2010,
hlm. 18) jenis metode penelitian berdasarkan masalahnya terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1. Penelitian Historis, bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematif dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi, dan mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta-
fakta dan bukti guna mmeperoleh kesimpulan yang akurat.
2. Penelitian Deskriptif, bertujuan untuk membuat deskripsi secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat
populasi daerah tertentu.
3. Penelitian Perkembangan, bertujuan untuk menyelidiki pola urutan
pertumbuhan atau perubahan sebagi fungsi waktu.
4. Penelitian Kasus dan Penelitan Lapangan, bertujuan untuk mempelajari
secara intensif tentang alatar belakang keadaan sekarang dan interaksi
lingkungan suatu unit sosial.

57
58

5. Penelitian Eksperimen, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab


akibat dengan cara mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi
perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan sesuatu atau lebih
kelompok kontrol.
6. Penelitian Korelasional, bertujuan uuntuk meneliti sejauhmana variasi-
variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi faktor lain
berdasarkan koefisien kolerasi.
7. Penelitian Kausal Komperatif, bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan
sebab akibat terjadinya suatu fenomena.
8. Penelitian tindakan (action research), yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara-cara
pendektan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara penerapan
langsung di dunia kerja atau dunai aktual lainnya.
Jenis-jenis metode penelitian lain menurut Sugiyono (2016, hlm 9) adalah
sebagai berikut:

a. Penelitian Dasar
Jujun S.Suriasumantri dalam Sugiyono (2016, hlm 9) penelitian dasar
adalah penelitian yang bertujuan menemuka pengetahauan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
b. Penelitian Terapan
Jujun S.Suriasumantri dalam Sugiyono (2016, hlm 9) penelitian terapan
adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
c. Penelitian Pengembangan
Borg and Gall dalam Sugiyono (2016,hlm 9) menyatakan bahwa,
penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
d. Penelitian Eksperimen, merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.
e. Metode Survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu
yang alamiah.
f. Metode penelitian naturalistik/kualitatif, digunakan untuk meneliti pada
tempat yang alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena
peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan
pendangan dari sumber data bukan pandngan peneliti.
g. Metode Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
h. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah.
Dari berbagai macam jenis metode penelitian yang ada, di dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Jenis data yang diambil dalam penelitian ini menggunakan data
59

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berasal dari hasil observasi
peneliti pada peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan data
kuantitatif berupa angka-angka yang diambil dari hasil evaluasi pembelajaran.

3. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Metode penelitian ini diterapkan dalam bentuk penelitian tindakan
kelas. Pokok Permasalahan penelitian ini adalah penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman. Jadi
penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran di dalam
kelas. Atas dasar itulah, penelitian ini bersifat penelitian tindakan atau disebut
“action research.”
Adapun menurut Arikunto (2011, hlm. 3) dalam bukunya “Penelitian
Tindakan Kelas“ adalah sebagai berikut :

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pencermatan terhadap


kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi di dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh
siswa.
Selanjutnya menurut Suhardjono dalam Dadang Iskandar dan Narsim
(2015, hlm.5) mendefinisikan kembali penelitian tindakan kelas yaitu:

Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu


pembelajaran di kelas. Hasil penelitian kemudian dibuat laporan sesuai
dengan kondisi nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran dengan metode, strategi atau model
pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas dan karakteristik
materi pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah suatu tindakan yang dilakukan guru guna memperbaiki pembelajaran
di kelas dalam upaya meningkatkan mutu dalam pembelajaran dengan
menggunakan suatu metode, strategi, atau model tertentu.
60

B. Desain Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus (cycle).
Jumlah siklus yang dilaksanakan tidak hanya satu kali, tetapi beberapa kali
sampai tujuan yang diinginkan tercapai. Pada setiap tahapan siklus peneliti
sudah melibatkan diri secara aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan
penelitian. Arikunto dalam Dadang Iskandar dan Narsim (2015 hlm. 23)
menjelaskan bahwa satu siklus PTK terdiri dari empat langkah yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pegamatan dan (4) refleksi.
Adapun deskripsi alur PTK yang dapat dilakukan pada setiap siklusnya
tersaji dalam gambar berikut ini:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

Selesai

Gambar 3.1
Alur penelitian tindakan kelas oleh Arikunto (dalam Dadang
Iskandar dan Narsim, 2015 hlm. 70)
61

Dari gambar di atas, dalam Dadang Iskandar dan Narsim (2015 hlm. 23)
dapat diuraikan prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Sebelum melaksanakan PTK, seorang guru hendaknya
mempersiapkan terlebih dahulu konsepnya dengan membuat perencanaan
dalam bentuk tulisan. Arikunto (dalam Dadang Iskandar dan Narsim 2015
hlm. 23) mengemukakan bahwa perencanaan adalah langkah yang
dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. Ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam kegiatan ini yakni: (a) membuat
skenario pembelajaran, (b) membuat lembaran observasi, (c) mendesain
alat evaluasi.
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun skenario pembelajaran
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga siklus
pembelajaran. Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi, lembar
angket, serta soal evaluasi berupa pretest dan posttest untuk mengukur
hasil belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini merupakan pelaksanaan skenario pembelajaran yang telah
dibuat. Seorang guru yang akan melakukan tindakan harus memahami
secara mendalam tentang skenario pembelajaran beserta dengan langkah-
langkah praktisnya. Lebih jauh Arikunto (dalam Dadang Iskandar dan
Narsim 2015 hlm. 25) memaparkan secara rinci hal-hal yang harus
diperhatikan guru antara lain: (a) apakah ada kesesuaian antara
pelaksanaan dengan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang
dilakukan pada siswa cukup lancar, (c) bagaimanakah situasi proses
tindakan, (d) apakah siswa-siswa melaksanakan dengan bersemangat dan
(e) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu.
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran
berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
3. Pengamatan (observing)
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan
tindakan, Arikunto (dalam Dadang Iskandar dan Narsim 2015 hlm. 25).
Kegiatan ini merupakan realisasi dari lembar observasi yang telah dibuat
pada saat tahap perencanaan. Artinya setiap kegiatan pengamatan wajib
menyertakan lembar observasi sebagai bukti otentik. Ada anggapan yang
mengatakan bahwa pengamatan lebih baik dilakukan oleh orang lain.
Pada tahap observasi, peneliti bersama observer mengamati jalannya
pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) berdasarkan atas lembar observasi yang telah dibuat pada saat
tahap perencanaan. Segala sesuatu yang berlangsung saat proses
62

