Makalah Kelompok 3 - Manajemen Rantai Pasokan Dan Integrasi Vertikal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DAN INTEGRASI

VERTIKAL

Makalah ini disusun dan diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
“Bisnis Internasional”

Dosen Pengampu:
Putri Nazli, S.E., M.E

Oleh:

Adinda Amelia (2041000017)

Fitriya (2041000025)

M. Khairulipanda Nasution (2041000029)

Rika Evita Putri Siregar (2041000041)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah Swt., atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan, sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan
dengan baik. Sholawat serta salam juga turut penulis hadiahkan kepada
baginda Nabi Muhammad Saw., semoga penulis dan para pembaca
mendapat syafaat beliau diakhirat kelak.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah


Bisnis Internasional kami, Ibu Putri Nazli, S.E., M.E., atas segala ilmu
maupun bimbingan yang telah diberi kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami selaku


penyusun memohon maaf dan berharap agar pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun agar kedepannya dapat kami jadikan
pelajaran untuk penulisan makalah selanjutnya.

Medan, 25 Mei 2023

Penulis

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.................................................................................2

D. Manfaat Makalah.................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................4
A. Manajemen Rantai Pasokan dan Integrasi Vertikal.............................4

B. Mengelola Produktivitas dan Bisnis Internasional..............................6

C. Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional..................................9

D. Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional..............................12

BAB III PENUTUP.....................................................................2


A. Kesimpulan..........................................................................................2

B. Saran....................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini, permintaan masyarakat semakin meningkat,
mendorong perusahaan di dunia untuk semakin maju. manajemen rantai
pasok adalah proses produksi dan distribusi dapat dilakukan dengan tepat
dengan tujuan memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumen.1 Jadi,
jika suatu perusahaan telah menerapkan strategi Supply chain management
pasti akan lebih baik dalam mendapatlan keuntungan dan mengetahui apa
yang diinginkan oleh konsumen.

Semua itu disebabkan karena SCM ini mampu memberikan


informasi untuk perusaahan mulai dari bagaimana produk tersebut mereka
dapat di distribusikan, dan lainya. Ada juga beberapa komponen yang
mempengaruhinya yaitu perencanaan, pengadaan, inventaris, produksi,
transportasi, pengiriman, dan pengembalian dana.2 Integrasi vertikal, disi
lain mengacu pada strategi bisnis dimana sebuah perusahaan
menggabungkan beberapa tahap produksi atau distribusi dalam rantai
pasokannya. Dalam integrasi vertikal, perusahaan dapat memperluas kendali
atas aktivitas seperti produksi, distribusi, penjualan, dan pelayanan
pelanggan.

Integrasi vertikal memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan


beberapa tahap produksi atau distribusi dalam rantai pasokan. Dengan
demikian, integrasi vertikal dapat meningkatkan efisiensi dan koordinasi
antara berbagai entitas dalam rantai pasokan. SCM berperan penting dalam
mengelola dan mengoptimalkan operasi rantai pasokan terintegrasi tersebut,
memastikan aliran barang dan informasi yang lancar serta mengurangi
1
Hotni Mutiara Butarbutar, Nicholas, Jesselyn Larissa, dkk., Pengaruh Penerapan
Sistem Manajemen Sumber Daya Perusahaan (Erp) Dalam Meningkatkan Kinerja
Manajemen Rantai Pasok (Scm) Pt Aohai Technology Indonesia, Jurnal Promosi: Jurnal
Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol. 11, No.1, (2023), hlm. 158-159.
2
Sri Cici Afrida Cahyati, Kristina Thai, Jenny Yang, Pengaruh Penerapan Sistem
Dalam Meningkatkan Kinerja Manajemen Rantai Pasok Pada Pt. Citra Shipyard, Jurnal
Promosi: Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol. 11, No.1, (2023), 129.

1
waktu dan biaya yang diperlukan. Namun, dalam praktiknya, implementasi
manajemen rantai pasokan dan integrasi vertikal seringkali menemui
berbagai tantangan dan masalah yang harus dihadapi.

Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai topik


manajemen rantai pasokan dan integrasi vertikal.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen rantai pasokan? Bagaimana


strategi yang digunakan dalam manajemen rantai pasokan dan integrasi
vertikal?
2. Bagaimana strategi yang digunakan dalam mengelola kualitas
produktivitas dan bisnis internasional?
3. Bagaimana strategi yang digunakan dalam mengelola kualitas dan bisnis
internasional?
4. Bagaimana strategi yang digunakan dalam mengelola informasi dalam
bisnis internasional?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional.


2. Untuk mengetahui definisi rantai pasokan dan strategi manajemen rantai
pasokan dan integrasi vertikal.
3. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam mengelola
produktivitas dan bisnis internasional.
4. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam mengelola kualitas dan
bisnis internasional.
5. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam mengelola informasi
dalam bisnis internasional.

2
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memberikan literasi, edukasi dan informasi kepada para pembaca khususnya
bagi mahasiswa/i yang membutuhkan informasi mengenai topik
pembahasan manajemen rantai pasokan dan bisnis internasional.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Manajemen Rantai Pasokan dan Integrasi Vertikal
Supply Chain Management merupakan struktur proses pengolahan
dari bahan baku menjadi barang jadi yang kemudian dikirmkan hingga ke
tangan customer. 3Sedangkan menurut Ling Li menyatakan Suplly chain
management merupakan sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling
terkait untuk mengintegrasikan pemasok, manufaktur, gudang, jasa
transportasi, pengecer dan konsumen secara efisien. Selanjutnya menurut
Roger, manajemen rantai pasokan/supply chain management adalah
perencanaan desain dan kontrol aliran informasi dan material di sepanjang
rantai pasokan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan secara efisien
sekarangn dan di masa depan.4

Menurut Pujawan, rantai pasok merupakan jaringan perusahaan-


perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan
menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Rantai pasok
diartikan sebagai urutan proses pengambilan keputusan mengenai bahan
baku, informasi, dan modal yang dialakukan oleh suatu perusahaan untuk
memenuhi permintaan konsumen.5

Menurut Lambert et. al dalam Croxton, proses-proses bisnis dalam


supply chain management terdiri atas delapan bagian yang meliputi:

3
Ridho Fachrozie, Ahmad Muharmansyah Rezeki Maulana, Siti Aisyah,
Pengaruh Supply Chain Management (SCM) Terhadap Keunggulan Bersaing Perusahaan
Di Kota Medan, Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM), Vol. 2, No. 1,
(2022), Hlm 2105.
4
Firza Faturahman, Analisis Pengukuran Kinerja Supply Chain Management
(SCM) Terhadap Kinerja Dan Daya, Jurnal Bina Bangsa Ekonomika Vol. 14, No.2, (2021),
Hlm. 428.
5
Muchammad Fariq Maulana, Nur Isnaini, Dea Nur Zuraidah, Yusuf Amrozi,
Model Supply Chain Management Pada Produk Industri Agraris Dan Turunan Supply
Chain Management Model For Agricultural Industrial Products And Derivatives, Jurnal
Agroindustri Halal, Vol. 6, No. 1, (2020), Hlm. 13.

4
manajemen hubungan pelanggan, manajemen pelayanan pelanggan,
manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran manufaktur,
manajemen hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk,
dan manajemen pengembalian (return management), seperti gambar
dibawah ini:6

Gambar 1 Proses-Proses Bisnis Rantai Pasokan

Sumber: Listiya Andana Lubis, dkk., (2022).

Fungsi dari supply chain management yaitu mengubah bahan


mentah menjadi bahan siap untuk dikonsumsi serta halal yaitu dengan
membuat sebuah planning untuk melanjutkan kedepannya bagaimana,
mencapai tujuan yang akan dituju, menyusun organisasi dalam pencapaian
rencana yang akan dituju, menginstruksi kerja guna untuk berjalannya
proses perencanaan, didalam penginstruksisan terdapat pengendalian supaya
optimal dalam proses bekerja dan juga supply chain management
mempunyai tujuan yaitu untuk melakukan efektifitas mulai dari pemasok,
produsen, penadah, dan penjual yang saling berhubungan dan
berkomunikasi.
6
Listiya Andana Lubis, Annisah Fildzania Hayatunnufus, Siti Aisyah, Peran
Teknologi Informasi Dalam Penerapan Proses Bisnis Pada Supply Chain Management
(SCM), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi (JIMMBA), 4(4),
(2022), Hlm. 457.

