Buku Kader Posyandu Balita

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR PUSTAKA:

Depkes RI, 2006, Pedoman pemantauan KIA. (PWS –


KIA ), Jakarta
Dinkes Jateng. 2007. Cakupan DDTK provinsi. http://
Jawa
Tengah.go.id.bapermas/standard/adds/revitalisasi
%.html. Diakses pada tanggal 14 juni 2010
Nursalam. 2005. Ilmu kesehatan anak. Jakarta :
Salemba Medika
Sri Astuti. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar.
BUKU SAKU KADER
Jakarta : Departemen kesehatan Republik
Indonesia
POSYANDU BALITA
DepKes RI, 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam
Konteks keluarga.
Saifudin Abdul Bahri. Buku panduan praktis pelayanan
kesehatan maternal neonatal. Jakarta: YBP_SP.
2002.
JHPIEGO. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi
bagi dosen diploma III kebidanan. Buku 5 asuhan bayi Menuju Balita Sehat
baru lahir. Jakarta: Pusdiknakes 2003. Diterbitkan sebagai Upaya meningkatkan kesehatan Balita
Depkes RI. 2007. Buku Acuan & Panduan Asuhan Dalam pengabdian kepada masyarakat, kerjasama antara
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta dengan Kementrian
Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti)
A.Aziz Alimul, Hidayat. Pengantar Ilmu Kesehatan Tahun 2017
Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika. 2008.

36 1
BUKU SAKU KADER POSYANDU BALITA
MENUJU BALITA SEHAT dapat dilakukan adalah pijat bayi. Bayi yang dipijat
secara berkala mempunyai pertumbuhan dan
Cetakan I, Mei 2017 perkembangan sistem motorik yang lebih
36 Hal., 16 x 21 cm baik, memperkuat sistem pencernaan, pernapasan, dan
peredaran darah bayi, pengenalan terhadap
lingkungannya serta menenangkan sehingga membantu
ISBN: 978-602-6631-47-3
bayi tidur lebih nyenyak.
Pijat bayi akan membuat penurunan hormon
TIM PENYUSUN kortisol, yaitu hormon penyebab stres. Itulah sebabnya
Ida Untari, AMK, SKM, M,Kes. bayi yang rutin dipijat akan menjadi lebih riang, aktif
Ratih Prananingrum, SST., M.Kes dan jarang menangis. Hormon oksitosin atau hormon
Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati, S.Gz., M.Gizi cinta akan meningkat produksinya sehingga dapat
menimbulkan rasa nyaman dan kasih sayang serta
Penerbit: YUMA PUSTAKA mempererat ikatan emosional antara Anda dan bayi
Jl. Samudra Pasai No. 47, Kleco, Kadipiro Surakarta Anda. Bila bayi Anda memiliki masalah berat badan,
Telp. 0271-5863084/2088181. Fax. 0271-654 394, pemijatan secara teratur akan menstimulasi hormon
pertumbuhan yang berpengaruh untuk meningkatkan
Hunting 081 391 423 540 E-mail:
berat badan bayi. Pemijatan dapat dilakukan setiap
[email protected]
hari pada bayi berusia kurang dari 1 tahun. Tunggu
Facebook: @Yuma Pustaka setidaknya 30 menit setelah menyusui sebelum memijat
bayi. Saat memijat, putarkan musik yang
© Hak Cipta Dilindungi Undang-undang menenangkan dan redupkan lampu ruangan serta jaga
kontak mata dengan bayi dan bicaralah dengan suara
yang menenangkan.
Dilarang memperbanyak sebagian atau
seluruhnya dalam bentuk apapun, termasuk
fotokopi, microfilm, e-book, dan cetak,
tanpa izin penerbit.