pembelajaran dicatat dan didokumentasikan sebagai bahan pertimbangan


untuk melakukan refleksi

4. Refleksi (reflecting)
Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah
mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh
guru maupun siswa, Arikunto (dalam Dadang Iskandar dan Narsim 2015
hlm. 26). Pada tahap ini hasil yang diperoleh pada tahap observasi akan
dievaluasi dan dianalisis. Kemudian guru bersama pengamat dan juga
peserta didik mengadakan refleksi diri dengan melihat data observasi,
apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya target yang akan ditingkatkan dalam penelitian.
Perlu diingat bahwa refleksi adalah koreksi atas kegiatan tindakan jadi
peran pengamat dan peserta didik sangat membantu keberhasilan
penelitian. Dari hasil refleksi bersama akan diperoleh kelemahan dan cara
memperbaikinya guna diterapkan pada siklus berikutnya.

Pada tahap refleksi, peneliti bersama observer meninjau kembali


pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui proses refleksi yang
mendalam dapat ditarik kesimpulan yang tajam. Hasil refleksi digunakan
untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan
perbaikan.

C. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Gentra Masekdas
Bandung yang berjumlah 40 siswa, terdiri dari 23 laki-laki, dan 17
perempuan. Subjek penelitian ini sangat beragam dilihat dari
kemampuannya, yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Tabel 3.1
Nama Peserta Didik Kelas IV SDN Gentra Masekdas
No Nama Peserta Didik Jenis Kelamin
1 Adhitya Aji Pranoto L
2 Alifa Nizma Asawal P
3 Anis Nur Aulia P
4 Azkiya Prasanti Nur Afifah P
5 Cesha Aluna Andrian L
6 Dea Amelia Putri P
63

7 Dimo Ardiyana L
8 Faathir Bani Ibrahim L
9 Firdaus Nikita Iken L
10 Fitri Oktaviani P
11 Gadis Puja Sesillia L
12 Iffa Arfa Asyrani P
13 Ilyas Ansyari Syalihuddin L
14 Julian Ramdhani L
15 Laura Tri Cantika S P
16 Marta Ria Br. Saragih S P
17 Maulana Ramdhani L
18 Mohamad Anfal Fauzan L
19 Muhamad Arka Zaineu Al Hafidz L
20 Muhamad Fikri Rizaldy L
21 Muhamad Pandu Ramdani L
22 Muhamad Rizki L
23 Muhammad Lutfi Abdulah L
24 Muhammad Raffacandrika Taurusheva L
25 Muhammad Vickry Octariansyah L
26 Nefiza Rahmadani P
27 Radea Putri Mutiara P
28 Raden Caesar Dewantara Poetra L
29 Raihan Abdurrahman Ghifari L
30 Raisha Madyana P
31 Darin Salsabilla P
32 Revisha Lingga Ariansyah L
33 Salsabhila P
34 Senny Septiani Putri P
35 Suci Maharani P
36 Syahdan Sabilu Salam L
37 Tessalonika Sinaga P
38 Tian Herdiansyah L
39 Widjia As Serlina P
40 Yehezkiel Fransiskus Silaban L
Sumber: (Tata Usaha SDN Gentra Masekdas, 2017)

2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru
berperan sebagai pembimbing atau fasilitator bagi peserta didik dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang diciptakan
melalui model ini dapat dirancang sedemikian rupa dengan menyajikan
suatu masalah yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep sebagai
langkah pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan alat bantu yang telah
ada di sekolah maupun lingkungan sekitar, sebagai pendukung proses
pembelajaran.
64

3. Kondisi Sekolah
a. Letak Sekolah
Peneliti mengambil lokasi penelitian ini di SDN Gentra Masekdas
yang terletak di jalan Sukamulya Bandung.
Bangunan yang ada di SDN Gentra Masekdas terdiri dari dua lantai
yang sudah didukung dengan fasilitas yang cukup dan terawat dengan
baik, SDN Gentra Masekdas memiliki 9 ruang kelas, 1 ruang kepala
sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang
musik, 1 ruang komputer, 8 toilet siswa, 1 toilet guru, dapur, mushola,
lapangan olahraga, lapangan upacara, taman, tempat parkir sepeda,
tempat parkir motor, dan kantin. Berikut denah dari SDN Gentra
Masekdas Kota Bandung:

Gambar 3.2 denah SDN Gentra Masekdas


Tempat penelitian ini sangatlah nyaman, lingkungannya yang bersih
selalu terjaga. Semua komponen saling bahu membahu agar SDN
Gentra Masekdas terlihat nyaman dan bersih.
65

b. Keadaan Guru
Berdasarkan data di SDN Gentra Masekdas Kota Bandung,
diperoleh jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang bertugas saat
ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN Gentra Masekdas
NO NAMA L/ NIP NUPTK JABATAN
P
SITI NURYATI, P 1962121619830520 7548740643300053 Kepala
S.PD 05 Sekolah
1
BANDUNG,16
DESEMBER 1962
DIAH HERAWATI P 1963053119830520 7863741642300032 Guru Kelas
S.PD.SD 05
2
BANDUNG, 31 MAI
1963
ERNI SUDIHARTI, P 1963072819830520 1060741642300043 Guru Kelas
S.PD . SD 04
3
BANDUNG, 28
JULI 1963
SAADAH , S.PD.I P 1958091919841220 6433736638300162 Guru Pai
4 CIAMIS, 06 MARET 01
1954
TETTY P 1966061619880320 9948744645300012 Guru Kelas
SETIANINGSIH, 10
5 S.PD
BANDUNG, 16
JUNI 1966
SUPRAPTI, S.PD P 1972040619960320 4738750654300002 Guru Kelas
6 BANDUNG, 06 02
APRIL 1972
RINA IRMAWATY, P 1975010519980320 1437753654300062 Guru Kelas
S.PD 05
7
BANDUNG, 05
JANUARI 1975
SITI HAJAR P 1979102920031220 0361757659300063 Guru Kelas
MEKAHI N, S.PD 08
8
BANDUNG, 29
OKTOBER 1979
DIANI ROSMIATI, P 1975062420060420 2956753654300032 Guru Kelas
S.PD 15
9
BANDUNG, 24
JUNI 1975
HARRIS L 1971102020070110 9352749652300023 Guru PAI
MUNADJAT, S.AG 10
10
BANDUNG, 20
OKTOBER 1971
ETI ROHAETI, S.PD P 1970120120080120 3533748651300053 Guru Kelas
11 BANDUNG, 01 16
DESEMBER 1970
TITI MARYATI, P 1971091220080120 2244749652300023 Guru PAI
S.PD 00
12
KUNINGAN, 12
SEPTEMBER 1971
TUTY SUSANA, P 1970022120070120 1553748648300002 Guru Kelas
S,E. S. PD 10
13
BANDUNG, 21
FEBRURI 1970
LILIS MARIYAM, P 1969112920080120 2461747650300053 Guru Kelas
S.PD. SD 07
14
BANDUNG, 29
NOVEMBER 1969
ERNI KUSNITI, P 1979082620080120 5158757658300023 Guru Kelas
S.P,S.PD 10
15
BANDUNG, 26
AGUSTUS 1979
66

