Raes Masailul Fiqih

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

(Status hukum anak angkat, pungut dan hasil zina)

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Masailul Fiqih

Dosen Pengampu :

Misbakhul Munir AlMubarok, M.H

Disusun oleh :

Raes Hipa Dyah Pratamawati (X.03/20.21/02.11279)

KELAS J KARANGANYAR

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ISLAM MAMBAUL’ULUM SURAKARTA

2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendidikan Agama di Sekolah”.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pendidikan Agama di Sekolah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Hj. Heny Trikusuma H, S.Ag., M.Pd selaku dosen
Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Karanganyar, 20 September 2022

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................

C. TUJUAN MASALAH......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................

KESIMPULAN....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Anak merupakan amanat dari Allah yang harus diperhatikan, baik kebutuhan fisiknya maupun
kebutuhun ruhaniahnya. Oleh sebab itu, merawat anak itu wajib dan mendidiknya lebih wajib
lagi. Islam mengganjar dengan dosa besar bagi orang-orang yang menterlantarkan anak-
anaknya, tidak diperkenalkan akhlak, tidak diperkenalkan pendidikan. Padahal seorang anak
merupakan penerus generasi yang memegang peranan penting bagi eksistensi agama serta
kemajuan bangsa dan Negara. Orangtua kelak akan dimintakan pertanggungjawaban atas anak-
anaknya dihadapan Allah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah maksud dari anak angkat, anak pungut, anak hasil zina, dan anak hasil inseminasi?

2. Bagaimanakah status anak angkat, anak pungut, anak hasil zina, dan anak hasil inseminasi?

3. Bagaimanakah pandangan Islam dengan anak tersebut?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian anak angkat, pungut, hasil zina, dan inseminasi.

2. Mengetahui status anak angkat, pungut, hasil zina, inseminasi.

3. Mengetahui pandangan islam tentang anak tersebut.

BAB II

Pembahasan
A. Pengertian anak angkat, pungut, hasil zina, dan hasil inseminasi

Pengertian anak angkat

• Menurut undang - undang nomor 35 tahun 2014, Anak Angkat adalah Anak yang haknya
dialihkan dari lingkungan kekuasaan Keluarga Orang Tua, Wali yang sah, atau orang lain yang
bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan Anak tersebut ke dalam
lingkungan Keluarga Orang Tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.

• Sebelum islam datang, orang arab jahiliyah telah mempraktekkan mengangkat anak. Namun
praktek pengangkatan anak ketika itu merupakan sebuah budaya yang jauh dari norma norma
islam. Orang jahiliyah mengangkat anak dengan menjadikannya sebagai anaknya sendiri,
menghilangkan nasab aslinya dan menggantikan nasabnya kepada dirinya (bapak asuh). Dengan
demikian tidak ada batas pergaulan antara anak angkatnya yang laki laki dengan anak asli
perempuannya. Orang jahiliyah menyamakan hak angkat dengan anak aslinya dalam hal
warisan dan mengharamkan kawin dengan anak perempuan aslinya atau dengan istrinya jika ia
sudah mati. Budaya seperti ini sebelum islam datang sudah menjadi kebiasaan yang ramai
dilakukan oleh orang orang Jahilyah. Sampai sampai sebelum ada hukum yang ditegaskan oleh
Islam Nabi Muhammad SAW pernah mengangkat Zaid bin Haritsah, seorang pemuda yang
tertawan sejak kecil pada suatu peperangan. Kemudian Hakim bin Hazam membelinya dan
diserahkanlah Zaind bin Haritsah kepada Khadijah. Kemudian Khadijah menikah dengan Nabi
Muhammad, maka diserahkanlah Zaid bi Haritsah kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian
bapak dan pamannya mengetahui posisi anaknya. Maka nabi menyuruh Zaid untuk memilih
diasuh oleh bapaknya atau oleh nabi. Tapi Zaid lebih memilih nabi. Melihat sikap Zaid seperti
itu, paman dan bapaknya merelakannya. Maka nabi memerdekakannya dan mengangkatnya
sebagai anak angkat dan peristiwa ini disaksikan oleh kaum Muslimin ketika itu. Maka ketika itu
orang orang Jahiliyah memanggil Zaid dengan Zaid bin Muhammad, ketika itulah Allah SWT
memerintahkan kepada nabi untuk menerapkan hukum islam yang baru dan menghilangkan
kebiasaan mengangkat anak pada zaman jahiliyah yang menisbatkan nasab kepada bapak
angkatnya. Turunlah surat al Ahzab ayat 4-5.

Pengertian anak pungut

• Anak pungut adalah anak yang dijadikan sebagai anak asuh yang tidak diketahui siapa
nasabnya (ibu bapaknya). Dalam bahasa arabnya disebut al laqith, seperti anak yang dipungut
dari tempat pembuagan. Anak itu dibuang oleh ibunya yang tidak bertanggung jawab karean
untuk menghilangkan malu dari perbuatannya diluar nikah (kumpul kebo/free sex). Dan
termasuk anak pungut juga, anak yang diserahkan kerumah sakit karena orangtuanya tidak
mampu membayar biaya kelahiran.