2 35
Hanya dengan SDM yangdemikian itu suatu bangsa
akan mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era
kehidupan global.
Berkaitan dengan upaya mewujudkan tumbuh
kembang anak secara wajar, Konvensi Hak Anak tahun      
1989 menegaskan, bahwa setiap negara perlu memiliki
komitmen tinggi dalam upaya perlindungan anak.
Dalam konvensi tersebut dijelaskan, termasuk ke dalam
hak anak adalah hak akan kelangsungan hidup,
    
perlindungan, pertumbuhan dan perkembangan serta
berpartisipasi.
Unsur-unsur hak anak tersebut perlu dipahami    
sebagai satu kesatuan yang utuh, karena dalam
implementasinya saling terkait. Artinya, di dalam
kelangsungan hidup, juga mencakup perlindungan,
pengembangan dan partisipasi dan begitu seterusnya. 46. harta dan anak-anak adalah perhiasan
Dalam pembahasan terdahulu, dikemukakan ada dua kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kategori kebutuhan anak, yaitu fisiologis-organis dan kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di
psikis-sosial. Apabila dua kategori kebutuhan tersebut
sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
dijabarkan lebih lanjut, maka akan diperoleh sejumlah
hak anak yang memerlukan pemenuhan agar mereka harapan.
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

C. STIMULASI TUMBUH DAN KEMBANG


DENGAN PIJAT BAYI
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi
yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak
mendapat stimulasi. Salah satu cara sederhana yang
34 3
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang
KATA PENGANTAR diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran,
dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir
Puji syukur Alhamdulillahirobbil”aalamin, tim
penyususn mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah
SWT yang selalu melimpahkan Rahmad dan
HidayahNya sehingga mampu menyelesaikan buku B. MENGENAL KEBUTUHAN
yang berjudul Buku KADER POSYANDU BALITA Menuju DAN PERAWATAN BAYI
Balita Sehat Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Anak adalah perhiasan dunia. Anak yang sehat
menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan hidup
adalah idaman oleh semua orang tua dan Negara
bertanggung jawab untuk memberikan lingkungan seseorang mengalami perubahan – perubahan sejalan
maupun fasilitas yang sehat untuk tumbuh kembang dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
anak ataupun balita. Kebijakan pemerintah dimana Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak
setiap wilayah yang terdapat balita maksimal 100 harus dibandingkan dengan kebutuhan fisik karena
ada posyandu merupakan wujud program yang harus pengalaman kehidupan sosialnya semakin luas.
dilaksanakan sepenuhnya baik tingkat dinas kesehatan
Kebutuhan ini timbul karena adanya dorongan –
maupun kesadaran masyarakat sehingga perlu
memberikan wawasan pengetahuan dan ketrampilan dorongan (motif). Dorongan adalah keadaan dalam
bagi kader posyandu balita dalam menjaga kesehatan pribadi seseorang yang mendorongnya untuk
balita di lingkungannya. Buku ini disusun oleh tim melakukan suatu perbuatan untu kemncapai tujuan
pengajar dari empat kompetensi yaitu ilmu gizi, tertentu (Sumadi,1971:70). Munculnya kebutuhan
kebidanan, kesehatan masyarakat, dan keperawatan. tersebut untuk mencapai keseimbangan atau
Tersusunnya buku ini merupakan kerjasama Stikes PKU keharmonisan hidup.
Muhammadiyah Surakarta dengan Kementrian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek DIKTI) Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi
dalam hibah pengabdian kepada masyarakat dalam keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa.
skim IbM (Ipteks bagi Masyarakat) tahun anggaran Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat
2017. menentukan kondisi keluarga, masyarakat dan bangsa
Kepada para kader, buku ini akan sangat di masa depan. Dengan demikian, apabila anak hidup
membantu dalam perawatan bidang kesehatan untuk serba berkecukupan, baik secara fisik-organis maupun
anak dan balita. Kepada keluarga dengan balita,
buku ini juga akan memberikan pemahaman psiko sosialnya, maka SDM di masa depan dapat
tentang mengenal anak dan balita serta kebutuhan dipastikan cukup berkualitas. Manusia yang
kesehatannya sehingga keluarga Indonesia dapat berkualitas, antara lain memiliki kriteria : cerdas,
kreatif, mandiri, berakhlak mulia dan setia kawan.
4 33
tahun. Bayi merupakan manusia yang baru lahir
sampai umur 1 tahun. menjadi promotor untuk meningkatkan kesehatan
balita. Kepada para pengajar bidang kesehatan balita,
4. Batita dan Balita
buku ini juga dapat menjadi sumber bacaan dalam
 Balita adalah masa anak mulai berjalan dan
proses pembelajaran, menjadi bahan atau materi dalam
merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh
kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini kegiatan pelatihan – pelatihan kader kesehatan balita.
merupakan masa yang penting terhadap
perkembangan kepandaian dan pertumbuhan Akhir kata, semoga buku sederhana ini dapat
intelektual. (Mitayani, 2010) bermanfaat dalam pemberian perawatan balita
 Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada meningkatkan kesehatan serta membantu program
masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan pemerintah dalam menwujudkan Indonesia sehat.
perkembangan yang sangat pesat.
 Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun
(batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia
batita, anak masih tergantung penuh kepada orang Surakarta, April 2017
tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti Tim
mandi, buang air dan makan. Perkembangan Penyusun
berbicara dan berjalan sudah bertambah baik.
Namun kemampuan lain masih terbatas. (Sutomo,
2010).
Ida Untari, SKM., M.Kes.
5. Anak NIDN. 0629037604
 Menurut UU No.44 thn 2008 Pasal 1 angka 4 “Anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun “.
 Menurut Depkes RI (2009), Masa kanak-kanak
adalah 5 - 11 tahun.
 Kategori Umur Menurut Depkes RI (2009):
1. Masa balita = 0 - 5 tahun,
2. Masa kanak-kanak = 5 - 11 tahun.
3. Masa remaja Awal = 12 - 1 6 tahun.
4. Masa remaja Akhir = 17 - 25 tahun.
5. Masa dewasa Awal = 26- 35 tahun.
6. Masa dewasa Akhir = 36- 45 tahun.
7. Masa Lansia Awal = 46- 55 tahun.
8. Masa Lansia Akhir = 56 - 65 tahun.
9. Masa Manula = 65 - sampai atas.7