5
Adapun perkembangan supply chain management dilatar belakangi
oleh akselerasi perubahan lingkungan seperti faktor-faktor:

1. Tuntutan konsumen yang semakin kritis.


2. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, transportasi dan perbankan yang
semakin canggih memungkinkan berkembangnya model bar dalam aliran
material/produk.
3. Daur hidup produk sangat pendek siring dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dalam lingkungan pasar.
4. Kesadaran konsumen akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan
dalam kehidupan, menuntut industri manufaktur memasukkan konsep-
konsep ramah lingkungan mulai dari proses perancangan produk, proses
produksi maupun proses distribusinya.
5. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada
konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur
distribusi.
6. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan
semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun
keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan
penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan supply chain management.
7. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen
yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan
meningkatkan laba perusahaan semakin besar. Perusahaan yang
mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun
akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.7

Untuk upaya mengoptimalkan supply chain management dengan


membangun alur komunikasi dan informasi yang akurat antar organisasi
tersebut, pemasukan barang bergerak dengan efektif guna menghasilkan
kepuasan pelanggan. Semua aliran harus terintegrasi untuk agar dapat

7
Ridho Fachrozie, Ahmad Muharmansyah Rezeki Maulana, Siti Aisyah,,, Hlm.
2106.

6
tercipta proses yang optimal meliputi 8upstream supply chain melakukan
hubungan antara perusahaan dengan vendor, downstream supply chain
melakukan kegiatan mentransfer barang dari perusahaan langsung ke
konsumen, internal supply chain ini mengontrol ketersediaan pemasukan
barang. Menurut Heizer and Render perusahaan harus memutuskan suatu
strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar.
Beberapa strategi tersebut antara lain:

1. Banyak Pemasok. Dengan strategi banyak pemasok, pemasok


menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan penawaran, dengan
pesanan yang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan
penawaran rendah.
2. Sedikit Pemasok. Strategi yang memiliki sedikit pemasok
mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek, seperti
biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang
dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit
dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki skala
ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya
produksi yang lebih rendah.
3. Integrasi Vertikal. Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untuk
memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli
perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil
bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan
perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan
produsen komponen untuk membuat produk jadi.
4. Jaringan Keiretsu. Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang
untuk menggambarkan perang menjadi bagian dari sebuah perusahaan.
Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan
karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan
keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi.

8
Meylia Candrawati, Evaluasi Supply Chain Management (Studi Kasus Pada Pt
Aseli Dagadu Djokdja), Accounting And Business Information Systems Journal, 6(2),
(2018), Hlm. 2.

7
5. Perusahaan Virtual. Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan
pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga
dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.9

Terdapat keuntungan penggunaan supply chain management yaitu:

1. Mengurangi stok barang, sehingga dapat mengurangi biaya penyimpanan


dan kerusakan, serta resiko hilangnya barang akibat penyimpanan.
2. Penyediaan barang antar sektor dan vendor akan terjamin lancar.
3. Terjaminnya kualitas material yang dipasok sesuai dengan kondisi pasar
yang diinginkan.

Adanya keuntungan terdapat pula hambatan yang sering kali muncul


secara tiba-tiba. Hambatan yang dialami penggunaaan supply chain
management dan pastinya membutuhkan berbagai pihak untuk mendukung
atas hambatan tersebut diantaranya:

1) Untuk meningkatkan kualitas produksi dengan cara memuaskan


konsumen. Tetapi dibalik itu semua para produsen mengalami kewalahan
karena para konsumen pastinya menginginkan produk yang lebih baik
kualitas nya tanpa melihat betapa susahnya produsen mengolah produk
sedemikian bagus rupaa nya demi memuaskan consumer.
2) Turunnya proses dalam sebuah produk mengakibatkan perusahaan over
control dalam mengatur jumlah persediaan barang karena dalam
pengaturan tersebut membutuhkan waktu tertentu.
3) Ada banyak customer yang memesan dengan pemenuhan permintaan
dengan cepat tanpa melihat kestandaran produk.
4) Adanya Fragmentation of Supply Chain Ownership (terlibatnya banyak
pihak dimana masing masing memiliki kepentingan) globalisasi
mengakibatkan semakin rumitnya proses SCM karena mencakup luasnya
negara.
5) Miss komunikasi sering terjadi antar konsumen maupun sesama staff.