MIRA DIANA S.PD P 1979040320080120 3735757658300062 Guru Kelas


16 BANDUNG, 03 07
APRIL 1979
RATNA P 1977031420141020 5646755656300052 Guru Kelas
SUNIARSIH, S.PD 03
17
BANDUNG, 14
MARET 1977
ALI BUDIANA, L Guru Kelas
S.PD
18
BANDUNG, 17
APRIL 1977
LILIS P 1971032020070120 5236740642200053 Guru Kelas
TRESNAWATI, 07
19 S.PD
BANDUNG, 20
MARET 1971
NENI SUANTINI, P 1975112420070120 8448755656200012 Guru Kelas
S.PD 08
20 TASIKMALAYA,
24 NOVEMBER
1975
DADANG L 1962090419920310 3652749651300062 Penjaga
21 BANDUNG, 04 05 Sekolah
SEPTEMBER 1962
DENI L 1975112420070120 0456753656300013 Administrasi
HERDIANSYAH 08
22
GARUT, 16
JANUARI 1977
DEVI ARYANTI, P 3538760660300012 Guru Kelas
S.PD
23
TASIKMALAYA,
06 FEBRUARI 1982
PIPIN L 1460761664200002 Guru Olahraga
FIRMANSYAH,
24 S.PD
BANDUNG, 28
JANARI 1983
DESI IRMAYANTI, P 8449764664300022 Guru Kelas
S.PD
25
BANDUNG, 17
JANUARI 1986
EVI DEVIYANTI, P 1753763664300142 Guru Kelas
S.PD
26
BANDUNG, 21
APRIL 1985
AULIA L 8243763664200033 Guru Kelas
KRISNAWANTO S,
27 PD
KUNINGAN, 09
NOVEMBER 1985
ROSA YULIANI, P ID. Guru Tik
S.PD 20244974186001
28
BANDUNG, 28
JULI 1986
TAUFYANI P ID. 2024497419002 Guru Kelas
ROSADI, S.PD
29
BANDUNG, 02
NOVEMBER 1990
RIYAN FATHUL L ID. Guru Olahraga
CHOER, S.PD 20244974191001
30
BANDUNG, 19
MARET 1991
IHWANUDIN L 1448756656200003 Guru Seni
JUHRI, S.SN
31
BOGOR, 16
NOVEMBER 1978
Sumber: (Tata Usaha SDN Gentra Masekdas, 2017)
67

c. Kondisi Peserta Didik


Secara umum peserta didik berasal dari masyarakat sekitar
lingkungan sekolah dan latar belakang kondisi sosial ekonomi keluarga
yang berbeda. Di dalam kelas, karakteristik peserta didik sangatlah
beragam. Sebagian peserta didik aktif dalam pembelajaran, dan sebagian
lainnya pasif dalam pembelajaran. Dilihat dari kemampuannya, yakni
ada sebagian peserta didik yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.

4. Variabel Penelitian
Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian adalah penentuan
variabel. Sugiyono (2009, hlm. 60) mengemukakan variabel adalah
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009,
hlm. 169) menyebutkan variabel yaitu suatu konsep yang bisa diukur dan
memiliki variasi nilai.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
variabel merupakan sesuatu yang bisa diukur kemudian ditarik
kesimpulannya.
Variabel-variabel penelitian yang menjadi fokus kajian penelitian
tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel input, yakni variabel yang berkaitan dengan peserta didik,
guru, bahan ajar, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan
belajar, dan sebagainya (Sugiyono, 2012 hlm. 25). Sedangkan
menurut Sugiyono (2011 hlm. 61) yang dimaksud variabel input
adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat. Variabel input
dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik
sebelum menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
2) Variabel proses, yakni proses pembelajaran yang berlangsung dengan
mengharapkan metode penelitian tindakan kelas (Sugiyono, 2012
hlm.24). Adapun menurut Sugiyono (2009, hlm 39) variabel proses
68

yaitu variabel yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar seperti


cara belajar siswa, implementasi strategi atau metode pembelajaran
tertentu dan sebagainya. Variabel proses dalam penelitian ini yaitu
implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) di kelas IV
SDN Gentra Masekdas pada subtema Kebersamaan dalam
Keberagaman.
3) Variabel output, yakni variabel yang berhubungan dengan hasil
setelah penelitian dilakukan (Sugiyono, 2012 hlm. 25). Sedangkan
menurut Sugiyono (2011 hlm. 62) yang dimaksud variabel output
adalah variabel yang dipengaruhi oleh keberadaan variabel bebas.
Variabel output dalam penelitian ini yaitu meningkatnya hasil belajar
siswa kelas IV SDN Gentra Masekdas pada subtema Kebersamaan
dalam Keberagaman.