Pengertian anak pungut diatas sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Sayyid Sabiq. Ia
mengartikan anak pungut adalah anak yang belum dewasa yang ditemukan dijalan dan tidak
diketahui nasabnya. Berdosa besar orang tua yang menelantarkan anaknya dan disisi lain
berpahala besar orang yang menyelamatkan dan mengurusnya. Tertuang di dalam QS Al
Maidah ayat 32

Pengertian anak hasil zina

Anak zina adalah anak yang lahir akibat hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan
tanpa adanya ikatan perkawinan. Meskipun terlahir sebagai anak zina, ia tetap dilahirkan dalam
keadaan suci dan tidak membawa dosa turunan. Namun demikian, anak hasil zina tetap tidak
mempunyai hubungan nasab dengan laki-laki yang menzinai ibunya, ia hanya dinasabkan
dengan ibu yang melahirkannya. Sabda Nabi SAW. "Nabi saw bersabda tentang anak hasil zina:
“Bagi keluarga ibunya ...” (HR. Abu Dawud).

Pengertian anak hasil inseminasi

Pengertian inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial


artinya buatan atau tiruan. Sedangkan insemination berasal dari kata latin, insemnatus artinya
pemasukan atau penyampaian. Dalam kamus, artificial insemination adalah penghamilan
(pembuahan buatan).

Kata inseminasi itu sendiri dimaksudkan oleh dokter Arab dengan istilah dari fiil menjadi yang
berarti mengawinkan atau mempertemukan (memadukan). Kita mengenal dua macam
inseminasi yaitu alamiah atau natural insemination yaitu pembuahan dengan cara hubungan
badan antara dua jenis biologis. Dan insemination buatan atau artificial insemination.

Jadi yang dimaksud dengan inseminasi buatan adalah pengahmilan buatan yang dilakukan
terhadap seorang wanita tanpa melalui cara alami, melainkan dengan cara memasukkan
sperma laki-laki ke dalam rahim wanita tersebut dengan pertolongan dokter. Istilah lain yang
semakna adalah kawin suntik, penghamilan buatan dan permanian buatan.
B. Pandangan islam tentang anak tersebut

Anak angkat

Para ulama fikih sepakat menyatakan bahwa Hukum Islam melarang praktik pengangkatan anak
yang memiliki implikasi yuridis seperti pengangkatan anak yang dikenal oleh hukum
barat/hukum sekuler dan praktik masyarakat jahiliyah; dalam pengertian pengangkatan anak
yang menjadikan anak angkat menjadi anak kandung, anak angkat memiliki hak waris sama
dengan hak waris anak kandung, orang tua angkat menjadi wali mutlak terhadap anak angkat.
Hukum Islam hanya mengakui pengangkatan anak dalam pengertian beralihnya kewajiban
untuk memberikan nafkah sehari-hari, mendidik, memelihara, dan lain-lain, dalam konteks
beribadah kepada Allah Swt.

Anak hasil zina

Kedudukan anak luar nikah dalam Islam, bahwa anak yang dilahirkan secara sah sesuai dengan
ketentuan ajaran Islam mempunyai kedudukan yang baik dan terhormat. Ia masih mempunyai
kedua orang tua, shingga ia berhak mendapatkan pendidikan, bimbingan, nafkah, dan biaya
hidup sampai ia bisa mandiri. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah: 233 yang isinya
memberikan kewajiban kepada seorang ibu untuk menyusui atau memberi makan kepada
anaknya sehingga pertumbuhannya baik dan sehat.

Anak hasil inseminasi

Hal ini sesuai dengan kaidah hukum fiqh Islam: “Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu)
diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/ terpaksa
itu membolehkan melakukan hal-hal yang terlarang”

Terkandung dalam QS. Al-Isra: 70, dan QS. At-Tin: 4

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang
mempunyai kelebihan/ istimewa sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan
Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa
menghormati martabatnya sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia.
Sebaliknya inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia
(human dignity) sejajar dengan hewan yang di inseminasi.
Bab III

Penutup

Kesimpulan

Anak angkat adalah Anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan Keluarga Orang Tua,
Wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan
membesarkan Anak tersebut ke dalam lingkungan Keluarga Orang Tua angkatnya berdasarkan
putusan atau penetapan pengadilan.
Anak pungut yaitu anak yang belum dewasa yang ditemukan dijalan dan tidak diketahui
nasabnya.

Anak hasil zina, anak yang lahir akibat hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan.

Anak inseminasi, penghamilan buatan yang dilakukan terhadap seorang wanita tanpa melalui
cara alami, melainkan dengan cara memasukkan sperma laki-laki ke dalam rahim wanita
tersebut dengan pertolongan dokter. Istilah lain yang semakna adalah kawin suntik,
penghamilan buatan dan permanian buatan.

DAFTAR PUSTAKA

Aibak, Kutbuddin. 2009 Kajian Fiqih Kontemporer, cet ke-1, Yogyakarta: Teras.

Masjfuk Zuhdi. 1989. Masail Fiqhiyah. Malang. PT. Toko Gunung Agung.

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007

Anda mungkin juga menyukai