9
Kardinah Indrianna Meutia, Bintang Narpati, Dian Sudiantini, Bisnis
Internasional, (Purwokerto: CV. Pena Persada, 2022), Hlm. 137.

8
6) Ketidakpastian dalam permintaan baik itu dari permintaan, pasokan, dan
internal.10

B. Mengelola Produktivitas dan Bisnis Internasional


Menurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam Husein, 2002:9)
menjelaskan bahwa produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan
antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input). Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua
dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada
pencapaian target berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang
kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input
dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan.

Pendapat yang demikian itu menunjukkan bahwa produktivitas


mencakup sejumlah persoalan yang terkait dengan kegiatan manajemen dan
teknis operasional. Produktivitas adalah ukuran kinerja ekonomi
perbandingan antara jumlah hasil produksi dan jumlah sumber daya yang
dipakai untuk produksi tersebut. Semakin sedikit sumber daya yang
diperlukan dalam produksi, semakin tinggi produktivitas dan semua pihak
beruntung.

Produktivitas juga mengacu pada kuantitas dan kualitas hasil


produksi. Pemakaian sumber daya secara lebih efisien akan menghasilkan
jumlah produk yang lebih banyak. Peningkatan produktivitas merupakan
dambaan setiap perusahaan, produktivitas mengandung pengertian
berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis. Produktivitas berkenaan
dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa
yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat
pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung
pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari

10
Muchammad Fariq Maulana, Nur Isnaini, Dea Nur Zuraidah, Yusuf Amrozi,,,
hlm. 13-14.

9
hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Hal ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.
Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa
pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-
unsur yang relevan sebagai sistem.11

Sedangkan menurut Muchdarsyah untuk meningkatkan produktivitas


berkaitan dengan beberapa sumber diantaranya yaitu:

1. Modal merupakan perbandingan dari hasil kerja manusia perjam melalui


waktu yang dipengaruhi oleh volume, variasi, dan hasil tahunan modal
tetap. Dalam usaha meningkatkan produktivitas sangat dipengaruhi oleh
penggunaan peralatan yang dipilih secara baik. yang lebih baik dari
peralatan tersebut seperti:
a. Pemilihan daya guna yang cocok,
b. Penjadwalan daya guna mesin,
c. Pengaturan pelayanan dan perawatan mesin,
d. Melatih dan memberikan pelajaran kepada pekerja operasionalnya.
2. Tenaga kerja salah satu areal potensi yang tertinggi dalam peningkatan
produktivitas adalah mengurangi jam yang tidak efektif, lamanya bekerja
dan proporsi penempatam waktu yang produktif sangat tergantung
kepada cara mengaturnya, latihan, dan motivasinya. Banyaknya waktu
produktif yang terbuang pada umumnya disebabkan.
a. Struktur waktu kerja. Disini dikehendaki kemampuan manajemen dan
pengawasan untuk mengurangi sebab-sebab utama dari kerugian
waktu serta membantu merencanakan teknik-teknik peningkatan
produktivitas bagi kepentingan individu dan kelompok pelaksana.
b. Peningkatan efektivitas dari waktu kerja. Dalam peningkatan
produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu. Sikap
dalam bekerja serta manajemen organisasi kerja. Sekurang-kurangnya
harus diketahui tingkat pendidikan, jenis teknologi, kondisi kerja,
kondisi kesehatan baik fisik dan mental.

11
Kardinah Indrianna Meutia, Bintang Narpati, Dian Sudiantini,,, hlm. 138-139.

10
c. Untuk menilai apakah pekerja tertarik terhadap pekerjaan untuk dapat
bekerja lebih gesit dapat dilihat dari sikap (terhadap tugas, teman
sejawat, dan pengawas), keanekaragaman tugas, sistem insentif
(sistem upah dan bonus), kepuasan kerja, perspektif dari ambisi dan
promosi.
d. Insentif (perangsang) Penghargaan serta penggunaan motivator yang
tetap akan menimbulkan suasana yang kondusif atau berakibat
kepada produktivitas yang tinggi. Semua mencakup sistem pemberian
insentif dan usaha-usaha untuk menambah kepuasan kerja melalui
sarana yang beranekaragam pula. Selain hal diatas, produktivitas
memerlukan persyaratan lain sebagai faktor pendukung, yaitu
hubungan kerja yang harmonis, kemauan kerja yang sesuai dengan isi
kerja, lingkungan kerja yang nyaman, kondisi kerja yang manusiawi,
penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum.12