Variabel Input Variabel Variabel Output


Proses
Hasil belajar Meningkatnya
siswa kurang Penggunaan sikap peduli,
optimal model Problem santun,
Based Learning pemahaman,
dikarenakan
(PBL) keterampilan, dan
guru belum
hasil belajar siswa
menerapkan pada subtema
model Problem Kebersamaan
Based Learning dalam
(PBL) Keberagaman

Gambar 3.3
Variabel Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

5. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester I Tahun ajaran 2017/2018.
Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik
pendidikan dan tidak mengganggu proses belajar mengajar. Penelitian ini
dilaksanakan selama delapan bulan.
69

Tabel 3.3
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 Penyusunan
proposal
Seminar
2
proposal
penelitian
Mengajukan
3
SK
pembimbing
Membuat
4
surat izin
penelitian
Menyusun
5
instrument
penelitian
Melakukan
6 penelitian
Siklus I, II,
dan III
Penyusunan
7 Laporan
Penelitian
Ujian Sidang
8 Skripsi

D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang harus dipersiapkan
sebelum melakukan penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk
memperoleh data atau informasi yang akan dilakukan selama penelitian.
Menurut Arikunto (2010, hlm. 100) mengemukakan bahwa teknik
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneiti
untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data merupakan suatu
cara yang digunakan untuk mengumpulkan data guna memperoleh
keterangan secara lengkap mengenai hal yang dibutuhkan dalam
penelitian.
Sedangkan di lain pihak, Sugiyono (2013, hlm. 224) menjelaskan
teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
70

Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan pengumpulan


data yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau
informasi selama melaksanakan penelitian.
Jenis data dalam penelitian tindakan kelas yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Seperti yang dikemukakan Dadang Iskandar dan Narsim
(2015, hlm. 52) sebagai berikut:
1) Data Kualitatif
Data kualitatif berisi kalimat penjelasan yang diambil dari hasil
observasi peneliti pada siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsungdan hasil pengamatan observer pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peneliti dianalisis dengan deskripsi
persentase dan dikelompokkan berdasarkan kategori.
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa angka-angka yang diambil dari hasil evaluasi
setelah diadakan pembelajaran diolah dengan menggunakan teknik
deskriptif persentase. Nilai dianalisis berdasarkan pencapaian siswa
yakni nilai tertinggi, terendah, jumlah, rerata kelas, dan ketuntasan.

Untuk memperoleh data yang diinginkan, ada beberapa macam


teknik pengumpulan data, menurut Arikunto (2010, hlm. 101)
menyatakan bahwa ada beberapa macam teknik pengumpulan data yaitu
angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
observasi, kuisioner/angket, dan dokumentasi foto.
a) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam
pengumpulan data saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. Lembar
observasi digunakan untuk mengentahui gambaran tentang aktivitas
guru dan siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal
hingga akhir pembelajaran. Menurut Arikunto, dkk. (2008, hlm. 127),
Observasi adalah pengamatan (pengambikan data) untuk memotret
seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Hasil dari
observasi tersebut akan dilaporkan dalam suatu laporan yang tersusun
secara sistematis mengikuti aturan yang berlaku.
Adapun pendapat dari Kunandar (2015, hlm. 121) yaitu observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
71

dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak


langsung dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku atau aspek yang diamati.
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan observasi yaitu teknik penilaian pengamatan yang
dilakukan secara berkesinambungan untuk mengetahui sejauh mana
aspek yang akan dicapai memenuhi sasaran.
Data hasil observasi ini digunakan untuk mengungkapkan
aktivitas guru dan untuk mengungkapkan aktivitas dan sikap siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar selama penelitian
berlangsung. Selain itu juga observasi mempunyai fungsi untuk
mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

b) Angket
Lembar angket adalah teknik pengumpulan data melalui
penyebaran daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Teknik ini
digunakan untuk mendapatkan data melalui daftar pertanyaan atau
pernyataan tertulis (Sugiyono dalam Silvia Desriyanti, 2016, hlm.85).
Sedangkan menurut Komalasari (2012, hlm. 81) angket dikenal
dengan sebuah kuisioner, alat ini secara besar terdiri dari tiga bagian
yaitu: judul angket, pengantar yang menjadi tujuan, atau petunjuk
pengisian angket, dan item-item pertanyaan yang berisi opini atau
pendapat dan fakta.
Jadi, angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang berisi opini
atau pendapat dan fakta. Dalam penelitian ini, angket berisi pernyataan
mengenai sikap peduli dan sikap santun, pemahaman, serta
keterampilan komunikasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning (PBL).
72

c) Tes
Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa.
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang
atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam
dirinya. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar,
minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek
kepribadian lainnya, Kunandar (2012, hlm. 186).
Sejalan dengan pendapat di atas, Riduwan (2006, hlm. 37) juga
mengatakan tes adalah serangkaian pertanyaan keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah cara atau metode
untuk menentukan kemampuan siswa menyelesaikan tugas tertentu
atau mendemonstransikan penguasaan suatu keterampilan atau
pengetahuan.
Metode tes yang digunakan pada penelitian ini yaitu pretes (tes
awal) dan postes (tes akhir). Pretes dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan awal mengenai bahasan yang akan dia jarkan, sedangkan
posttest dilakukan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar siswa
setelah pemberian tindakan pembelajaran. Tujuan diberikannya tes
untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL).

d) Dokumentasi Foto
Dokumentasi bertujuan untuk mengumpulkan data di tempat
penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 240) dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang
73

berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,


patung, film dan lain-lain.
Adapun menurut Riduwan dalam Dadang Iskandar dan Narsim
(2015, hlm. 2015) mengatakan bahwa dokumentasi ditunjukkan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi foto sebagai salah
satu cara dalam mengumpulkan data. Penggunaan dokumen berupa
foto ini dimaksudkan untuk memperoleh rekaman aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto
memperkuat bukti analisis pada setiap siklus.

2. Instrumen Penelitian
a. Observasi/Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran
berlangsung, pengamatan ini untuk mengetahui kegiatan peserta didik
dan kegiatan pendidik serta keterlaksanaan RPP dan pelaksanaan
pembelajaran selama proses belajar mengajar. Hasil pengamatan
dituangkan dalam lembar observasi keterlaksanaan RPP, aktivitas guru
dalam pembelajaran.
1) Instrumen Perencanaan Pembelajaran
Instrumen perencanaan pembelajaran diisi oleh guru kelas yang
bertugas sebagai observer untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan
rencana kegiatan yang telah dibuat. Pada instrumen rencana
pelaksanaan pembelajaran aspek yang diamati antara lain: perumusan
indikator pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, perumusan
dan pengorganisasian materi ajar, penetapan sumber/media
pembelajaran, penilaian kegiatan pembelajaran, penilaian proses
pembelajaran, penilaian hasil belajar. (Instrumen Penilaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terlampir)
74

2) Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran


Instrumen pelaksanaan pembelajaran diisi oleh guru kelas yang
bertugas sebagai observer untuk mengetahui aktivitas guru dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Pada instrumen pelaksanaan pembelajaran aspek yang diamati
yaitu: pertama, kegiatan pendahuluan meliputi aspek menyiapkan fisik
& psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran,
mengaitkan materi pembelajaran sekolah dengan pengalaman peserta
didik, menyampaikan kompetensi, tujuan dan rencana kegiatan.
Kedua, kegiatan inti meliputi aspek melakukan free test, materi
pembelajaran sesuai indikator materi, menyampaikan strategi
pembelajaran yang mendidik, menerapkan pembekalan pembelajaran
saintifik, menerapkan pembelajaran eksploras, elaborasi dan
komfirmasi (EEK), memanfaatkan sumber/ media pembelajaran,
melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, menggunakan
bahasa yang benar dan tepat, berprilaku sopan dan santun. Ketiga,
kegiatan penutup meliputi membuat kesimpulan dengan melibatkan
peserta didik, melakukan post test, melakukan refleksi, memberikan
tugas sebagai bentuk tindak lanjut. (Instrumen Penilaian Aktivitas
Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran terlampir)

3) Lembar Penilaian Observasi Sikap Peduli


Lembar penilaian observasi sikap peduli diisi oleh peneliti yang
bertugas sebagai observer untuk mengetahui perubahan sikap peduli
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Pada instrumen penilain observasi sikap peduli, aspek yang
diamati antara lain: toleran terhadap perbedaan, meminjamkan alat
kepada teman yang tidak membawa/memiliki, menjaga keasrian,
keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah, menjenguk teman atau
pendidik yang sakit. (Instrumen penilaian observasi sikap peduli
terlampir)
75

4) Lembar Penilaian Observasi Sikap Santun


Lembar penilaian observasi sikap santun diisi oleh peneliti yang
bertugas sebagai observer untuk mengetahui perubahan sikap santun
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Pada instrumen penilain observasi sikap santun, aspek yang
diamati antara lain: Menghormati orang lain dan menghormati cara
bicara yang tepat, berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar,
memberi salam setiap berjumpa dengan guru, tidak menyela
pembicaraan. (Instrumen penilaian observasi sikap santun terlampir)

b. Angket
1) Angket Sikap Peduli
Lembar angket sikap peduli diisi oleh peserta didik untuk
mengetahui perubahan sikap peduli peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
Pada angket sikap peduli pertanyaan yang diajukan antara lain:
saya membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran, saya
meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki, saya
menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan
sekolah, saya menjenguk teman atau guru yang sakit, saya menolong
teman yang mengalami kesulitan, saya menjaga keasrian, keindahan,
dan kebersihan lingkungan sekolah, saya tidak suka menyakiti orang
lain, saya toleran terhadap perbedaan. (Instrumen angket sikap peduli
terlampir)

2) Angket Sikap Santun


Lembar angket sikap santun diisi oleh peserta didik untuk
mengetahui perubahan sikap santun peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
Pada angket sikap santun pertanyaan yang diajukan antara lain:
saya menghormati orang yang lebih tua, saya menyimak guru yang
sedang menerangkan di kelas, saya berbicara atau bertutur kata halus
76

tidak kasar, saya berpakaian rapi dan pantas, saya meminta maaf
apabila melakukan kesalahan, saya mengucapkan terima kasih setelah
menerima bantuan orang lain, saya mengucapkan salam ketika
bertemu pendidik, teman, dan orang-orang di sekolah, saya tidak
melawan nasehat dari orang tua. (Instrumen angket sikap santun
terlampir)

3) Angket Pemahaman
Lembar angket pemahaman diisi oleh peserta didik untuk
mengetahui pemahaman peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Pada angket pemahaman pertanyaan yang diajukan antara lain:
saya dapat menyimpulkan materi pembelajaran hari ini, saya dapat
mengerjakan soal evaluasi dengan baik, saya mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan riang, saya dapat menjelaskan kembali materi
yang telah dipelajari, saya dapat mengingat inti dari teks bacaan, saya
dapat menyampaikan isi pembelajaran dengan kalimat sendiri.
(Instrumen angket pemahaman terlampir)

4) Angket Keterampilan Komunikasi


Lembar angket keterampilan komunikasi diisi oleh peserta didik
untuk mengetahui keterampilan komunikasi peserta didik dalam proses
belajar mengajar.
Pada angket keterampilan komunikasi pertanyaan yang diajukan
antara lain: saya mengucapkan kalimat bahasa Indonesia dengan
pengucapan atau tekanan yang tepat, saya dapat memberikan komentar
dalam berdiskusi, saya dapat bertanya secara detail tentang informasi
yang ingin diperdalam, saya dapat menyimpulkan jawaban dari
narasumber atau lawan bicara, saya menunjukkan bahasa tubuh
(gesture) yang luwes/tidak kaku, saya tidak memotong pembicaraan
orang lain, saya tidak berbicara terlalu cepat, orang lain mengerti yang
sedang saya bicarakan. (Instrumen angket keterampilan komunikasi
terlampir)
77

E. Teknik Analisis Data


1. Penilaian Hasil Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dihitung dengan.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑃𝑃 = x skala penilaian (4) =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(30)

Sumber: Buku panduan PPL FKIP Unpas 2017 hlm. 33


Menentukan kriteria hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran yang
telah diperoleh:
Tabel 3.4
Kriteria Penskoran
Skor Nilai
93 – 100 Sangat Baik (A)
86 – 93 Baik (B)
80 – 86 Cukup (C)
< 80 Perlu Bimbingan (D)
Sumber: Panduan PPL FKIP Unpas 2017 hlm. 37

2. Penilaian Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran


Observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dihitung dengan rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑃𝑃 = x skala penilaian (5) =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(30)

Sumber : Buku panduan PPL FKIP Unpas 2017 hlm. 33


78

Menentukan kriteria hasil penelitian pelaksanaan pembelajaran yang


telah diperoleh:
Tabel 3.5
Kriteria Penskoran
Skor Nilai
93 – 100 Sangat Baik (A)
86 – 93 Baik (B)
80 – 86 Cukup (C)
< 80 Perlu Bimbingan (D)
Sumber: Panduan PPL FKIP Unpas 2017 hlm. 37