32 5
A. MENGENAL BAYI
TIM PENYUSUN
DEFINISI BBL, NEONATUS, BAYI, BATITA, BALITA, ANAK
DAN BATASANNYA
Buku pegangan kader posyandu balita ini merupakan 1. Bayi Baru Lahir
buku yang disusun untuk membantu para kader  Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi
yang baru lahir selama 1 jam pertama kelahiran.
kesehatan balita maupun keluarga yang mempunyai  Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah
bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya
balita didalamnya untuk meningkatkan kesehatan biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
balita.  Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar
dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal
atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia 1 bulan.
Tim penyusun adalah pakar bidang kebidanan  Menurut Dep. Kes. RI, (2007) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
komunitas, minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
bidang kesehatan masyarakat dan keperawatan serta 2. Neonatus
bidang ilmu gizi Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4
minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi
Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta. berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari.
Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 8-28 hari. (Wafi Nur
Muslihatun, 2010).
3. Bayi
Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang
ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat
gizi (Wong, 2003).
 Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0
bulan hingga 1 tahun.
Dengan pembagian sebagai berikut: a. Masa neonatal,
yaitu usia 0 – 28 hari 1). Masa neonatal dini, yaitu usia
0 – 7 hari 2). Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28
hari b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1

6 31
BAB III. PERAWATAN BAYI PENDAHULUAN
Masa bayi merupakan masa peralihan dari lingkungan Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan
dalam kandungan ke lingkungan luar kandungan. Seperti lansia di masyarakat adalah melalui usaha
halnya semua masa peralihan, masa bayi juga memerlukan
penyesuaian.Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah meningkatkan kualitas penyelenggaraan posyandu
dilakukan, namun bagi bayi lain terasa sulit dan terkadang balita. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan di
mengalami kegagalan (Herawati, 2011 : 18). posyandu adalah penimbangan berat badan,
Transisi dari kehidupan di dalam kandungan ke pengukuran tinggi dan panjang badan, pemeriksaan
kehidupan di luar kandungan merupakan perubahan drastis
dan menuntut perubahan fisiologis yang bermakna dan tu8mbuh kemabng balita, konseling kesehatan ibu dan
efektif oleh bayi, guna memastikan kemampuan bertahan anak, pemberian makanan tambahan (PMT), dan
hidup. (Myles, 2009) masih ada beberapa kegiatan yang lainnya. Yang
Bayi berkembang pesat baik secara fisik maupun perlu ditambahkan dalam kegiatan posyandu balita
psikologis dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan
tidak hanya terjadi dalam penampilannya tetapi juga dalam adalah pijat bayi untuk meningkatkan tumbuh dan
kemampuan. Bayi lambat laun menjadi tidak segemuk saat kembang balita.
dilahirkan dan anggota-anggota tubuh berkembang dalam
perbandingan yang lebih baik. Pertumbuhan dan Agar dapat menbantu para kader maupun keluarga
perkembangan intelektual berjalan sejajar dengan
pertumbuhan dan perubahan fisik. Dengan meningkatnya yang mempunyai balita bersamanya, maka disusunlah
individualitas, maka setiap bayi harus diperlakukan sebagai buku pegangan kader posyandu balita ini yang dapat
individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh menjadi pedoman dalam meningkatkan kesehatan
berdasarkan makanan yang sama atau jadwal makan dan balita. Buku ini disusun dalam rangka kegiatan
