1824 4434 1 PB
1824 4434 1 PB
1824 4434 1 PB
ABSTRAK
Kemajuan pembangunan yang sangat pesat di kota mandiri berdampak dengan meningkatnya aktifitas
masyarakat, peningkatan ini berbanding lurus dengan naiknya penggunaan trasportasi umum dan tingkat
pelayanan transportasi umum. Kebutuhan akan transportasi umum yang baik semakin berkembang seiring
dengan meningkatnya pembangunan di suatu daerah. Salah satu kemungkinan masalah yang muncul adalah
ketidakmampuannya dalam mendorong orang agar beralih moda transportasi dari menggunakan kendaraan
pribadi ke kendaraan massal. Tangerang Selatan, sebagai salah satu penyangga kota Jakarta berkembang sangat
pesat sehingga banyak perumahan-perumahan dan kawasan komersil di kota tersebut. Tangerang Selatan juga
didukung oleh beberapa moda transportasi seperti kereta api dan bis pengumpan. Untuk menunjang sistem
transportasi umum yang sudah ada pihak developer di kota Tangerang Selatan telah menyediakan sarana shuttle
bus. Shuttle bus ini diadakan guna melayani masyarakat yang tinggal di kawasan perumahan yang berfungsi
untuk mengantarkan masyarakat dari rumah ke stasiun kereta api, bis pengumpan, perkantoran maupun kawasan
komersil. Objek yang diteliti adalah Shuttle bus yang ada di daerah Serpong Utara, Tangerang Selatan yaitu
Suteraloop. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan Suteraloop dengan metode analisa
deskriptif melalui survey kepuasan pengguna. Teknik Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah
dengan skala Likert dan plot ke dalam diagram Kartesian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 20
indikator pelayanan yang ditanyakan terdapat 4 faktor dengan katergori tingkat kepentingan yang tinggi namun
pelayanannya masih rendah yaitu: waktu tunggu di halte cepat/sesuai jadwal, waktu tempu terbilang
cepat/sesuai jadwal, keadaan bus stop, kesediaan hand railing untuk berdiri cukup.
Kata kunci: Shuttle bus, Pelayanan, Kinerja, Transportasi
ABSTRACT
The progress of development in cities resulted the increased of community activity, this increase is directly
proportional to the rise in the use of public transportation and the level of public transport services. Needs for
better public transportaton is growing in line with the increasing development in a region. One possible problem
that arises is an inability to encourage people to switch modes of transportation from using private vehicles to
mass vehicles. Tangerang Selatan, as one of the buffer city of Jakarta is rapidly growth so that many residential
and commercial area in the city developed. Tangerang Selatan supported by several transportation mode such
as trains and bus feeders. To support the existing public transport system the developers in the city of South
Tangerang has provided shuttle bus. The shuttle bus is held to serve people who live in the residential area to
deliver people from their house to the train station, bus feeder, offices and commercial areas. The object in this
study is the existing Shuttle Bus in the North Serpong area called Suteraloop. The aims of this research is to
evaluate the performance of Suteraloop services with descriptive analysis method through user satisfaction
survey. Technique data analysis used in this research with Likert scale and plot into Kartesian diagram. The
results of this study indicate that from 20 indicators in quesionareis there are 4 factors with high interest rate
category but the service is still low ie: waiting time at the bus stop, travel time, bus arrival (waiting time), Its
condition/standard of maintenance, willingness of hand railing to stand enough.