3. Penilaian Sikap Peduli


Analisis hasil penilaian angket peserta didik ditujukan untuk
mengetahui sikap peduli setelah mengikuti pembelajaran dengan model
Problem Based Learning. Pada lembar angket, terdapat beberapa
pertanyaan dengan skor penilaian di ceklis Ya dan Tidak, dengan
keterangan sebagai berikut:

Ya : Jika siswa sudah melakukan


(bobot nilai 2)
Tidak : Jika siswa tidak melakukan
(bobot nilai 1)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung persentase


penilaian diri sebagai berikut:

1) Berikan tanda (✓) pada kolom Ya/Tidak berdasarkan pernyataan

yang dinilai.
2) Menghitung jumlah jawaban “Ya” yang siswa isi pada lembar angket.
3) Menghitung persentase jumlah jawaban Ya, dapat dihitung dengan
rumus:
79

∑Ya Perolehan
Nilai Akhir = x 100 %
∑ Ya total

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD, 2016, hlm 44)

Tabel 3.6
Rentang Predikat Nilai
Rentang Predikat
Panjang A (Sangat B (Baik) C D (Perlu
KKM
Interval Baik) (Cukup) Bimbingan
)
75 25/3=8,3 92<A<100 83<B<92 75<C<83 D<75

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD hlm.47)

4. Penilaian Sikap Santun


Analisis hasil penilaian angket peserta didik ditujukan untuk
mengetahui sikap santun setelah mengikuti pembelajaran dengan model
Problem Based Learning. Pada lembar angket, terdapat beberapa
pertanyaan dengan skor penilaian di ceklis Ya dan Tidak, dengan
keterangan sebagai berikut:

Ya : Jika siswa sudah melakukan


(bobot nilai 2)
Tidak : Jika siswa tidak melakukan
(bobot nilai 1)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung persentase


penilaian diri sebagai berikut:

1) Berikan tanda (✓) pada kolom Ya/Tidak berdasarkan pernyataan

yang dinilai.
2) Menghitung jumlah jawaban “Ya” yang siswa isi pada lembar angket.
3) Menghitung persentase jumlah jawaban Ya, dapat dihitung dengan
rumus:
80

∑Ya Perolehan
Nilai Akhir = x 100 %
∑ Ya total

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD, 2016, hlm 44)

Tabel 3.7
Rentang Predikat Nilai
Rentang Predikat
Panjang
KKM A (Sangat B (Baik) C D (Perlu
Interval
Baik) (Cukup) Bimbingan)

75 25/3=8,3 92<A<100 83<B<92 75<C<83 D<75

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD hlm.47)

5. Penilaian Pemahaman
Analisis hasil penilaian angket peserta didik ditujukan untuk
mengetahui pemahaman setelah mengikuti pembelajaran dengan model
Problem Based Learning. Pada lembar angket, terdapat beberapa
pertanyaan dengan skor penilaian di ceklis Ya dan Tidak, dengan
keterangan sebagai berikut:

Ya : Jika siswa sudah melakukan


(bobot nilai 2)
Tidak : Jika siswa tidak melakukan
(bobot nilai 1)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung persentase


penilaian pemahaman sebagai berikut:

1) Berikan tanda (✓) pada kolom Ya/Tidak berdasarkan pernyataan

yang dinilai.
2) Menghitung jumlah jawaban “Ya” yang siswa isi pada lembar angket.
3) Menghitung persentase jumlah jawaban Ya, dapat dihitung dengan
rumus:
81

∑Ya Perolehan
Nilai Akhir = x 100 %
∑ Ya total

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD, 2016, hlm 44)

Tabel 3.8
Rentang Predikat Nilai
KKM Panjang Rentang Predikat
Interval
A (Sangat B (Baik) C D (Perlu
Baik) (Cukup) Bimbingan)
75 25/3=8,3 92<A<100 83<B<92 75<C<83 D<75

Sumber: Buku Panduan Penilaian SD hlm.47

6. Penilaian Keterampilan Komunikasi


Analisis hasil penilaian angket peserta didik ditujukan untuk
mengetahui keterampilan komunikasi setelah mengikuti pembelajaran
dengan model Problem Based Learning. Pada lembar angket, terdapat
beberapa pertanyaan dengan skor penilaian di ceklis Ya dan Tidak,
dengan keterangan sebagai berikut:

Ya : Jika siswa sudah melakukan


(bobot nilai 2)
Tidak : Jika siswa tidak melakukan
(bobot nilai 1)

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung persentase


penilaian keterampilan komunikasi sebagai berikut:

1) Berikan tanda (✓) pada kolom Ya/Tidak berdasarkan pernyataan yang

dinilai.
2) Menghitung jumlah jawaban “Ya” yang siswa isi pada lembar angket.
3) Menghitung persentase jumlah jawaban Ya, dapat dihitung dengan
rumus:
82

∑Ya Perolehan
Nilai Akhir = x 100 %
∑ Ya total

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD, 2016, hlm 44)

Tabel 3.9
Rentang Predikat Nilai
Rentang Predikat
Panjang
KKM A (Sangat B (Baik) C D (Perlu
Interval
Baik) (Cukup) Bimbingan)
75 25/3=8,3 92<A<100 83<B<92 75<C<83 D<75

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD hlm.47)

7. Penilaian hasil belajar


Nilai tes evaluasi hasil belajar didapatkan melaui posttes lalu secara
umum dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x skala penilaian (100) =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(100)

Sumber: Buku panduan PPL FKIP Unpas 2017 hlm. 33

a. Menghitung rata-rat tes


Rumus menghitung rata-rata

∑𝒙
X=
∑𝒏

Keterangan
X = rata rata
∑x = Jumlah keseluruhan nilai yang diperoleh
∑n = jumlah siswa

(Sumber : Arikunto, 2007 hlm. 264)


83

b. Ketercapaian Pembelajaran
Untuk menghitung persentase hasil siklus, dilakukan dengan
perhitungan persentase dengan menggunakan rumus berikut:

∑𝑝
𝑃= 𝑥 100%
∑𝑛

Keterangan
P = Ketuntasan belajar
∑p = Jumlah siswa yang tuntas
∑n = jumlah seluruh siswa
100 = Bilangan tetap

Sumber : Depdiknas dalam Sandi Tofan (2015 hlm. 57)\

Tabel 3.10
Rentang Predikat Nilai
Rentang Predikat
Panjang
KKM A (Sangat B (Baik) C D (Perlu
Interval
Baik) (Cukup) Bimbingan)
75 25/3=8,3 92<A<100 83<B<92 75<C<83 D<75

(Sumber: Buku Panduan Penilaian SD hlm.47)

F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dalam
beberapa tahap, yaitu:
1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dimulai dengan konfirmasi kepada kepala


sekolah dan para guru. Setelah diperoleh kesepakatan tentang masalah
penelitian, lalu ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran
di kelas dan wawancara dengan guru. Sebagaimana dalam penelitian
tindakan kelas, guru berperan sebagai peneliti, observer sekaligus
informan. Kegiatan selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan yang
akan dilakukan oleh peneliti yaitu meliputi: penyusunan skenario
pembelajaran dan persiapan alat-alat observasi yang diperlukan.
84

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan aktivitas


pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).