tidur yang sama (Herawati, 2011 : 72-73).
Perawatan bayi merupakan cara mencari apa sebenarnya pengabdian kepada masyarakat kerjasama antara
yang paling cocok untuk ibu dan bayi. Dalam merawat bayi Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta dengan
butuh perhatian khusus dan penuh kasih sayang, untuk itu Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
diperlukan penerimaan yang dalam dan memang benar- tahun anggaran 2017.
benar diinginkan ibu sendiri untuk merawat bayinya.
Perawatan bayi menyangkut banyak hal, dimulai dari
ketika ibu mengangkat kepala bayi, saat memberi ASI
sebagai makan dan minum bayi selama 6 bulan pertama,
dan sebagainya. Hal tersebut diharapkan, ibu mampu
mengajak bayinya berbicara secara perlahan dan lembut,
sambil,melakukan kontak mata dengan bayinya. Ini akan
berpengaruh positif terhadap hubungan ibu dan bayi (Linda,
2009)
30 7
Saran perbaikan dari pemakai dan pemerhati buku ini, Hal-hal yang boleh dilakukan kader dalam
sangat kami harapkan. Terimaksih. deteksi dini tumbuh kembang anak / balita
antara lain :
TIM PENYUSUN Penimbangan berat badan
Ida Untari, SKM., M.Kes
Ratih Prananingrum, SST., M.Kes Pengukuran tinggi badan
Dewi Pertiwi Dyah Kusudryati, S.Gz., M.Gizi Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar lengan

Adapun 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang


yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan
di tingkat puskesmas dan jaringannya dan
tidak boleh dilakukan kader, antara lain :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,
yaitu untuk mengetahui / menemukan status
gizi kurang atau buruk dan mikrosefali
2.Deteksi dini penyimpangan perkembangan,
yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan),
gangguan daya lihat, gangguan daya dengar
3.Deteksidini penyimpangan mental emosional,
yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(Depkes RI, 2005)

8 29
membantu pemberiannya), kapsul yodium dan DAFTAR ISI
obat-obatan lainnya
Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader KATA PENGANTAR .......................................... iv
kesehatan dan untuk meja 5 dilaksanakan oleh TIM PENYUNTING .......................................... vi
petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, PENDAHULUAN ............................................... vii
perawat, juru imunisasi dan sebagainya. DAFTAR ISI ....................................................... ix
(Dinkes jawa timur, 2005)
BAB 1. POSYANDU ........................................... 11
A. PENGERTIAN ………………………………………. 11
3). Tugas kader setelah hari buka posyandu.
B. TUJUAN PENYELENGGARA POSYANDU.. 12
Memindahkan catatan dalam KMS ke dalam
C. PENGELOLA………………………………………… 12
buku register atau buku bantu kader
D. KEGIATAN / PROGRAM POKOK
Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan
POSYANDU………………………………………….. 13
kegiatan dari posyandu yang akan datang
E. PEMBENTUKAN POSYANDU…………………. 13
Melaksanakan penyuluhan kelompok
F. KRITERIA PEMBENTUKAN LOKASI
(kelompok dasa wisma)
POSYANDU………………………………………….. 13
Melakukan kunjungan rumah (penyuluhan
G. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU… 14
perorangan) bagi sasaran posyandu yng
H. PELAYANAN DI POSYANDU…………………. 15
bermasalah antara lain :
I. SASARAN POSYANDU…………………………… 16
Tidak berkunjung ke posyandu karena sakit
J. KEBERHASILAN POSYANDU
Berat badan balita tetap Selama 2 bulan
BERDASARKAN……………………………………. 16
berturut turut
K. DANA………………………………………………….. 16
Tidak melaksanakan KB padahal sangat perlu
L. SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)……. 16
Anggota keluarga sering terkena penyakit
M. MEKANISME OPERASIONAL SIP……………. 17
menular (Dinkes jawa timur, 2005)
N. STRATA POSYANDU.................................. 23