Dunia bisnis harus meningkatkan produktivitasnya, karena mereka


akan menghadapi pasar luas yang makin berkembang. Usaha meningkatkan
produktivitas ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Mempengaruhi mesin-mesin dengan mesin modern, canggih, agar hasil


produksinya tidak ketinggalan zaman dan efisien dalam melakukan
produksi.
2. Kembangkan kegiatan Research and Development. Sediakan dana untuk
itu, agar bisa berkembang desain, mutu dan pasar baru dari produk yang
dihasilkan.
3. Di negara maju banyak dicoba pemakaian robot, untuk mempercepat dan
mempermudah pekerjaan.
4. Kembangkan manajemen personalia agar karyawan dapat dimotivasi
dalam meningkatkan produksi dan moralnya lebih baik.13

12
Muhammad Rifai, Manajemen Bisnis, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2020),
hlm. 74-75.
13
Muhammad Rifai, hlm. 76.

11
C. Mengelola Kualitas dalam Bisnis Internasional
Kualitas dalam bisnis internasional sangat berkaitan erat dengan
produktivitas bisnis. Tanpa kualitas yang memuaskan, produk tersebut akan
ditolak oleh konsumen. Memproduksi kualitas berarti menghasilkan
kecocokan kegunaan (menyediakan fitur-fitur yang diinginkan oleh
konsumen). Manajemen kualitas terpadu, kadang-kadang disebut juga
sebagai manajemen kualitas total merupakan langkah strategis penting
TQM. Adanya beberapa istilah inti yang terkait teori total quality
management (TQM) yaitu continious quality improvement (peningkatan
mutu berkelanjutan), quality improvement (perbaikan mutu), dan continious
improvement (perbaikan terus menerus). 14

Total quality management (TQM) mencakup semua aktivitas yang


menyediakan produk berkualitas ke pasaran. TQM mempertimbangkan
semua bagian dari bisnis (konsumen, supplier, dan karyawan). Pendekatan
strategis dari TQM berawal dari fokus konsumen, mencakup metode-
metode menentukan keinginan konsumen untuk kemudian mengarahkan
semua sumber daya perusahaan dalam rangka memenuhi keinginan tersebut.
TQM mencakup empat aktivitas manajerial dasar:

1. Merencanakan kualitas
2. Mengorganisasikan kualitas
3. Mengarahkan kualitas
4. Mengendalikan kualitas15

Tujuan Total Quality Management (TQM) adalah untuk


mencapai perbaikan dan transformasi jangka panjang yang konsisten
dalam kualitas produk dan layanan dengan mengoordinasikan upaya
setiap departemen dan proses dalam suatu organisasi. Kepuasan
penuh pada bagian dari audiens target adalah tujuan akhir. Total Quality
Management (TQM) didasarkan pada komitmen seluruh perusahaan
untuk, dan pendekatan sistematis untuk, mengidentifikasi dan
14
Suci Hartati, Mutaqim Hasan, Manajemen Strategi Menggunakan TQM dan
SWOT dalam Menganalisis Maju Mundurnya Sebuah Organisasi, AN NAJAH: Jurnal
Pendidikan Islam dan Sosial Agama,Vol. 2, No.2, (2023), hlm. 13.
15
Kardinah Indrianna Meutia, Bintang Narpati, Dian Sudiantini,,, 138-139.