Jenis penelitian yang dilaksanakan merupakan hasil kesepakatan antara


guru dan peneliti secara kolaboratif dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa pada subtema
Kebersamaan dalam Keberagaman.

3. Tahap Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dalam penelitian


tindakan kelas, yaitu mengamati segala sesuatu yang berlangsung saat
proses pembelajaran untuk dicatat dan didokumentasikan sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan refleksi dan revisi terhadap rencana dan
tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun rencana berikutnya.

Tahapan ini sangat penting sekali untuk melihat mana hal yang harus
diperbaiki, diubah, ditambah, dikurangi atau sama sekali harus dihentikan
apabila terdapat indikasi yang justru malah mengakibatkan iklim yang
kurang kondusif terhadap suasana pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi, informasi dan temuan-temuan yang diperoleh dari


pelaksanaan tindakan, dikaji, diuji dan dicari hubungan antar hal
berdasarkan teori tertentu, pengalaman sebelumnya dan hal lainnya.
Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang
tajam. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya
dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.
85

Tabel 3.11
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No Siklus Pembelajaran Materi Pelaksanaan
1 1 1  IPS : Keberagaman Peneliti
agama
 Bahasa Indonesia :
Gagasan pokok dan
gagasan pendukung
 IPA : Sumber bunyi dan
proses terjadinya bunyi

2  Matematika : Macam- Peneliti


macam sudut
 PPKn : Kerjasama dalam
keberagaman
 SBdP : Melakukan tarian
Bungong Jeumpa

2 2 3  PJOK : Permainan Peneliti


bakiak
 Bahasa Indonesia :
Gagasan utama dan
gagasan pendukung
 IPA : Sumber bunyi

4  Bahasa Indonesia : Peneliti


Gagasan pokok dan
gagasan pendukung
 PPKn : Kerja sama
dalam keberagaman
 Matematika :
Menentukan dan
mengukur sudut

3 3 5  Matematika : Menaksir Peneliti


dan Menghitung Sudut
 IPS : Perayaan Hari
86

Besar Agama
 SBdP : Tari Bungong
Jeumpa

6  PPKn : Kegiatan Kerja Peneliti


Sama dalam Keberagaman
Agama
 PJOK : Permainan Bakiak
 Bahasa Indonesia :
Membuat Ringkasan

G. Indikator Penelitian
1. Indikator Proses
Indikator yang menjadi tolak ukur dalam menyatakan bahwa
pembelajaran berlangsung selama penelitian berhasil meningkatkan
hasil belajar siswa jika aspek–aspek hasil belajar peserta didik
terpenuhi. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya
hasil belajar siswa pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman di
Kelas IV. Berikut adalah indikator dari hasil belajar:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mengemukakan langkah-
langkah dalam menyusun sebuah RPP, sebagai berikut:
a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c) Kelas/semester;
d) Materi pokok;
e) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
87

KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD


yang akan dicapai;
j) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m) Penilaian hasil pembelajaran.

Dari penjelasan di atas, langkah-langkah dalam menyusun RPP


yaitu:
a) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c) Kelas/semester;
d) Materi pokok;
e) Alokasi waktu
f) Tujuan pembelajaran
g) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h) Materi pembelajaran
i) Metode pembelajaran
j) Media pembelajaran
k) Sumber belajar
l) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m) Penilaian hasil pembelajaran

b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran berisi langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Sitiativa Rizema
Putra (2013, hlm. 78) mengurutkan prosedur dalam melaksanakan
model Problem Based Learning (PBL) di kelas, yaitu orientasi
masalah, mengorganisasikan peserta didik, memandu penyelidikan
individu atau kelompok, menyajikan hasil kerja, dan mengevaluasi
hasil pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Adang Heriawan, Darmajari, Arip Senjaya
(2012, hlm. 115) mengungkapkann langkah-langkah model Problem
Based Learning (PBL):
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
88

2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan


tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan
masalah.
4) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.

Berdasarkan pendapat di atas, guru hanya bertindak sebagai


fasilitator yang membimbing peserta didik dalam menyelesaikan
pemecahan masalah, kemudian peserta didik belajar, guru membantu
penyelidikan, peserta didik menyajikan hasil kerja, dan terakhir
mengevaluasi pemecahan masalah dari peserta didik.

c. Indikator Sikap Peduli


Peningkatan sikap peduli dapat dilihat dari perkembangan aspek
atau indikator peduli menurut buku panduan penilaian (2016, hlm.
25): 1) Ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam
pembelajaran, 2) perhatian kepada orang lain, 3) Berpartisipasi dalam
kegiatan sosial di sekolah, 4) Meminjamkan alat kepada teman yang
tidak membawa/memiliki, 5) Menolong teman yang mengalami
kesulitan, 6) Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan
sekolah, 7) Melerai teman yang berselisih (bertengkar), 8)
Menjenguk teman atau pendidik yang sakit, 9) Menunjukkan
perhatian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.
Pendapat lain dari Ridwan Abdullah Sani (2016, hlm. 173)
menyatakan indikator dari sikap peduli antara lain: 1) Membantu
teman yang kesulitan dalam pembelajaran, 2) Perhatian kepada orang
lain, 3) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah, 4) Bersimpati
atau membantu teman yang mengalami kemalangan, 5)
Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki, 6)
89