28 9
BAB II. KADER POSYANDU .............................. 25 posyandu baik untuk persiapan maupun
A. PENGERTIAN………………………………………. 25 pelaksanaan kegiatan
B. KRITERIA KADER POSYANDU………………. 26 2). Melaksanakan pelayanan 5 meja.
C. TUGAS KADER POSYANDU…………………… 26 Meja 1: Pendaftaran bayi, balita, bumil,
menyusui dan PUS.
BAB III PERAWATAN BAYI ............................ 30 Meja 2: Penimbangan balita dan mencatat hasil
A. MENGENAL BAYI………………………………… 31 penimbangan
B. MENGENAL KEBUTUHAN DAN Meja 3: Mengisi buku KIA / KMS
PERAWATAN BAYI ……………………………… 33 Meja 4: Menjelaskan data KIA / KMS
C. STIMULASI TUMBUH DAN KEMBANG berdasarkan hasil timbang,2. Menilai
DENGAN PIJAT BAYI …………………………… 34 perkembangan balita sesuai umur berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 36 buku KIA. Jika ditemukan keterlambatan,
kader mengajarkan ibu untuk memberikan
rangsangan dirumah,3. Memberikan
penyuluhan sesuai dengn kondisi pada saat
itu,4. Memberikan rujukan ke Puskesmas,
apabila diperlukan
Meja 5: Bukan merupakan tugas kader,
melainkan pelayanan sector yang dilakukan
oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, antara lain
:
1. Pelayanan imunisasi, 2. Pelayanan KB, 3.
Pemeriksaan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, 4. Pemberian
Fe / pil tambah darah, vitamin A (kader dapat

10 27
atau promoter kesehatan. (Yulifah, R. dan BAB 1. POSYANDU (POS
Yuswanto, TJA. 2005)
PELAYANAN TERPADU)
B. KRITERIA KADER POSYANDU :
A. PENGERTIAN
Dapat membaca dan menulis.
Posyandu adalah sistem pelayanan yang
Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.
dipadukan antara satu program dengan
Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan
program lainnya yang merupakan forum
masyarakat.
komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis
Mempunyai waktu yang cukup.
seperti halnya program kb dengan kesehatan
Bertempat tinggal di wilayah posyandu.
atau berbagai program lainnya yang berkaitan
Berpenampilan ramah dan simpatik.
dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Diterima masyarakat setempat.
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat
terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan
C. TUGAS KADER POSYANDU
kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat
1). Persiapan hari buka posyandu.
karena di posyandu tersebut masyarakat dapat
Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat
memperolah pelayanan lengkap pada waktu
penimbangan bayi, KMS, alat pengukur LILA,
dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).
alat peraga dll
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih
Mengundang dan menggerakkan
teknologi dalam pelayanan kesehatan
masyarakatuntuk datang ke posyandu
masyarakat dari keluarga berencana dari
Menghubungi pokja posyandu, yaitu
masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
menyampaikan rencana kegiatan kepada
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
kantor desa
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
Melaksanakan pembagian tugas, yaitu
keluarga berencana
menentukan pembagian tugas diantara kader