12
memuaskan kebutuhan dan harapan pelanggan untuk meningkatkan
kualitas semua aspek bisnis.16

Alat bantu TQM meliputi:

1. Analisis value-added mengevaluasi semua aktivitas kerja, alur material,


dan kertas kerja dalam rangka menilai kegunaan yang diterima oleh
konsumen.
2. Statistical Process Control (SPC) adalah metode di mana data
dikumpulkan dan variasi aktivitas produksi dianalisis dalam rangka
menentukan perlunya perbaikan aturan, contohnya adalah studi variasi
proses dan bagan kendali.
3. Studi kualitas/biaya mengidentifikasikan biaya lancar dari perusahaan
dan menyingkapkan area di mana perbaikan bisa menghasilkan potensi
penghematan biaya terbesar, terkait dengan menemukan, memperbaiki,
atau mencegah barang dan jasa yang tidak baik (yang bisa muncul dari
kegagalan internal yang terjadi selama produksi dan barang masih berada
di dalam dan kegagalan eksternal yang terjadi setelah barang berada di
luar/pasaran).
4. Tim Quality Improvement (QI) adalah kelompok kerjasama dari pekerja
yang berasal dari berbagai area kerja yang bertemu secara rutin dalam
rangka mendefinisikan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah
produksi umum, dengan tujuan meningkatkan metode kerja mereka
sendiri dan juga produk yang mereka hasilkan.
5. Benchmarking meningkatkan hasil produksi atau prosedur bisnis
perusahaan dengan cara membandingkannya terhadap kinerja masa
lalunya atau praktik terbaik dari perusahaan lain.
6. Lebih dekat kepada konsumen adalah proses menjaga kontak erat dengan
konsumen dan mencari cara untuk menjamin bahwa perusahaan
menyediakan nilai dan kualitas yang diinginkan pada produk-produk
yang dipakai oleh konsumen.17

16
Suci Hartati, Mutaqim Hasan,,, hlm. 14.
17
Kardinah Indrianna Meutia, Bintang Narpati, Dian Sudiantini,,, 140.

13
ISO 8402 (quality vocabulary) mendefinisikan manajemen kualitas
sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang
menentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan, dan tanggung jawab, serta
mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti berikut ini.

a. Perencanaan Kualitas (Quality Planning).

Perencanaan adalah penetapan dan pengembangan tujuan dan


kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas.

b. Pengendalian Kualitas (Quality Control).

Pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional yang


digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas.

c. Jaminan Kualitas (Quality Assurance).

Jaminan kualitas adalah semua tindakan terencana dan sistematis


yang diimplementasikan dan didemonstrasikan untuk memberikan
kepercayaan yang cukup bahwa produk akan memuaskan kebutuhan untuk
kualitas tertentu.

d. Peningkatan Kualitas (Quality Improvement)

Peningkatan kualitas adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk


meningkatkan nilai produk pelanggan melalui peningkatan efektivitas dan
18
efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur organisasi.

D. Mengelola Informasi dalam Bisnis Internasional


Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk
pembuatan keputusan. 19Strategi mengelola sistem informasi internasional:

1. Memilih aplikasi terbaik dari semua subsidiari untuk digunakan sebagai


aplikasi global,

18
H.A., Rusdiana, Manajemen Operasi, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), hlm.
221-222.
19
Dewi Selviani Y, Siti Aminah Siregar, Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Terhadap Pengendalian Internal Persediaan Pada PT Trijati Primula, Land
Journal, Vol. 2, No. 1, (2021), hlm. 56.

14
2. Membentuk tim pengembang multinasional yang mewakili berbagai
subsidiary, pengembangan paralel, dimana masing-masing subsidiari
mengerjakan bagian interface-nya masing- masing, dan
3. Menunjuk center of excellence, dimana subsidiari tertentu yang lebih
berpengalaman ditunjuk untuk mengembangkan sistem.20

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Supply Chain Management merupakan struktur proses pengolahan
dari bahan baku menjadi barang jadi yang kemudian dikirmkan hingga ke
tangan customer. Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untuk
memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli

20
Kardinah Indrianna Meutia, Bintang Narpati, Dian Sudiantini,,, Hlm. 140.

15
perusahaan pemasok atau distributor. Produktivitas mengacu pada kuantitas
dan kualitas hasil produksi Usaha meningkatkan produktivitas dapat
dilakukan dengan cara mempengaruhi mesin-mesin dengan mesin modern,
canggih, agar hasil produksinya tidak ketinggalan zaman dan efisien dalam
melakukan produksi, kembangkan kegiatan Research and Development, di
negara maju banyak yang menggunakan robot, kembangkan personalia agar
meningkatkan motivasi karyawan. Manajemen kualitas terpadu, kadang-
kadang disebut juga sebagai manajemen kualitas total merupakan langkah
strategis penting TQM. Total Quality Manajemen mencakup empat aktivitas
dasar manajerial mencakup merencanakan kualitas, mengorganisasikan
kualitas, mengarahkan kualitas, mengendalikan kualitas. Strategi mengelola
sistem informasi internasional memilih aplikasi terbaik dari semua
subsidiari untuk digunakan sebagai aplikasi global, membentuk tim
pengembang multinasional yang mewakili berbagai subsidiary,
pengembangan paralel, dimana masing-masing subsidiari mengerjakan
bagian interface-nya masing- masing, dan menunjuk center of excellence,
dimana subsidiari tertentu yang lebih berpengalaman ditunjuk untuk
mengembangkan sistem

B. Saran
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan makalah di masa mendatang. Selanjutnya, penulis
berharap makalah ini dapat dijadikan sumber referensi khususnya bagi
mahasiswa yang membahas permasalahan yang sama dan diharapkan bagi
penulis selanjutnya untuk mencari sumber literatur yang terbaru agar
topik ini dapat memiliki ruang lingkup pembahasan yang lebih luas

16
DAFTAR PUSTAKA
Candrawati, M. (2018). Evaluasi Supply Chain Management (Studi Kasus
Pada PT Aseli Dagadu Djokdja). Accounting and Business
Information Systems Journal, 6(2). 1-10.

Fachrozie, R., Maulana, A. M. R., & Aisyah, S. (2022). Pengaruh Supply


Chain Management (SCM) Terhadap Keunggulan Bersaing
Perusahaan di Kota Medan. JIKEM: Jurnal Ilmu Komputer,
Ekonomi dan Manajemen, 2(1), 2104-2107.

Faturahman, F. (2021). Analisis Pengukuran Kinerja Supply Chain


Management (Scm) Terhadap Kinerja Dan Daya Saing Pada Cv
Polacindo Beka. Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, 14(2), 427-430.

Hartati, S., & Hasan, M. (2023). MANAJEMEN STRATEGI


MENGGUNAKAN TQM DAN SWOT DALAM MENGANALISIS
MAJU MUNDURNYA SEBUAH ORGANISASI. An Najah
(Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan), 2(2), 14-23.

Lubis, L. A., Hayatunnufus, A. F., & Aisyah, S. (2022). Peran Teknologi


Informasi dalam Penerapan Proses Bisnis pada Supply Chain
Management (SCM). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi (JIMMBA), 4(4), 456–461.

Maulana, M. F., Isnaini, N., Zuraidah, D. N., & Amrozi, Y. (2020). Model
Supply Chain Management pada Produk Industri Agraris dan
Turunan. JURNAL AGROINDUSTRI HALAL, 6(1), 011–019.

Meutia, K. I., Narpati, B., Sudiantini, D., (2022). Bisnis Internasional.


Purwokerto. CV. Pena Persada.

Yulientinah, D. S., & Siregar, S. A. (2021). Pengaruh Sistem Informasi


Akuntansi Persediaan Terhadap Pengendalian Internal Persediaan
Pada PT Trijati Primula. Land Journal, 2(1), 54-64.

Rifai, M. (2020). Manajemen Bisnis. Medan. CV. Pusdikara Mitra Jaya.

17
Rusdiana, H., A. (2014). Manajemen Operasi. Bandung. CV. Pustaka Setia.
Butarbutar, H. M., Nicholas, N., Larissa, J., Yuki, N., Liu, L. C., & Qadri, R. A. (2023).
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA
PERUSAHAAN (ERP) DALAM MENINGKATKAN KINERJA MANAJEMEN
RANTAI PASOK (SCM) PT AOHAI TECHNOLOGY INDONESIA. PROMOSI
(Jurnal Pendidikan Ekonomi), 11(1).
Cahyati, S. C. A., Thai, K., Jenny, Y., Susanti, O., Syahara, E., Qadri, R. A., & Zai, I.
(2023). PENGARUH PENERAPAN SISTEM DALAM MENINGKATKAN
KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PT. CITRA
SHIPYARD. PROMOSI (Jurnal Pendidikan Ekonomi), 11(1).

18

Anda mungkin juga menyukai