Sistem transportasi menurut Munawar mencapai 156,76 juta orang, naik 15 persen
(2011) memiliki suatu kesatuan definisi yang dibandingkan periode yang sama tahun lalu
terdiri atas: sistem, yakni bentuk keterikatan sebesar 132,65 juta orang. Kenaikan ini salah
dan keterkaitan antara satu variabel dengan satunya disebabkan dengan berkembangnya
variabel lain dalam tatanan yang terstruktur, kota-kota mandiri yang ada di wilayah
serta transportasi yakni kegiatan pemindahan Jabodetabek. Dimana para penduduk di
penumpang dan barang dari satu tempat ke wilayah tersebut sudah mulai beralih dan
tempat lain. Transportasi/angkutan umum mengandalkan moda kereta api maupun bis
memiliki berbagai jenis layanan berdasarkan pengumpan.
jaraknya atau rute perjalanannya. Pelayanan Kemajuan pembangunan yang sangat
angkutan umum di bagi menjadi 3 kelompok, pesat di kota mandiri disebabkan oleh
berdasarkan rute perjalanannya, yaitu: banyaknya pembangunan-pembangunan
1. Angkutan jarak pendek ialah pelayanan perumahan yang dilakukan oleh developer
kecepatan-rendah di dalam kawasan besar. Selain membangun perumahan, pihak
sempit dengan densitas perjalanan tinggi, developer juga menyediakan sarana
seperti kawasan perdagangan utama transportasi ulak alik atau yang biasa kita kenal
(central business district - CBD) dengan nama shuttle bus. Penyediaan shuttle
2. Angkutan kota, jenis yang paling umum, bus ini bertujuan untuk menambah nilai jual
dan melayani orang-orang yang property, selain itu transportasi ini juga
membutuhkan transportasi dalam kota. berfungsi sebagai sarana bagi masyarakat yang
3. Angkutan regional melayani perjalanan tinggal dikawasan tersebut. Di beberapa
jauh, berhenti beberapa kali, dan pada kawasan, shuttle bus berfungsi sebagai sarana
umumnya memiliki kecepatan tinggi. transportasi pendukung yang berguna untuk
Sistem kereta api cepat dan bus ekspress mengantarkan pengguna dari rumah atau
termasuk dalam kategori ini. kantor menuju stasiun kereta api dan tempat
pemberhentian bis pengumpan atau feeder bus.
Kelompok pelaku perjalanan yang Saat ini yang beroperasi belum banyak
menggunakan angkutan umum karena diminati oleh masyarakat, hal ini Guna
beberapa alasan, yang meliputi aspek fisik, meningkatkan pelayanan yang ada pada
finansial, dan sistem transportasi massal yang transportasi ulak alik ini maka diperlukan
baik tersedia. Indikator sistem dan kinerja evaluasi secara berkala terhadap pelayanan
pelayanan angkutan publik merupakan faktor kepada pengguna Shuttle bus tersebut. Sejauh
penting bagi pengguna. Seperti waktu antara mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap
atau headway, waktu perjalanan bis serta pelayanan Shuttle Bus yang sudah ada? Dan
sarana yang mendukung angkutan tersebut. faktor apa yang paling dominan dalam
Kinerja pelayanan Suteraloop seperti waktu mempengaruhi kinerja pelayanan Shuttle Bus.
antara/jadwal dipengaruhi oleh jadwal Evaluasi ini dirancang guna
operasi/kedatangan yang tidak tetap, bis tidak mengakomodasi kebutuhan tingkat pelayanan
melintas di jalur khusus, atau operator bis tidak yang diinginkan oleh pelanggan (Beirao and
disiplin untuk berhenti di halte yang telah Sarsfield Cabral 2007) seperti tingkat kepuasan
disediakan (Skinner et al., 2003). pengguna (customer) terhadap pelayanan
Kemajuan pembangunan yang terjadi di Shuttle Bus di kota mandiri. Selain itu faktor-
kota mandiri mengakibatkan meningkatnya faktor lain seperti keandalan, frekuensi atau
jumlah titik kemacetan di seluruh wilayah kota berapa lama kedatangan dari shuttle bus, waktu
terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari tempuh, kenyamanan, informasi rute, perilaku
akibat sistem transportasi yang kurang pengemudi dan kebersihan (Bates el. Al. 2001,
memadai. Guna mengurangi angka kemacetan Beirao & Cabral 2007, Garling 2002, Hebsher
tersebut pemerintah telah berupa et al. 2003) merupakan faktor yang dinilai
meningkatkan jumlah layanan transportasi dalam menentukan kinerja pelayanan shuttle
massal seperti kereta api. Berdasarkan data bus. Selain itu faktor lainnya seperti cakupan
dari Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat jaringan, jarak berhenti (Tyrinopoulos dan
jumlah penumpang moda angkutan umum Antoniou 2008) dan faktor keselamatan (Smith
kereta api (KA) hingga paruh pertama 2015 dan Clarke 2000, Fellesson dan Friman 2008)
Cluster Palmyra – Cluster Palma – Cluster data terkait profil bis. . Manfaat penelitian ini
Mentari – Sitara Astera - Flavor Bliss adalah agar pihak pengelola dapat mengukur
o Rute Blue Line: Flavor Bliss – Pasar 8 - pelayanan Shuttle bus yang masih kurang
Cluster Pelangi- Cluster Jingga – Gedung berdasarkan dari harapan penumpang sehingga
Synergy – Silkwood – Mall Alam Sutera – nantinya dapat meningkatkan jumlah pengguna
Gedung Prominance – Cluster Palmyra - dalam menggunakan transportasi ini.