26 11
B. TUJUAN PENYELENGGARA POSYANDU BAB II. KADER POSYANDU
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), A. PENGERTIAN
angka kematian ibu ( ibu hamil, melahirkan Kader kesehatan dinamakan juga promotor
dan nifas) kesehatan desa (prokes) adalah tenaga
Membudayakan NKKBS. sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan
Meningkatkan peran serta dan kemampuan bertugas mengembangkan masyarakat.
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB berta kegiatan lainnya yang Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes
menunjang untuk tercapainya masyarakat RI memberikan batasan kader: “Kader adalah
sehat sejahtera. warga masyarakat setempat yang dipilih dan
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja
keluarga sejahtera, gerakan ketahanan secara sukarela”. (Zulkifli, 2003)
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga
sejahtera. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki
atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan
C. PENGELOLA POSYANDU. dilatih untuk menangani masalah-masalah
Penanggungjawab umum : kades/lurah kesehatan perseorangan maupun masyarakat,
Penggungjawab operasional : tokoh serta bekerja di tempat yang dekat dengan
masyarakat pemberian pelayanan kesehatan. (Syafrudin,
Ketua pelaksana : ketua tim penggerak PKK dan Hamidah, 2006)
Sekretaris : ketua pokja iv kelurahan/desa
Pelaksana: kader Posyandu, yang dibantu Kader kesehatan adalah adalah tenaga
petugas KB-KES (Puskesmas). sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan
bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam
hal ini kader disebut juga sebagai penggerak

12 25
Posyandu akan mencapai strata posyandu D. KEGIATAN / PROGRAM POKOK POSYANDU :
mandiri sangat tergantung kepada KIA
kemampuan, keterampilan diiringi rasa KB
memiliki serta tanggungjawab kader pkk, lpm lmunisasi.
sebagai pengelola dan masyarakat sebagai Gizi.
pemakai dari pendukung posyandu. Penanggulangan diare.

E. PEMBENTUKAN POSYANDU.
Langkah – langkah pembentukan:
Pertemuan lintas program dan lintas sektoral
tingkat kecamatan.
Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh
kader Posyandu di bawah bimbingan teknis
unsur kesehatan dan KB .
Musyawarah masyarakat desa membicarakan
hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana
posyandu, biaya posyandu
Pemilihan kader posyandu.
Pelatihan kader posyandu.
Pembinaan.

F. KRITERIA PEMBENTUKAN LOKASI POSYANDU


Pembentukan posyandu sebaiknya tidak terlalu
dekat dengan puskesmas agar pendekatan
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

24 13
lebih tercapai sedangkan satu posyandu N. STRATA POSYANDU
melayani 100 balita. Strata posyandu dikelompokkan menjadi 4 :
1. Posyandu pratama :
G. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU. Belum mantap.
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang Kegiatan belum rutin.
ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK Kader terbatas.
desa/kelurahan serta petugas kesehatan dari 2. Posyandu madya :
puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat Kegiatan lebih teratur
dengan system 5 meja yaitu : Jumlah kader 5 orang
meja 1 : pendaftaran. 3. Posyandu purnama :
meja 2 : penimbangan Kegiatan sudah teratur.
meja 3 : pengisian kms Cakupan program/kegiatannya baik.
meja 4 : penyuluhan perorangan berdasarkan Jumlah kader 5 orang
kms. Mempunyai program tambahan
meja 5 : pelayanan KB dan; Kesehatan 4. Posyandu mandiri :
Pelayanan di meja 5 berupa: Kegiatan secara terahir dan mantap
Imunisasi Cakupan program/kegiatan baik.
Pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat Memiliki dana sehat dan jpkm yang mantap.
tetes ke mulut tiap bulan februari dan agustus, Dari konsep diatas, dapat disimpulkan
pembagian pil atau kondom, pengobatan beberapa indikator sebagai penentu jenjang
ringan. antar strata posyandu adalah :
Konsultasi KB-kesehatan Jumlah buka posyandu pertahun.
Petugas pada meja 1 s/d 4 dilaksanakan oleh Jumlah kader yang bertugas.
kader Posyandu sedangkan meja 5 merupakan Cakupan kegiatan.
meja pelayanan (kader, jurim, bindes, perawat Program tambahan.
dan petugas KB). Dana sehat/JPKM