Menolong teman yang mengalami kesulitan, 7) Menjaga keasrian,


keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah, 8) Melerai teman
yang berselisih (bertengkar), 9) Menjenguk teman atau guru yang
sakit, 10) Menunjukkan perhatian terhadap kebersihan kelas dan
lingkungan sekolah.
Berdasarkan dari teori dan buku panduan, maka disimpulkan
bahwa indikator Peduli adalah:
1. Toleran terhadap perbedaan.
2. Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa/memiliki.
3. Menjaga keasrian, keindahan, dan kebersihan lingkungan sekolah.
4. Menjenguk teman atau pendidik yang sakit.

d. Indikator Sikap Santun


Peningkatan sikap santun dapat dilihat dari perkembangan aspek
atau indikator santun menurut buku panduan penilaian (2016, hlm.
24): 1) Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang
tepat, 2) Menghormati pendidik, pegawai sekolah, penjaga kebun, dan
orang yang lebih tua, 3) Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar,
4) Berpakaian rapi dan pantas, 5) Dapat mengendalikan emosi dalam
menghadapi masalah, tidak marah-marah, 6) Mengucapkan salam
ketika bertemu pendidik, teman, dan orang-orang di sekolah, 7)
Menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut, 8)
Mengucapkan terima kasih apabila menerima bantuan dalam bentuk
jasa atau barang dari orang lain.

Pendapat lainnya dari Holomoan (2011, hlm. 38) yaitu: 1)


Menghormati orang yang lebih tua, 2) Menerima sesuatu selalu
dengan tangan kanan, 3) Tidak berkata-kata kotor dan kasar, 4) Tidak
sombong, 5) Berpakaian sopan, 6) Tidak meludah di sembarang
tempat, 7) Menghargai usaha orang lain, 8) Menghargai pendapat
orang lain, 9) Memberi salam setiap berjumpa dengan guru, 10)
Tidak menyela pembicaraan.
90

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menyimpulkan


indikator sikap santun yaitu:

1. Menghormati orang lain dan menghormati cara bicara yang tepat


2. Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar
3. Memberi salam setiap berjumpa dengan guru
4. Tidak menyela pembicaraan

e. Indikator Pemahaman

Peningkatan pemahaman peserta didik dapat dilihat dari


perkembangan aspek-aspek atau indikator pemahaman peserta didik
dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (2006, hlm. 59): 1)
Menyatakan ulang suatu konsep, 2) Mengklarifikasikan objek-objek
menurut sifat-sifat tertentu, 3) Memberi contoh dan non-contoh dari
konsep, 4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi, 5)
Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, 6)
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi
tertentu, 7) Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah.

Pendapat lainnya dari Daryanto (2008, hlm. 106), kemampuan


pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: 1) menerjemahkan,
2) menginterpretasi, 3) mengekstrapolasi.
Berdasarkan dari teori, maka disimpulkan bahwa indikator
pemahaman adalah:
1. Menyatakan ulang suatu konsep
2. Menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
3. Mengikuti kegiatan pembelajaran dengan riang.
4. Dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik.

f. Indikator Keterampilan Berkomunikasi


Peningkatan ketarampilan komunikasi peserta didik dapat dilihat
dari perkembangan aspek-aspek atau indikator komunikasi peserta
didik yang dikemukakan oleh Suzana dalam Afifah (2011, hlm. 15)
91

adalah: 1) Menjelaskan kesimpulan yang diperoleh, 2) Menafsirkan


solusi yang diperoleh, 3) Memilih cara yang paling tepat dalam
menyampaikan penjelasannya, 4) Menggunakan tabel, gambar, model,
dan lain-lain untuk menyampaikan penjelasan, 5) Mengajukan suatu
permasalahan atau persoalan, 6) Menyajikan penyelesaian dari suatu
permasalahan, 7) Merespon suatu pertanyaan atau persoalan dari siswa
lain dalam bentuk argumen yang meyakinkan, 8) Menginterpretasi dan
mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika, 9)
Mengungkapkan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara
lengkap dan benar.
Pendapat lainnya yang dikemukakan oleh Ross dalam Nurlaelah
(2009, hlm. 25) adalah: 1) Menggambarkan situasi masalah dan
menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan, tabel, atau
penyajian secara aljabar, 2) Menyatakan hasil dalam bentuk tulisan, 3)
Menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep
matematika dan solusinya, 4) Membuat situasi matematika dengan
menyediakan ide dan keterangan dalam bentuk tulisan, 5)
Menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat.
Berdasarkan dari teori, maka disimpulkan bahwa indikator
keterampilan komunikasi adalah:
1. Menjelaskan kesimpulan yang diperoleh.
2. Mengajukan suatu permasalahan atau persoalan.
3. Merespon suatu pertanyaan atau persoalan dari siswa lain dalam
bentuk argumen yang meyakinkan.
4. Menyatakan hasil dalam bentuk tulisan.

2. Indikator Keberhasilan
Indikator digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari
kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
a. Indikator keberhasilan perencanaan pembelajaran akan berhasil jika
80% komponen yang diamati sesuai dengan proses pembelajaran
92

seluruhnya muncul dan memiliki kualitas kategori baik maka proses


pembelajaran dianggap berhasil.
b. Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran akan berhasil jika
80% komponen yang diamati sesuai dengan observasi proses
pembelajaran seluruhnya muncul dan memiliki kualitas kategori
baik maka proses pembelajaran dianggap berhasil.
c. Indikator keberhasilan sikap peduli memiliki KKM 75, jika
mencapai 80% komponen yang diamati pada observasi dan angket
sikap peduli muncul semua dan memiliki kualitas baik.
d. Indikator keberhasilan sikap santun memiliki KKM 75, jika
mencapai 80% komponen yang diamati pada observasi dan angket
sikap santun muncul semua dan memiliki kualitas baik.
e. Indikator keberhasilan pemahaman memiliki KKM 75, jika
mencapai 80% komponen yang diamati pada angket pemahaman
muncul semua dan memiliki kualitas baik.
f. Indikator keberhasilan keterampilan komunikasi memiliki KKM 75,
jika mencapai 80% komponen yang diamati pada angket
ketarampilan komunikasi muncul semua dan memiliki kualitas baik.
g. Hasil belajar dilihat dari pretest dan posttest peserta didik melalui
penggunaan model Problem Based Learning menggunakan kriteria
ketuntasan minimum yang ditetapkan sekolah pada aspek kognitif
75, afektif 75, psikomotor 75. Sekurang-kurangnya peserta didik
harus mencapai KKM sebesar 80% untuk menunjukkan
peningkatan hasil belajar yang baik.

Anda mungkin juga menyukai