Onyx - RJS – Sport Center – Cluster Flora
– Hotel Mercure - Flavor Bliss METODE
o Rute Green Line: Flavor Bliss – ASTC - Pada penelitian ini digunakan metode
Cluster Olivia - Gedung Synergy - Mall Importance Performance Analysis (IPA).
Alam Sutera – Renata – JST – Cluster Metode ini pilih karena dapat digunakan untuk
Palmyra - Onyx - RJS – Sport Center – mengukur hubungan antara persepsi/
Cluster Flora – Hotel Mercure - Flavor pandangan pengguna dan proiritas peningkatan
Bliss kualitas jasa yang dikenal sebagai quadrant
analysis. Selain itu metode ini juga langsung
mencerminkan variabel yang dianalisis dan
dapat dengan mudah mengetahui variabel yang
lemah atau yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dari pengelola. Dengan demikian dapat
memudahkan usulan perbaikan kinerja, serta
metode IPA juga bisa mengindentifikasi
faktor-faktor kinerja penting apa yang harus
ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam
memenuhi kepuasan para pelanggan.
Untuk memperoleh data dan informasi
yang dibutuhkan pada penelitian ini,
diperlukan adanya alat instrumen atau alat
pengumpulan data. Dalam penelitian ini teknik
yang digunakan adalah penelitian lapangan
(Field Research). Penelitian ini mengacu pada
data primer murni berupa jawaban
menggunakan kuesioner yang telah disiapkan
terhadap sampel atau responden.
Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode survey
dengan penyebaran kuisioner terhadap
penumpang Suteraloop untuk mengetahui
tingkat kepuasan pengguna Suteraloop dan
metode survey langsung di atas Suteraloop
dengan cara mengikuti perjalanan Suteraloop.
Kuesioner ini berisikan sejumlah
pernyataan mengenai objek penelitian yang
Gambar 1. Rute Suteraloop nantinya dijawab oleh responden
menggunakan metode Importance Performance
Survei pada penelian dilakukan dengan Analysis, IPA mempunyai fungsi utama untuk
menyebarkan kuesioner, dengan target menampilkan informasi berkaitan dengan
responden sebanyak 100 orang. Survey ini faktor-faktor pelayanan yang menurut
dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada hari pengguna Suteraloop sangat mempengaruhi
kerja dan menggunakan tenaga surveyor kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-
sebanyak 10 tenaga surveyor dalam rentan faktor pelayanan yang menurut pengguna perlu
waktu pukul 06.00-08.00 dan 17.00-19.00, ditingkatkan karena kondisi saat ini belum
sebelum menyebarkan kuesioner dilakukan memuaskan.
observasi rute yang dilalui oleh Suteraloop dan
Performance
(1)
Gambar 2. Diagram Kartesius
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih
karena hasil penelitian ini dibiayai oleh
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi dengan kontrak
penelitian No. 1598/K4/KM/2017.