14 23
H. PELAYANAN DI POSYANDU
Kesehatan ibu dan anak meliputi :
1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil),
2. Pemberian vitamin a dosis tinggi ( bulan
vitamin a pada bulan februarii dan agustus), 3.
PMT, 4. Imunisasi., 5. Penimbangan balita rutin
perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan.
Keberhasilan program terlihat melalui grafik
pada kartu kms setiap bulan.
Selain itu pelayanan posyandu adalah keluarga
berencana, pembagian pil KB dan kondom,
Pemberian oralit dan pengobatan.
Penyuluhan kesehatan lingkungan dan
penyuluhan pribadi sesuai permasalahan
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja 4
dengan materi dasar dari kms baita dan ibu
hamil. keberhasilan posyandu tergambar
melalui cakupan SKDN
S : semua balita diwilayah kerja posyandu.
K : semua balita yang memiliki KMS.
D : balita yang ditimbang.
N : balita yang naik berat badannya.

22 15
I. SASARAN POSYANDU :
Bayi/balita.
Ibu hamil/ibu menyusui.
WUS dan PUS.

J. KEBERHASILAN POSYANDU BERDASARKAN :


Baik/kurangnya peran serta masyarakat:
indikatornya D/S
Berhasil tidaknya program posyandu:
indikatornya N/D

K. DANA
Dana pelaksanaan posyandu berasal dari
swadaya masyarakat melalui gotong royong
dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan
dari donatur yang tidak mengikat yang
dihimpunan melalui kegiatan dana sehat.

L. SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP)


Sistem informasi posyandu adalah rangkaian
kegiatan untuk menghasilkan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan
tepat waktu bagi pengelola posyandu. oleh
sebab itu sistem informasi posyandu merupakan
bagian penting dari pembinaan posyandu
secara keseluruhan. konkritnya, pembinaan

16 21
akan lebih terarah apabila di dasarkan pada
informasi yang lengkap, akurat dan aktual.
dengan kata lain pembinaan merupakan jalan
keluar dari permasalahan yang dihadapi
karena didasarkan pada informasi yang tepat,
baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup
yang lebih luas.

M. MEKANISME OPERASIONAL SIP


Pemerintah desa/kelurahan bertanggung jawab
atas tersediannya data dan informasi posyandu.
Pengumpul data dan informasi adalah tim
penggerak pkk dengan menggunakan
instrumen : catatan ibu hamil, kelahiran
/kematian dan nifas oleh ketua kelompok dasa
wisma (kader PKK), Register bayi dalam
wilayah kerja posyandu bulan januari s/d
desember, register anak balita dalam wilayah
kerja posyandu bulan januari s/d desember.
register wus- pus alam wilayah ketiga posyandu
bulan januari s/d desember.
register ibu hamil dalam wilayah kerja
posyandu bulan januari s/d desember.
data pengunjung petugas posyandu, kelahiran
dan kematian bayi dan kematian ibu hamil

20 17
melahirkan dan nifas. data hasil kegiatan
posyandu.
catatan : Instrumen/format SIP diatas oleh kader kader :
posyandu dengan bimbingan teknis dari
petugas kesehatan/PLKB

Beberapacontoh format SIP yang harus diisi


Tim Penggerak PKK desa/kelurahan
bertanggungjawab dalam hal :
Menghimpun data dan informasi dari seluruh
posyandu yang ada dalam wilayah
desa/kelurahan.
Menyimpulkan seluruh data dan informasi.
Menyusun data dan informasi sebagai bahan

kader :
pertemuan ditingkat kecamatan (rakorbang).
Puskesmas, PPLKB, kaurbang mengambil data
dari desa untuk dianalisis dan kemudian
menjadi bahan rakor posyandu di tingkat
kecamatan.
Hasil analisis digunakan sebagai bahan
menyusunan rencana pembinaan. masalah-
masalah yang dapat diatasi oleh pemerintah
tingkat kecamatan segera diambil langkah
pemecahannya sedangkan yang tidak dapat
dipecahkan dilaporkan ke tingkat
kabupaten/kotamadya sebagai bahan
rakorbang tingkat ll.

18 19

Anda mungkin juga menyukai